Anda di halaman 1dari 4

Sindonews.

com - Kecelakaan transportasi umum ternyata tidak luput dari kaca


mata masyarakat belakangan ini, belum selesai pemasalahan satu, sudah dialihkan
ke permasalahan berikutnya yang juga menelan koban jiwa dalam jumlah banyak.
Dimana sebenarnya letak kesalahannya?

Anggota Komisi V DPR RI Yudi Widiana mengatakan, persoalan transportasi umum


adalah menyangkit Dua spectrum, yakni makro dan mikro.

"Persoalan ini menyangkut dua spectrum, yang pertama adalah makro yaitu
pembuat kebijakan dalam hal ini adalah Kementerian Perhubungan yang untuk saat
ini saya nilai kurang tanggap. Bahkan cenderung diam saja dengan kondisi seperti
ini," ujarnya kepada Sindonews seusai manghadiri acara Sindo Hot Topic, Sindo
Radio, di Apple Tree Cafe, Jakarta, Senin (13/2/2012).

Selain itu, Yudi menambahkan, bahwa Kementerian Perhubungan selaku regulator


tidak menciptakan terobosan dalam programnya.

"Harus ada terobosan program, jangan hanya copy paste saja karena masalah ini

kan sudah dari dulu. harusnya ada antisipasi dari awal sehingga kondisi seperti ini

bisa diminimalisir. Misalnya untuk sanksi operator yang melakukan kesalahan fatal

seperti bus yang kemarin, cabut saja trayeknya," paparnya.

Pada tahap mikro Yudi menjelaskan bahwa ini lebih kepada pihak operator dalam

hal ini adalah perusahaan beserta para pengendaranya.

"Kalau sifatnya mikro kan bisa pengendara ataupun perusahaannya, jadi kalau bagi

pihak ini lebih ditekan untuk menaati peraturan yang sudah ditetapkan karena ini

masalah nyawa manusia, jadi harap diperhatikan," tambahnya.

Di tempat yang sama, Ketua Forum Transportasi Udara, Masyarakat Transportasi

Indonesia (MTI) Suharto Abdul Majid mengatakan, harus ada penekanan pada

persoalan implementasi peraturan dan mesti diperbaiki kedepannya.


"Laksanakan saja dengan sungguh-sungguh soal undang-undang penerbangan

yang sudah ada, karena itu sangat bisa meperkecil tingkat kecelakaan," tegasnya.

Suharto sangat menyayangkan kelemahan kita dalam pelaksaanaan pengawasan

dan pengendalian. "Kita biasa bagus dalam merumus dan menggodok undang-

undang, tapi biasanya lalai dalam hal implementasi khususnya untuk pengendalian

dan pengawasan. Dan sekarang tekankan begini saja, 'you ada undang-undang, you

harus turutin saja', itu insya Allah bagus," pungkasnya. (bro

1. Tabrakan dengan Kereta Barang, Kereta Amtrak Diduga Salah Jalur ARDI

PRIYATNO UTOMO Kompas.com - 05/02/2018, 17:08 WIB Ketua Keselamatan

Transportasi Amerika Serikat (NTSB) Robert Sumwalt memberikan penjelasan

terkait kecelakaan kereta yang melibatkan kereta Amtrak dengan kereta barang

yang terjadi pada Minggu (4/2/2018).(Logan Cyrus / AFP) CAYCE, KOMPAS.com -

Otoritas Keselamatan Transportasi Amerika Serikat (NTSB) menduga, kereta

Amtrak yang bertabrakan dengan kereta barang pada Minggu (4/2/2018) berjalan di

jalur yang bukan miliknya. Pernyataan itu disampaikan Ketua NTSB, Robert

Sumwalt, dalam konferensi pers seperti dilansir ABC News Senin (5/2/2018).

Sumwalt menjelaskan, dia menduga jalur Amtrak diubah dan dikunci secara

manual sehingga melaju di rel tempat kereta barang berhenti. "Kunci dari

penyelidikan ini adalah mengapa tuas bisa berpindah ke jalur kereta barang, dan

mengakibatkan Amtrak keluar dari jalur utama," kata Sumwalt. Selain itu, dia juga

menyelidiki faktor lain terkait kemungkinan kereta juga melaju dengan kecepatan

tinggi. Baca juga : Tabrakan Kereta Amtrak di AS, 2 Tewas dan 116 Lainnya

Terluka Video yang dipasang di lokomotif penarik telah diselamatkan, dan sudah
dikirim ke laboratorium NTSB di Washington. CEO sekaligus Presiden Amtrak,

Richard Anderson berkata, saat kecelakaan terjadi, krunya tengah berkomunikasi

dengan pengelola rel kereta, CSX. Komunikasi dilakukan setelah sistem sinyal

pengatur lalu lintas pada empat jalur di lokasi kejadian tengah down karena dalam

perawatan. "Normalnya, kereta diarahkan oleh operator rel, yang dalam hal ini

adalah CSX," beber Anderson. Adapun CSX tidak memberikan komentar atas

tuduhan Anderson, dan memilih untuk menyampaikan belasungkawa di Twitter.

"Kami menawarkan dukungan dan bantuan bagi keluarga yang menjadi korban

kecelakaan ini," tutur CSX. Our sincere condolences go out to the families of the

two individuals who passed away following the tragic events that took place in

Cayce, SC this morning. We remain focused on providing assistance and support

to those impacted by today's accident. — CSX (@CSX) February 4, 2018

Sebelumnya, sedikitnya dua orang tewas dan 116 lainnya terluka ketika kereta

penumpang dari New York menuju Miami bertabrakan dengan kereta barang yang

berhenti. Kecelakaan itu membuat ribuan liter minyak berceceran di lokasi

kejadian dekat dengan Columbia, Carolina Selatan. Sementara,korban tewas

diidentifikasi sebagai personel kereta. Mereka adalah Michael Kempf, seorang ahli

mesin kereta dan Michael Sella, konduktor kereta. Ada sekitar 148 orang yang

berada di dalam Kereta Amtrak nomor 91, termasuk 139 penumpang dan 8 kru

kereta. Presiden AS Donald Trump menyatakan duka citanya terhadap insiden

tersebut melalui akun Twitter-nya. "Terima kasih kepada petugas penyelamat yang

luar biasa atas pekerjaan yang telah mereka lakukan," kata Trump dalam

kicauannya. My thoughts and prayers are with all of the victims involved in this

mornings train collision in South Carolina. Thank you to our incredible First

Responders for the work they’ve done! — Donald J. Trump (@realDonaldTrump)

February 4, 2018 Pada Desember 2017, kereta Amtrak tergelincir di dekat DuPont,

Washington DC, dan sebagian gerbong meluncur jatuh dari atas jembatan layang.

Insiden tersebut menyebabkan tiga orang tewas. Ahli teknik di kereta mengatakan

kepada penyidik bahwa dia telah salah menangkap sinyal, sebelum kecelakaan
mematikan tersebut terjadi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tabrakan dengan Kereta

Barang, Kereta Amtrak Diduga Salah

Jalur", https://internasional.kompas.com/read/2018/02/05/17085211/tabrakan-

dengan-kereta-barang-kereta-amtrak-diduga-salah-jalur. 

Penulis : Ardi Priyatno Utomo

2.

Anda mungkin juga menyukai