Anda di halaman 1dari 18

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata Pasien

a. Identitas pasien

Nama : Ny. M, umur : 55 tahun, jenis kelamin : perempuan, status

perkawinan : janda/kawin, agama : Islam, pendidikan : tidak sekolah,

suku/bangsa/alamat : Jawa/Islam/Cempokomulyo 5/4 Gemuh, No.

register : 138630, Dx. Medis : hipertensi, tanggal masuk : 12 Agustus

2006, tanggal pengkajian : 16 Agustus 2006.

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. A, jenis kelamin : laki-laki, umur : 30 tahun, pekerjaan : tani,

alamat : Cempokomulyo 5/4 Gemuh, hubungan dengan pasien : anak.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Pada saat dikaji pasien menyatakan nyeri kepala, mata kabur, kaki terasa

kaku, tangan kiri tak dapat digerakkan.

b. Riwayat penyakit sekarang

Dua hari sebelum masuk RSU Dr. Soewondo (tanggal 9 Agustus 2006)

padien mengeluh pusing dan terkejut karena keluarganya/saudaranya ada

yang meninggal dunia dan pasien langsung pingsan. Pasien dibawa ke

puskesmas rawat inap, kemudian pasien dirujuk ke RSU Dr. Soewondo

16
17

pada tanggal 12 Agustus 2006 dan saat diperiksa tekanan darahnya 200/120

mmHg anggota gerak sebelah kita tak dapat digerakkan

c. Riwayat penyakit dahulu

Pasien punya penyakit hipertensi sejak 2 tahun yang lalu dan tidak rutin

kontrol.

d. Riwayat penyakit keluarga

Dalam keluarga klien tidak tahu ada yang menderita penyakit hipertensi.

3. Pola Pengkajian Fungsional (menurut Gordon)

a. Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan

Pasien menyadari kalau dirinya menderita hipertensi tetapi

pengetahuannya pasien tentang penyakit tersebut kurang, hal tersebut

didukung dengan pernyataan pasien bahwa pasien tidak mengetahui batas

normal tekanan darahnya, makanan yang tidak boleh dikonsumsi oleh

penderita hipertensi dan selama menderita hipertensi pasien tidak pernah

berobat atau periksa secara rutin ke puskesmas.

b. Pola metabolik dan nutrisi

Sebelum dirawat di RS pasien biasa makan 2-3 kali sehari dengan waktu

menurut selera pasien. Komposisi makanan yang dikonsumsinya : nasi,

lauk, sayur.

Pasien tidak tahu makanan pantangan bagi penderita, hipertensi, pasien

hanya mengurangi pengumuman garam dalam makanannya. Pasien habis

satu piring makan (porsi sedang) pasien minum 5-6 gelas per hari, air
18

putih dan teh, tinggi badan 155 cm berat badan 50 kg, pasien dapat

makan sendiri tanpa disuapi.

Selama di RS pasien makan 3 kali sehari dengan waktu yang teratur,

pasien mengkonsumsi diet lunak rendah garam 2000 kalori, 50 gr protein

yang konsumsinya, bubur, lauk, sayur dan buah. Pasien menghabiskan ½-


2
/3 porsi dari makanan yang disajikan, pasien minum 4-5 gelas air putih

dan teh pasien makan dengan bantuan keluarganya (disuapi)

c. Pola eliminasi

Sebelum dirawat di RS, pasien BAB 1 kali sehari dan BAK 5-6 kali

sehari pada malam hari kadang-kadang pasien terbangun untuk BAK.

Selama dirawat di RS pasien BAB belum sudah 5 hari untuk BAKnya

pasien dipasang kateter (DC)

d. Pola aktivitas dan olah raga

Sebelum dirawat di RS pasien tidak pernah melakukan olah raga, pasien

tidak mengalami keterbatasan dalam beraktivitas pasien biasa

mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan mengisi waktu yang senggang

pasien nonton TV dan pergi mengikuti pengajian dan kadang-kadang

berkunjung kerumah saudaranya/tetangganya yang rumahnya tidak jauh

dari rumah pasien.

