Anda di halaman 1dari 154

REPUBLIK INDONESIA

BUKU PEDOMAN

SURVEI USAHA KONSTRUKSI

PERORANGAN 2014

(SKP14)

BPS - REPUBLIK INDONESIA


BUKU PEDOMAN

SURVEI USAHA KONSTRUKSI

PERORANGAN 2014

(SKP14)
KATA PENGANTAR

Buku Pedoman ini disusun dalam rangka Survei Usaha Konstruksi Perorangan
2014 (SKP14) yang akan dilaksanakan pada tahun 2014. Buku ini disamping memuat
petunjuk teknis berkaitan dengan tata cara pengelolaan kegiatan lapangan dan
pemahaman metodologi bagi penanggung jawab di BPS Provinsi dan di BPS
Kabupaten/Kota, juga memuat tata cara pendataan bagi pencacah, dan pedoman
pengawasan/pemeriksaan lapangan bagi pengawas.

Diminta agar semua pihak yang berkaitan membaca dan menggunakan buku
ini secara sungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya, agar memiliki
keseragaman pemahaman yang sama, sehingga dapat diperoleh hasil pendataan yang
maksimal sesuai tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh jajaran


BPS atas konstribusinya dalam pelaksanaan Survei Usaha Konstruksi Perorangan
2014.

Jakarta, Maret 2014


Deputi Bidang Statistik Produksi

Dr. Adi Lumaksono, MA


NIP: 196008311983021002
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI.............................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Umum ......................................................................................... 1
1.2. Landasan Hukum ........................................................................ 2
1.3. Tujuan ......................................................................................... 2
1.4. Ruang Lingkup ........................................................................... 3
1.5. Data dan Keterangan yang Dikumpulkan................................... 3
1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan ............................................. 4
1.7. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan................................ 5
1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan SKP14........................................... 8
BAB II. METODOLOGI
2.1 Cakupan Wilayah........................................................................ 9
2.2 Pembentukan Kerangka Sampel ................................................. 9
2.3 Metode Pemilihan Sampel.......................................................... 9
2.4 Metode Identifikasi Responden .................................................. 10
2.5 Alokasi Sampel Usaha................................................................ 11
2.6 Penarikan Sampel Usaha ............................................................ 14
2.7 Penarikan Sampel Pengganti ...................................................... 17
2.8 Pengisian Daftar SKP14-DS....................................................... 19
2.9 Contoh Penarikan Sampel .......................................................... 19
BAB III ORGANISASI LAPANGAN
3.1 Organisasi Lapangan .................................................................. 21
3.2 Penanggung Jawab Pelaksanaan SKP14 di Daerah.................... 21

BAB IV. TATA CARA PENYUSUNAN &PENGIRIMAN DOKUMEN


4.1 Pengiriman Dokumen dari BPS ke BPS Provinsi ...................... 27
4.2 Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi ................................... 27
4.3 Pengiriman Dokumen dari BPS Kab/Kotake BPS Provinsi....... 28

BAB V. TATA CARA PELAKSANAAN PENDATAAN


5.1 Umum ......................................................................................... 31

Pedoman Survei Usaha KonstruksiPeroranganv


5.2 Tata Tertib Pengisian Daftar....................................................... 31
5.3 Konsep dan Definisi ................................................................... 33
5.4 Penyiapan Dokumen Pendataan ................................................. 35
5.5 Mekanisme Pendataan ................................................................ 37

BAB VI. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR


6.1 Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-P ......................................... 41
6.2 Penggunaan dan Tata Cara PengisianLembar Pembantu ........... 51
6.3 Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-DS ...................................... 52
6.4 Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-S ......................................... 58

BAB VII.PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN


7.1 Latar Belakang............................................................................ 83
7.2 Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan ........................................ 83
7.3 Pengawasan................................................................................. 84
7.4 Pemeriksaan................................................................................ 85

BAB VIII.PEMERIKSAAN ISIAN DAFTARSKP14-P


8.1 Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat .................................. 87
8.2 Pemeriksaan Blok II: Ringkasan ................................................ 87
8.3 Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas dan pengesahan...... 87
8.4 Pemeriksaan Blok IV: Catatan.................................................... 87
8.5 Pemeriksaan Blok V: Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi .. 88

BAB IX. PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR SKP14-S


9.1 Pemeriksaan Secara Umum ....................................................... 91
9.2 Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat ................................... 92
9.3 Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha.................................... 92
9.4 Pemeriksaan Blok III: Keterangan Umum,Bimbingan, dan
Sumber Modal ............................................................................ 93
9.5 Pemeriksaan Blok IV: Pekerja, Hari Kerja,Balas Jasa dan
Upah............................................................................................ 94
9.6 Pemeriksaan Blok V: BiayaKegiatan UsahaSelama Setahun
yang Lalu .................................................................................... 95
9.7 Pemeriksaan Blok VI: Pendapatan SelamaSetahun yang Lalu .. 95
9.8 Pemeriksaan Blok VII: Ringkasan.............................................. 96
9.9 Pemeriksaan Blok VIII: Permodalan .......................................... 97

viPedoman Survei Usaha KonstruksiPerorangan


9.10 Pemeriksaan Blok IX: Kendala danProspek Usaha.................... 97
9.11 Pemeriksaan Blok X: KeteranganResponden dan Petugas......... 97
9.12 Pemeriksaan Blok XI: Catatan.................................................... 98

LAMPIRAN
Lampiran 1: KBLI 2009 Bidang Konstruksi .......................................... 99
Lampiran 2: Contoh SKP14-DSDESA .................................................. 131
Lampiran 3: Alokasi Usaha dan Petugas................................................ 132
Lampiran 4: Contoh Pengisian Daftar.................................................... 133

Pedoman Survei Usaha KonstruksiPeroranganvii


BAB
PENDAHULUAN
I

1.1. Umum

Pertama kali pengumpulan data usaha konstruksi


rumahtangga/perorangandilaksanakan secara lengkap melalui Sensus Konstruksi
1977. Kemudian secara lengkap pula terintegrasi pada Sensus Ekonomi 1986,
Sensus Ekonomi 1996, dan Sensus Ekonomi 2006. Seiring dengan makin
diperlukannya informasi mengenai kegiatan usaha konstruksi
rumahtangga/perorangan, maka secara tersendiri pada tahun 2012 Badan Pusat
Statistik melaksanakan survei usaha konstruksi rumahtangga/perorangan untuk
pertama kalinya, yang disebutSurvei Usaha Konstruksi Tidak Berbadan Hukum
(VTBH12 Konstruksi). Pada tahun 2013 juga dilaksanakan survei usaha
konstruksi rumahtangga/perorangan dengan nama Survei Usaha Konstruksi
Perorangan 2013 (SKP13). Tahun 2014ini Badan Pusat Statistik kembali akan
melaksanakan pengumpulan data usaha konstruksi rumahtangga/perorangan
yang ketigamelaluiSurvei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 pada beberapa
kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Perubahan nama dan identitas ini mengacu
pada tingkatan kualifikasi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi Tingkat Nasional Nomor 02/SE/LPJK-N/III/2012. Tingkatan
kualifikasi ini terdiri dari gred 5, 6 dan gred 7 disebut dengan kualifikasi Non
Kecil, gred 2, 3, dan 4 disebut dengan kualifikasi Kecil sedangkan gred 1
disebut dengan kualifikasi Perorangan. Jumlah sampel Survei Usaha Konstruksi
Perorangan (SKP14) sama seperti SKP13.

Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2014 yang selanjutnya disebut


SKP14 diselenggarakan untuk mengetahui profil, keberadaan, penyebaran,
aktivitas, dan karakteristik kegiatan usaha konstruksi perorangan yang

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan1


menyebar pada beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Sedang untuk
pencacahan sampel SKP14 dilakukan melalui pendekatan usaha.

Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Kepala BPS Provinsi dan
Kepala BPS Kabupaten/Kota, pedoman pendataan bagi pencacah, dan pedoman
pengawasan/pemeriksaan bagi pengawas agar mempunyai persepsi dan
pemahaman yang sama berkaitan dengan pelaksanaan SKP14.

1.2. Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan SKP14:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.


b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Statistik.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja BPS.
d. Keputusan Presiden RI No. 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat
Statistik.

1.3. Tujuan

Secara umum Survei Usaha Konstruksi Perorangan(SKP14) bertujuan


untuk mengetahui profil usaha konstruksi perorangan di Indonesia yang dapat
digunakan sebagai bahan perencanaan kegiatan ekonomi secara makro. SKP14
akan mengumpulkan dan menyajikan data tentang kegiatan usaha konstruksi
perorangan pada tingkat nasional.
Secara khusus tujuan SKP14 adalah mendapatkan informasi dasar tentang
berbagai informasi mengenai kegiatan, seperti:
a. Banyaknya usaha
b. Banyaknya tenaga kerja
c. Pengeluaran untuk tenaga kerja

2Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


d. Struktur input dan output
e. Permodalan
f. Kendala dan prospek usaha
g. Keterangan lain yang berkaitan dengan usaha konstruksi perorangan

1.4. Ruang Lingkup

Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 (SKP14) dilaksanakan di


beberapa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Banyaknya kabupaten/kota yang
menjadi lokasi survei adalah 160 kabupaten/kota yang tersebar di 33 Provinsi.

Sampel SKP14sebanyak 12.000 usaha konstruksi perorangan yang


berusaha di sektor konstruksi dengan sistem borongan baik borongan bahan dan
tenaga kerja maupun borongan tenaga kerja saja dan aktif selama setahun lalu
yangtersebar di 1.200 desa/kelurahan.

1.5.Data dan Keterangan yang Dikumpulkan

Adapun data dan keterangan yang dikumpulkan dalam SKP14:


a. Daftar SKP14-P terdiri dari 6 (enam) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Ringkasan
Blok III : Keterangan Petugas dan Pengesahan
Blok IV : Catatan
Blok V : Daftar Rumahtangga/Usaha Konstruksi
Blok VI : Keterangan Penarikan Sampel
b. Daftar SKP14-S terdiri dari 11 (sebelas) blok, yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Keterangan Usaha
Blok III : Keterangan Umum, Bimbingan dan Sumber Modal
Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa dan Upah
Blok V : Biaya Kegiatan UsahaSelama Setahun yang Lalu

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan3


Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang Lalu
Blok VII : Ringkasan
Blok VIII : Permodalan
Blok IX : Kendala dan Prospek Usaha
Blok X : Keterangan Responden dan Petugas
Blok XI : Catatan

1.6. Jadwal Kegiatan dan Pelaksanaan


Adapun jadwal kegiatan dan pelaksanaan SKP14yang dilaksanakan pada
tahun 2014 seperti tabel di bawah ini:

No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan


(1) (2) (3)
1. Penyusunan Metodologi, Kuesioner dan Buku
Pedoman Januari 2014
2. Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Maret 2014
3. Pengiriman Dokumen ke BPS
Provinsi/Kabupaten/Kota April 2014
4. Listing dan Pengambilan Sampel Mei 2014
5. Pencacahan Sampel (Daftar S) Juni 2014
6. Pemeriksaan di BPS Kabupaten/Kota Juni – Juli 2014
7. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS
Provinsi Juli 2014
8. Pemeriksaandi BPS Provinsi Juli –Agustus 2014
9. Pengiriman dokumen hasil pencacahana ke
BPS Agustus 2014
10. Pengolahan (Data Entri & Pasca Konputer) di
BPS Agust –Sept 2014
11. Finalisasi Tabulasi Hasil di BPS 1 – 15 Okt 2014
12. Penulisan Naskah Publikasi di BPS 16 – 30 Okt 2014
13. Pencetakan Publikasi di BPS 1 – 14 Nop 2014
14. Penyebaran/Diseminasi Publikasi 15 – 31Nop 2014

4Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


1.7. Jenis Dokumen dan Buku yang Digunakan

1) Peta SP2010-WA
Satuan pengamatan SKP14 adalah desa/kelurahan. Oleh karena itu,
salinan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) sangat dibutuhkan oleh pencacah
sebagai panduan dalam mengenali wilayah tugasnya agar tidak terjadi lewat
cacah maupun cacah ganda. Hal ini sekaligus untuk memberikan keyakinan
bahwa pencacahan yang dilakukan tidak akan melewati batas wilayah
kerjanya.
Dokumen SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan
dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah kanan
atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak keterangan
legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai desa/kelurahan
hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang tertera pada gambar
sketsa peta.
Dalam Gambar 1, Sketsa SP2010-WA berisi informasi di Desa Limboro
dengan kode wilayah 7204082005.Desa ini terdiri dari 6 blok sensus dan 8
rukun tetangga, BS berkode 001B dan 005B berasosiasi masing-masing
dengan RT 7 dan RT 8. Kode BS 002B berasosiasi dengan gabungan RT 6
dan RT 5, kode BS 003B berasosiasi dengan gabungan RT 3 dan RT 4, dan
kode BS 004B berasosiasi dengan gabungan RT 1 dan RT 2. Simbol tempat
kedudukan kantor camat, kantor desa/kelurahan, masjid, sekolah, dan lain-
lain tergambar di dalam sketsa peta akan memudahkan proses pencarian
responden kegiatan SKP14.

Beberapa hal yang harus disiapkan berkaitan dengan peta SP2010-WA


adalah sebagai berikut:
 BPSKabupaten/Kota menyediakan peta Desa/Kelurahansampel SP2010-
WA terpilih.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan5


 Apabila ada peta yang tidak lengkap, maka BPS Kabupaten/Kota
mencetak (print) file image peta SP2010-WA pada kertas ukuran A3
menggunakan tinta berwarna.
 Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahanharus diselesaikan oleh 2
(dua) orang pencacah, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3
menggunakan tinta warna untuk petugas kedua.
 Pembagian tugas kerja di lapangan harus jelas dengan memperhatikan
batas SLS dan BS dalam peta SP2010-WA.
 Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada pencacah pada saat
pelatihan untuk digunakan dalam pendataan.

Gambar 1. Contoh peta Desa/Kelurahan SP2010-WA

2) Daftar SKP14-P

 Daftar SKP14-P digunakan untuk pemutakhiran pengusaha/badan usaha


konstruksi. Daftar ini dicetak (print) pada kertas ukuran A4 bolak-balik
di BPS Kabupaten/Kota.
 Untuk 1 (satu) desa/kelurahanyang menggunakan 2 (dua) orang
pencacah, maka Daftar SKP14-P Konstruksi harus diprint rangkap 2
(dua).

6Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


 Pada lembar SKP14-P ini disediakan baris kosong untuk diisi
berdasarkan hasil snowballing.
3) Daftar SKP14-RD
 Daftar SKP14-RD diisi oleh pengawas dan digunakan untuk merekap
jumlah usaha konstruksi perorangan per desa/kelurahan.
 Daftar SKP14-RD sebagai dasar BPS kabupaten/kota mengalokasikan
target sampel usaha konstruksi peroranganper desa/elurahan per bidang
pekerjaan utama.
4) Daftar SKP14-DS
 Daftar SKP14-DS adalah daftar nama dan alamat sampel usaha
konstruksi perorangan terpilih per desa/kelurahan.

5) Daftar SKP14-S
 Daftar SKP14-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik
pada usaha konstruksi perorangan terpilih.
6) Lembar Pembantu
 Lembar Pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi dari
narasumber tentang keberadaan calon responden hasil snowballing.
7) Buku Pedoman
 Buku ini dibuat sebagai pedoman teknis untuk Pimpinan BPS Propinsi
dan Pimpinan BPS Kabupaten/Kota, untuk Pencacah dan Pengawas
dalam melakukan pencacahan maupun petunjuk bagi para Pengawas
dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan7


1.8. Arus Dokumen Pelaksanaan SKP14

Alur pendistribusian dokumen Survei Usaha Konstruksi


Perorangan2014(SKP14) seperti pada gambar di bawah ini:

8Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BAB
II METODOLOGI

2.1. Cakupan Wilayah

Survei Usaha Konstruksi Perorangandilaksanakan di 1.200


Desa/Kelurahan pada 160 Kabupaten/Kotayang tersebar di 33 Provinsi di
Indonesia.

2.2. Pembentukan Kerangka Sampel


Kerangka sampel yang digunakan terdiri dari 2 jenis, yaitu kerangka
sampel untuk pemilihan desa/kelurahan dan kerangka sampel untuk pemilihan
usaha.

 Kerangka sampel pemilihan desa/kelurahanadalah daftar nama


desa/kelurahankondisi Juli 2013yang dilengkapi dengan informasi
banyaknya usaha konstruksi hasil Sensus Ekonomi (SE2006).
 Kerangka sampel pemilihan usaha konstruksi adalah daftar usaha konstruksi
hasil pencacahan SE2006 dengan Daftar SE2006-L2,yaitu isian pada Daftar
SE2006-L2 Rincian 11 yang berkode 9 (usaha) dan Rincian 14.dberkategori
NK (Non Kualifikasi).Kerangka sampel ini dimutakhirkan dengan Daftar
SKP13-P pada tahun lalu dan dilengkapi dengan daftar usaha hasil
pemutakhiran berdasarkan Daftar SKP14-P.

2.3. Metode Pemilihan Sampel


Survei dirancang menggunakan desain sampel 2 (dua) tahap (two-stage
sampling design), dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut:

Tahap pertama, pada setiap kabupaten/kota dipilih


desa/kelurahansecaraprobality proportional to size (PPS)
dengan size jumlah usaha konstruksi perorangan hasil SE2006.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan9


Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan terpilih, dipilih sejumlah usaha
konstruksi perorangan dari hasil pendaftaran usaha konstruksi
perorangan didesa/kelurahan terpilih secara linear systematic
sampling.

Pemilihan sampel desa dilakukan di BPS, sedangkan pemilihan sampel


usaha dilakukan di BPS Kabupaten/Kota.

Jumlah sampeldesa/kelurahan dan usaha

Banyaknya sampel desa/kelurahanSKP14 adalah 1.200 desa/kelurahan,


dan 12.000 usaha konstruksi perorangan. Alokasi jumlah sampel desa/kelurahan
per kabupaten/kota dilakukan secara proporsional berdasarkan banyaknya
desa/kelurahan yang terdapat usaha konstruksi perorangan per kabupaten/kota
terhadap total usaha konstruksi perorangan di kabupaten/kota terpilih.

2.4. Metode Identifikasi Responden

Identifikasi responden dilakukan dengan Daftar SKP14-P. Identifikasi


ini dilakukan untuk memperoleh data populasi usaha/badan usaha konstruksi
baik yang berbadan usaha maupun perorangandi setiap desa terpilih yang
selanjutnya digunakan sebagai kerangka sampel untuk pemilihan sampel usaha.
Petugas harus melakukan identifikasi adanya usaha konstruksi di setiap desa
secara optimal.

Pengumpulan data pada pelaksanaan SKP14 dilakukan dengan


kunjungan dan wawancara langsung dengan responden. Sedang penentuan
responden melalui proses identifikasi rumahtangga/usaha konstruksi
perorangan (Daftar SKP14-P) dan snowballing.

Metode identifikasi responden SKP14 dilakukan dengan cara


snowballing. Pendataan dengan snowballing atau getok tular adalah pendataan
semua usaha konstruksi baik berbadan hukum maupunperoranganberdasarkan

10Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


informasi dari berbagai narasumber termasuk pengusaha yang dikunjungi oleh
pencacah. Metode ini dilakukan dalam suatu wilayah desa/kelurahan usaha
konstruksi. Pengidentifikasian dimulai dengan mengkonfirmasi keberadaan
pengusaha/badan usaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP14-P kepada
Ketua atau pengurusSatuan Lingkungan Setempat (SLS), seperti Ketua
RukunTetangga/Dusun/Lingkungan/Jorong, maupun tokoh masyarakat
setempat. Hasil konfirmasi dari narasumber ini adalah identifikasi
pengusaha/badan usaha konstruksi, yang selanjutnya harus dikunjungi oleh
pencacah. Apapun hasil kunjungan pada pengusaha/badan usaha tersebut,
pencacah harus melakukan proses snowballing, yaitu dengan menanyakan
kepada pengusaha/badan usaha konstruksi tersebut apakah ada pengusaha/badan
usaha konstruksi yang lain yang berada dalam desa/kelurahan tersebut.Informasi
yang diperoleh dari narasumber tersebut dicantumkan pada Daftar SKP14-P .

2.5. Alokasi Sampel Usaha

a. Alokasi sampel usaha per bidang pekerjaan utama

Dari populasi usaha menurut bidang pekerjaan utama, seluruh usaha


konstruksi sipil dan khusus dipilih sebagai sampel (take all), sedangkan sampel
usaha konstruksi gedungdiperoleh dari pengurangan target sampel usaha dengan
sampel usaha sipil dan khusus. Penghitungan alokasi sampel usaha menurut
bidang pekerjaan utama untuk setiap kabupaten/kota dilakukan di BPS
Kabupaten/Kota.

 3
 i  nij
n  ; j 1
nij   j 2
 N ; j  2,3
 ij

dengan:

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan11


nij : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupateni,bidang
pekerjaan utama j (1 = gedung, 2 = sipil, 3 = khusus),

ni : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i,

Nij : Populasi usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang


pekerjaan utamaj.

Contoh:

Dari rekapitulasi usaha konstruksi perorangan menurut bidang pekerjaan utama


hasil pemutakhiran dengan Daftar SKP14-P di suatu kabupaten, diperoleh 449
usaha yang bidang pekerjaan utamanya gedung, 3usaha konstruksi sipil, dan 35
usaha konstruksi khusus. Diketahui target sampel usaha untuk kabupaten
tersebut diketahui sebanyak 80 usaha. Alokasikan menurut bidang pekerjaan
utamadilakukan sebagai berikut:

Bidang pekerjaan utama


Jumlah
Gedung Sipil khusus
(1) (2) (3) (4) (5)
Populasi 449 3 35 487

Sampel 42 3 35 80

b. Alokasi sampel usaha per desa

Penghitungan alokasi sampel usaha pada masing-masing bidang


pekerjaan utama untuk setiap desa dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota setelah
pemutakhiran seluruh usaha konstruksi perorangan selesai dilakukan dalam satu
kabupaten. Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan per bidang kegiatan
utama pada setiap desa terpilih dihitung dengan rumus power allocation dengan
α = 0,5 , yaitu:

12Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan



N ijk N ijk
nijk  K
 nij  K
 nij ,

k 1

N ijk 
k 1
N ijk

dengan:
nijk : Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang
kegiatan utama j, desa k,
nij : Target sampel usaha konstruksi perorangan di kabupaten i, bidang
kegiatan utama j,
Nijk : Jumlahpopulasi usaha konstruksi peroranganhasil pemutakhiran di
kabupaten i, bidang kegiatan utama j, desa k.

Contoh:

Dari hasil pemutakhiran usaha konstruksi pada desa terpilih di suatu kabupaten
diperoleh populasi usaha konstruksi dengan bidang pekerjaan utama konstruksi
gedung seperti pada tabel berikut pada kolom (2). Bila target sampel usaha
bidang pekerjaan utama konstruksi gedung sebesar 42, maka alokasi jumlah
sampel untuk setiap desa dapat dihitung sebagai berikut:

Tabel. Rekapitulasi populasi usaha konstruksi bidang pekerjaan utama gedung


per desa

Provinsi: …
Kabupaten/Kota: …
Populasi usaha konstruksi perorangan bidang kegiatan Jumlah
Desa
utama konstruksi gedung (Hasil pemutakhiran) sampel
(1) (2) (3)
1 103 10
2 78 9
3 95 10
4 173 13
Jumlah 449 42
engisian Daf
tar SKP14-DS

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan13


2.6.Penarikan Sampel Usaha

Penarikan atau pengambilan sampel usaha dilakukan setelah


pemutakhiran usaha konstruksi dalam satu desa/kelurahan selesai dilakukan dan
target sampel per BPU sudah diperoleh dari BPS Kabupaten/Kota.Tugas
penarikan atau pengambilan sampel usaha konstruksi perorangan dalam satu
desa/kelurahan dilakukan oleh pengawas. Keterangan pengambilan sampel
usaha terdapat pada Daftar SKP14-P Blok VI.Tahapan pengambilan sampel
usaha dijelaskan sebagai berikut:

- Periksa apakah pemberian tanda cek () pada Blok V Kolom (13) s.d.Kolom
(15) sudah benar yaitu terisi hanya jika isian Kolom (10) berkode ‘1’ atau
‘9’. Cek pula apakah benar setiap baris yang sesuai hanya ada satu tanda
cek.
- Periksa apakah pemberian nomor urut disamping kanan tanda cek pada
Kolom (13) s.d.Kolom (15) sudah benar, yaitu berurutan mulai nomor 1
pada Kolom (13) halaman pertama Blok V yang terisi sampai halaman
terakhir, kemudian dilanjutkan ke Kolom (14) halaman pertama Blok V
yang terisi sampai halaman terakhir, dan nomor halaman pertama pada
Kolom (15) sampai halaman terakhir yang terisi. Jika ditemui ada kesalahan,
perbaiki kesalahannya lebih dahulu sebelum melakukan pemilihan sampel.

- Contoh : Untuk Kolom (13) halaman pertama hingga halaman terakhir,


pemberian nomor dimulai dari : 1, 2, 3, 4, ....27. Kemudian lanjutkan
pemberian nomor pada Kolom (14) halaman pertama hingga halaman
terakhir dimulai dengan nomor 1, 2, 3, .... 11. Selanjutnya pemberian
nomor untuk Kolom (15) halaman pertama hingga halaman terakhir
dengan nomor 1, 2, 3, ....7. Contoh pemberian nomor urut Daftar
SKP14-P Blok V Kolom (13) s.d. Kolom (15) halaman 1 s.d. terakhir:
-

14Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Halaman 1 dari 5 halaman
1 (Gedung) 2 (Sipil) 3 (Khusus)
(13) (14) (15)
1
1
1

2

Halaman 2 dari 5 halaman


1 (Gedung) 2 (Sipil) 3 (Khusus)
(13) (14) (15)

3
2

2

.
.
.
.
.
.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan15


Halaman 5 dari 5 halaman
1 (Gedung) 2 (Sipil) 3 (Khusus)
(13) (14) (15)
27
11

7

- Hitung interval penarikan sampel per desa/kelurahanj per BPU k (Ijk) untuk
pemilihan usaha dengan cara:

mj
Ij 
Banyaknya usaha per desa/kelur ahan BPU gedung Ij 
Banyaknya sampel per desa/kelur ahan BPU gedung nj

Interval sampel dihitung sampai dua angka dibelakang koma.

