Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Issue Mengenai HIV/AIDS


Makalah Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata kuliah Current Public Health Issue

Dosen Pengampu: Ambar Dani Syuhada, SKM., M.Kes.

KELOMPOK 3

Nama Anggota:

Selvy Okta Nurramdani S (113118004)

Vivit Vitriani (113118104)

Silvia Putri Hasanudin (113118118)

Imam Ramadan (113220031)

Peminatan : Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT (S1)

TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufiq, dan hidayahnya maka kami dapat menyelesaikan makalah Issue
mengenai HIV/AIDS. Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Current Public Health Issue pada Program Sarjana Kesehatan Masyarakat.
Pada Kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih yang setulus-
tulusnya atas semua dukungan, bantuan serta bimbingan dari semua pihak
selama proses belajar dan penyusunan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan laporan ini . Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak sangat diharapkan, untuk perbaikan kedepan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Bandung, Oktober 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................ii

Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................


1

A. Latar Belakang ....................................................................................


1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................
2
D. Manfaat Penulisan ..............................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

A. Pengertian HIV/AIDS
..........................................................................3
B. Pencegahan
HIV/AIDS ........................................................................3
C. Masalah dan Upaya Pemerintah dalam Mengatasi HIV/AIDS ............
5
D. Upaya Industri dalam Mengatasi HIV/AIDS di Tempat
Kerja.................9
E. Telaah Artikel HIV/AIDS .............................................................…...
10

BAB III
PENUTUP ..............................................................................................14

A. Kesimpulan ........................................................................................14
B. Saran .................................................................................................
14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum
ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga
penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang akan
datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik
segi fisik maupun segi mental. Mungkin sudah banyak informasi
melalui media cetak, elektronik, ataupun seminar – seminar, tentang
betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari
segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung
karena gejalanya baru terlihat setelah beberapa bulan. Sedangkan dari
segi mental, orang yang mengetahui menderita penyakit AIDS akan
merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan.
Semua itu menunjukkan bahwa HIV/AIDS adalah suatu masalah
besar yang ada di kehidupan manusia. Dengan pertimbangan –
pertimbangan tersebut muncullah isu mengenai HIV/AIDS yang berada
di kalangan masyarakat dan perlu diperhatikan kembali akan penyakit
menular seksual.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas , maka dirumuskan masalah :

1. Apa Itu HIV/AIDS ?


2. Bagaimana pencegahan HIV/AIDS ?
3. Apa saja masalah dan upaya pemerintah mengatasi HIV/AIDS ?
4. Apa saja upaya industri mengatasi HIV/AIDS di tempat kerja?
5. Telaah Artikel mengenai HIV/AIDS
C. Tujuan Penulisan

1
Tujuan dari makalah ini yaitu :

1. Mengetahui Pengertian dari HIV/AIDS


2. Mengetahui Cara pencegahan HIV/AIDS
3. Mengetahui masalah dan upaya pemerintah dalam mengatasi HIV/AIDS
4. Mengetahui upaya industri dalam mengatasi HIV/AIDS di tempat kerja
5. Mengetahui telaah Artikel mengenai HIV/AIDS
D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Menambah wawasan bagi kami maupun pembaca tentang isu HIV/AIDS


2. Sebagai referensi bagi pembaca

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus – virus lain yang
dapat mneurunkan sistem kekebalan tubuh. Virus penyebabnya disebut
Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dapat melemahkan sistem
kekebalan tubuh manusia.
Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
opotunistik ataupun mudah terkana tumor. Meskipun penanganan yang telah
ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini
belum bisa benar–benar disembuhkan.
Penularan Virus HIV dan virus – virus sejenisnya umumnya ditularkan
melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau
aliran darah dengan cairan tubuh yang sudah mengandung HIV seperti
darah,air mani, cairan vagina, caira preseminasi dan air susu ibu. Penularan
dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal,anal, ataupun oral), transfusi
darah, jarum suntik yang terkontaminasi, anatara ibu dan bayi selama
kehamilan, bersalin atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan tubuh tersebut.
Penyakit HIV/AIDS menimbulkan beberapa permasalahan yang cukup serius
bagi penderitanya. Secara fisik dapat menimbulkan kerentanan terhadap
beberapa penyakit seperti TB, infeksi pada mulut dan tenggorokan oleh
jamur, pembengkakan kelenjar getah bening dan muncul bercak gatal
diseluruh tubuh.
B. Pencegahan HIV/AIDS
Upaya – upaya pencegahan HIV/AIDS harus dikaitkan dengan bagaimana
penularan AIDS dapat terjadi. Terdapat 3 pencegahan penularan HIV/AIDS
yaitu:
1. Pencegahan Penularan Melalui Hubungan Seksual
a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (abstinence).
Hubungan seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah

3
b. Bila telah menikah, hanya mengdakan hubungan seksual dengan
pasangan sendiri, yaitu suami atau istri sendiri. Tidak mengadakan
hubungan seksual di luar nikah
c. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam
melakukan hubungan seksual harus menggunakan kondom secara
benar dan konsisten. Ketiga konsep pencegahan diatas dikenal
dengan istilah ABCE (Abstinence, Be faithful, Condom, Education)
d. Memperkuat iman dan takwa agar tidak terjerumus kedalam
hubungan seksual diluar nikah .
2. Pencegahan Penularan Melalui Darah
a. Transfusi darah
Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi
tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada seseorang yang HIV (+)
atau mengidap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor
darah. Begitu pula dengan mereka yang mempunyai perilaku
berisiko tinggi, misalnya sering melakukan hubungan seks dengan
berganti-ganti pasangan.
b. Penggunaan produk darah dan plasma
Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka
terhadap produk darah dan plasma (cairan darah) harus dipastikan
tidak tercemar HIV.
c. Penggunaan alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit
Penggunaan alat-alat seperti, jarum suntik, alat cukur, alat tusuk
untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya. Tindakan
desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan
tindakan yang sangat penting untuk dilakukan.
3. Pencegahan Penularan Dari Ibu Kepada Anak
Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin
yang dikandungnya atau bayinya cukup besar, kemungkinannya sebesar
30-40 %. Risiko itu akan semakin besar bila si ibu telah terkena atau
menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah
terinfeksi HIV dianjurkan untuk mempertimbangkan kembali tentang
kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat kecil,
sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap menyusukan bayi
dengan ASI-nya.

4
C. Masalah dan Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi HIV/AIDS
1. Masalah penyandang HIV/AIDS
a. Masalah fisik
Seseorang menderita AIDS diawali oleh melemahnya sistem
kekebalan tubuh karena serangan virus HIV hingga saat ini belum
ada ODHA yang dapat menghancurkan virus tersebut dan
memulihkan kembali sistem kekebalan tubuhnya akibat dari
melemahnya dan atau rusaknya sistem kekebalan tubuh menjadi
kerentanan terhadap berbagai penyakit,
b. Masalah psikis
Deraan berbagai penyakit yang silih berganti berlangsung
lama dan terutama adanya vonis terjangkit virus HIV
mengakibatkan goncangan mental psikologis ODHA. mereka
menjadi down, tidak stabil, gelisah, ketakutan, putus asa dan
merasa bersalah/berdosa, perasaan bersalah dan berdosa
lebih dirasakan oleh orang yang penderitaannya didapat dari
aktivitas yang menyimpang seperti seks bebas, homoseksual
dan IDU (Injection Drug User).
1) Beberapa dampak negatif HIV AIDS terhadap kejiwaan
penyandangnya dikemukakan oleh Susanto sebagai
berikut: Kecewa secara berlebihan bahkan mengalami
stress
2) Perasaan gelisah memikirkan perjalanan penyakit yang
diderita
3) Merasa tidak bertenaga dan kehilangan control
4) Kebingungan sehingga tidak mengerti apa yang harus
diperbuat
5) Mengalami perubahan kepribadian kehilangan ingatan
depresi serta kecemasan dan ketakutan. vonis bahwa
penyakit AIDS sangat berbahaya dan menakutkan bahkan
penyandangnya dipastikan akan segera meninggal tentu
akan memperparah beban mental psikologis penyandang
HIV/AIDS.