Selama dirawat di RS pasien mengalami keterbatasan dalam beraktivitas,

untuk kebutuhan sehari-hari pasien dibantu perawat dan keluarga (makan,

mandi, BAK-BAB, dll). Pasien membutuhkan bantuan orang lain karena


19

mengalami kelemahan pada ekstremitas atas sinistra dan ektrimitas

dekstra terpasang infus RL (infus masih terpasang).

e. Pola tidur dan istirahat

Sebelum masuk RS pasien dapat tidur tanpa gangguan. Pasien bisa tidur

7-8 jam sehari, pasien tidak pernah tidur siang, selama dirawat di RS

pasien mengatakan tidurnya terganggu, yaitu lingkungan yang tidak

tenang pasien tidur 5-6 jam sehari dan kadang-kadang siang dapat tidur

walaupun hanya sebentar.

f. Pola persepsi dan kognitif

Pasien mengalami gangguan sensori penglihatan yaitu pandangannya

kabur, sedangkan sensori pendengaran, pengidu, peraba, pengelap tidak

mengalami gangguan (dalam batas normal) pasien mengatakan kepala

pusing (nyeri sedang skala nyeri 4) dan tangan kirinya lemah (kekuatan

otot derajat 3 ) menurut pasien rasa pusing dan kelemahan tangan kirinya

tersebut merupakan suatu gangguan bagi pasien untuk beraktivitas,

pasien tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi.

Pasien tidak mengalami gangguan proses pikir, hal ini ditunjukkan

dengan kemampuan pasien dalam menjawab/merespon semua pertanyaan

perawat dan keluarganya (jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan yang

diajukan) pasien mengatakan pengetahuannya kurang karena padien tidak

sekolah, hal ini ditunjukkan dengan kurangnya pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi (batas normal tekanan darah, makanan yang

tidak boleh dikonsumsi oleh penderita hipertensi, atau pentingnya


20

kontrol) pasien mengatakan yang paling berperan dalam keputusan dalam

keluarga adalah anaknya karena anaknya adalah sebagai kepala keluarga

(kepala rumah tangga)

g. Pola konsep diri

1. Gambaran diri

Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling disukai dan

bagian tubuh yang tidak disukai pasien mengatakan biasa-biasa saja.

2. Identitas diri

Status klien dalam rumah sebagai nenek dari cucu-cucunya dan

bertujuan hidup bahagia dengan anak dan cucu-cucunya.

3. Peran

Pasien merasa sedih karena tidak dapat membantu pekerjaan rumah

tangga seperti biasanya.

4. Ideal diri

Pasien berharap dapat sembuh dari sakitnya dan organ tubuhnya

dapat berfungsi lagi seperti dulu dan dapat membantu pekerjaan

rumah tangga, pasien berharap keluarganya dapat menerima

keadaannya (kondisinya) saat ini dan memberi dukungan mental agar

pasien cepat sembuh, dan pasien berharap setelah sembuh dapat

membantu pekerjaan rumah tangga dan mengikuti pengajian di

lingkungannya.
21

5. Harga diri

Pasien merasa harga diri rendah, karena tidak dapat melakukan/

memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan orang lain/keluarga.

h. Pola hubungan peran

Meskipun selama sakit peran pasien sebagai nenek/anggota keluarga

tidak ada masalah karena keluarganya dapat memahami kondisinya.

i. Pola reproduksi dan seksualitas

Pasien mempunyai 4 anak, 2 orang perempuan dan 2 orang laki-laki.

Semua sudah berkeluarga dan pasien tinggal bersama anak laki-lakinya

yang terakhir dan pasien sudah manupause dan suaminya sudah

meninggal dunia.

j. Pola koping dan toleransi stres

Jika pasien punya masalah, pasien selalu membicarakan masalahnya

dengan anak dan menantunya. Karena anaknya orang yang paling dekat

dengan pasien.

Selama dirawat di RS pasien membutuhkan dukungan dari keluarganya,

pasien menunjukkan keadaan emosi yang stabil dan pasien tidak bicara

bila tidak ditanya.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Pasien beragama Islam dan sebelum dirawat di RS, pasien menjalankan

ibadahnya, tetapi selama dirawat di RS pasien tidak menjalankannya,

pasien yakin kalau penyakit yang dideritanya saat ini adalah cobaan dari

Allah SWT dan pasien yakin bahwa penyakitnya dapat sembuh.


22

4. Pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene

Sebelum dirawat di RS pasien biasa mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali

sehari, keramas 2 kali seminggu dan selalu ganti pakaian setiap hari dalam

pemenuhan kebutuhan personal hygiene dapat melakukan sendiri.

Selama dirawat di RS pasien dalam kebutuhan sehari-hari (mandi, gosok

gigi, ganti pakaian) pasien selalu dibantu oleh keluarganya.

