Anda di halaman 1dari 11
WALI KOTA PADANG PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALI KOTA PADANG NOMOR || TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA PADANG, . bahwa Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah telah diatur dalam Peraturan Walikota Padang Nomor 13A Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas; . bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, maka Peraturan Wali Kota tersebut perlu diubah dan disesuaikan; .bahwa berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Wali Kota tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas. . Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20); . Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); . Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5234); . Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679); . Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1980 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Padang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 25 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3164); 1 6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; 9. Peraturan Daerah Kota Padang Nomor 6 Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Padang (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 6); a MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BADAN LAYANAN UMUM DAERAH UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PUSKESMAS. BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Padang. 2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. . Walikota adalah Walikota Padang. . Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Padang. . Kepala Dinas Kesehatan yang selanjutnya disebut adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnyaa disebut BLUD adalah instansi di lingkungan Pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa barang dan/ atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. 7. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan fungsional yang memberikan pelayanan yang menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. 8. Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar minimal bidang kesehatan yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara. 9. Standar Teknis SPM bidang kesehatan adalah ketentuan standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa, personal/sumber daya manusia kesehatan dan petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar dari masing-masing jenis dan mutu pelayanan dasar SPM Bidang Kesehatan. 10. Mutu Pelayanan dasar minimal Bidang Kesehatan adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa kebutuhan dasar kesehatan serta pemenuhan sesuai standar teknis agar hidup secara layak. 11. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada tenaga kesehatan yang telah ao a a 2 diregistrasi. 12. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan standar kuantitas (4 kali kunjungan selama periode kehamilan dengan jadwal 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada trimester III) dan standar kualitas (10T) yang dilakukan oleh tenaga dokter atau dokter spesialis kebidanan atau Bidan atau Perawat yang mempunyai STR yang masih berlaku di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 13.Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada Ibu Bersalin sesuai standar baik persalinan normal maupun persalinan komplikasi yang dilakuken oleh dokter umum, dokter spesialis kebidanan atau bidan dibantu perawat yang memiliki STR yang masih berlaku di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 11.Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir adalah pelayanan yang diberikan pada bayi (usia 0-28 hari) sesuai standar kuantitas (kunjungan neonatus 1/6-48jam, kunjungan neonatus II/ 3-7 hari, kunjungan neonatus III/ 8- 28 hari) dan standar kualitas (Pelayanan neonatus essensial saat lahir/O- 6 jam dan pelayanan neonatus essensial setelah lahir/ 6- 28 hari) yang dilakukan oleh dokter umum atau dokter spesialis anak atau bidan dan atau perawat yang memiliki STR masih berlakku di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 12.Pelayanan Kesehatan Balita adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada balita usia 0-59 bulan sesuai standar (pelayanan balita sehat usia 0- 11 bulan, usia 12 - 33 bulan dan usia 24 - 59 bulan) dan pelayanan balita sakit yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (dokter atau bidan atau perawat, gizi) dan tenaga non kesehatan terlatih (guru PAUD, kader keschatan) di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta dan Pos- pos UKBM. 13.Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar adalah pelayanan Kesehatan yang diberikan pada anak usia pendidikan dasar sesuai standar (skrining paling sedikit 1 kali setahun dan tindak lanjut hasil skrining kesehatan) yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter,dokter gigi atau bidan atau perawat, gizi, kesmas) dan tenaga kesehatan terlatih (guru, kader kesehatan, dokter kecil, peer-conselor) di sekolah (SD/MI, SMP/MTs) atau diluar institusi pendidikan (Pondok Pesantren, Panti, Lembaga pemasyarakatan/Lapas). 14.Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada usia 15 tahun sampai dengan 59 tahun sesuai standar (edukasi kesehatan termasuk KB dan skrining faktor resiko penyakit tidak menular minimal 1 kali setahun ) yang dilakukan oleh dokter atau bidan atau perawat, gizi, kesehatan masyakarat dan kader kesehatan di fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 15. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada usia 60 tahun atau lebih sesuai standar (edukasi PHBS dan skrining minimal 1 kali setahun faktor resiko penyakit menular dan penyakit tidak menular) yang dilakukan oleh dokter atau bidan atau perawat, gizi, kesehatan masyarakat dan kader kesehatan di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah, fasilitas kesehatan swasta, UKBM dan Kunjungan Rumah . 16.Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertens iadalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada setiap penderita hipertensi sesuai standar (pengukuran tekanan darah minimal 1 kali sebulan dan edukasi perubahan gaya hidup dan/ atau kepatuhan minum obat) yang dilakukan oleh dokter atau bidan atau perawat, tenaga kesehatan masyarakat di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 17. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada setiap penderita diabetes mellitus usia diatas 5 tahun sesuai standar (pengukuran gula darah minimal 1 kali sebulan, edukasi perubahan gaya hidup dan/atau nutrisi, melakukan rujukan bila diperlukan) yang dilakukan oleh dokter, bidan, perawat, gizi, kesehatan masyarakat di Fasilitas Kesehatan milik pemerintah maupun swasta. 18. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa —_Berat yang selanjutnya disingkat ODGJB adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada penderita ODGJB sesuai standar (pemeriksaan kesehatan jiwa, edukasi kepatuhan minum obat, melakukan rujukan jika diperlukan) oleh dokter dan perawat yang terlatih jiwa di fasilitas kesehatan pemerintas, fasilitas kesehatan swasta dan kunjungan rumah. 19. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberculosis adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada orang yang terduga Tuberkolosis sesuai standar (pemeriksaan Klinis minimal 1 kali setahu, pemeriksaan penunjang, edukasi) yang dilakukan oleh dokter/dokter spesialis paru/dokter spesialis penyakit dalam, perawat, analis teknik labolatorium medik/ATLM, penata rontgen, tenaga kesehatan masyarakat di fasilitas kesehatan pemerintas, fasilitas kesehatan swasta dan kunjungan rumah. 