5
c. Masalah sosial dan ekonomi
HIV AIDS juga berdampak secara sosial dan ekonomi yakni
penyandangnya mengalami masalah yang cukup berat dalam
bersosialisasi baik di lingkungan tempat tinggal, sekolah ataupun
pekerjaan. permasalahan sosial yang dialami dan dirasakan ODHA
terutama dalam menghadapi sikap ataupun perlakuan Sebagian
besar masyarakat termasuk keluarganya yang sampai saat ini masih
cenderung diskriminatif seperti tak acuh, curiga, stigma atau cap
yang negatif menghindar bahkan mengucilkan. Bagi penyandang
yang disebabkan oleh pergaulan yang salah seperti seks bebas dan
pemakaian IDU, lebih merasa tertekan karena rasa sesal
berkepanjangan atas kesalahan dan dosa yang diperbuatnya.
Sedangkan bagi yang terkena karena kesalahan pihak lain, misal
tertular pasangannya dan transfusi darah kadang menyisakan
dendam kenapa dia harus menerima resiko tersebut.
Berbagai sikap atau perlakuan diskriminatif masyarakat yang
selama ini sering dialami ODHA mengakibatkan terganggunya
aktivitas sehari-hari terutama dalam upaya mereka memenuhi
kebutuhan hidupnya. HIV/AIDS Selain menyebabkan permasalahan
bagi penyandang nya juga berdampak pada masyarakat
sebagaimana dikemukakan oleh Susanto dampak negatif HIV/AIDS
di samping penyandangnya menjadi sangat tergantung kepada
orang lain dan penyingkiran (isolasi diri) sebagai akibat ketakutan
ataupun kecurigaan orang lain, juga berdampak pada masyarakat
luas yaitu terjadi prasangka buruk, sikap atau perlakuan diskriminasi
dan keresahan masyarakat. Secara ekonomi permasalahan yang
dirasakan ODHA ada disamping biaya hidup sehari-hari juga perlu
mencukupi kebutuhan biaya perawatan dan pengobatan sepanjang
sisa hidupnya. Sementara dalam mempertahankan dan atau
memperoleh pekerjaan mereka mengalami kesulitan sebagai akibat
dari sikap dan perlakuan diskriminatif masyarakat selama ini.
“Mereka yang telah ketahuan mengidap virus HIV atau yang jelas
telah menjadi penderita AIDS dikucilkan dari keluarga dipecat dari

6
pekerjaannya dan dijauhi oleh kawan-kawan mereka” (Gde
Muninjaya, 1999:56).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masalah
sosial ekonomi yang dialami penyandang HIV/AIDS terkait dengan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan tuntunan biaya perawatan
ataupun pengobatan medis yang relatif mahal dan perlu dilakukan
secara terus-menerus. Sementara di sisi lain penyandang
mengalami kesulitan dalam memperoleh sumber penghasilan
(pekerjaan) akibat dari sikap dan perlakuan masyarakat yang masih
diskriminatif.

d. Masalah HIV/AIDS dimasa pandemi Covid-19


Ada masalah dilematis yang muncul selama pandemi Covid-19,
antara lain :

1) Persoalan pertama terkait mitos HIV AIDS yang sudah terjadi


sejak awal epidemi HIV/AIDS di Indonesia, yaitu menyebut HIV
AIDS penyakit kutukan, hanya diderita jika memiliki perilaku
berisiko, ataupun mitos seputar penularan HIV yang berujung
pada diskriminasi pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHIV dan
ODHA). Sebagian besar masyarakat masih beranggapan HIV
menular melalui bersalaman, berpelukan, berciuman,
menggunakan alat makan bersama, berenang bersama, gigitan
nyamuk, menggunakan toilet umum, dan lain-lain yang
informasinya kurang tepat. Nyatanya, penularan HIV hanya
melalui cairan kelamin, cairan darah, dan ASI dari ibu HIV positif
tanpa konsumsi ART rutin. Menurut studi dari Yayasan Spiritia
Indonesia, adanya stigma dan diskriminasi ini menyebabkan
ODHIV tidak melakukan pengobatan hingga 2-3 tahun setelah
mereka didiagnosis dengan HIV.
2) Kedua, tentang penolakan terhadap kondom sebagai alat untuk
mnecegah penulran HIV/AIDS melalui hubungan seksual terjadi
karena sosialisasi HIV/AIDS yang tidak kompherensif. Selain itu
juga permasalahan gender equality, dimana kondom hanya
ditujukan pada laki-laki, sementara ada jenis kondom
perempuan yang juga dapat berpihak pada perempuan dalam

7
pengambilan keputusan menggunakan alat pencegahan HIV
khususnya pada perilaku berisiko. Namun, selama ini sosialisasi
penggunaan kondom di Indonesia hanya terbatas pada kondom
laki-laki.
3) Kurang optimalnya sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV
AIDS yang biasanya dilakukan secara massal dengan
keterbatasan media edukasi digital;
4) Penundaan pelaksanaan mobile VCT atau tes HIV pada
populasi berisiko, dikarenakan sumber daya yang terbatas dan
dialihkan untuk penanggulangan COVID-19; serta
5) Keterbatasan akses antiretroviral therapy (ART) dan risiko
kerentanan ODHIV atau ODHA yang lebih besar terinfeksi
COVID-19. Tanpa atau dengan adanya pandemi COVID-19,
persoalan HIV AIDS ini bagaikan bom waktu yang dapat
meledak kapanpun. Estimasi infeksi baru HIV setiap tahun
sebanyak 46.000 kasus. Oleh sebab itu, hal ini perlu mendapat
perhatian khusus, serta diperlukan langkah-langkah yang
konkret untuk menurunkan jumlah insiden infeksi HIV baru
terutama pada populasi berisiko di kelompok usia muda.

2. Upaya pemerintah dalam mengatasi HIV/AIDS


Strategi atau upaya pemerintah berdasarkan;
A. Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 TAHUN 2013 tentang
penanggulangan HIV dan AIDS (Permenkes 21/2013) mengatakan
bahwa strategi yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan
penanggulangan HIV dan AIDS meliputi :
1. meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan HIV dan AIDS melalui kerja sama nasional,
regional, dan global dalam aspek legal, organisasi, pembiayaan,
fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia
2. meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang
merata, terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta berbasis
bukti, dengan mengutamakan pada upaya preventif dan promotif;

8
3. meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat
berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan
kepulauan serta bermasalah kesehatan;
4. meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS;
5. meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV
dan AIDS;
6. meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan,
pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin
keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat
yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan
7. meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang
akuntabel, transparan, berdaya guna dan berhasil guna.
B. Pasal 11 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2014
tentang Penanggulangan Penyakit Menular yaitu upaya pencegahan,
Pengendalian dan Pemberantasan dalam Penanggulangan Penyakit
Menular dilakukan melalui kegiatan :
1. Promosi Kesehatan
2. Surveilans Kesehatan
3. Pengendalian Faktor Risiko
4. Penemuan Kasus
5. Penangangan Kasus
6. Pemberian Kekebalan (IMUNISASI)
7. Pemberian obat pencegahan secara massa, dan
8. Kegiatan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri

D. Upaya Industri Dalam Mengatasi HIV/AIDS di Tempat Kerja


Peraturan perundangan yang terkait program pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja :
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Sesuai
dengan Bab III pasal 3 huruf c dalam peraturan ini menyatakan bahwa
pencegahan dan penanggulangan terhadap timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan
2. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pada
pasal 86 mengatur hak pekerja/buruh untuk memperoleh perlindungan

9
atas keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi keselamatan
pekerja/buruh.
3. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja. Pada ;
Pasal 2 mengatur pengusaha wajib melaksanakan upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS dengan cara menyebarluaskan informasi
, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, memberikan
perlindungan kepada pekerja/buruh dengan HIV/AIDS dari perlakukan
diskriminatif serta menerapkan prosedur Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Pasal 4 mengatur tentang kerjasama antara pengusaha, pemerintah dan
serikat pekerja serta melibatkan pihak ketiga atau ahli dibidang
HIV./AIDS dalam melaksanakan pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja
Pasal 5 mengatur tentang persyaratan melakukan tes HIV yang tidak
boleh dilakukan oleh pengusahan atau pengurus dan hanya dilakukan
oleh dokter yang memunyai keahlian khusus dalam bidang HIV/AIDS.
Pasal 6 mengatur tentang kerahasiaan informasi data rekam medis dari
kegiatan konseling, tes HIV, pengobatan dan perawatan bagi setiap
pekerja/buruh.
E. Telaah Artikel HIV/AIDS
1. Jurnal Internaisonal
Judul : HIV- and AIDS-related knowledge and attitude of residents in
border regions of Vietnam .
(Pengetahuan dan Sikap terhadap HIV – AIDS di pendudukan wilayah
perbatasan Vietnam).
Tujuan Penelitian : This study aims to explore the knowledge and attitude
toward HIV/AIDS among people in Vietnam border zones.
(Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap
terhadap HIV/AIDS pada masyarakat di wilayah perbatasan Vietnam.)
Metode : We conducted a cross-sectional study in three border
communes in Thanh Hoa province with 600 HIV(−) residents. Data about
socio-demographic characteristics, general HIV knowledge, knowledge
about prevention of mother-to-child transmission, treatment and care,
HIV testing services, and attitude toward HIV/AIDS were collected.

10
Multivariate Tobit regression was used to determine related factors with
the knowledge and attitude.
(Penelitian ini melakukan studi cross-sectional di tiga wilayah perbatasan
di provinsi Thanh Hoa dengan 600 responden HIV (-) . Data yang
dikumpulkan yaitu karakteristik demografi sosial, pengetahuan umum
HIV, pengetahuan tentang pencegahan penularan dari ibu ke anak,
pengobatan dan perawatan layanan tes HIV dan sikap terhadap
HIV/AIDS. Metode Analisis regresi multivariat yang digunakan untuk
mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan pengetahuan dan
sikap).
Hasil : The highest percentage of people having correct statements was
for “HIV could be transmitted from mother to child” (98.2%), while the
lowest percentage was for item “Know health facilities where HIV-positive
people could register for care and check-up” (28.2%). People had the
highest score in “Knowledge about HIV transmission routes” and the
lowest score in “Knowledge about HIV/AIDS prevention measures”. Most
of the people were not afraid of being exposed to HIV-positive individuals
(66.0%), willing to buy goods from HIV-positive sellers (78.9%), and
willing to take care of people living with HIV in their family (90.1%).
Education, ethnic, marital status, occupations, and HIV/AIDS information
sources were found to be associated with knowledge and attitude toward
HIV/AIDS.
(Persentase tertinggi orang yang memiliki pernyataan benar adalah
untuk “HIV dapat ditularkan dari ibu ke anak” (98,2%), sedangkan
persentase terendah adalah untuk item “Tahu fasilitas kesehatan tempat
Odha dapat mendaftar untuk perawatan dan pemeriksaan” (28,2%).
Orang memiliki skor tertinggi dalam “Pengetahuan tentang jalur
penularan HIV” dan skor terendah dalam “Pengetahuan tentang tindakan
pencegahan HIV/AIDS”. Sebagian besar masyarakat tidak takut terpapar
Odha (66,0%), bersedia membeli barang dari penjual HIV-positif (78,9%),
dan bersedia merawat ODHA di keluarganya (90,1% ). Pendidikan, etnis,
status perkawinan, pekerjaan, dan sumber informasi HIV/AIDS
ditemukan berhubungan dengan pengetahuan dan sikap terhadap
HIV/AIDS).
2. Jurnal nasional

11
Judul : Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap
Orang dengan HIV/AIDS di Kalangan Remaja 15-19 Tahun di Indonesia
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan stigma terhadap ODHA di
kalangan remaja usia 15-19 tahun di Indonesia
Metode penelitian : penelitian ini menggunakan data Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dengan desain studi cross-
sectional. Sampel penelitian sebanyak 8.316 orang.
Hasil : Hasil studi menunjukkan 71,63% remaja mempunyai stigma
terhadap ODHA, 49,10% remaja mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang HIV. Pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS berhubungan
dengan stigma terhadap ODHA (PR= 1,210 95% CI: 1,149-1,273)
setelah dikontrol oleh keterpaparan media massa. Perlu dilakukan
peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja guna
mengurangi stigma terhadap ODHA.
3. Jurnal nasional
Judul :Peran Pemerintah Daerah dalam Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Merauke
Tujuan Penelitian : Mengetahui upaya – upaya yang dilakukan
pemerintah kabupaten merauke dalam melakukan pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS
Metode Penelitian :Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Tipe penelitian ini menyajikan
satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial
atau hubungan yang digunakan jika ada pengetahuan atau informasi
tentang gejala sosial yang akan diselidiki atau dipermasalahkan.
Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, yaitu pengumpulan
data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang
diteliti, mengadakan wawancara dengan informan untuk mendapatkan
informasi sebanyak mungkin dengan mengajukan beberapa pertanyaan
mengenai masalah yang diteliti dan penelitian pustaka dengan
mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen tertulis, buku-buku,
laporanlaporan, serta peraturan perundang-undangan yang erat
kaitannya dengan penelitian ini serta ditunjang oleh data sekunder.