5. Pemeriksaan fisik (tanggal 16-17 Agustus 2006)

Keadaan umum : baik, kesadaran komposmetis

Tanda-tanda vital : TD 180/110 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernapasan

20 kali/mnt, suhu 37,6oC

Rambut warna hitam campur putih (ubanan, bersih tak berketombe dan tak

rontok), kepala bentuk mesosepal tak ada pembesaran, malas menggerakkan

kepala, kepala sering dipegangi (menahan nyeri).

Mata : pandangan kabur, tidak jelas melihat benda yang jaraknya dekat,

konjungtiva tak anemis, telinga : tak ada masalah dengan pendengaran, tidak

sakit, hidung : lubang hidung bersih tak ada sekret dan tidak terjadi epitaksis,

mulut : bibir merah muda, lembab simetris, mukosa mulut merah muda, gigi

bersih, lidah tidak kotor, leher : kaku leher, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, gerak normal, dada : inspeksi simetris, jantung : tak ada pembesaran,

abdomen : datar tidak ada pembesaran hati, kulit : turgor baik, tidak ada

oedema, akral hangat.


23

Ektremitas atas : tidak terjadi sionosis maupun oedema tangan kanan

terpasang inpus RL dan tangan kiri tidak dapat digerakkan, ekstrimitas bawah

: kaki tidak terjadi oedema dan sianosis.

6. Data penunjang

Laboratorium

Leukosid : 7200 Normal : 4.000-10.000 mmHg

HB : 9.0 Normal : 12-16 %

BBS ½ jam :4 Normal : 0-6 mm3

BBS 1 jam : 20 Normal : 6-11 mm3

Gula darah sewaktu : 119 Normal : 200 m3

Urcum : 38,8 Normal : 10-50 mg %

Creatinin : 1,1 Normal : 0,6-1,1 mg %

Alkali pospat : 198 Normal : 60-170 U/L

SGOT : 20 Normal : 31 U/L

SGPT : 27 Normal : 31 U/L

Kolesterol : 155,8 Normal : 200 mg %

Triglisenid : 85,2 Normal : 200 mg %

Asam urat : 3,5 Normal : 2,4-5,7 mg %

7. Therapi

Infus RL 20 tts/menit program injeksi, piracetam 3 x 1 gram kalnek 4 x 1 gr,

oralnya : catoprit 3 x 25 mg, astiko 1 x 1 tab nefidipin 3 x 10 mg, amoxilin 3

x 500 mg, GG 3 x 1 tablet paracetamol 3 x 500 mg, diet RG 2000 kkal


24

8. Pengelompokkan data

DS : Pasien mengatakan pusing (nyeri kepala sedang) leher kaku

DO : Pasien malas menggerakkan kepala, pasien terlihat memegangi

kepala skala nyeri 4, TD 180/110 mmHg

E : Peningkatan tekanan pembuluh darah serebral

P : Gangguan rasa nyaman nyeri

DS : Pasien mengatakan tangan kirinya lemah, pasien mengatakan untuk

mandi, gosok gigi, mengganti pakaian membutuhkan bantuan

perawat dan keluarga

DO : Ekstremitas sinistra lemah, ektremitas dekstra terpasang infus RL

untuk kebutuhan personal hygiene pasien dibantu keluarga dan

perawat

E : Kelemahan ekstremitas

P : Resiko defisit perawatan diri (personal hygiene)

DS : Pasien mengatakan pandangannya kabur

DO : Pandangan mata kabur, pasien tidak mampu melihat benda yang

letaknya dekat

E : Penurunan fungsi sensori penglihatan

P : Resiko cidera

DS : Pasien bertanya tentang kondisinya saat ini dan mengatakan tidak

tahu batas normal tekanan darahnya deit untuk hipertensi, penyebab

sakitnya saat ini.


25

DO : Pasien tidak tahu tentang kondisinya saat ini, penyebab penyakitnya,

pasien tidak tahu makanan yang tidak boleh dikonsumsi (ia hanya

mengurangi konsumsi garam, pasien tidak sekolah)