20. Pelayanan Kesehatan Orang dengan Resiko Terinfeksi HIV adalah pelayanan kesehatan yang diberikan pada orang dengan resiko terinfeksi HIV sesuai standar (edukasi perilaku beresiko dan skrining) yang dilakukan oleh tenaga keschatan/dokter/dokter spesialis penyakit dalam/ dokter spesialis kulit dan kelamin, perawat, bidan, ATLM, tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga non kesehatan terlatih (pendamping, penjangkauan)di fasilitas kesehatan pemerintah, fasilitas kesehatan swasta. Pasal 2 (1) Maksud SPM adalah untuk memastikan ketersediaan layanan bagi seluruh warga Negara di Daerah. (2) Tujuan SPM adalah untuk memfasilitasi Pemerintah Daerah dalam melakukan pelayanan publik yang tepat bagi masyarakat dan sebagai instrument bagi masyarakat dalam melakukan kontrol terhadap kinerja pemerintah di bidang pelayanan publik bidang kesehatan. BABI JENIS PELAYANAN Pasal 3 (1) Jenis pelayanan dasar pada SPM Bidang Kesehatan meliputi : pelayanan kesehatan ibu hamil; pelayanan kesehatan ibu bersali pelayanan kesehatan bayi baru lahir; pelayanan kesehatan balita; pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; pelayanan kesehatan pada usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut; pelayanan kesehatan penderita hipertensi; pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus; pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat; . pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis; Frm mo poop 1. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang melemahkan data tahan tubuh manusia (Human Immunodeficiency Virus). yang bersifat peningkatan/ promotif dan pencegahan/ preventif. (2) Pelayanan yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/preventif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup: a, peningkatan kesehatan; b. perlindungan spesifik; c. diagnosis dini dan pengobatan tepat; d. pencegahan kecacatan; dan ec. rehabilitasi. Pasal 4 (1) Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang Kesehatan. (2) Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam standar teknis yang terdiri atas: a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa; b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya manusia kesehatan; dan c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar. (3) Standar teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini. BAB IIL TARGET PENCAPAIAN Pasal 5 ‘Target Pencapaian SPM untuk semua jenis pelayanan adalah 100 (seratus) persen. BAB IV PELAKSANAAN Pasal 6 (1) BLUD Puskesmas wajib melaksanakan pelayanan yang memenuhi SPM bidang kesehatan. (2) Kepala BLUD Puskesmas menjamin penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas yang dipimpinnya sesuai SPM bidang kesehatan. (8) Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat sesuai SPM, maka BLUD skesmas berkewajiban menyediakan tenaga kesehatan yang kompeten. (4) Setiap pelaksana pelayanan menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan SPM. BABV MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 7 (1) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan SPM bidang kesehatan dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan secara berjenjang menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan yang berlaku pada setiap jenis layanan dasar. (2) Materi muatan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat sebagai berikut : a. hasil penerapan SPM; b. kendala penerapan SPM; dan c. ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM. (3) Puskesmas bertanggung jawab terhadap pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan minimal bidang kesehatan dalam wilayah kerjanya dari seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang ada, baik milik pemerintah maupun milik swasta. (4) Hasil monitoring dan evaluasi Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan kepada Dinas. (6) Dinas melaporkan hasil pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelayanan minimal bidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Dinas Kesehatan Provinsi. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 Pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Bidang Kesehatan Daerah dilakukan oleh Dinas sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka Peraturan Wali Kota Padang Nomor 13A Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas (Berita Daerah Tahun 2018 Nomor 134A) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 10 Peraturan Wali Kota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penemapatannya dalam Berita Daerah Kota Padang. Ditetapkan di Padang pa¢ geal 4 Februari 2019 WALI KOTA PADANG, fal” LDI Diundangkan di Padang pada tanggal (4 Yeocvari 2019 SEKRETARIS D, KOTA PADANG, AMAS) (TA DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2019 NOMOR 1) al ty rn opp am es ewe enn wre sepa ena] ana ag eee rg reo exon ne] n-anere come reeset seaven ne tenses -o mesa senemaspens | _ semi nooy somedeunpyrenered|_ aye segues ean vin cme Sa TIT TT ET Sere ae ema aNT mes 2 secon aa on _ enn oy pane ep He mes sense ee cxponieg sence pontine vere 2] splat eps eg] _ penn uy pedis vane woz smoot np wena > sews vaisanpr wen sin| pone etn stn arsorm wns ram ain wee con eon, save salsens| _ereoanal (uayp wee wong nian mpg “| _ seston aed ean meron! remy annatomunl seca percent t morgen econ} ‘sinonret mercgrenuyemmunnan angie 2 alpina RR uc)etnlsnat nang pop eray mcng = ‘antepmureeteee paneer Cerys om sempang RTT TT TH compan vom x an nae ee es vane coecmmniennens + [ioe ed sm Rr ee rn ening Srpemmadomnepeepremen| —wstmuevnaunante| ender wreyrons7 a Tm gen ep nn rg users 2 Tecan gy een neon en ae wremes 3 ono peene > Eee nae on oo) Cincoun epee Se ee =cb aL tanned nan Sc , — | mms sup (a eye spepd wane enon srw “nwo we pene nes ron] womvn ents ina a ee — exept sore ee | rename sen meninges] woman senemuspens 1] saison eg |_seéeeem ep easy sng eng] even yrs se tana = vine _wvawisimmaiaa avo vevz way swoumnvnise | SMO WAva Bans woms | wevexnvan (Pawosesa svar ‘eviqvaviweouvave sarin wa nveantavaNvas ae somvara | "vee wav aan nvava viow -assvnsaisna vaava wninn nYNvA wav "TUMINIDVRVAVIag WVONVIS ONVLNL, “02 NAV. ||-HOROK nvava VIONIVAK Nav NvaLaV ‘wVava Vi0%-Ssvitsaisna Hvwava WoWn NYAIVAYT NVQ “TWIN NVR VON me ez weeg 2-2 en eps yA dey Vea - panna unas ey z rans webeequoyied veneuewed ‘ewvaw- aa] goes 904.2 rua wap on/Boeld ve = nal {weeg 9 fem um EES 4 emer) ners oy 9 eutUN UedvequINAS- ened ang €2-Z1 eM EEG UPI UEUEAEY-q ease peat ‘oa ‘dyoun ase sen weyaqug ‘anvaan9 (t aul AURA nqea Iefandisar ae gee eq ung 9 asm oped yun deg weed fod wep enar unegorey venseau separ esas erp ssesuman veal of meas oy zou uebvequoyied veneurad- _axpues nse seow yumwenal_ | ge ey rn eopeg Hele umes - HUET] arg vA YORE ung 9 stan uedvap eae yeu pn Berkeuea sea zp myers syet@ jn wedoequised rme-wpa(z [uepngunewraysnmcueduep reuoureen| «sway verses yronos voveral_¢ srses weg wea TT DeRMeNEQ UEEG=H WEUEACRZ = ee area TvETee TTS] ERIE Tae eal eeuetepd wonsdopuon| pg ued nna 65 eel weeps weunnssnnee(asa)] | erg unge~oy| isnyeades| _ 65-ons rival andjou eps eg uneven vetoed surysson eben} esq uebuequayeed weerqunung engrangernnses|_wetuequayad unas edsouosny| " BERET PARUSHU Sey BEIT UF UPUIUCOST "VENEeSOY EU UO} EPA ANETAHEA wo xz> 68 ogra srg sane esi = 2 ee} uonedepeout nog nev ULES SENSE 1 ep ge Boe eg oe HA UEBARWog aun mepund wreunfdunu wafuop uneyeen emRAS HS sores wep a eq eg reed Buoy ‘mayo “Wmtgz wel) gepres suaseeeooon weve oa somo) estunay weuequsg= mopar eeu se fates ueuagng - ‘yuo any ma rsnatey pest ese ye Uejeneod wep wEsNCTONY = (weg ogee omar noow ewe RETO Ta PATI er seneny sepuns 2 nun dues your upg weeps uewriued| _quey nq eesti yorrmnal_9| mash REAM unopppved ueyentuae use| ane oq e2 0 (ERO MLeUGEL Uefununy > EINER Meg umenHued sy uRTEUNG| fury Meg ues xc ysTaN!S| axnonmuod| | 10 ££ (en Eons wefan -@ ana Meas vresyubwod yey ureeuna] oye og uses wetnls axmung teasamaca|_o} xpi] ensos ween veka oneaepunul weigh -9 (490) rEweEU UehuNany_e enna 3| eu ype oeyeavunal_ swe nseg oq wets yeunbs orgnve eiu sn /des|_¢} “aan nan ‘woNnd VHA owvaval fon Ava ¥aNNS ‘WaNVAs NYHONaHA VuvO VWs AVL SOREL niNns wvawvas | wvsvanvavav ‘rwwosuaa svarivat WVAV/va DNVAVE SVL nwvavanse |" voeneiaa kvanvinatwvanvas eae reer eva MY mend POLS nenvavisinat mwvavr nun . — — 2 a ee Ssceceiamaronl ce SS SP a mento - wenedepaau| ‘si2ojorpes neve/vep sBojousDieq _aapqop/urerep wpqeAued 28a sdopssl| ee ee en eee otc at ny cre ene meroeer ee rvom| a] sunset a es reel | cers eee enraee caer a os carer wg — i ; mel aos! ae