JAUR
(Journal of Architecture and Urbanism Research)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur
Abstract
The phenomenon of child abuse is a very concerning thing, as seen from cases of child abuse that increase
every year in Indonesia, violence that occurs includes physical, psychological, sexual and economic violence
that has an impact on mental health. There needs to be special treatment to see the number of victims of
child abuse cases in various regions. In Riau province the level of violence cases from 2012 - 2020
68
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (1) Oktober 2021: 68-77
amounted to 1225 cases and the city of Pekanbaru is a contributing area of violence cases with a total of
713 cases. Cases of violence that occur are dominated by sexual violence, this proves the low awareness of
the community and the need for treatment especially for victims of violence, namely children, because
children's mental health is very influential on optimizing their development especially children victims of
physical and psychological violence need appropriate facilities and treatment. This is the basis for creating
a Children's Mental Health Center as a place that can accommodate and serve the needs of mental health
in which there are counseling, sharing, relaxation and other supporting facilities. This design uses a
Healing Environment Approach which emphasizes the principle of healing as the application of design, not
only physically non-physical aspects also influence each other by creating an atmosphere of adjustment of
design elements that provide positive stimuli for the five senses so as to create a conducive environment in
the healing process.
How to Cite: Amalia, N.R, Pedia Aldy, Arief Al Husaini. (2021). Pusat Kesehatan Mental Anak dan Remaja Korban
Kekerasan dengan Healing Environment di Pekanbaru. JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research). 5(1):
68-77
69
Nada R.A, Pedia Aldy, M. Arief Al Husaini, Pusat Kesehatan Mental Anak dan Remaja dengan Healing Environment
70
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (1) Oktober 2021: 68-77
kondusif menyatu dengan lingkungannya dan pada Anak dan Remaja Korban
dapat mempengaruhi proses kesehatan Kekerasan di Pekanbaru?
psikologi dan perilaku anak menjadi lebih baik. c. Bagaimana merumuskan konsep yang
Perancangan Pusat Kesehatan Mental pada tepat dalam perencanaan Kesehatan
Anak Korban Kekerasan ini menerapkan Mental pada Anak dan Remaja Korban
pendekatan Healing Environment dimana Kekerasan di Pekanbaru?
dikenal sebagai konsep lingkungan
penyembuh, Healing Environment merupakan METODE PENELITIAN
suatu desain lingkungan terapi yang
Perancangan Pusat Kesehatan Mental
memadukan antara unsur alam, indra dan
pada Anak dan Remaja Korban Kekerasan di
psikologis (Lidayana et al., 2013).
Pekanbaru ini mewadahi seluruh kegiatan yang
Konsep desain menghadirkan prinsip
berkaitan dengan pemulihan kesehatan mental
Healing Environment, sebagai penerapannya
bagi anak dan remaja korban kekerasan.
tidak hanya secara fisik dari segi non-fisik pun
Penyediaan fasilitas yang dapat memenuhi
saling mempengaruhi dengan menciptakan
kebutuhan pemulihan kesehatan mental
suasana terhubung dengan alam kemudian
merupakan tanggapan untuk mengurangi,
penyesuaian elemen desain yang memberi
menangani dan mencegah terjadinya gangguan
rangsangan positif bagi kelima panca indera
mental bagi anak dan remaja yang
dimana indra manusia akan memproses di otak
membutuhkan penanganan akibat maraknya
yang selanjutnya mempengaruhi psikologis.
kasus kekerasan yang terjadi serta belum
Pada perancangan Pusat Kesehatan Mental
tersedianya fasilitas yang memadai sehingga
pada Anak dan Remaja Korban Kekerasan di
perlu mewujudkan adanya suatu sarana
Pekanbaru ini memiliki kesesuaian dengan
berbasis arsitektur yang dapat menciptakan
konsep Healing Environment apabila diterapkan
lingkungan yang positif dalam pemulihan
pada bangunan akan selaras dengan tujuan
kesehatan mental yang disesuaikan dengan
perancangan dan elemen desain yang
kebutuhan baik secara fisik maupun psikis
digunakan terhubung dengan alam,
melalui elemen-elemen arsitektural yang
penerapannya seimbang tidak hanya di luar
mengutamakan aspek pemulihan kesehatan.
namun juga dalam menciptakan kualitas
Prinsip desain Healing Environment
lingkungan yang mempercepat pemulihan
merupakan solusi dalam mewujudkan
kesehatan mental korban.
