Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI MODAL BANK

MATA KULIAH : AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD


DOSEN : Ni Luh Putu Widhiastuti, SE, M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. IKA TASYA CHAIRIANI 1902622010165
2. ABDUL ROHMAT 1902622010171
3. NI KADEK YANA DWI PUTRI 1902622010184

KELAS AKUNTANSI A – REGULER MALAM 2019

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami sebagai penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Konsep dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Modal Bank” dengan tepat waktu.Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi


Perbankan dan LPD. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Konsep dan Prinsip-Prinsip Akuntansi Modal Bank.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat


memberikan manfaat bagi pembaca, dunia pendidikan khususnya serta masyarakat
pada umumnya.

Badung, 21 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan...................................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
PENGERTIAN AKUNTANSI MODAL BANK.................................................2
KLASIFIKASI MODAL BANK.........................................................................3
RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) BANK
UMUM.................................................................................................................6
BAB III..................................................................................................................10
2.1. Simpulan :............................................................................................10
2.2. Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham) surplus dan laba yang ditahan, atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-
hutangnya (Munawir, 2001:19). Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal
yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal
aktivitas usaha tidak dapat dijalankan. Menurut Sudarsono dan Edilius (1994:169)
modal merupakan barang-barang yang kongkrit yang masih ada dalam rumah
tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet maupun berupa daya beli
atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah kredit.

Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan


tersebut. Modal mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan, karena
modal digunakan untuk membelanjai operasional sehari-hari perusahaan secara
langsung dan kontinu, berputar selama perusahaan tersebut beroperasi sesuai
dengan tujuannya memperoleh keuntungan. Untuk dapat menghindari bahaya
adanya krisis keuangan ataupun kelebihan dana, perusahaan perlu mengatur
penggunaan modalnya dengan seekonomis dan seefisien mungkin sehingga
terciptakesesuaian antara kebutuhan dan jumlah dana yang tersedia.

Penggunaan modal yang dilaksanakan secara efisien berarti bahwa setiap


jumlah yang tertanam dalam modal aktif dan modal pasif harus dapat digunakan
sebaik mungkin untuk menghasilkan tingkat keuntungan investasi, karena
efisiensi penggunaan modal secara langsung akan menentukan besar kecilnya
tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut. Perusahaan pada
umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau keuntungan. Hal ini sangat
penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

1
Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Akuntansi Modal Bank?


2. Cara mengklasifikasi Modal Bank?
3. Apa yang dimaksud dengan Rasio Kecukupan Modal (Capital
Adequacy Ratio) Bank Umum?
4. Bagaimana Tata Cara Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum?

Tujuan

1. Mengetahui Pengertian dari Akuntansi Modal Bank


2. Mengetahui Cara mengklasifikasi Modal Bank
3. Mengetahui apa itu Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy
Ratio) Bank Umum
4. Mengetahui Tata Cara Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum

2
BAB II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN AKUNTANSI MODAL BANK

Akuntansi modal bank adalah hak pemilik bank kepada bank yang
bersangkutan, yang merupakan modal awal pada saat pendirian bank yang
jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian bank.
Komponen modal bank yaitu terdiri dari modal saham yang ditempatkan dan
disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan tujuan laba ditahan tanpa tujuan,
penilaian kembali aktiva tetap dan modal sumbangan (modal donasi).Modal bank
adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha
yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk
memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.Ketentuan jumlah
modal inti di bank umum maupun modal disetor di BPR bisa berbeda, namun
untuk rasio kecukupan modal adalah 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
baik di BPR maupun Bank Umum. Rasio kecukupan modal di bank harus
memperhitungkan risiko pasar, karena itu akan dibahas mengenai jenis modal dan
akuntansinya serta teknis perhitungan rasio kecukupan modal di BPR dan Bank
Umum

KLASIFIKASI MODAL BANK

Pembagian jenis modal bank di Indonesia dapat diklasifikasikan sesuai


Standar Bank For International Settlements, yaitu :

A. Modal Inti (Tier 1) Modal inti terdiri dari modal disetor, modal
sumbangan, cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan
laba diperoleh setelah perhitungan pajak.
 Modal inti yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya

3
 Modal sumbangan, yaitu modal yang dieroleh kembali dari sumbangan
saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual
apabila saham tersebut dijual. Modal ini sering disebut modal donasi.
 Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba
yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan
mendapat persetujuan dari rapat umum pemegang saham.
 Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat
umum pemegang saham.
 Laba ditahan dimaksudkan adalah saldo laba bersih setelah dikurangi
pajak yang oleh rapat umum pemegang saham diputuskan untuk tidak
dibagikan.
 Laba tahun lalu adalah laba tahun-tahun lalu setelah dikurangi pajak
yang belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang
saham.
 Laba tahun berjalan setelah dikurangi dengan taksiran hutang pajak.
Laba tahun lalu berjalan ini hanya diperhitungkan sebagai modal inti
sebesar 50%.

