Anda di halaman 1dari 93

Pendidikan:

untuk meningkatkan Budi Pekerti dan


Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan
KEBIJAKAN AKUNTANSI
DALAM PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
(DARI PERSPEKTIF PENGGUNA)

Dr Lalu Hendry Yujana.,SE.,Ak.,MM.,CA.,CBA


KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DIKLAT PENGELOLAAN BMN - BPPT


PUSDIKLAT KEKAYAAN NEGARA DAN PERIMBANGAN KEUANGAN
BPPK – KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Jakarta, 13 SEPTEMBER 2021
Direktorat Jendral Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, sebagai: Kepala Kantor Wilayah DJKN Jawa
Barat; Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; Plt Direktur Penilaian; dan Kepala Kantor Wilayah DJKN
Jawa Timur. Kemudian ditugaskan pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan sebagai Kepala Pusdiklat
Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan; dan Kepala Pusdiklat Keuangan Umum.

Disamping itu ada beberapa tugas yang pernah diemban dalam bidang lainnya, yaitu:
Lalu Hendry Yujana
Widyaiswara Ahli Utama Pimpinan pada Perguruan Tinggi: Ketua Jurusan Akuntansi dan Sekretaris Program Doktor Ilmu Ekonomi
Universitas Pancasila; Ketua Magister Akuntansi dan Wakil Rektor Bidang Administrasi Keuangan Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Mengajar: Program S1 Jurusan Akuntansi, Program Magister Manajemen dan Program
Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Pancasila dan Program Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah
hendrydmb@gmail.com Jakarta.

08111884377 Komisaris PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF); Komisaris PT Rajawali Nusindo; Anggota Dewas Universitas
Negeri Jakarta, dan Dewas BLU RS Bhayangkara Surabaya. Menyelesaikan Pendidikan S1 Jurusan Akuntansi
Jl Purnawarman 99
Kebayoran Baru Universitas Brawijaya (Register Akuntan CA No 11.D3685); Magister Manajemen; dan S3 (Doktor Manajemen
Jakarta Selatan Bisnis) bidang akuntansi Universitas Padjadjaran.

Saat ini, bertugas sebagai Pejabat Fungsional Widyaiswara Akhli Utama Kementerian Keuangan, Ketua Majelis
Pertimbangan dan Kehormatan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (DPP-APWI).
Dosen pada Politeknik Keuangan Negara STAN, dengan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) 8819301019 dan
Pendidikan:
untuk meningkatkan Budi Pekerti dan
Dosen Magister Akuntansi Universitas Muhammadiyah Jakarta. Pemegang Certified Trainer No. PLK
Etik, serta mampu menghadapi dan 086.01239.2016 dan Certified Assessor No. Reg. MET.000.001988 2016, keduanya dari Badan Nasional
mengantisipasi perubahan
Sertifikasi Profesi (BNSP-RI).
Pendidikan:
untuk meningkatkan Budi Pekerti dan
Mampu Menghadapi dan
Mengantisipasi Perubahan

TUJUAN BELAJAR DAN DISKUSI


Agar Anda selaku petugas Pengguna/KPB BMN dapat Menegakkan Prinsip Budi
Pekerti dan Etik Melalui Pemahaman dan kemampuan Pengelolaan BMN,
khususnya dalam lingkup Akuntansi Barang Milik Negara, kaitan antara Unit
Akuntansi dan pelaporan Barang dengan Unit Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Standar
Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Pendidikan:

MATERI BELAJAR untuk meningkatkan Budi Pekerti dan


Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan

LANDASAN HUKUM AKUNTANSI, STRUKTUR SAPP, URGENSI SAP


1 DAN AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA

POLA HUBUNGAN UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN BARANG DENGAN


2
UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

3 AKUNTANSI BMN : ASET LANCAR - PERSEDIAAN

4 AKUNTANSI BMN : ASET TETAP

5 AKUNTANSI BMN : ASET LAINNYA


Pendidikan:
untuk meningkatkan Budi Pekerti dan
Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan

0 PENGKONDISIAN
Pendidikan:

MATERI BELAJAR untuk meningkatkan Budi Pekerti dan


Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan

LANDASAN HUKUM AKUNTANSI, STRUKTUR SAPP, URGENSI SAP DAN


1
AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA
LANDASAN HUKUM KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN AKUNTANSI BMN

▪ UU No 17 Tahun 2003 Tentang Keu Negara. ▪ PMK Nomor 213 Tahun 2013 jo PMK Nomor 215
▪ UU No 1 Tahun 2004 Tentang Tahun 2016 tentang Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat (SAPP);
Perbendaharaan Negara.
▪ PMK 225/2019 Kebijakan Akuntansi Pemerintah
▪ UU No 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pusat, tgl 31 Desember 2019
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan ▪ PMK 212/2019 “Jurnal Akuntansi Pemerintah pada
Negara Pemerintah Pusat”. 31 Desember 2019

➢ PMK No 181 Tahun 2016 Tentang


PP No 71 Tahun 2010 tentang Penatausahaan BMN;
➢ PMK 118 Tahun 2018 Tentang Tata Cara
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Rekonsiliasi BMN Dalam Rangka Penyusunan
LKPP
- IPSAP, Bultek (PP Nomor 71 Tahun 2010)
➢ BAS, Dll

PP 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan


BMN/BMD sebagai mana dirubah dengan ➢ PMK dan KMK dan Peraturan/Keputusan
PP 28 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Menteri/Ketua Lembaga, Dll
BMN/BMD Lalu Hendry Yujana
hendrydmb@gmail.com
KERANGKA UMUM
SISTIM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH PUSAT - SAPP
SEKTOR PUBLIK – PERUSAHAAN PUBLIK
PENJELASAN UU NO 1 TAHUN 2004:

PEMERINTAHAN “AGAR INFORMASI YANG DISAMPAIKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


(PSAP) PEMERINTAH DAPAT MEMENUHI PRINSIP TRANSPARANSI DAN
AKUNTABILITAS, PERLU DISELENGGARAKAN SISTEM AKUNTANSI DAN
KUASI
SEKTIOR
PEMERINTAH PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (SAPP) YANG SESUAI
PUBLIK
(PSAP + PSAK 45)
DENGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)“.

BUMN/D
(PSAK) SAPP: ADALAH RANGKAIAN SISTEMATIK DARI
PROSEDUR,PENYELENGGARA, PERALATAN, DAN ELEMEN LAIN UNTUK
PERUSAHAAN MEWUJUDKAN FUNGSI AKUNTANSI SEJAK PENGUMPULAN DATA,
PUBLIK
PENCATATAN, PENGIKHTISARAN SAMPAI DENGAN PELAPORAN POSISI
KEUANGAN DAN OPERASI KEUANGAN PADA PEMERINTAH PUSAT.
(PMK 215 TAHUN 2016 Tentang SAPP) – SIKLUS AKUNTANSI
• Relevan
SIKLUS AKUNTANSI PADA PEMERINTAH PUSAT - SAI • Andal
• Dapat Dibandingkan
• Dapat dipahami
• Tidak menyesatkan
INPUT PROSES OUTPUT

IDENTIFIKASI PENCATATAN, PENGUKURAN DAN


PENGIHTISARAN PELAPORAN
TRANSAKSI PENGKLASIFIKASIAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH – SAP


Analisis Neraca Laporan
Transaksi Buku Percobaan Keuangan
Jurnal
Besar

Jurnal LK KL LK BUN/
Dokumen BB Akrual LKPP
Sumber Akrual
Jurnal BB Kas 1.LRA 1.LRA
Kas Jurnal 2.NERACA 2.LP SAL
Penyesuaian 3.LO 3.NERACA
Buku 4.LPE 4.LO
Pembantu 5.CaLK 5.LPE
Transaksi 6.LAK
7.CaLK

SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT - SAPP


Formulasi Prosedur Bagan Akun Kebijakan Akuntansi dan Pengaturan Hardware
SDM Trampil
Transaksi Standar Pelaporan Keuangan Kelembagaan dan Software
TUJUAN SAPP RUANG LINGKUP SAPP
Menjaga aset Pemerintah Pusat dan SAPP wajib diselengarakan oleh:
1 instansi-instansinya 1. Seluruh unit organisasi pada Pemerintah
Pusat
2. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada
Menyediakan informasi yang akurat dan Pemerintah Daerah dalam rangka
tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan pelaksanaan Dekonsentrasi / Tugas
2 keuangan Pemerintah Pusat untuk Pembantuan yang dananya bersumber dari
menentukan ketaatan terhadap otorisasi APBN
anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas 3. Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada
pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum
Menyediakan informasi yang dapat Negara (BUN)

3 dipercaya tentang posisi keuangan suatu


instansi dan Pemerintah Pusat secara
keseluruhan Unit atau entitas yang dikecualikan dari SAPP:
1. Pemerintah Daerah yang dananya bersumber
dari APBD
Menyediakan informasi keuangan yang 2. BUMN
4 berguna untuk perencanaan, pengelolaan 3. BUMD
dan pengendalian kegiatan dan keuangan
pemerintah secara efisien
KARAKTERISTIK SAPP
DAN AKUNTANSI BMN

BASIS AKUNTANSI DESENTRALISASI BAGAN AKUN STANDAR


SISTIM
▪ Laporan PELAKSANAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMBUKUAN
Keuangan ANGGARAN. PEMERINTAHAN
BERPASANGAN
Pemerintah ➢ Kodefikasi Panduan dalam
menggunakan
➢ Untuk akuntansi ➢ Pembentukan elemen melakukan
basis akrual. unit-unit transaksi, pengakuan,
▪ Basis kas, tetap
atas anggaran
Akuntansi dan akuntansi dan pengukuran,
digunakan dalam dilaksanakan
Pelaporan pelaporan untuk penyajian dan
LRA sepanjang secara single
Keuangan dan memudahkan pengungkapan atas
APBN disusun entry
Barang secara dlm transaksi keuangan
menggunakan (pembukuan
berjenjang penganggaran
pendekatan basis tunggal)
dan Pertgjwbn Lalu Hendry Yujana
kas hendrydmb@gmail.com
STRUKTUR
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Disertai Publikasi Lainnya


SAP adalah Prinsip- KERANGKA
Prinsip Akuntansi KONSEPTUAL
yang diterapkan
dalam menyusun Interpretasi PSAP (IPSAP)
dan menyajikan
Laporan Keuangan PERNYATAAN • IPSAP dimaksudkan untuk
Pemerintah SAP menjelaskan lebih lanjut topik
tertentu guna menghindari
salah tafsir pengguna PSAP.