12
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik analisis data
kualitatif dimana data yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif
digunakan untuk mendapatkan penjelasan mengenai pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di kabupaten Merauke. Data dari hasil
wawancara yang diperoleh kemudian dicatat dan dikumpulkan sehingga
menjadi sebuah catatan lapangan
Hasil : Dari hasil penelitian menunjukkan dua hal. Pertama, Pemerintah
Kabupaten Merauke telah melakukan upaya-upaya didalam pencegahan
dan penanggulangan HIV-AIDS. Upaya yang dilakukan dibidang
pencegahan yaitu diantaranya meningkatkan komunikasi, informasi dan
edukasi tentang HIV-AIDS, meningkatkan penggunaan kondom,
meningkatkan upaya penurunan prevalensi penyakit infeksi menular
seksual, meningkatkan upaya pencegahan penularan HIV dari ibu
kepada bayi, dan meningkatkan kewaspadaan. Upaya dibidang
penanggulangan yaitu layanan VCT, dan pengobatan ODHA. Kedua,
dalam pelaksanaan upaya tersebut terdapat hambatan dan tantangan.
Hambatan yang terjadi meliputi rendahnya tingkat pendidikan, masih
kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat akan bahaya HIV
AIDS dan masih adanya stigma dan diskriminasi HIV-AIDS. Adapun
tantangan pemerintah kabupaten Merauke diantaranya mutasi pegawai
dalam kelembagaan pemerintah, berkembangnya teknologi informasi
dan komunikasi, dan mobilitas penduduk.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus
– virus lain yang dapat mneurunkan sistem kekebalan tubuh. Virus
penyebabnya disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Terdapat 3 pencegahan
penularan HIV/AIDS yaitu: Pencegahan Penularan Melalui Hubungan
Seksual , Pencegahan Penularan Melalui Darah, Pencegahan Penularan
melalui Ibu ke anak. Strategi atau upaya pemerintah berdasarkan; Pasal
5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 TAHUN 2013 tentang
penanggulangan HIV dan AIDS (Permenkes 21/2013) dan Pasal 11 ayat
(1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular . Upaya Industri Dalam Mengatasi
HIV/AIDS di Tempat Kerja Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004
tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.
B. Saran
Isu tentang HIV/AIDS di indonesia masih merupakan hal yang
perlu lebih diperhatikan dari segi pencegahan, penularan dan perawatan
serta pengobatannya. Salah satu cara terbaik adalah memberikan
pengetahuan mengenai HIV/AIDS sejak dini dengan media promosi
kesehatan agar masyarakat lebih memahami masalah penyakit menular
seksual salah satunya HIV/AIDS serta lebih memperhatikan kembali
kesehatan individu dan kelompok.

14
DAFTAR PUSTAKA

Prayuda,M,R,. 2017. Pencegahan dan Tatalaksana HIV/AIDS. Jurnal Agromed


Unila. Vol 2(3). Hal 233-236.

Darti,N,A,. Imelda,F,. 2019. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS


Melalui Peningkatan Pengetahuan dan Screening HIV/AIDS Pada Kelompok
Wanita Berisiko di Belawan Sumatera Utara. Jurnal Riset Hesti Medan. Vol 4(1).
Hal 13 – 17.

Kissumi Diyanti. (2006). Permasalahan Penyandang HIV/AIDS. Jurnal Penelitian


Dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, 11(03) : 67-73. (Diakses 15 oktober
2021)

Direktorat Pengawasan Norma K3 Kementrian Tenaga Kerja. 2017. Kumpulan


Modul K3. Modul Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Umum.

Situmeang, et al., 2017. Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan stigma


terhadap orang dengan HIV/AIDS dikalangan remaja 15-19 Tahun di Indonesia
(Analisis Data SDKI Tahun 2012). Vol 1 No. 2. dilihat 13 oktober 2021

Canh,D,H,. Bach,X,T,. & Manh,D,P,. 2019. HIV and AIDS- related knowledge and
attitude of residents in border regions of Vietnam. Harm Reduction Journal. Vol
16(11) : 2-9.

15

Anda mungkin juga menyukai