Modal inti merupakan modal yang disetor para pemilik bank dan modal yang
berasaldari cadangan yang dibentuk ditambah dengan laba yang ditahan. Porsi
terbesar modal inti terletak pada modal saham yang disetor. Sedangkan selebihnya
sangat tergantung laba yang diperoleh dan kebijakan Rapat Umum Pemegang
Saham. Pencatatan modal saham dilakukan sebesar harga nominal. Selisih harga
saham diatas nilai nominal dicatat sebagai agio saham. Selisih harga saham
dibawah nilai nominal dicatat sebagai disagio saham. Agio saham akan
diamortisasi setiap akhir periode dan disagio saham akan diakumulasi setiap akhir
periode. Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total
yang dibayar oleh pemegang saham kepada bank emiten untuk ditukarkan dengan
saham preferen atau saham biasa. Niai modal disetor merupakan penjumlahan
nilai nominal ditambah dengan disagio saham atau nilai nominal dikurangi disagio

4
saham. Sedangkan nilai nominal merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan
untuk tiap-tiap lembar saham.

B. Modal Pelengkap (Tier 2) Modal pelengkap terdiri atas cadangan-


cadangan yang dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman, serta
pinjaman subordinasi.
 Cadangan revaluasi aktiva tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari
selisih penilainan kembali aktiva tetap yang telah mendapat
persetujuan dari Direktorat Jendral Pajak.
 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk dengan cara
membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk
menampung kerugian yangmungkin timbul sebagai akibat dari tidak
diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktifnya.
 Modal pinjaman, yaitu utang yang didukung oleh instrument atau
warkat yang memiliki sifat-sifat seperti modal dan mempunya ciri-ciri
tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, tidak dapat ditarik atau
dilunasi atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan BI, mempunyai
kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank
melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal
inti, meskipun bank belum likuidasi, dan pembayaran bunga dapat
ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak
mendukung untuk membayar bunga tersebut. Pencatatan modal
pinjaman dimulai saat penerbitan atau penjualan warkat modal
pinjaman. Modal pinjaman dicatat sebesar nilai nominal. Biaya-biaya
penerbitan warkat modal pinjaman dapat ditangguhkan dan
diamortisasi secara sistematis selama taksiran jangka waktunya, yang
selama-lamanya 5 tahun.
 Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat
ada perjanjian tertulis, mendapat persetujuan BI dan tidak dijamin oleh
bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh dengan minimal
jangka waktu 5 tahun, pelunasan sebelum jatuh tempo harus

5
mendapatkan persetujuan BI serta hak tagih berada pada urutan paling
akhir dalam hal bank likuidasi.

C. Modal Pelengkap Tambahan (Tier 3)


1) Bank dapat memperhitungkan modal pelengkap tambahan untuk
tujuan perhitungan Kebutuhan Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
atau Capital Adequacy Ratio (CAR) secara individu dan/atau secara
konsolidasi dengan perusahaan anak.
2) Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan KPMM hanya dapat
digunakan untuk memperhitungkan risiko pasar.
3) Pos yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap tambahan
adalah pinjaman subordinasi jangka pendek yang memenuhi criteria
sebagai berikut:
 Tidak dijamin oleh bank atau perusahaan anak yang
bersangkutan dan telah disetor penuh
 Memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun
 Tidak dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan
dalam perjanjian pinjaman kecuali dengan persetujuan BI
 Terdapat klausula yang mengikat (lock-in-clause) yang
menyatakan bahwa tidak dapat dilakukan pembayaran pokok
atau bunga, termasuk pembayaran pada saat jatuh tempo,
apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan KPMM
secara individual atau secara konsolidasi dengan perusahaan
anak tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
 Terdapat perjanjian pinjaman yang jelas termasuk jadwal
pelunasannya, dan Memperoleh persetujuan terlebih dahulu
dari BI.
4) Modal pelengkap tambahan untuk memperhitungkan risiko pasar
hanya dapat digunakan dengan memenuhi criteria :
a) Tidak melebihi 25% dari bagian modal inti yang dialokasikan
untuk memperhitungkan risiko pasar

6
b) Jumlah modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan
paling tinggi sebesar 100% dari modal inti 5. Modal pelengkap
yang tidak digunakan dapat ditambahkan untuk modal
pelengkap tambahan dengan memenuhi persyaratan pada poin
4 ini. 6. Pinjaman subordinasi sebagaimana diatur dalam
ketentuan yang berlaku dan melebihi 50% modal ini, dapat
digunakan sebagai komponen modal pelengkap tambahan
dengan tetap memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
pada poin 4 ini.