Disusun oleh KSAP STANDAR Buletin Teknis


dan berlaku bagi AKUNTANSI • Buletin Teknis merupakan
Pemerintah Pusat
Dan Pemerintah PEMERINTAHAN arahan/ pedoman untuk
Daerah
penerapan PSAP maupun
IPSAP.
Dr Lalu Hendry Yujana.,Ak.,C.A
Email: hendrydmb@gmail@com
BASIS AKUNTANSI PEMERINTAHAN

• Basis Akuntansi merupakan prinsip-prinsip Akuntansi Akuntansi Basis


akuntansi yang menentukan kapan pengaruh Basis Kas Akrual (Accrual
Basis Of
atas transaksi atau kejadian harus diakui untuk (Cash Basis
of Accounting) Accounting)
tujuan pelaporan keuangan

Suatu transaksi ekonomi


Basis Kas (Cash Basis Akrual Pencatatan pendapatan dan peristiwa-peristiwa
Basis of (Accrual Basis Of dan atau biaya lain diakui dan dicatat
Accounting) Accounting) dilakukan pada saat dalam catatan akuntansi
kas diterima oleh kas dan dilaporkan dalam
pemerintah (Kas Umum periode laporan
Modified accrual basis, Modiified cash Basis, Negara) atau keuangan pada saat
Cash Toward Accrual, dll dibayarkan dari kas terjadinya transaksi
pemerintah (Kas Umum tersebut, bukan saat
Negara). kas/setara kas diterima
atau dibayarkan.

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
PERBEDAAN PENGAKUAN ANTARA
BASIS KAS (PADA “PENDAPATAN LRA”) DENGAN BASIS AKRUAL (PADA “PENDAPATAN-LO”)

Pendapatan-LRA Pendapatan-LO

Penerimaan oleh BUN/BUD Hak pemerintah yang diakui


atau oleh entitas pemerintah sebagai penambah nilai
lainnya yang menambah SAL kekayaan bersih. Kekayaan
LRA
dalam periode TA yang Bersih adalah Selisih Aset
bersangkutan yang menjadi vs dengan Kewajiban atau
hak pemerintah, dan tidak disebut dengan Ekuitas.
perlu dibayar kembali oleh LO
pemerintah

JENIS SAAT PENGAKUAN


PENDAPATAN PENDAPATAN LRA PENDAPATAN LO
PNBP PNBP diakui saat realisasi kas a. Saat diterima pembayaran PNBP dari wajib bayar atas
diterima di rekening kas umum benefit/manfaat yang telah diterima oleh wajib bayar
negara b. Saat ditetapkan PNBP terutang melalui penetapan instansi pengelola
PNBP maupun mitra pengelola instansi PNBP atas benefit/manfaat
yang telah diterima oleh wajib bayar
PERBEDAAN PENGAKUAN ANTARA BASIS KAS (PADA “BELANJA”)
DENGAN BASIS AKRUAL (PADA “BEBAN”)

Belanja - LRA Beban - LO

Semua pengeluaran oleh


BUN/BUD yang mengurangi
SAL dalam periode TA
bersangkutan yang tidak LRA Kewajiban pemerintah yang
akan diperoleh diakui sebagai pengurang nilai
vs kekayaan bersih.
pembayarannya kembali
oleh pemerintah LO

NO KLASIFIKASI SAAT PENGAKUAN


1 BELANJA Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara atau pengesahan
dari Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara.
2 BEBAN Beban diakui pada saat:
a. timbulnya kewajiban;
b. terjadinya konsumsi aset;
c. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Kerangka Umum SAPP (1)

ENTITAS PELAPORAN SAPP


Penggabungan
Entitas Akuntansi

ENTITAS AKUNTANSI SAI - LKKL SA-BUN


Penggguna Anggaran/Barang (KEMENTERIAN/LEMBAGA (KEMENTERIAN KEUANGAN

ENTITAS AKUNTANSI Unit Akuntansi dan Unit Akuntansi dan


Penggguna/Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang Pelaporan Barang Pelaporan Keuangan

CATATAN:
Pembentukan Unit Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan / Barang dibuat secara berjenjang dengan
unsur vertikal dan dapat disesuaikan dengan
karakteristik entitas
KERANGKA UMUM SAPP
PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN (2)

DJKN SAPP

SA-BUN
SAI
999

SIMAK/ SAUP&H SA-PP SA-TD SA-PBL SA-BSBL


Belanja
SA-TK
SAK SIMAN- SiAP Hutang dan SA-IP Penerus Transfer Pengelola
Subsidi dan Transak
BMN Hibah Pinjaman Daerah Badan Lain Lain-Lain Khusus

BPH Migas,
999.01 999.07
SAKUN SAU 999.03 999.04 999.05 BAPERTARUM, 999.99
999.02 BAZNAS 999.08
KERANGKA UMUM SAPP (3)
SiAP SISTEM AKT. PUSAT

SAUP SISTEM AKT. UTANG PEMERINTAH

SIKUBAH SISTEM AKT. HIBAH

SAIP SISTEM AKT. INVESTASI PEMERINTAH

SAPPP SISTEM AKT. PENERUSAN PINJAMAN PEMERINTAH


SA-BUN
SATD SISTEM AKT. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

SABS SISTEM AKT. BELANJA SUBSIDI

SABL SISTEM AKT. BELANJA LAINNYA

SATK SISTEM AKT. TRANSAKSI KHUSUS

SAPBL SISTEM AKT. & PELAPORAN BADAN LAINNYA


Pendidikan:

MATERI BELAJAR untuk meningkatkan Budi Pekerti dan


Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan

POLA HUBUNGAN UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN BARANG DENGAN


2
UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN:
a. BMN dan Organisasi
b. Pola Hubungan UAPPB/UAPPA
c. Hubungan Laporan Barang KP/P dengan Laporan Keuangan KL
d. Pembukuan Versus Akuntansi BMN
ILUSTRASI N E R A C A
31 DESEMBER 2020

Assets Allocation/ Financing/


Investment Decision Fund Raising Decision

Aset/Kekayaan Daerah Dimiliki Kewajiban dan Kekayaan Bersih

Tidak Dipisahkan : Kewajiban


Kas dan Setara Kas Contingent liability
Piutang Obligasi
Persediaan ……………….. = BMN
Investasi Permanen
Aktiva Tetap Berwujud
Aktiva tetap tdk Berwujud Kekayaan Bersih
= BMN
Aktiva Lain-Lain: KDP

Total Aset Total Kewajiban dan Kekayaan Bersih

Dr Lalu Hendry Yujana.,SE.,Ak.,MM.,CA


KEMENTERIAN KEUANGAN
ORGANISASI PENGELOLAAN BMN PENGELOLA - PENGGUNA

PENGELOLA PENGGUNA

PUSAT DJKN UAPB


SEKJEN

UAPPB – E1

KANWIL DJKN Dirjen / Irjen /


Badan
VS UAPPB – W

Kakanwil /
PUSAT/UPT
KPKNL

UAKPB
KEPALA KTR / UPT

Dr Lalu Hendry Yujana.,Ak.,C.A


Email: hendrydmb@gmail@com
ORGANISASI PENGELOLA DAN PENGGUNA BMN dan SIMAK/SIMAN - BPPT

Sekretariat Utama

SIMAK/ Sekretariat Utama/


Kedeputian

Kakanwil/
Pusat

Pusat/Balai

Dr Lalu Hendry Yujana.,Ak.,C.A


Email: hendrydmb@gmail@com
23
UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN DAN BARANG DALAM SAI

UAPA UAPB

UAPPA-E1 UAPPB-E1

UAPPA-W (DK/TP) UAPPB-W


(DK/TP)

UAKPA (DK/TP) UAKPB (DK/TP)


MEKANISME
PELAPORAN
SAI
DJKN UAPB UAPA DJPBN

opsional UAPPB-E1 UAPPA-E1 opsional

KANWIL KANWIL
DJKN DJPBN

UAPPB-W UAPPA-W

BLU
UAKPA 25
KPKNL UAKPB UAKPA KPPN
KPPN
HUBUNGAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN
SISTEM AKUNTANSI BARANG TINGKAT SATKER

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
HUBUNGAN LAPORAN BARANG PENGGUNA DAN LAPORAN KEUANGAN KL
PMK NO 118/2018 TENTANG: TATA CARA REKONSILIASI BMN DALAM RANGKA PENYUSUNAN LKPP

KPB
KPB
KPB
PENGGUNA BARANG

Laporan Barang Audit


Akuntansi Kuasa Pengguna BPK
BMN

1. Keberadaan Aset
PENGGUNA Laporan Keuangan
(KL) 2. Kelengkapan Bukti Opini BPK
(KL) - BA 081
Laporan Barang 3. Nilai Aset
Pengguna 4. Kepatuhan pada
PENGELOLA BARANG

Peraturan, dan
5. Pengungkapan
PENGELOLA Laporan Keuangan
Cukup Opini BPK
(DJKN) Pemerintah Pusat
Laporan Barang
Milik Negara
Audit Dr Lalu Hendry Yujana.,Ak.,C.A
Email: hendrydmb@gmail@com
BPK
Dokumen Sumber
untuk Proses bisnis akuntansi di tingkat UAKPB (1/2)

DOKUMEN SUMBER YANG DIGUNAKAN

UAKPB termasuk UAKPB Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan melakukan proses Pembukuan


dokumen sumber dan verifikasi BMN. Dokumen sumber dalam Pembukuan BMN termasuk yang
berasal dari transaksi BMN yang sumber pendanaannya berasal dari Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan.
Dokumen sumber yang digunakan dalam proses Pembukuan BMN pada tingkat UAKPB sebagai
berikut:

1) Dokumen sumber Saldo Awal, meliputi:


a) Buku Barang;
b) DBKP; dan
c) LBKP, periode sebelumnya.
Dalam hal dokumen pada huruf a) sampai dengan huruf c) belum mencukupi, dapat
ditambahkan Laporan Hasil Inventarisasi (LHI) BMN.

