Anda di halaman 1dari 34

TUGAS

MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


BEDAH JURNAL
Dosen Pengampu : Dr. Zulfanetti, S.E. M.Si

Rencana Judul Tesis


“Deteminan Konsumsi Rokok pada Rumah Tangga Miskin di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur”

Disusun Oleh :
Kartika Wahyu Ningsih
Nim. P2C120016
Judul : Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi, Pendapatan dan Harga Rokok
Terhadap Konsumsi Rokok di Indonesia
Penulis : Annisa Marianti dan Budi Prayitno
Sumber : Economie JIE, Vol. 01, No. 2, Januari 2020
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
Bagaimana pengaruh Untuk Landasan Teori : Data yang Metode Hasil penelitian yang dilakukan
1 faktor sosial ekonomi, mengetahui 1. Teori konsumsi digunakan analisis yang mengenai analisis pengaruh
pendapatan, dan harga pengaruh faktor 2. Elastisitas harga dalam digunakan faktor sosial ekonomi,
rokok terhadap sosial ekonomi, 3. Pendapatan penelitian untuk pendapatan dan harga rokok
konsumsi rokok pendapatan, dan 3. Sistem sosial ini adalah mengidentifika terhadap konsumsi rokok di
Pemerintah harga rokok data si pengujian ini Indonesia, memperoleh bahwa
menaikkan tarif cukai terhadap Hipotesis : sekunder, adalah analilis (1) faktor sosial ekonomi yaitu
rokok sebesar 10,04 konsumsi rokok. H1 : faktor sosial ekonomi yang regresi linear jenis kelamin dan usia tidak
persen yang berlaku Pemerintah berpengaruh positif dan bersumber berganda. berpengaruh signifikan
mulai 1 Januari 2018. menaikkan tarif signifikan terhadap dari Dengan model terhadap konsumsi rokok di
Konsumsi rokok cukai rokok konsumsi rokok di Indonesia regresi Y = Indonesia (2)
cenderung sangat sebesar 10,04 Indonesia. Family β0+ Pendapatan tidak berpengaruh
tinggi diantara orang persen yang H2 : pendapatan Life β1X1+β2X2+ signifikan terhadap konsumsi
miskin, dimana berlaku mulai 1 berpengaruh positif dan Survey β3X3 rokok di Indonesia (3) Harga
sebagian besar Januari 2018. signifikan terhadap (IFLS). Y adalah rokok tidak berpengaruh
pendapatannya Konsumsi rokok konsumsi rokok di IFLS konsumsi signifikan terhadap konsumsi
digunakan untuk cenderung sangat Indonesia merupaka rokok rokok di Indonesia
konsumsi rokok. tinggi diantara H3 : harga rokok memiliki n survei XI yaitu faktor
Seorang perokok di orang miskin, hubungan positif dan berkelanju sosial ekonomi
Indonesia harus dimana sebagian pengaruh signifikan tan (gender) X2
mengeluarkan 8,25 besar terhadap konsumsi rokok mengenai yaitu
persen dari pendapatannya di Indonesia. keadaan pendapatan
pendapatan rata-rata digunakan untuk kesehatan dan X3 yaitu
mereka (diukur konsumsi rokok. dan sosial harga rokok.
dengan PDB per Seorang perokok ekonomi
kapita) untuk membeli di Indonesia harus dan
10 batang rokok mengeluarkan kesehatan
paling populer untuk 8,25 persen dari rumah
merokok setiap hari pendapatan rata- tangga di
dalam tiap tahun. rata mereka Indonesia.
(diukur dengan
PDB per kapita)
untuk membeli 10
batang rokok
paling populer
untuk merokok
setiap hari dalam
tiap tahun.
Judul : Pengaruh Kemiskinan, Pendapatan Per Kapita, Harga
Rokok, Produksi Rokok Terhadap Konsumsi Rokok Di
Indonesia
Penulis : Muhammad Noor Afif dan Hadi Sasana
Sumber : Diponegoro Journal Of Economics, Volume 1 , Nomor 1, Tahun 2019, Halaman 88
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
Bagaimana pengaruh Untuk Landasan teori : Data Penlitian ini Hasil estimasi menunjukan
2 tingkat kemiskinan, mengetahui 1. Pengertian konsumsi variabel menggunakan bahwa variabel kemiskinan
pendapatan per kapita, pengaruh tingkat 2. Pendapatan perkapita konsumsi model regresi berpengaruh positif dan
harga rokok, dan kemiskinan, 3. Kemiskinan rokok per linear signifikan terhadap konsumsi
produksi rokok pendapatan per 4. Produksi kapita berganda yang rokok per kapita. Variabel
terhadap konsumsi kapita, harga adalah menggunakan pendapatan per kapita
rokok per kapita di rokok, dan Hipotesis : data data Sekunder berpengaruh postif dan
Indonesia. produksi rokok H1 : kemiskinan sekunder dari tahun signifikan terhadap konsumsi
Menurut data terhadap berpengaruh positif dan yang 1986-2016. rokok per kapita. Variabel
Tobaccoatlas.org, konsumsi rokok signifikan terhadap berasal Dengan harga rokok tidak berpengaruh
konsumsi rokok per kapita di konsumsi rokok BPS dari persamaan terhadap konsumsi rokok per
masyarakat di Indonesia. H2 : pendapatan tahun 𝐶𝑂𝑁𝑖=𝛽0+𝛽1 kapita dan variabel produksi
Indonesia sangat Menurut data berpengaruh positif dan 1986- 𝑃𝑉𝑇𝑖+𝛽2𝐼𝑁𝐶𝑖 rokok berpengaruh positif dan
tinggi. Pada tahun Tobaccoatlas.org, signifikan terhadap 2016. Data +𝛽3𝑃𝑅𝐶𝑖+𝛽4𝑃 signifikan terhadap konsumsi
2014 Indonesia konsumsi rokok konsusmsi rokok Kemiskina 𝑅𝐷𝑖+𝜀𝑖 rokok per kapita. Hasil estimasi
menempati peringkat masyarakat di H3 : harga rokok n data dimana CON : menunjukan bahwa variabel
pertama konsumsi Indonesia sangat berpengaruh negatif dan yang Konsumsi kemiskinan berpengaruh positif
rokok dengan total tinggi. Pada tahun signifikan terhadap digunakan rokok per dan signifikan terhadap
1.322 batang per 2014 Indonesia konsumsi rokok dalam kapita konsumsi rokok per kapita.
kapita per tahun di menempati H4 : jumlah produksi variabel (Rupiah) Variabel pendapatan per kapita
ASEAN. Faktor- peringkat pertama rokok berpengaruh positif kemiskina PVT : berpengaruh postif dan
faktor seseorang untuk konsumsi rokok dan signifikan terhadap n adalah Kemiskinan signifikan terhadap konsumsi
merokok ditentukan dengan total konsumsi rokok jenis data (Jiwa) rokok per kapita. Variabel
oleh tingkat 1.322 batang per sekunder INC : harga rokok tidak berpengaruh
kemiskinan, kapita per tahun yang Pendapatan terhadap konsumsi rokok per
pendapatan per kapita, di ASEAN. diperoleh per kapita kapita dan variabel produksi
harga rokok, dan Faktor-faktor dari BPS (US$) rokok berpengaruh positif dan
produksi rokok. seseorang untuk tahun PRC : Harga signifikan terhadap konsumsi
merokok 1986- rokok (US$) rokok per kapita.
ditentukan oleh 2016. Data PRD :
tingkat Pendapata Produksi
kemiskinan, n Per rokok (Ton)
pendapatan per kapita data 𝛽0 :
kapita, harga yang Konstanta
rokok, dan digunakan 𝛽1…𝛽4 :
produksi rokok dalam Koefisien
variabel 𝑖 : unit cross
Pendapata section
n Per 𝜀 : error
kapita
adalah
mengguna
kan data
sekunder
yang
diperoleh
dari World
Bank.