RASIO KECUKUPAN MODAL (CAPITAL ADEQUACY RATIO) BANK


UMUM

Kecukupan modal bank merupakan suatu ketentuan tentang pengelolaan


modal yang berlaku pada sebuah bank berdasarkan pada standar yang ditetapkan
oleh otoritas monoter.Modal harus cukup untuk memenuhi fungsi dasar sebagai
sebuah badan usaha perbankan. Setidaknya setiap bank harus mempunyai jumlah
modal minumun yang harus dipenuhi antara lain :

a) Modal harus cukup untuk membiayai organisai dan operasi sebuah


bank
b) Modal harus dapat memberikan rasa perlindungan pada penabung dan
kreditor lainnya
c) Modal harus memberikan rasa percaya pada para penabung dan pihak
berwenang.

Salah satu cara untuk mengetahui kecukupan modal sebuah bank adalah
dengan melihat rasio modal terhadap barbagai asset bank yang
bersangkutan.Rasio modal dapat diketahui dengan membandingkan antara modal
dengan berbagai rekening (komponen) necara seperti total deposit, total asset,
total asset beresiko.Indikator yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal
adalah dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).

7
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang menunjukkan seberapa
besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko seperti kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain yang dibiayai oleh modal
sendiri.

Rumus = Capital Adequacy Ratio – CAR – Bank

Nilai capital adequacy ratio CAR suatu bank dapat dinyatakan dengan
menggunakan persamaan berikut:

CAR = (Modal Sendiri)/(ATMR) x 100 %

ATMR = aktiva tertimbang menurut risiko

Dari rumusnya dapat diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio CAR


merupakan rasio yang membandingkan antara modal sendiri dengan aktiva
berisiko.Risiko kredit adalah risiko yang timbul akibat kegagalan pihak debitur
atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank.Rasio ini menunjukkan
risiko atas modal yang diinvestasikan terhadap aktiva berisiko rendah maupun
berisiko tinggi.

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko merupakan penjumlahan dari nilai


nominal komponen aktiva setelah dikalikan dengan masing- masing bobot
risikonya.

Aktiva yang paling tidak berisiko diberi bobot 0% dan aktiva yang paling
berisiko diberi bobot 100%.Bobot risiko untuk tiap tiap komponen (pos) keuangan
dalam neraca mengikuti standar yang ditetapakn dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 11 /POJK.03/2016 tentang kewajiban penyediaan modal
minimum Bank Umum.

1.1. TATA CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL MINIMUM

Dasar Perhitungan Kebutuhan Modal Minimum :

8
A. Perhitungan kebutuhan modal minimum didasarkan pada ATMR dengan
memperhitungkan risiko penyaluran dana dan risiko pasar. Pengertian
aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam
neraca maupun beberapa pos dalam aktiva yang bersifat administratif yang
masih bersifat kontinjen dan/atau komitmen yang disediakan oleh bank
bagi pihak ketiga.
B. Dalam menghitung ATMR dengan memperhitungkan risiko penyaluran
dana, terhadap masing-masing pos aktiva neraca diberikan bobot risiko
yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva
itu sendiri atau bobot risiko yang didasarkan pada golongan nasabah,
penjamin serta sifat agunan.
C. Penghitungan ATMR untuk aktiva produktif dibedakan sebagai berikut :
 Penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif yang sumber
dananya berasal dari dana pihak ketiga dengan prinsip mudharabah.
Mudharabah mutlaqah berdasarkan sistem bagi untung atau bagi rugi
(profit and loss sharing) diberikan bobot sebesar 1% (satu perseratus);
 Penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif yang sumber
dananya berasal dari modal sendiri dan atau pihak ketiga dengan prisip
wadiah, qardh dan mudharabah mutlaqah berdasarkan sistem bagi
pendapatan (revenue sharing) yang dibedakan sebagai berikut :
a) diberikan kepada atau dijamin oleh pemerintah atau bank
sentral diberikan bobot sebesar 0% (nol perseratus);
b) diberikan kepada atau dijamin oleh bank lain diberikan bobot
sebesar 20% (dua puluh perseratus);
c) diberikan kepada atau dijamin oleh swasta penetapan bobot
berdasarkan peringkat (rating) yang dimiliki oleh perusahaan
yang bersangkutan;
 Penyaluran dana dalam bentuk piutang untuk kepemilikan rumah yang
dijamin oleh hak tanggungan pertama dan bertujuan untuk dihuni yang
sumber dananya berasal dari modal sendiri dan atau dana pihak ketiga
dengan prinsip wadiah, qardh dan mudharabah mutlaqah berdasarkan