Lalu Hendry Yujana


hendrydmb@gmail.com
DOKUMEN SUMBER
UNTUK PROSES BISNIS AKUNTANSI DI TINGKAT UAKPB (2/2)

2). Dokumen sumber Mutasi (perolehan, perubahan, dan penghapusan dari


catatan) terdiri atas:
a) Berita Acara Serah Terima BMN;
b) Dokumen kepemilikan BMN;
c) Dokumen pengadaan dan/ atau pemeliharaan BMN:
1.Untuk yang melalui pembelian langsung:
i) SPM/SP2D/SP3B/SP2B; ii) Faktur pembelian; dan/ atau iii) Kuitansi;
2. Untuk yang melalui kontrak:
i) SPM/SP2D/SP3B/SP2B; ii) Surat Perintah Kerja (SPK); iii)
Perjanjian/Kontrak; iv) Surat Keterangan Penyelesaian Pembangunan/
Hasil Pekerjaan; dan/ atau v) Berita Acara Serah Terima Barang/
Hasil Pekerjaan;
d) Dokumen pengelolaan BMN; dan/ atau
e) Dokumen lainnya yang sah.
Lalu Hendry Yujana
hendrydmb@gmail.com
REKONSILIASI DATA
Rekonsiliasi Data
Rekonsiliasi adalah proses pencocokan data transaksi keuangan yang diproses dengan
beberapa sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan Dokumen Sumber yang sama

TUJUAN Meyakinkan keandalan data dalam penyusunan Laporan


Keuangan

KELUARAN Berita Acara Rekonsiliasi

MACAM PELAKSANAAN REKONSILIASI


• Rekonsiliasi internal antara unit pelaporan keuangan dan unit pelaporan barang pada Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang
• Rekonsiliasi internal antara UAKPA dengan bendahara pengeluaran/bendahara penerimaan
Satker
• Rekonsiliasi pelaporan keuangan antara Pengguna Anggaran dengan Kuasa BUN
• Rekonsiliasi pelaporan barang antara Pengguna Barang dengan Pengelola Barang

• Rekonsiliasi antara BUN dan Pengelola Barang

Dalam sudah single database, Rekonsiliasi Eksternal dilaksanakan hanya di tingkat KPPN saja. Namun jika
diperlukan, dilakukan secara berjenjang
JENIS DAN PERIODE PELAPORAN

JENIS PELAPORAN PERIODE PELAPORAN BATAS WAKTU DAN REVIU

1. Bulanan Laporan Keuangan Kementerian


1. Hasil cetakan yang ada di
2. Triwulanan Negara/lembaga tahunan disampaikan
menu aplikasi computer 3. Semesteran paling lama 2 (dua) bulan setelah tahun
4. Tahunan anggaran berakhir.
2. Laporan Keuangan Lengkap
LK Semestaraan dan Tahunan Laporan Keuangan tahunan harus disertai
(Termasuk Laporan Barang) disusun lengkap Pernyataan Telah Direviu yang ditanda
Selalu diserta dengan ADK (Arsip tangani oleh Aparat Pengawas Intern dan
Untuk BMN: Semester dan Tahunan Pernyataan Tanggung Jawab (Statement
Data Komputer) – Kalau sudah of Responsibility) yang ditandatangani
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga.
SIMAN, ADK bisa melengkapi
Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
PEMBUKUAN BMN
VERSUS
AKUNTANSI BMN

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
PEMBUKUAN – DARI SUDUT PENGGUNA
Wajib

DAFTAR BARANG
2 Pada Pengguna:
1. DBKP – 15 Jenis
2. DBP-W
3. DBP-Es1
KEGIATAN 4. DBP 1. LAPORAN
MENDAFTARKAN “DAFTAR BARANG
DAN MENCATAT, BARANG” 2. LAPORAN
KE DALAM BUKU BARANG-hanya ada MANAJERIAL
di KPB), Terdiri dari :
1. BBKP (5 jenis):
MENCAKUP: Intrakomptabel; Wajib
1. Semua BMN 1 Ekstrakomptabel;
Brg Bersejarah;
2. Penggunaan
Brg Persediaan; dan KDP
3. Pemanfaatan 2. KIB (6 Jenis)
4. Pemindahtanganan 3. DBR dan DBLain
5. Penghapusan, dan 4. Buku KPB-PNBP
6. Pemusnahan
Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
PROSEDUR PEMBUKUAN BMN
PADA PENGGUNA BARANG 4. SEMESTERAN
PP 27/2014 dan PP 28/2020
(1) Mencatat setiap perubahan data BMN ke dalam DBKP
1. AWAL berdasarkan data dari Buku Barang dan KIB. (2) Meminta
pengesahan DBKP kepada penanggung jawab UAKPB. (3)
(1) Membukukan dan mencatat semua BMN ke dalam Buku Melakukan rekonsiliasi atas DBKP dengan DBMN-KD per
Barang dan/ atau KIB. (2) Menyusun dan mendaftarkan Kementerian/Lembaga pada KPKNL, jika diperlukan
semua BMN ke dalam DBKP. (3) Meminta pengesahan DBKP
kepada penanggung jawab UAKPB. 5. AKHIR TAHUN
(1) Menginstruksikan setiap Penanggungjawab
Ruangan untuk melakukan pengecekan ulang
2. RUTIN kondisi BMN. (2) Mencatat perubahan kondisi BMN
(1) Pembukuan atas dokumen sumber pada yang telah disahkan oleh Penanggungjawab
Prosedur
setiap transaksi, ke BBKP. (2) Membuat dan/atau Ruangan ke dalam DBKP serta Buku Barang dan
memutakhirkan KIB, DBR dan DBL. (3) Membukukan Pembukuan KIB. (3) Melakukan proses pencadangan
dan mencatat perubahan kondisi barang ke BBKP. BMN (back up) data dan tutup tahun.
(4) Mencatat PNBP. (5) Dokumentasi dan
pengamanan dokumen (asli/duplikat dsb) 6.Proses Lainnya
(1) Membukukan dan mencatat hasil Inventarisasi
ke BB, DB, dan/atau KIB. (2) Melakukan reklasifikasi ke dalam
3. BULANAN DBKP-Barang Rusak Berat/Barang Hilang dan telah dimohonkan
pemusnahan, penghapusan, pemindahtanganan, kepada Pengelola
(1) Rekonsiliasi internal bersama UAKPA. (2) Meminta dokumen Barang. (3) Menghapus BMN dari DBKP-Barang Barang Rusak Berat/
pengadaan termasuk fotokopi SPM, Surat Perintah Pencairan Barang Hilang, dalam hal Keputusan Penghapusan telah ada dari
Dana (SP2D), Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Pengguna. (4) Mencatat kembali ke dalam akun Aset Tetap atau
melakukan reklasifikasi dari DBKP-Barang Hilang ke akun Aset Tetap,
Belanja/Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja (SP3B/SP2B) dalam hal dinyatakan hilang ditemukan kembali sebelum terbitnya
kepada UAKPA. Keputusan Penghapusan BMN. (5) melaporkan hal butir 2 Ke Pengelola.

Lalu Hendry Yujana, email: hendrydmb@gmail.com


Pendidikan:
untuk meningkatkan Budi Pekerti dan
Etik, serta mampu menghadapi dan

MATERI BELAJAR
mengantisipasi perubahan

3 AKUNTANSI BMN : ASET LANCAR - PERSEDIAAN


.

CAKUPAN PENGAKUAN PENGUKURAN


1. Barang Atau Perlengkapan (Supplies)
▪ Manfaat ekonomi dapat ▪ Biaya perolehan apabila diperoleh
Yang Digunakan Dalam Rangka dengan pembelian,
Kegiatan Operasional Pemerintah, atau diukur dengan andal
▪ Cost of production apabila
AKUNTANSI proses produksi;
2. Barang Dalam Proses Produksi Yang
▪ Diakui pada saat diterima diperoleh dengan memproduksi
atau hak kepemilikannya sendiri. Jika CoP sulit diterapkan,
Dimaksudkan Untuk Dijual Atau
PERSEDIAAN Diserahkan Kepada Masyarakat; dan/atau dapat digunakan biaya standar
3. Barang Yang Disimpan Untuk Dijual kepenguasaannya ▪ Nilai wajar, apabila diperoleh
Lalu Hendry Yujana Atau Diserahkan Kepada Masyarakat
berpindah dengan cara lainnya seperti
Email: hendrydmb@gmail.com Dalam Rangka Kegiatan Pemerintahan.
pengembangbiakan hewan dan
4. Brg utk tujuan strategis/berjaga2
seperti cadangan minyak,beras tanaman, donasi,rampasan dll

p
2
0

PENILAIAN BEBAN PERSEDIAAN


PENGUNGKAPAN METODE PENCATATAN ▪ FIFO
▪ Kebijakan akuntansi yang 1. Pencatatan: menggunakan ▪ HARGA PEROLEHAN TERAKHIR: Jika FIFO PENYAJIAN DALAM LO:
digunakan dalam persediaan, tidak bisa diterapkan, misalnya untuk yg ➢ “Beban Persediaan”, melalui stock
metode perpetual.
▪ Penjelasan lebih lanjut ttg 2. Pada akhir periode, catatan
jenisnya bermacam-macam, seperti: opname, kecuali:
persediaan, barang konsumsi; amunisi; bahan untuk ➢ Pemakaian brg persediaan utk
persediaan disesuaikan dengan pemeliharaan; suku cadang; persediaan
▪ Penjelasan atas selisih antara hasil Inventarisasi fisik
pemeliharaan dicatat sebagai
untuk tujuan strategis/berjaga-jaga; pita
pencatatan dengan hasil stock cukai dan leges; bahan baku; dan barang “Beban Pemeliharaan”, dan
3. Selisih lebih: menambah
opname dalam proses/setengah jadi; ➢ Penyerahan brg persediaan utk
persediaan.
▪ Jenis, Jumlah dan nilai persediaan dijual/diserahkan kepada
4. Selisih kurang menambah
dalam kondisi rusak atau usang masyarakat, dicatat sbg “Beban
BBAADDAANNKEKEBIJBIJAAKAKANNFFISISKAKALL-- IANNKEKEUUAANbeban
NGGAANNRRI persediaan
KEKEMEMENNTTEERR Barang untuk dijual/diserahkan”
JENIS PERSEDIAAN

