KONSEP EKUITAS
Ekuitas pernilik pada dasarnya bukan kewajiban, tetapi merupakan klaim sisa (residual
claim) terhadap aktiva. Oleh karena itu, konsep ekuitas tidak dapat didefinisikan
tersendiri, terpisah Clari aktiva dan hutang. FASB Statement of Financial Accounting
Concepts No. 6 mendefinisikan ekuitas sebagai "hak sisa terhadap aktiva suatu entitas
setelah dikurangi hutang". Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dua
karakteristik ekuitas adalah sebagai berikut:
Ekuitas sama dengan aktiva neto, yaitu selisih antara aktiva perusahaan dengan hutang
perusahaan.
Ekuitas dapat bertambah atau berkurang karena kenaikan atau penurunan aktiva neto
baik yang berasal dari sumber bukan pemilik (pendapatan dan biaya) maupun investasi
oleh pemilik atau distribusi kepada pemilik.
Kerangka dasar ekuitas pemegang saham dapat dilihat pada tampilan 8.1. Dari tampilan
tersebut dapat dilihat bahwa ada Pemisahan yang jelas antara Modal Setoran
(Contibuted Capital), Laba Di tahan (Retained Earnings), dan Penyesuaian Modal Belum
Terealisasi (Unrealized Capital Adjustment).
Modal Setoran mencakup modal yuridis dan modal setoran lainnya. Modal yuridis yang
dihitung berdasarkan nilai nominal (par Value) saham menunjukkan aktiva neto yang
tidak dapat didistribusikan ke Pemegang saham. Kelebihan nilai di a tas nilai nominal
diakui sebagai agio saham (additional paid-in capital).
Laba ditahan terdiri dari Laporan Laba/Rugi, penyesuaian periode sebelumnya, dan
dividen. Oleh karena Laporan Laba/Rugi merupakan bagian dari laba ditahan, maka
dapat dikatakan bahwa ada hubungan saling terkait atau artikulasi (articulation) antara
Laporan Laba/Rugi dan Neraca.
A. Teori Ekuitas
Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan sudut pandang yang digunakan dalam
akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Denghan
kata lain, penyusunan dan penyajian laporan keuangan sangat tergantung pada sudut
pandang yang digunakan yaitu siapa yang dianggap paling berkepentingan terhadap
laporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini membahas pihak yang dianggap paling
dominan dan menjadi sudut pandang dalam pelaporan keuangan. Pemakaian sudut
pandang yang berbeda dapat menghasilkan format pelaporan yang berbeda pula.
Teori Proprietary
Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan
berpasangan. Teori ini memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Jadi dalam
akuntansi, tujuan perusahaan, jenis modal, makna rekening dan lain-lain semuanya
dilihat dari sudut pandang pemilik. Dengan demikian tujuan perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran pernilik. Persamaan akuntansi yang digunakan:
aktiva - hutang = modal
Aktiva merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan kewajiban pemilik.
Kepemilikan dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik. Ketika usaha
baru dimulai, nilai ini sama dengan investasi pemilik. Selama berjalannya usaha maka
nilai perusahaan sama dengan investasi awal ditambah akumulasi laba bersih setelah
dikurangi prive untuk pemilik. Jadi teori proprietary menganut wealth concept.
Teori proprietary sangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan
dan firma oleh karena dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara
manajemen perusahaan dengan pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan laba bersih
atau net income ditambahkan setiap periode ke rekening modal pemilik walaupun
perhitungan laba bersih tidak mengukur kenaikan bersih kekayaan (wealth).
Teori proprietary tidak dapat langsung digunakan untuk bentuk perusahaan perseroan
terbatas seperti halnya untuk perusahaan perseorangan dan firma. Namun demikian,
dalam praktek banyak yang memandang bahwa total modal saham yang diinvestasikan
dan laba ditahan dianggap sebagai kekayaan bersih pernilik dan hal ini
mengimplikasikan teori proprietary. Konsep laba komprehensif yang diadopsi oleh
FASB juga menggunakan dasar teori proprietary yaitu memasukkan semua item yang
mempengaruhi pemilik selama periode itu kecuali pengambilan dividen dan transaksi
modal.