9
sistem bagi pendapatan (revenue sharing) diberikan bobot 35% (tiga
puluh lima perseratus); 4) penyaluran dana dalam berbagai bentuk
aktiva produktif yang tidak beragunan (venture capital) yang sumber
dananya dari wadiah, modal sendiri, qardh, dan mudharabah
mutlaqahdiberikan bobot sebesar 150% (seratus lima puluh
perseratus).
D. Penghitungan ATMR dengan memperhitungkan risiko pasar, hanya
dilakukan terhadap risiko nilai tukar.
Rumus Kebutuhan – Kecukupan Modal Minimum Bank
Kecukupan penyediaan modal minimum (KPMM) atau Modal minimum
yang harus dimiliki oleh bank dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut
Modal Minimum = ATMR x 8%

10
BAB III
PENUTUP

2.1. Simpulan :
Berdasarkan hasil pembahasan sebagaimana yang dikemukakan maka
penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Akuntansi modal bank adalah hak pemilik bank kepada bank yang
bersangkutan, yang merupakan modal awal pada saat pendirian bank
yang jumlahnya telah ditetapkan dalam suatu ketentuan atau pendirian
bank.
2. Komponen modal bank yaitu terdiri dari modal saham yang ditempatkan
dan disetor, modal sumbangan, laba ditahan dengan tujuan laba ditahan
tanpa tujuan, penilaian kembali aktiva tetap dan modal sumbangan
(modal donasi).Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik
dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk
membiayai kegiatan usaha bank di samping untuk memenuhi regulasi
yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
3. Pembagian jenis modal bank di Indonesia dapat diklasifikasikan sesuai
Standar Bank For International Settlements, yaitu : Modal Inti (Tier 1),
Modal Pelengkap (Tier 2), Modal Pelengkap Tambahan (Tier 3)
4. Kecukupan modal bank merupakan suatu ketentuan tentang pengelolaan
modal yang berlaku pada sebuah bank berdasarkan pada standar yang
ditetapkan oleh otoritas monoter.Modal harus cukup untuk memenuhi
fungsi dasar sebagai sebuah badan usaha perbankan. Setidaknya setiap

11
bank harus mempunyai jumlah modal minumun yang harus dipenuhi.
5. Cara untuk mengetahui kecukupan modal sebuah bank adalah dengan
melihat rasio modal terhadap barbagai asset bank yang bersangkutan.Rasio
modal dapat diketahui dengan membandingkan antara modal dengan
berbagai rekening (komponen) necara seperti total deposit, total asset, total
asset beresiko.Indikator yang digunakan untuk mengukur kecukupan
modal adalah dengan Capital Adequacy Ratio (CAR).
6. Perhitungan kebutuhan modal minimum didasarkan pada ATMR dengan
memperhitungkan risiko penyaluran dana dan risiko pasar. Pengertian
aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam
neraca maupun beberapa pos dalam aktiva yang bersifat administratif yang
masih bersifat kontinjen dan/atau komitmen yang disediakan oleh bank
bagi pihak ketiga.
7. Penghitungan ATMR untuk aktiva produktif dibedakan menjadi
Penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif yang sumber
dananya berasal dari dana pihak ketiga dengan prinsip mudharabah,
Penyaluran dana dalam berbagai bentuk aktiva produktif yang sumber
dananya berasal dari modal sendiri dan atau pihak ketiga dengan prisip
wadiah, qardh dan mudharabah mutlaqah,Penyaluran dana dalam bentuk
piutang untuk kepemilikan rumah yang dijamin oleh hak tanggungan
pertama dan bertujuan untuk dihuni yang sumber dananya berasal dari
modal sendiri dan atau dana pihak ketiga dengan prinsip wadiah, qardh
dan mudharabah mutlaqah

2.2. Saran
Dalam modal bank,dana yang diinvestasikan harus benar-benar
diperhatikan kecukupannya agar dalam menjalankan sistem dalam bank
tersebut dapat berjalan dengan baik. Rasio kecukupan modal bank
penting untuk memperhatikan atau memperhitungkan resiko pasar
sehingga dalam penentuan modal bank sesuai dengan keadaan yang
terjadi. Selain itu jenis-jenis modal bank juga penting diperhatikan guna

12
memberikan susunan sistem modal yang terstruktur dan efektif untuk
jangka waktu yang panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. (2012). Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah. UPP


AMP YKPN, Yogyakarta.

Suteja, Ratna. (2005). Surat Edaran Kepada Bank Umum Yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip di Indonesia. Diakses Pada 20 September
2021 Pada https://adoc.pub/s-u-r-a-t-e-d-a-r-a-n-kepada-semua-bank-umum-yang-
melaksanak9025bd4250a157ef563b6af002f2f91342132.html

Ardra. (2010). Modal Bank: Pengertian Fungsi Kecukupan Modal Minimum Bank
Contoh Perhitungan ATMR CAR Bank. Diakses Pada 20 September 2021 Pada
https://ardra.biz/topik/contoh-soal-rumus-menghitung-kebutuhan-kecupkupan-
modal-minimum-bank/

13

Anda mungkin juga menyukai