Anda di halaman 1dari 13

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

CARING DAN CURING

Disusun Oleh :
Ismail Marzuki Abdullah
NIM : 821213006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI


PONTIANAK
A. KONSEP DASAR CARING DAN CURING
1. PENGERTIAN CARING DAN CURING
Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, serta suatu
perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang
berhubungan dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia, jadi curing adalah
tindakan nyata dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian. Dalam
menilai seorang perawat klien memiliki presepsi tersendiri. Penilaian
terhadap seorang perawat itu disebut dengan presepsi klien terhadap caring
itu sendiri, karena dalam praktiknya seorang perawat mampu menerapkan
konsep caring kepada siapapun, maka dalam praktiknya seorang perawat
menjadikan kehadiran yang menentramkan mengenali individu sebagai
sesuatu yang unik dan menjaga kebersamaan, perhatian penuh kepada klien
salah satu sikap pelayanan yang dinilai oleh klien. Teori Swanson
menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan dan proses
karakteristik pelayanan. Teori caring Swanson (1991) menjelaskan tentang
proses caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang
berarti dalam kehidupan seseorang hadir secara emosional, melakukan suatu
hal kepada orang lain sama seperti melakukan terhadap diri sendiri,
memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani
transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseoang dalam menjalani
hidup (Potter dan Perry, 2005:110) Sebagai perawat penting dalam
mengetahui bagaimana klien menerima caring dan pendekatan apa yang
paling baik untuk melakukan pelayanan. Biasanya klien mempunyai banyak
presepsi yang berbeda mengenai caring itu sendiri. Konsep caring tidak
hanya dipakai untuk menangani pasien saja, tetapi dalam kehidupan sehari-
hari sangat dibutuhkan, terlebih lagi ketika kita bertemu dengan orang.
Contohnya saja kepada orang yang lebih tua, di kampus misalnya. Jika kita
bertemu dengan mahasiswa senior, maka bentuk kepedulian terhadap
mereka adalah dengan menyapanya, dan memberikan senyum terbaik kita.
Karena pada dasarnya caring berarti juga memberikan kasih sayang dan
perhatian yang mencerminkan rasa kepedulian terhadap kehidupan.
Keperawatan adalah sebuah kegiatan melayani masyarakat. Salah satu
komplemen untuk menjadi seorang perawat itu sendiri adalah caring atau
peduli. Caring merupakan suatu sikap universal yang dapat diterapkan di
dalam lingkungan sekitar. Caring sangat penting karena akan mempengaruhi
pengembangan pikiran yang terarah menuju sebuah hasil positif dalam diri
seseorang yang dirawat. Caring sendiri dalam praktik keperawatan saling
berkaitan. Saat seorang perawat berhubungan dengan seorang klien maka
kemampuan dalam melayani semakin berkembang. Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa caring merupakan dasar dari ilmu keperawatan dan
bagaimana perilaku caring dari perawat itu sendiri dapat menjadi jaminan
kualitas keperawatan tersebut bermutu atau tidak. Sudah jelas bahwa caring
memang menjadi ciri khas utama yang dimiliki perawat dan memang yang
utama diperlukan pasien untuk pulih dari proses curing. Curing sendiri
memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam
prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat dipahami bahwa
curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/ data
dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa dipertanggung jawabkan.
Dalam hal ini tugas untuk melakukan curing dilaksakan oleh tenaga dokter.
Curing merupakan komponen dalam caring. Antara caring dan curing
merupakan hubungan yang saling melengkapi. Dalam caring lebih
ditekankan pada kebutuhan dan respon dari klien untuk ditanggapi dengan
perawatan, berbeda dengan curing yang lebih memperhatikan penyakit yang
diderita serta bagaimana pengobatan dan penanggulannya. Dalam tindakan
melakukan proses curing dibutuhkan caring, dan setelah tindakan curing
dibutuhkan caring untuk memulihkan kondisi pasien. Bisa dikatakan
tindakan caring sebenarnya mendominasi dalam kegiatan medis. Selain itu
caring dan curing juga bisa dilihat berbeda tujuannya. Tujuan dari perilaku
caring yaitu memenuhi kebutuhan dasar klien dalam membantu pelaksanaan
pengobatannya. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing untuk
menyingkirkan dengan menentukan penyakit klien serta bagaimana
pengobatan dan penanganannya. caring lebih kompleks daripada curing, dan
curing hanya bagian dari caring. Sebagai seorang perawat haruslah mampu
membedakan serta menyeimbangkan keduanya dengan sebaikbaiknya.
Kesejahteraan klien di dapat dari totalitas kita dalam melakukan caring.
Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan, karena caring
adalah esensi dari keperawatan itu sendiri.
2. Perbedaan Caring dan Curing
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau
pasien yang sedang menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut
mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan interpersonal yang
tercermin dalam perilaku caring. Caring merupakan fenomena universal
yang berhubungan dengan bagaimana seseorang
berpikir, berperasaan, dan bersikap terhadap orang lain. Dalam teori
caring, human care merupakan hal yang mendasar. Human care terdiri dari
upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau mengabdikan
rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri. Di samping itu, Watson
dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis
hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima
asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,
dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap
caring dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan
keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan,
selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi
asuhan. Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk
kinerja perawat dalam merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi
jaminan apakah perawat bermutu atau tidak. Caring sebagai inti profesi
keperawatan dan focus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat
universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh
dan terjadi dalam konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang
bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan kehati-hatian.
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger
(1984), Benner (1989) menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek
keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾ pelayanan kesehatan
merupakan caring sedangkan ¼ nya merupakan curing. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang
sehingga menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan
dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat
dipahami bahwa curing merupakan ilmu yang empirik, mengobati
berdasarkan bukti/ data dan mengobati dengan patofisiologi yang bisa
dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut.
Menurutnya, care merupakan komponen penting yang berasal dari naluri
seorang ibu. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan
terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada
klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan. Namun, tetap ada perbedaan
yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan
bahwa penyembuh penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat
melalui kegiatan pengobatan dan/ atau keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing terdapat
perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah
tugas sekundernya. Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer
dokter dan caring sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen
dalam caring. Karena di dalam caring termasuk salah satunya adanya
kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu penyembuhan
klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling melengkapi.[ CITATION
Tar \l 1033 ].
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat
dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat
diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi
masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien.
Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk
kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien. Dengan kata
lain dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik beratkan
pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian
perawatan. Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang
diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi
keperawatan (caring) yaitu membantu klien memenuhi masalah klien baik
fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan tindakan keperawatan yang
meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan
konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih kepada
melakukan tindakan pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif.
Dari sini dapat difahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek
fisik, psikologi, sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan
pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari per bedaan caring dan
curing yaitu dari aspek tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan,
mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh pasien.
Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan
menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan
penanganannya.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa caring lebih


kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang
menyangkut seluruh kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun
spiritual. Curing hanya bagian dari caring. Sebagai seorang perawat, kita
harus mampu membedakannya dan melakukan caring dengan sebaik-
baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan
caring. Caring tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena
caring merupakan esensi keperawatan itu sendiri.

B. APLIKASI CARING DAN CURING DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara


agama, jiwa, akal, jasmani, harta, dan keturunannya. Setidaknya tiga dari
yang disebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika
ditemukan bahwa islam amat kaya tentang tuntunan kesehatan. Kesehatan
merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan, islam pun
memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun hadits yang
berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang
menjaga kesehatan:
Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh
itu adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka
itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).

Sehat dan sakit bagi seorang muslim bisa dipandang sebagai ujian
atau kifarat bagi dosa-dosa yang telah dilakukan, dan semua yang terjadi
tidak luput dari kehendak Allah SWT. Dokter, perawat, petugas kesehatan,
obat, dan pihak lainnya hanyalah perantara (instrument) bagi kesembuhan
dari Allah. Sehingga dalam mencari kesembuhan pun harus dengan cara-
cara yang diridhai Allah SWT, karena hakikat kesembuhan adalah dari
Allah SWT. Allah SWT berfirman :

Artinya : “dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku” (QS.
Asy Syu’ araa’ : 80).