Teori proprietary banyak mempengaruhi praktek-praktek akuntansi maupun
terminologi akuntansi perusahaan perseroan terbatas. Sebagai misal, laba bersih suatu
perusahaan sering dianggap sebagai laba bersih bagi pemilik. Labih jauh lagi laporan
keuangan harus menunjuk pada earning per share dan book value per share.
Pengertian laba bersih bagi pemilik" dapat diinterpretasikan sebagai sisa laba bersih
yang dialokasikan kepada modal pemilik dan "book value per share" dapat
diinterpretasikan sebagai book equity per share menurut pendekatan entitas.
Oleh karena sudut pandang yang digunakan adalah pemilik, maka pengukuran dengan
menggunakan current value dipandang lebih relevan dibandingkan historical cost.
Makna laba (Income)
Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pernilik, sementara
biaya diartikan sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan
kenaikan kekayaan/ kernakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi
pernilik.
Pemakaian teori proprietary dalam akuntansi memberikan implikasi sebagai berikut:
Semua kejadian/transaksi yang mempengaruhi perubahan kekayaan/kemakmuran
pemilik dalam satu periode harus dimasukkan sebagai penentu laba.
Perusahaan merupakan alat bagi pemilik untuk mencapai tujuannya bukan sebagai
entitas yang berdiri sendiri terpisah dari pemilik.
Dividen merupakan distribusi laba bagi pemilik.
Bunga pinjaman dan pajak penghasilan dianggap sebagai biaya. Gaji yang dibayarkan
pada pemilik sebagai karyawan tidak dapat diperlakukan sebagai biaya karena pemilik
dianggap sama dengan perusahaan.
Jika konsep teori entitas ini dipegang teguh, maka bunga hutang harus diperlakukan
sebagai distribusi laba entitas dan bukan sebagai biaya. Jadi semua distribusi dan
alokasi kepada pemegang saham.
(equity holder) harus dianggap sebagai alokasi laba perusahaan perseroan terbatas.
Oleh karena laba bersih perusahaan tidak dianggap sebagai laba bersih untuk pernilik,
maka penghasilan dan biaya tidak meningkat atau menurun didalam ekuitas pernilik.
Penghasilan adalah produk perusahaan, dan biaya adalah barang atau jasa yang
dikonsumsi untuk memperoleh penghasilan. Jadi biaya dikurangkan dari penghasilan
dan selisihnya merupakan laba perusahaan yang akan didistribusikan kepada
pernegang saham dalam bentuk deviden atau diinvestasikan kembali ke perusahaan.
Teori entitas cocok diterapkan untuk órganisasi yang berbentuk perseroan terbatas
(corporate), tetapi juga relevan untuk perusahaan lain yang memiliki eksistensi yang
terpisah dari individu pernilik. Teori ini sangat relevan untuk penyusunan Iaporan
keuangan konsolidasi, walaupun dalam kaitan ini entitas ekonomi lebih relevan sebagai
entitas akuntansi dibandingkan dengan entitas legalnya.
Perbedaan antara teori proprietary dan teori entitas menibulkan perbedaan dalam
melakukan penilaian aktiva. Dengan teori proprietary, aktiva harus dinilai dengan nilai
sekarang (current value) oleh karena ekuitas pernilik dianggap sebagai kekayaan bersih.
Dengan teori entitas, perusahaan tidak berhubungan dengan nilai sekarang oleh karena
penekanannya adalah akuntanbililitas cost kepada pernilik atau pemegang saham
lainnya. Dengan demikian, dasar pengukuran yang relevan adalah historical cost.