Berdasarkan sifat Berdasarkan bentuk Berdasarkan bentuk RUSAK BERAT


pemakaiannya dan jenisnya - 1 dan jenisnya - 2

• barang habis pakai • barang konsumsi; 1. tanah/bangunan;


• amunisi; Persediaan dengan kondisi
• barang tak habis 2. peralatan dan mesin
• bahan untuk Lalu Hendry Yujana
3. jalan , RB atau Usang tidak
pakai; Email: hendrydmb@gmail.com
pemeliharaan irigasi, dan
• barang bekas pakai • suku cadang; dilaporkan dlm Neraca,
jaringan
• persediaan untuk 4. aset tetap lainnya tapi diungkapkan dlm
tujuan 5. hewan dan tanaman
strategis/berjaga-jaga; CaLBMN dan CaLK
6. Persediaan lainnya
• pita cukai dan leges;
• bahan baku ;
• barang dalam proses/ untuk dijual atau
Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com setengah jadi; diserahkan kepada
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI masyarakat
PENGGUNAAN AKUN BELANJAYANG
MENGHASILKAN PERSEDIAAN
JENIS TRANSAKSI PERSEDIAAN
Prinsipnya, persediaan tidak dapat dilihat dari bentuk fisik
barangnya, melainkan niat awal (intention) pada saat Persediaan Persediaan Koreksi
penyusunan perencanaan kegiatan dan penyusunan RKAKL- Masuk Keluar

nya, sehingga untuk barang-barang yang memang • Saldo Awal Hasil Opname
• Pembelian • Habis Pakai Fisik
direncanakan habis pada satu kegiatan tidak dialokasikan • Transfer
• Transfer Mencatat
dari Belanja Barang Persediaan dan tidak menjadi persediaan. Masuk Keluar
• Hibah Keluar hasil
• Hibah Masuk
Suatu barang dapat digolongkan sebagai barang
• Rampasan
• Usang opname
• Rusak fisik tiap
persediaan apabila perencanaan pengadaan barang tersebut • Perolehan • Penghapusan
Lainnya Lainnya
akhir
bersifat kontinu atau berkelanjutan, tidak hanya untuk satu kali semester
kegiatan saja.

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com 39
ILUSTRASI PENGGUNAAN AKUN BELANJA YANG MENGHASILKAN PERSEDIAAN
Uraian Klasifikasi Keterangan
Pengadaan seminar kit untuk Belanja Barang Persediaan - Perencanaan pengadaan secara
peserta diklat yang dapat dipakai Konsumsi (521811) kontinu/berkelanjutan
untuk beberapa kali kegiatan diklat - Tidak habis dalam sekali kegiatan
diklat
Pengadaan seminar kit untuk Belanja Bahan (521211) - perencanaan pengadaan hanya
kegiatan Sosialisasi Aplikasi SAIBA. untuk satu kali kegiatan saja

Pengadaan perlengkapan gedung Belanja Barang Persediaan untuk tidak habis dalam sekali pakai, sifatnya
spt engsel pintu, kunci, lampu, dll Pemeliharaan Gedung dan cadangan atau berjaga-jaga
untuk pemeliharaan gedung kantor. Bangunan (523112)

Service rutin dan ganti oli untuk Belanja Pemeliharaan Peralatan habis dalam sekali pakai
kendaraan dinas di bengkel resmi. dan Mesin (523121)

Pembelian oli pelumas dan BBM Belanja Barang Persediaan untuk tidak habis dalam sekali pakai, sifatnya
untuk peralatan genset oleh Pemeliharaan Peralatan dan Mesin cadangan atau berjaga-jaga
pengelola Gedung. (523123)

S-6478/PB.6/2015 tanggal 3 Agustus 2015 hal Penggunaan Akun Belanja Yang Menghasilkan Persediaan
Sticky notes

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
PERLAKUAN KHUSUS PERSEDIAAN
(1)
Barang persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk
dijual seperti pita cukai dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

(2)
Persediaan berupa barang yang akan diserahkan kpd masy/pihak ketiga yang masih
dalam proses pembangunan s.d. tgl pelaporan, maka atas pengeluaran2 yang dpt
diatribusikan utk pembentukan aset tersebut tetap disajikan sbg persediaan
(BUKAN KDP)
(3)
Ada kalanya unit pemerintah, karena tugas dan fungsinya, menerima hibah berupa
emas, seperti penerimaan Hadiah Tidak Tertebak (HTT) atau Hadiah Yang Tidak
Diambil oleh Pemenang pada Kementerian Sosial. Persediaan berupa emas tersebut
dicatat sebesar harga wajar pada saat perolehan.
Penyajian
Persediaan
dlm BAS
Penyajian Persediaan dalam BAS
INPUT-PROSES-OUTPUT SIMAK BMN-KPB

s Proses Output
Input
• Rekam Data • Laporan
• Berita Acara • Verifikasi Persediaan
Serah Terima • Cetak • Buku
• Bukti Persediaan
• Kirim ADK • Rekapitulasi
Kepemilikan
Persediaan
• Faktur
• Kuitansi • ADK
• Dokumen
Lain yang
sah

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
PROSEDUR AKUNTANSI PERSEDIAAN
Mulai Lakukan
Lakukan pengiriman
Akhir inventarisasi data ke
Y
semester SIMAK-BMN
?
T
Hasil inv T
T Terdapat vs.
mutasi? catatan
berbeda ?
Y
Y
Input dalam Input
aplikasi Hasil inventarisasi
Persediaan dalam
Aplikasi

Buku/ Buku/
Laporan Laporan Selesai
Persediaan Persediaan Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Barang Persediaan (1)

a. Persediaan diterima b. Persediaan didetailkan


Pada saat persediaan diterima dengan Pada saat persediaan didetailkan dalam
bukti berupa BAST tp blm diverifikasi modul aset tetap dan telah terverifikasi
resume tagihan belanja kondisi BMN

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual


D Persediaan yang Belum XXXX D Persediaan XXXX
Diregister

C Utang yang Belum Diterima XXXX C Persediaan yang Belum XXXX


Tagihannya Diregister

Akuntansi Kas Akuntansi Kas

Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Barang Persediaan (2)

c. Persediaan dibuatkan tagihan d. Persediaan dilunasi


Pada saat dibuat resume tagihan/SPP/SPM Pada saat diterbitkan SP2D atas resume
tagihan/SPP/SPM – Realisasi pembayaran

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual

D Utang yang Belum Diterima XXXX D Belanja yang Masih Harus XXXX
Dibayar
Tagihannya

C Belanja yang Masih Harus XXXX C Ditagihkan ke Entitas Lain XXXX


Dibayar

Akuntansi Kas Akuntansi Kas

Tidak ada jurnal D Belanja Barang Persediaan XXXX


C Ditagihkan ke Entitas Lain XXXX

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Persediaan (3)

e. Persediaan digunakan JURNAL PENYESUAIAN ATAS PERSEDIAAN:


Pada saat persediaan digunakan utk
operasional a. Penyesuaian Persediaan karena hasil stok
opname jika stok fisik lbh kecil dari pencatatan
Akuntansi Akrual

D Beban Persediaan XXXX Akuntansi Akrual


C Persediaan XXXX D Beban Persediaan XXXX
C Persediaan XXXX
Akuntansi Kas
Akuntansi Kas
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
Jurnal Standar Belanja Persediaan (4)

JURNAL PENYESUAIAN ATAS PERSEDIAAN:

c. Penyesuaian karena Persediaan hilang,


b. Penyesuaian karena Persediaan Usang dan hewan/tanaman mati
Rusak:
Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual

D Beban Kerugian Persediaan XXXX D Beban Kerugian Pelepasan XXXX


Rusak Aset

C Persediaan XXXX C Persediaan XXXX

Akuntansi Kas
Akuntansi Kas
Tidak ada jurnal
Tidak ada jurnal
Jurnal Standar Belanja Persediaan (5)

JURNAL PENYESUAIAN ATAS PERSEDIAAN:

e. Penyesuaian Persediaan karena penerapan


d. Penyesuaian Persediaan karena penerapan metode pembelian terakhir dalam hal harga
metode pembelian terakhir dalam hal harga pembelian terakhir lebih tinggi:
pembelian terakhir lebih rendah:

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual

D Beban penyesuaian nilai XXXX D Persediaan XXXX


persedeiaan
C Pendapatan penyesuaian XXXX
C Persediaan XXXX nilai persediaan

Akuntansi Kas Akuntansi Kas

Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal


Pendidikan:

MATERI BELAJAR untuk meningkatkan Budi Pekerti dan


Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan

4 AKUNTANSI BMN : ASET TETAP


KAPITALISASI
❑ Pengeluaran setelah perolehan awal suatu Aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan Besar
memberikan manfaat ekonomik dimasa yad ( kapasitas, mutu produksi, atau kenaikan standar kinerja), harus ditambahkan pada nilai
tercatat aset yang bersangkutan.