lingkungan yang positif dan bertujuan untuk
Perancangan Pusat Kesehatan Mental
mempercepat pemulihan kesehatan, sehingga
pada Anak dan Remaja Korban Kekerasan di
memiliki kesesuaian apabila Healing
Pekanbaru ini memiliki tantangan masalah
Environment diterapkan pada perancangan
sebagai berikut:
Pusat Kesehatan Mental pada Anak dan
a. Bagaimana merumuskan kebutuhan
Remaja Korban Kekerasan di Pekanbaru ini
fasilitas yang dapat mewadahi segala
yang merupakan sarana untuk menangani
kegiatan pada Kesehatan Mental pada
kesehatan mental bagi anak dan remaja
Anak dan Remaja Korban Kekerasan di
sekaligus untuk menyadarkan masyarakat
Pekanbaru?
betapa pentingnya kesehatan mental anak dan
b. Bagaimana merumuskan prinsip desain
remaja serta semakin banyak anak dan remaja
pendekatan Healing Environment pada
yang menjadi korban kasus kekerasan,
rancangan bangunan Kesehatan Mental
sementara anak dan remaja merupakan
satusatunya aset berharga yang harus
71
Nada R.A, Pedia Aldy, M. Arief Al Husaini, Pusat Kesehatan Mental Anak dan Remaja dengan Healing Environment
dilindungi dan dijaga untuk keberlangsungan (CMHS), yaitu sebuah komunitas layanan
suatu bangsa. kesehatan mental yang bertujuan sebagai penyedia
Strategi dalam memulai proses utama pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang
perancangan Pusat Kesehatan Mental pada mempunyai penyakit mental dan berbeda halnya
Anak dan Remaja Korban Kekerasan ini dengan rumah sakit jiwa, biasanya layanan yang
disusun dengan menggunakan beberapa diberikan lebih terfokus terhadap pemulihannya,
strategi yang dimulai dari studi literature fungsinya sendiri mencakup berbagai layanan
terkait fungsi dan tema perancangan sejenis, kesehatan mental seperti penyediaan layanan
analisis fungsi, analisis ruang, analisa site, konsultasi, psikoterapi, edukasi keterampilan sosial,
penzoningan, konsep, program ruang, rehabilitasi dan fasilitas lain yang tentu mendukung
sirkulasi, lansekap, bentukan massa,tatanan kebutuhan, diterapkan dengan menciptakan
massa, sistem struktur, utilitas, fasad, hingga lingkungan yang positif, toleransi, nyaman, aman,
mendapatkan hasil desain (Lihat gambar 2). dan dapat memahami kebutuhan bagi setiap
individu.
Tema desain pada bangunan Pusat
Kesehatan Mental Anak dan Remaja Korban
Kekerasan ini menggunakan penerapan tema
Healing Environment, Healing Environment berasal
dari kata “healing” atau penyembuhan yang berasal
dari bahasa Anglo-Saxon “haelen” yang berarti
keseluruhan atau diartikan sebagai keselarasan
antara pikiran, jasmani, dan jiwa.
Penerapan konsep Healing Environment pada
lingkungan perawatan terlihat pada kondisi akhir
kesehatan pasien, yaitu pengurangan waktu rawat,
pengurangan biaya pengobatan, pengurangan
rasa sakit, pengurangan stres atau perasaan
tertekan, memberikan suasana hati yang positif,
Gambar 2. Bagan Alur Perancangan membangkitkan semangat, dan meningkatkan
pengharapan pasien akan lingkungan (Bloemberg
Setelah itu melakukan pengumpulan et al., 2009).
data, pengumpulan dan pengolahan data Menurut Murphy (2008) dalam (Lidayana,
Alhamdani, and Pebriano 2013) terdapat tiga aspek
yang dianalisis dalam perancangan ini ada
pendekatan yang digunakan dalam mendesain
dua macam, yaitu data primer melalui
Healing Environment, ketiga aspek tersebut adalah
dokumentasi, survei lapangan (observasi)
alam, indra dan psikologis.
dan data sekunder yang diperoleh dari Di dalam buku Healing Environment in
jurnal, skripsi, tesis, atau disertasi, buku, Radiotherapy terdapat beberapa elemen Healing
dan media. Kemudian data yang telah Environment yang harus diperhatikan yang dapat
dikumpulkan akan diolah dan dianalisis. mempengaruhi kondisi baik pasien, pengunjung
maupun para staff , beberapa elemen tersebut
PEMBAHASAN antara lain pencahayaan, penghawaan, aroma,
taman dan lanskap, alam dalam ruangan,
Pelayanan Pusat Kesehatan Mental atau
kebisingan, ketenangan, dan musik, tata ruang,
Mental Health Center secara umum dapat dikatakan
seni, warna (Bloemberg et al., 2009).