Teori entitas memiliki dua versi yaitu versi traditional dan versi baru. Perbedaan kedua
versi tersebut terletak pada sudut pandang yang digunakan dalam melihat entitas.
a) Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional, perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas
(equity holders) yaitu pihak yang memberi dana b agi perusahaan. Dengan demikian
perusahaan harus melaporkan status investasi dan konsekuensi investasi yang
dilakukan pernilik.
b) Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan
berkepentingan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri. Penyajian laporan keuangan
kepada pemegang ekuitas dimaksudkan untuk memenuhi syarat legal dan menjaga
hubungan baik dengan pemegang ekuitas dalam kaitannya dengan kebutuhan dana
yang diperlukan dimasa mendatang.
Tekanan teori ini adalah pada aktiva karena aktiva dipandang lebih riil daripada ekuitas.
Laba Ditahan
Menurut pandangan tradisional, laba dicatat dan ditampung dalam laba ditahan.
Pandangan baru melihat bahwa laba ditahan merupakan ekuitas perusahaan/investasi
milik sendiri.
Pandangan Tradisional
Bunga pinjaman adalah distribusi laba ditahan atas pemakaian pinjaman modal bukan
biaya bagi kreditor.
Dividen merupakan distribusi laba ditahan bagi pemilih saham. Jadi bunga pinjaman
kedudukannya sama dengan dividen.
Pajak penghasilan merupakan distribusi laba ditahan.
Pandangan Baru
Kreditor dan pemegang saham dianggap sebagai pihak luar. Bunga pinjaman, dividen
dan pajak penghasilan dianggap sebagai biaya perusahaan karena menurunkan jumlah
ekuitas unit usaha tersebut.
Teori Ekuitas Residual
Seorang teoritisi akuntansi William Paton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual
merupakan salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan
teori entitas, pernegang Saharn memiliki ekuitas di perusahaan seperti pemegang
ekuitas lainnya, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pernilik. Paton
menekankan pada hubungan khusus residual equity holders. Perubahan dalam
penilaian aktiva, perubahan dalam laba bersih dan laba ditahan, dan perubahan
didalam hak pemegang ekuitas lainnya semua tercermin didalam residual equity
pemegang saham biasa- Walaupun ekuitas kreditur, pemegang saham preferen, dan
pemegang saham biasa harus dikelompokkan secara terpisah dan semuanya
merupakan ekuitas dalam konsep teori ekuitas.
Jadi teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori Proprietary dan teori
entitas. Dalam pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi:
Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pernegang saham preferen. Namun
demikian pada kasus khusus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan
mengalami kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang
saham preferen atau pemegang obligasi menjadi pemegang ,ekuitas residual. Tujuan
pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang Iebih baik kepada
pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi. Dalarn
perusahaan going concern, nilai sekarang dari modal saham biasa tergantung dari
ekspektasi divden dimasa datang. Dividen dimasa datang tergantung dari ekspektasi
total pemerimaan dikurangi kewajiban kontraktual, pembayaran kepada pemegang
ekuitas khusus.
Pemegang saham biasa umumnya dianggap memiliki ekuitas residual didalam laba
perusahaan dan didalam aktiva bersih pada saat likuidasi. Oleh kerana laporan
keuangan umumnya disusun tidak dalam rangka likuidasi, maka informasi yang
disajikan dalam kaitannya dengan ekuitas residual harus berguna untuk memprediksi
diveiden masa datang bagi pemegang saham biasa. Laporan laba rugi dan laporan laba
ditahan harus menunjukkan laba yang tersedia bagi pemegang ekuitas residual setelah
semua kewajiban dipenuhi, termasuk deviden kepada pemegang saham preferen.
Ekuitas pemegang saham biasa di neraca harus dipisahkan dari ekuitas pemegang
saham preferen dan pemegang ekuitas khusus Iainnya. Laporan aliran kas harus juga
menunjukkan kas yang tersedia bagi perusahaan untuk pembayaran deviden saham
biasa dan tujuan Iainnya.