Data harga
rokok
yang
digunakan
dalam
variabel
harga
rokok
adalah
mengunak
an data
sekunder
yang
diperoleh
dari World
Bank
tahun
1986-2016
dan data
produksi
rokok data
yang
digunakan
data
sekunder
yang
berasal
dari
Statistik
Perkebuna
n
Indonesia.
Judul : Pengaruh Tarif Cukai Tembakau Dan Pesan Bergambar Bahaya
Rokok Terhadap Konsumsi Rokok Di Banda Aceh
Penulis : Puput Arisna dan Eddy Gunawan
Sumber : Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), Vol.1 No. 2 November 2016: 588-597
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
Bagaimana pengaruh Untuk Landasan teori : Jenis data Metode yang Hasil penelitian menunjukkan
3 tarif cukai tembakau, mengetahui 1. Tembakau yang digunakan bahwa tarif cukai tembakau,
pesan bahaya rokok pengaruh tarif 2. Cukai digunakan dalam kawasan tanpa rokok, dan
bergambar pada cukai tembakau, 3. Cukai tembakau adalah penelitian ini pengeluaran terhadap rokok
bungkusan rokok, pesan bahaya 4. Pesan Bergambar data adalah Regresi berpengaruh positif dan
penetapan Kawasan rokok bahaya Rokok primer dan Linier signifikan terhadap tingkat
Tanpa Rokok (KTR), bergambar pada 5. Kawasan Tanpa Rokok data Berganda. konsumsi
tingkat pendapatan bungkusan rokok, (KTR) skunder. Dengan model rokok, hal ini menggambarkan
dan pengeluaran penetapan 6. Pendapatan Data regresi sebagai bahwa konsumen rokok
masyarakat terhadap Kawasan Tanpa 7. Pengeluaran Individu/ primer berikut TK = memiliki elastisitas yang
konsumsi rokok di Rokok (KTR), Rumah Tangga diperoleh β0 + inelastis
Kota Banda Aceh. tingkat dari hasil β1CUKAI + terhadap harga rokok.
Menaikkan harga pendapatan kuisioner, β2EG + Sedangkan pesan bahaya rokok
rokok melalui dan pengeluaran sedangkan β3KTR + bergambar dan tingkat
kenaikan cukai yang masyarakat data β4INC + pendapatan memiliki pengaruh
lebih tinggi terhadap skunder β5SPNDG + ε. yang negatif dan signifikan
merupakan salah satu konsumsi rokok diperoleh Dimana TK = terhadap tingkat konsumsi
cara yang efektif di Kota Banda dari Tingkat rokok. Penerapan Kawasan
untuk mengendalikan Aceh. Menaikkan instansi Konsumsi Tanpa Rokok tidak
konsumsi rokok harga rokok terkait Rokok di Kota mengurangi konsumsi rokok,
secara keseluruhan. melalui kenaikan seperti Banda Aceh. hanya mengurangi frekuensi
Selain bea cukai cukai yang lebih Direktorat CUKAI = perokok yang merokok pada
tembakau, pemerintah tinggi merupakan Jenderal Tarif Cukai lokasi-lokasi Kawasan Tanpa
juga menghimbau salah satu Bea dan Tembakau di Rokok.
kepada para produsen cara yang efektif Cukai Kota Banda Pendapatan konsumen
agar untuk (DJBC), Aceh. merupakan penentu konsumsi
dapat mencantumkan mengendalikan Badan EG = Efek rokok. Responden dengan
bahaya rokok tersebut konsumsi rokok Pusat Gambar pendapatan
terhadap kesehatan secara Statistik Bahaya Rokok tinggi akan cenderung untuk
melalui Peraturan keseluruhan. (BPS), pada tidak merokok biasanya
Menteri Selain bea cukai jurnal dan bungkusan responden yang berpendapatan
Kesehatan tembakau, lain-lain. rokok yang tinggi
(Permenkes) No. 28 pemerintah juga didistribusikan cenderung berpendidikan
Tahun 2013 tentang menghimbau di Kota Banda tinggi. Terdapat pengaruh yang
pencantuman kepada para Aceh. signifikan antarvariabel secara
peringatan kesehatan produsen agar KTR = model
dan dapat Kawasan tanpa namun secara parsial hanya
informasi kesehatan mencantumkan Rokok di Kota tarif cukai tembakau, kawasan
pada kemasan produk bahaya rokok Banda Aceh tanpa rokok dan tingkat
tembakau. Kebijakan tersebut terhadap INC = pengeluaran
lain yang dilakukan kesehatan melalui Pendapatan/In yang positif dan signifikan.