❑ Biaya perolehan AT yang diperoleh secara gabungan, maka nilai masing-masing AT ditentukan dengan mengalokasikan harga
gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing AT tersebut.
Pengeluaran yang dikapitalisasi merupakan biaya minimum atas perolehan suatu Aset Tetap yang dapat di kapitalisasi.
Biaya perolehan suatu Aset Tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan
yang dimaksudkan.
BIAYA PEROLEHAN ASET TERDIRI DARI:
Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak pembelian, setelah dikurangi dengan diskon dan rabat;
Seluruh biaya yang secara langsung dapat dihubungkan/diatribusikan dengan aset dan membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat
aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.

BELANJA MODAL
ASET TETAP
5311 Tanah
Tanah
5321 Peralatan dan Mesin Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
5331 Gedung dan Bangunan
KAPITALISASI Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5341 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan
5351 Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasikan
ASET LAINNYA
5361 Belanja Modal Fisik Lainnya Aset Tak Berwujud
Lalu Hendry Yujana Aset Lain-Lain
BELANJA LAINNYA ????
Email: hendrydmb@gmail.com
KRITERIA KAPITALISASI SETELAH PEROLEHAN

RKA-KL

BELANJA MODAL BELANJA BARANG

TERPENUHINYA SALAH SATU KRITERIA


KAPITALISASI

1. Bertambahnya Masa Manfaat / Umur Ekonomis;


atau
2 Bertambahnya Kapasitas, mutu produksi, TIDAK
Peningkatan Standar Kinerja, atau Volume Aset
Dan

NILAI MINIMUM KAPITALISASI:


YA ≥ 1.000.000 : Peralatan & Mesin TIDAK
≥ 25.000.000 untuk Gedung & Bangunan
> Rp1 : Tanah; Jalan, Irigasi,Jaringan;Koleksi
Perpustakaan; Barang bercorak kesenian
Perubahan batas nimimum kapitalisasi sesuai PMK Nomor 181/PMK.06/
2016 tentang Penatausahaan Barang Milik Negara

Peralatan dan Mesin (Termasuk Aset Tetap Renovasi Bila tidak


Peralatan & Mesin) memenuhi
batas
2002 sd 2017 Mulai 2018 kapitalisasi,
maka
• Sama Dengan atau Lebih • Sama Dengan atau Lebih menggunakan
dari Rp.300.000,- dari Rp.1.000.000,- belanja
barang,
bukan belanja
Gedung dan Bangunan (Termasuk Aset Tetap Renovasi Gedung modal
& Bangunan) Penggunaan
akun masih
2002 sd 2017 Mulai 2018 banyak yg
dilanggar

• Sama Dengan atau Lebih • Sama Dengan atau Lebih


dari Rp.10.000.000,- dari Rp.25.000.000,-
KAPITALISASI
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
1 Pengadaan tanah ➢ Biaya pembebasan,
➢ Pembayaran honor tim,
➢ Biaya pembuatan sertifikat, dan
➢ Biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan
2 Pembelian peralatan ➢ Harga barang,
dan mesin sampai ➢ Ongkos angkut,
siap pakai
➢ Biaya asuransi,
➢ Biaya pemasangan, dan
➢ Biaya selama masa uji coba
3 Pembelian Aset Tetap ➢ Harga kontrak/beli,
Lainnya sampai siap ➢ Ongkos angkut, dan
pakai ➢ Biaya asuransi
KAPITALISASI
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
4 Pembuatan peralatan, mesin,
dan bangunan
a. Pembuatan peralatan dan ➢ Pengeluaran sebesar nilai kontrak
mesin dan bangunannya ➢ Biaya perencanaan dan pengawasan,
yang dilaksanakan melalui
➢ Biaya perizinan, dan
kontrak
➢ Jasa konsultan
b. Pembuatan peralatan dan Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap
mesin dan bangunannya pakai meliputi :
yang dilaksanakan secara ➢ Biaya bahan baku,
swakelola
➢ Upah tanaga kerja,
➢ Sewa peralatan,
➢ Biaya perencanaan dan pengawasan, dan
➢ Biaya perizinan
KAPITALISASI
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
5 Pembangunan gedung
dan bangunan
a. Pembangunan ➢ Pengeluran nilai kontrak,
gedung dan ➢ Biaya perencanaan dan pengawasan,
bangunan yang ➢ Biaya perizinan,
dilaksanakan melalui ➢ Jasa konsultan,
kontrak ➢ Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan
lama.
b. Pembangunan yang Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai
dilaksanakan secara meliputi :
swakelola ➢ Biaya bahan baku,
➢ Upah tenaga kerja,
➢ Sewa peralatan,
➢ Biaya perencanaan dan pengawasan,
➢ Biaya perizinan,
➢ Biaya pengosongan dan bongkar bangunan lama.
KAPITALISASI
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir

6 Pembangunan jalan/irigasi/
jaringan

a. Pembangunan ➢ Nilai kontrak,


jalan/irigasi/ jaringan ➢ Biaya perencanaan dan pengawasan,
yang dilaksanakan
melalui kontrak ➢ Biaya perizinan,
➢ Jasa konsultan,
➢ Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas
tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan.

b. Pembangunan ➢ Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai, meliputi:
jalan/irigasi/jaring an ➢ Biaya bahan baku,
yang dilaksanakan
secara swakelola ➢ Upah tenaga kerja,
➢ Sewa peralatan,
➢ Biaya perencanaan dan pengawasan,
➢ Biaya perizinan,
➢ Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada diatas
tanah yg diperuntukkan utk keperluan pembangunan.
KAPITALISASI
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
7 Pembangunan/pembuatan Aset
Tetap Lainnya
a. Pembangunan/pembu-atan ➢ Nilai kontrak,
Aset Tetap Lainnya yang di- ➢ Biaya perencanaan dan pengawasan, dan
laksanakan melalui kontrak ➢ Biaya perizinan

a. Pembangunan/pembu-atan Biaya langsung dan tidak langsung sampai


Aset Tetap Lainnya yang di- siap pakai meliputi :
laksanakan secara swakelola ➢ Biaya bahan baku,
➢ Upah tenaga kerja,
➢ Sewa peralatan,
➢ Biaya perencanaan dan pengawasan,
➢ Biaya perizinan, dan
➢ Jasa konsultan.
KEBIJAKAN AKUNTANSI TANAH

Pengakuan Pengukuran Pengungkapan


• Kepemilikan atas Tanah • Tanah dinilai dengan biaya • disajikan di Neraca sebesar
ditunjukkan dengan perolehan mencakup nilai moneternya,
adanya bukti bahwa telah harga pembelian atau • Dasar penilaian yang
digunakan,
terjadi perpindahan hak biaya pembebasan tanah,
• Rekonsiliasi jumlah tercatat
kepemilikan dan/atau biaya yang dikeluarkan pada awal dan akhir
penguasaan secara hukum dalam rangka periode menurut jenis
seperti sertifikat tanah. memperoleh hak, biaya tanah yang menunjukkan:
pematangan, pengukuran, • -Penambahan;
penimbunan, dan biaya • -Pelepasan;
lainnya yang dikeluarkan • -Mutasi Tanah lainnya.
sampai tanah tersebut • Permasalahan
siap pakai

61
MAPPING KLASIFIKASI BMN DALAM PMK 29/PMK.06/2010 KE AKUN NERACA
TANAH
Aset Tetap
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Konstruksi Aset Tetap
Mesin Bangunan Irigasi,dan Dalam Lainnya
Jaringan Pengerjaan

2.01—Tanah

dengan biaya perolehan > Rp 1


Dicatat dalam Buku Barang Intrakomptabel dan dilaporkan dalam Neraca

62
KOMPONENBIAYAPEROLEHANTANAH

❑ Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan


❑ Biaya perolehan mencakup:
➢Harga pembelian atau biaya pembebasan tanah
➢Biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak
➢Biaya pematangan, penimbunan, dan
➢Biaya lainnya yang dikeluarkan ,ataupun yang masih harus
dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai

Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada
tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut
dimaksudkan untuk dimusnahkan
KEBIJAKAN AKUNTANSI: PERALATAN DAN MESIN

Pengakuan Pengukuran Pelaporan


• Non-donasi: diakui pada • Pembelian: harga pembelian, biaya • Disajikan di Neraca sebesar
pengangkutan, biaya instalasi, serta nilai moneternya,
periode akuntansi ketika biaya langsung lainnya untuk
aset tersebut siap memperoleh dan mempersiapkan • Dasar penilaian yang
digunakan berdasarkan sampai peralatan dan mesin tersebut digunakan untuk menentukan
jumlah belanja modal yang siap digunakan. nilai.
• Kontrak: nilai kontrak, biaya • Rekonsiliasi jumlah tercatat
diakui untuk aset tersebut perencanaan dan pengawasan, biaya pada awal dan akhir periode
• Donasi:diakui pada saat perizinan dan jasa konsultan.
yang menunjukkan
• Swakelola: biaya langsung (tenaga
Peralatan dan Mesin kerja dan bahan baku) dan biaya Penambahan, Pengembangan
tersebut diterima dan hak tidak langsung (biaya perencanaan dan Penghapusan.
kepemilikannya berpindah dan pengawasan, perlengkapan, • Kebijakan akuntansi untuk
tenaga listrik, sewa peralatan, dan kapitalisasi yang berkaitan
semua biaya lainnya yang terjadi
berkenaan dengan pembangunan
dengan Peralatan dan Mesin.
Peralatan dan Mesin tersebut ).