E : Keterbatasan kognitif

P : Kurang pengetahuan mengenai konsep diri

B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan

pembuluh darah serebral ditandai dengan pasien mengatakan pusing (nyeri

sedang) leher kaku, pasien malas menggerakkan kepala, terlihat sering

memegangi kepala skala nyeri 4, TD 180/110 mmHg

2. Resiko tinggi terjadinya defisit perawatan diri personal hygiene berhubungan

dengan kelemahan ekstremitas

3. Resiko tinggi terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan fungsi

sensori penglihatan : pandangan kabur

4. Kurang pengetahuan mengenai kondisi diri berhubungan dengan keterbatasan

kognitif ditandai dengan pasien bertanya tentang kondisinya, pasien tidak

tahu batas normal tekanan darahnya, pasien tidak tahu tentang diet hipertensi

C. Perencanaan

Dx 1. Gangguan rasa nyaman nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan

peningkatan tekanan pembuluh darah serebral ditandai dengan pasien

mengatakan pusing (nyeri kepala) leher kaku, pasien malas


26

menggerakkan kepala, pasien terlihat memegangi kepala, skala nyeri 4,

TD 180/110 mmHg.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan 1 x 24 jam diharapkan

nyeri berkurang

Kriteria : Pasien mengatakan nyeri berkurang skala nyeri 2 (nyeri

ringan) leher tidak kaku, TD 120-130/90 mmHg

Intervensinya :

1. Pertahankan titah baring selama fase akut

2. Bantu ambulasi sesuai kebutuhan

3. Kolaborasi pemberian diet lunak rendah garam

4. Minimalkan aktivitas yang dapat meningkatkan sakit kepala

5. Monitor tanda-tanda vital

6. Kolaborasi pemberian obat ins piracetam 3 x 1 gr, catopril tab 3 x 25

mg, analgetik/antipiretik, pamol 3 x 500 mg

7. Anjurkan pasien tidur tanpa bantal

8. Kaji ulang skala nyeri

Dx.2 Resiko tinggi terjadinya defisit perawatan diri (gangguan personal

hygiene) berhubungan dengan kelemahan ekstremitas.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam

kebutuhan perawatan diri pasien (personal hygiene) sehari-

hari terpenuhi

Kriteria : pasien mampu melakukan aktivitas perawatan diri (personal

hygiene) dalam tingkat kemampuannya sendiri


27

- Pasien menunjukkan kemampuan untuk menggunakan alat

bantu untuk kebersihan diri.

- Kekuatan otot meningkat

Intervensi :

1. Kaji penampilan pasien merawat diri, gosok gigi, berpakaian, mandi,

BAB, BAK

2. Bantu pasien untuk mandi, BAB, gosok gigi, dan berpakaian

3. Motivasi pasien untuk terlibat dalam perawatan diri sesuai dengan

kemampuannya

4. Jelaskan pada pasien tentang pentingnya kebersihan diri

5. Bantu dan ajarkan pada pasien untuk melakukan perawatan diri

secara hati-hati

6. Kaji kekuatan otot yang mengalami kelemahan

7. Ajarkan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas

yang mengalami kelemahan

8. Ajarkan latihan untuk meningkatkan ROM (gerak sendi)

Dx.3 Resiko tinggi terjadinya cidera berhubungan dengan penurunan fungsi

sensori penglihatan (pandangan kabur)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan 3 x 24 jam pasien tidak

mengalami cidera (jatuh) menabrak benda disekitarnya.

Kriteria : pasien mampu beradaptasi dengan keadaan

Intervensi :
28

1. Kaji ketajaman penglihatan dan catat apakah satu/dua mata yang

ketajamannya mengalami penurunan

2. Anjurkan keluarga untuk memahami dan membantu klien serta

mengawasi pasien dalam melakukan aktivitas

3. Dekatkan benda-benda yang dibutuhkan pasien yang mudah

dijangkau pasien

4. Orientasikan pasien pada lingkungan sekitar dan letakkan benda-

benda yang dibutuhkan oleh pasien

5. Juga lantai dilingkungan sekitar pasien agar tidak licin

6. Berikan penenangan yang cukup diruangan

Dx.4 Kurang pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan keterbatasan

kognitif. Ditandai dengan pasrah bertanya tentang kondisinya, pasien

tidak tahu batas normal tekanan darahnya, pasien tidak tahu tentang diet

hipertensi, pentingnya rajin kontrol, penyebab sakitnya saat ini, pasien

tidak sekolah

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1 x 30 menit

pasien mengerti tentang kondisinya, pasien tahu batas normal

tekanan darahnya, pasien tahu tentang diet hipertensi,

pentingnya rajin kontrol dan penyebab dari sakitnya saat ini.

Kriteria : pasien/keluarganya dapat mengerti dan menyebutkan kembali

dengan bahasanya sendiri penjelasan yang diberikan perawat

Intervensi :
29

1. Kaji pengetahuan pasien tentang kondisinya saat ini, batas normal

tekanan darahnya, diet hipertensi, pentingnya rajin kontrol,

penyebabnya sakit saat ini

2. Jelaskan pada pasien tentang kondisinya saat ini, batas normal

tekanan darahnya pentingnya peningkatan kesehatan dengan

memperhatikan makanan dan minum sesuai diet

3. Anjurkan pasien untuk rajin kontrol secara teratur

4. Anjurkan pasien minum obat secara teratur

D. Implementasi

No.
Tgl/Jam Tindakan Respon Paraf
DX
16-8-06 1/3 Mengukur tanda-tanda vital S :-
07.30 O : TD 170/100 mmHg
N : 88 x/mnt S : 37oC

08.15 1/3 Mengkaji skala nyeri S : Pasien mengatakan kepala terasa


pusing
O : Pasien malas menggerakkan
kepala, pasien terlihat sering
memegangi kepala skala nyeri 4

08.25 1 Melaksanakan program S :


pemberian obat injeksi O : Obat masuk lewat selang infus
piracetam 1 gr, kalnex 1 gr (iv)

09.30 4 Mengkaji ketajaman S : Pasien mengatakan pandangannya


penglihatan pasien kabur sejak ia masuk RS
O : Pasien mengalami penurunan
ketajaman penglihatan pada 2
mata, pasien tidak jelas melihat
bend-benda disekitarnya

10.45 4 Menganjurkan keluarga S : Keluarga pasien mengatakan


pasien untuk memahami dan pasien ditanami/ditunggui
mengawasi pasien dalam keluarga secara bergantian
melaksanakan aktivitas O : Keluarga pasien ada didekat
pasien

12.00 I Kolaborasi pembelian diet S : Pasien mengatakan minta disuapi


rendah garam 2000 kkall anaknya
30

No.
Tgl/Jam Tindakan Respon Paraf
DX
dan pemberian obat oral O : Pasien makan disuapi anaknya
captopril 1 tab 25 mg, habis 2/3 porsi, minum ½ gelas
nefidipin 1 tab 10 mg, air putih, dan minum obat setelah
amoxilin 1 tab 500 mg, makan
paracetamol 1 tab 500 mg,
GG 1 tablet

12.30 1/3 Mengukur tanda-tanda vital S:-


O : TD 170/100 mmHg S : 36oC
N : 88 x/menit

13.15 2 Mengkaji kemampuan S : Pasien mengatakan untuk mandi,


pasien dalam merawat diri gosok gigi, berpakaian, BAB,
BAK dibantu keluarganya
O : Pasien tampak bersih dan tak
berbau
17-8-06 1 Mengkaji ulang skala nyeri S : Pasien mengatakan pusing sudah
07.30 pasien berkurang
O : Pasien sudah tidak memegangi
kepalanya lagi, skala nyeri 2

07.45 2 Memotivasi pasien untuk S : Pasien mengiyakan


terlibat dalam perawatan O : Pasien terlibat dalam perawatan
dirinya sesuai dengan dirinya menggunakan tangan
kemampuannya kanan

07.50 1/3 Mengukur tanda-tanda vital S :-


O : TD 160/100 mmHg N : 88x/mnt
S : 36,5oC

08.00 1 Kolaborasi pemberian obat S :-


injeksi O : Obat inj masuk lewat selang
Piracetam inj 1 gr infus (iv)
Kalnex inj 1 gr

09.45 3 Mengkaji pengetahuan pasien S : Pasien mengatakan tidak tahu


tentang kondisinya saat ini, tentang penyakitnya saat ini,
batas normal tekanan batas normal tekanan darahnya,
darahnya diet hipertensi, diet hipertensi, pentingnya rajin
pentingnya rajin kontrol, kontrol penyebab sakitnya saat
penyebab penyakitnya saat ini ini pasien mengatakan hanya
mengurangi penggunaan garam
dalam makanannya
O : Pasien tidak mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan perawat

10.30 1 Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengiyakan


tidur tanpa bantal selama O : Pasien memindahkan bantal yang
pasien merasa pusing yang ada dibawah kepala

11.00 1/3 Mengukur tanda-tanda vital S :


O : TD 160/100 mmHg N : 88x/mnt
S : 363 oC
31

No.
Tgl/Jam Tindakan Respon Paraf
DX
12.00 1 Kolaborasi pemberian diet S : Pasien mengatakan minta disuapi
lunak rendah garam 2000 kkal anaknya
dan pemberian obat oral. O : Pasien makan disuapi anaknya
Autopril 1 tablet 25 mg, habis 2/3 porsi minum ½ air putih
nefidipin 1 tablet 10 mg, dan minum obat setelah makan
amox 1 tablet 500 mg, pamol
1 tablet 500 mg, GG 1 tablet