untuk menanggulangi Peraturan Menteri come
tingkat konsumsi Kesehatan SPNDG =
rokok masyarakat (Permenkes) No. Pengeluaran
adalah dengan 28 Tahun 2013 untuk
menetapkan kawasan tentang konsumsi
tanpa rokok. Selain itu pencantuman rokok individu
satu faktor yang peringatan di Kota banda
diduga dapat kesehatan dan Aceh
mempengaruhi tingkat informasi β0 =
konsumsi rokok kesehatan pada Intersept/Konst
adalah pendapatan kemasan produk anta
dari perokok yang tembakau. β1,β2…βn =
digunakan untuk Kebijakan lain Koefesien
mengkonsumsi rokok. yang dilakukan ε = Error
serta pengeluaran untuk
dalam mengkonsumsi menanggulangi
rokok tersebut. tingkat konsumsi
rokok masyarakat
adalah dengan
menetapkan
kawasan tanpa
rokok. Selain itu
satu faktor yang
diduga dapat
mempengaruhi
tingkat
konsumsi rokok
adalah
pendapatan dari
perokok yang
digunakan untuk
mengkonsumsi
rokok
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengeluaran Konsumsi
Rokok Pada Rumah Tangga Miskin Di Provinsi Aceh
Penulis : Haifa Sari, Sofyan Syahnur dan Chenny Seftarita
Sumber : Jurnal Perspektif Ekonomi Darussalam, Volume 3 Nomor 2, September 2017
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
1. Bagaimana 1. Untuk Landasan teori : Data Model analisis Hasil penelitian ini adalah
4 pengaruh harga rokok menganalisis 1. Konsep kemiskinan yang untuk variabel pendapatan rumah
terhadap pengeluaran pengaruh harga 2. Teori konsumsi digunakan menganalis tangga dan pengeluaran
rokok di Provinsi rokok terhadap adalah faktor-faktor makanan tanpa rokok
Aceh pengeluaran Hipotesis : data yang mempengaruhi pengeluaran
2. Bagaimana rokok di Provinsi H1 : pendapatan rumah sekunder mempengaruhi konsumsi rokok pada rumah
pengaruh pendapatan Aceh tangga berpengaruh positif hasil pengeluaran tangga miskin di
rumah tangga 2. Untuk terhadap pengeluaran Susenas konsumsi Aceh tahun 2010. Di tahun
terhadap pengeluaran menganalisis konsumsi rokok pada tahun rokok 2015 ada penambahan variabel,
rokok di Provinsi pengaruh rumah tangga miskin. 2010 dan pada rumah yaitu pengeluaran pendidikan
Aceh pendapatan rumah H2 : jumlah anggota 2015 yang tangga miskin dan
3. Bagaimana tangga terhadap rumah dikumpulk menggunakan pengeluaran kesehatan yang
pengaruh jumlah pengeluaran tangga dewasa an oleh OLS dengan berpengaruh terhadap
anggota rumah tangga rokok di Provinsi berpengaruh positif BPS pada model regresi pengeluaran konsumsi rokok
dewasa terhadap Aceh terhadap pengeluaran bulan linier pada rumah tangga
pengeluaran rokok di 3. Untuk konsumsi rokok pada Maret berganda yang miskin. Artinya masyarakat
Provinsi Aceh menganalisis rumah tangga miskin. setiap diturunkan dari Aceh pada tahun
4. Bagaimana pengaruh jumlah H3 : harga rokok tahunnya. fungsi 2015 semakin lebih baik
pengaruh anggota rumah berpengaruh negatif Pemilihan permintaan dibandingkan tahun 2010
penegeluaran tangga dewasa terhadap pengeluaran data Marshallian. karena sudah mulai ada
makanan tanpa rokok terhadap konsumsi rokok pada Susenas Dengan pengetahuan akan
terhadap pengeluaran pengeluaran rumah tangga miskin. bulan persamaan pentingnya pendidikan dan
rokok di Provinsi rokok di Provinsi H4 : pengeluaran makanan Maret sebagai berikut kesehatan. Kedua, pola
Aceh Aceh tanpa konsumsi rokok dikarenaka 𝐿𝑛𝐶𝑅𝐾. = 𝑎 + pengeluaran konsumsi rokok
5. Bagaimana 4. Untuk berpengaruh negatif n sampel 𝑏0𝐿𝑛𝑃𝑅. + pada rumah tangga miskin
pengaruh pengeluaran menganalisis terhadap pengeluaran yang 𝑏7𝐿𝑛𝑌𝑅𝑀. + pada tahun 2010 dan 2015
pendidikan terhadap pengaruh konsumsi rokok pada dicakup 𝑏:𝐿𝑛𝐽𝐷𝑊𝑆. + berbeda secara signifikan. Hal
pengeluaran rokok di penegeluaran rumah tangga miskin lebih besar 𝑏?𝐿𝑛𝑀𝑇𝑅𝐾. + ini terlihat dari besaran
Provinsi Aceh makanan tanpa H5 : pengeluaran dibanding 𝑏@𝐿𝑛𝐸𝑋𝐸𝐷𝑈. koefisien
6. Bagaimana rokok terhadap pendidikan berpengaruh kan data + pada setiap variabel bebas yang
pengaruh pengeluaran pengeluaran negatif terhadap Susenas 𝑏D𝐿𝑛𝐻𝐿𝑇𝐻. + berpengaruh terhadap
kesehatan terhadap rokok di Provinsi pengeluaran konsumsi bulan 𝜇. Dimana pengeluaran konsumsi rokok
pengeluaran rokok di Aceh rokok pada rumah tangga September CRK = pada rumah
Provinsi Aceh 5. Untuk miskin . Pengeluaran tangga miskin. Besaran
7. Bagaimana pola menganalisis H6 : pengeluaran konsumsi koesfisien variabel bebas pada
pengeluaran konsumsi pengaruh kesehatan berpengaruh rokok (Rupiah) tahun 2010 lebih besar
rokok pada pengeluaran negatif terhadap PR= Harga pengaruhnya daripada
rumah tangga miskin pendidikan pengeluaran konsumsi Rokok tahun 2015. Artinya sedikit
di Aceh terhadap rokok pada rumah tangga (Rupiah) saja terjadi kenaikan pada
Rokok merupakan pengeluaran miskin YRM= variabel bebas yang
komoditas yang rokok di Provinsi Pendapatan berpengaruh pada tahun
mempunyai peranan Aceh rumah tangga 2010, pengaruhnya lebih besar
kedua terbesar 6. Untuk miskin dibandingkan pada tahun 2015
setelah komoditi beras menganalisis (Rupiah) terhadap pengeluaran konsumsi
terhadap garis pengaruh JDWS= rokok
kemiskinan baik di pengeluaran Jumlah pada rumah tangga miskin di
Indonesia maupun di kesehatan anggota rumah Aceh.