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara


langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu keluarga dan
masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini perawat bertindak sebagai
comforter, protector, dan advokat, communicator, serta rehabilitator.
Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman
pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong
terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan
holistic, sehingga kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat
orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi
adalah lukisan satu tubuh jika salah satu angggota tubuhnya sakit maka
selruh tubuh akan merasa sakit. ( HR.Muttafaq Alaih).[ CITATION Ami08
\l 1033 ].

Aspek ‘caring’ yang menurut Watson diartikan sebagai kesadaran


penuh perawat untuk membangun hubungan professional perawat-klien
yang terapeutik yang meliputi unsur-unsur ‘trust, touch, presence, love,
compassion, empathy, dan competence’. Dalam konteks Islam,
membangun hubungan ‘caring’ dengan klien harus didasarkan pada nas
atau ayat yang diturunkan Allah SWT. Dalam hal ini, berarti segala
aktvitas pelayanan kepada klien didasarkan pada niat yang ikhlas untuk
semata-mata beribadah kepada Allah, bukan hanya hubungan kontrak
professional yang bersifat jasa atau komersial. Caring merupakan
manifestasi fitrah (wujud asli) dari refleksi terhadap kecintaan kepada
Allah dan rasul-Nya yang mengajarkan menyayangi yang lemah,
membesarkan hati yang sedang menderita sakit, serta menyelamatkan
kehidupan dan tidak berbuat kerusakan. Barang siapa yang berkeinginan
untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari kiamat, maka
bantulah orang yang dalam kesulitan/hindarkan kesulitannya (HR.
Muslim). Sehingga caring dalam pandangan Islam adalah keinginan untuk
bertanggungjawab, sensitif, sadar akan niat dan perbuatan untuk
beristiqomah di jalan yang benar untuk mencapai kesempurnaan dunia dan
akhirat[ CITATION Fit10 \l 1033 ].

Dalam Islam kita diajarkan untuk saling menghormati, menghargai


satu sama lain, serta bekerjasama dan menjunjung tinggi profesionalisme
sesuai hadits dimana Rasulullah bersabda ‘serahkan sesuatu pada ahlinya,
karena apabila sesuatu itu diurus oleh bukan ahlinya maka tunggulah
kehancurannya’, artinya yang dituntut adalah profesionalisme.
Implementasi asuhan keperawatan selanjutnya adalah bagaimana
penjabaran konsep caring yang mendasari keperawatan Islam
“Mummarid” yang telah diberikan contoh oleh Rasul dan sahabatnya
adalah hubungan antar perawat dan klien yang didasari keimanan dan
ihsan, seorang perawat muslim dalam memberikan asuhan keperawatan
Islami tentu harus berlandaskan pada keilmuannya, Islam mementingkan
profesionalisme berpengetahuan dan keterampilan seperti Allah jelaskan :

Artinya : “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan


apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash Shaff : 3).

Artinya : “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang


lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui” (QS. An
Nahl : 43).

Seorang perawat muslim harus memiliki ahlak seperti : tulus


Ikhlas, ramah, dan bermuka manis, penyantun, tenang, hati-hati dan tidak
tergopoh-gopoh, sabar dan tidak lekas marah, bersih lahir batin, cermat
dan teliti, memegang teguh rahasia, memiliki disiplin dan etos kerja yang
tinggi. Dengan modal hal diatas seorang perawat dapat mencapai tujuan
dari asuhan keperawatan yang diberikannya.

Perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak bisa bekerja


sendiri tetapi memerlukan orang lain, apakah itu satu tim ataupun tim lain
hal ini didasarkan pada konsep manusia dalam paradigma keperawatan
islam ia adalah sebagai An-Nas (mahluk sosial) dan
juga kerjasama dan kemitraan adalah perintah Allah (QS. Al-Maidah : 2),
(QS Al Hujarat : 10).