Teori Enterprise
Teori enterprise suatu perusahaan rnerupakan konsep yang Iebih luas dibandingkan
teori entitas, tetapi kurang terdefinisikan dengan baik dalam skope maupun
aplikasinya. Didalam teori entitaS' perusahaan dipandang sebagai unit ekonomi
terpisah yang dioperasikan dalam rangka memberikan manfaat bagi pemegang saham,
sedangkan dalam teori entreprise, perusahaan dipandang sebagai lembaga sosial yang
dioperasikan dalam rangka memberikan manfaat bagi banyak pihak yang
berkepentingan. Dalam arti luaS pihak-pihak yang berkepentingan meliputi pemegang
saham, kreditur' pegawai, konsumen, pemerintah, dan masyarakat secara umum. Jadi
bentuk luas dari teori entreprise dapat dipandang sebagai teori akuntansi sosial.
Konsep sini cocok diterapkan untuk perusahaan skala besar dan modern dan memiliki
kewajiban untuk mempertimbangkan pengaruh dari tindakannya kepada beberapa
kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dari aspek akuntansi hal ini berarti
tanggungjawab pelaporan keuangan tidak hanya kepada pemegang saham dan kreditur
semata, tetapi lebih luas kepada semua kelompok lain yang berkepentingan dan
masyarakat keseluruhan. Perusahaan berskala besar tidak beroperasi semata untuk
kepentingan pemegang saham saja , tetapi untuk semua pihak yang berkepentingan.
Pegawai lewat serikat buruh menggunakan data akuntansi untuk mengajukan klaim
kenaikan gaji. Konsumen dan badan regulasi lainnya berkepentingan terhadap
kewajaran perubahan harga dan pemerintah berkepentingan terhadap pengaruh
perubahan harga terhadap keadaan ekonomi makro. Konsep income yang paling
relevan dengan teori enterprise adalah laporan keuangan nilai tambah (value added
statement) yaitu laporan keuangan yang menujukkan kontribusi pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan didalam menghasilkan nilai tambah perusahaan.
Teori Dana (Fund)
Teori dana mengabaikan asumsi hubungan personal dalam teori proprietary dan
asumsi personifikasi perusahaan sebagai unit ekonomi dan legal secara artifisal dalam
teori entitas. Menurut teori dana, unit aktivitas operasi merupakan dasar akuntansi.
Unit aktivitas operasi inidisebut dana yang meliputi sekelompok aktiva dan kewajiban
dan restriksi atau batasan-batasan yang menggambarkan fungsi atau aktivitas ekonomi.
Teori dana berdasarkan pada persamaan akuntansi sbb:
Aktiva = Restriksi Aktiva
Aktiva menggambarkan jasa prospektif kepada dana atau unit operasi. Hutang
merupakan restriksi aktiva khusus atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan
mencerminkan restriksi legal atau financial untuk menggunakan aktiva.
Konsep teori dana banyak digunakan di sektor pemerintahan dan lembaga nir-laba.
Didažam pemerintahan dana yang umunya digunakan meliputi dana urnum
(generalfund), dana pendapatar, khusus (special revenuefund), dana proyek (capital
projectfund), dana pelunasan hutang jangka penjang (debt service fund). Setiap dana
ini memiliki restriksi penggunaan yang diatur dalam undang-undang atau peraturan
Pemerintah lainnya. Masing-masing dana dipertanggungjawabkan sendiri-sendiri
sehingga masing-masing memiliki pembukuan debit kredit sendiri dan memiliki neraca
dan laporan perubahan saldo dana.
B. Posisi FASB
Financial Accounting Standard Board (FASB) sangat jelas mengadopsi teori ekuitas
residual ketika berhubungan dengan ekuitas pemilik (owners' equity) yang menyatakan
" hak residual pada aktiva suatu entitas yang tersisa setelah dikurangi hutang".
Pandangan ini sejalan dengan tujuan akuntansi yang dinyatakan oleh FASB yaitu
menyediakan informasi khususnya kepada investor, atau lebih khusus, kepada
pemegang saham biasa.
FASB juga mengakui bahwa pendekatan ini menimbulkan masalah jika berkaitan
dengan hybrid securites atau saham yang memiliki karakteristik ganda yaitu sebagian
hutang dan sebagian saham seperti pada hutang obligasi yang dikonversikan.
Persoalannya adalah bagaimana memisahkan dan mengungkapkan saham yang
memiliki dua karakteristik ini.
Konsep teori enterprise memandang bahwa tujuan perusahaan adalah dalam rangka
memberikan kesejahteraan kepada beberapa kelompok orang yang berkepentingan
terhadap perusahaan tersebut Jadi tidak hanya kepada para pemegang saham saja,
tetapi juga kepada para pegawai perusahaan, pemerintah bahkan pada lingkungan
sosialnya. Laporan laba rugi hanya memberikan tentang kesejahteraan perusahaan
kepada para pemegang saham saja, sehingga bagi kelompok lain yang ada dalam
perusahaan seperti pegawai, laporan laba rugi menjadi terbatas kegunaannya.
Pemberian laporan laba rugi kepada seorang pegawai dapat diibaratkan seperti halnya
seorang dokter yang memberikan kepada pasien laporan tentang keadaan kesehatan
pegawai yang Iain. Untuk memberikan laporan kesejahteraan perusahaan kepada
beberapa kelompok yang berkepentingan terhadap perusahaan, dapat dilakukan
dengan menyusun laporan tambahan selain laporan keuangan yang biasa, yaitu laporan
nilai tambah (value added statement).
Perbedaan antara nilai tambah bersih dan nilai tambah kotor terletak pada perlakuan
beban depresiasi. Banyak akuntan menyatakan bahwa nilai tambah bersih lebih baik
daripada nilai tambah kotor karena beberapa alasan. Perbedaan kedua nilai tambah
tersebut adalah sebagai berikut.
Pertantâ, nilai tambah tidak Iain adalah kekayaan yang diciptakan oleh perusahaan dan
kekayaan ini akan dinilai terlalu tinggi apabila tidak diakui adanya akumulasi penurunan
nilai aktiva tetap karena pemakaian aktiva tersebut.
Kedtta, sesuai dengan konsep konsistensi dan matching antara penghasilan dan beban,
maka beban depresiasi harus diperlakukan pula seperti halnya beban input bahan baku
yaitu pengurangi hasil penjualan.
Ketiga, nilai tambah bersih menghilangkar, adanya perhitungan ganda, sedangkan nilai
tambah kotor akan menghasilkan perhitungan ganda, kerana tidak dikurangkannya
beban depresiasi dari hasil penjualan. Sebagai misal, perusahaan A menjual bahan baku
kepada perusahaan B. Secara keseluruhan penjualan ini tidak akan mena)kkan nilai
tambah, karena pertambahan rülai pada A akan diimbangi dengan pengurangan nilai
tambah pada B (sebagai biaya bahan pada B). Apabila barang yang diperjual belikan itu
aktiva tetap, maka seandainya B melaporkan atas dasar nilai tambah kotor, pembelian
aktiva tetap oleh B tidak akan mengurangi nilai tambah, sedangkan niJai tambah A akan
naik sebesar penjualan aktiva tetap tersebut.
RP 5.000,-
Keempat, ide suatu perusahaan merupakan hasil kerja kolektif beberapa kelompok
orang sesuai dengan konsep nilai tambah bersih. Lihat tabel 8.2 besarnya nilai tambah
bersih merupakan hasil kerja
para pegawai, pernilik modal dan pemerintah, sedangkan sisanya tercermin dalam laba
ditahan yang dipakai untuk pengembangan perusahaan dimasa datang.
Tabel 8.2. Nilai Tambah Bersih