Aceh tahun 2015. terhadap tangga miskin
Kontribusi komponen pengeluaran dewasa (umur
konsumsi rumah rokok di Provinsi > 18 tahun)
tangga terhadap Aceh MTRK =
Produk Domestik 7. Untuk Pengeluaran
Regional Bruto menganalisis pola makanan tanpa
(PDRB) Aceh pengeluaran rokok (Rupiah)
mencapai 62,10 konsumsi rokok EXEDU =
persen pada tahun pada Pengeluaran
2015, artinya setengah rumah tangga pendidikan
lebih dari pendapatan miskin di Aceh (Rupiah)
digunakan untuk Rokok merupakan HLTH =
pengeluaran konsumsi komoditas yang Pengeluaran
rumah tangga. mempunyai kesehatan
Konsumsi minuman peranan kedua (Rupiah)
beralkohol dan rokok terbesar a=Konstanta
masih lebih besar setelah komoditi b1, b2,
dibandingkan untuk beras terhadap b3, .........b6 =
pengeluaran konsumsi garis kemiskinan parameter
kesehatan dan baik di Indonesia i= rumah
pendidikan yang maupun di Aceh tangga ke
masing-masing tahun 2015. 1,2,3,....n
sebesar 2,08 persen Kontribusi μ= error term
dan 1,31 persen pada komponen
tahun 2015 konsumsi rumah
tangga terhadap
Produk Domestik
Regional Bruto
(PDRB) Aceh
mencapai 62,10
persen pada tahun
2015, artinya
setengah lebih
dari pendapatan
digunakan untuk
pengeluaran
konsumsi rumah
tangga. Konsumsi
minuman
beralkohol dan
rokok masih lebih
besar
dibandingkan
untuk
pengeluaran
konsumsi
kesehatan dan
pendidikan yang
masing-masing
sebesar 2,08
persen dan 1,31
persen pada tahun
2015
Judul : Analisis Konsumsi Rokok Pada Rumah Tangga Miskin Dan Tidak
Miskin Di Kabupaten Aceh Besar
Penulis : Putri Kemala Saril dan Chenny Seftarita
Sumber : Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), Vol.3 No.3 Agustus 2018
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
1. Bagaimana 1. Untuk Landasan teori : Sumber Model analisis Hasil penelitian ini diperoleh
5 pengaruh harga rokok menganalisis 1. Teori permintaan data yang data yang bahwa (1) Variabel harga
terhadap pengaruh harga 2. Teori konsumsi digunakan digunakan rokok, pendidikan dan usia
mempengaruhi rokok terhadap 3. Teori prilaku konsumen dalam dalam memiliki pengaruh yang
konsumsi mempengaruhi 4. Definisi rokok dan penelitian penelitian ini negatif dan signifikan
rokok rumah tangga konsumsi aktivitas merokok ini adalah adalah model terhadap konsumsi rokok pada
miskin dan tidak rokok rumah 5. Teori kemiskinan data regresi logistik rumah tangga miskin dan tidak
miskin di Kabupaten tangga miskin dan primer dengan analisis miskin di Kabupaten Aceh
Aceh Besar tidak miskin di yang secara statistik Besar. Artinya, semakin tinggi
2. Bagaimana Kabupaten Aceh diperoleh deskriptif harga rokok, semakin tinggi
pengaruh pendidikan Besar dari hasil kuantitatif dan pendidikan seseorang, dan
terhadap 2. Untuk wawancar kualitatif. semakin bertambah tua
mempengaruhi menganalisis a langsung Dengan seseorang maka konsumsi
konsumsi pengaruh dengan persamaan ln rokoknya akan berkurang, (2)
rokok rumah tangga pendidikan responden. p/ Variabel jumlah tanggungan
miskin dan tidak terhadap 1−p keluarga memiliki pengaruh
miskin di Kabupaten mempengaruhi =β0+ β1 yang positif dan signifikan
Aceh Besar konsumsi PCig+β2Edu+ terhadap konsumsi rokok pada
3. Bagaimana rokok rumah β3 Age+β4 rumah tangga miskin di
pengaruh umur tangga miskin dan Fam+β5 Env. Kabupaten Aceh Besar. Hal
terhadap tidak miskin di Dimana ln p/ tersebut mengindikasikan
mempengaruhi Kabupaten Aceh 1−p = Variabel bahwa kurangnya kesadaran
konsumsi Besar terikat (“1” seorang perokok akan dampak
rokok rumah tangga 3. Untuk jika rumah negatif dari konsumsi rokok
miskin dan tidak menganalisis tangga miskin yang tidak hanya dapat
miskin di Kabupaten pengaruh umur dan “0” jika membahayakan kesehatannya
Aceh Besar terhadap rumah tidak sendiri
4. Bagaimana mempengaruhi miskin) dan orang lain, tapi juga dapat
pengaruh jumlah konsumsi PCig = Harga menurunkan standar hidup
anggota keluarga rokok rumah rokok keluarganya karena
terhadap tangga miskin dan Edu = pengeluarannya untuk rokok
mempengaruhi tidak miskin di Pendidikan per bulan yang tidak berkurang
konsumsi Kabupaten Aceh Age = Umur meski jumlah anggota
rokok rumah tangga Besar Fam = Jumlah keluarganya bertambah, (3)
miskin dan tidak 4. Untuk anggota Variabel lingkungan perokok
miskin di Kabupaten menganalisis keluarga juga memiliki pengaruh yang
Aceh Besar pengaruh jumlah Env = positif dan signifikan pada
5. Bagaimana anggota keluarga Lingkungan konsumsi rokok pada rumah
pengaruh lingkungan terhadap perokok tangga miskin dan tidak miskin
perokok terhadap mempengaruhi β0 = Konstanta di Kabupaten Aceh Besar.
mempengaruhi konsumsi β1 , β2 ,…, β5 Semakin lingkungan tersebut
konsumsi rokok rumah = Parameter mendukung seseorang untuk
rokok rumah tangga tangga miskin dan merokok maka semakin
miskin dan tidak tidak miskin di banyak juga rokok yang akan
miskin di Kabupaten Kabupaten Aceh dikonsumsinya, (4) Seorang
Aceh Besar Besar perokok akan berpeluang
6. Bagaimana peluang 5. Untuk menjadi miskin sebesar 8 kali
seseorang menganalisis jika lingkungan sekitar
menjadi miskin akibat pengaruh mendukungnya untuk
mengonsumsi rokok lingkungan mengonsumsi rokok. Seorang
di Kabupaten Aceh perokok terhadap perokok juga akan berpeluang
Besar mempengaruhi menjadi miskin sebesar 2 kali
Besarnya konsumsi konsumsi jika jumlah anggota
rokok oleh masyarakat rokok rumah keluarganya bertambah tapi ia
di Kabupaten Aceh tangga miskin dan tidak
Besar cukup tidak miskin di mengurangi konsumsi
mengkhawatirkan Kabupaten Aceh rokoknya, (5) Peluang seorang
terlebih konsumsi Besar perokok menjadi miskin akan
rokok dianggap lebih 6. Untuk berkurang jika harga rokok
penting daripada menganalisis dinaikkan, jika
konsumsi untuk peluang seseorang ia berpendidikan tinggi dan
kebutuhan pokok menjadi miskin jika ia sudah tua.
lainnya yang memiliki akibat
nilai gizi lebih tinggi. mengonsumsi
Akibat dari persentase rokok di
pengeluaran untuk Kabupaten Aceh
konsumsi rokok yang Besar
lebih besar daripada Besarnya
untuk pengeluaran konsumsi rokok
kebutuhan lainnya, oleh masyarakat
tidak hanya di Kabupaten
menyebabkan standar Aceh Besar cukup
hidup keluarga miskin mengkhawatirkan
semakin rendah saja. terlebih konsumsi
Kondisi kemiskinan rokok dianggap
yang identik dengan lebih penting
lingkungan yang daripada
kumuh, tekanan konsumsi untuk
hidup yang berat, serta kebutuhan pokok
tingkat stres yang lainnya yang
lebih tinggi juga dapat memiliki nilai
mendorong orang gizi lebih tinggi.
untuk Akibat dari
mengonsumsi rokok persentase
lebih banyak dan lebih pengeluaran
sering. untuk konsumsi
rokok yang lebih
besar daripada
untuk
pengeluaran
kebutuhan
lainnya, tidak
hanya
menyebabkan
standar hidup
keluarga miskin
semakin rendah
saja. Kondisi
kemiskinan yang
identik dengan
lingkungan yang
kumuh, tekanan
hidup yang berat,
serta tingkat stres
yang lebih tinggi
juga dapat
mendorong orang
untuk
mengonsumsi
rokok lebih
banyak dan lebih
sering.
Judul : Dampak Pendapatan Dan Harga Rokok Terhadap
Tingkat Konsumsi Rokok Pada Rumah Tangga Miskin Di
Indonesia
Penulis : Nasruddin Djoko Surjono dan Piping Setyo Handayani
Sumber : Jurnal BPPK, Volume 6 Nomor 2, 2013
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
1. Bagaimana 1. Untuk Landasan teori : Data Penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian
6 konsumsi rokok mengetahui 1. Faktor-faktor yang bersumber menggunakan tersebut, rokok merupakan
rumah tangga miskin konsumsi rokok mempengaruhi konsumsi dari data model barang normal
ketika terjadi kenaikan rumah tangga Rokok Susenas LA/AIDS. bagi rumah tangga miskin,
pendapatan dan harga miskin 2. Fungsi permintaan Panel Model ketika ada kenaikan
rokok ketika terjadi konsumen tahun LA/AIDS yang pendapatan maka konsumsi
2. Bagaimana belanja kenaikan 3. Almost Ideal Demand 2008-2010 digunakan rokok akan meningkat.
komoditi yang pendapatan dan System dan adalah: 𝑤𝑖 = Permintaan rokok pada rumah
dikorbankan rumah harga rokok Potensi 𝛼𝑖0 + 𝑗 𝛾𝑖𝑗 tangga miskin bersifat
tangga miskin ketika 2. Untuk Hipotesis : Desa 𝑙𝑛𝑝𝑗 + 𝛽𝑖 𝑙𝑛 𝑦 inelastis. Ketika terjadi
konsumsi mengetahui H1 : Rumah tangga miskin (Podes) 𝑃 + 𝛼𝑖1𝐴𝐺𝐸 + kenaikan harga rokok, maka
rokok meningkat belanja komoditi akan meningkatkan 2008. Data 𝛼𝑖2𝐸𝐷𝑈𝐶+𝛼𝑖3 konsumsi rokok pada rumah
Rumah tangga di yang konsumsi rokoknya jika Susenas 𝐴𝐷𝑈𝐿𝑇+𝛼𝑖4𝐸 tangga miskin berkurang
Indonesia yang dikorbankan ada peningkatan Panel 𝑀𝑃+𝛼𝑖5𝐼𝑁𝐹+ sebesar 0,4204 persen pada
mengkonsumsi rumah tangga pendapatan 2008-2010 𝛼𝑖6𝐹𝐴𝑆𝐾𝐸 tahun 2008, 0,7040 pada
rokok pada tahun miskin ketika H2 : Rumah tangga miskin mencakup 𝑆 + 𝛼𝑖7𝑇𝐼𝑃𝐸 + tahun 2009, dan 0,7799 pada
2003 mencapai 60 konsumsi akan mengurangi sampel 𝛼𝑖8𝐼𝑀𝑅𝑖 + 𝑢𝑖 tahun 2010.
persen. semakin tinggi rokok meningkat konsumsi rokok, jika ada 68.800 Dimana i,j = Ketika ada kenaikan harga
tingkat kecanduan Rumah tangga di kenaikan harga rokok rumah kelompok rokok, maka rumah
perokok, semakin Indonesia yang H3 : Rumah tangga miskin tangga, pengeluaran tangga miskin mengorbankan
miskin kondisi mengkonsumsi akan mengurangi 67.174 wi = proporsi konsumsi kelompok
perekonomian rokok pada tahun konsumsi barang lain, jika rumah pengeluaran komoditi lainnya. Pada tahun
keluarga. Porsi belanja 2003 mencapai 60 pengeluaran untuk tangga rumah tangga 2008, rumah tangga
rokok yang semakin persen. semakin konsumsi rokok meningkat pada tahun untuk miskin mengorbankan
besar tinggi tingkat 2009, konsumsi pengeluaran hampir seluruh
akan mengurangi kecanduan dan kelompok ke-i komoditi, kecuali biaya
kemampuan keluarga perokok, semakin 66.516 terhadap total kesehatan. Pada tahun 2009
untuk miskin kondisi rumah pengeluaran komoditi yang dikorbankan
mencukupi kebutuhan perekonomian tangga pj = harga adalah komoditi padipadian,
lain, seperti makanan, keluarga. Porsi pada tahun kelompok ikan/udang/cumi/daging/telur/s
biaya belanja rokok 2010. pengeluaran usu, bahan
pendidikan anak, yang semakin ke j yang tidak minuman, tembakau dan sirih
biaya kesehatan dan besar terobservasi lainnya, makanan
upaya akan mengurangi (diproksi lainnya, biaya kesehatan serta
meningkatkan gizi kemampuan dengan unit non makanan lainnya.
anak-anak dan keluarga untuk value) Sedangkan pada tahun 2010,
keluarga, mencukupi y = jumlah rumah tangga miskin
pengobatan, terlebih kebutuhan lain, pengeluaran mengorbankan pengeluaran
menabung. seperti makanan, rumah tangga untuk semua komoditi.
biaya P = Indeks
pendidikan anak, Harga Stone,
biaya kesehatan 𝑙𝑜𝑔𝑃 = 𝑖 𝑤𝑖
dan upaya 𝑙𝑜𝑔𝑝𝑖
meningkatkan AGE = umur
gizi anak-anak kepala rumah
dan keluarga,
tangga
pengobatan,
EDUC = lama
terlebih
sekolah
menabung.
kepala rumah
tangga
ADULT =
persentase
anggota
rumah tangga
yang
berumur 18
tahun ke atas
EMP =
dummy
bekerja (1 jika
kepala rumah
tangga
bekerja, 0 jika
lainnya)
INF = dummy
akses
terhadap
informasi (1
jika
rumah tangga
mempunyai
akses
terhadap
informasi, 0
jika lainnya)
FASKES =
dummy
adanya
fasilitas
kesehatan (1
jika
ada fasilitas
kesehatan di
sekitar
rumah, 0
jika lainnya)
TIPE =
dummy tipe
daerah (1 jika
kota, 0 jika
desa)
IMRi = Invers
Mills Ratio,
variabel
koreksi dari
estimasi
kelompok
pengeluaran ke
i yang
dikonsumsi
rumah tangga
𝛼𝑖0, 𝛼𝑖1, 𝛼𝑖2,
𝛼𝑖3, 𝛼𝑖4, 𝛼𝑖5,
𝛼𝑖6, 𝛼𝑖7, 𝛼𝑖8,
𝛾𝑖𝑗 , 𝛽𝑖=
parameter
dugaan
ui = residual
(error term)
Judul : Korelasi Jumlah Pengeluaran Konsumsi Rokok Dengan
Jumlah Pengeluaran Konsumsi Makanan Pada Masyarakat
Miskin (Studi Kasus Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar)
Penulis : Darma Satria dan Taufiq C Dawood
Sumber : Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM), Vol.2 No.1 Februari 2017
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
Bagaimana korelasi Untuk Landasan teori : Data Dalam Berdasarkan hasil penelitian,
7. jumlah pengeluaran mengetahui 1. Teori kemiskinan diperoleh penelitian ini hubungan antara jumlah
konsumsi rokok korelasi jumlah 2. Teori konsumsi dari hasil penulis pengeluaran konsumsi
dengan pengeluaran pengamata menggunakan makanan
jumlah pengeluaran konsumsi rokok n yang metode dengan jumlah pengeluaran
konsumsi makanan dengan dikumpulk korelasi konsumsi rokok pada
pada masyarakat jumlah an dalam Pearson, masyarakat miskin di
miskin di Kecamatan pengeluaran sebuah metode Kecamatan Darul
Darul Imarah konsumsi informasi korelasi Imarah adalahnegatif, negatif
Kabupaten Aceh makanan pada dengan digunakan artinya ketika jumlah
Besar masyarakat memiliki karena kedua pengeluaran konsumsi rokok
Aceh mengalami miskin di keterangan variabel meningkat akan
tingkat pertumbuhan Kecamatan Darul - tersebut yaitu mengurangi jumlah
ekonomi yang rendah Imarah keterangan jumlah pengeluaran untuk konsumsi
atau negatif selama Kabupaten Aceh atau fakta- pengeluaran makanan, dan masyarakat
hampir Besar fakta, konsumsi miskin di kecamatan
tiga dekade trakhir, Aceh mengalami maka rokok dengan tersebut lebih banyak
tertinggal dibelakang tingkat dalam jumlah mengeluarkan uangnya untuk
Indonesia dan pertumbuhan penelitian pengeluaran konsumsi rokok dari pada
Sumatera Utara ekonomi yang ini konsumsi pengeluaran untuk
hampir setiap tahun. rendah atau digunakan makanan konsumsi makanan, namun
Terkait warga miskin, negatif selama data belum jelas hubungan antara jumlah
ada temuan menarik hampir primer. arah pengeluaran konsumsi
dalam konsumsi tiga dekade Data hubungannya makanan dengan
rokok. Data Survei trakhir, tertinggal primer dan tidak jumlah pengeluaran konsumsi
Sosial dibelakang adalah terdefinisi rokok tersebut adalah lemah,
Ekonomi Nasional Indonesia dan data yang dengan baik lemah karena terdapat faktor-
(Susenas) oleh Badan Sumatera Utara diperoleh berdasarkan faktor
Pusat Statistik dalam hampir setiap atau teori lain yang mempengaruhi
beberapa tahun tahun. Terkait dikumpulk sebelumnya. jumlah pengeluaran konsumsi
terakhir warga miskin, ada an oleh Penggunaan rokok diluar jumlah
menangkap betapa temuan menarik peneliti metode pengeluaran
tingginya pola dalam konsumsi secara dimaksudkan konsumsi makanan. Misalnya
pengeluaran rokok, rokok. Data langsung agar kebenaran selera, usia, biaya kesehatan,
baik filter maupun Survei Sosial dari yang pendidikan atau bahkan
kretek pada warga Ekonomi sumber diungkapkan perilaku.
miskin.Pendapatan Nasional datanya. benar-benar Demikian pula terdapat faktor-
warga miskin tidak (Susenas) oleh Data berdasarkan faktor lain yang dapat
hanya dihabiskan Badan Pusat primer bukti ilmiah mempengaruhi jumlah
untuk pengeluaran Statistik dalam disebut yang kuat. pengeluaran
pangan seperti beberapa tahun juga konsumsi makanan diluar
membeli beras, tetapi terakhir sebagai jumlah pengeluaran konsumsi
juga dibakar dalam menangkap data asli untuk rokok. Hal ini dibuktikan
bentuk asap betapa tingginya atau data berdasarkan fakta di lapangan
rokok.Kontribusi pola pengeluaran baru yang bahwa masyarakat miskin di
pengeluaran untuk rokok, baik filter memiliki Kecamatan Darul Imarah yang
konsumsi rokok cukup maupun kretek sifat up to mengkonsumsi rokok lebih
besar dalam pada warga date. Data memilih untuk tidak
perhitungan miskin.Pendapata primer mengurangi jumlah konsumsi
kemiskinan(Aditama, n warga miskin diperoleh rokoknya, apabila
2012). Kontribusi tidak hanya dengan jumlah pengeluaran konsumsi
rokok dihabiskan untuk melakukan makananmasyarakat tersebut
terhadap kemiskinan pengeluaran wawancar meningkat, mereka memilih
menduduki posisi pangan seperti a langsung untuk
kedua setelah membeli beras, dengan tidak mengurangi jumlah
komoditi beras, baik tetapi juga mengguna konsumsi rokoknya.
di perkotaan maupun dibakar dalam kan
di perdesaan bentuk asap kuisioner
rokok.Kontribusi untuk
pengeluaran mengump
untuk ulkan data.
konsumsi rokok Pertanyaa
cukup besar n
dalam kuisioner
perhitungan meliputi
kemiskinan(Adita profil
ma, 2012). responden
Kontribusi rokok dan
terhadap indikator
kemiskinan terkait
menduduki posisi variable
kedua setelah penelitian.
komoditi beras,
baik di perkotaan
maupun
di perdesaan
Judul : Pengaruh Konsumsi Rokok Terhadap Kemiskinan Di Provinsi
Aceh, (2014-2018)
Penulis : Ervina Yunita
Sumber : Jurnal Transformasi Administrasi, volume 08 nomor 02 tahun 2018
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
Bagaimana pengaruh Bagaimana Landasan teori : Jenis data Metode Berdasarkan hasil penelitian
8 konsumsi pengaruh 1. Konsep kemiskinan yang analisis yang yang
rokok terhadap tingkat konsumsi 2. Teori kemiskinan digunakan digunakan telah dilakukan dengan
kemiskinan rokok terhadap 3. Penyebab kemiskinan dalam dalam beberapa olah data
di Provinsi Aceh? tingkat penelitian penelitian ini menggunakan alat analisis
Persentase kemiskinan ini adalah adalah Regresi menyimpulkan
Pengeluaran konsumsi di Provinsi Aceh? data Data sebagai berikut : hubungan
rokok terhadap Persentase sekunder, Panel antara jumlah
pengeluaran penduduk Pengeluaran berupa pengeluaran konsumsi rokok
di konsumsi data angka pada
Indonesia sebesar rokok terhadap kemiskina masyarakat miskin di
5,94% pada tahun pengeluaran n dan Kabupaten/Kota se
2015 penduduk di konsumsi Provinsi Aceh adalah positif.
lebih besar Indonesia sebesar rokok Artinya
dibandingkan lima 5,94% pada tahun Kabupaten ketika jumlah jumlah konsumsi
tahun 2015 /Kota di rokok
sebelumnya sebesar lebih besar Provinsi tetap dan terus bertambah
5,25% pada tahun dibandingkan Aceh dari maka secara
2010, dan semakin lima tahun tahun linear kemiskinan akan terus
bertambah setiap sebelumnya 2014 meningkat.
tahunnya. Pada Tahun sebesar 5,25% sampai
2018 jumlah pada tahun dengan
penduduk miskin di 2010, dan tahun
Aceh mencapai semakin 2018.