64
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 29/PMK.06/2010 ke Akun Neraca
PERALATAN DAN MESIN
Aset Tetap
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Konstruksi Aset Tetap
Mesin Bangunan Irigasi,dan Dalam Lainnya
Jaringan Pengerjaan
3.01 — Alat Besar 3.10 — Komputer
3.02 — Alat Angkutan 3.11 — Alat Eksplorasi
3.03 — Alat Bengkel dan Alat Ukur 3.12 — Alat Pengeboran
3.04 — Alat Pertanian 3.13 — Alat Produksi, Pengolahan dan
3.05 — Alat Kantor dan Rumah Tangga Pemurnian
3.06 — Alat Studio, Komunikasi dan 3.14 — Alat Bantu Eksplorasi
Pemancar 3.15 — Alat Keselamatan Kerja
3.07 — Alat Kedokteran dan Kesehatan 3.16 — Alat Peraga
3.08 — Alat Laboratorium 3.17 — Peralatan Proses/Produksi
3.09 — Alat Persenjataan 3.18 — Rambu-Rambu
3.19 — Peralatan Olah Raga

Biaya perolehan > Rp 1.000.000;dicatat dalam Buku Barang Intrakomptabel dan dilaporkan dalam
Neraca. Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel dan diungkapkan di dalam CaLK.
65
KEBIJAKAN AKUNTANSI: GEDUNG DAN BANGUNAN

Pengakuan Pengukuran Pelaporan


• Non-donasi: diakui pada •Pembelian: harga pembelian, biaya
pengangkutan, biaya instalasi, serta
• Disajikan di Neraca sebesar
periode akuntansi ketika biaya langsung lainnya untuk
nilai moneternya,
aset tersebut siap memperoleh dan mempersiapkan • Dasar penilaian yang
sampai Gedung dan Bangunan tersebut digunakan untuk menentukan
digunakan berdasarkan siap digunakan.
jumlah belanja modal nilai.
• Kontrak: nilai kontrak, biaya
yang diakui untuk aset perencanaan dan pengawasan, • Rekonsiliasi jumlah tercatat
biaya perizinan dan jasa konsultan. pada awal dan akhir periode
tersebut • Swakelola: biaya langsung (tenaga yang menunjukkan
• Donasi:diakui pada saat kerja dan bahan baku) dan biaya Penambahan, Pengembangan
Gedung dan Bangunan tidak langsung (biaya perencanaan dan Penghapusan.
dan pengawasan, perlengkapan,
tersebut diterima dan hak tenaga listrik, sewa peralatan, dan • Kebijakan akuntansi untuk
kepemilikannya semua biaya lainnya yang terjadi kapitalisasi yang berkaitan
berpindah berkenaan dengan pembangunan dengan Gedung dan Bangunan.
Gedung dan Bangunan tersebut ).

66
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 29/PMK.06/2010 ke Akun Neraca
GEDUNG DAN BANGUNAN

Aset Tetap
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Konstruksi Aset Tetap
Mesin Bangunan Irigasi,dan Dalam Lainnya
Jaringan Pengerjaan

4.01 — Bangunan Gedung


4.02 — Monumen
4.03 — Bangunan Menara
4.04 — Tugu Titik Kontrol/Pasti

•biaya perolehan > Rp 25.000.000 dicatat dalam Buku Barang Intrakomptabel dan dilaporkan
dalam Neraca. Di luar itu dicatat dalam BI Ekstrakomptabel dan diungkapkan di dalam CaLK.

67
KEBIJAKAN AKUNTANSI: JALAN, IRIGASI, DAN JARINGAN

Pengakuan Pengukuran Pelaporan


• Non-donasi: diakui pada • Kontrak: biaya perencanaan dan • Disajikan di Neraca sebesar nilai
periode akuntansi ketika aset pengawasan, biaya perizinan, jasa moneternya,
tersebut siap digunakan konsultan, biaya pengosongan, dan • Dasar penilaian yang digunakan
pembongkaran bangunan lama. untuk menentukan nilai.
berdasarkan jumlah belanja
• Swakelola: biaya langsung dan tidak • Rekonsiliasi jumlah tercatat pada
modal yang diakui untuk aset langsung, yang terdiri dari meliputi awal dan akhir periode yang
tersebut biaya bahan baku, tenaga kerja, menunjukkan Penambahan,
• Donasi:diakui pada saat sewa peralatan, biaya perencanaan Pengembangan dan Penghapusan.
Gedung dan Bangunan dan pengawasan, biaya perizinan, • Kebijakan akuntansi untuk
tersebut diterima dan hak biaya pengosongan dan kapitalisasi yang berkaitan dengan
kepemilikannya berpindah pembongkaran bangunan lama. Jalan, Irigasi dan Jaringan.

68
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 29/PMK.06/2010 ke Akun Neraca
Jalan,Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Konstruksi Aset Tetap
Mesin Bangunan Irigasi,dan Dalam Lainnya
Jaringan Pengerjaan

5.01 — Jalan dan Jembatan


5.02 — Bangunan Air
5.03 — Instalasi
5.04 — Jaringan

dengan biaya perolahan > 1

69
Kebijakan Akuntansi: Aset Tetap Lainnya
(Misal: koleksi perpustakaan (buku/non buku);Barang kesenian/kebudayaan/olahraga;
hewan;ikan;tanaman).

Pengakuan Pengukuran Pelaporan


•Non-donasi: diakui pada •Kontrak: pengeluaran nilai •Disajikan di Neraca sebesar
periode akuntansi ketika aset kontrak, biaya perencanaan nilai moneternya,
tersebut siap digunakan dan pengawasan, serta biaya •Dasar penilaian yang
berdasarkan jumlah belanja perizinan. digunakan untuk menentukan
modal yang diakui untuk aset •Swakelola: biaya langsung dan nilai.
tersebut tidak langsung, yang terdiri •Rekonsiliasi jumlah tercatat
•Donasi:diakui pada saat aset dari biaya bahan baku, tenaga pada awal dan akhir periode
tersebut diterima dan hak kerja, sewa peralatan, biaya yang menunjukkan
kepemilikannya berpindah perencanaan dan pengawasan, Penambahan, Pengembangan
biaya perizinan, dan jasa dan Penghapusan.
konsultan. •Kebijakan akuntansi untuk
kapitalisasi yang berkaitan
dengan Aset Tetap Lainnya.

70
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 29/PMK.06/2010 ke Akun Neraca
ASET TETAP LAINNYA
Aset Tetap
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Aset Tetap Konstruksi
Mesin Bangunan Irigasi,dan Lainnya dalam
Jaringan Pengerjaan

6.01 — Bahan Perpustakaan


6.02 — Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga
6.03 — Hewan
6.04 — Ikan
6.05 — Tanaman
6.06 — Aset Tetap dalam Renovasi
dengan biaya perolahan > Rp 1
71
Kebijakan Akuntansi: Konstruksi Dalam Pengerjaan

Pengakuan Pengukuran Pelaporan


• Aset tersebut dimaksudkan untuk • Swakelola: biaya yang •Disajikan di Neraca sebesar
digunakan dalam operasional berhubungan langsung dengan nilai moneternya,
pemerintah/ dimanfaatkan oleh kegiatan konstruksi dan biaya yang
dapat diatribusikan pada kegiatan • Rincian kontrak konstruksi
masyarakat dalam jangka panjang dalam pengerjaan berikut
dan oleh karenanya pada umumnya dan dapat
dialokasikan ke konstruksi tingkat penyelesaian dan
diklasifikasikan dalam aset tetap.
• Kontrak: termin yang telah jangka waktu
• Biaya perolehannya dapat diukur
secara andal dan masih dalam dibayarkan kepada kontraktor penyelesaiannya; Nilai
proses pengerjaan. sehubungan dengan tingkat kontrak konstruksi dan
penyelesaian pekerjaan dan sumber pembiayaanya;
• Dipindahkan ke aset tetap setelah pembayaran klaim kepada
pekerjaan konstruksi tersebut Jumlah biaya yang telah
kontraktor/pihak ketiga
dinyatakan selesai dan siap sehubungan dengan pelaksanaan dikeluarkan;Uang muka kerja
digunakan sesuai dengan tujuan kontrak konstruksi. yang diberikan; dan Retensi.
perolehannya.