juga sebagai Community Mental Health Services
72
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (1) Oktober 2021: 68-77
73
Nada R.A, Pedia Aldy, M. Arief Al Husaini, Pusat Kesehatan Mental Anak dan Remaja dengan Healing Environment
74
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (1) Oktober 2021: 68-77
konsep tapak dan vegetasi yang berkaitan ruang serta penggunaan bentuk-bentuk tidak
dengan tema perancangan. monoton seperti bentuk meliuk pada interior
ruang yang diaplikasikan pada plafon, pola
Dipotong lantai, furniture yang dapat memberi stimulus
terhadap kenyamanan indra penglihatan serta
serta mengurangi resiko kecelakaan, kemudian
Disusun menjadi 3 memberi kesan alami dalam ruangan dengan
massa
penggunaan dinding vertikal garden ,motif
alam pada dinding bangunan sehingga
memepengaruhi pemulihan psikologi pasien.
Dihubungkan
75
Nada R.A, Pedia Aldy, M. Arief Al Husaini, Pusat Kesehatan Mental Anak dan Remaja dengan Healing Environment
Healing Garden
Area Olahraga
Area sirkulasi
kendaraan
Parkir Motor
pengguna dengan menyediakan fasilitas-
Pengunjung
fasilitasutama seperti ruang pemeriksaan
Parkir
Pengelola kesehatan, ruang psikoterapi, ruang
konseling, ruang terapi yang terdiri atas
berbagai jenis terapi (terapi seni, musik,
Gambar 9. Konsep Sirkulasi
keagamaan, hipnoterapi, dll) dan ruang
Konsep Vegetasi, Pada perancangan relaksasi. Kemudian fasilitas pendukung
Pusat Kesehatan Mental pada Anak dan seperti ruang isolasi berupa kamar rawat
Remaja Korban Kekerasan ini, menggunakan inap untuk anak dan remaja, ruang
konsep vegetasi yang sesuai dengan tema edukasi, area bermain, healing garden, area
Healing Environment dengan penataan vegetasi olahraga dan fasilitas penunjang berupa
pada healing garden dan yang dapat ruang pelayanan umum. (2) Menerapkan
menyamankan indra manusia terutama tema arsitektur Healing Environment yang
penglihatan, serta pemilihan jenis vegetasi di
menyesuaikan fungsi utama bangunan
sekitar site yang dapat meredam kebisingan
yaitu pemulihan mental, dengan penerapan
dan peletakan vegetasi yang bersifat aroma
prinsip-prinsip pada tema rancangan
terapi diterapkan di tiga area healing garden dan
disekeiling bangunan untuk menciptakan menerapkan elemen desain dengan 3
ketenangan serta menyamankan indra. prinsip utama yakni alam, indra dan
psikologi. (3) Konsep dari perancangan
adalah kepompong diambil dari salah satu
daur hidup sempurna yaitu kupu-kupu,
kempompong merupakan fase yang
menjadi tempat bagi ulat untuk berproses
76
JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research), 5 (1) Oktober 2021: 68-77
DAFTAR PUSTAKA
Bloemberg, F. C., Juritsjeva, A., Leenders, S., Scheltus,
L., Schwarzin, L., Su, A., & Wijnen, L. (2009).
Healing Environments in Radiotherapy. June.
Delvi Adri. (2020). Jumlah Kekerasan pada Anak di
Pekanbaru Mencapai 44 Kasus. Cakaplah.Com.
https://www.cakaplah.com/berita/baca/50944/2
020/03/13/jumlah-kekerasan-pada-anak-di-
pekanbaru-mencapai-44-
kasus#sthash.6iW7oAAe.dpbs
KEMSOS, (2019). Peraturan Mentri Sosial Republik
Indonesia.
Lidayana, V., Alhamdani, M. R., & Pebriano, V. (2013).
Konsep dan Aplikasi Healing Environment dalam
Fasilitas Rumah Sakit. Jurnal Teknik Sipil Untan.
Neufert, E. (2002). Architects’ Data. In Journal of Chemical
Information and Modeling.
SIMFONI-PPA, (2020). Sistem Informasi Online
Perlindungan Perempuan dan Anak.
77