ermereaaeeen a ed earners —m SS ee i rorereaa ts venedepsau| ‘FeO uumUyeH veyed EANPA Z] (e1pesson yepns ex) eueqaan| ‘ye20q (150) el 12209 ({900) emu] 399 (1900)| ne WNEpA UROYaSay| ‘em uon88us8 ueBuojoSBuad sisouesp| ‘uend@av8 ueBuap| eae] oneal recammeoesses! + | nent snap eepm (eater comaicemcoaarses| | ‘Tecmetel ae eet | ecrmea tne tel fat tater eeonatcaseed Al feeetacteam | = cerita eon == ee ne eee Si | anmmaedserenai | mmmaie ein samen er ame a ea Eomete sar ome my eomeieranpetirmimtees | seme Se merree| einen EE = = waa | een eta | faut SEIT] ental ee —— scene "mers | af 4 i sero cr cee camara Ce eeeeeee nn eeeeeeeenene = ay emeee| _el ponte | wea ee meee snare = a ey = revo sa on —_ no menor a ce en a ee ee geet ret ecaeneents on SS ee eet anemnmannmnmtne en _“gnemmnn med worsen] cperesen ene ne ey | wl pentane | Gomme portmntensnams ee cla ines _ escent eee rmera| (oer eeee ene ene! Renan soon coset! Boe Teel weenie usin] eihitonnensnen et ey Sa eee | eee) “annweemete| erent < eel ices os | eorex noo ae meee ETE) rote mentennn tees a] seswat wre ie oer ae eee ee =| ra memememer—tee | mera | peers ee anon Saad swaping of 7 eel oy = ae came oS -AVONVLS NYHONWad VavO VALVE nvLV sina niniaa | YISONVI VAG uaaens ‘uvaNVis | HYSVGNVNVAVT uosuad SVE vsvinviv/N¥G ONVUVE SVLITVON NVG HY TANI HVONVLS NYNVAVISINAL NYVLVANIS ‘VININGS va HV IMO WYONVIS, a Pans la1aAHvW. “onvava VLOw ners hy x ee, ___ apa IV/iss 29w0R WHERE UNE beta ‘ress sense sown Sucompona wos gps DT eT ‘etundsar ree eeu vou eee eso wep urea eran sm-| +} ryt eve ww urereedeued wepsoy ea) ouemses ns Bundy unset ‘ea wv psa oer sesame Spite “sad ‘cal spac oped uns vee sensi | | cxsoyopomant jas onan) “apoesven/ een oe prmwee| | any due cel ctereel wemssap en! UES WERAPEN EL ouuyoy wep usa enon nm up ajsnd wea wong veya ens} eye gen soc wea ear foe) py sae ey vogews yoy | semp/tey reson one ces] Att spunea nl soruresouod wduep exe BrouAs 2} sated or} C 1H (up) mp Ee ueyrngoy eres corsa (iow andes] 2] sup umes sucrodenas|-oxbbog ut] eimund vend up ona wo Ke“ ceeaon ewe e|__ sory al Sewn emo weds marngot nen] auer re seGUo[ eGR IN| seuesoa perms UE ezandis te ht sep ss cemerafuov ebay ‘| _etoeonmesed ues ute wen murray | nparndeonsado pune ewan odo wp ee 4 ee eee aL ON RETA TG SET Sa IS STP rojseise ewes einn (S Sudan es pn/a0 wonna/ sn woo eed dt oxo soo) somadp euch eon eto yu sdopn ueesisurd ea semngorisas| edge uerer is pene sd Nanas 1sON vavat owvava low {WvaNVES NYHANAWaM VINO VIVE AVLY siNsELL Naina | YIaONnn yANO MOOS wows | wvsva wvnvavt panos svurnens \svl avav/iva oNvava svirivist va vn WwaR¥As at ox somes | "Wrasse Avant wvanvas wv TH TERT —T ‘SeIEGP OC! UEIAAYUEPUERN& smneyou wee SUI SEY MREAEPEL, | — TE wre | ee =e esas tntapenestctercenes | “Eaannae =| wsititimcairanasasenss » | "omen 4 en meen ne ossenntemmey 9 | wees sor | — serra ¢ ae = al Smet § itl mene] ee ee aa | ETE ena hl me SEE] nace sma scepmitenn rn] __eeeemomen|___—_ snes |} ne ise Sars eI eres | — na Saag] sepa |S eee 3 tien} een 4 cae coma einai om] tarmac meeorton | mtmurnermircinratie| elfaat eae evn nit aga Tete “ESE semumrmmntta : Ze | cette) “iatemaes| SSE er C Peer a rrcmeen «| "SESE | oemratnesennann| enssawietg| snmmtmssand ol ve = eat spain =e wren ml nna ano et mropel ood peared ml SEE | orem SR RN] emer iy — sacri art tna ames ep waved] ween! wns er (N/A nS usm oxen gous exapetveas saimwvans| “emeuiney| voppadmunpunemmnmininromrtuan | wnewoxetns w| _wepurmroiuespnuedysmummeved| _ wx rsd on rpmponuodesnal_ af" sete s ‘suo cope mips mtn mapas pone net gorse tnseme cern meted core segura 6420s yn soya civ ees wz an een amet pe umeyeur yds were urnetig puss omen nero eo np n/t engin armen agen mem ia wepxmne aml, a {cong tea ay evs Runa) egos erat nde sera de Stent escent ween se > cwrara xen evr een: fad ue ern uneoye vou eo vento ener use meas sown werent onrave fo ows | wrveranan | WONUSHINONE VD VIVEavLY aL xoiniss | MSM AYO Banas timers || wvevanne fpmoaparna ‘ev avav/eva anravasvarian ve Ment VaR peered

Anda mungkin juga menyukai