C. APLIKASI CARING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional
keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu: manusia, keperawata,
lingkungan dan kesehatan (Dwidiyanti, 2007) praktik caring sebagai pusat
keperawatan dasar sebuah kesatuan dan nilai-nilai kemanusian yang
universal (kebaikan, kepedulian,cinta terhadap diri sendiri dan orang lain).

1. PELAKSANAAN CARING DI LINGKUNGAN RUMAH DAN


BERTETANGGA
Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya kamu menjalani hubungan yang
baik dan dekat dengan seluruh tetangga yang ada di sekitar rumahmu dan
lingkungan tempat kamu tinggal. Oleh karena itu, kamu perlu menjadi
tetangga yang baik agar dapat membangun persaudaraan dan kedekatan,
sehingga kehadiranmu bisa 'dianggap' oleh lingkungan sekitar. Untuk
menciptakan peningkatan derajat kesehatan secara aktif tetangga sekitar
terlibat dalam pelayanan kesehatan, berkerja sama dan bertanggung jawab
untuk kesehatan sendiri dan di lingkungan rumah dan tetangga
Contoh aplikasi caring di lingkungan rumah dan bertetangga:
1. Membersihkan lingkungan bersama-sama
2. Tidak Mencemari Lingkungan
3. Tolong menolong
4. Saling menghargai
5. Memberikan home visit tetangga yang membutuhkan pelayanan
kesehatan
2. PELAKSANAAN CARING DI TEMPAT IBADAH
Caring Islami adalah perilaku profesional yang dimiliki seorang perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan kemampuan intelektual
yang akan diterapkan kepada pasien, keluarga dan masyarakat dengan penuh
perhatian, peduli, bersikap ramah, empati, sopan santun berperilaku yang
baik berlandaskan Al-Quran dan Sunnah. Caring Islami meliputi beberapa
komponen yang terdiri dari profesional, ramah, amanah, istiqomah, sabar
dan ikhlas (Widarti, 2010) dalam Abdurrouf (2013). Tempat ibadah
merupakan salah satu sarana tempat umum yang dipergunakan untuk
berkumpulnya masyarakat guna melaksanakan kegiatan ibadah ). Islam
menjelaskan bahwa sebagai manusia mempunyai kewajiban untuk berbuat
baik terhadap sesama manusia serta arahan dalam berhubungan di
masyarakat, berdasarkan firman Allah SWT dalam QS. Ali 'Imran Ayat 159,
Dalam Spiritual Sehat spiritual terjadi ketika individu menemukan
keseimbangan antara nilai-nilai dalam kehidupannya, tujuan, dan
kepercayaan dirinya dengan orang lain. Hubungan antara jiwa, daya pikir,
dan tubuh. Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh
terhadap kesehatan fisik seseorang

Contoh aplikasi caring di lingkungan tempat ibadah:


1. Saling tolong menolong
2. Mengadakan kegiatan keagamaan (hataman Al-Quran)
3. Menjaga kebersihan tempat ibadah
4. Menjaga kenyamanan dan khusuk saat beribadah
3. PELAKSANAAN CARING DI TEMPAT UMUM
Tempat Umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah/swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi
masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana
perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya dalam
kehidupan sehari-hari mengaplikasiakn konsep caring di lingkungan
tempat umum juga dapat dilakukan dengan cara merawat dan menjaga
kebersihan vasilitas umum yang digunakan orang banyak, saling
mengormati orang lain ,membantu orang lain sedang mengalami kesuitan
dalam suatu hal, dimasa pandemi ini sikap saling menjaga kesehatan
diperlukan saat berada di tempat umum contohnya memberian pendidikan
kesehatan menggunakan masker, dan mencucitangan.
Contoh aplikasi caring di lingkungan tempat umum:
1. merawat dan menjaga kebersihan vasilitas umum
2. memberi bantuan bagi yang membuthkan pertolongan
3. Menghargai Orang lain

Anda mungkin juga menyukai