KABUPATEN JOMBANG
Jl. KH. Wahid Hasyim No. 110 Tugu, Kepatihan, Kec. Jombang, Kab. Jombang,
Jawa Timur
Selanjutnya, sholawat dan salam kita haturkan keharibaan Baginda Nabi Besar
Muhammad SAW, agar senantiasa tercurah kepada Beliau, keluarga, sahabat dan
kepada seluruh pengikutnya yang senantiasa mensiarkan dan melaksanakan
sunnah-sunnah beliau, hingga akhir zaman. Aamiin.
Atas nama Fraksi Partai Golongan Karya (FPG) kami sampaikan terima kasih
kepada pimpinan rapat yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyampaikan pandangan umum fraksi. Ucapan terima kasih kami sampaikan
pula kepada Saudara Bupati beserta seluruh jajaran eksekutif yang telah
menyusun dan mengajukan, terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
Mengawali Pandangan Umum Fraksi Golongan Karya hari ini, ada beberapa hal
Utama yang kami nilai layak untuk di sampaikan sebagai pendahuluan Pandangan
Umum Fraksi Golongan Karya, dalam forum yang mulia ini sebagai berikut :
Sebagaimana kita ketahui bahwa Bupati telah menyampaikan RAPBD Tahun 2022.
Kita mengetahui bahwa kondisi negara yang saat ini masih dalam masa pandemic
covid-19. Tentunya hampir segala sektor mengalami dampak yang sangat
signifikan. Mulai dari sektor kesehatan, sektor pendidikan, ekonomi, dan masih
banyak sektor lain. Maka dari itu, diperlukan rancangan anggaran yang tepat guna
serta disesuaikan dengan realitas yang terjadi dilapangan.
Dari pidato bupati mengenai RAPBD Tahun 2022, bahwa anggaran untuk Sektor
Pendidikan menjadi sektor penerima anggaran terbesar pertama. Dengan adanya
hal itu kami mengapresiasi terkait hal tersebut, pasalnya sektor pendidikan menjadi
sektor yang terdampak besar sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia. Selain itu
dampak signifikan juga dialami sektor kesehatan. Banyak rumah sakit yang penuh
dikarenakan tidak cukup menampung pasien yang rata-rata adalah pasien covid-19.
Kita telah mengetahui bahwa tingkat kasus positif juga turun ke bawah 5%, bahkan
per 23 September 2021, tingkat kasus positif di Indonesia berada di 1,8% dan
menjadi yang terendah kedua di Asia Tenggara. Tingkat okupansi kamar tidur
rumah sakit juga menurun di bawah 30% sejak bulan September. Semua indikator
menunjukkan adanya perbaikan (cnbc.Indonesia). Dari data tersebut, tentunya ada
kabar baik dari sektor kesehatan, dan diharapkan kedepan melandainya kasus
covid-19 bisa semakin turun angka positifnya. Dalam hal ini, ditinjau dari Anggaran
sektor kesehatan yang menempati sektor kedua paling besar setelah pendidikan.
Dengan besarnya angka anggaran pada sektor kesehatan, dinilai perlu ditinjau
ulang, mengingat sudah melandainya kasus covid-19 dan masih banyak sektor lain
yang membutuhkan anggaran yang lebih. Misalnya saja pada sektor tenaga kerja,
Koperasi dan Usaha Mikro. Sejak awal pandemi covid-19, Dinas Tenaga Kerja
mencatat, sebanyak 580 orang terdampak pemutusan hubungan kerja. Sedangkan
pekerja yang mengalami perubahan Status pekerja harian lepas hingga dirumahkan
mencapai 2.920 orang (radarjombang). Hal ini menjadi penting karena tenaga kerja
merupakan bagian dari Sumber Daya Manusia.
Lalu terkait dengan Pelaku Usaha Mikro, Pandemi menyebabkan Banyak pelaku
Usaha Mikro Gulung Tikar. Seperti yang kita tahu bahwa memang ada BLT UMKM,
namun untuk mendapatkan bantuan itu tak bisa dengan mudah, pasalnya separuh
dari pendaftar / 50 % tak lolos verifikasi. Hal itu disampaikan, Kepala Bidang
Pengembangan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Dunkopum)
Jombang, Aries Yuswantono. Paparan tersebut diatas menjadi latar belakang kami
dalam pembahasan pandangan umum.
Selain itu, pada sektor komunikasi dan informatika juga seharusnya menjadi sektor
yang diperhatikan, karena semakin lama, kemajuan teknologi begitu pesat. Dan kita
pun tahu, semenjak awal pandemic covid-19, segala aspek dan bidang harus
berpindah yaitu berbasis digital. Hingga sekarang pun, masih banyak sektor yang
melakukan kombinasi luring dan juga daring. Ini menjadi penting untuk ditinjau
kembali mengenai anggaran yang dialokasikan untuk kominfo, kami menilai cukup
kecil. Padahal semakin kesini digitalisasi semakin menggeliat.
Fraksi Golongan Karya berpendapat bila Raperda ini dinilai perlu ditinjau ulang
terkait anggaran-anggaran. Utamanya pada sektor-sektor yang urgensi yang tinggi.
Lalu pada sektor dengan anggaran yang besar juga perlu di pertimbangkan dengan
baik dan teliti, mengingat situasi pandemi yang masih fluktuatif dan perlu upaya-
upaya yang tepat untuk menghadapi situasi tersebut.
3. Pada Sektor Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Mikro juga perlu ditinjau kembali.
Kami Fraksi Golongan Karya menilai bahwa anggaran untuk sektor tersebut terlalu
kecil. Padahal semenjak awal pandemi di Kabupaten Jombang, masih banyak orang
yang di PHK, dan Para Pengusaha Mikro yang gulung tikar. Ini menjadi perhatian
penting, karena Tenaga Kerja juga merupakan Sumber Daya Manusia, yang mana
seharusnya ada upaya-upaya yang dilakukan bagi para pencari kerja yang
terdampak. Pun untuk para pengusaha mikro yang usahanya harus gulung tikar,
Dana BLT UMKM yang juga tidak menjamin semua pendaftar akan mendapatkan
bantuan. Dengan kecilnya anggaran yang dianggarkan namun melihat realita yang
ada seharusnya pada sektor tersebut bias lebih dinaikkan lagi anggarannya. Kami
mohon penjelasan kepada Bupati atas kecilnya anggaran yang di sebutkan dalam
RAPBD Sektor tersebut, mengapa hanya dianggarkan sejumah itu ?
Dengan poin pertimbangan di atas, Fraksi Golongan Karya menyatakan tidak setuju
dengan Rancangan APBD Kabupaten Jombang Tahun 2022, beberapa poin
pandangan umum telah kami sajikan dan perlu ditinjay dan juga dipertimbangkan
kembali.
Pada prinsipnya Fraksi tidak sepakat Rancangan Perda ini belum layak dan belum
memenuhi syarat untuk dibahas lebih lanjut dalam Pansus, sehingga perlu dikaji
serta dipertimbangkan kembali
Bila dalam Penyampaian Pandangan Umum ini, banyak kekurangan dan kekhilafan,
kami mohon maaf. Atas perhatian dan kesempatan yang diberikan kepada Fraksi
Golongan Karya, kami haturkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
(ZULFA RAHMATIKA )
FRAKSI GOLONGAN KARYA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN JOMBANG