838,49 bertambah setiap Adapun
ribu orang (15,97%). tahunnya. Pada data yang
Tahun 2018 digunakan
jumlah bersumber
penduduk miskin dari Badan
di Aceh mencapai Pusat
838,49 Statistik
ribu orang Provinsi
(15,97%). Aceh, file
publikasi
dari
Kementeri
an
Kesehatan
Republik
Indonesia
berupa
laporan
RISKESD
AS.
Judul : Cigarette Consumption and Poverty Case Study : Poor Smoker Household in
Bangka Belitung Island
Penulis : Agustina Neli and Usman Hardius
Sumber : Journal of Advance Research in Social Science, 2 (4):20-30, 2020
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
1. Bagaimana dampak 1. Untuk Landasan teori : Data yang Analisis Berdasarkan hasil analisis
9 konsumsi rokok mengetahui 1. Konsep kemiskinan digunakan regresi logistik menunjukkan bahwa rumah
terhadap status dampak konsumsi 2. Teori konsumsi dalam bineri tangga miskin di Kepulauan
kemiskinan, dengan rokok terhadap penelitian digunakan Bangka Belitung sebagian
simulasi mengubah status Hipotesis : adalah untuk besar adalah perokok. Mereka
pengeluaran rokok kemiskinan, H1 : pengeluaran rokok data hasil mengetahui mengalokasikan
menjadi pengeluaran dengan simulasi merupakan penyebab PKL pengaruh pengeluarannya untuk
makanan mengubah banyak rumah tangga mahasiswa karakteristik konsumsi rokok cukup besar
2. Bagaimana pengeluaran menjadi miskin Politeknik sosial, dibandingkan pengeluaran
karakteristik pengaruh rokok menjadi H2 : banyak rumah tangga Statistika ekonomi dan makanan lainnya. Selanjutnya,
sosial, ekoomi dan pengeluaran yang sebenarnya dapat STIS demografi rokok menjadi penyumbang
demografi terhadap makanan menghindari kemiskinan Kepulauan terhadap terbesar kedua terhadap garis
perubahan status 2. Bagaimana jika pengeluaran untuk Bangka perubahan kemiskinan di pulau Bangka
kemiskinan karakteristik merokok dialihkan untuk Belitung status Belitung.
Berdasarkan pengaruh sosial, konsumsi yang memiliki Tahun kemiskinan. Hasil simulasi dengan
komponen garis ekoomi dan nilai kalori 2017. Bentuk model mengubah pengeluaran rokok
kemiskinan demografi H3 : karakteristik sosial, Jumlah regresi logistik menjadi pengeluaran makanan
Keoulauan Bangka terhadap ekonomi dan demografi sampel yang yang mengandung kalori,
Belitung, persentase perubahan status berpengaruh terhadap sebanyak digunakan beberapa rumah tangga dapat
pengeluaran konsumsi kemiskinan perubahan dalam status 7080 dalam mengubah status
rokok adalah yang Berdasarkan kemiskinan rumah tangga rumah penelitian kemiskinannya dari rumah
kedua terbesar untuk komponen garis perokok miskin. tangga, adalah sebagai tangga miskin menjadi rumah
garis kemiskinan, kemiskinan diwawanc berikut: tangga tidak miskin. Sehingga
sedangkan beras Keoulauan arai 𝑙𝑛 ( 𝑝 1−𝑝) = edukasi tentang bahaya rokok
sebagai makanan Bangka Belitung, dengan 𝛽0 + 𝛽1𝐸𝑑𝑢1 bagi kesehatan perlu
sebagai makanan persentase kuesioner + ditingkatkan.
pokok hanya pengeluaran Computer 𝛽2𝐸𝑑𝑢2+𝛽3𝐿𝑎
menempati posisi konsumsi rokok Assisted 𝑝𝑈𝑠1
keempat. Rokok tidak adalah yang Personal +𝛽4𝐿𝑎𝑝𝑈𝑠2+𝛽
mengandung kalori, kedua terbesar Interviewi 5𝑆𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠1+𝛽6𝑆
jadi mereka tidak akan untuk garis ng 𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠2 +
menambah kalori kemiskinan, (CAPI). +𝛽7𝑆𝑢𝑚𝐴𝑅𝑇+
dengan sedangkan beras 𝛽8𝐴𝑔𝑒𝐾𝑅𝑇+𝛽
mengkonsumsinya. sebagai makanan 9𝐸𝑥𝑝𝐻𝑒𝑎𝑙𝑡ℎ+
Hal ini juga sebagai makanan 𝛽10𝐸𝑥𝑝𝐸𝑑𝑢+
memungkinkan bagi pokok hanya 𝛽11𝐼𝑛𝑐𝑎𝑝,
seseorang yang menempati posisi dimana p =
memiliki pengeluaran keempat. Rokok Peluang
di atas garis tidak keberhasilan
kemiskinan untk tetap mengandung rumah tangga
miskin karena banyak kalori, jadi untuk
dihabiskan untuk mereka tidak akan mengubah
mengkonsumsi rokok. menambah kalori status
dengan kemiskinan
mengkonsumsiny Edu1 =
a. Hal ini juga Pendidikan
memungkinkan menengah
bagi seseorang Edu2 =
yang memiliki Pendidikan
pengeluaran di tinggi
atas garis LapUs1 =
kemiskinan untk Pekerjaan
tetap miskin Kepala Rumah
karena banyak Tangga di
dihabiskan untuk Sektor
mengkonsumsi Pertambangan
rokok dan Penggalian
LapUs2 =
Pekerjaan
kepala rumah
tangga di
sektor lain
(selain
pertanian dan
pertambangan)
Status1 =
Status
pekerjaan
kepala rumah
tangga sebagai
pekerja/buruh
Status2 =
Status
pekerjaan
kepala rumah
tangga
memiliki usaha
SumART =
Jumlah
anggota rumah
tangga
UmurKRT =
Umur kepala
rumah tangga
ExpHealth =
Pengeluaran
rumah tangga
untuk
kesehatan
ExpEdu =
Pengeluaran
rumah tangga
untuk
pendidikan
Incap =
Pendapatan per
kapita
i = Nilai
koefisien
masing-masing
variabel bebas,
i = 0,1,2, ... 11.
Judul : Determinants of Cigarette Consumption in Turkey:
An ARDL Bounds Testing Approach
Penulis : Furkan Yıldız
Sumber : The Turkish Journal On Addictions, 7(2), 74-80.
LANDASAN TEORI /
PERUMUSAN TUJUAN DATA / METODE HASIL PENELITIAN /
NO HIPOTESIS/
MASALAH PENELITIAN SUMBER ANALISIS KESIMPULAN
MODEL PENELITIAN
1. Bagaimana 1. Untuk Townsend, Roderick, dan Data yang Metode yang Peningkatan PDB riil per
10 pengaruh Produk mengetahui Cooper (1994) menyelidiki digunakan digunakan kapita menyebabkan
Domestik (PDB) per pengaruh Produk pengaruh harga rokok dan adalah ialah peningkatan konsumsi pribadi.
kapita terhadap Domestik (PDB) pendapatan terhadap konsumsi pendekatan Jika orang menjadi lebih kaya,
konsumsi rokok per kapita konsumsi rokok dan rokok per pengujian mereka merokok lebih dari
selama tahun 1960- terhadap menemukan bahwa harga orang batas sebelumnya bahkan jika
2016 di Turki konsumsi rokok menjadi faktor yang dewasa di Autoregressive mereka memiliki pengetahuan
2. Bagaimana selama tahun signifikan dalam merokok atas 15 Distributed tentang efek merokok terhadap
pengaruh harga riil 1960-2016 di untuk wanita dari semua tahun Lag (ARDL). kesehatan. Hasil ini juga terkait
rokok terhadap Turki kelompok umur dan untuk yang di dengan urbanisasi. Secara
konsumsi rokok 2. Untuk pria hanya dalam dapat dari umum anggapan bahwa
selama tahun 1960- mengetahui kelompok usia 25-34 Tansel dibandingkan tinggal di
2016 di Turki pengaruh harga tahun. . Konsumsi rokok (1993) - pedesaan, tinggal di perkotaan
3. Bagaimana riil rokok juga meningkat seiring TurkSTA membawa beberapa masalah
pengaruh angka terhadap dengan peningkatan T - WHO sosial, psikologis, dan ekonomi
partisipasi sekolah konsumsi rokok pendapatan pria pada - Yürekli seperti perjuangan mencari
terhadap konsumsi selama tahun kelompok usia 16-34 et al. nafkah, keramaian, kemacetan
rokok selama tahun 1960-2016 di tahun. (2010), lalu lintas, polusi, dan
1960-2016 di Turki Turki Studi empiris lain (Tansel, PDB riil sebagainya. Masalah-masalah
4. Bagaimana 3. Untuk 1993) mengungkapkan per kapita ini membuat orang perkotaan
pengaruh harga mengetahui bahwa orang dengan (2010 kurang terlindungi dari stres
jumlah penduduk pengaruh angka tingkat pendidikan tersier konstan daripada orang pedesaan; Jadi,
perkotaan terhadap partisipasi memiliki pengetahuan US $) masyarakat perkotaan lebih
konsumsi rokok sekolah terhadap lebih tentang bahaya bersumber banyak merokok untuk
selama tahun 1960- konsumsi rokok merokok, dan karena itu, dari World mengatasi stres. Motivasi yang
2016 di Turki selama tahun mudah berhenti merokok Bank paling penting dan jelas untuk
5. Bagaimana 1960-2016 di daripada orang yang WDI, memilih tinggal di daerah
pengaruh Turki berpendidikan rendah harga perkotaan daripada daerah
pengendalian 4. Untuk rokok pedesaan adalah kemungkinan
tembakau terhadap mengetahui yang besar untuk mendapatkan
konsumsi rokok pengaruh harga bersumber pekerjaan, memiliki pendidikan
selama tahun 1960- jumlah penduduk dari yang lebih baik, mendapatkan
2016 di Turki perkotaan Tansel layanan medis yang lebih baik,
Sebagai produsen terhadap (1993) - dan sejenisnya. Jika pembuat
tembakau yang konsumsi rokok TurkSTA kebijakan menghapus motivasi
signifikan, konsumsi selama tahun T - WHO ini dan menghilangkan
rokok 1960-2016 di - Yürekli perbedaan antara pedesaan dan
di Turki telah Turki et al. perkotaan melalui serangkaian
meningkat secara 5. Untuk (2010), kebijakan pembangunan
dramatis mengetahui Pendaftara daerah, konsumsi rokok juga
mirip dengan seluruh pengaruh n sekolah, dapat berkurang. Berdasarkan
dunia. Menurut pengendalian perguruan hasil tersebut, alat kebijakan
Kementerian tembakau tinggi (% praktis lainnya adalah
Kesehatan Turki terhadap kotor) pengendalian harga rokok.
(2017), antara tahun konsumsi rokok Berasal Untuk melakukannya,
2012 dan 2016 selama tahun dari world pemerintah dapat menaikkan
persentase orang yang 1960-2016 di bank harga rokok secara langsung
merokok secara Turki WDI, atau tidak langsung melalui
teratur naik dari Sebagai produsen Penduduk pajak, dan akibatnya konsumsi
35,9% menjadi 40,1% tembakau yang perkotaan rokok dapat menurun. Temuan
(laki-laki) dan dari signifikan, (% dari lain dari hasil estimasi adalah
10,8% menjadi 13,3% konsumsi rokok total) hubungan negatif antara
(perempuan). di Turki telah Bersumber partisipasi sekolah tinggi dan
Persentase meningkat secara dari world konsumsi rokok. Dengan kata
keseluruhan populasi dramatis bank WDI lain, tingkat kesadaran tentang
perokok naik dari mirip dengan dampak konsumsi rokok
23,2% menjadi 26,5%. seluruh dunia. meningkat seiring dengan
Selanjutnya, ketika Menurut tingkat pendidikan. Hasil ini
konsumsi rokok per Kementerian menyiratkan bahwa tingkat
orang di atas 15 tahun Kesehatan Turki pendidikan merupakan faktor
diselidiki di seluruh (2017), antara penting dalam menghilangkan
dunia, Turki tahun 2012 dan konsumsi rokok. Kebijakan
menempati peringkat 2016 persentase pendidikan yang tidak terputus,
ketiga di dunia. orang yang komprehensif, dan dapat
merokok secara diakses oleh sebagian besar
teratur naik dari masyarakat juga dapat
35,9% menjadi memainkan peran penting
40,1% (laki-laki) dalam menghilangkan
dan dari 10,8% konsumsi rokok. Undang-
menjadi 13,3% undang pengendalian tembakau
(perempuan). adalah alat kebijakan lain
Persentase untuk penanganan konsumsi
keseluruhan rokok oleh pemerintah dan
populasi perokok bervariasi dari implementasi
naik dari 23,2% terbatas hingga komprehensif.
menjadi 26,5%. Turki melakukan kontrol
Selanjutnya, tembakau yang komprehensif
ketika konsumsi pada tahun 1996; namun, hasil
rokok per orang estimasi menunjukkan
di atas 15 tahun peningkatan tingkat
diselidiki di pengendalian tembakau juga
seluruh dunia, secara tak terduga
Turki menempati menyebabkan peningkatan
peringkat ketiga konsumsi rokok. Hasil yang
di dunia. merugikan ini dapat dijelaskan
oleh implementasi yang lemah
dan pengawasan yang lemah
dari undang-undang
pengendalian tembakau. Selain
itu, kontrol tembakau yang
komprehensif memiliki sejarah
singkat di Turki. Kebijakan
tembakau dengan implementasi
dan inspeksi yang kuat dapat
memainkan peran penting
dalam menghilangkan
konsumsi tembakau di Turki.

Anda mungkin juga menyukai