18-8-06 2 Membantu pasien mengganti S : Pasien mengatakan bajunya basah


07.20 pakaian tertumpahi air putih dan minta
bajunya diganti
O : Baju pasien basah dan pasien
mengganti baju dibantu perawat

07.45 1/3 Mengukur tanda-tanda vital S :-


O : TD 160/100 mmHg N : 80x/mnt
S : 36oC

07.50 1 Kolaborasi pemberian diet S : Pasien mengatakan ingin makan


rendah garam 200 kkal dan sendiri
pemberian obat peroral, O : Pasien makan menggunakan
catopril 1 tablet 25 gr, tangan kanan habis 2/3 porsi,
nefidipin 1 tablet 10 mg, ½ gelas air putih dan minum obat
amox 500 mg 1 tablet setelah makan
Pasien membutuhkan waktu lama
untuk makan (20 menit) posisi
makan dengan duduk

08.00 1 Kolaborasi pemberian obat S :-


injeksi kalnek 1 gram O : Obat masuk lewat selang infus

09.37 4 Mengkaji ulang ketajaman S : Pasien mengatakan pandangannya


penglihatan masih kabur
O : Pasien tidak mampu melihat
benda yang dekat dengannya
pasien mampu beradaptasi dengan
keadaan

10.45 3 Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengiyakan


minum obat secara teratur dan O :
kontrol secara rutin

11.00 2 Mengkaji ulang kemampuan S : Pasien mengatakan untuk berpa-


pasien dalam merawat diri kaian, BAB, BAK masih mem-
butuhkan bantuan orang lain,
tetapi pasien berusaha terlibat
untuk melakukan perawatan diri
walaupun dengan tangan kanan
O : Pasien tampak bersih dan tak ber-
bau. Pasien ikut terlibat dalam
aktivitas perawatan dirinya sesuai
kemampuannya
32

No.
Tgl/Jam Tindakan Respon Paraf
DX

12.00 1 Kolaborasi pemberian diet S : Pasien mengatakan mau makan


lunak rendah garam 2000 kkal sendiri
dan pemberian obat per oral O : Pasien makan sendiri habis ¾
porsi, minum air putih ½ gelas
dan obat diminum setelah makan

14.00 3 Mengkaji ulang penjelasan S : Pasien mengatakan bahwa penje-


pada klien dan keluarga lasannya dari perawat dapat di-
tentang pentingnya menjaga mengerti dan dapat menyebutkan
kesehatan dan mengontrol batas normal tekanan darahnya
tekanan darahnya 140/90 mmHg
O : Pasien mampu menjelaskan apa
yang sudah diajarkan/dijelaskan
oleh perawat dengan bahasanya
sendiri

E. Evaluasi

No.
Tgl/Jam EVALUASI Paraf
DX

16-8-06 1 S : Pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi dan leher sudah tidak
08.45 kaku lagi
O : Pasien tidak malas menggerakkan kepala dan tidak memegangi
kepala lagi skala nyeri 2 TD 160/100 mmHg N : 80 x/mnt
S : 36oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi perawatan : monitor tanda-tanda vital,
kolaborasi dengan ahli gizi dan dokter

17-8-06 2 S : Pasien mengatakan untuk mandi, BAB, BAK masih membutuh-


08.57 kan orang lain tetapi pasien berusaha terlibat melakukan perawat-
an diri, walaupun hanya menggunakan tangan kanan saja
O : Pasien tampak bersih dan tak berbau, untuk mengganti baju
pasien dibantu perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi keperawatan. Anjurkan untuk latihan
untuk meningkatkan kekuatan otot tangan kirinya

17-8-06 3 S : Pasien mengatakan pandangannya masih kabur


11.00 O : Pasien tidak mampu melihat benda dengan jelas, pasien tidak
cidera, pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan/keadaannya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi perawatan, jaga jangan sampai pasien
jatuh, kolaborasi dengan dari mata
33

No.
Tgl/Jam EVALUASI Paraf
DX

17-8-06 3 S : Pasien mengiyakan penjelasan perawat pasien menyebutkan batas


12.00 normal tekanan darahnya, pentingnya mempertahankan diet dan
kondisinya saat ini
O : Pasien mampu mengulangi penjelasan perawat dengan bahasanya
sendiri
A : Masalah telah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai