Anda di halaman 1dari 3

PERTANYAAN-PETANYAAN TENTANG ILMU

Terdapat banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupan ini, mulai dari pertanyaan yang sederhana
sampai ke pertanyaan yang sulit.
Seperti halnya pertanyaan sederhana tentang apa yang terjadi di kehidupan sehari-hari, seringkali kita tak bisa
menjawabnya.
Namun ilmu pengetahuan ada untuk itu, dan tentu sains bisa menjawabnya.

 Mengapa air hujan menimbulkan aroma?


 Air hujan sebenarnya tidak memiliki aroma, lantas dari manakah aroma tersebut?
 Dalam istilah ilmiah, aroma ini disebut petrichor.
 Petrichor adalah kombinasi minyak nabati dan senyawa kimia dari mikroorganisme yang disebut
actinobacteria.
 Ketika makhluk hidup mengubah bahan organik menjadi bahan kimia, alkohol yang disebut geosmin
ikut terbentuk.
 Tepat sebelum hujan turun, kelembaban naik dan membuat tanah menjadi lembab.
 Hal ini memberi energi pada actinobacteria, dan lonjakan level geosmin.
 Senyawa petrichor dilepaskan ke udara ketika tetes pertama hujan menghantam tanah.
 Tetes hujan mengubah petrichor menjadi aerosol, yang dengan cepat menyebar terbawa angin sehingga
menimbulkan aroma ketika hujan itu terjadi

 Mengapa air laut berwarna biru?


 Air laut berwarna biru, karena air laut menyerap warna biru dari langit, hal itu benar namun kurang
lengkap.
 Alasan utama kenapa air laut berwarna biru, dikarenakan molekul dari air menyerap dan menyebarkan
warna dari sinar matahari.
 Pada dasarnya sinar matahari memiliki 7 buah warna, yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu.
 Jadi ketika sinar matahari menyinari air laut, sinar tersebut akan menembus kedalaman laut.
 Di dalam laut warna merah, jingga, kuning, dan hijau diserap lebih kuat oleh molekul air.
 Warna biru, nila, dan ungu tidak begitu banyak diserap melainkan di ceraiberaikan oleh molekul air.
 Meskipun begitu, ketika warna-warna tersebut terus menuju ke laut yang lebih dalam, pada akhirnya
warna-warna tersebut akan diserap juga oleh molekul air.
 Itulah mengapa, semakin dalam lautan maka semakin gelap di dalamnya.
ILMU MODERN SEBAGAI FILSAFAT
Beberapa pemikiran filsuf yang hidup pada masa modern:
 Tokoh Rasionalisme
 Spinoza (1632-1677)
 Seluruh kenyataan merupakan kesatuan, dan kesatuan sebagai satu-satunya substansi sama dengan
Tuhan atau alam.
 Kehendak Tuhan berarti sama dengan kehendak alam, sehingga hukum-hukum alam sama dengan
kehendak Tuhan.

 Tokoh Empirisme
 David Hume (1711-1776)
 Saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya.
 Dari ungkapan ini ia menyampaikan bahwa, “seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari
rangkaian-rangkaian kesan (impression) dan impression inilah sebagai bahan dari ilmu.

 Tokoh Idealisme
 F. W. J. Schelling (1775-1854)
 Menurut Schelling, kebenaran gambaran tentang dunia tidaklah ditentukan oleh subyek (ego),
melainkan oleh obyek pengamatan,
 Yaitu bagaimana obyek itu menampilkan dirinya, atau bagaimana obyek menyadarkan subyek.

 Tokoh Materialisme
 Ludwig Feuerbach (1804-1872)
 Menurutnya hanya alamlah yang ada.
 Manusia adalah alamiah juga seperti halnya benda seperti kayu dan batu.
 Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti kayu dan
batu, tetapi materialism mengatakan bahwa pada akhirnya/pada prinsipnya/pada dasarnya manusia
hanyalah sesuatu yang material; dengan kata lain materi, betul-betul materi.

 Tokoh Positivisme
 Auguste Comte (1798-1857)
 Berpendapat bahwa indera itu amat penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus dipertajam
dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen.
 Kekeliruan indera akan dapat dikoreksi lewat eksperimen.
 Tokoh Fenomenologi
 Max Scheler (1874-1928)
 Menurutnya, agama dan filsafat merupakan dua entitas otonom sesuai dengan posisinya.
 Kendati memiliki otonomi eksklusif, namun di antara keduanya memiliki keterikatan.
 Misalnya, dengan memahami metafisis dalam filsafat tidak serta merta dapat memahami konsep
metafisika agama, karena keduanya memiliki aktus kodrati yang berbeda.
 Sebab itu kebenaran agama hanya dapat diterima atas dasar kepercayaan religius, bukan kebenaran
metafisis-filosofis.

 Tokoh Eksistensialisme
 Soren Kierkegard (1813-1855)
 Ungkapannya ialah: “Saya menjadi sebagaimana saya ada”.
 Melalui ungkapan ini Soren menempatkan manusia sebagai satu-satunya yang berkeistensi yang
berhadapan dengan eksistensi Tuhan.
 Hanya manusia yang bereksistensi bukan berarti yang lain tidak ada.
 Hanya saja tingkat eksistensi dunia, binatang-binatang dan makhluk lainnya lebih rendah, karena
mereka hanya ada, tidak mengada.

 Tokoh Pragmatisme
 John Dewey (1859-1952)
 Ia berpikir tak ada sesuatu yang tetap.
 Manusia senantiasa bergerak dan berubah.
 Jika mengalami kesulitan, segera berpikir untuk mengatasi kesulitan itu.
 Maka dari itu berpikir tidak lain daripada alat untuk bertindak.
 Kebenaran dari pengertian dapat ditinjau dari berhasil tidaknya mempengaruhi kenyataan.

Anda mungkin juga menyukai