72
Mapping Klasifikasi BMN dalam PMK 29/PMK.06/2010 ke Akun Neraca
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN
Aset Tetap
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Aset Tetap Konstruksi
Mesin Bangunan Irigasi,dan Lainnya dalam
Jaringan Pengerjaan

7.01 — Konstruksi Dalam Pengerjaan

73
JURNAL STANDAR Belanja Modal: ASET TETAP (1)

a. Aset tetap diterima b. Aset tetap didetailkan


Pada saat aset tetap diterima dengan bukti berupa UAKPA menerima LBKP dan ADK/Siman dari UAKPB yg
BAST, tapi belum terverifikasi resume tagihan telah meregister AT tsb dan telah terverifikasi.Pada
belanja. SAI mencatat: saat aset tetap didetailkan di modul aset tetap. SAI
membuat jurnal:

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual


D Aset Tetap yang Belum XXXX D Aset Tetap XXXX
Diregister
C Aset Tetap yang Belum XXXX
C Utang yang Belum Diterima XXXX Diregister
Tagihannya

Akuntansi Kas Akuntansi Kas


Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset tetap (2)

c. Aset tetap dibuatkan tagihan


Pada saat dibuat resume tagihan/SPP/SPM
d. Aset tetap dilunasi
Pada saat diterbitkan SP2D. Realisasi
pembayaran

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual


D Utang yang Belum Diterima XXXX D Belanja yang Masih Harus XXXX
Tagihannya Dibayar
C Belanja yang Masih Harus XXXX
Dibayar
C Ditagihkan ke Entitas Lain XXXX

Akuntansi Kas
Akuntansi Kas
Tidak ada jurnal D Belanja Modal XXXX
C Ditagihkan ke entitas lain XXXX

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Tetap
JURNAL PENYESUAIAN (1)

1. Penyesuaian pencatatan penyusutan AT


Akuntansi Akrual
3. Penyesuaian pencatan penggunaan Kembali AT
D Beban Penyusutan XXXX yang yang dihentikan dari operasi normal
C Akumulasi Penyusutan XXXX pemerintah
Aset
Akuntansi Akrual
2. Penyesuaian pencatan penghentian penggunaan AT D XXXX
Aset tetap
dari operasi normal pemerintah menurut nilai
tercatatnya (carrying amount) C Aset lainnya-aset yg tidak digunakan dalam XXXX
operasi pemerintah
Akuntansi Akrual
D Akumulasi penyusutan Aset Lainnya-aset yg XXXX
D Aset lainnya-aset yg tidak digunakan dalam XXXX
tidak digunakan dalam operasi pemerintah
operasi pemerintah
C Akumulasi penyusutan AT XXXX
C Aset tetap XXXX

D Akumulasi penyusutan AT XXXX

C Akumulasi penyusutan Aset Lainnya-aset yg XXXX


tidak digunakan dalam operasi pemerintah Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Tetap
JURNAL PENYESUAIAN (2)

4. Penyesuaian penghapusan aset tetap yang tidak 6.a. Penyesuaian pencatatan revaluasi aset, AT
mempunyai karakteristik untuk disusutkan mempunyai karakteristik disusutkan – jika
nilai hasil revaluasi lebih besar daripada
Akuntansi Akrual nilai buku sebelum revaluasi:

D Beban pelepasan aset XXXX Akuntansi Akrual


C Aset tetap XXXX D XXXX
Aset tetap

C Revaluasi Aset (ekuitas) LPE

5. Penyesuaian penghapusan aset tetap yang


mempunyai karakteristik untuk disusutkan 6.b. Penyesuaian pencatatan revaluasi aset, AT
mempunyai karakteristik disusutkan – jika
Akuntansi Akrual nilai hasil revaluasi lebih kecil daripada
nilai buku sebelum revaluasi:
D Beban pelepasan aset XXXX
D Akumulasi penyusutan XXXX Akuntansi Akrual
C Aset Tetap XXX D Revaluasi Aset (ekuitas) LPE

C Aset tetap xx
Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Tetap
JURNAL PENYESUAIAN (3)

6.c. Menghapus nilai akumulasi penyusutan 7.b. Penyesuaian pencatatan revaluasi aset, AT
bukan karakteristik untuk disusutkan – jika
Akuntansi Akrual nilai hasil revaluasi lebih kecil daripada nilai
D xxx buku sebelum revaluasi:
Akumulasi penyusutan

C Revaluasi Aset (ekuitas) LPE Akuntansi Akrual


D Revaluasi Aset (ekuitas) LPE

7.a. Penyesuaian pencatatan revaluasi aset, AT C xx


Aset tetap
bukan karakteristik untuk disusutkan – jika
nilai hasil revaluasi lebih besar daripada nilai
buku sebelum revaluasi: 8. Penyesuaian nilai AT atas pencatatan
penyelesaian KDP:
Akuntansi Akrual
D XXXX Akuntansi Akrual
Aset tetap
D Aset tetap xxx
C Revaluasi Aset (ekuitas) LPE
C Konstruksi dalam Pengerjaan xx

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Contoh 1: Jurnal Belanja Modal - Perolehan

6a. Tanggal 08 April 2020, diterima peralatan komputer atas


kontrak pengadaan No.012/KIE/2020 senilai Rp50.000.000.
CONTOH SOAL

6b. Dilakukan verifikasi dan pencatatan atas aset tersebut pada


tanggal 10 April 2020 dan selanjutnya dibuatkan SPP/SPM pada
hari yang sama.

6c. KPPN menerbitkan SP2D atas SPM tersebut pada tanggal 13


April 2020.
PEMBAHASAN Jurnal Belanja Modal

6a. Tanggal 08 April 2020, diterima peralatan 6b. Dilakukan verifikasi dan pencatatan
komputer atas kontrak pengadaan atas aset tersebut pada tanggal 10 April
No.012/KIE/2020 senilai Rp50.000.000. 2020 dan selanjutnya dibuatkan SPP/SPM
pada hari yang sama.

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual

08 Aset Tetap yang Belum 50.000.0 10 Aset Tetap 50.000.


Apr Diregister 00 Apr 000
Utang yang Belum Diterima 50.000.0 Aset Tetap yang Belum 50.000.
Tagihannya Diregister 000
00

10 Utang yang Belum Diterima 50.000.


Akuntansi Kas Apr Tagihannya 000

08 Tidak ada jurnal Beban yang Masih Harus 50.000.


Dibayar 000
Apr

Akuntansi Kas
10 Tidak ada jurnal
Apr
PEMBAHASAN Jurnal Belanja Modal

6c. KPPN menerbitkan SP2D atas SPM tersebut pada tanggal


13 April 2020.

Akuntansi Akrual
13 Apr Beban yang Masih Harus Dibayar 50.000.000
Ditagihkan ke Entitas Lain 50.000.000

Akuntansi Kas
13 Apr Ditagihkan ke Entitas lain 50.000.000
Kas dan setara Kas 50.000.000

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
CONTOH 2: PENGARUH TRANSAKSI PEMANFAATAN
DAN PENYUSUTAN BMN
 Contoh 1: Pendapatan Sewa
Satker A memiliki Gedung Serbaguna yang dapat disewakan. Satker A telah
menyewakan gedung serbaguna kepada pelanggan pada tgl 25 Des 20X0
namun baru dibayar pada tgl 10 Jan’X1 senilai Rp.1.000.000,-
Basis Kas (LRA) Basis Akrual (LO)
20X0 20X1 20X0 20X1
Pendapatan 0 1.000.000 1.000.000 0
Belanja/Beban 0 0 0 0
Silpa/Surplus 0 1.000.000 1.000.000 0
ANALISA:
NERACA
Kondisi 20X0
• Karena pada tahun 20X0 tidak ada kas yang diterima maka tidak ada pencatatan 31 Des 20X0 31 Des 20X1
pendapatan pada LRA di tahun 20X0
• Karena pada tahun 20X0 satker telah memberikan layanan penggunaan gedung serba Kas 0 Kas 1.000.00
guna tersebut kepada pelanggan maka satker telah memiliki hak untuk menagih 0
pembayaran atas penggunaan gedung tersebut sebesar Rp. 1juta. Pada LO hal ini
dibukukan sebagai Pendapatan LO sebesar Rp. 1 juta dan pada neraca sebagai Piutang 1.000.000 Piutang 0
piutang sebesar Rp. 1 jt.
Kondisi 20X1 Kewajiban Kewajiban 0
• Karena kas diterima di tahun 20X1 maka LRA akan membukukan pendapatan sebesar
Rp1jt. Neraca akan membukukan penambahan kas sebesar Rp. 1 jt dan pengurangan Kronologis transaksi: 82
piutang sejumlah Rp1.000.000 Pendapatan Sewa LO → Piutang Pendapatan → Kas masuk dan
pendapatan LRA → Piutang Pendapatan berkurang
Contoh 2: Belanja/Beban Sewa
Satker A menyewa Gedung untuk digunakan sebagai kantor. Periode sewa
adalah 1 (satu) tahun mulai tgl1 Agustus 20X0 sd 31 Juli 20X1 sebesar Rp.
12 juta. Sewa dibayar dimuka (pada tgl. 1 Agts 20X0) sebesar Rp12 juta.

LRA (Basis Kas) LO (Basis Akrual)


20X0 20X1 20X0 20X1
Pendapatan 0 0 0 0
Belanja/Beban 12 juta 0 5.000.000 7.000.000
Surplus/(Defisit) (-12 juta) 0 (-5.000.000) (-7.000.000)
ANALISA:
NERACA
Kondisi 20X0
• Karena pada tahun 20X0 terjadi pengeluaran kas untuk membayar sewa 31 Des 20X0 31 Des 20X1
maka neraca akan membukukan pengurangan kas sebesar Rp. 12 jt dan -12.000.000 0
LRA akan membukukan belanja sewa sebesar Rp 12 jt.
Kas Kas
• Pada akhir tahun 20X0 dilakukan penyesuaikan untuk menghitung besar Piutang 7.000.000 Piutang 0
sewa yang benar-benar menjadi beban di tahun 20X0, yaitu sebesar Rp5jt
(untuk 5 bulan). Sisa sewa selama 7 bulan (Rp. 7 jt) akan dicatat sebagai Kewajiban 0 Kewajiban 0
Piutang (Sewa Dibayar Dimuka)
Kronologis transaksi:
Kondisi 20X1 Kas keluar→ Belanja → Beban tahun berjalan
• Sisa sewa selama 7 bulan direalisasikan di tahun 20X1 sehingga di tahun Piutang → Beban thn berikutnya &
piutang berkurang 83
20X1 LO membukukan beban sewa sebesar Rp7jt dan pengurangan
piutang sebesar Rp7jt.
 Contoh 3: Pembelian dan penyusutan Aset Tetap
◦ Pada tanggal 2 Januari 20X0 Satker membeli 1 (satu) unit kendaraan dinas seharga Rp140jt
menggunakan Belanja Modal. Masa ekonomis kendaraan dinas tersebut 7 tahun dan penyusutan
per tahun menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu adalah Rp20jt.