- Gunakan angka random (AR) yang tertera pada Daftar SKP14-P Blok I
Rincian 6, untuk mendapatkan nomor urut sampel rumahtangga/usaha
pertama (R1) BPU gedungdengan rumus berikut:

R 1  AR  I j
- Angka random yang tercantum pada Daftar SKP14-P Blok I Rincian 6
adalah angka yang dibangkitkandengan program sedemikian sehingga
mengikuti distribusi Uniform dengan nilai antara 0 s.d. 1.

- Untuk desa pengganti yang terpilih, bila isian AR pada SKP14-P kosong
atau belum tercetak maka AR-nya mengikuti AR dari desa yang digantikan
sebelumnya.

- Catatan: apabila R1<1, maka R1nya adalah 1

16Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


- Selanjutnya gunakan interval sampel per desa/kelurahan BPU gedung (Ij)
untuk menentukan angka random pemilihan sampel rumahtangga/usaha
berikutnya, yaitu R2, R3, ......., Rnj sebagai berikut:

R2 = R1 + Ij
R3 = R2 + Ij
.
.
.
Rnj = R(nj-1) + Ij

- Nomor urut rumahtangga/usahaterpilih adalah yang memiliki nomor urut


tanda cek yang sesuai dengan R1, …, Rnjdengan membulatkan hasil
perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma.

- Lingkari nomor urut pada salah satu tanda cek () Kolom (13) s.d.
Kolom(15) yang sesuai dengan R1, …, Rnj.

- Lingkari pula Nomor Blok Sensus Kolom (1), Nomor Urut


rumahtangga/usaha Kolom (2) dan Nomor Urut Usaha/NUU Kolom (11)
yang berada sebaris dengan nomor urut pada salah satu Kolom (13) s.d.
Kolom (15) yang dilingkari.

- Salin seluruh sampel rumahtangga/usaha tersebut ke Daftar SKP14-DS.

2.7. Penarikan Sampel Pengganti

Bila ada calon responden yang tidak berhasil dicacah dengan dokumen
SKP14-S, maka wajib ada sampel pengganti dari desa yang sama sampai jumlah
target pencacahan (Daftar SKP14-DS Blok II Rincian 1) terpenuhi. Penentuan
sampel pengganti ini dilakukan setelah pemilihan sampel utama selesai
dilakukan untuk setiap Bidang pekerjaan Utama (BPU).Jika dari desa yang sama
sudah tidak ada lagi usaha konstruksi perorangan yang bisa dijadikan sampel
pengganti, maka tidak perlu dilakukan penarikan sampel pengganti dari desa

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan17


yang lain. Penentuan sampel pengganti dilakukan sampai batas akhir
pencacahandan hanya untuk BPU berkode 1 (Gedung), sedangkan untuk
BPU 2 dan 3 tidak ada sampel pengganti karena dilakukan take all (populasi
diambil semua).

Uraian rinci tentang cara menentukan sampel pengganti adalah sebagai


berikut :
a. Cari nomor urut konstruksi perorangan yang telah terpilih sebagai ”sampel
utama”. yaitu yang Nomor Blok Sensus, Nomor Urut, Nomor Urut Usaha di
Daftar SKP14-P Blok V Kol.(1), Kol.(2) dan Kol.(11) yang dilingkari.
b. Kemudian cari di Daftar SKP14-P Kol.(13) :
1. Nomor urut usaha konstruksi perorangan berikutnya dari sampel utama,
yaitu usaha konstruksi perorangan Gedung yang nomor urutnya lebih
besar dari nomor urut sampel utama.
Contoh :nomor urut sampel utama Gedung yang tidak berhasildicacah
adalah 7, maka sampel penggantinya adalah usaha konstruksi perorangan
Gedung dengan nomor urut usaha 8.
2. Jika sampel utama yang tidak berhasil dicacah adalah usaha konstruksi
perorangan nomor urut terakhir, maka sampel penggantinya adalah
nomor urut usaha konstruksi perorangan sebelumnya (nomor urut sampel
pengganti lebih kecil dari sampel utama).
Contoh : nomor urut sampel utama Gedung yang tidak berhasil dicacah
adalah 12, maka sampel penggantinya adalah usaha konstruksi
perorangan Gedung dengan nomor urut usaha 11.
c. Berikan tanda segitiga (Δ) di Kol.(13) pada Blok V SKP14-P untuk nomor
urut usaha konstruksi perorangan gedung yang telah terpilih sebagai sampel
pengganti.
d. Berikan tanda segitiga (Δ) di Kol.(11), yang nomor urut tanda cek (√) nya
pada Kol.(13) diberi tanda segitiga (Δ).

18Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


e. Berikan pula tanda segitiga (Δ) di Kol.(1) dan Kol.(2) pada Daftar SKP14-P
yang nomor urut tanda cek (√) nya pada Kol.(13) diberi tanda segitiga (Δ).D

2.8.Pengisian Daftar SKP14-DS


Pengisian Daftar SKP14-DS dilakukan setelah selesainya seluruh
tahapan pemilihan sampel usaha. Tahapan pemindahan informasi usaha dari
Daftar SKP14-P ke Daftar SKP14-DS dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Salin Nomor Urut Usaha (NUU) yang diberi lingkaran pada Daftar
SKP14-P Blok V Kol.(11) ke Daftar SKP14-DSBlok V Kol.(3) mulai
dari nomor urut terkecil.

b. Salin KIP dari Daftar SKP14-P Blok V Kol.(3) ke daftar SKP14-DS


Blok V Kol.(4)

c. Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP14-P Blok V


Kol.(4) kedalam Daftar SKP14-DSBlok V Kol.(5), yang Nomor Urut
Usaha tanda cek () nya diberi lingkaran.
d. Salin alamat lengkap dan BPU dariSKP14-P Blok V Kolom(5) dan
Kolom(13) s.d.Kolom(15) yang nomor urut tanda cek () nya diberi
lingkaran, ke Daftar SKP14-DSBlok V Kolom(6) dan Kolom (7).

2.9.Contoh Penarikan Sampel

a. Hasil pemuktahiran Daftar SKP14-P Kelurahan Baros, Kecamatan


Baros, Kota Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut:

 Jumlahusaha konstruksi perorangan sebanyak 22 usaha


[penjumlahan nomor urut terakhir pada Daftar SKP14-P Blok V
Kolom (13) s.d.Kolom (15) = 22].

 Jumlah usaha konstruksi perorangankode BPU gedung (usaha


konstruksi dengan bidang pekerjaan utama gedung) sebanyak 12.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan19


b. Hasil penghitungan alokasi sampel, dan interval sebagai berikut:

 Target sampel usaha konstruksi perorangan pada kelurahan ini


adalah 14.

 Target sampel usaha konstruksi perorangan BPU gedungadalah 4.

 Interval untuk usaha konstruksi perorangan BPU gedung adalah


12/4 = 3,00.

c. Menghitung R1, …, Rnuntuk BPU gedung sebagai berikut:

 Angka random satu (AR) yang tercantum pada Daftar SKP14-P


Blok I Rincian 6 adalah 0,35, maka R1 = AR1 x I = 0,35 x 3,00 =
1,05 ≈ 1. Karena 1 < Interval (3,00), maka R 1= 1

 Setelah didapat R1 selanjutnya menghitung R2s.d. R4 dengan cara:


R1 = 1,05 ≈ 1
R2 = R1 + I = 1,05 + 3,00= 4,05≈ 4
R3 = R2 + I = 4,05 + 3,00 = 7,05 ≈ 7
R4 = R3 + I = 7,05 + 3,00=10,05≈ 10

e. Pemilihan Sampel Usaha


 Berikan lingkaran di kolom BPU gedung, yaitu Kolom (13) pada
nomor-nomor tanda cek yang sesuai dengan angka random terpilih.
Kemudian lingkari pula pada Nomor Blok Sensus kolom (1),
Nomor Urut Kolom (2), dan Nomor Urut Usaha Kolom (11).

Untuk BPU 2 dan 3 dilakukan take all (populasi diambil semua).

20Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BAB ORGANISASI
III LAPANGAN

3.1. Organisasi Lapangan

Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan kegiatan SKP14, struktur


organisasi lapangan telah ditetapkan sebagai berikut:

BPS
Provinsi

Bidang Statistik
Produksi

BPS
Kabupaten/Kota

Seksi Statistik
Produksi

PML
Staf BPS

PCL
KSK/Staf BPS

3.2. Penanggung JawabPelaksanaan SKP14 di Daerah

Seperti survei-survei lainnya yang dilakukan oleh BPS, penanggung


jawab pelaksanaan SKP14 di daerah baik teknis maupun administrasi adalah
Kepala BPS Provinsi dibantu oleh Kepala BPS Kabupaten/Kota. Dengan
demikian BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota mengatur segala hal mulai
dari rekruitmen petugas sampai dengan terkumpulnya seluruh dokumen hasil
survei.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan21


Tugas masing-masing unsur, yaitu BPS Provinsi, BPS Kabupaten/Kota,
Pengawas (PML), dan pencacah (PCL) adalah sebagai berikut:

a. BPS Provinsi

1. Mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan


kebutuhan persiapan pelaksanaan seperti: alokasi petugas, alokasi
dokumen, dan alokasi sampel per kabupaten/kota.

2. Membuat petunjuk rinci tentang pengerahan petugas sesuai dengan


aturan yang telah ditentukan.

3. Mengatur pengiriman dokumen ke dan dari setiap BPS


Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

4. Mengatur pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS sesuai jadwal


yang ditentukan setelah terlebih dahulu diperiksa.

5. Mengkoordinasikan tugas BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan beban


tugas baik yang menyangkut bidang teknis maupun administrasi.

6. Membuat laporan secara lengkap pelaksanaan kegiatan SKP14,


mengenai bidang teknis dan ditujukan ke BPS (Direktur Statistik
Industri).

7. BPS Provinsi secara berkala mengadakan pertemuan dengan aparat


pelaksana wilayahnya dalam rangka koordinasi untuk mengevaluasi
perkembangan kegiatan dan pemecahan permasalahan yang timbul.

8. Membuat Early Warning System (Sistem Peringatan Dini) untuk


memantau pelaksanaan kegiatan SKP14, baik kualitas data dan jumlah
kuesioner yang telah didaftar oleh petugas maupun ketepatan waktu
penyampaian dokumen.

22Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


b. BPS Kabupaten/Kota

1. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan dikoordinir


oleh kepala BPS Kabupaten/Kota.

2. Menyediakan surat tugas para petugas lapang (pencacah/pengawas)


untuk pelaksanaan dilapangan.

3. Merekrut calon petugas PML/PCL SKP14 yang berasal dari staf BPS
Kabupaten/Kota dan KSK.

4. Menyediakan peta desa/kelurahan (SP2010-WA) terpilih untuk


diserahkan ke PCL sesuai dengan wilayah kerja yang dimiliki.

5. Melakukan pengawasan lapangan secara langsung pada waktu petugas


melakukan pencacahan usaha, dan memeriksa secara sampel hasil
pencacahan usaha tersebut.

6. Penghitungan alokasi sampel per desa/kelurahandilakukan di setiap


BPS Kabupaten/Kota dikoordinir oleh kepala seksi statistik produksi
atau yang berwenang.

7. Pertemuan secara berkala dengan para pelaksana survei harus


dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan pemecahan
masalah lapangan.

8. Pelaksanaan administrasi dan pengolahan keuangan di BPS


Kabupaten/Kota harus sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

9. Pembuatan laporan akuntabilitas tentang penyelengaraan survei harus


dibuat oleh setiap BPS Kabupaten/Kota dan dikirim ke BPS Provinsi.

10. Pengiriman dokumen hasil pencacahan yang telah diperiksa harus


sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan23


c. Tugas Pengawas

1. Menyiapkan peta desa/kelurahan (Peta SP2010-WA), Daftar SKP14-P,


SKP14-S untuk diteruskan kepada pencacah yang menjadi tanggung
jawabnya, serta Daftar SKP14-DS Desa, SKP14-DS, SKP14-RD.

2. Bersama-sama pencacah yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan


pengamatan dan penelitian lapangan terhadap ketepatan sasaran
wilayah pencacahan dan mengenali batas-batas desa/kelurahan yang
menjadi tanggungjawab setiap pencacah, dengan berpedoman Peta
SP2010-WA.

3. Mendampingi dan membimbing pencacah pada awal pencacahan,


sehingga pencacah mampu melaksanakan pencacahan dengan benar.

4. Memantau aktivitas pencacah di lapangan, untuk menjamin pekerjaan


pencacah dapat selesai tepat waktu dan membantu memecahkan
masalah jika pencacah menghadapi kesulitan di lapangan.

5. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung-


jawabnya secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah
yang mungkin dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk
mengatasi permasalahan tersebut.

6. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan


konsistensi isian Daftar SKP14-P, dan menanyakan kepada pencacah
apabila ditemui isian yang meragukan untuk dilakukan pembetulan dan
pendaftaran ulang ke lapangan, kalau perlu bersama-sama dengan
pencacah.

7. Apabila setiap pencacah telah selesai melakukan pendataan


rumahtangga/usaha, maka pengawas harus segera memeriksa tanda cek
(√) Daftar SKP14-P Blok V untuk usaha konstruksi
peroranganpadasalah satu Kolom (13) s.d.Kolom (15) sesuai jenis

24Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


pekerjaan utama pada Kolom (12).

8. Selanjutnya pengawas memeriksa Daftar SKP14-P Blok V banyaknya


usaha ke dalam baris jumlah dari halaman 1 s.d. halaman terakhir.

9. Mengisi rekapitulasi jumlah usaha konstruksi peroranganper


desa/kelurahan (SKP14-RD) dari SKP14-P Blok II Rincian 1 populasi
usaha konstruksi perorangandan mengisi Blok II Rincian 2 jumlah
sampel per bidang pekerjaan utama setelah mendapat target sampel
dari BPS Kabupaten/Kota.

10. Berdasarkan target sampel usaha dari BPS Kabupaten/Kota,


selanjutnya pengawas bertugas untuk melakukan pemilihan sampel
dengan menggunakan Daftar SKP14-P Blok VI Keterangan Penarikan
Sampel menurut bidang pekerjaan utama.

11. Pengawas harus segera menyalin sampel usaha dari hasil pemutakhiran
ke dalamDaftar SKP14-DS di setiap desa/kelurahan terpilih.

12. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan, kebenaran dan


konsistensi isian Daftar SKP14-S.

d. Tugas Pencacah
1. Mengamati wilayah kerjanya sebelum melakukan pencacahan dengan
acuan Peta SP2010-WA terpilih. Hal ini dimaksudkan agar tidak
terjadi lewat cacah atau ganda cacah.
2. Memberitahukan dan minta pengesahan aparat desa/lurah atau yang
setara sebelum dan sesudah melakukan pencacahan pada wilayah
tersebut.
3. Melakukan pemuktahiran dan pendataan dengan Daftar SKP14-P
4. Melakukan pencacahan usaha terpilih dengan Daftar SKP14-S yang
berpedoman pada Daftar SKP14-DS (Daftar Sampel).
5. Mengikuti pertemuan dengan pengawas untuk membahas berbagai

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan25


temuan/masalah yang ditemukan di lapangan, dan cara mengatasinya.
6. Melakukan pencacahan ulang responden yang bermasalah dengan
disertai pengawas.
7. Menyerahkan dokumen yang telah selesai kepada pengawas.
8. Menepati jadwal pelaksanaan lapangan sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.

26Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BAB TATA CARA PENYUSUNAN &
IV PENGIRIMAN DOKUMEN
Untuk memudahkan pelaksanaan pelatihan petugas dan pelaksanaan
pencacahan di BPS Prov/Kab/Kota, maka perlu diatur mekanisme pengiriman
dokumen baik dari BPS ke BPS Provinsi, BPS Provinsi ke BPS Kab/Kota.
Begitu sebaliknya BPS Kab/Kota ke BPS Provinsikemudian dari BPS Provinsi
ke BPS. Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:

4.1. Pengiriman Dokumen dari BPS ke BPS Provinsi

a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangan 2014 (SKP14)


akan dikirim melalui ekspedisi.
b. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim
secara rinci.
c. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama
pada setiap pengiriman.
d. Pada salah satu sisi box/koli dibagian kanan atas dicantumkan nomor
box/koli dan banyaknya box/koli, contoh:Bila pengiriman ada sebanyak
3 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke daerah, maka cara
penomoran untuk masing-masing box/koli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Boxketiga : [3] [3]

4.2. Pengiriman Dokumen dari BPS Provinsi

a. Seluruh dokumen Survei Usaha Konstruksi Perorangandikirim ke BPS


Kabupaten/Kota terpilih melalui ekspedisi.
b. Seluruh dokumen hasil Survei Usaha Konstruksi Perorangan dikirim ke

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan27


BPS melalui ekspedisi.
c. Surat pengantar dilampiri daftar isi dari setiap box/koli yang dikirim
secara rinci.
d. Surat pengantar pengiriman dokumen dikirim pada box/koli pertama
pada setiap pengiriman.
f. Pada salah satu sisi box/koli dan banyaknya box/koli dibagian kanan atas
dicantumkan nomor box/koli dan banyaknya box/koli. Contoh: Bila
pengiriman 3 (tiga) box/koli dokumen yang dikirimkan ke BPS, maka
cara penomoran untuk masing-masingbox/koli adalah:
Box pertama : [1] [3]
Box kedua : [2] [3]
Boxketiga : [3] [3]

g. Pengiriman dokumen hasil pencacahan ke BPS ditujukan ke alamat


berikut:

Subdirektorat Statistik Konstruksi


Direktorat Statistik Industri
Badan Pusat Statistik (BPS)
Jl. Dr. Sutomo No. 6-8
Jakarta Pusat 10710

dan diinformasikan melalui alamat email: konstruksi@bps.go.id

4.3. Pengiriman Dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS Provinsi

Adapun tata cara pengiriman dokumen dari BPS Kab/Kota ke BPS


Provinsi,sebagai berikut:
a. Pengemasan dokumen SKP14tidak boleh dicampur dengan dokumen
lain.
b. Pengiriman dokumen tidak perlu menunggu seluruh pencacahan selesai.

28Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Pengiriman minimal satu desa/kelurahanselesai.
c. Susunan dokumen harus diurut berdasarkan nomor urut sampel dalam
satu desa/kelurahandan dibendel menjadi satu. Kemudian urutkan
masing-masing desa/kelurahan di setiap kecamatan. Dokumen yang
akan dikirim ke BPS Provinsi harus diurutkan berdasarkan kecamatan.
d. Surat pengantar harus dilampiri daftar isi setiap box/koli yang dikirim
rinci.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan29


30Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB TATA CARA
V PELAKSANAANPENDATAAN

5.1. Umum

Bab ini dimaksudkan untuk memudahkan petugas dalam memahami


berbagai konsep, definisi, tata tertib penulisan daftar, dan mekanisme pendataan
Survei Usaha Konstruksi Perorangan2014(SKP14).
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa SKP14 menggunakan 6
(enam) jenis daftar yaitu Daftar SKP14-DSDesa, Daftar SKP14-P, Lembar
Pembantu, SKP14-RD, SKP14-DS, dan SKP14-S.
Mengingat banyaknya daftar yang digunakan dalam SKP14, maka setiap
petugas harus memahami jenis dan kegunaan masing-masing daftar, dan
berbagai informasi serta tata cara pengisian.

5.2. Tata Tertib Pengisian Daftar

Berikut tata tertib pengisian daftar:


a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.

b. Semua isian harus ditulis dengan jelas agar mudah dibaca. Penulisan kata-kata
harus menggunakan huruf kapital (balok) dan tidak boleh disingkat, kecuali
kata-kata yang terlalu panjang.Angka harus ditulis dengan angka biasa
(bukan angka romawi).
Contoh:Daftar SKP14-Phasil snowballing

Rincian Penulisan salah Penulisan benar

Blok V Kolom (4) :


Calon Responden 1. Rudi 1. RUDI
(Nama usaha/pengusaha/pemilik) 2. Inggar 2. INGGAR

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan31


c. Cara pengisian daftar dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1. Mengisikan keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia dan tuliskan


pada kotak yang tersedia.
Contoh: Daftar SKP14-S Blok III Rincian 3 :

3. Umur : 41 Tahun (dibulatkan ke bawah) 4 1


2. Melingkari salah satu kode jawaban yang sesuai, kemudian pindahkan
kode jawabannya ke dalam kotak yang tersedia.

Contoh: Daftar SKP14-S

Rincian Penulisan salah Penulisan benar

Blok III Rincian 2 :


Jenis Kelamin Laki - laki -1 1 Laki - laki -1 1
Perempuan -2 Perempuan -2

3. Memindahkan isian ke kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right


justified)

Contoh: Daftar SKP14-S

Rincian Penulisan salah Penulisan benar


Blok III Rincian 5.b :
b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang 3 0 3
konstruksi adalah :
Instansi Pemerintah 1
Perusahaan BUMN/Swasta 2
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM 4
Lainnya (tuliskan…………….) 8

4. Bila keterangan/jawaban responden tidak terdapat pada pilihan jawaban


yang tersedia, tuliskan jawaban di lainnya.

32Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Contoh: Daftar SKP14-S
Rincian Penulisan Salah Penulisan Benar
Blok III Rincian 5.b : Blok III Rincian 5.b : Blok III Rincian 5.b :
b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan
di bidang konstruksi adalah : di bidang konstruksi adalah : di bidang konstruksi adalah :
Instansi Pemerintah 1 Instansi Pemerintah 1 Instansi Pemerintah 1
Perusahaan BUMN/Swasta 2 Perusahaan BUMN/Swasta 2 Perusahaan BUMN/Swasta 2
Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM 4 Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM 4 Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM 4
Lainnya (tuliskan…………….) 8 Lainnya (tuliskan…………….) 8 Lainnya (tuliskan KOPERASI ) 8

5. Referensi waktu survei:


a. Bulan Mei 2014 .
b. Selama setahun yang lalu (12 bulan terakhir) yaitu: Mei 2013- April
2014.

5.3. Konsep dan Definisi

Konstruksi adalahsuatukegiatanyang hasil akhirnya berupa


bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya.
Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan
dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktur di lokasi
proyek, konstruksi yang bersifat sementara , dan juga pembongkaran
bangunan. Hasil kegiatan antara lain: gedung, jalan, jembatan, rel dan
jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan
sanitasi, bandara, jaringan listrik dan telekomunikasi, dan lain-lain.

Usahaadalah suatu badan yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan


menghasilkan barang/jasa, terletak di suatu bangunan fisik pada lokasi
tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri.

Usahakonstruksi perorangan adalah usaha rumahtangga dibidang


konstruksi yang modal usahanyatidak dipersyaratkan dan batas nilai satu
pekerjaan hingga Rp. 100 juta.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan33


Usahakonstruksi non-gred adalahusaha non-perorangan di bidang
konstruksi yang belum meregistrasikan usahanya ke Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN).

Bidang Pekerjaan adalah pengelompokan kegiatan konstruksi


berdasarkan golongan pokok2 digit KBLI 2009, yaitu: Konstruksi Gedung
(41), Konstruksi Sipil (42), dan Konstruksi Khusus (43).

Bouwheer adalah pemilik/investor pemberi perintah untuk melaksanakan


pekerjaan konstruksi.

Pemborong Umumadalah usaha yang bergerak di bidang pembangunan,


perubahan/perombakan, perbaikandan pembongkaran yang pekerjaannya
berdasarkan atas dasar borongan langsung dengan
pemilik(bouwheer/investor).Jenis-jenis pekerjaannya meliputi: gedung,
jalan, jembatan, rel KA dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan
air dan drainase, bangunan sanitasi, bandara.

Pemborong Khususadalah perusahaan yang khusus mengerjakan


sebagian dari satu pekerjaan proyek pembangunan. Jenis-jenis
pekerjaannya meliputi: pemasangan alat pendingin (AC); alat pemanas
ruangan (heater); pemasangan batu hias, ubin, batu marmer, pintu,
jendela, atap; pengerjaan lantai; dekorasi instalasi listrik; fasilitas sanitasi;
pondasi; pembongkaran; perbaikan dan pemeliharaan rumah/gedung dsb.

Borongan adalah perjanjian antara pemilik pekerjaan (bouwheer) dengan


pemborong umum yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan seluruh
kegiatan proyek pembangunan.

Sub-boronganadalah perjanjian antara pemborong dengan pemborong


lain atau pemilik yang biasanya mengerjakan sebagian dari suatu proyek
pembangunan.

34Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Nilai Boronganadalahnilai nominal pekerjaan yang disepakati antara
pemborong dengan pemilik atau pemborong lain.

Nilai Pekerjaanadalah nilai fisik proyekyang telah diselesaikan oleh


pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam
jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai borongan antara pemilik dengan
pemborong.

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) merupakan


klasifikasi baku statistik mengenai kegiatan ekonomi yang terdapat di
Indonesia. KBLI hanya mengelompokkan unit produksi menurut kegiatan
ekonomi, tidak membedakan unit produksi menurut kepemilikan, jenis
badan hukum, formal atau informal.KBLI 2009 menggunakan kode angka
5 digit yang menunjukkan struktur klasifikasi. KBLI untuk sektor
konstruksi ada pada bagian Lampiran.

5.4. Penyiapan Dokumen Pendataan

Satuan pengamatan dalam SKP14 adalah desa/kelurahan. Oleh karena


itu, peta desa/kelurahan dijadikan pemandu kerja petugas untuk mencapai
tempat kerja, agar tidak terjadi lewat cacah dan ganda cacah. Hal ini sekaligus
akan memberikan keyakinan bahwa pencacahan tidak akan melewati batas
wilayah kerja.

Sebelum melakukan pendataan, beberapa dokumen tertentu yang perlu


disiapkan adalah:

a. Salinan Sketsa Peta Desa SP2010-WA di BPS Kabupaten/Kota

1) BPS Kabupaten/Kota menyiapkanSketsa Peta Desa/kelurahan SP2010-


WA.

2) Bila pendataan dalam 1 (satu) desa/kelurahan harus diselesaikan oleh 2


(dua) PCL, maka SP2010-WA harus di print dalam ukuran A3

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan35


menggunakan tinta warna untuk petugas kedua. Pembagian tugas kerja
dilapangan harus jelas dengan memperhatikan batas SLS dan BS dalam
peta SP2010-WA.

3) Sketsa peta SP2010-WA dipinjamkan kepada PCL pada saat pelatihan


untuk digunakan dalam pendataan.

Peta SP2010-WA berisi informasi batas wilayah desa/kelurahan


dan muatannya. Sebelah kiri atas berisi tulisan SP2010-WA, sebelah
kanan atas berisi kode wilayah. Bagian sebelah kanan adalah kotak
keterangan legenda yang antara lain berisi informasi nama wilayah mulai
desa/kelurahan hingga pulau, arti garis dan arti simbol-simbol lain yang
tertera pada gambar sketsa peta. Informasi batas wilayah terdiri dari
batas wilayah desa dan satuan lingkungan setempat (SLS) tingkat 1
ditulis dengan warna merah, sedangkan batas blok sensus (BS) ditulis
dengan warna hijau. SLS ini dapat berupa Rukun Tetangga (RT), Rukun
Warga (RW), Jorong, Korong, Lingkungan, Dusun, atau nama lain yang
berlaku di wilayah setempat.

b. Daftar SKP14-P

1) Daftar SKP14-P di print pada kertas ukuran A4 bolak-balik di BPS


Kabupaten/Kota.Untuk keperluan penyalinan hasil snowballingdari
Lembar Pembantu ke daftar SKP14-PBlok V,tambahkan (print) satu
lembar kosongBlok V bolak–balik.

2) Untuk 1 (satu) desa/kelurahan yang menggunakan 2 (dua) PCL, maka


Daftar SKP14-P harus di print rangkap 2 (dua).

c. Lembar Pembantu

1) Lembar Pembantu dicetak di BPS Kabupaten/Kota.

2) Setiap informasi narasumber tentang keberadaan calon responden hasil

36Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


snowballingsebelum disalin ke daftar SKP14-Pwajib ditulis di Lembar
Pembantu.

d. Daftar SKP14-S

1) Daftar SKP14-S di cetak di BPS.

2) Daftar SKP14-S digunakan pada saat melakukan pendataan karakteristik


pada usaha konstruksi perorangan terpilih.

5.5. Mekanisme Pendataan

Adapun tahapan/proses pendataan SKP14 oleh PCL sebagai berikut:

1) Setiap petugas dibekali dengan instrumen yang diperlukan, yaitu peta


desa (SP2010-WA), Daftar SKP14-P (pre-printed), Lembar Pembantu,
Daftar SKP14-DS, dan SKP14-S.
2) Kunjungi Kepala Desa/Lurah untuk mendapatkan izin bertugas di
wilayah ini dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota.

3) Identifikasi keberadaan pengusaha/usaha konstruksi dimulaidari Blok


Sensus pertama yang tercantum pada Daftar SKP14-P Blok V Kolom (1)
yang merupakan bagian dari Alamat Lengkap.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan37


4) Lakukan identifikasi keberadaan pengusaha/usaha konstruksi dan
identifikasi pengusaha/usaha konstruksi yang tercantum pada Daftar
SKP14-P untuk setiap Blok Sensus dengan menanyakan kepada
narasumber (prioritas utama adalah ketua/pengurus SLS setempat).
5) Apabila diperoleh informasi keberadaan pengusaha/usaha konstruksi,
selanjutnya pencacah melakukan kunjungan ke alamat pengusaha/usaha
tersebut dan melakukan pendataan dengan Daftar SKP14-P. Jika
pengusaha/usaha yang dikunjungi termasuk usaha konstruksi perorangan,
maka katakan pada respondendilain waktu kemungkinan pendataan akan
dilanjutkan dengan pertanyaan yang lebih rinci.
6) Setelah selesai melakukan pendataan pada responden tersebut, tanyakan
tentang keberadaan usaha konstruksilainnyabaik yang perorangan
maupun yang berbadan usaha yang berada di Blok Sensus/SLS
tersebut atau SLS lainnya dalam desa/kelurahan tersebut.Catat nama
responden sebagai narasumber dan semua informasi keberadaan calon
responden lainnya menggunakan Lembar Pembantu.
7) Cek informasi yang telah di catat di Lembar Pembantu dengan daftar
nama pengusaha/usaha konstruksi yang tercantum pada Daftar SKP14-
PBlok V. Jika tidak ada, tuliskan nama pengusaha konstruksi tersebut
pada Daftar SKP14-PBlok Vdi baris kosong setelah baris terakhir yang
tercetak.
8) Selanjutnya kunjungi pengusaha/usaha konstruksi yang baru diperoleh
informasinya tersebut, dan lengkapi pula dengan informasi lainnya yang
diperlukan pada Daftar SKP14-PBlok V.
9) Lakukan lagi proses identifikasi seperti pada butir 5) hingga 8) sampai
pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan yang menjadi wilayah
tugasnya.

38Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Ilustrasi metode snowballing dapat dilihat seperti padaGambar 3.

Gambar 3. Identifikasi responden dengan metode snowballing

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan39


40Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB TATA CARA
VI PENGISIAN DAFTAR

6.1. Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-P

Daftar SKP14-P digunakan untuk memutakhirkan dan mendata semua


usaha konstruksi perorangan yang berada di desa/kelurahan terpilih.

1). Struktur Daftar SKP14-P


BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah
administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan,
Klasifikasi Desa/Kelurahan)sertaAngka Random (AR) Gedung.
BLOK II. RINGKASAN, berisi hasil rekapitulasi populasi usaha dan
jumlah sampel usaha.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN, berisi
identitas petugas, waktu pelaksanaan dan pengesahan oleh Kepala
Desa/Lurah atau yang setara.
BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan
pada saat pelaksanaan lapangan.
BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI,
terdiriatas 15kolom dengan uraian masing-masing kolom adalah sebagai
berikut:

Kolom (1) : NomorBlok Sensus


Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut
blok sensus dalam desa/kelurahan.

Kolom (2) : Nomor Urut


Nomor yang tercantum pada kolom ini adalahnomor urut
rumahtangga/usaha dalam desa/kelurahan.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan41


Kolom (3): KIP
berisi 9 digit Kode Identitas Perusahaan. Masing-masing
digit KIP ini memiliki arti sebagai berikut

Kode
Kode Nomor urut usaha di dalam
Kode Propinsi Skala
Kab/Kota *) Kab/Kota
Usaha
*)
Kode Skala Usaha :
1: Gred 1 , Perorangan/Mikro
2: Gred 2 – 4, Badan usaha bersertifikasi dari LPJKN
berskala kecil
3: Gred 5 Badan usaha bersertifikasi dari LPJKN
berskala sedang
4: Gred 6 – 7, Badan usaha bersertifikasi dari LPJKN
berskala besar
5: Non –Gred, Badan usaha dan belum bersertifikasi
dari LPJKN
Kolom (4) : Calon Responden
Nama-nama yang tercetaktercantum pada kolom ini adalah
nama pengusaha/usahahasil pemutakhiranpendataan usaha
konstruksi tahun sebelumnya yangteridentifikasi sebagai
pengusaha/usaha di sektor konstruksi.
Kolom (5): Alamat Lengkap
Alamat yang tercetak tercantum pada kolom ini adalah
alamat tempat tinggal pengusaha atau tempat domisili badan
usaha hasil pemutakhiranpendataan usaha konstruksi tahun
sebelumnya.
Kolom (6): Identifikasi keberadaan calon responden, Ada bila berkode
‘1’, Tidak ada bila berkode ‘0’.

42Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


 Ada, adalah kondisi dimana nama pengusaha/badan usaha
konstruksi dan alamat pada saat pendataan sama dengan
nama kepala rumahtangga atau nama badan usaha dan alamat
pada hasil pemutakhiranpendataan usaha konstruksi
perorangan tahun sebelumnya. Termasuk dalam kondisi ini
adalah bila nama pengusaha/badan usaha konstruksi berbeda
yang dikarenakannama yang tercantum adalah nama
panggilan atau alias dan kesalahan dalam penulisan dalam
pendataan usaha konstruksi tahun sebelumnya, dan
perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat
pendataan usaha konstruksi tahun sebelumnya. Termasuk
pengusaha/badan usaha konstruksi yang pindah tetapi
masih dalam satu desa/kelurahan, dan pengusaha/badan
usaha konstruksi yang baru (yaitu pada saat pendataan usaha
konstruksi tahun sebelumnya bukan sebagai
pengusaha/badan usaha konstruksi, tapi pada saat pendataan
SKP14merupakan usaha konstruksi).
 Tidak ada, adalah kondisi dimana pengusaha/badan usaha
konstruksi pada saat pendataan tidak dapat ditemukan dan
setelah dikonfirmasikan dengan tetangga disekitarnya
memang tidak ada yang mengenalnya. Termasuk
pengusaha/badan usaha konstruksi yang pindah
keluardesa/kelurahan, dan tidak usaha lagi.
Kolom (7): Ditanyakan kepada calon responden apabila menurut
narasumber usaha ini keberadaannya Adaatau Kolom (6)
berkode ‘1’. Apakahberusaha di sektor konstruksi selama
setahun yang lalu, Ya bila isian berkode ‘1’, dan kode ‘0’
bila Tidak.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan43


Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2013 s.d. April
2014) usaha ini masih merupakan usaha konstruksi meskipun
pada saat pencacahan tidak aktif/berubah sektor usahanya.
Tidak, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2013 s.d. April
2014) usaha ini telah tutup atau berubah sektor usahanya.
Kolom (8): Ditanyakan kepada calon responden : apabila usaha ini
berusaha di sektor konstruksiatau Kolom (7) berkode ‘1’.
Apakah alamat kantor usaha ada di desa ini, berkode ‘1’ bila
Ya, berkode ‘0’bila Tidak.
Ya, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha berada dalam
satu desa/kelurahan.
Tidak, adalah kondisi dimana alamat kantor usaha tidak
berada dalam satu desa/kelurahan.
Kolom (9): Ditanyakan kepada calon responden: apabila alamat kantor
usaha ini berada dalam satu desa/kelurahan atau Kolom (8)
berkode ‘1’, Apakah berusaha dengan sistem borongan dan
aktif selama setahun yang lalu, isian bila Ya kode ‘1’, kode
‘0’ bila Tidak.
Ya, apabila selama setahun yang lalu (Mei 2013 s.d. April
2014) berusaha dengan sistem borongan meskipun pada saat
pencacahan tidak aktif/berubah sektor usahanya.
Tidak, apabila usaha konstruksi ini selama setahun yang lalu
order pekerjaannya tidak ada yang menggunakan sistem
borongan.

44Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Kolom (10): Tuliskan Kode Gred usaha ini

Kualifikasi Usaha Batas Nilai Satu Pekerjaan(Rp) Kode

Perorangan 0 s.d 100 juta 1


Gred 2 0 s.d 500 juta 2
Gred 3 0 s.d 1 Milyar 3
Gred 4 0 s.d 2,5 Milyar 4
Gred 5 0 s.d 10 Milyar 5
Gred 6 0 s.d 50 Milyar 6
Gred 7 0 s.d Tak Terbatas 7
Non-Gred*) - 9
*)
Non- Gred adalah badan usaha non perorangan yang
belum me-registrasi-kan usahanya di LPJKN.
Kolom (11) – Kolom (15): ada isian bila Kolom (10) berkode ‘1’
Kolom (11): Nomor Urut Usaha
Kolom (12): Jenis Kegiatan/Pekerjaan Utama
Kolom (13) – (15): Kode Bidang Pekerjaan Utama
Kode Bidang Pekerjaan Utama terbagi menjadi 3 jenis:
1. Konstruksi Gedung; mencakup rumah tempat tinggal,
gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung
pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya.
2. Konstruksi Sipil; mencakup jalan, jembatan, rel KA,
landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga,
lapangan parkir, bangunan pengolah, penyaluran dan
penyimpan air limbah, minyak dll.
3. Konstruksi Khusus; mencakup konstruksi bangunan
elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan
bangunan sipil, penyelesaian konstruksi gedung,
penyewaan alat berat konstruksi dll.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan45


Tabel 1. Ringkasan tugas pengisian Daftar SKP14-P
Diisi oleh
Uraian Pre printed
Pencacah Pengawas
Blok I √ - -
Blok II - - √
Blok III - Rincian 1 & 3 Rincian 2
Blok IV - √ √
Memberi lingkaran Kolom (1), Kolom
Nomor halaman, Kolom (2), Kolom (11) dan nomor di samping
Blok V Kolom (1) s.d (5), Identitas
(6) s.d (15), Jumlah a,b,c tanda √ di salah satu Kolom (13) s.d
Kolom (15) yang terpilih sampel
Blok VI - - √

2). Pengisian Daftar SKP14-P

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini isiannya telah tercetak (pre-printed) mulai dari nama


Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, Klasifikasi
Desa/Kelurahan, dan Angka Random (AR) Gedung.

BLOK II. RINGKASAN

Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil


identifikasi calon responden pendataan pengusaha konstruksi
peroranganpada satu desa/kelurahan. Blok ini diisi setelah kegiatan
pendataan selesai dalam satu desa/kelurahan. Isian Blok II disalin dari
halaman terakhir Blok V yang terisi. Sebelum mengisi Blok II, petugas
pendataan harus memastikan bahwa isian Blok V telah diperiksa dengan
cermat kebenaran isian.
Rincian 1: Populasi usaha konstruksi perorangan
Isian rincian ini disalin dari Blok V Rincianc :“Jumlah kumulatif
hingga halaman ini” dengan ketentuan sebagai berikut
 Blok II Rincian 1 Kolom (2) disalin dari Blok V Rincian c Kolom
(13) pada halaman terakhir.

46Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


 Blok II Rincian 1 Kolom (3) disalin dari Blok V Rincian c Kolom
(14) pada halaman terakhir.
 Blok II Rincian 1 Kolom (4) disalin dari Blok V Rincian c Kolom
(15) pada halaman terakhir.
Rincian 2: Jumlah sampel usaha konstruksi perorangan
Isiannya merupakan hasil dari penarikan sampel usaha yaitu banyaknya
Ri yang terisi (Blok VI).

BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN

Tujuannya adalah untuk mengetahui siapa yang bertanggungjawab


melakukan pendaftaran dan pemeriksaan Daftar SKP14-P, serta keterangan
waktu pelaksanaan pendataan dan pemeriksaan, serta pengesahan oleh
Kepala Desa/Lurah atau yang setara.
1. Nama Petugas
Tuliskan nama pencacah dan pemeriksa pada kolom yang tersedia.
2. Tanggal Pengawasan/Pemeriksaan
Tuliskan tanggal pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan pada kolom
yang tersedia
3. Tanda Tangan
Sebelum membubuhkantanda-tangannya pencacah danpemeriksa diha-
ruskan memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar SKP14-
P.Bubuhkan tanda-tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk
tanggungjawab pendataan dan pengawasan/pemeriksaan.
Penandatanganandilakukan oleh orang yang benar-benar telah
melakukan tugasnya.
4. Pengesahaan oleh Kepala Desa/Lurahatau yang setara tempat dimana
pendataan dilaksanakan dengan membubuhkan tanggal, nama, tanda
tangan, dan cap/stempel.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan47


BLOK IV. CATATAN

Gunakan Blok IV untuk menuliskan hal-hal yang perlu


diinformasikan dan belum tercakup dalam Daftar SKP14-Pdi
desa/kelurahan tersebut.

BLOK V. DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI

Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh


pengusaha/badan usaha konstruksipada satu desa/kelurahan. Padasudut
kanan atas setiap lembar Blok V tertera “Halaman ….dari ..halaman”,
yang pengisiannya dilakukan setelah pendataan bangunan dan rumahtangga
dalam satu desa/kelurahan selesai. Sedang sudut kanan bawahnya setiap
lembar Blok V tertera identitas desa/kelurahan yang tercetak.
Contoh pengisian “Halaman…dari...halaman” pada Blok VDaftar
SKP14-Padalah sebagai berikut:Jika jumlah halaman Blok V yang terpakai
ada 5halaman, maka pengisiannya adalah pada halaman pertama Blok V
diisi “Halaman 1 dari 5 halaman”, dan halaman terakhir diisi “Halaman 5
dari 5 halaman”.

Kolom (1)-(5) (No. Blok Sensus, No. urut, KIP, Calon Responden,
Alamat Lengkap)
Kol.(1) s.d Kol.(5) Blok V telah tercetak (Pre-printed). Bila
dari hasil kunjungan ada perubahan informasi, dapat
diperbaiki disampingnya dengan cara mencoret kemudian
menuliskan informasi yang benar disebelahnya.
Misalnya kesalahan penulisan alamat, dapat diperbaiki
seperti pada contoh berikut:

48Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Nomor Blok Nomor Urut KIP Alamat Lengkap
Calon Responden
Sensus (Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT /RW)

(1) (2) (3) (4) (5)

001B 1 327210103 PEMBORONG BANGUNAN 'AGUS' KP. JAMBU RT .10/RW.05 RT.11

Pengisian Kolom (1)-(5) untuk responden hasil snowballing


Kolom (1): Isikan nomor blok sensus calon responden hasil
snowballingsesuai dengan di lapangan di baris kosong
setelah baris yang terisi.
Kolom (2): Isikan nomor urut calon responden hasil snowballingdi baris
kosong setelah baris yang terisi. Penulisan nomor urut,
usahakonstruksi hasil snowballingmeneruskan nomor urut
baris terakhir yang terisi menggunakan angka biasa.
Kolom (3): untuk KIP calon responden hasil snowballing dikosongkan.
Kolom (4): Isikan nama lengkap calon responden dengan menggunakan
huruf kapital
Contoh: 1. ADITA UTAMA (penulisan yang mempunyai nama usaha).
2. PEMBORONG AC ‘RUDI’ (penulisan pemborong AC yang
tidak mempunyai nama usaha).
3. PEMBORONG GEDUNG ‘SUGI’ (penulisan pemborong
bangunan yang tidak mempunyai nama usaha).
4. KONSTRUKSI GEDUNG ‘BAMBANG’ (penulisan nama
usaha yang pekerjaannya tidak selalu borongan dan tidak
mempunyai nama usaha).
5. USAHA TIGA, CV (penulisan nama badan usaha)
Kolom (5): Isikan alamat lengkap calon responden nama jalan, blok,
nomor, SLS, RT/RW.
Pengisian Kolom (6)-(15) untuk responden pre-printeddan hasil
snowballing
Kolom (6): Identifikasi keberadaan calon responden pada narasumber

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan49


isikan kode ‘1’ bila ada, dan kode ’0’ bila tidak ada.
Kolom (7): Bila Kolom (6) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon
responden, Apakah berusaha di sektor konstruksi selama
setahun yang lalu.Isikan kode 1 bila menjawab ‘Ya”, kode ‘0’
bila ‘Tidak’.
Kolom (8): Bila Kolom (7) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon
responden, Apakah alamat kantor usaha di desa ini.Isikan kode
1 bila menjawab ‘Ya”, kode ‘0’ bila ‘Tidak’. Perbaiki Kolom
(5) bila ada perbedaan alamat lengkap rumahtangga/usaha.
Kolom (9): Bila Kolom (8) berkode ‘1’, Ditanyakan kepada calon
responden, Isikan kode ‘1’ untuk calon responden yang
berusaha dengan sistem borongan dan aktif selama setahun
yang lalu (lanjutkan ke pertanyaan kolom selanjutnya), dan
kode ‘0’jika tidak (STOP pendataan pada responden ini).
Kolom (10):Bila Kolom (9) berkode ‘1’, Isikan kode gred usaha
Kualifikasi Usaha Kode Gred Usaha
Perorangan 1
Gred 2 2
Gred 3 3
Gred 4 4
Gred 5 5
Gred 6 6
Gred 7 7
Non-gred 9
Kolom (11) – Kolom (15): ada isian bila Kolom (10) berkode ‘1’
Kolom (11): Isikan Nomor Urut Usaha (NUU) pada baris-baris yang
termasuk usahakonstruksi perorangan, dimulai dari angka 1.
Kolom (12):Tuliskan sejelas–jelasnya Jenis Kegiatan/Pekerjaan Utama:

50Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Contoh :
Pembangunan tempat tinggal,
Pemasangan pagar besi kantor,
Pembuatan sumur bor,
Pembuatan saluran irigasi untuk pertanian,
Instalasi listrik untuk perumahan,
Pemeliharaan jalan,
Pengecatan kantor, dsb.
Kolom (13)-(15): Isikan tanda cek(√) pada salah satu Kolom (13) atau
Kolom (14) atau Kolom (15) sesuai uraian Kolom (12).
Misal dari contoh diatas Kolom (12) isiannya ‘Pembuatan
sumur bor’,maka beri tanda cek(√) Kolom (14) karena isiannya
termasuk kategori pekerjaan/konstruksi sipil.

6.2. Penggunaan dan Tata Cara Pengisian Lembar Pembantu

Lembar pembantu digunakan untuk mencatat semua informasi calon


responden dari narasumber hasil snowballing. Penulisan lembar pembantu wajib
dilakukan, selain sebagai legalitas pemberi informasi juga diperlukan untuk
mempermudah pengisian Daftar SKP14-P hasil snowballing.

Tata cara pengisian Lembar Pembantu yaitu:

Kolom (1): Isikan nama Narasumber (Ketua SLS, Tokoh Agama, Tokoh
Masyarakat, Responden dll).
Kolom (2): IsikanNama calon responden hasil rekomendasi dari
Narasumber.
Kolom (3): Isikan Alamat Lengkap (Nama jalan, blok, nomor, SLS,
RT/RW).

Penyalinan isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP14-PBlok V

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan51


Salin isian Lembar Pembantu ke Daftar SKP14-P Blok V, yaitu Lembar
Pembantu Kolom (2) ke Daftar SKP14-P Blok V Kolom (4) dan Lembar
Pembantu Kolom (3) ke Daftar SKP14-P Blok V Kolom (5) di baris kosong
setelah baris yang terisi. Sedangkan untuk penulisan nomor urut Kolom (2)
Daftar SKP14-P Blok V menggunakan angka biasa dengan meneruskan
nomor urut baris terakhir yang terisi.

6.3. Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-DS

Daftar sampel survei usaha konstruksi perorangan (SKP14-DS) adalah


daftar yang memuat sejumlah sampel usaha konstruksi perorangan terpilihdalam
1 (satu) desa/kelurahan. Daftar SKP14-DS digunakan oleh PCL sebagai
pedoman untuk mendata dengan Daftar SKP14-S.

1). Struktur Daftar SKP14-DS

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, berisi kode dan nama wilayah


administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan,
Klasifikasi Desa/Kelurahan).
BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN, berisi hasil rekapitulasi
jumlah pendataan.
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS, berisi identitas petugas, waktu
pelaksanaan dan tanda tangan.
BLOK IV. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan
dalam pelaksanaan lapangan.
BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN
TERPILIH, terdiri atas 9 kolom, dengan uraian pada masing-masing
kolom adalah sebagai berikut:

Kolom (1): Nomor Blok Sensus

52Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Berisi nomor blok sensus
Kolom (2): Nomor Urut Sampel (NUS)
Berisi nomor 1 sampai dengan terakhir
Kolom (3): Nomor Urut Usaha (NUU)
Berisi nomor urut usaha yang terpilih sampel
Kolom (4): KIP
berisi 9-digit kode identitas perusahaan
Kolom (5): Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik
Berisi nama usaha atau pengusaha atau pemilik usaha
Kolom (6): Alamat Lengkap
Berisi alamat lengkap usaha konstruksi perorangan
Kolom (7): Bidang Pekerjaan Utama
Berisi kode bidang pekerjaan utama, kode ‘1’ atau ‘2’atau ‘3’
Kolom (8): Keterangan berhasil dicacah
Berisi kode ‘1’ berhasil dicacah, kode ‘0’ tidak
Kolom (9): Keterangan alasan tidak dapat dicacah
Berisi kode ‘1’ atau ‘2’ atau ‘3’ atau ‘4’

Tabel 2. Ringkasan tugas pengisian daftar SKP14-DS


Diisi oleh
Uraian
Pencacah Pengawas
Blok I - √
Blok II Rincian 2 s.d 4 Rincian 1
Blok III √ √
Blok IV √ √
Blok V Kolom (8) s.d (9) Kolom (1) s.d (7)

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan53


2). Pengisian Daftar SKP14-DS

BLOK I.KETERANGAN TEMPAT

Blok ini berisi keterangan lokasi dari desa/kelurahan terpilih, yaitu


nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi
desa/kelurahan. Isian blok ini disalin dari SKP14-P Blok I Rincian 1 s.d. 5.

BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN

Blok II Rincian 2 dan 3 diisi oleh pencacah setelah selesai melakukan


pencacahan pada 1 (satu) desa/kelurahan. Blok II terdiri dari 4 (empat) rincian,
yaitu:
Rincian 1 : Jumlah target pencacahan
Adalah jumlah sampel usaha konstruksi perorangan
(diambil dari SKP14-P Blok II Rincian 2 Kol.(5))
Rincian 2 : Jumlah realisasi pencacahan
Adalah jumlah usaha konstruksi perorangan yang berhasil
dicacah dengan Daftar SKP14-S. Keterangan ini diambil
dari Blok V Kol.(8) Rincian Jumlah.
Rincian 3.a : Bukan usaha konstruksi
Isikan jumlah bukan usaha konstruksibila ternyata
responden yang dicacah adalah bukan usaha konstruksi
perorangan.Keterangan ini merupakan banyaknya kode
‘1’ pada Blok V Kolom (9).
Rincian 3.b : Pindah keluar desa
Isikan jumlah usaha konstruksi peroranganyang tidak
dapat dicacah karena alasan ’pindah keluar
desa/kelurahan’. Keterangan ini merupakan banyaknya
kode ‘2’ pada Blok V Kolom (9).

54Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Rincian 3.c : Tidak ditemukan
Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak
dapat dicacah karena alasan ’tidak ditemukan’.
Keterangan ini merupakan banyaknya kode ‘3’ pada Blok
V Kolom (9).
Rincian 3.d : Lainnya
Isikan jumlah usaha konstruksi perorangan yang tidak
dapat dicacah karena alasan ’lainnya’. Keterangan ini
merupakan banyaknya kode ‘4’ pada Blok V Kolom (9).

Rincian 4 : Jumlah sampel pengganti


Adalah jumlah usaha konstruksi perorangan yang
menggantikan sampel utama yang tidak berhasil
dicacah.Keterangan ini diambil dari Blok V jumlah
Kol.(8) berkode ‘1’ yang di bawah garis. Rincian 4 ini
harus sama dengan Rincian 3.

BLOK III.KETERANGAN PETUGAS

Blok III berisi keterangan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan dan


tanda tangan dari petugas pencacah serta pengawas.

Rincian 1 s.d. 4 : Tuliskan nama, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan


pencacah serta pengawas.

BLOK IV. CATATAN

Isikan keterangan dan penjelasan yang berkaitan dengan Daftar


SKP14-DS.

BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN


TERPILIH

Terdiri dari 9 (sembilan) kolom yang berisi keterangan nomor blok

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan55


sensus, nomor urut sampel (NUS), nomor urut usaha (NUU), nama
usaha/pengusaha/pemilik, alamat lengkap, serta kode bidang pekerjaan utama.
Kolom (1) s.d.Kolom (7) telah diisi oleh pengawas/pemeriksa yang bersumber
dari Daftar SKP14-P. Sedangkan Kolom (8) s.d (9) diisi oleh petugas pencacah.

Kolom (1) : Nomor Blok Sensus


Isikan nomor blok sensus sesuai kondisi lapangan
Kolom (2) : Nomor Urut Sampel(NUS)
Isikan nomor urut dimulai dari 1 sampai dengan terakhir
Kolom (3) : Nomor Urut Usaha (NUU)
Salin nomor urut usaha dari Daftar SKP14-P Blok V
Kol.(11) yang dilingkari.
Kolom (4) : KIP
Salin KIP yang bersesuaian dengan nama
usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP14-P Blok V
Kol.(3). Untuk usaha konstruksi perorangan hasil
snowballing, rincian KIP tidak terisi.
Kolom (5) : Nama usaha/pengusaha/pemilik
Salin nama usaha/pengusaha/pemilik dari Daftar SKP14-
PBlok V Kol.(4) yang Kolom (1), Kolom (2) danKolom (11)
dilingkari.
Kolom (6) : Alamat lengkap
Salin alamat lengkap dari Daftar SKP14-PBlok V Kol.(5)
yang Kolom (1), Kolom (2) dan Kolom (11) dilingkari.
Kolom (7) : Kode Bidang Pekerjaan Utama (BPU)
Salin kode bidang pekerjaan utama dari Daftar SKP14-
PBlok VKolom (13) atau Kolom (14) atau Kolom (15) yang
nomor tanda cek(√)nya dilingkari.
Kode bidang pekerjaan utama (BPU) meliputi:
Kode ‘1’ : Konstruksi Gedung
Kode ‘2’ : Konstruksi Sipil
Kode ‘3’ : Konstruksi Khusus

56Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Kolom (8) : Berhasil dicacah? Ya = ‘1’, Tidak = ‘0’
Isikan kode ‘1’ jika usaha konstruksi peroranganberhasil
dicacah, dan isikan kode ‘0’ jika tidak. Pencacah wajib
melaporkan jumlah kolom (8) yang berkode =’0’ pada
pengawas.
Kolom (9) : Jika Kolom (8) berkode ‘0’, alasan tidak dapat
dicacah (kode)
Isikan kode alasan tidak dapat dicacah, yaitu:
Kode ‘1’: Bukan usaha konstruksi
Kode ‘2’: Pindahkeluar desa/kelurahan
Kode ‘3’: Tidak ditemukan
Kode ‘4’: Lainnya
Penjelasan:
1. Bukan usaha konstruksi (kode ‘1’)
Bukan usaha konstruksi, jika responden yang terpilih
sebagai sampel ini ternyata bukan usaha konstruksi
perorangan.
2. Pindah keluar desa (kode ‘2’)
Pindah keluar desa, jika keberadaan usaha konstruksi
perorangan sudah tidak lagi di desa/kelurahan tersebut.
3. Tidak ditemukan (kode ‘3’)
Jika usaha konstruksi perorangan tersebut tidak
ditemukan di lapangan.
4. Lainnya (kode ‘4’)
Jika sampai dengan batas waktu pencacahan
yangtelahditentukanternyatacontact
person/pemilik/pengusaha/penanggung jawab tidak dapat
diwawancarai.

Jika ada sampel pengganti, maka penulisannya di Blok V adalah


sebagai berikut :
1. Tarik garis horizontal setelah baris terakhir sampel utama

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan57


2. Sampel pengganti ditulis di baris baru berikutnya setelah garis
horizontal.Tata Cara PenDaftar SKP14-S

6.4. Tata Cara Pengisian Daftar SKP14-S

Daftar Isian Sampel Survei Usaha Perorangan 2014 (SKP14-S) adalah


daftar yang memuat keterangan karakteristik usaha konstruksi perorangan
terpilih.

1). Struktur Daftar SKP14-S

KIP, berisi rincian KIP (Kode Identitas Perusahaan) disalin dari daftar
SKP14-DS Blok V Kol.(4)

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT, Rincian 1 s.d.7berisi kode dan


nama wilayah administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Desa/Kelurahan)disalin dari daftar SKP14-DS Blok I sedangkan Rincian
5Rincian 6, dan Rincian 7 dari daftar SKP14-DS Blok V Kolom (1), Kolom
(3), dan Kolom (2).

BLOK II. KETERANGAN USAHA, berisi nama usaha, alamat usaha,


bidang pekerjaan usaha konstruksi, kegiatan utama yang dilakukan usaha
selama setahun yang lalu, dan persentase biaya penggunaan bahan/material
dan upah pekerja harian.

BLOKIII.KETERANGAN UMUM,BIMBINGAN DAN SUMBER


MODAL, berisi identitas pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan, dan
sumber modal usaha.

BLOK IV. PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH,


berisi keterangan pekerja, hari kerja, balas jasa dan upah.

BLOK V. BIAYA KEGIATAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG


LALU, berisi seluruh biaya kegiatan usaha selama setahun yang lalu.

58Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BLOK VI. PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU, berisi
pendapatan usaha konstruksi, pendapatan dari kegiatan lainnya, dan nilai
pekerjaan yang disubkontrakkan selama setahun yang lalu.

BLOK VII. RINGKASAN, berisi rekapitulasi pendapatan dan pengeluaran


yang diisi oleh pengawas.

BLOK VIII. PERMODALAN, berisi modal usaha konstruksi pada 30


April 2014.

BLOK IX. KENDALA DAN PROSPEK USAHA, berisi permasalahan,


kondisi, dan prospek usaha konstruksi.
BLOK X. KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS, berisi
identitas pemberi jawaban, petugas, pengawas/pemeriksa dengan
keterangan no. telp/HP, tanggal pelaksanaan dan tanda tangan.

BLOK XI. CATATAN, berisi keterangan hal-hal yang perlu disampaikan


dalam pelaksanaan lapangan.

2). Pengisian Daftar SKP14-S

BLOK I : KETERANGAN TEMPAT

Blok ini digunakan untuk mencatat identitas usaha konstruksi, diisi


sebelum melakukan wawancara terhadap responden disalin dari Daftar SKP14-
DS.
Rincian KIP : Pengisian kode identitas perusahaan (KIP) disalin dari Daftar
SKP14-DS Kol.(4) oleh pengawas dari BPS Kab/Kota. Untuk
usaha konstruksi perorangan hasil snowballing Rincian KIP
tidak terisi.
Rincian 1s.d 4 : Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS
rincian yang sama.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan59


Rincian 2 & 4 : Pada rincian 2 dan 4 coret salah satu keterangan wilayah
sesuai dengan tempat tugasnya, seperti Kabupaten/Kotaatau
Desa/Kelurahan.
Rincian 5 : Nomor Blok Sensus
Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS
Blok V Kolom (1).
Rincian 6 : Nomor Urut Usaha
Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS
Blok V Kolom (3).
Rincian 7 : Nomor Urut Sampel
Pengisian keterangan dan kode disalin dari Daftar SKP14-DS
Blok V Kolom (2).

BLOK II : KETERANGAN USAHA

Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan usaha seperti:


nama usaha, alamat usaha, bidang pekerjaan usaha konstruksi, dan kegiatan
utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu besertapersentase nilai
penggunaan bahan/material dan persentase upah pekerja harian terhadap nilai
kegiatan utama tersebut.

Rincian 1 : Nama Usaha


Tuliskan nama usaha konstruksi tersebut dengan lengkap. Jika
tidak ada nama usahanya, isikan jenis kegiatan utama dan
nama pengusahanya. Cek nama usaha dengan daftar SKP14-
DS Blok V Kolom (5). Jika nama usaha yang tercantum dalam
daftar tidak sesuai dengan nama yang ada di lapangan maka
nama tersebut harus disesuaikan.

Rincian 2 : Alamat Usaha


Alamat usaha adalah alamat dimana usaha tersebut berada.
Tuliskan alamat usaha konstruksi dengan lengkap, seperti

60Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


nama jalan, gang, lorong, nomor bangunan, kavling, nama
gedung, lantai, nomor ruangan (room). Apabila alamat yang
tercantum di daftar SKP14-DS tidak sesuai dengan keadaan di
lapangan, termasuk disini perubahan nama jalan maka
sesuaikan, misalnya Jl. R. Hartonomenjadi Jl. Jenderal
Suprapto (keberadaan perusahaan tetap).

Rincian 3 : Bidang pekerjaan usaha konstruksi


Pilihlah salah satu bidang pekerjaan usaha konstruksi.
1. Konstruksi gedung mencakup kegiatan pembangunan
gedung baru, perbaikan gedung, penambahan dan
renovasi gedung, pendirian bangunan atau struktur
prafabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat
sementara. Seperti: bangunan tempat tinggal, pabrik
industri, bangunan kantor, sekolah, rumah sakit, hotel,
mall, tempat ibadah, restoran, fasilitas olahraga di dalam
ruangan, garasi parkir, dan lain-lain.
2. Konstruksi sipil mencakup kegiatan konstruksi fasilitas
industri, proyek infrastruktur dan sarana umum, sistem
pembuangan dan irigasi, saluran pipa dan jaringan listrik,
fasilitas olahraga ditempat terbuka, dan lain-lain. Seperti:
jalan raya, jalan kendaraan bermotor, jembatan
terowongan, rel kereta api, lapangan udara, pelabuhan
dan bangunan air lainnya, sistem irigasi, sistem limbah,
dan lain-lain.
3. Konstruksi khusus mencakup kegiatan konstruksi yang
berhubungan dengan keahlian khusus, biasanya khusus
pada satu aspek umum untuk struktur yang berbeda, yang
membutuhkan peralatan atau ketrampilan khusus dan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan61


lebih banyak dilakukan berdasarkan subkontrak.
Konstruksi khusus juga mencakup kegiatan
pembongkaran dan penyiapan lahan, penyelesaian
gedung, instalasi berbagai macam keperluan yang
membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng,
pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan
pekerjaan listrik lain, sistem penyiraman, lift dan tangga
berjalan, penerangan jalan raya, penyewaan alat berat
konstruksi beserta operator, dan lain-lain.

Rincian 4 : Kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun


yang lalu
Jenis kegiatan konstruksi ini harus ditulis secara lengkap dan
jelas. Jika usaha ini memiliki pekerjaan/proyek lebih dari satu,
maka yang diisikan adalah pekerjaan/proyek yang utama,
berdasarkan;
4. 1. Kegiatan yang memiliki nilai konstruksi/omset/pendapatan terbesar
5. 2. Jika butir 1 sama besar, maka penentuannya berdasarkan volume
6. pekerjaan terbesar
7. 3. Jika butir 1 dan 2 sama, maka penentuannya berdasarkan waktu
8. terlama
9. 4. Jika butir 1, 2, dan 3 sama, maka penentuannya oleh responden

Contoh :
Ngadino seorang pemborong konstruksi selama setahun yang
lalu mengerjakan 3 proyek sebagai berikut :
1. Pembangunanan rumah tinggal dengan luas 200 m2 selesai
dalam 5 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta
2. Pembangunan gedung sekolah dengan luas 200 m2 selesai
dalam 6 bulan dengan nilai konstruksi Rp. 300 juta
3. Pembangunanan rumah tinggal yang belum diselesaikan
dengan nilai konstruksi Rp. 50 juta

62Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Maka pengisian pekerjaan utama usaha Ngadino ini adalah
pembangunan gedung sekolah.

Rincian 4.a : Persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai


pekerjaan kegiatan utama, adalahpersentase penggunaan
bahan/material terhadap nilai pekerjaan konstruksi pada
kegiatan utama usaha konstruksi.

Rincian 4.b : Persentase upah pekerja harian terhadap nilai pekerjaan


kegiatan utama, adalah persentase upah pekerja harian
terhadap nilai pekerjaan konstruksi pada kegiatan utama usaha
konstruksi.

BLOK III : KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN DAN SUMBER


MODAL

Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan secara umum


mengenai pengusaha, bimbingan/pelatihan/penyuluhan yang diperoleh baik oleh
pengusaha maupun pekerja, dan sumber modal usaha yang digunakan untuk
mengerjakan pekerjaan/proyek.

Rincian 1 : Nama pengusaha


Tuliskan nama pemilik atau yang bertanggung jawab pada
usaha konstruksi ini. Misalnya: H. Rudi Hartono, Inggar
Prasetya, S.T
Rincian 2 : Jenis Kelamin
Cukup Jelas
Rincian 3 : Umur
Umur dituliskan dalam tahun dengan pembulatan ke bawah,
berdasarkan ulang tahun yang terakhir. Perhitungan umur
didasarkan pada kalender masehi. Untuk yang berumur 99
tahun ke atas maka isikan 98. Misalnya: Bapak Inggar
seorang pengusaha konstruksi perseorangan lahir di Jakarta,

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan63


17 Agustus 1960. Pencacahan SKP14 pada bulan Mei 2014.
Karena pada saat pencacahan Bapak Inggar belum berulang
tahun, maka umur Bapak Inggar adalah 53 Tahun.
Rincian 4 : Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Lingkari salah satu kode pendidikan tertinggi yang telah
ditamatkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang
tersedia.

Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan adalah: Jenjang


pendidikan tertinggi terakhir yang diselesaikan (ditamatkan).

1. Seseorang yang bersekolah pada jenjang tertentu dan tidak


mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi lulus
ujian akhir, orang itu dianggap tamat pada jenjang
tersebut.
2. Seseorang yang bersekolah pada jenjang pendidikan
tertentu dan tidak tamat, maka jenjang pendidikan
tertinggi yang ditamatkan adalah jenjang pendidikan
sebelumnya.
Contoh :Pengusaha pernah kuliah D3 Manajemen
Pemasaran tetapi hanya 2 tahun dan tidak dapat
menyelesaikan pendidikannya, maka pendi-
dikan tertinggi pengusaha tersebut adalah SMA
& Sederajat.

Jenjang pendidikan:

Tidak tamat SD: Mereka yang tidak sekolah/belum pernah


sekolah atau mereka yang pernah sekolah/tidak tamat di
sekolah dasar 5/6/7 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar,
Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan
anak oleh Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar

64Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Kecil, Paket A1 - A100. Mereka yang tamat Sekolah Dasar 3
tahun atau sederajat dianggap belum tamat.

SD & sederajat: Mereka yang tamat sekolah dasar 5/6/7


tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah
Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan anak oleh
Masyarakat Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil,
Paket A1 - A100.

SMP & sederajat: Mereka yang tamat SMP, MULO, HBS 3


tahun, SLB Menengah Tingkat Pertama, Madrasah
Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, SMEP, ST, Sekolah
Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan
Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian
Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru
Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus
Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan
Peradilan Agama.

SMA & sederajat: Mereka yang tamat dari Sekolah


Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah,
Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Menengah Pekerjaan
Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah
Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan
Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi
Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas,
Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi
Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah
Menengah Teknologi Pertambangan, dan Sekolah Menengah
Teknologi Grafika.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan65


Perguruan Tinggi :Mereka yang tamat DI/DIIatau Sarjana
Muda/DIII atauSarjana/S1/DIV atau Pasca Sarjana/S2/S3

DI/DII: Mereka yang tamat Sekolah Guru Olah Raga,


Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru
Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun,
Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan
Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah
Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen,
dan Kursus Pegawai Administrasi Atas, Diploma I atau
Diploma II pada suatu pendidikan yang khusus diberikan
untuk program diploma. Program Akta I dan Akta II termasuk
dalam jenjang pendidikan program Diploma I atau Diploma
II.

Sarjana Muda/DIII: Mereka yang tamat Akademi/Diploma


III/Akta III atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda
pada suatu fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya
dilakukan oleh suatu Akademi/Universitas/Institut/Sekolah
Tinggi.

Sarjana/S1/DIV: Mereka yang tamat program pendidikan


Sarjana (Strata-1) atau yang telah mendapatkan gelar sarjana
(menyelesaikan sejumlah SKS tertentu) pada suatu fakultas.
Jenjang sekolah ini pada umumnya dilakukan oleh suatu
Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.

S2/S3 : Mereka yang tamat program pendidikan program


pasca sarjana, Magister (Strata-2), atau Doktor (Strata-3) yang
telah mendapatkan gelar master/doktor pada suatu program
studi di sebuah fakultas. Jenjang sekolah ini pada umumnya
dilakukan oleh Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.

66Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Rincian 5. : a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti
bimbingan/pelatihan/penyuluhan dibidang konstruksi?

Lingkari salah satu kode 1 jika ya dan kode 2 jika tidak,


kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.

Bimbingan/pelatihan/penyuluhan adalah kegiatan


bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi yang
pernah diikuti oleh pengusaha atau pekerja. Misalnya:

Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Manajerial yaitu jenis


bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi
untuk meningkatkan ketrampilan dan pengelolaan usaha
konstruksi.

Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Ketrampilan/Teknik
yaitu jenis bimbingan/pelatihan/penyuluhan untuk
meningkatkan kemampuan/ketrampilan dalam bidang
konstruksi.

Bimbingan/pelatihan/penyuluhan Pemasaran yaitu jenis


bimbingan/pelatihan/penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pemasaran konstruksi, seperti: cara
mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, cara
melakukan promosi dan penawaran pekerjaan/proyek.

Dan bimbingan/pelatihan/penyuluhan lainnya yang masih


ada hubungannya dengan bidang konstruksi.

b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di
bidang konstruksi adalah :

Lingkari kode penyelenggara mana saja yang pernah diikuti.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan67


Jika jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu maka
jumlahkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang
tersedia. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan
dapat juga diselenggarakan oleh usaha konstruksi tersebut.

Instansi Pemerintah, misal Dinas PU, Kementrian Tenaga


Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Pendidikan, dan
sebagainya.

Perusahaan BUMN/Swasta, misalPT Hutama Karya, PT


Waskita karya, Grup Bakri, Sampoerna Grup, dan sebagainya.

Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM : misalnya Universitas


Indonesia, Balai Latihan Kerja yang dikelola oleh yayasan.

Lainnya (tuliskan…………), misal pengusaha bahan


bangunan, pihak luar negeri, usaha konstruksi sendiri, dan
sebagainya

Rincian 6. Sumber modal usaha konstruksi berasal dari:

Lingkari kode sumber modal usaha mana saja yang


digunakan. Jika jawaban kode yang dilingkari lebih dari satu
maka jumlahkan, kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak
yang tersedia.

Sumber modal usaha: modal yang digunakan oleh usaha


konstruksi seperti: untuk kantor, peralatan konstruksi, modal
awal untuk mengerjakan pekerjaan/proyek, dan sebagainya.

Milik sendiri: modal usaha yang dimiliki oleh usaha


konstruksi, termasuk hibah/transfer.

Pinjaman bank: pinjaman yang berasal dari Bank, baik

68Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


berasal dari Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat.

Pinjaman koperasi: pinjaman yang berasal dari koperasi.


Contoh: Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa.

Lainnya (tuliskan …): diisi nama pemberi sumber modal


bila pilihan sumber modal tidak terdapat pada pilihan di atas.

Modal usaha yang diperoleh dari menggadaikan mobil atau


barang lain dikategorikan sebagai modal pinjaman.

Jika modal usaha didapatkan dengan sistem kredit, maka


pilihan milik sendiri jika sudah lunas. Jika belum lunas maka
pilihan milik sendiri dan pinjaman.

BLOK IV : PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH

Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan pekerja, hari kerja, balas
jasa dan upah.

Rincian 1 : Pekerja tetap, jumlah pekerja harian,dan hari kerja


setiap bulan kegiatan
Pekerja: semua orang yang terlibat secara langsung dalam
pekerjaan/kegiatan di usaha ini pada bulan tertentu.

Pekerja tetap: tenaga kerja yang secara administrasi tercatat


sebagai pekerja tetap dan biasanya memperoleh gaji bulanan
secara tetap dari usahasepanjang tahun.

Pekerja harian: pekerja pada proyek konstruksi yang


dikerjakan, dan hanya bekerja selama proyek tersebut masih
berjalan. Pekerja ini biasanya dibayar atas dasar upah harian.
Contoh: mandor (kepala tukang), tukang batu, tukang kayu,
kenek bangunan, dan sebagainya.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan69


Hari kerja : Hari usaha melakukan kegiatan dan ada seorang
atau lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit
satu jam dalam sehari.

Bulan kegiatan : Bulan usaha melakukan kegiatan minimal


satu hari dalam sebulan.
Rincian 1.a : Pekerja tetap
Isikan banyaknya pekerja tetap per bulan kerja dari bulan
Mei 2013 s.d.April 2014 menurut jenis kelamin. Perlu
diperhatikan pekerja tetap ini yang jumlahnya cenderung
tetap setiap bulannya, jadi jika ada perubahan jumlah pekerja
tetap yang cukup besar pastikan kebenarannya dan beri
catatan di Blok XI Catatan.
Rincian1.b : Jumlah pekerja harian
Isikan banyaknya pekerja harian dari bulan Mei 2013
s.d.April 2014 menurut jenis kelamin.
Rincian1.c : Banyaknya hari kerja pekerja harian

Isikan banyaknya hari kerja per bulan kerja dari bulan Mei
2013 s.d. bulan April 2014.

Apabila usaha sedang tidak ada kegiatan (seperti: tidak ada


proyek yang dikerjakan), maka pada bulan-bulan tersebut
tidak ada kegiatan. Sehingga banyaknya hari kerja isiannya
kosong.

Contoh: pekerja tetap, pekerja harian, dan hari kerja


Pak Amir seorang pemborong pekerjaan konstruksi yang
dibantu oleh Ane adik iparnya. Selama bulan Mei s.d. Juni
2013 usahanya belum mendapat pekerjaan borongan. Pada
bulan Juli 2013 Pak Amir mendapat proyek pembangunan

70Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


rumah Pak Inggar yang diperkirakan selesai bulan Juli 2014.
Untuk proyek ini Pak Amir mempekerjakan 10 orang per
hari. Pekerja hanya libur pada hari Minggu dan hari-hari
besar. Pada bulan Januari 2014 Pak Amir mendapat proyek
lagi yaitu pemasangan keramik lantai di PT. Sukamaju yang
diselesaikan selama satu bulan tanpa libur dengan pekerja 14
orang per hari. Bagaimana pengisian pekerja tetap, pekerja
harian, dan hari kerja?

Rincian 2 : Balas jasa dan upah selama setahun yang lalu

Balas jasa pekerja dirinci antara pekerja tetap dan pekerja


harian. Balas jasa pekerja terdiri dari gaji dan lainnya (upah
lembur, hadiah, bonus, tunjangan dll).

Upah/gaji: Balas jasa usaha untuk pekerja, sebelum dikurangi


pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa
rumah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan
dalam upah/gaji walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan)
usaha.

Lainnya termasuk tunjangan, upah lembur, hadiah, bonus, dan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan71


sebagainya.

Tunjangan: Pengeluaran usaha berupa uang dan atau barang


yang dibayarkan kepada instansi/yayasan dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan pekerja.

Contoh : tunjangan kesehatan, tunjangan kecelakaan, dll.

Upah lembur: Rata-rata upah yang diberikan/dibayarkan


kepada pekerja yang bekerja di luar jam kerja biasa.

Hadiah : Rata-rata pengeluaran usaha berupa uang dan atau


barang yang diberikan kepada pekerja. Pengeluaran ini
sifatnya hanya sewaktu-waktu saja. Pengeluaran selama
sebulan diperoleh dengan menjumlahkan pengeluaran selama
setahun dibagi banyaknya bulan kegiatan.

Bonus : Rata-rata pemberian usaha kepada pekerja dalam


bentuk uang atau barang karena usaha mengalami
kemajuan/peningkatan keuntungan, yang biasanya dibayarkan
minimal sekali dalam periode setahun, oleh karenanya untuk
mengetahui besarnya bonus dalam sebulan terlebih dulu dibagi
banyaknya bulan kegiatan.

Balas jasa yang belum dibayarkan (terhutang) kepada pekerja harus


dihitung sebagai pengeluaran upah/gaji usaha.

Beberapa komponen yang juga termasuk dalam balas jasa pekerja, antara
lain:

1. Bila usaha memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga di bawah


harga jual, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan sebagai balas jasa
pekerja.

72Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


2. Bila usaha menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang diserahkan
pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka penilaiannya dapat
dilakukan dengan taksiran nilai sewa/nilai penyusutan selama referensi
waktu survei.

3. Pengeluaran untuk pakaian seragam pegawai yang diberikan secara cuma-


cuma kepada pekerja dan dapat dipakai di luar jam kerja seperti untuk pesta
atau rekreasi.

4. Bila usaha menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan,


perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah
diatur dalam peraturan kesejahteraan pekerja.

Komponen yang tidak termasuk balas jasa karena berkaitan dengan


operasional produksi antara lain:

1. Pengeluaran makanan dan atau minuman khusus selain makanan rutin yang
biasanya disebut extra fooding untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
2. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara
cuma-cuma kepada pekerja untuk digunakan hanya pada waktu bekerja.

BLOK V : BIAYA KEGIATAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG


LALU

Tujuan blok ini untuk mengetahui jenis biaya/pengeluaran yang


berkaitan langsung dengan kegiatan usaha selama setahun yang lalu.

Rincian 1 : Bahan bakar dan pelumas


Bahan bakar: Segala bahan, baik cair maupun padat yang
digunakan sebagai pembakar untuk menjalankan mesin,
memasak dan lainnya yang dipakai untuk usaha, seperti:
bensin, solar, minyak diesel, gas, dan pelumas.
Besarnya nilai pengeluaran untuk bensin/solar tidak
mencakup untuk kendaraan pribadi, maupun keperluan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan73


angkutan.

Pelumas: Zat cair yang mempunyai kekentalan tertentu


dipakai untuk melancarkan jalannya mesin agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, seperti SAE 20, SAE 30,
SAE 40, SAE 50, dan sebagainya.

Termasuk juga biaya bahan bakar dan pelumas untuk mesin


pembangkit listrik (diesel) yang digunakan perusahaan.
Rincian 2 : Air bersih
Biaya pemakaian air bersih: Biaya pembelian air bersih
dari perusahaan air minum/badan pengelola air minum
ataupun dari pihak lain untuk keperluan usaha.
Rincian 3 : Listrik
Biaya listrik : Biaya seluruh pemakaian listrik untuk
keperluan usaha, seperti untuk penerangan dan menjalankan
mesin.
Rincian 4 : Alat tulis kantor
Semua alat tulis dan keperluan kantor yang habis dipakai
seperti: kertas, spidol, pensil, tinta printer, karbon, pita mesin
tik, map, kapur tulis, dan sejenisnya. Termasuk komputer
supplies dan barang cetakan.
Yang diisikan disini adalah nilai bahan-bahan yang telah
habis digunakan, tidak termasuk sisa (stok) yang belum
digunakan.
Rincian 5 : Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal
Biaya pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modaladalah
pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki
barang modal agar tetap berfungsi seperti biasanya tanpa
menambah kapasitas, mengubah bentuk atau menambah
umur barang modal tersebut, seperti biaya penggantian suku
cadang, pemeliharaan mesin-mesin dan perbaikan bangunan

74Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


tempat usaha yang sifatnya tidak memperluas.
Termasuk: mesin, bangunan, kendaraan, dan alat-alat
konstruksi yang disewakan.
Rincian 6 : Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi
Biaya angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasiadalah
seluruh biaya pengangkutan, pengiriman, pos dan telekomu-
nikasi yang digunakan untuk kelancaran usaha.Termasuk:
biaya pulsa/internet, biaya yang dibayarkan kepada provider
(ISP), dan pengeluaran bahan bakar untuk kendaraan pribadi
maupun keperluan angkutan.
Contoh:
Biaya untuk membayar telepon atau membeli pulsa ponsel,
ongkos angkutan pembelian bahan baku, dll.
Rincian 7 : Bunga atas pinjaman
Adalahpengeluaran usaha untuk pembayaran bunga atas
pinjaman modal kepada pihak lain, misalnya: bunga yang
dibayarkan ke Bank, Pegadaian, dsb. Bunga yang dibayarkan
tidak harus terhadap pinjaman pada tahun 2013, tetapi
termasuk bunga atas pinjaman tahun sebelumnya.

Rincian 8 : Lainnya
Biaya selain yang tercantum pada Rincian 1 s.d. Rincian 7
tersebut di atas yang dikeluarkan oleh usaha untuk
kelancaran dan menunjang kegiatan usaha, seperti: jasa
asuransi, jasa konsultan konstruksi, promosi usaha,
sumbangan untuk masyarakat sekitar (Corporate Social
Responsibilities/CSR)dan lain-lain.

Rincian 9 : Jumlah rincian (1 s.d. 8)Cukup jelas

BLOK VI : PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan75


Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai pendapatan
dari kegiatan konstruksi yang telah diselesaikan dan pendapatan dari kegiatan
lainnya yang masih berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut.

Rincian 1 : Nilai Pekerjaan Konstruksi yang Diselesaikan


Nilai pekerjaan konstruksi: adalah nilai proyek dikurangi
nilai pekerjaan yang disubkontrakkan dikalikan realisasi fisik
pekerjaan yang diselesaikan.
NK = (NP – NS) x %NR
NK = Nilai pekerjaan konstruksi
NP = Nilai proyek
NS = Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan
%NR = persentase realisasi fisik pekerjaan yang diselesaikan
%NR didapat dari persentase pekerjaan yang diselesaikan di
akhir periode survei dikurangi persentase pekerjaan diawal
periode survei.
Contoh:
Usaha konstruksi Pak Inggar Sejahtera di Provinsi DKI
Jakarta mengerjakan proyek jalan di Kali Malang sebesar Rp.
50.000.000,00 yang dimulai Desember 2012, sampai dengan
akhir April 2013 sudah dikerjakan 40%. Proyek tersebut
selesai April 2014dengan sebagian proyek disubkontrakkan
sebesar Rp. 10.000.000,00 untuk pengaspalannya. Jadi nilai
pekerjaan Pak Inggar Sejahtera untuk pembuatan jalan di
Kali Malang sebesar (50.000.000 – 10.000.000) x (100 –
40)/100 = 24.000.000,00

Rincian 1K.4 : Bahan Bangunan yang digunakan

76Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Bahan/material yang digunakan dalam setiap proyek baik
bidang pekerjaan gedung, sipil, dan khusus.
Contoh: semen pada bidang pekerjaan gedung dan sipil, kabel
pada bidang pekerjaan konstruksi khusus.

Rincian 2 : Pendapatan dari kegiatan lainnya


Nilai pendapatan dari kegiatan lainnya adalah pendapatan
yang diperoleh selain dari pendapatan utama usaha
konstruksi, seperti: jasa desain gambar, konsultan,
penggunaan modal jasa konstruksi, sewa tanah, sewa gedung,
sewa peralatan konstruksi, sewa alat berat konstruksi, dari
bunga, deviden, hak cipta, dan kegiatan lainnya.
Rincian 2.a : Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk
yang sama

Adalahselisih nilai dari barang-barang yang dijual dengan


nilai belinya dalam bentuk yang sama (tanpa mengalami
perubahan bentuk atau tanpa diproses).

Contoh: Awal bulan Juni 2013, Pak Sugi membeli 1.000 zak
semen dengan harga @ 50.000/zak untuk pembangunan
gedung SD. Kebutuhan pembangunan ternyata hanya 800
zak semen. Untuk menghindari semen yang menjadi keras,
Pak Sugi menjual sisa semen yang tidak terpakai dengan
harga @ 55.000/zak. Keuntungan dari penjualan semen
tersebut adalah: (1000 – 800) x (55.000 – 50.000) = Rp.
1.000.000,00
Rincian 2.b : Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan
sejenisnya
Yang termasuk pendapatan lainnya adalah pendapatan dari
bunga atas simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke
pihak lain, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya yang

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan77


diterima.
Rincian 2.c : Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya
Yang termasuk rincian ini adalah transfer dari pihak lain
(sumbangan, hadiah dan sejenisnya).
Rincian 2.d : Lainnya
Tuliskan dengan lengkap pendapatan lainnya yang terkait
dengan usaha berikut nilainya.
Termasuk pendapatan dari kegiatan lain, seperti:
menyewakan barang modal milik usaha, penjualan barang
sisa potongan/sampah hasil usaha.
Contoh:
a.Pendapatan dari sewa alat/mesin/bangunan milik usaha.
b.Pendapatan dari penjualan sisa potongan besi dan kayu,
hasilbongkaran, dan sebagainya.
Rincian 3 : Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan
Nilai pekerjaan dari satu proyek yang sebagian
dikerjakan/disubkontrakkan ke pihak lain.
Contoh:
Suatu usaha konstruksi yang memiliki proyek pembangunan
gedung mensubkontrakkan pemasangan jaringan listrik
kepada usahakonstruksi lain.
Rincian 4 : Jumlah (Rincian 1.f + 2 - 3)
Cukup jelas

BLOK VII : RINGKASAN

Kolom (1) : Pendapatan


Disalin dari Blok VI Rincian 4
Kolom (2) : Pengeluaran
Penjumlahan [Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) + Blok V
Rincian 11 Kolom (2) + Blok VI Rincian 1f Kolom (4) –

78Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Blok V Rincian 8 Kolom (2)]
Kolom (3) : Selisih
Selisih Pendapatan dengan Pengeluaran didapat dari
Pengurangan Kolom (1) – Kolom (2)

Jika isian Kolom (3) hasilnya minus (-),


harap diteliti kembali isian
Blok IV Rincian 2.c kolom (2), Blok V, dan Blok VI.

BLOK VII: PERMODALAN

Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai nilai harta


dari usaha konstruksi yang digunakan untuk kegiatan usahatersebut pada
keadaan 30 April 2014.

Kolom(1)dan : Harta lancar


Kolom(2) Harta: Kekayaan yang berasal dari milik sendiri dan
digunakan dalam suatu usaha ekonomi.
Harta lancar meliputi seluruh uang tunai, piutang usaha,
dan bahan/material yang tersedia.
Kolom(1) : Uang tunai (termasuk piutang usaha)
Isikan pada Kolom (1) uang tunai yang dimiliki seperti
dalam bentuk: kas, tabungan, deposito, dan piutang usaha
dalam rupiah pada keadaan 30 April 2014.
Kolom(2) : Persedian barang-barang untuk kegiatan usaha
Isikan pada Kolom (2) persediaan barang-barang dalam
rupiah pada keadaan 30 April 2014. Pada umumnya
mempunyai umur pemakaian kurang dari setahun
Kolom(3) : Harta Tetap
s.d.Kolom(7) Harta Tetap: Peralatan dan perlengkapan usaha yang
digunakan sebagai sarana/alat usaha yang umumnya

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan79


mempunyai umur pemakaian lebih dari setahun meliputi:
a. Tanah
b. Bangunan/gedung
c. Mesin dan peralatan (seperti: Molen, Compactor, dan
sebagainya)
d. Kendaraan
e. Barang modal lainnya (seperti : hak cipta, hak paten)

Suatu peralatan dan perlengkapan usaha sebagai milik usaha apabila:

1.Peralatan dan perlengkapan tersebut betul-betul dimiliki (termasuk yang


berasal dari hibah).

2. Peralatan dan perlengkapan tersebut masih dalam proses kredit.

3. Semua peralatan dan perlengkapan milik usaha yang berada di pihak lain.

Catatan:

Kendaraanmiliksendiri yang digunakanuntukkeperluanusaha dan


rumahtanggadimasukkansebagai harta tetap.

Harta tetapdinilaiberdasarkan atas harga pasar yang berlaku pada 30 April 2014.

Bangunan usaha sendiri yang digunakanuntukkegiatanusahadinilaimenurutharga


pasar yang berlaku pada 30 April 2014.

Barang-
barangmasihdalamproseskreditmakanilaibarangtersebutsesuaidengannilaipokok
kredit yang telahdikeluarkan/dibayarkan.

Contohhartatetap
Pengusaha Konstruksi ”Bambang” sampaiakhirbulan April
2014memilikitabungansebesarRp 100.000.000,-.
Tabungantersebutmerupakankeuntunganusaha yang telahdijalankanselamaini.
Pada bulan Mei 2014sebagianuangnyadipinjamtetangganya yang juga
pengusaha konstruksi sebesarRp 50.000.000,-. Pada awal bulan Mei

80Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


2014Bambang meminjamke Bank sebesarRp 200.000.000,-. Apabila
uangtersebuttidakdigunakanuntukusahanya, makaisianuangtunaiBlok VIII
Kolom (1) sebesarRp 100.000.000,-

BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA

Blok ini bertujuan untuk memperoleh keterangan mengenai


permasalahan yang dihadapi perusahaan yang sifatnya kualitatif dan prospek
usaha. Berikan tanda cek (√) sesuai dengan tingkat masalahnya.

Rincian 1 : Permasalahan yang dialami:


Untuk usaha yang mengalami permasalahan pada Rincian 1.a
s.d. 1.j beri tanda cek (√) pada salah satu tingkat
permasalahan yang dihadapi.
Rincian 2 : Kondisi dan prospek usaha konstruksi
Berilah tanda cek (√) pada salah satu kolom naik, tetap atau
turun pada kondisi usaha periode pencacahan dibandingkan
tahun sebelumnya dan prospek usahapada tahun pencacahan
dibandingkan tahun yang akan datang menurut setiap rincian.

BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS


Blok keterangan responden dan petugas merupakan blok pernyataan
bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diberikan oleh yang
bertanggungjawab pada perusahaan tersebut. Sertakan informasi nama, jabatan,
nomor telepon/HP, tanggal pengesahan, dan tanda tangan responden (yang
memberi jawaban). Informasi tersebut sangat berguna apabila dibutuhkan
adanya kunjunganulang. Disamping itu sebagai pertanggungjawaban petugas,
baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan/pemeriksaan isikan
nama, jabatan, nomor telepon/HP,tanggal pelaksanaan, dan tanda tangan.

Rincian 1- 3 : Tuliskan nama, no.Telp/HP, tanggal mulai dan


selesainya kegiatan dan tanda tangan.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan81


BLOK IX: CATATAN

Catat informasi dari responden, pencacah dan pengawas/pemeriksa


untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan daftar isian dan bermanfaat
dalam pengolahan. Catatan ditulis dengan singkat dan jelas.

82Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BAB PENGAWASAN DAN
VII PEMERIKSAAN

7.1. Latar Belakang

Keberhasilan suatu kegiatan survei tidak terlepas dari tanggung jawab,


fungsi dan peran seluruh jajaran petugas yang ada dalam struktur organisasi
survei dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah.

Agar pencacahan Survei Usaha Konstruksi Perorangan menghasilkan


data yang akurat perlu dilakukan pengawasan atas jalannya pencacahan dan
pemeriksaan Daftar isian Survei Usaha Konstruksi Perorangan Tahun 2014
(SKP14). Hal ini dilakukan selain untuk menghindari kesalahan dalam penentuan
sampel usaha terpilih, pengisian Daftar SKP14-Pdan SKP14-Sjuga pemberian
kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Sehubungan dengan
hal tersebut diatas, agar pelaksanaan Survei Usaha Konstruksi Perorangan2014
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, diperlukan buku pedoman untuk
pemeriksaan isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S.
Bab ini menjelaskan secara rinci tentang konsistensi isian Daftar
SKP14-P dan SKP14-S baik konsistensi isian dalam blok maupun konsistensi
isian antar blok, juga menjelaskan tata cara penarikan sampel. Diharapkan
dengan adanya pedoman ini dapat diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan
yang diharapkan.

7.2. Fungsi Pengawasan dan Pemeriksaan

Pengawasan dan pemeriksaan mempunyai fungsi yang strategis dalam


upaya menghasilkan data yang berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan pengawasan
pelaksanaan lapangan dan pemeriksaan hasil pencacahan oleh pengawas harus
dilaksanakan secara optimal. Kegiatan tersebut perlu dilakukan mengingat

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan83


pengawas merupakan saringan terdepan dari organisasi pengumpulan data. Jika
hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka kesalahan atau isian yang
meragukan dapat diketahui secara lebih dini.
Pengawas mempunyai peran ganda, yaitu petugas yang berperan tidak
hanya berkaitan dengan aspek lapangan tetapi juga berkaitan dengan aspek
kualitas data.

Aspek lapangan: memberikan arti bahwa pengawas mempunyai tanggung


jawab dalam hal ketepatan waktu dan sasaran serta
kelancaran aktivitas pelaksanaan tugas pencacah di
lapangan.

Aspek kualitas: lebih ditekankanpada bagaimana seorang pengawas dapat


melakukan pemeriksaan kualitas isian sesuai dengan
rambu-rambu yang telah ditetapkan dari instrumen yang
digunakan, sehingga dapat menghasilkan data yang
berkualitas.

7.3. Pengawasan

Pengawas atau Pemeriksa(PML) bertugas membimbing pencacah (PCL)


yang dibawahinya. Pada hari pertama dilakukan pencacahan SKP14, PML
mendampingi PCL melakukan pencacahan di wilayah tugas PCL bersangkutan.
Kemudian PML memeriksa secara langsung isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S
hasil pencacahan, PML memberitahu apabila ada kekeliruan/kesalahan dan
memberi petunjuk cara mengatasinya. Selain itu, PML juga memberikan saran-
saran dan pengarahan kepada PCL tentang cara berwawancara atau memberikan
penjelasan kepada responden.
Pada tahap pengawasan dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Periksa apakah lokasi dan batas-batas desa/kelurahan yang dikerjakan PCL
sudah sesuai dengan beban tugasnya.

84Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


b. Yakinkan bahwa tidak satupun sampel usaha terlewat cacah atau cacah
ganda yang dilakukan PCL satu dengan PCL lainnya.
c. Ikut terjun ke lapangan pada tahap awal pencacahan untuk mengawasi dan
melakukan pemeriksaan isian Daftar SKP14-P dan SKP14-S. Hal ini
dilakukan jika terjadi kekeliruan atau kesalahan, dapat diketahui lebih dini
dan dapat segera diberitahukan kepada PCL, untuk menghindari kesalahan
yang sama pada pencacahan berikutnya.
d. Lakukan pengecekan di lapangan untuk melihat apakah PCL benar-benar
melaksanakan tugasnya dengan baik.
e. Melakukan pertemuan dengan pencacah yang menjadi tanggung jawabnya
secara periodik, untuk mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin
dijumpai di lapangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
permasalahan tersebut
f. Ingatkan PCL agar melakukan pencacahan dengan Daftar SKP14-P sesuai
dengan desa/kelurahan terpilih dan SKP14-Ssesuai dengan Daftar Sampel
SKP14-DS.
g. Ingatkan PCL agar menepati jadwal pencacahan yang telah ditetapkan,
karena keterlambatan pencacahan akan mengganggu jadwal kegiatan
selanjutnya.

7.4. Pemeriksaan

Lain halnya dengan pengawasan, pemeriksaan lebih menitik-beratkan


pada aspek kualitas data atau isiannya. Oleh sebab itu PML harus melakukan
pemeriksaan terhadap isian Daftar SKP14-P dan SKP14-Shasil pencacahan PCL
secara seksama. Pemeriksaan ini dilakukan untuk setiap rincian maupun
keterkaitannya dengan rincian lain yang saling berhubungan. Perhatikan
kebenaran dan kewajaran isian disesuaikan dengan jenis kegiatannya, terutama
yang berupa nilai.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan85


Pada tahap pemeriksaan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Dalam melakukan pemeriksaan terhadap Daftar SKP14-P dan SKP14-


Sharus berpedoman kepada Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa
SKP14. Jika dijumpai ketidak-lengkapan isian, kesalahan ataupun isian
meragukan, beritahukan kesalahan tersebut kepada PCL dan beritahu
pula bagaimana seharusnya. Bila perlu, untuk perbaikan tersebut
dilakukan dengan kunjungan ulang bersama-sama PCL ke lapangan.

b. Usahakan pemeriksaan dilakukan secara bertahap, artinya pemeriksaan


dilakukan sesegera mungkin setelah sejumlah Daftar SKP14-P dan
SKP14-Sditerima dari PCL, tanpa harus menunggu seluruh dokumen
diterima.

c. Tepati jadwal pengiriman daftar SKP14-P dan SKP14-Sserta dokumen-


dokumen lainnya ke BPS Kabupaten/Kota.

86Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BAB PEMERIKSAAN ISIAN
VIII DAFTAR SKP14-P

8.1.Pemeriksaan Blok I: Keterangan Tempat


Periksa apakah penulisan dan isian pada kotak Rincian 1 s.d.5 sudah
sesuai dengan daftar desa/kelurahan yang terdapat dalam Daftar SKP14-
DSDesa. Sedangkan isian kotak Rincian 6 merupakan angka random yang
dibangkitkan dari distribusi Uniform.

8.2. Pemeriksaan Blok II: Ringkasan


Salin semua rincian berdasarkan petunjuk yang ada pada Daftar Isian
SKP14-P, setelah melakukan pemeriksaan untuk Blok V. Daftar Rumah
tangga/Usaha Konstruksi.

8.3.Pemeriksaan Blok III: Keterangan Petugas dan Pengesahan

Periksa apakah pencacah dan pengawas telah menuliskan nama, tanggal


pelaksanaan kegiatan dan telah membubuhkan tanda tangannya. Serta periksa
pula apakah sudah ada pengesahan oleh kepala desa/lurah dengan menuliskan
tanggal, nama, tanda tangan,dan cap/stempel desa/kelurahan yang menjadi
tempat tugasnya. Kalau belum, harus menuliskan dan mencantumkannya, sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

8.4.Pemeriksaan Blok IV: Catatan

Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, dapat dituliskan pada


blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas dapat
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian
Daftar SKP14-P.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan87


8.5.Pemeriksaan Blok V: DaftarRumahtangga/Usaha
Konstruksi
8.5.1. Pojok Kanan Atas ‘Halaman .. dari .. halaman’dan Pojok
Kanan Bawah ‘Identitas’
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap konsistensi isian antar
kolom yang saling berkaitan {Kol.(1) s.d.(15)}, periksa apakah seluruh
lembar atau halaman dari satu set Daftar SKP14-Pjumlahnya sudah
lengkap dan mempunyai nomor identitastercetakyang tertulis dipojok
kanan bawahdi seluruh lembar sudah sama. Perhatikan juga apakah
penulisannya sudah mengikuti aturan. Untuk melihat kelengkapan
halaman/lembar dari satu set Daftar SKP14-P, agar dilihat apakah yang
tertulis pada ‘Halaman …. dari …. halaman’ khususnya angka di
bagian depan dari lembar pertama sampai dengan lembar terakhir sudah
berurutan dari nomor 1 s.d. nomor terakhir, dan pada lembar terakhir
angka di bagian depan harus sama dengan angka di bagian belakang.

Contoh:Lembar pertama Blok V tertulis ‘Halaman 1 dari 5 halaman’,


dan lembar terakhir tertulis ‘Halaman 5 dari 5 halaman’.

Jika terjadi hal-hal berikut:


i. Angka di bagian depan dari lembar pertama hingga lembar
terakhir tidak berurutan.
ii Angka di bagian depan tidak sama dengan angka di bagian
belakang pada halaman terakhir,

maka pengawas menanyakan kepada pencacah apakah terjadi kesalahan


dalam penulisan atauada lembar yang tercecer/hilang. Apabila ternyata
ada lembar yang tercecer/hilang,maka pencacah diminta untuk
melakukan pencacahan ulang terhadap usaha dari lembar yang
tercecer/hilang tersebut.

88Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


8.5.2. Konsistensi Isian Antar Kolom Blok V

1. Periksa Kolom (1) terisi nomor blok sensus, Kolom (2) nomor urut
rumah tangga/usaha,Kolom (3) KIP, Kolom (4) Calon Responden, dan
Kolom (5) Alamat Lengkap. Karena nomor KIP diberikan hanya dari
BPS Pusat, kecuali nomor KIP, Apakah masing-masing kolom yang
tercetaktelah dimutakhirkan sesuai keadaan lapangan.
2. Periksa Kolom (6) apakah terisi kode ’1’ atau kode ’0’.Bila terisi kode
’1’ maka Kolom (7) terisi, bila tidak perbaiki.
3. Periksa Kolom (7) apakah terisi kode ‘1’ atau kode ‘0’. Bila terisi kode
‘1’ maka Kolom (8) terisi, bila tidak perbaiki.
4. Periksa Kolom (8) apakah terisi kode ‘1’atau kode ‘0’, Bila terisi kode
‘1’ maka Kolom (9) terisi, bila tidak perbaiki.
5. Periksa Kolom (9) apakah terisi kode ‘1’ataukode ‘0’, bila tidak perbaiki.
6. Periksa Kolom (10). Jika Kolom (10) terisi kode ‘1’ atau kode ‘9’ maka
Kolom (11), Kolom (12) dan salah satu Kolom (13) s.d. Kolom (15)
harus terisi. Apabila masih kosong agar dikonfirmasikan kepada petugas
untuk dicek ke lapangan.
7. Periksa salah satu isian Kolom (13) s.d.Kolom (15) harus ada tanda cek
(√) dan sudah sesuai dengan deskripsi Kolom (12).
8. Periksa apakah ada usaha konstruksi hasil snowballing. Jika ada maka
tertulis di baris kosong setelah baris terakhir yang terisi.
9. Periksa apakah Kolom (2) nomor urut hasil snowballing terisi angka
biasa meneruskan nomor urut baris terakhir yang terisi, jika tidak
perbaiki.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan89


90Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
BAB PEMERIKSAAN ISIAN
IX DAFTAR SKP14-S

9.1. Pemeriksaan Secara Umum

a. Periksa banyaknya dokumen, harus sesuai dengan banyaknya usaha yang


menjadi tanggungjawab masing-masing pencacah.

b. Periksa untuk setiap perubahan/ganti, pindah alamat, tutup, dan lain-lain,


harus sudah diberi penjelasan pada Daftar Sampel SKP14-DS.

c. Semua penulisan harus sudah menggunakan huruf kapital, jika belum


harus dikoreksi. Perhatikan pula tingkat kewajaran dan konsistensi isian
yang saling terkait.

d. Periksa untuk seluruh satuan yang dituliskan oleh petugas, harus sudah
menggunakan satuan standar. Apabila masih menggunakan satuan
setempat agar diusahakan untuk memberikan catatan konversi dari
satuan setempat yang digunakan ke satuan standar.

e. Periksa semua nilai harus dalam satuan rupiah.

f. Periksa isian keterangan/jawaban dan atau kode yang dilingkari harus


sesuai dengan kotak yang tersedia.

g. Semua isian keterangan/jawaban pada pilihan jawaban ’Lainnya


(tuliskan: ...........)’ harus ada isian. Apabila masih kosong agar
dikonfirmasikan kepada petugas untuk dicek ke lapangan.

h. Jika terdapat rincian yang seharusnya isi tetapi kosong, ada hal-hal yang
meragukan, kurang jelas, dan sebagainya lihat Blok XI: Catatan. Apabila
masih belum jelas, konfirmasikan kepada petugas pencacah agar dapat
dilakukan perbaikan.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan91


i. Jika terdapat ketidaksesuaian antara kode yang dilingkari dengan isian
dalam kotak maka ganti isian kotak sesuai dengan kode yang dilingkari.

9.2. Pemeriksaan Blok I.: Keterangan Tempat

a. Periksa isian identitas pada Rincian KIP dan Blok I Rincian 1 s.d. 4,
harus sudah sesuai dengan identitas pada Daftar SKP14-DS.

b. Rincian 2 dan 4: Kabupaten/Kota harus sudah dicoret untuk keterangan


yang tidak diperlukan (Kabupaten/Kota atau Kabupaten/ Kota). Hal yang
sama juga untuk Rincian 4 Desa/Kelurahan, harus sudah dicoret untuk
yang tidak sesuai.
c. Rincian 5(Nomor Blok Sensus), Rincian 6(Nomor UrutUsaha) dan
Rincian 7(Nomor Urut Sampel) masing-masing harus sama dengan
nomor urut pada Daftar SKP14-DS Blok V Kolom (1), Kolom (3) dan
Kolom (2).

9.3.Pemeriksaan Blok II: Keterangan Usaha

a. Rincian 1:(Nama Usaha) danRincian 2 (Alamat Usaha)


harussamadengannama dan alamat usaha pada Daftar SKP14-DS Blok V
Kolom (5) dan (6). Jika tidak sesuai perbaiki sesuai keadaan sebenarnya.
b. Rincian 3:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang
diisikan dalam kotak.

c. Rincian 4: Penulisan kegiatan utama usaha harus sejelas-jelasnya.


Cek kegiatan utama (Rincian 4) dengan bidang pekerjaan usaha (Rincian 3).
Pada isian KBLI apakah sudah sesuai dengan isian kegiatan utama
usaha.Jika ragu, konfirmasikankembali ke pencacah untuk memastikan jenis
kegiatan utamanya.

d. Rincian 4.a:Periksa apakah isian sudah sesuai dengan persentase


penggunaan bahan/material terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama dan

92Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


pilihan yang dilingkari sudah sesuai dengan yang diisikan di kotak.

e. Rincian 4.b:Periksa apakah isian persentase upah pekerja harian lepas


terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama sudah benar dan pilihan yang
dilingkari sudah sesuai dengan yang diisikan di kotak.

9.4.Pemeriksaan Blok III :KeteranganUmum, Bimbingandan


Sumber Modal
a. Rincian 1: Periksa apakah penulisannama pengusaha sudah lengkap
dengan penulisan gelar dibelakang nama. Misalkan: Sujariyah, SH.,
Raden Inggar Prasetya, Daeng Alex, Tubagus Sugiarto, dan sebagainya.

b. Rincian 2:Periksa jawaban yang dilingkari harus sesuai dengan yang


diisikan dalam kotak. Perhatikan kewajaran isian, jika ada keraguan
jawaban yang dilingkari dengan isian Rincian 1 (nama pengusaha).
Misalnya: isian Rincian 1Nani Kurniani, sedangkan isian Rincian 2 yang
dilingkari1 (laki-laki). Tanyakan ke petugas, apakah sudah sesuai.

c. Rincian 3: Perhatikan kewajaran isian. Sekalipun kita tidak mempunyai


batasan tingkat kewajaran umur seorang pengusaha, sebaiknya tetap
diperhatikan berapa kewajaran umur seorang pengusaha, isian
maksimum 98.

d. Rincian 4: Perhatikan konsistensi antara pendidikan tertinggi yang


ditamatkan dengan umur pada isian Rincian 3, jika terdapat keraguan
tanyakan kepada pencacah

e. Rincian 5.a: Periksa apabila kode 1 terisi maka Rincian 5.b harus terisi
dan apabila terisi Kode 2 langsung keRincian 6.

f. Rincian 5.b: Periksa apakah wajar isian rincian ini. Isian merupakan
penjumlahan dari kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15).

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan93


g. Rincian 6: Periksa kewajaran isian rincian ini. Isian merupakan
penjumlahan dari kode yang dilingkari (minimal 1 dan maksimal 15).

9.5.Pemeriksaan Blok IV : Pekerja, Hari Kerja, Balas Jasa dan


Upah
Rincian 1.Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerjasetiap
bulan kegiatan.
 Perhatikan isian banyaknya pekerja tetap untuk setiap bulan
kegiatanpada Rincian1.a. Isian banyaknya pekerja tetap minimum 1
orang.
 Perhatikan isian jenis kelamin pekerja tetap dan rata-rata pekerja
tetap per bulan.
 Perhatikan isian jumlah pekerja harian menurut jenis kelamin untuk
setiap bulan kegiatan pada Rincian 1.b. Isian jumlah pekerja harian
boleh kosong jika usaha konstruksi tidak mempunyai proyek, tetapi
bila usaha konstruksi mempunyai proyek tanyakan kewajaran
isiannya.
 Perhatikan pula isian banyaknya hari kerja pekerja harian pada
Rincian 1.c untuk setiap bulan kegiatan mulai bulan Mei – Desember
2013 dan Januari–April 2014.Isian maksimum sama dengan
jumlah hari pada bulan bersangkutan. Bulan kegiatan tidak boleh
kosong semua, paling tidak ada satu bulan yangterisi.

Rincian 2. Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu.

Cermati apakah rincian ini telah diisi dalam satuan rupiah dengan
benar dan sudah wajar, kemudian lakukan langkah berikut ini:
 Isian Rincian 2.a Kolom (2) = Rincian 2.a.1 Kolom (2) + Rincian
2.a.2 Kolom (2)

 Isian Rincian 2.c Kolom (2) = Rincian 2.a Kolom (2) + Rincian 2.b
Kolom (2)

94Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


Perhatikan kewajaran isian balas jasa dan upah (Rincian 2) dengan
pekerja tetap dan jumlah pekerja harian (Rincian 1).Jika Rincian 1.a
terisi maka Rincian 2.a juga harus terisi, jika Rincian 1.b terisi maka
Rincian 2.b juga harus terisi.

9.6.Pemeriksaan Blok V : Biaya Kegiatan Usaha Selama


Setahun Yang Lalu
a. Periksa apakah semua biayayang ada pada Rincian 1 s.d.Rincian 8
Kolom (2) sudah benar dalam satuan rupiah. Jika terdapat keraguan
konfirmasikan pada pencacah untuk mengetahui apakah perlu dilakukan
perbaikan dan kunjungan ulang.

b. Pada Rincian 1 s.d. Rincian 8 Kolom (2), perhatikan kesesuaian dan


kewajaran jenis biaya kegiatan usaha setahun yang lalu dengan
biaya/pengeluaran sebulan.
c. Hitung kembali isian pada Rincian 9 Kolom (2) apakah sudah
merupakan hasil penjumlahan dari Rincian 1 s.d. Rincian 8 Kolom (2).

9.7.Pemeriksaan Blok VI : Pendapatan Selama Setahun yang


Lalu
Rincian 1. Pendapatan dari kegiatan konstruksi
 Rincian 1.a Kolom (1) adalah uraian berupa jenis konstruksiyang
dikerjakandan isiannya harus sesuai dengan KBLI dari kegiatan
utama yang dilakukan usaha (Blok II Rincian 4).
 Periksa penulisan uraian jenis konstruksi yang dihasilkan, KBLI 2
digit, provinsi lokasi pekerjaan, bahan bangunan yang digunakan, dan
nilai pekerjaan yang diselesaikan pada Rincian 1.a s.d. 1.e Kolom (1)
telah dituliskan secara berurutan dan dimulai dari nilai konstruksi
terbesar ke nilai konstruksi yang terkecil. Bila salah lakukan
perbaikan.
 Periksa kewajaranpengeluaran bahan/material yang digunakan Blok

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan95


VI Kolom (4) dengan nilai pekerjaan Blok VI Kolom (5) setiap baris.
Periksa pula total jumlah pengeluaran bahan/material yang
digunakan Blok VI Rincian 1.f Kolom (4)
danupahpekerjaharian(Blok IVRincian 2.b) dengan nilai pekerjaan
Blok VIRincian 1.fKolom (5).
 Periksa penjumlahan nilai pada Rincian 1.f Kolom (4) dan Rincian
1.f Kolom (5) yang masing-masing merupakan penjumlahan dari
Rincian 1.a s.d. 1.e Kolom (4) dan Kolom (5).

Rincian 2. Pendapatan dari kegiatan lainnya


 Jika Blok VI Rincian 1 ada isian, maka Rincian 2 bisa ada isian.
 Rincian 2.d Kolom (5) merupakan pendapatandarikegiatan lain yang
berhubungandenganusahakonstruksi,
jikaadaisianperiksadarimanapendapatantersebut
Rincian 3. Nilai Pekerjaan yang Disubkontrakkan
 Periksa Rincian 3 tidak boleh lebih besar dari Rincian 1.f Kolom (5)

Rincian 4. Rincian (1.f + 2 - 3)


 Periksa hasil penghitunganRincian (1.f +2 – 3)

9.8.Pemeriksaan Blok VII: Ringkasan


a. Periksa isian pendapatan di Kolom (1), apakah sudah sesuai dengan
isian Blok VI Rincian 4 Kolom (5).

b. Periksa isian biaya/pengeluaran di Kolom (2), apakah sudah sesuai


dengan penjumlahan Blok IV Rincian 2.c Kolom (2) ditambah Blok V
Rincian 9 Kolom (2) ditambah Blok VI Rincian 1.f Kolom (4)

c. Periksa isian selisih di Kolom (3), apakah sudah benar. Jika hasilnya
minus (-), harap diteliti kembali isian Blok IV Rincian 2, Blok V, dan
Blok VI. Jika ternyata masih minus (-), maka tanyakan kepada Pencacah
dan tuliskan alasan di blok catatan.

96Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


9.9.Pemeriksaan Blok VIII: Permodalan

Periksa apakah isian nilai Kolom (1) s.d. Kolom (7) sudah dalam rupiah.

a. Kolom (1) dan (2): Harta lancar


 Periksa kebenaran isian Kolom (1) dan Kolom (2).

b. Kolom (3) s.d. Kolom (7): Harta tetap


 Periksa kebenaran isian Kolom (3) s.d.Kolom (7).

c. Jumlah Kol.(1) + Kol.(2) dan Jumlah {Kol.(3) s.d Kol.(7)}


 Periksa kebenaran jumlah isiannya.

9.10. Pemeriksaan Blok IX: Kendala dan Prospek Usaha

a. Rincian 1. Permasalahan yang dialami


 Periksa Rincian 1.a s.d.1.j harus ada satu isian tanda cek (√) untuk 3
kategori permasalahan. Jika isian kosong atau meragukan tanyakan
ke pencacah.

b. Rincian 2. Kondisi dan prospek usaha konstruksi


 Periksa Rincian 2.a s.d. 2.g harus ada satu isian tanda cek (√) pada
kolom kondisi periode tahun pencacahan dan satu isian tanda cek
(√) pada kolom prospek periode yang akan datang, jika kosong
tanyakan ke pencacah

9.11. Pemeriksaan BlokX : Keterangan Responden dan


Petugas
a. Periksa nama pemberi jawabandi Kolom (2), nomor telepon/HPdi
Kolom (3), tanggal pelaksanaan di Kolom (4), dan tanda tangan di
Kolom (5) apakah sudah diisi secara lengkap.
b. Periksa apakah pencacah telah menuliskan di Kolom (2) nama, nomor
telepon/HP di Kolom (3), tanggal pelaksanaan kegiatan di Kolom (4),dan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan97


membubuhkan tanda tangannya di Kolom (5). Apabila masih kosong,
pencacah harus mengisi sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas.

c. Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah


melakukan perbaikan/pembetulan jika diperlukan, pengawas menulis di
Kolom (2) nama, nomor telepon/HPdi Kolom (3), tanggal pelaksanaan di
Kolom (4), dan tanda tangan di Kolom (5), sebagai bukti daftar isian
telah diperiksa.

9.12. Pemeriksaan Blok XI : Catatan

Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada


Blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas juga bisa
menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian
Daftar SKP14-S.

98Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


LAMPIRAN 1
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA
BIDANG KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009)

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan99


100Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA BIDANG
KONSTRUKSI (KBLI TAHUN 2009)

F KONSTRUKSI

Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang


konstruksi, yaitu kegiatan konstruksi umum dan konstruksi khusus pekerjaan
bangunan gedung dan bangunan sipil.Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan
baru, perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan
atau struktur di lokasi proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara.

Kegiatan konstruksi umum berupa konstruksi bangunan tempat tinggal,


bangunan kantor, pertokoan, dan bangunan lainnya. Sedangkan konstruksi
bangunan sipil seperti jalan kendaraan bermotor, jalan raya, jembatan,
terowongan, rel kereta api, lapangan udara, pelabuhan dan bangunan air
lainnya, sistem irigasi, sistem limbah, fasilitas industri, jaringan pipa dan
jaringan listrik, fasilitas olahraga, dan lain-lain. Kegiatan konstruksi khusus,
seperti penyiapan lahan, instalasi gedung dan penyelesaian gedung dan lain-
lain.

Pekerjaan konstruksi dapat dilakukan atas nama sendiri atau atas dasar
balas jasa/kontrak. Sebagian pekerjaan dan dimungkinkan keseluruhan
pekerjaan konstruksi dapat disubkontrakan.Unit yang melakukan subkontrak
kegiatan konstruksi diklasifikasikan di sini.Kategori ini mencakup juga
kegiatan perbaikan bangunan gedung dan bangunan sipil.

Kategori ini dibedakan menjadi konstruksi lengkap bangunan gedung


(Golongan Pokok 41), konstruksi lengkap bangunan sipil (Golongan Pokok 42),
dan juga kegiatan konstruksi khusus, jika hanya melakukan sebagian proses
konstruksi (Golongan Pokok 43).

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan101


Persewaan peralatan konstruksi dengan operatornya diklasifikasikan
sesuai kegiatan konstruksi tertentu yang dilakukan dengan peralatan tersebut.

Kategori ini juga mencakup pengembangan proyek konstruksi untuk


bangunan gedung atau bangunan sipil dengan menggabungkan semua unsur
keuangan, teknik dan fisik untuk mewujudkan proyek konstruksi dengan untuk
dijual.Jika proyek konstruksi dari kegiatan tersebut dilakukan tidak untuk
dijual, tetapi untuk dioperasikan (yaitu ruangan dalam bangunan tersebut
disewakan, kegiatan industri pengolahan dalam pabrik), maka diklasifikasikan
sesuaidengan kegiatan operasionalnya, yaitu real estat atau industri pengolahan.

41 KONSTRUKSI GEDUNG

Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum berbagai


macam gedung/bangunan, termasuk pembangunan gedung baru, perbaikan
gedung, penambahan dan renovasi bangunan, pendirian bangunan atau struktur
prefabrikasi pada lokasi dan konstruksi yang bersifat sementara. Golongan
pokok ini mencakup konstruksi bangunan tempat tinggal, gedung perkantoran,
pertokoan, sarana dan prasarana umum lainnya, termasuk bangunan pertanian
dan lain-lain.Kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk
disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan.

410 KONSTRUKSI GEDUNG

Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan baik untuk


tempat tinggal atau bukan tempat tinggal, dengan biaya sendiri untuk dijual
atau atas dasar balas jasa/kontrak.Kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan
untuk disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika hanya bagian khusus
saja dari proses konstruksi yang dilakukan, maka kegiatan tersebut
diklasifikasikan pada Golongan Pokok 43. Golongan ini mencakup konstruksi
semua jenisbangunan tempat tinggal dan bukan bangunan tempat tinggal,
seperti rumah, gedung tempat tinggal, gedung yang digunakan untuk keperluan
102Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
komersial dan industri, bangunan tempat ibadah, pemasangan dan pendirian
bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi proyek.Termasuk kegiatan
perubahan model dan renovasi bangunan/struktur yang sudah ada.

4101 KONSTRUKSI GEDUNG

Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi bangunan tempat


tinggal atau bukan tempat tinggal dengan biaya sendiri untuk dijual atau atas
dasar balas jasa/kontrak.Kegiatan konstruksi bangunan dimungkinkan untuk
disubkontrakkan sebagian atau keseluruhan. Jika hanya melakukan sebagian
proses konstruksi saja, maka kegiatan tersebut diklasifikasikan dalamGolongan
Pokok 43.

Subgolongan ini mencakup :

- Konstruksi semua jenis bangunan tempat tinggal, seperti rumah


keluarga tunggal dan bangunan untuk banyak keluarga, termasuk
bangunan bertingkat
- Konstruksi semua jenis bangunan bukan tempat tinggal, seperti
bangunan untuk perindustrian, contohnya pabrik industri, bengkel
kerja, pabrik perakitan; rumah sakit, sekolah, bangunan kantor;
hotel, toko, mall, restoran; bangunan bandara; fasilitas olahraga di
dalam ruangan; garasi parkir, termasuk parkir bawah tanah; gudang;
bangunan tempat ibadah
- Perubahan model atau renovasi struktur bangunan yang sudah ada

Subgolongan ini tidak mencakup :

- Pemasangan konstruksi prafabrikasi secara keseluruhan dari bagian-


bagian bukan beton yang dapat dirakit sendiri, lihat Golongan
Pokok 16 dan 25
- Konstruksi fasilitas industri kecuali bangunan, lihat 4291

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan103


- Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat 7110
- Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan konstruksi,
lihat 7110

41011 KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT TINGGAL

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai


untuk tempat tinggal, seperti rumah tempat tinggal, apartemen dan
kondominium.Termasuk pembangunan gedung untuk tempat tinggal yang
dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk
kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat tinggal.

41012 KONSTRUKSI GEDUNG PERKANTORAN

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai


untuk perkantoran, seperti kantor dan rumah kantor (rukan). Termasuk
pembangunan gedung untuk perkantoran yang dikerjakan oleh perusahaan real
estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi
gedung perkantoran.

41014 KONSTRUKSI GEDUNG INDUSTRI

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai


untuk industri, seperti pabrik dan bengkel kerja.Termasuk kegiatan perubahan
dan renovasi gedung industri.

41014 KONSTRUKSI GEDUNG PERBELANJAAN

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai


untuk perbelanjaan, seperti mall, toserba, toko, rumah toko (ruko) dan
warung.Termasuk pembangunan ruko yang dikerjakan oleh perusahaan real
estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi
gedung perbelanjaan.

41015 KONSTRUKSI GEDUNG KESEHATAN


104Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai
untuk sarana kesehatan, seperti rumah sakit, poliklinik, puskesmas dan balai
pengobatan.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung kesehatan.

41016 KONSTRUKSI GEDUNG PENDIDIKAN


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai
untuk sarana pendidikan, seperti sekolah, tempat kursus, laboratorium dan
bangunan penunjang pendidikan lainnya.Termasuk kegiatan perubahan dan
renovasi gedung pendidikan.

41017 KONSTRUKSI GEDUNG PENGINAPAN


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai
untuk penginapan, seperti hotel, hostel dan losmen.Termasuk kegiatan
perubahan dan renovasi gedung penginapan.

41018 KONSTRUKSI GEDUNG TEMPAT HIBURAN


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai
untuk tempat hiburan, seperti bioskop, gedung kesenian dan gelanggang
olahraga. Termasuk pembangunan gedung untuk tempat hiburan yang
dikerjakan oleh perusahaan real estat dengan tujuan untuk dijual.Termasuk
kegiatan perubahan dan renovasi gedung tempat hiburan.

41019 KONSTRUKSI GEDUNG LAINNYA


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan gedung yang dipakai
untuk penggunaan selain dalam Kelompok 41011 s.d. 41018, seperti tempat
ibadah, terminal/stasiun, bangunan monumental, bangunan bandara, gudang
dan lainnya.Termasuk kegiatan perubahan dan renovasi gedung lainnya.

4102 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan105


UNTUKKONSTRUKSI GEDUNG

Subgolongan ini mencakup :


- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi
yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung sebagai bagian
dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya
dikerjakan atas dasar subkontrak

41020 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI


UNTUKKONSTRUKSI GEDUNG
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan
konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi gedung
sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan
biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

42 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL


Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi umum bangunan
sipil, baik bangunan baru, perbaikan bangunan, penambahan bangunan dan
perubahanbangunan, pendirian bangunan/struktur prafabrikasi pada lokasi
proyek dan konstruksi yang bersifat sementara.Golongan pokok ini juga
mencakup kegiatan konstruksi berat seperti fasilitas industri, proyek
infrastruktur dan sarana umum, sistem pembuangan dan irigasi, saluran pipa
dan jaringan listrik, fasilitas olahraga di tempat terbuka dan lain-lain.Sebagian
atau keseluruhan pengerjaan dapat dilakukan atas biaya sendiri, berdasarkan
balas jasa/kontrak.

421 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API

Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi dan pekerjaan permukaan


jalan kendaraan bermotor dan kendaraan lain dan jalan untuk pejalan kaki serta
pekerjaan sejenisnya. Golongan ini juga mencakup konstruksi jembatan jalan

106Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


layang bebas hambatan, terowongan, rel kereta apibaik di permukaan atau
bawah tanah, dan landasan pacu lapangan udara. Termasuk
pemasanganbangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi proyek.

4211 KONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API


Subgolongan ini mencakup :

- Konstruksi jalan tol, jalan raya, gang, jalan pejalan kaki dan
kendaran lainnya
- Pengerjaan permukaan jalan, gang, jalan layang, jembatan atau
terowongan, seperti pengaspalan jalan, pengecatan jalan untuk tanda
atau rambu lalu lintas dan pemasangan palang kereta api, rambu lalu
lintas dan sejenisnya
- Konstruksi jembatan, mencakup jalan raya yang ditinggikan (jalan
layang)
- Konstruksi terowongan
- Konstruksi rel kereta api dan rel subway
- Konstruksi landasan pacu pesawat terbang
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Pemasangan penerang jalan dan rambu-rambu lalu lintas yang
menggunakan listrik, lihat 4321
- Kegiatan arsitektur dan keteknikan, lihat 7110
- Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan pekerjaan
teknik sipil, lihat 7110

42111 KONSTRUKSI JALAN RAYA

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan,


pemeliharaan dan perbaikan jalan, jalan raya dan jalan tol.Termasuk juga
kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan
perlengkapan jalan, seperti pagar/tembok penahan, drainase jalan, marka

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan107


jalandan rambu-rambu.

42112 KONSTRUKSI JEMBATAN DAN JALAN LAYANG


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan jembatan dan jalan layang.Termasuk juga kegiatan
pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan
perlengkapan jembatan dan jalan layang, seperti pagar/tembok penahan,
drainase jalan, marka jalan, dan rambu-rambu.

42114 KONSTRUKSI LANDASAN PACU PESAWAT TERBANG


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan,
pemeliharaan dan perbaikan landasan pacu pesawat terbang.Termasuk juga
kegiatan pembangunan, peningkatan, pemeliharaan penunjang, pelengkap dan
perlengkapan landasan pacu, seperti pagar/tembok penahan, drainase landasan
pacu, marka landasan pacu dan rambu-rambu.

42114 KONSTRUKSI JALAN KERETA API DAN JEMBATAN


KERETA API
Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan jalan dan jembatan kereta api.

42115 KONSTRUKSI TEROWONGAN


Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan
perbaikan bangunan terowongan di bawah permukaan air, di bukit atau
pegunungan dan di bawah permukaan tanah.

4212 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI


UNTUKKONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API
Subgolongan ini mencakup :

- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi


yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel kereta api

108Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi
bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak

42120 PEMASANGAN BANGUNANKONSTRUKSIPRAFABRIKASI


UNTUKKONSTRUKSI JALAN DAN REL KERETA API
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan
konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jalan dan rel
kereta api sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi
bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

422 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI,


KOMUNIKASI DANLIMBAH
Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi jaringan distribusi dan
bagian yangmenyatu dan berkaitan dengan sistem irigasi, komunikasi dan
pembangunan limbah. Golongan ini juga mencakup konstruksi saluran pipa
jarak jauh, jaringan komunikasi dan energi baik di perkotaan maupun
perdesaan; bangunan perkotaan tambahan, konstruksi jaringan dan saluran air,
sistem irigasi/kanal, waduk, konstruksi sistem pembuangan limbah/kotoran,
termasuk perbaikannya, bangunan pembuangan limbah/kotoran, stasiun pompa,
bangunan pembangkit energi, termasuk pengeboran sumur air. Termasuk
pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi.

4221 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN UNTUK IRIGASI,


KOMUNIKASI DANLIMBAH
Subgolongan ini mencakup konstruksi bangunan dan struktur yang
terkait dan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem ini.

Subgolongan ini mencakup :

- Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa jarak jauh,


jaringan listrik dan komunikasi

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan109


- Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran pipa dalam kota,
jaringan komunikasi dan sumber tenaga
- Konstruksi bangunan sipil untuk jaringan saluran air
- Konstruksi bangunan sipil untuk sistem jaringan saluran irigasi
(kanal)
- Konstruksi bangunan sipil untuk reservoir (waduk)
- Konstruksi sistem saluran air kotor atau saluran pembuangan,
termasuk perbaikannya
- Konstruksi pipa atau bangunan pembuangan limbah
- Konstruksi stasiun pemompa
- Konstruksi pembangkit tenaga listrik
- Konstruksi pengeboran sumur
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Kegiatan manajemen proyek yang berhubungan dengan pekerjaan
teknik sipil, lihat 7110

42211 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan,


pemeliharaan dan perbaikan konstruksi jaringan saluran air, sistem irigasi
(kanal), reservoir (waduk) dan sipon dan drainase irigasi.

42212 KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN, PENYALURAN


DAN PENAMPUNGAN AIR MINUM, AIR LIMBAH DAN
DRAINASE

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikanbangunan penyadap dan penyalur air baku, bangunan pengolahan air
baku, bangunan menara air dan reservoir air, jaringan penyalur dan distribusi
serta tangki air minum, bangunan saluran air limbah dalam kota (jaringan
pengumpul air limbah domestik/manusia dan air limbah industri) dan bangunan

110Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


pengolahan air limbah, jaringan drainase pemukiman, retention basin,
bangunan pompa dan konstruksi bangunan sejenisnya.

42214KONSTRUKSI BANGUNAN ELEKTRIKAL

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikan bangunan elekrikal, seperti pembangkit dan transmisi tenaga listrik,
serta saluran pipa listrik lokal dan jarak jauh. Termasuk juga pembangunan
gardu induk dan pemasangan tiang listrik yang dimanfaatkan untuk bangunan
gedung (perumahan/pemukiman) maupun sarana transportasi kereta api.

42214 KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI SARANA BANTU


NAVIGASI LAUT DAN RAMBU SUNGAI

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikan konstruksi telekomunikasi sarana bantu navigasi laut, dan rambu
sungai, seperti bangunan menara suar, rambu suar, pelampung suar, lampu
sinyal pelabuhan, dan bagian rambu suar lainnya.

42215 KONSTRUKSI TELEKOMUNIKASI NAVIGASI UDARA

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikan konstruksi bangunan telekomunikasi navigasi udara, termasuk
bangunan pemancar/penerima radar, bangunan antena dan bangunan
sejenisnya.

42216 KONSTRUKSI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikan konstruksi bangunan sinyal dan telekomunikasi kereta api.

42217 KONSTRUKSI SENTRAL TELEKOMUNIKASI

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan111


perbaikan konstruksi bangunan sentral telekomunikasi beserta perleng-
kapannya, seperti bangunan sentral telepon, telegraf, bangunan menara
pemancar, penerima radar gelombang mikro, bangunan stasiun bumi kecil dan
stasiun satelit termasuk saluran pipa komunikasi lokal dan jarak jauh.

42218 PEMBUATAN/PENGEBORAN SUMUR AIR TANAH

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pembuatan/pengeboran untuk


mendapatkan air tanah, baik skala kecil, skala sedang, maupun skala besar dan
tekanan tinggi sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi
gedung, dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

42219 KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN ELEKTRIKAL DAN


TELEKOMUNIKASI LAINNYA

Kelompok ini mencakup kegiatan pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikankonstruksi jaringan saluran elekrikal dan telekomunikasi lainnya yang
belum tercakup dalam kelompok 42211 s.d. 42218.Termasuk konstruksi
jaringan saluran pipa untuk minyak dan gas.

4222 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI


UNTUKKONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI,
KOMUNIKASI DAN LIMBAH

Subgolongan ini mencakup :

- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi yang


utamanya dari beton untuk konstruksi jaringan saluran untuk irigasi,
komunikasi dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam
konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

42220PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI


UNTUK KONSTRUKSI JARINGAN SALURAN IRIGASI,
112Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
KOMUNIKASI DAN LIMBAH
Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan
konstruksi prafabrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi jaringan
saluran irigasi, komunikasi dan limbah sebagai bagian dari pekerjaan yang
tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar
subkontrak.

429 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA


Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi fasilitas industri kecuali
bangunannya, seperti kilang minyak, pabrik kimia dan konstruksi sungai/kanal,
bendungan dan pelabuhan, termasuk kegiatan pengerukan sungai/ kanal.

Golongan ini juga mencakup pekerjaan konstruksi selain bangunan,


seperti fasilitas olahraga di tempat terbuka dan juga pembagian lahan dengan
pengembangan (misalnya penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain).

Termasuk pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi pada lokasi


proyek.
4291 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA

Subgolongan ini mencakup :

- Konstruksi fasilitas industri, kecuali bangunan atau pabrik, seperti


kilang minyak dan mesin industri kimia
- Konstruksi dari jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur
sungai, dok (pangkalan), pintu air dan lain-lain, bendungan dan
tanggul
- Pengerukan untuk pembuatan jalur transportasi air
- Konstruksi selain bangunan, seperti fasilitas olahraga di luar
ruangan
- Pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya penambahan
jalan, prasarana umum dan lain-lain)

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan113


Subgolongan ini tidak mencakup :

- Kegiatan manajemen proyek yang berkaitan dengan teknik sipil,


lihat 7110
42911KONSTRUKSI BANGUNAN PRASARANA SUMBER DAYA AIR

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, peningkatan,


pemeliharaan dan perbaikan konstruksi bangunan prasarana sumber daya air
seperti bendungan (dam), bendung (weir), embung, pintu air, talang, chek dam,
tanggul pengendali

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikan dermaga, sarana pelabuhan, penahan gelombang dan sejenisnya.
Termasuk konstruksi jalan air atau terusan, pelabuhan dan sarana jalur sungai,
dok (pangkalan), lock (panama canal lock, Hoover Dam) dan lain-lain.

42914KONSTRUKSI BANGUNAN PENGOLAHAN


DANPENAMPUNGAN BARANG MINYAK DAN GAS

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan


perbaikan bangunan pengolahan minyak dan gas, termasuk bangunan dan
saluran penyadap minyak/gas, bangunan pengolahan (refinery), bangunan
penampungan minyak/gas, dan tangki minyak/gas.

42914 PENGERUKAN

Kelompok ini mencakup usaha pengerukan dan pemeliharaan sungai,


pelabuhan, rawa, danau, alur pelayaran, kolam dan kanal, baik dengan sifat
pekerjaan ringan, sedang, maupun berat.Termasuk pengerukan untuk
pembuatan jalur transportasi air.

42919 KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA YTDL

Kelompok ini mencakup usaha pembangunan, pemeliharaan dan

114Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


perbaikan bangunan sipil lainnya yang belum tercakup dalam kelompok 42911
s.d. 42914, seperti pembangunan lapangan olahraga dan fasilitas olahraga di
luar ruangan, lapangan parkir dan sarana lingkungan pemukiman (di luar
gedung) lainnya.

Termasuk pembagian tanah dengan pengembangan (misalnya


penambahan jalan, prasarana umum dan lain-lain).

4292 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI


UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA

Subgolongan ini mencakup :

- Kegiatan khusus pemasangan bangunan konstruksi prafabrikasi


yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan sipil lainnya
sebagai bagiandari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil
dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak

42920 PEMASANGAN BANGUNAN KONSTRUKSI PRAFABRIKASI


UNTUK KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL LAINNYA

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan bangunan


konstruksi prafababrikasi yang utamanya dari beton untuk konstruksi bangunan
sipil lainnya sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi sipil
dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

43 KONSTRUKSI KHUSUS

Golongan pokok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus (yang


berhubungan dengan keahlian khusus), biasanya khusus pada satu aspek umum
untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau keterampilan
khusus dan lebih banyak dilakukan berdasarkan subkontrak.Golongan pokok
ini juga mencakup kegiatan penyelesaian gedung, instalasi berbagai macam
keperluan yang membuat bangunan berfungsi seperti pipa-pipa ledeng,

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan115


pemanas, pendingin ruangan (AC), sistem alarm dan pekerjaan listrik lain,
sistem penyiraman, lift dan tangga berjalan dan lain-lain. Termasuk juga
kegiatan instalasi dan perbaikan sistem penerangan dan pemberian tanda isyarat
untuk jalan raya, rel kereta api, bandar udara, pelabuhan, dan lain-lain.
Kegiatan penyelesaian bangunan dan perbaikan meliputi kegiatan yang
memberikan kontribusi untuk penyelesaian akhir suatu konstruksi.

431 PEMBONGKARAN DAN PENYIAPAN LAHAN

Golongan ini mencakup kegiatan penyiapan lahan yang dilanjutkan


dengan kegiatan konstruksi, termasuk pemindahan bangunan sebelumnya yang
ada dengan cara penghancuran atau pengangkatan bangunan dan struktur
lainnya.

Golongan ini juga mencakup pengangkutan tanah, pengambilan sampel


inti kegiatan konstruksi yang berhubungan dengan geofisika dan geologi serta
keperluan yang sejenisnya dan pengeringan lokasi bangunan.

4311 PEMBONGKARAN

Subgolongan ini mencakup :

- Pembongkaran atau perataan bangunan dan struktur lainnya

43110 PEMBONGKARAN

Kelompok ini mencakup usaha pembongkaran dan penghancuran atau


perataan gedung atau bangunan lainnya serta pembersihannya.Tidak termasuk
penyiapan lahan untuk pertambangan minyak dan gas.

4312 PENYIAPAN LAHAN

Subgolongan ini mencakup penyiapan lahan untuk kegiatan konstruksi


yang berikutnya.

Subgolongan ini mencakup :

116Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


- Pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan
- Pembukaan lahan, seperti penggalian, pengurukan (landfill),
perataan lahan konstruksi, penggalian parit, pemindahan,
penghancuran atau peledakan batu dan sebagainya
- Penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan
konstruksi, geofisika, geologi atau keperluan sejenis
- Persiapan lahan untuk penambangan, seperti pemindahan timbunan
dan pengembangan serta persiapan lahan dan properti mineral,
kecuali minyak dan gas
- Pembangunan lahan drainase
- Pengeringan lahan pertanian atau kehutanan
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Pengeboran minyak atau pengeboran sumur, lihat 0610, 0620
- Pengeboran percobaan dan pengeboran sumur percobaan untuk
pengoperasian pertambangan (selain ekstrasi minyak bumi dan gas),
lihat 0990
- Dekontaminasi tanah, lihat 3900
- Pengeboran sumur air, lihat 4221
- Shaft sinking, lihat 4390
- Survei dan eksplorasi ladang minyak dan gas, geofisika, geologi dan
seismik, lihat 7110

43120 PENYIAPAN LAHAN

Kelompok ini mencakup usaha penyiapan lahan untuk kegiatan


konstruksi yang berikutnya, seperti jalan raya, pekerjaan gedung, pekerjaan
sipil pertanian, perhubungan dan penyiapan lahan lainnya, seperti peledakan
bukit, tes pengeboran, pengurukan, perataan, pemindahan tanah dan reklamasi
pantai, pembuatan saluran drainase. Kegiatan yang termasuk pada kelompok ini
antara lain, seperti pembersihan tempat yang digunakan untuk bangunan,

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan117


pembukaan lahan (penggalian, pengurukan, perataan lahan konstruksi,
penggalian parit, pemindahan, penghancuran atau peledakan batu dan
sebagainya), penggalian, pengeboran dan pengambilan contoh untuk keperluan
konstruksi, geofisika, geologi atau keperluan sejenis, persiapan lahan untuk
penambangan meliputi pemindahan timbunan dan pengembangan serta
persiapan lahan dan properti mineral, tidak termasuk penyiapan lahan untuk
pertambangan minyak dan gas. Termasuk pembangunan lahan drainase dan
pengeringan lahan pertanian atau kehutanan.

432 INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN, AIR (PIPA) DAN


INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA

Golongan ini mencakup kegiatan instalasi yang mendukung fungsi dari


gedung, seperti instalasi sistem kelistrikan, pipa ledeng, sistem pendingin
ruangan (AC) dan pemanas, air, gas dan pembuangan limbah, lift dan lain-lain
termasuk penambahan, perubahan, perawatan dan perbaikan.

4321 INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN

Subgolongan ini mencakup instalasi sistem kelistrikan pada semua jenis


bangunan dan struktur teknik sipil.

Subgolongan ini mencakup :

- Instalasi kabel listrik dan fiting


- Instalasi kabel telekomunikasi
- Instalasi jaringan komputer dan pemasangan kabel televisi,
termasuk serat optik
- Instalasi satelit
- Instalasi sistem penerangan
- Instalasi alarm kebakaran
- Instalasi sistem alarm pencuri

118Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


- Instalasi penerangan jalan dan sinyal atau rambu-rambu elektris
- Instalasi penerangan landasan pesawat terbang di bandara
- Instalasi penyambungan peralatan listrik dan perlengkapan rumah
tangga, termasuk papan alas pemanas
- Subgolongan ini tidak mencakup :
- Konstruksi jaringan transmisi komunikasi dan tenaga, lihat 4221
- Pengawasan dan pengawasan jarak jauh sistem alarm keamanan
elektronik, seperti alarm kebakaran dan pencurian, termasuk
pemeliharaannya, lihat 8020

43211 INSTALASI LISTRIK

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi listrik pada


bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal,
seperti pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan rendah. Termasuk
kegiatan pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik bangunan sipil, seperti
jalan raya, jalan kereta api dan lapangan udara. Pemasangan tiang listrik
dimasukkan dalam kelompok 42214.

43212 INSTALASI TELEKOMUNIKASI

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi telekomunikasi


pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal, seperti pemasangan antena.Kelompok ini juga mencakup kegiatan
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi telekomunikasi pada sentral
telepon/telegrap, stasiun pemancar radar gelombang mikro, stasiun
bumi kecil/stasiun satelit dan sejenisnya.Termasuk kegiatan pemasangan
transmisi dan jaringan telekomunikasi.

43214 INSTALASI NAVIGASI LAUT DAN SUNGAI

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan119


navigasi laut dan sungai, termasuk instalasi pada menara suar, rambu suar,
pelampung suar, lampu pelabuhan dan bagian rambu suar lainnya.

43214 INSTALASI NAVIGASI UDARA

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi udara, seperti


instalasi pada bangunan telekomunikasi navigasi udara dan pemancar/penerima
radar, vasi approach light, penerangan landasan pacu, DVOR, ILS, NDB dan
sejenisnya.

43215 INSTALASI SINYAL DAN TELEKOMUNIKASI KERETA API

Kelompok ini mencakup pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan


instalasi sinyal dan telekomunikasi kereta api.

43216 INSTALASI SINYAL DAN RAMBU-RAMBU JALAN RAYA

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan


perbaikan instalasi sinyal dan rambu-rambu jalan raya.

43217 INSTALASI ELEKTRONIKA

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi elektronika


pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal, seperti pemasangan sistem alarm, close circuit TV dan sound system.

4322 INSTALASI AIR (PIPA), PEMANAS DAN PENDINGIN

Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek


konstruksi lainnya, seperti instalasi pipa, sistem pemanas dan
pendingin.Termasuk penambahan, alterasi, reparasi dan perawatan.

Subgolongan ini mencakup :

- Instalasi sistem pemanas (listrik, gas dan minyak)


- Instalasi tungku, menara pendingin
- Instalasi pengumpul/kolektor energi matahari non elektris
120Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
- Instalasi perlengkapan dan saluran ventilasi, pendinginan atau
pendingin ruangan
- Instalasi pipa gas
- Instalasi pipa uap
- Instalasi sistem penyemprot api untuk kebakaran
- Instalasi sistem penyemprot taman
- Instalasi duck work

Subgolongan ini tidak mencakup :

- Instalasi papan pemanas bertenaga listrik, lihat 4321

43221 INSTALASI AIR (PIPA)

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi air bersih, air


limbah dan saluran drainase pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal
maupun bukan tempat tinggal.Termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan
dan perbaikan instalasi jaringan pipa air.

43222 INSTALASI PEMANAS DAN GEOTERMAL

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan dan


pemeliharaan instalasi pemanas dan geotermal pada bangunan gedung baik
untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.

43223 INSTALASI MINYAK DAN GAS

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi minyak dan gas


pada bangunan gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal.Termasuk kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi
jaringan pipa minyak dan gas.

43224 INSTALASI PENDINGIN DAN VENTILASI UDARA

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan dan

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan121


pemeliharaan sarana pendingin udara (Air Conditioner/AC) pada bangunan
gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.

4329 INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA

Subgolongan ini mencakup instalasi dalam bangunan atau proyek konstruksi


lainnya, seperti instalasi perlengkapan selain sistem kelistrikan, pipa air,
pemanas dan pendingin ruangan atau mesin industri dalam bangunan dan
struktur teknik sipil, termasuk reparasi dan perawatannya.
Subgolongan ini mencakup :
- Instalasi elevator (lift), eskalator (tangga berjalan)
- Instalasi pintu putar dan pintu otomatis
- Instalasi konduktor cahaya
- Instalasi sistem penghisap debu
- Instalasi penyekatan (insulasi) panas atau termal, tenaga atau vibrasi
(getaran)

Subgolongan ini tidak mencakup :


- Instalasi mesin industri, lihat 3320

43291 INSTALASI MEKANIKAL

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan dan pemeliharaan


instalasi mekanikal pada bangunan gedung, seperti lift, tangga berjalan
(eskalator), ban berjalan (conveyor), gondola dan pintu otomatis.

43292 INSTALASI METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN


GEOFISIKA

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi meteorologi,


klimatologi dan geofisika ukuran kecil, sedang atau besar.

43299 INSTALASI KONSTRUKSI LAINNYA YTDL

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan instalasi gedung lainnya


122Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
dan kegiatan pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan instalasi bangunan sipil
lainnya ytdl.

433 PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN

Golongan ini mencakup kegiatan penyelesaian interior dan eksterior


bangunan, termasuk pemasangan pintu, jendela, tangga, peralatan lain dan
sejenisnya, langit-langit, lantai, dinding dan pembatas ruangan yang dapat
dipindah-pindah dan pekerjaan penyelesaian bangunan lain yang tidak di
klasifikasikan di tempat lain. Golongan ini juga mencakup kegiatan instalasi
interior toko, rumah bergerak, kapal dan lain-lain.

4330 PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN

Subgolongan ini mencakup :

- Pelapisan interior dan eksterior bangunan atau proyek konstruksi


lainnya dengan plester, termasuk bahan-bahan lathing yang
berkaitan
- Instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu otomatis dan pintu
putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau bahan
lainnya
- Instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya
- Instalasi furnitur
- Penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan
kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya
- Pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan atau
proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin
lantai; parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan
lantai dengan kayu; pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk
karet atau plastik; teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau
dinding; wallpaper (kertas dinding)

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan123


- Pengecatan interior dan exterior bangunan
- Pengecatan bangunan sipil
- Pemasangan kaca, cermin dan lain-lain
- Pembersihan atau perapihan gedung baru setelah pembangunan
- Instalasi interior untuk toko, rumah mobil, perahu dan lain-lain
- Pengerjaan penyelesaian bangunan lainnya ytdl

Subgolongan ini tidak mencakup :


- Pengecatan jalan, lihat 4211
- Instalasi pintu otomatis dan pintu putar, lihat 4329
- Pembersihan umum interior gedung dan sejenisnya, lihat 8121
- Pembersihan khusus interior dan eksterior bangunan, lihat 8129
- Kegiatan perancang dekorasi interior, lihat 7410
- Perakitan furnitur self-standing (yang dipasang sendiri), lihat 9524

43301 PENGERJAAN PEMASANGAN KACA DAN ALUMUNIUM

Kelompok ini mencakup kegiatan pemasangan kaca dan alumunium


dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan
tempat tinggal.Termasuk instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu
otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau
bahan lainnya.

43302 PENGERJAAN LANTAI, DINDING, PERALATAN SANITER


DAN PLAFON

Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan lantai, dinding, peralatan


saniter dan plafon dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal
maupun bukan tempat tinggal. Termasuk aplikasi bangunan atau proyek
konstruksi lainnya dari plester (pelapisan) interior dan eksterior, termasuk
bahan-bahan lathing yang berkaitan, penyelesaian interior seperti langit-langit,
pelapisan dinding dengan kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan
124Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
sebagainya, pengubinan, penggantungan atau pemasangan dalam bangunan
atau proyek konstruksi lainnya dari keramik, dinding beton atau ubin lantai,
parket (lantai dari papan yang bergambar) dan pelapisan lantai dengan kayu,
pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk karet atau plastik, teraso,
marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding dan wallpaper (kertas
dinding).

43303 PENGECATAN

Kelompok ini mencakup kegiatan pengecatan interior dan eksterior


bangunan dalam rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun
bukan tempat tinggal. Termasuk pengecatan bangunan sipil.

43304 DEKORASI INTERIOR

Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi interior dalam


rangka penyelesaian bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat
tinggal. Kegiatan pengerjaan dekorasi interior mencakup aplikasi bangunan
atau proyek konstruksi lainnya dari plester (pelapisan) interior, termasuk bahan-
bahan lathing yang berkaitan, instalasi atau pemasangan pintu (kecuali pintu
otomatis dan pintu putar), jendela, rangka pintu dan jendela dari kayu atau
bahan lainnya, instalasi dapur (kitchen set), tangga dan sejenisnya, instalasi
furnitur,penyelesaian interior seperti langit-langit, pelapisan dinding dengan
kayu, partisi/sekat yang dapat dibongkar pasang dan sebagainya, pengubinan
atau pemasangan dalam bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari keramik,
dinding beton atau ubin lantai, parket (lantai dari papan yang bergambar) dan
pelapisan lantai dengan kayu, pelapisan lantai linoleum dan karpet, termasuk
karet atau plastik, teraso, marmer, granit atau pelapisan lantai atau dinding dan
wallpaper (kertas dinding). Termasuk pengecatan, pemasangan kaca, cermin
dan lain-lain.

43305 DEKORASI EKSTERIOR

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan125


Kelompok ini mencakup kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior pada
bangunan gedung tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal, seperti
konstruksi taman. Kegiatan pengerjaan dekorasi eksterior mencakup pelapisan
eksterior bangunan atau proyek konstruksi lainnya dari plester, termasuk bahan-
bahan lathing yang berkaitan, pelapisan eksterior dinding dengan keramik,
teraso, marmer dan granit.

43309 PENYELESAIAN KONSTRUKSI BANGUNAN LAINNYA


Kelompok ini mencakup kegiatan pembersihan atau perapihan gedung
baru setelah pembangunan, instalasi interior untuk toko, rumah bergerak,
perahu dan lain-lain dan pengerjaan penyelesaian konstruksi bangunan lainnya
ytdl.
439 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA

Golongan ini mencakup kegiatan konstruksi khusus pada satu aspek


umum untuk struktur yang berbeda, yang membutuhkan peralatan atau
ketrampilan khusus seperti konstruksi pondasi, misalnya pemancangan tiang ke
dalam tanah, pemancangan tangga-tangga perancah, pemasangan dan
pembongkaran bangunan panggung/podium, pekerjaan dengan jalan masuk
khusus yang syaratnya membutuhkan ketrampilan memanjat dan penggunaan
alat yang berkaitan, pekerjaan di bawah permukaan tanah dan kegiatan sejenis
untuk eksterior bangunan dan lain-lain.

4390 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA

Subgolongan ini mencakup kegiatan konstruksi yang dikhususkan pada


satu aspek dari berbagai macam struktur bangunan yang memerlukan keahlian
atau perlengkapan khusus.
Subgolongan ini mencakup :
- Kegiatan konstruksi pondasi, termasuk pemasangan tiang pancang
ke dalam tanah

126Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


- Kegiatan pengerjaan penahan lembab dan air
- Kegiatan dehumidifikasi (pelembaban) bangunan
- Kegiatan penggalian (shaft sinking)
- Kegiatan pendirian kerangka baja yang tidak dirakit sendiri
- Kegiatan pembengkokan baja
- Kegiatan pemasangan batu dan batu bata
- Kegiatan pemasangan atap rumah
- Kegiatan pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan
platform), kecuali penyewaannya
- Kegiatan pemasangan cerobong asap dan oven (pemanggangan)
untuk keperluan industri
- Kegiatan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan
penggunaan perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada
gedung-gedung yang tinggi
- Pekerjaan di bawah permukaan tanah
- Konstruksi kolam renang di luar ruangan
- Pembersihan dengan uap, penyemburan pasir dan kegiatan
sejenisnya untuk membersihkan tembok untuk eksterior bangunan
- Penyewaan derek dengan operatornya

Subgolongan ini tidak mencakup :


- Penyewaan mesin konstruksi dan perlengkapannya tanpa operator,
lihat 7730

43901 PEMASANGAN PONDASI DAN PILAR

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan berbagai pondasi


dan pilar untuk gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan
sejenisnya sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi
gedung dan konstruksi bangunan sipil dan biasanya dikerjakan atas dasar

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan127


subkontrak.

43902 PEMASANGAN PERANCAH (STEIGER)

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan perancah/steiger


pada bangunan gedung, jalan/jembatan, bangunan pengairan, dermaga dan
sejenisnya dan biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

43903 PEMASANGAN ATAP/ROOF COVERING

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan atap bangunan


gedung baik untuk tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal sebagai bagian
dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan biasanya dikerjakan
atas dasar subkontrak.

43904 PEMASANGAN KERANGKA BAJA

Kelompok ini mencakup kegiatan khusus pemasangan kerangka baja


sebagai bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi gedung dan
biasanya dikerjakan atas dasar subkontrak.

43905 PENYEWAAN ALAT KONSTRUKSI DENGAN OPERATOR

Kelompok ini mencakup usaha penyewaan alat atau mesin konstruksi


dan perlengkapannya dengan operator.Penyewaan mesin konstruksi dan
perlengkapannya tanpa operator, lihat 7730.

43909 KONSTRUKSI KHUSUS LAINNYA YTDL


Kelompok ini mencakup kegiatan konstruksi khusus lainnya yang
belum diklasifikasikan dalam kelompok 43901 s.d. 43905 yang memerlukan
keahlian atau perlengkapan khusus, seperti kegiatan pengerjaan penahan
lembab dan air, dehumidifikasi (pelembaban) bangunan, pelubangan (shaft
sinking), pembuatan elemen baja, pembengkokan baja, pemasangan batu dan
batu bata, pemasangan dan pembongkaran tangga (scaffold dan platform),
kecuali penyewaannya, pemasangan cerobong asap dan oven untuk keperluan
128Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
industri dan pekerjaan yang memerlukan keahlian memanjat dan penggunaan
perlengkapan yang berkaitan, misalnya bekerja pada gedung-gedung yang
tinggi. Termasuk pekerjaan di bawah permukaan tanah, konstruksi kolam
renang di luar ruangan, pembersihan dengan uap, penyemburan pasir untuk
membersihkan tembok dan kegiatan sejenisnya untuk eksterior bangunan
danpenyewaan derek dengan menggunakan operator.

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan129


Lampiran 2: Contoh SKP14-DSDESA

130Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


SURVEI USAHA KONSTRUKSI SKP14-DSDESA

PERORANGAN 2014
DAFTAR SAMPEL DESA

Provinsi : [32] JAWA BARAT


Kabupaten/Kota *) : [72] SUKABUMI

Kode dan Nama Perkotaan -1 Identitas Desa Jumlah Usaha Keterangan


Kecamatan/Desa/Kelurahan Perdesaan -2 Pre-printed

[010] BAROS
[009] BAROS 1 3272010009 15

[011] LEMBUR SITU


[003] CIPANENGAH 1 3272011003 18

[012] CIBEUREUM
[001] SINDANG PALAY 1 3272012001 14
[003] BABAKAN 1 3272012003 33
[004] CIBEUREUM HILIR 1 3272012004 53

[040] GUNUNG PUYUH


[001] KARANG TENGAH 1 3272040001 19

*) Coret yang tidak sesuai

Lampiran 3 :Alokasi Usaha dan Petugas

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan131


ALOKASI SAMPEL DAN DOKUMEN SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN
2014

Sampel Terpilih Banyaknya


Provinsi Buku Lembar
Kab/Kota Desa Usaha SKP14-P SKP14-DS SKP14-RD
Pedoman Pembantu SKP14-S
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
11 Aceh 3 51 510 22 54 54 54 54 534
12 Sumatera Utara 9 50 500 22 52 52 52 52 525
13 Sumatera Barat 8 37 370 16 39 39 39 39 388
14 R i a u 4 30 300 13 32 32 32 32 315
15 J a m b i 5 41 410 18 43 43 43 43 430
16 Sumatera Selatan 6 52 520 22 55 55 55 55 546
17 B e n g k u l u 4 29 290 13 30 30 30 30 304
18 L a m p u n g 5 50 500 22 52 52 52 52 525
19 Bangka Belitung 4 16 160 7 17 17 17 17 168
21 Kepulauan Riau 5 15 150 7 16 16 16 16 158
31 DKI Jakarta 5 28 280 12 29 29 29 29 294
32 Jawa Barat 6 55 550 24 58 58 58 58 578
33 Jawa Tengah 9 53 530 24 56 56 56 56 556
34 D.I Yogyakarta 3 26 260 12 27 27 27 27 273
35 Jawa Timur 7 78 780 34 82 82 82 82 819
36 Banten 4 36 360 16 38 38 38 38 378
51 B a l i 4 34 340 14 36 36 36 36 357
52 Nusa Tenggara Barat 3 70 700 30 74 74 74 74 735
53 Nusa Tenggara Timur 5 36 360 16 38 38 38 38 378
61 Kalimantan Barat 5 36 360 16 38 38 38 38 378
62 Kalimantan Tengah 5 46 460 20 48 48 48 48 483
63 Kalimantan Selatan 6 50 500 22 52 52 52 52 525
64 Kalimantan Timur 5 24 240 10 25 25 25 25 252
65 Kalimantan Utara 0 0 0 0 0 0 0 0 0
71 Sulawesi Utara 5 47 470 21 49 49 49 49 494
72 Sulawesi Tengah 3 34 340 14 36 36 36 36 357
73 Sulawesi Selatan 8 54 540 24 57 57 57 57 567
74 Sulawesi Tenggara 3 34 340 14 36 36 36 36 357
75 Gorontalo 3 18 180 8 19 19 19 19 189
76 Sulawesi Barat 3 16 160 7 17 17 17 17 168
81 M a l u k u 4 17 170 8 18 18 18 18 178
82 Maluku Utara 6 17 170 8 18 18 18 18 178
91 Papua Barat 2 10 100 4 10 10 10 10 105
94 Papua 3 10 100 4 10 10 10 10 105
Indonesia 160 1.200 12.000 524 1.261 1.261 1.261 1.261 12.597

132Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


LAMPIRAN 4
CONTOH PENGISIAN DAFTAR

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan133


134Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
si : JAWA BARAT 3 2 Jumlah Bidang
Uraian Pekerjaan Utama Jumlah
paten/Kota *) : SUKABUMI 7 2 1 2 3
(Gedung) (Sipil) (Khusus)
matan : BAROS 0 1 0 (1) (2) (3) (4) (5)
1. Populasi Usaha Konstruksi Perorangan/Non-Gred
Kelurahan *) : BAROS 0 0 9 (Jumlah kumulatif hingga halaman terakhir Blok V Kol.(13) s.d. 12 4 6 22
Kol.(15))
kasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 1
2. Jumlah Sampel Usaha Konstruksi Perorangan/Non-Gred
(Diambil dari SKP14-WRD)
4 4 6 14
a Random Gedung (AR) : 0,35
yang tidak perlu
BLOK III. KETERANGAN PETUGAS DAN PENGESAHAN
Uraian Nama Lengkap Tanggal Pelaksanaan Tanda Tangan
(1) (2) (3) (4)
acah INGGAR PRASETYA 7 - 22/05/2014
awas/Pemeriksa RUDI HARTONO 7 - 22 /05/2014
esahan oleh Lurah/Kepala Desa atau yang setara, pada tanggal: ……10…..../...…05…./ 2014.
a, tanda tangan, dan cap/stempel)
BLOK IV. CATATAN

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan135


BADAN PUSAT STATISTIK
Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS
Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195,
3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail: konstruksi@bps.go.id
rut (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor,SLS, RT/RW) calon kons- alamat dgn sistem Gred 2 -2 Urut (Tuliskan sejelas-jelasnya)
responden truksi kantor borongan Gred 3 -3 Usaha 1 2 3
selama usaha dan aktif Gred 4 -4 (NUU)

(Gedung)

(Khusus)
setahun ada selama Gred 5 -5

(Sipil)
yang lalu di desa setahun Gred 6 -6
ini yang lalu Gred 7 -7
Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Non Gred -9
Tidak ada -0 Tidak -0 Tidak -0 Tidak -0
2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 327210003 PEMBORONG BANGUNAN 'ADE' NANGGELA RT 01 RW 06 1 0
2 327210001 PEMBORONG 'ATANG' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 0
3 327220014 ADITA UTAMA JL. BAROS NANGGELA 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 PEMBUATAN RUMAH TOKO √ 1
4 327210007 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA' NANGGELA RT 01 RW 07 RT 03
1 1 1 1 1 2 PEMBUATAN RUMAH TOKO √ 2
5 327210004 PEMBORONG BANGUNAN 'ANDI' KP CIWALEN RT 03 RW 08
6 327210008 PEMBORONG BANGUNAN 'ROHMAN' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 1 1 1 1 1 3 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 3
√ 1
7 327210012 PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW 08 1 1 1 1 1 4 PENGECATAN KANTOR
1 1 1 1 1 5 PEMBUATAN PAGAR KANTOR √ 2
8 327210005 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08
9 327210013 PEMBORONG 'HENDRA' CIPEUJEUH NO. 3 RT 1 RW 3 0
√ 4
10 327250015 USAHA TIGA, CV CIPEUJEUH RT 1 RW 3 NO.125 1 1 1 1 9 6 REHAB GEDUNG KANTOR
11 327210010 PEMBORONG BANGUNAN 'SULAEMI' CIPEUJEUH RT 1 RW 3 1 1 1 1 1 7 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 5
12 327210009 PEMBORONG BANGUNAN 'SAEPUDIN' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 1 1 1 1 1 8 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 6
13 327210011 PEMBORONG BANGUNAN 'TEDI' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 1 1 0
1 1 1 1 1 9 PEMBUATAN TOKO √ 7
14 327210006 PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN' CIPEUJEUH RT 2 RW 3
1 1 1 1 1 10 PEMASANGAN PLAFON KANTOR √ 3
15 327210002 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' CIPEUJEUH RT 2 RW 3

136Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


16 PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 1 1 11 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL √ 8
alaman ini 8 0 3
umulatif halaman sebelumnya 0 0 0
umulatif hingga halaman ini 8 0 3
Bidang Pekerjaan Utam a Kol.(13) s.d. Kol.(15): Keterangan Kol.(10)
Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, Gred 1 : Perorangan
gedung hiburan, dan gedung lainny a.
Sipil : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan Gred 2 - 7 : Badan usaha bersertif ikasi dari LPJKN
Identitas: 32.72.010.009
parkir, bangunan pengolahan, peny aluran dan peny impanan air limbah, miny ak dll.
Khusus : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, Non Gred : Badan usaha dan belum bersertif ikasi
peny elesaian konstruksi gedung, peny ewaan alat berat konstruksi dan lain-lain. dari LPJKN
responden truksi kantor borongan Gred 3 -3 Usaha 1 2 3
selama usaha dan aktif Gred 4 -4 (NUU)
(Gedung)

(Khusus)
setahun ada selama Gred 5 -5

(Sipil)
yang lalu di desa setahun Gred 6 -6
ini yang lalu Gred 7 -7
Ada -1 Ya -1 Ya -1 Ya -1 Non Gred -9
Tidak ada -0 Tidak -0 Tidak -0 Tidak -0
2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
√ 1
7 PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG'NANGGELA RT 01 RW 06 1 1 1 1 1 12 PEMBUATAN SUMUR BOR
INSTALASI LISTRIK RUMAH
√ 4
8 INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07 1 1 1 1 1 13 TINGGAL
√ 9
9 PEMBORONG BANGUNAN 'YANI' NANGGELA RT 01 RW 07 1 1 1 1 1 14 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
√ 10
0 PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW 07 1 1 1 1 1 15 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
1 PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO'NANGGELA RT 02 RW 07 1 1 1 0
√ 5
2 PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA'
KP CIWALEN RT 03 RW 08 1 1 1 1 1 16 PEMASANGAN KERAMIK
√ 2
3 PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 1 1 1 1 1 17 PEMBUATAN SUMUR BOR
4 PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN'KP SUKABUMI RT 03 RW 09 0 1
√ 6
5 PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 1 1 1 1 1 18 PEMASANGAN AC
√ 3
6 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOBONG RT 04 RW 08 1 1 1 1 1 19 PEMASANGAN SUMUR BOR
√ 4
7 PEMBORONG 'SAPTA' KP SALAGOMBONG RT 2 RW 3 1 1 1 1 1 20 PEMBUATAN SALURAN PENGAIRAN
√ 11
8 PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW 05 1 1 1 1 1 21 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL
√ 12
9 PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN'
NANGGELA RT 02 RW 05 1 1 1 1 1 22 PEMBUATAN RUMAH TINGGAL

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan137


alaman ini 4 4 3
umulatif halaman sebelumnya 8 0 3
umulatif hingga halaman ini 12 4 6
Bidang Pekerjaan Utam a Kol.(13) s.d. Kol.(15): Keterangan Kol.(10)
Gedung : mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung pendidikan, Gred 1 : Perorangan
gedung hiburan, dan gedung lainny a.
Sipil : mencakup jalan, jembatan, rel KA, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan Gred 2 - 7 : Badan usaha bersertif ikasi dari LPJKN
Identitas: 32.72.010.009
parkir, bangunan pengolahan, peny aluran dan peny impanan air limbah, miny ak dll.
Khusus : mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil, Non Gred : Badan usaha dan belum bersertif ikasi
peny elesaian konstruksi gedung, peny ewaan alat berat konstruksi dan lain-lain. dari LPJKN
n = 4 R1 = AR x I
I = m/n = 0,35 x 3,00
= 12 /4 = 1,05
= 3,00
R1 ≤ I
R1 = 1 R11 = R21 = R31 = R41 = R51 =
R2 = 4 R12 = R22 = R32 = R42 = R52 =
R3 = 7 R13 = R23 = R33 = R43 = R53 =
R4 = 10 R14 = R24 = R34 = R44 = R54 =
R5 = R15 = R25 = R35 = R45 = R55 =
R6 = R16 = R26 = R36 = R46 = R56 =
R7 = R17 = R27 = R37 = R47 = R57 =
R8 = R18 = R28 = R38 = R48 = R58 =
R9 = R19 = R29 = R39 = R49 = R59 =
R10 = R20 = R30 = R40 = R50 = R60 =

138Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


: Jumlah usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian Blok II Rincian 1 Kol.(2)
: Sampel usaha konstruksi perorangan Gedung dalam satu desa, diambil dari isian Blok II Rincian 2 Kol.(2)
: Interval Sampel
: Angka Random Gedung, diambil dari isian Blok I Rincian 6
: Nomor urut usaha konstruksi gedung terpilih, diambil dari isian Blok V Kol.(13)
Identitas Desa: 32.72.010.009
LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING)
Narasumber
(Ketua SLS, Tokoh Calon Responden Alamat Lengkap
Agama, Tokoh (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)
Masyarakat,
Responden, dll)
(1) (2) (3)

ADE PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06

PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW 06

GANDA INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07

PEMBORONG BANGUNAN 'YANI' NANGGELA RT 01 RW 07

PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 02 RW 07

SUBUR PEMBORONG BANGUNAN 'SATRIO' NANGGELA RT 02 RW 07

ANDI PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08

ROHMAN PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09

PEMBORONG BANGUNAN 'PAIMIN' KP SUKABUMI RT 03 RW 09

OCEH JARKASIH PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08

PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08

ABAS PEMBORONG 'SAPTA' CIPEUJEUH RT 2 RW 3

TATANG PEMBORONG BANGUNAN 'JOKO' NANGGELA RT 01 RW 05

PEMBORONG BANGUNAN 'DARWIN' NANGGELA RT 02 RW 05

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan139


Lanjutan

LEMBAR PEMBANTU : DAFTAR CALON RESPONDEN (SNOW BALLING)


Narasumber
(Ketua SLS, Tokoh Calon responden Alamat Lengkap
Agama, Tokoh (Nama usaha/pengusaha/pemilik) (Nama jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW)
Masyarakat,
Responden, dll)
(1) (2) (3)

140Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


RAHASIA SKP14-RD

REPUBLIK INDONESIA

SURVEI USAHA KONSTRUKSI


PERORANGAN 2014
REKAPITULASI DESA

PROPINSI : JAWA BARAT [32]


KABUPATEN/KOTA *) : SUKABUMI [72]

REKAPITULASI JUMLAH USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN/NON-GRED


Kode Kode Jumlah Usaha Per Desa
Kecamatan Desa 1 2 3 Jumlah
(Gedung) (Sipil) (Khusus)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

[010] BAROS [009] BAROS 12 4 6 22

Jumlah
*) Coret yang tidak sesuai

BADAN PUSAT STATISTIK


Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS
Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195,
3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail: konstruksi@bps.go.id

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan141


142Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan
RAHASIA SKP14-DS

REPUBLIK INDONESIA

SURVEI USAHA KONSTRUKSI


PERORANGAN 2014
DAFTAR SAMPEL

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

1. Provinsi : JAWA BARAT 3 2

2. Kabupaten/Kota *) : SUKABUMI 7 2

3. Kecamatan : BAROS 0 1 0

4. Desa/Kelurahan *) : BAROS 0 0 9

5. Klasifikasi Desa/Kelurahan *) : PERKOTAAN -1 PERDESAAN -2 1

BLOK II. REKAPITULASI PENCACAHAN

Uraian Jumlah

(1) (2)

1. Jumlah Target Pencacahan (Diambil dari SKP14-P Blok II Rincian 2 Kol.5) 14

2. Jumlah Realisasi Pencacahan (Blok V Kol.(8) Rincian Jumlah) 14

3. Tidak Berhasil Dicacah (Blok V jumlah Kol.(8) berkode '0') 1

a. Bukan Usaha Konstruksi (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '1') 1

b. Pindah Keluar Desa (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '2') -

c. Tidak Ditemukan (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '3') -

d. Lainnya (Blok V jumlah Kol.(9) berkode '4') -

4. Jumlah Sampel Pengganti (Blok V jumlah Kol.(8) berkode '1' yang di bawah garis) 1

BLOK III. KETERANGAN PETUGAS

Uraian Pencacah Pengawas


(1) (2) (3)

1. Nama Petugas INGGAR PRASETYA RUDI HARTONO

2. N I P 19860515 200902 1002 19700624 199312 1001

3. Tanggal 28 MEI - 15 JULI 2014 28 MEI - 15 JULI 2014

4. Tanda Tangan

BLOK IV. CATATAN

*) Coret yang tidak perlu

BADAN PUSAT STATISTIK


Subdirektorat Statistik Konstruksi, BPS
Jl. Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710, Telp. (021) 3841195,
3842508, 3810291-4 ext. 5340 - 5343, e-mail: konstruksi@bps.go.id

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan143


BLOK V. KETERANGAN USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN/NON-GRED TEPILIH
Keterangan
Nomor Nomor Nomor Kegiatan/ Berhasil Jika Kol (8)
Blok Urut Urut KIP Nama Usaha/Pengusaha/Pemilik Alamat Lengkap Bidang dicacah? = 0, alasan
Sensus Sampel Usaha (Nama Jalan, blok, nomor, SLS, RT/RW) Pekerjaan Ya -1 tidak dapat
(NUS) (NUU) Utama Tidak -0 dicacah
(Kode) (Kode)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

001B 1 1 327210007 PEMBORONG BANGUNAN 'GANDA' NANGGELA RT 03 RW 07 1 1

004B 2 4 327210012 PEMBORONG CAT 'OCEH JARKASIH' KP SALAGOMBONG RT 01 RW 08 3 1

004B 3 5 327210005 PEMBORONG BANGUNAN 'ARIFIN' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 3 1

005B 4 6 327230015 USAHA TIGA, CV CIPEUJEUH RT 1 RW 3 1 1

005B 5 9 327210006 PEMBORONG BANGUNAN 'ENDIN' NANGGELA RT 2 RW 3 1 0 1

005B 6 10 327210002 PEMBORONG BANGUNAN 'ABAS' CIPEUJEUH RT 2 RW 3 3 1

001B 7 12 PEMBUAT SUMUR BOR 'BAMBANG' NANGGELA RT 01 RW 06 2 1

001B 8 13 INSTALASI LISTRIK 'YUSUF' NANGGELA RT 01 RW 07 3 1

001B 9 15 PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR' NANGGELA RT 01 RW 07 1 1

002B 10 16 PEMBORONG BANGUNAN 'MAULANA' KP CIWALEN RT 03 RW 08 3 1

003B 11 17 PEMBUAT SUMUR BOR 'AMIR' KP SUKABUMI RT 03 RW 09 2 1

004B 12 18 PEMBORONG AC 'EDI JUNAEDI' KP SALAGOMBONG RT 04 RW 08 3 1

004B 13 19 PEMBUAT SUMUR BOR 'BONI' KP SALAGOBONG RT 04 RW 08 2 1

004B 14 20 PEMBORONG 'SAPTA' KP SALAGOMBONG RT 2 RW 3 2 1

001B 15 11 PEMBORONG BANGUNAN 'ALEX' NANGGELA RT 01 RW 06 1 1

Jumlah 14
Kode Kol.(7) Kode Kol.(9)
Kode 1 = Konstruksi Gedung Kode 1 = Bukan usaha konstruksi
Kode 2 = Konstruksi Sipil Kode 2 = Pindah keluar desa
Kode 3 = Konstruksi Khusus Kode 3 = Tidak ditemukan
Kode 4 = Lainnya

144Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


SKP14-S

REPUBLIK INDONESIA
SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2014

1)
KIP :

BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP14-DS)


(1) (2)

1. Provinsi : JAWA BARAT 3 2

2. Kabupaten/Kota*) : SUKABUMI 7 2

3. Kecamatan : BAROS 0 1 0

4. Desa/Kelurahan*) : BAROS 0 0 9

5. Nomor Blok Sensus : 001 B 0 0 1 B


(disalin dari SKP14-DS Blok V Kol.(1))

6. Nomor Urut Usaha : 015 0 1 5


(disalin dari SKP14-DS Blok V Kol.(3))

7. Nomor Urut Sampel : 09 0 9


(disalin dari SKP14-DS Blok V Kol.(2))
*)coret yang tidak sesuai

BLOK II: KETERANGAN USAHA

1. Nama Usaha : PEMBORONG BANGUNAN 'SUBUR'


2. Alamat Usaha : NANGGELA KEL. BAROS
...…………………………………………………………………
RT: …2…... RW: …7…... Kode pos:
Nomor Telepon : (……)…………….....… HP : …………………………..
Nomor Fax. : (……)……………..…… E-mail : …………………………..
3. Bidang pekerjaan usaha konstruksi:
Kons truks i Gedung 11 Kons truks i Sipil 2 Kons truks i Khus us 1
1. Konstruksi gedung/bangunan mencakup rumah tempat tinggal, gedung perkantoran, gedung kesehatan, gedung
pendidikan, gedung hiburan, dan gedung lainnya.
2. Konstruksi sipil mencakup jalan, jembatan, rel kereta api, landasan, pengairan, dermaga, lapangan olahraga, lapangan
parkir, bangunan pengolahan, penyaluran dan penyimpanan air limbah, minyak dan lain-lain.
3. Konstruksi khusus mencakup konstruksi bangunan elektrikal dan komunikasi, instalasi gedung dan bangunan sipil,
penyelesaian konstruksi gedung, penyewaan alat berat konstruksi dengan operator dan lain-lain.

4. Kegiatan utama yang dilakukan usaha selama setahun yang lalu: Kode KBLI
(tuliskan sejelas-jelasnya) 4 1 0 1 1
PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL (diisi oleh pengawas)

a. Persentase penggunaan bahan/material terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama 3


< 20% 1 20% - 39% 2 40% - 59% 3 ≥ 60%

b. Persentase upah pekerja harian terhadap nilai pekerjaan kegiatan utama 2


< 20% 1 20% - 39% 2 40% - 59% 3 ≥ 60%
Pelaksanaan Survei ini bertujuan untuk mendapatkan inf ormasi
Pelaksanaan Survei ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, (Pasal 11).
Kerahasiaan data yang diberikan dijamin oleh Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, (Pasal 21).
Setiap responden w ajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh BPS
berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997, (Pasal 27).
Penjelasan lebih lanjut hubungi Subdit. Statistik Konstruksi, BPS
Jl. Dr Sutom o No. 6-10, Jakarta 10710
Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes : 5340-3
Fax: (021) 3863816 E-m ail: kons truks i@bps .go.id

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan145


BLOK III: KETERANGAN UMUM, BIMBINGAN DAN SUMBER MODAL

1. Nama pengusaha : SUBUR

2. Jenis kelamin : laki-laki 1 perempuan 2 1

3. Umur : . . 41
. . . . . tahun
tahun
(dibulatkan
(dibulatkan
ke bawah)
ke bawah) 4 1

4. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan: 4


Tidak tamat SD 1 SMA & sederajat 4
SD & sederajat 2 Perguruan tinggi 5
SMP & sederajat 3

5. a. Apakah pekerja pada usaha ini pernah mengikuti bimbingan/pelatihan/penyuluhan

di bidang konstruksi? Ya 1 Tidak 2 ---> langsung ke Rincian 6

b. Penyelenggara bimbingan/pelatihan/penyuluhan di bidang konstruksi adalah: 0 5


Instansi Pemerintah 1 Perguruan Tinggi/Yayasan/LSM 4
Perusahaan BUMN/Swasta 2 Lainnya (tuliskan ………………….) 8
6. Sumber modal usaha konstruksi berasal dari: 0 9
Milik sendiri 1 Pinjaman Koperasi 4
Pinjaman Bank 2 Lainnya (tuliskan PINJAM SAUDARA ) 8

BLOK IV: PEKERJA, HARI KERJA, BALAS JASA DAN UPAH


1. Pekerja tetap, jumlah pekerja harian, dan hari kerja setiap bulan kegiatan
2013 2014
Uraian
Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
a. Pekerja tetap L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
P
b. Jumlah pekerja L 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 - -
harian P
c. Hari kerja pekerja harian 28 30 25 25 27 25 25 25 26 28 - -

2. Balas jasa dan upah pekerja selama setahun yang lalu

Uraian Nilai (Rupiah)


(1) (2)

a. Balas jasa pekerja tetap: 30.000.000


1) Gaji 24.000.000
2) Lainnya (hadiah, bonus, lembur, dll) 6.000.000

b. Upah pekerja harian 20.820.000


Rata-rata upah pekerja
harian per orang-hari 60.000

c. Jumlah rincian (2.a + 2.b) 50.820.000

146Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan


BLOK V: BIAYA KEGIATAN USAHA SELAMA SETAHUN YANG LALU
Uraian Nilai (Rupiah)
(1) (2)

1. Bahan bakar dan pelumas: Volume 1.920.000


a. Bensin 400 liter 1.800.000
b. Solar ……… liter ………………………
c. Gas ……… kg ………………………
d. Pelumas 4 liter 120.000
e. Lainnya ………………………
2. Air bersih 203.500
3. Listrik 400.000
4. Alat tulis kantor 100.000
5. Pemeliharaan dan perbaikan kecil barang modal 225.000
6. Angkutan, pengiriman, pos dan telekomunikasi 150.000
7. Bunga atas pinjaman 2.440.000
8. Lainnya (jasa konsultan konstruksi, promosi usaha, CSR, dan lain-lain) 4.112.500
9. Jumlah rincian (1 s.d. 8) 9.551.000

BLOK VI: PENDAPATAN SELAMA SETAHUN YANG LALU


1. Pendapatan dari kegiatan konstruksi yang telah diselesaikan
(diurutkan dari nilai konstruksi terbesar yang diselesaikan)
Provinsi Bahan Bangunan Nilai Pekerjaan
Uraian KBLI 2 digit
Lokasi Pekerjaan yang Digunakan yang Diselesaikan
(1) (2) (3) (4) (5)

a. RUMAH TINGGAL 4 1 JABAR 3 2 22.170.000 44.250.000

b. REHAB SMK 4 1 DKI 3 1 17.600.000 40.000.000

c. ……………………… …………………… ……...…………….


d. ……………………… …………………… ……...…………….
e. ……………………… …………………… ……...…………….
f. Jumlah rincian (1.a s.d. 1.e) 3 9 .7 7 0 .0 0 0 8 4 .2 5 0 .0 0 0
Keterangan : Jika lebih dari 6 proyek/pekerjaan mohon difotocopy rincian 1 ini

2. Pendapatan dari kegiatan lainnya 2 7 .0 0 0 .0 0 0


a. Keuntungan/kerugian penjualan barang dalam bentuk yang sama 5.000.000
b. Bunga atas simpanan, deviden, royalti/hak cipta, dan sejenisnya 12.000.000
c. Sumbangan, hadiah, dan sejenisnya ………………
d. Lainnya (Tuliskan MENYEWAKAN ALAT BERAT MOLEN ) 10.000.000
3. Nilai pekerjaan yang disubkontrakkan 5 .0 0 0 .0 0 0
4. Jumlah rincian (1.f + 2 - 3) 1 1 1 .2 4 5 .0 0 0

BLOK VII: RINGKASAN (diisi oleh Pengawas)


Pendapatan Pengeluaran Selisih *)
Diisi dari: Diisi dari:
[B IV r.2.c kol (2) + B V r.9 kol (2) +
B VI r.4 kol (5) kol (1) - kol (2)
B VI r.1f kol (4)]
(1) (2) (3)

111.245.000 100.141.000 11.104.000


*) Bila isian kolom (3) negatif (-), harap diteliti kembali isian terkait

Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan147


BLOK VIII: PERMODALAN (Berdasarkan nilai harta pada 30 April 2014)
Harta lancar Harta tetap
Uang tunai Persediaan barang- Barang
Uraian Mesin dan
(termasuk barang untuk Tanah Bangunan Kendaraan modal
piutang usaha) kegiatan usaha peralatan
lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Nilai 100.000.000 55.250.000 100.000.000 250.000.000 100.000.000 75.000.000 10.000.000

Jumlah Kol.(1) + Kol.(2) 155. 250. 000 Jumlah (Kol.(3) s.d. Kol.(7)) 535. 000. 000

BLOK IX: KENDALA DAN PROSPEK USAHA


1. Permasalahan yang dialami: (Beri tanda cek ( √ ) pada salah satu Kol.(2) s.d. Kol.(4))
1. Tidak
2. Cukup 3. Sangat
Permasalahan ada
bermasalah bermasalah
masalah
(1) (2) (3) (4)
a. Akses ke kredit √
b. Suku bunga pinjaman/kredit √
c. Kenaikan harga bahan/material dan

komponen lainnya
d. Penurunan permintaan jasa konstruksi

secara umum
e. Persaingan usaha √
f. Kesulitan pasokan bahan/material dan

komponen lainnya
g. Sumber daya manusia yang terampil √
h. Birokrasi administrasi √
i. Politik dan keamanan √
j. Lainnya (Tuliskan: ………..……….) √

2. Kondisi dan Prospek usaha konstruksi (Berilah tanda cek (√) pada salah satu Kol.(2) s.d. Kol.(4) dan Kol.(5) s.d. Kol.(7))
Kondisi Prospek
(Periode tahun 2014 (Periode tahun 2015
Rincian dibandingkan tahun 2013) dibandingkan tahun 2014)
1.Naik 2.Tetap 3.Turun 1.Naik 2.Tetap 3.Turun
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
a. Pendapatan usaha (nilai konstruksi dan pendapatan
√ √
lainnya )
b. Pesanan bahan/material (semen, pasir, b esi b aja,
√ √
dll ) dan komponen lainnya (Kab el, AC, dll )
c. Harga bahan/material (semen, pasir, b esi b aja, dll )
√ √
dan komponen lainnya (Kab el, AC, dll )
d. Jumlah pekerja tetap √ √
e. Gaji pekerja tetap √ √
f. Jumlah pekerja harian √ √
g. Upah pekerja harian per orang-hari √ √

BLOK X: KETERANGAN RESPONDEN DAN PETUGAS


Uraian Nama Lengkap No.Telp/HP Tanggal Pelaksanaan Tanda Tangan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pemberi Jawaban SUBUR 087888100001 12 MEI 2014

2. Pencacah SUJARIAH 085215553331 12 MEI 2014

3. Pengawas/Pemeriksa SUHANDA 08788811122 15 MEI 2014

BLOK XI: CATATAN

148Pedoman Survei Usaha Konstruksi Perorangan

Anda mungkin juga menyukai