LRA (Basis Kas) LO (Basis Akrual)


20X0 20X1 20X0 20X1
Pendapatan 0 0 0
Belanja/Beban 140.000.000 0 20.000.000 20.000.000

Surplus/(Defisit) (-140.000.000) 0 (-20.000.000) 20.000.000

N E R A C A (Basis Akrual)
ANALISA:
20X0 20X1
Kondisi 20X0
• Karena pada tahun 20X0 terjadi pengeluaran kas untuk membeli AT maka neraca Kas -140.000.000 Kas 0
akan membukukan pengurangan kas sebesar Rp140 jt dan LRA akan
membukukan belanja modal sebesar Rp 140 jt. AT- 140.000.000 AT- 140.000.000
• Pada akhir tahun 20X0 dilakukan penyesuaikan untuk menghitung besar beban Kendaraan&Mesin Kendaraan&Mesin
penyusutan tahun 20X0, yaitu sebesar Rp20jt, disajikan di LO dan akumulasi
nilainya di Neraca.
Akumulasi -20.000.000 Akumulasi -40.000.000
Kondisi 20X1 penyusutan penyusutan
• PAda tahun 20X1 tidak ada belanja modal dan hanya dicatat beban penyusutan
AT yaitu sebesar Rp20jt, sehingga akumulasinya menjadi Rp. 40jt dan nilai Buku Nilai buku AT 120.000.000 Nilai buku AT 100.000.000
Rp. 100jt. 84
Contoh 5: Jurnal Penyesuaian

8b. Note Book yang dibeli melalui kontrak pada tanggal 08


April 2015 memiliki masa manfaat 4 (empat) tahun atau 8
(delapan) periode, artinya sampai dengan 31 Desember 2015
Note Book tersebut telah mengalami penyusutan selama 2
CONTOH SOAL

periode.

8c. Dari penghitungan piutang TGR diketahui bahwa nilai


penyisihan piutang tak tertagih untuk tahun 2015 adalah
sebesar Rp35.000.000

8d. Pengakuan pendapatan diterima di muka atas sewa tanah


untuk ATM (transaksi tanggal 1 Februari 2015). Artinya
pendapatan yang berhak diakui untuk tahun 2015 adalah
biaya sewa sebelas bulan.

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Pendidikan:

MATERI BELAJAR
untuk meningkatkan Budi Pekerti dan
Etik, serta mampu menghadapi dan
mengantisipasi perubahan

5 AKUNTANSI BMN : ASET LAINNYA


.

PENGERTIAN KLASIFIKASI SAP KLASIFIKASI PMK


Adalah aset pemerintah non MENURUT PSAP 01 PAR 66: MENURUT PMK 225/2019 Tentang
lancar, yang tidak dapat di Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat:
AKUNTANSI klasifikasikan dalam kelompok 1. ATB 1. ATB
aset lancar, investasi jangka 2. Tagihan Penjualan Angsuran lebih 2. Aset Kerjasama dengan pihak
ASET LAINNYA panjang, aset tetap dan dana 3.
dari 12 bulan
Aset Kerjasama dengan pihak ketiga
ketiga (Kemitraan)
cadangan (Kemitraan) 3. Kas yang dibatasi penggunaannya
Lalu Hendry Yujana
4. Kas yang dibatasi penggunaannya 4. Uang muka Rekening BUN
Email: hendrydmb@gmail.com
5. Aset lain-lain

p
2
0

JENIS ATB PENGAKUAN ATB AMORTISASI ATB


ATB
1. Software 1. Memenuhi kriteria ATB 1. Hanya ATB ygmemilikimasa manfaat
Adalah aset non keuangan yg 2. Memenuhi kriteria pengakuan
2. Lisensi dan franchise terbatassepertiPaten, hakciptadll) yg
dapat diidentifikasi, aset
3. Copyright – hak cipta
dikendalikan oleh entitas dapatdiamortisasi, denganmetode
4. Hasil kajian/penelitian yang
pemerinta dan tdk mempunyai memberi manfaat jangka PENGUKURAN ATB garis lurus
wujud fisik serta dimiliki untuk Panjang 1. At cost , kalaupertukaran/beli 2. ATB dengan masa manfaattidak
digunakan dlm menghasilkan 5. ATB yang mempunyai nilai 2. Nilai wajar, selainpertukaran
barang/jasa, termasuk untuk sejarah/budayal film terbatas, tidakdiamortisasi(goodwill,
tujuan lain.BKEBKEAMAEDMDEANANNTTENKEKEBIJBIJAAKAKANN
ERR
FFISISKAKALL-- IANNKEKEUUAANNGGAANNRRI
documenter dll merekdagangdll)
JURNAL STANDAR Belanja Modal: ASET LAINNYA(1)

a. Aset tetap diterima b. Aset tetap didetailkan


Pada saat aset lainnya diterima dengan bukti UAKPA menerima LBKP dan ADK/Siman dari UAKPB yg
berupa BAST, tapi belum terverifikasi resume telah meregister Aset lainnya tsb dan telah
tagihan belanja. SAI mencatat: terverifikasi.Pada saat aset tetap didetailkan di modul
aset tetap. SAI membuat jurnal:

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual


D Aset Lainnya yang Belum XXXX D Aset Lainnya XXXX
Diregister
C Aset Tetap yang Belum XXXX
C Utang yang Belum Diterima XXXX Diregister
Tagihannya

Akuntansi Kas Akuntansi Kas


Tidak ada jurnal Tidak ada jurnal
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Lainnya(2)

c. Aset tetap dibuatkan tagihan


Pada saat dibuat resume tagihan/SPP/SPM
d. Aset tetap dilunasi
Pada saat diterbitkan SP2D. Realisasi
pembayaran

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual


D Utang yang Belum Diterima XXXX D Belanja yang Masih Harus XXXX
Tagihannya Dibayar
C Belanja yang Masih Harus XXXX
Dibayar
C Ditagihkan ke Entitas Lain XXXX

Akuntansi Kas
Akuntansi Kas
Tidak ada jurnal D Belanja Modal XXXX
C Ditagihkan ke entitas lain XXXX

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Lainnya
JURNAL PENYESUAIAN (1)

1. Penyesuaian pencatatan amortisasi ATB 3. Penyesuaian pencatan penggunaan Kembali AT


yang yang dihentikan dari operasi normal
Akuntansi Akrual pemerintah
D Beban Amortisasi XXXX
Akuntansi Akrual
C Akumulasi Amortisasi Aset XXXX
D Aset ttak berwujud XXXX

C Aset lainnya-aset yg tidak digunakan dalam XXXX


2. Penyesuaian pencatan penghentian penggunaan operasi pemerintah

ATB dari operasi normal pemerintah menurut nilai


tercatatnya (carrying amount) D Akumulasi amortisasi Aset Lainnya-aset yg XXXX
tidak digunakan dalam operasi pemerintah

Akuntansi Akrual C Akumulasi amortisasi ATB XXXX

D Aset lainnya-aset yg tidak digunakan dalam XXXX


operasi pemerintah
C Aset tak berwujud XXXX

D Akumulasi amortisasi ATB XXXX

C Akumulasi amortisasi Aset Lainnya-aset yg XXXX


tidak digunakan dalam operasi pemerintah Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Lainnya
JURNAL PENYESUAIAN (2)

4. Penyesuaian penghapusan ATB dan Aset lainnya 6.a. Penyesuaian pencatatan revaluasi ATB/Aset
lainnya mempunyai karakteristik disusutkan –
yang tidak mempunyai karakteristik untuk
jika nilai hasil revaluasi lebih besar daripada nilai
disusutkan buku sebelum revaluasi:

Akuntansi Akrual Akuntansi Akrual


D Beban pelepasan aset XXXX D XXXX
ATB/Aset lainnya
C Aset tak berwujud/Aset lainnya XXXX C LPE
Revaluasi Aset (ekuitas)

5. Penyesuaian penghapusan ATB dan aset lainnya


yang mempunyai karakteristik untuk disusutkan
6.b. Penyesuaian pencatatan revaluasi ATB/Aset
lainnya mempunyai karakteristik disusutkan –
Akuntansi Akrual jika nilai hasil revaluasi lebih kecil daripada nilai
buku sebelum revaluasi:
D Beban pelepasan aset XXXX
D Akumulasi amortisasi XXXX Akuntansi Akrual
C ATB/Aset lainnya XXX D Revaluasi Aset (ekuitas) LPE

C ATB/Aset lainnya xx
Lalu Hendry Yujana
Email: hendrydmb@gmail.com
Jurnal Standar Belanja Modal: Aset Lainnya
JURNAL PENYESUAIAN (3)

6.c. Menghapus nilai akumulasi amortisasi 7.b. Penyesuaian pencatatan revaluasi aset, ATB/Aset
lainnya yang bukan karakteristik untuk
Akuntansi Akrual disusutkan – jika nilai hasil revaluasi lebih kecil
daripada nilai buku sebelum revaluasi:
D Akumulasi amortisasi xxx

C Revaluasi Aset (ekuitas) LPE Akuntansi Akrual


D Revaluasi Aset (ekuitas) LPE

7.a. Penyesuaian pencatatan revaluasi ATB/Aset C ATB/Aset Lainnya xx


lainnya yang bukan karakteristik untuk disusutkan –
jika nilai hasil revaluasi lebih besar daripada nilai
buku sebelum revaluasi:
8. Penyesuaian nilai ATB/Aset lainnya atas
Akuntansi Akrual pencatatan penyelesaian KDP:
D
ATB/Aset lainnya
XXXX Akuntansi Akrual
D ATB/Aset lainnya xxx
C Revaluasi Aset (ekuitas) LPE
C Aset lainnya dalam Pengerjaan xx

Lalu Hendry Yujana


Email: hendrydmb@gmail.com
Dr Lalu Hendry Yujana
hendrydmb@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai