Anda di halaman 1dari 36

TUGAS

KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH :

1. DARMI ECHY ANATIA (009STYC20)

2. NINDA AULIA (032STYC20)

3. NURHIKMAH (037STYC20)

4. SERLIN SUSMILA CAHYANI (043STYC20)

5. PICA INTIA DEWI (015STYC20)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


MATARAM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB

Puja dan puji kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas “Kewarganegaraan” ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini.oleh karna itu, kami meminta Ibu/Bapak Dosen untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami.Kritik dan saran dari Ibu/Bapak dosen sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Wassalamu’alaikum WR.WB

Mataram, 20 september 2021


A. KEWARGANEGARAAN

1. Pengertian Kewarganegaraan

Kewarganegaraan penting bagi setiap orang di suatu negara,karena kewarganegaraan


menunjukan keanggotaan seseorang dalam suatu negara. Secara umum kewarganegaraan
adalah hal-hal dalam hubungan warga dengan negara.Kewarganegaraan dikenal dengan
kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukan hubungan atau ikatan negara
dengan warga negara.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga negara adalah
penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya
hak dan kewajiban penuh sebagai warga di negara itu. Dilansir dari Encyclopaedia
Britannica (2015), kewarganegaraan adalah hubungan individu dengan negara.
Kewarganegaraan menunjukan kebebasan dan warga warga negara memiliki hak, tugas,
dan tanggung jawab tertentu. Secara umum, warga negara punya hak politik penuh. Hak
untuk memilih dan memegang jabatan publik. Kewarganegaraan adalah bentuk
kebangsaan yang paling istimewa.Istilah yang lebih luas ini menunjukan berbagai individu
dan negara yang tidak serta merta memberikan hak politik.Tapi menyiratkan hak-hak
istimewa lainnya, khususnya perlindungan di luar negeri. Ini adalah istilah yang digunakan
dalam hukum internasional.

Keikutsertaan seseorang menjadi satu anggota dalam sebuah kendali lingkup politik
tertentu, dalam hal ini negara merupakan definisi dari kewarganegaraan. Dan di dalam UU
No.62 Tahun 1958 tentang kewarganegaraan dijabarkan, bahwa kewarganegaraan ialah
segala bentuk hubungan seseorang dengan suatu negara yang yang dengannya
menimbulkan adannya sebuah hak dan kewajiban terhadap negara tersebut berkaitan
dengan status kewarganegaraan yang dimiliki.Pengertian Kewarganegaraan dapat
dibedakan menurut pemahamannya, diantaranya sebagai berikut:

 Kewarganegaraan secara hukum (yuridis)


Kewarganegaraan dalam hak hukum (Yuridis), memiliki pengertian sebagai tanda
adanya sebuah hubungan atau ikatan secara yuridis antara seorang warga negara dengan
negara terkait status seseorang tersebut sebagi warga negara. Yang dengan adanya
hubungan tersebut memiliki maka seorang warga negara memiliki kewajiban untuk
tunduk dan patuh terhadap hukum, undang-undang maupun peraturan yang berlaku di
negara tersebut terkait status seseorang tersebut sebagai warga negara. Dengan adanya
sebuah kartu tanda penduduk, surat pernyataan atau bukti kewarganegaraan seseorang,
merupakan tanda dari ikatan hukum tersebut. (Baca juga: Hak dan Kewajiban Warga
Negara Indonesia)
 Kewarganegaraan secara sosiologis
Hak secara sosiologis, kewarganegaraan memiliki definisi berbeda dengan ikatan
atau hubungan secara hukum. Ikatan tersebut memiliki makna lebih mendalam dalam
pengertian ikatan secara sosial, yang didapat karena timbulnya satu ikatan atau
hubungan darah, setanah air, senasib sepenanggungan dan juga ikatan budaya dan
sejarah yang sama. Dalam arti kata memiliki ikatan secara lahir dan batin dalam
hubungannya sebagai warga negara. (Baca juga: Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
dan Contohnya)
Dengan kata lain dalam artian kewarganegaraan secara sosiologis seseorang
tersebut dapat disebut sebagai warga negara karena melihat dari tingkah laku,
penghayatan hidup serta ikatan emosional seseorang tersebut pada negara. Akan tetapi
menurut hukum seseorang tersebut tidak memiliki bukti secara sah menurut hukum
yang berlaku sebagai seorang warga negara.  (baca juga: Membangun karakter bangsa)
 Kewarganegaraan secara formal
Kewarganegaraan dalam arti secara formal,secara teori hukum merujuk pada
tempat kewarganegaraan. Segala hal mengenai kewarganegaraan maupun warga negara
berada pada konteks hukum publik, sebab segala ketentuan-ketentuan mengenai hal
tersebut bersifat publik(umum). ( baca juga: 8 Peran Lembaga Pengendalian Sosial di
Masyarakat)
 Kewarganegaraan secara materiil
Kewarganegaraan dalam arti secara materiil, merujuk pada akibat yang
ditimbulkan karena status kewarganegaraan seseorang tersebut dalam hal hukum yang
dengannya timbul hak maupun kewajiban dalam konteks bagian dari suatu negara
tersebut. Dengan seseorang memiliki status kewarganegaraan, bersamaan dengan hal
tersebut maka timbul sebuah ikatan hukum yang mewajibkannya patuh serta tunduk
dalam hukum di negara terkait, dan seseorang tersebut tidak memiliki keterikatan
maupun berada dibawah kuasa atau kendali negara lain secara yuridis. Dengan begitu
negara menjamin warga negara dibawah kekuasaan hukumnya. (baca juga Hak dan
Kewajiban Warga Negara dalam UUD 1945 – Cara Menanamkan Kesadaran Hukum
Pada Warga Masyarakat).Ada beberapa pengertian kewarganegaraan, seperti berikut
diantaranya beberapa ahli  mengemukakan pendapatnya tentang kewarganegaraan.
1. Menurut Ko Swaw Sik, kewarganegaraan ialah ikatan hukum diantara negara
beserta seseorang yang disebut warga negara. Ikatan atau hubungan tersebut menjadi
suatu “kontrak politik”, yang mana sebuah negara tersebut memiliki hukum tata
negara dan kedaulatan yang diakui masyarakat dunia. kewarganegaraan disini
merupakan bagian dalam konsep kewargaan (citizenship).  (baca juga: 7 Ciri-Ciri
Masyarakat Madani dan Pengertiannya)
2. Menurut Graham Murdock (1994), kewarganegaraan merupakan suatu hak agar
dapat ikutserta maupun berpartisipasi secara utuh didalam berbagai  pola stuktur
sosial, politik dan juga kehidupan kultural agar dapat menciptakan seseuatu hal yang
baru selanjutnya karena dengan begitu akan membentuk ide-ide yang besar. Baca
juga: fungsi negara secara umum)
3. Menurut Soemantri, kewarganegaraan ialah sesuatu yang memiliki keterkaitan atau
hhubungan antara manusia sebagai individu didalam suatu perkumpulan yang tertata
dan terorganisir dalam hubungannya dengan negara. (baca juga: Manfaat toleransi di
dalam kehidupan)
4. Menurut Stanley E Ptnord dan Etner F peliger, Kewarganegaraan merupakan
sbuah ilmu atau studi mengenai tugas dan kewajiban pemerintahan serta hak dan
kewajiban seorang warga negara. (baca juga: Hak dan Kewajiban Warga Negara
dalam Pelestarian Lingkungan)
5. Menurut mr. Wiyanto Dwijo Hardjono, S.Pd, Kewarganegaraan ialah keanggotaan
seseorang dalam satuan politik tertentu ( secara khusus negara) yang dengannya
membawa hak untuk dapat berprestasi dalam suatu kegiatan politik di negara tersebut.
(baca juga: Fungsi Lembaga Politik di Indonesia)
6. Menurut Wolhoff,Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu,
yakni sejumlah manusia yng teerikat dengan yang lainnya dkarenakan suatu sebab
yaitu kesamaan bahasa, kehidupan dalam sosial dan berbudaya serta kesadaran
nasionalnya. Maka dari itu kewarganegaraan memiliki suatu kesamaan dengan hal
kebangsaan, perbedaannya terletak pada hak-hak yang dimiliki seseorang tersebut
untuk berperan aktif dalm hal perpolitikan di dalam negara tersebut. (baca juga: Peran
konstitusi dalam negara demokrasi)
7. Menurut Daryono, kewarganegaraan merupakan pokok-pokok yang mencakup isi
tentang hak dan kewajiban warga negara. Sebab kewargangaraan menrupakan
keanggotaang seseorang didalam satuan politik tertentu (dalam hal ini negara) yang
berkenaan dengan hal tersebut maka timbulah suatu hak untuk berpartisipasi di dalam

2.Sejarah Kewarganegaraan

Konsep kewarganegaraan pertama kali muncul di kota-kota Yunani Kuno. Ini


sebagai reaksi ketakutan soal berbudakan.Di Yunani mengembangkan konsep
demokrasi langsung. Setiap warga negara berperan secara aktif dalam menentukan
nasibnya maupun kehidupan masyarakatnya. Setiap warga negara di Kota Yunani
berhak dalam kehidupan demokratis dengan memilih wakil-wakil rakyat secara resmi.
Selain itu dalam kegiatan rutin sehari-hari dalam persoalaan administrasi dan
hukum. Bangsa Romawi pertama kali menggunakan kewarganegaraan sebagai alat
untuk membedakaan penduduk Kota Roma dari orang-orang yang wilayahnya telah
ditaklukan dan disatukan oleh Roma.Ketika kekaisaran terus tumbuh, orang-orang
Romawi memberikan kewarnegaraan kepada sekutu di seluruh Italia dan di provinsi
Romawi lainnya.Kewarganegaraan di Romawi memberikan hak hukum penting di
dalam kekaisaran.Di Eropa konsep kewarganegaraan nasional hampir hilang selama
pertengahan abad. Itu diganti oleh sistem hak dan kewajiban feodal.Pada akhir Abad
Pertengahan, kepemilikan kewarganegaraan di berbagai kota di Italia dan Jerman
berubah menjadi jaminan kekuatan bagi pedagang dan orang-orang istimewa.  

Konsep kewarganegaraan modern terjadi perubahan  pada abad ke-18 selama


Revolusi Amerika dan Perancis.Konsep warga negara datang untuk menyarankan
kepemilikan kebebasan tertentu dalam menghadapi kekuatan paksaan dari raja-raja
absolut.Di Inggris, konsep warga negara merujuk pada keanggotaan kerajaan di daerah
atau kota setempat.Ini digunakan untuk menekan posisi warga negara kepada raja atau
negara. Konsep ini didahulukan untuk warga negara yang memakai undang-undang
kebangsaan.Dikutip dari situs resmi kementerian luar negeri (kemenlu), di Indonesia
tentang kewarganegaraan sudah tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.UU tersebut adalah pengganti UU
Kewarganegaraan yang lama, yaitu UU Nomor 63 tahun 1958. Karena sudah tidak
sesuai dengan perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik
Indonesia.Warga negara di Indionesia akan diberikan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Ini berdasarkan kabupaten, provinsi, tempat terdaftar sebagai penduduk.Mereka juga
akan diberikan nomor identitas, yakni Nomor Induk Kependudukan (NIK).

3. Jenis Kewarganegaraan

Ada sejumlah macam kewarganegaraan yang harus diketahui, yakni:

 Asas lus Sanguinis (Asas Keturunan)

Ini adalah asas seseorang yang ditentukan berdasarkan pada keturunan.


Dicontohkan, jika seseorang dilahirkan di Indonesia, sedangkan orang tuanya
berkewarganegaraan Malaysia maka jadi warga negara Malaysia.

 Asas lus Soli (Asas Kedaerahan)

Asas ini adalah kewarganegaraan ditentukan berdasarkan tempat kelahiran. Jika


dilahirkan di Indonesia, sedangkan orang tuanya dari Malaysia maka jadi warga
Indonesia.Ini tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tua, karena patokannya
tempat kelahiran.

4.Macam-Macam Asas Kewarganegaraan di Indonesia

Di Indonesia ada beberapa jenis asas kewarganagaraan  yang terkandung pada UU


adalah:

 Asas ius Sanguinis

Asas ini yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan bukan


negara tempat kelahiran.

 Asas ius Soli

Ini merupakan asas yang secara terbatas menentukan kewarganegaraan seseorang


berdasarkan tempat kelahiran.Ini yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam UU.
 Asas kewarganegaraan tunggal

Ini adalah yang menentukan satu kewargenagaraan bagi setiap orang.

 Asas kewarganegaraan ganda terbatas

Asas ini yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai ketentuan
yang diatus dalam UU.

 Asas Kewarganegaraan Lainnya

Selain asas tersebut di atas, beberapa asas juga menjadi dasar penyusunan Undang-
Undang tentang Kewarganegaraan RI

a.Asas kepentingan nasional asalah asas yang menentukan bahwa peraturan


kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatan sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita.

b.Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah


wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga Negara RI dalam keadaan
apapun baik di dalam maupun di luar negeri.

c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap warga Negara RI mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum
dan pemerintahan.

d.Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya


bersifat administratif, tetapi jiga substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.

e. Asas non diskriminatif adalah asas yang tidak membedakanperlakuan dalam segala
hal awal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama,
golongan, jenis kelamin dan gender.

f.Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
sama dalam segala hal awal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi dan memuliakan hak asasi manusia.
g. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
atau kehilangan Kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita Negara RI agar
masyarakat mengetahuinya.

5. Status Kewarganegaraan

Dalam kewarganegaraan ada tiga status yaitu

1. Apartide

Apatride yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki


kewarganegaraan. Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang berasal dari
negara yang menganut asas ius sol imelahirkan seorang anak di negara yang
menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal
ibunya ataupun negara kelahirannya yang mengakui kewarganegaraannya anak
tersebut.

2. Bipatride

Bipatride  yakni Istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki


status kewarganegaraan rangkap atau dengan istilah lain yang dikenal dwi-
kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena seorang Ibu berasal dari negara yang
menganut asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di negara yang menganut
asas ius soli. Sehingga kedua negara (negara asal dan negara tempat kelahiran)
sama-sama memberikan status kewarganegaraannya.

3. Multipatride

Multipatride   adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan status


kewarganegaraan seseorang yang memiliki lebih dari dua status
kewarganegaraan. Dalam UU RI No. 12 Tahun 2006, memang tidak dibenarkan
seseorang memiliki 2 kewarganegaraan atau tidak memiliki kewarganegaraan.
Tapi untuk anak-anak ada pengecualian.

Dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun, dia harus memilih
status kewarganegaraannya. Status kewarganegaraan tersebut dapat diperoleh
dengan cara “Naturalisasi“, yakni dapat berupa pengajuan atau penolakan
kewarganegaraan (disertai penerimaan status kewarganegaraan yang lain)
tentunya dengan memenuhi persyaratan dari negara yang diajukan.

6. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

Seluruh hak dan kewajiban warga negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai
pasal 34 UUD 1945.Berikut ini merupakan hak warga negara Indonesia.

1. Persamaan kedudukan dalam hukum yang tercantum dalam pasal 27 ayat (1).

2. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tercantum dalam pasal 27 ayat (2).
Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.

3. Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan tercantum dalam pasal 28A. Setiap
orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

4. Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan


yang sah tercantum dalam pasal 28B ayat (1).

5. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang.

6. Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. Hak tersebut
termuat dalam Pasal 28C ayat (1).

7. Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya dimuat dalam pasal 28C ayat (2).

8. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta

9. perlakuan yang sama di depan hukum yang dimuat dalam pasal 28D ayat (1).

10. Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak.
11. Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut
atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun termuat dalam pasal 28I ayat (1).

-Sementara kewajiban warga negara Indonesia meliputi:

1. Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Tercantum dalam pasal 27 ayat (1) UUD
1945 yang berbunyi: "Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya."

2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Tercantum dalam pasal 27 ayat (3)
dengan bunyi: "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara."

3. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Tercantum pada pasal 28J ayat (1)
yang berbunyi: "Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain."

4. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.


Tercantum pada pasal 28J ayat (2) berbunyi: "Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis. "Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: "tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara."

5. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara yang tercantum
dalam pasal 30 ayat (1) UUD 1945 dengan bunyi: "Tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara."

B.HAM (Hak Asasi Manusia)

1.Pengertian Hak Asasi Manusia

Pengertian HAM, singkatan dari Hak Asasi Manusia merupakan hak dasar atau hak
pokok yang dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan bawaan sejak lahir
sehingga orang lain tak memiliki hak untuk melanggarnya. Manusia terikat dengan
hukum. Menurut KBBI, pengertian HAM adalah hak yang dilindungi secara internasional
(yaitu deklarasi PBB Declaration of Human Rights), seperti hak untuk hidup, hak
kemerdekaan, hak untuk memiliki, hak untuk mengeluarkan pendapat.HAM ini bersifat
universal. Di mana hak asasi manusia ini berlaku bagi semua orang dengan berbagai ras,
suku, etnik, agama dan kedudukan. PBB telah mengadakan konvensi dan perjanjian-
perjanjian internasional di berbagai negara untuk menjamin negara tersebut melindungi
hak asasi manusia setiap rakyatnya.HAM adalah sesuatu yang melekat pada manusia, di
mana tanpanya manusia mustahil dapat hidup. Sifatnya tidak dapat dihilangkan atau
dikurangi oleh siapa pun.Dengan kata lain, HAM secara umum dapat diartikan sebagai
hak-hak yang melekat pada diri segenap manusia sehingga mereka diakui keberadaannya
tanpa membedakan ras, warna kulit, bahasa, agama, politik, kewarganegaraan, kekayaan,
dan kelahiran tanpa adanya diskriminasi.

2. Pengertian HAM Menurut Para Ahli

a) Haar Tilar

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang sudah ada atau melekat pada
tiap-tiap manusia dan tanpa mempunyai hak-hak itu, tiap-tiap manusia itu tidak
dapat hidup selayaknya manusia. Hak ini didapatkan sejak lahir ke dunia.

b) Prof. Koentjoro Poerbopranoto

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah suatu hak yang sifatnya mendasar atau juga
asasi. Hak-hak yang dipunyai pada tiap-tiap manusia tersebut dengan berdasarkan
kodratnya, pada hakikatnya tidak akan dapat dipisahkan sehingga akan bersifat suci.

c) John Locke

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang secara langsung diberikan
Tuhan Yang Maha Esa pada tiap manusia sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu,
tidak ada kekuatan di dunia ini yang dapat mencabutnya.HAM sifatnya fundamental
atau mendasar bagi tiap kehidupan manusia dan pada hakikatnya sangat suci.

d) Peter R. Baehr
Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak dasar yang bersifat mutlak dan juga harus
dipunyai pada tiap insan untuk perkembangan dirinya tersebut.

e) UU No 39 Tahun 1999

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah seperangkat hak yang sudah ada pada diri
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang mana hak ini ialah
anugerah yang wajib untuk dihargai dan juga untuk dilindungi oleh pada tiap orang
untuk dapat melindungi harkat dan juga martabat manusia.

3. Macam-Macam HAM

a) Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)

Macam-macam HAM yang pertama adalah Hak Asasi Pribadi. Hak asasi ini
berhubungan dengan kehidupan pribadi setiap manusia.Contoh hak-hak asasi
pribadi yaitu:

 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.


 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan
yang diyakini masing-masing.
 Hak untuk hidup, berperilaku, tumbuh dan berkembang.
 Hak untuk tidak dipaksa dan disiksa.

b) Hak Asasi Politik (Political Rights)

Macam-macam HAM yang kedua adalah Hak Asasi Politik. Hak asasi ini
berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik yaitu:

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.


 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
 Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.
 Hak diangkat dalam jabatan pemerintah.

c) Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)

Macam-macam HAM yang ketiga yaitu Hak Asasi Hukum. Hak ini menjelaskan
bahwa setiap manusia memiliki kedudukan yang sama di depan hukum dan
pemerintahan.Contoh hak-hak asasi hukum yaitu:

 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.


 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
 Hak dalam mendapatkan dan memiliki pembelaan hukum pada peradilan.
 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

d) Hak Asasi Ekonomi (Property Rigths)

Macam-macam HAM yang keempat adalah Hak Asasi Ekonomi. Hak ini
berhubungan dengan kegiatan manusia dalam perekonomian. Contoh hak-hak
asasi ekonomi ini yaitu:

 Hak kebebasan melakukan kegiatan transaksi jual beli.


 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
 Hak untuk menikmati SDA.
 Hak untuk memperoleh kehidupan yang layak.
 Hak untuk meningkatkan kualitas hidup.
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.
e) Hak Asasi Sosial Budaya (Social Culture Rights)

Macam-macam HAM yang terakhir adalah Hak Asasi Sosial Budaya. Hak asasi
ini berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat.Contoh hak-hak asasi sosial
budaya yaitu:

 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.


 Hak mendapatkan pengajaran.
 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
 Hak untuk mengembangkan Hobi
 Hak untuk berkreasi
 Hak untuk memperoleh jaminan sosial
 Hak untuk berkomunikasi

4. Pelanggaran HAM

Berikut macam-macam pelanggaran HAM :

1. Kejahatan Genosida (Genocide)

Macam-macam pelanggaran HAM yang pertama adalah kejahatan genosida.


Kejahatan genosida termasuk dalam jenis pelanggaran HAM berat yang berada
dalam yuridiksi International Criminal Court. Genosida merupakan sebuah
pembantaian secara massal atau besar-besaran yang secara sistematis terhadap satu
suku bangsa atau sekelompok suku bangsa dengan maksud dan tujuan untuk
memusnahkan hingga punah bangsa tersebut.Termasuk dalam kejahatan berat,
kejahatan genosida pernah terjadi di beberapa negara sehingga menimbulkan
banyaknya korban jiwa dan mendapatkan kecaman dari PBB. Beberapa contoh
kejahatan genosida antara lain:

- Pembantaian di Rwanda yang membantai suku Tutsi yang terjadi pada tahun 1994
oleh suku Hutu.
- Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara
1991 hingga 1996. Pembantaian Srebenica ini adalah kasus pertama di Eropa yang
dinyatakan sebagai genosida oleh suatu keputusan hukum.

- Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed yang terjadi di
Sudan pada tahun 2004 silam.

Tak hanya membantai suatu suku bangsa, kejahatan genosida juga mencakup hal
lain seperti memaksa tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran di dalam
suatu suku atau kelompok dan secara paksa memindahkan anak-anak dari suku satu
ke suku lainnya.

2. Kejahatan Kemanusiaan

Macam-macam pelanggaran HAM yang kedua adalah kejahatan kemanusiaan.


Kejahatan manusia ini merujuk pada jenis pelanggaran HAM pada tindakan
pembunuhan massal yang terjadi secara sistematis yang meluas ditujukan kepada
suatu kelompok penduduk sipil yang meliputi aksi: Pembunuhan, Pemusnahan,
Perbudakan, Pemindahan paksa penduduk, Perampasan berat atas kebebasan fisik,
Penyiksaan, Pemerkosaan, perbudakan seksual, pemaksaan prostitusi, pemaksaan
sterilisasi,Penganiayaan, Penghilangan paksa, Perbuatan tak manusiawi yang
mengakibatkan penderitaan berat, mental dan fisik, Kejahatan apartheid

3. Pelanggaran HAM Ringan

Macam-macam pelanggaran HAM ringan adalah bentuk pelanggaran HAM


yang tidak mengancam keselamatan jiwa namun harus tetap dilindungi karena
sangat berbahaya bagi individu. Macam-macam pelanggaran HAM ringan, sebagai
berikut antara lain:

1. Melakukan penganiayaan

2. Melakukan hal yang berakibat dapat mencemarkan nama baik seseorang

3. Menghalangi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya dengan berbagai cara

4. Melakukan aksi kekerasan dengan pemukulan


5. Penegakan HAM di Indonesia

Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia:

 Mengadakan langkah konkret dan sistematik dalam pengaturan hukum positif.


 Membuat peraturan perundang-undang tentang HAM.
 Peningkatan penghayatan dan pembudayaan HAM pada segenap elemen masyarakat.
 Mengatur mekanisme perlindungan HAM secara terpadu.
 Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggan HAM.
 Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani HAM.
 Membentuk pusat kajian HAM.
 Meningkatkan peran aktif media massa.

6.Undang-Undang tentang HAM

Dalam proses menegakkan HAM, Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur


terkait masalah hak asasi manusia. Berikut beberapa undang-undang tentang HAM:
a. Pasal 28 A Mengatur Tentang Hak Hidup
Pasal ini menjelaskan bahwa tentang setiap orang berhak untuk hidup serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.
b. Pasal 28 B Mengatur Tentang Hak Berkeluarga
Pasal 28 B ayat 1 setiap orang berhak untuk membentuk keluarga dan
melanjutkan keturunan lewat perkawinan yang sah. Sedangkan pasal 28 B ayat
2 menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
c. Pasal 28 C Mengatur Tentang Hak Memperoleh Pendidikan
Pasal 28 C ayat 1 berisi tentang setiap orang yang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar, berhak mendapatkan pendidikan, dan
mendapatkan manfaat dari ilmu-ilmu dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
d. Pasal 28 D Mengatur Tentang Kebebasan Beragama
Pasal 28 D ayat 1 menjelaskan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum, yang adil di hadapan hukum.
Sedangkan pasal 28 D ayat 2 menjelaskan bahwa setiap orang berhak atas
kebebasan bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam jalinan kerja. Pasal 28 D ayat 3 menjelaskan bahwa setiap orang
berhak mendapatkan kesempatan yang serupa dalam pemerintahan.Dan ayat 4
menjelaskan tentang hak atas status kewarganegaraan.
e. Pasal 28 E Mengatur Tentang Kebebasan Beragama
Pasal 28 E ayat 1 menjelaskan bahwa setiap orang bebas memeluk agama
dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran,
pekerjaan, tempat tinggal, dan pergi dari negaranya lalu kembali.

C. DEMOKRASI
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. Demos
bermakna rakyat atau khalayak, sementara Kratos bermakna pemerintahaan.
Demokrasi sebagai sistem pemerintahan yang mengijinkan dan memberikan hak,
kebebasan kepada warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam
pengambilan keputusan di pemerintahan. Berikut beberapa pengertian demokrasi
menurut para ahli:
1. C.F. Strong.Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana mayoritas
rakyat berusia dewasa turut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan, yang
kemudian menjamin pemerintahan mempertanggungjawabkan setiap tindakan
dan keputusannya.
2. Haris Soche.Demokrasi sebagai bentuk pemerintahan rakyat, karenanya dalam
kekuasaan pemerintahan terdapat porsi bagi rakyat atau orang banyak untuk
mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari paksaan orang lain atau
badan yang bertanggung jawab memerintah.
3. Montesquieu,Kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga
lembaga atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu
pertama, legislatif yang merupakan pemegang kekuasaan untuk membuat
undang-undang, kedua, eksekutif yang memiliki kekuasaan dalam melaksanakan
undang-undang, dan ketiga adalah yudikatif, yang memegang kekuasaan untuk
mengadili pelaksanaan undang-undang
4.Aristoteles. Prinsip demokrasi adalah kebebasan, karena hanya melalui
kebebasanlah setiap warga negara bisa saling berbagi kekuasaan di dalam
negaranya.

5. John L Esposito.Pada Sistem Demokrasi semua orang berhak berpartisipasi,


baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Selain itu, tentu saja dalam lembaga resmi pemerintah terdapat
pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

6. Affan Gaffa.Menurut Affan Demokrasi sendiri terbagi menjadi dua definisi


yang pertama jika diartikan secara normatif, adalah demokrasi yang secara ideal
ingin diwujudkan oleh negara, sementara secara empiris adalah demokrasi adalah
perwujudannya dunia politik.
2. Sejarah Singkat Demokrasi di Dunia
Gagasan demokrasi sebagai sistem pemerintahan berasal dari kebudayaan
Yunani. Dengan sistem tersebut rakyat akan terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan keberlangsungan sebuah negara.Dalam buku
berjudul ThroesofDemocracy yang ditulis oleh Walter A. Mcdougall terdapat sejarah
pergolakan demokrasi yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1829 hingga 1877.
Jadi, seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan langsung dengan rakyatnya.
Demokrasi murni atau demokrasi langsung adalah sistem yang diusung di zaman
tersebut. Ribuan tahun kemudian, pada abad ke-6 SM, bentuk pemerintahan yang
relatif demokratis diperkenalkan di negara-negara bagian Athena oleh Cleisthenes
pada 508 sebelum masehi.Kondisi tersebut membuat Cleisthenes dikenal dengan
panggilan bapak demokrasi Athena.

Saat itu, Athena menganut demokrasi langsung dan memiliki dua ciri utama,
yakni pemilihan warga secara acak untuk mengisi jabatan administratif dan yudisial
di pemerintahan, serta majelis legislatif yang terdiri dari semua warga
Athena.Kesemuanya saat itu memiliki hak berbicara dan memberi suara di majelis
Athena. Meski dibuat oleh majelis, demokrasi Athena berjalan dengan kontrol
langsung dari rakyat. Rakyat akan menyuarakan pendapatnya lewat majelis atau
pengadilan untuk membantu kendali politik.Hingga pada saat memasuki abad
pertengahan (6-15 M) di Eropa Barat, gagasan tersebut tidak digunakan lagi, ada
banyak sistem dimana pemilihan tetap dilakukan meskipun hanya beberapa orang
yang dapat bergabung.Parlemen Inggris sendiri dimulai dari MagnaCarta, sebuah
dokumen yang menunjukkan bahwa kekuasaan Raja terbatas dan melindungi hak-
hak tertentu rakyat. Parlemen terpilih pertama adalah Parlemen DeMontfort di
Inggris pada 1265. Namun hanya beberapa orang yang benar-benar dapat bergabung
sebab parlemen dipilih oleh beberapa orang saja.

3. Ciri-Ciri Demokrasi
Demokrasi dilakukan agar kebutuhan masyarakat umum dapat terpenuhi.
Pengambilan kebijakan negara demokrasi tergantung pada keinginan dan aspirasi
rakyat secara umum.Dengan menentukan kebijakan sesuai dengan keinginan
masyarakat, dalam suatu negara demokrasi akan tercipta kepuasan rakyat. Sebuah
Negara sendiri dikatakan telah menerapkan sistem demokrasi, jika telah memenuhi
ciri-ciri berikut ini:

a) Memiliki Perwakilan Rakyat


Indonesia memiliki lembaga legislatif bernama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
yang telah dipilih melalui pemilihan umum. Sehingga urusan negara, kekuasaan
dan kedaulatan rakyat kemudian diwakilkan melalui anggota DPR ini.

b) Keputusan Berlandaskan Aspirasi dan Kepentingan Warga Negara


Seluruh Keputusan yang ditetapkan oleh Pemerintah berlandaskan kepada
aspirasi dan kepentingan warga negaranya, dan bukan semata-mata kepentingan
pribadi atau kelompok belaka. Hal ini sekaligus mencegah praktek korupsi yang
merajalela.

c) Menerapkan Ciri Konstitusional


Hal ini berkaitan dengan kehendak, kepentingan atau kekuasaan rakyat. Dimana
hal tersebut juga tercantum dalam penetapan hukum atau undang-undang. Hukum
yang tercipta pun harus diterapkan dengan seadil-adilnya.
d) Menyelenggarakan Pemilihan Umum
Pesta rakyat harus digelar secara berkala hingga kemudian terpilih perwakilan
atau pemimpin untuk menjalankan roda pemerintahan.

e) Terdapat Sistem Kepartaian


Partai adalah sarana atau media untuk melaksanakan sistem demokrasi. Dengan
adanya partai, rakyat juga dapat dipilih sebagai wakil rakyat yang berfungsi
menjadi penerus aspirasi. Tujuannya tentu saja agar pemerintah dapat
mewujudkan keinginan rakyat.Sekaligus wakil rakyat dapat mengontrol kerja
pemerintahan. Jika terjadi penyimpangan, wakil rakyat kemudian dapat
mengambil tindakan hukum.

4. Tujuan Demokrasi
Secara umum, tujuan demokrasi adalah menciptakan kehidupan masyarakat
yang sejahtera, adil dan makmur dengan konsep mengedepankan keadilan, kejujuran
dan keterbukaan.Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam kehidupan bernegara juga
meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat. Untuk lebih jelasnya, berikut
beberapa tujuan demokrasi secara umum beserta penjelasannya:
a) Kebebasan Berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan
berekspresi. Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, dimana
rakyatnya memiliki kebebasan untuk memberikan pendapat dan menyuarakan
aspirasi dan ekspresi mereka.Hal ini menjadi hal yang fundamental bagi negara
demokrasi. Penjaminan hak dasar ini juga dilakukan dengan terbuka sebagai cara
mengungkap dan mengatasi adanya masalah sosial yang belum terwujud.

b) Menciptakan Keamanan dan Ketertiban


Secara umum, demokrasi bertujuan menciptakan keamanan, ketertiban dan
ketentraman di lingkungan masyarakat. Demokrasi akan menjamin hak-hak setiap
warga negara dan mengedepankan musyawarah untuk memecahkan solusi
bersama agar terjalin keamanan bersama di lingkungan masyarakat.
c) Mendorong Masyarakat Aktif dalam Pemerintahan
Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat akan dilibatkan
dalam setiap proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum secara langsung
hingga memberi aspirasi terkait kebijakan publik. Rakyat yang didorong aktif
terlibat dalam bidang politik guna memajukan kinerja pemerintahan negara
tersebut.Adanya peran rakyat dalam pemerintahan juga akan membuat setiap
warga negara lebih bertanggung jawab terhadap peran yang dimilikinya sebagai
seorang warga negara yang wajib menjaga keutuhan negara.

d) Membatasi Kekuasaan Pemerintahan


Kekuasaan tertinggi dalam negara yang menganut sistem pemerintahan
demokrasi, ada di tangan rakyat.Artinya rakyat berhak memberi aspirasi dan
kritik pada pemerintahan. Sistem pemerintahan demokrasi juga bertujuan
membatasi kekuasaan pemerintahan, agar tidak menimbulkan kekuasaan absolut
atau diktator. Dengan demokrasi diharapkan akan menciptakan pemerintah yang
bertanggung jawab, dimana Pemerintahan hanya berfungsi sebagai wakil rakyat
yang ditugasi untuk merangkum semua kebutuhan rakyat.Rakyat dapat menilai
dan menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan kebijakan
yang dirumuskan. Rakyat dapat mengajukan tuntutan apabila pemerintah
melakukan penyelewengan terhadap kebijakan yang telah dibuat.

e) Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik yang terjadi, akan
diselesaikan dengan musyawarah. Sehingga diharapkan dengan menganut sistem
demokrasi bisa mencegah adanya perselisihan antar kelompok dan dapat
menyelesaikan segala masalah secara damai.

5. Macam-Macam Demokrasi
Kekuasaan tertinggi negara demokrasi dimiliki oleh rakyat, entah dari mana
rakyat tersebut berasal dan latar belakangnya. Semua warga negara dianggap sama
tanpa melihat latar belakang dan asal rakyat tersebut. Sehingga, dalam suatu negara
demokrasi semua warga negara dianggap memiliki kesetaraan. Berikut ini macam-
macam demokrasi yang perlu kamu ketahui:
a) Demokrasi Parlementer
Demokrasi Parlementer adalah demokrasi yang memberi lebih banyak kekuatan
kepada legislatif atau disebut juga dengan demokrasi parlementer. Pihak eksekutif
memperoleh hak kekuasaan atas demokrasinya hanya dari legislatif, yaitu
parlemen.Kepala negaranya juga berbeda dari kepala pemerintahan, dan keduanya
memiliki tingkat kekuasaan yang berbeda-beda. Namun, dalam kebanyakan kasus,
presiden adalah raja yang lemah (Inggris) atau pemimpin resmi (India).

b) Demokrasi Langsung
Demokrasi langsung atau demokrasi murni merupakan jenis demokrasi dimana
rakyatlah yang memiliki kekuasaan secara langsung tanpa perwakilan, perantara
atau majelis parlemen. Demokrasi ini membutuhkan partisipasi luas dalam politik.

Jika pemerintah harus mengesahkan undang-undang atau kebijakan tertentu,


peraturan tersebut kemudian akan ditentukan oleh rakyat. Mereka memberikan
suara pada suatu masalah dan menentukan nasib negaranya sendiri.

c) Demokrasi Tidak Langsung


Demokrasi tidak langsung adalah ketika rakyat dapat memilih siapa yang akan
mewakili suara mereka di parlemen. Demokrasi ini merupakan bentuk demokrasi
paling umum di seluruh dunia.Penekanannya terletak pada perlindungan hak-hak
tidak hanya pada mayoritas rakyat di negara bagian, tapi juga minoritas.Dengan
memilih perwakilan yang lebih berkualitas, minoritas kemudian akan dapat
menyuarakan keluhannya dengan cara yang lebih efisien.

d) Demokrasi Pancasila
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang saat ini berlaku di Tanah Air.
Demokrasi yang bersumber pada nilai-nilai sosial budaya bangsa serta berasaskan
musyawarah mufakat dengan memprioritaskan kepentingan seluruh masyarakat
atau warga Negara seperti yang tercantum pada kelima sila Pancasila.
Seperti yang kita ketahui, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
yang memiliki makna kristalisasi berbagai pengalaman hidup bangsa Indonesia
yang telah membentuk sikap, watak, perilaku, tata nilai, pandangan fisafat, moral,
serta etika yang telah melahirkannya.

e) Demokrasi Presidensial
Di bawah sistem demokrasi presidensial, presiden dipilih secara langsung dan
tidak langsung oleh warga negara.Presiden dan cabang eksekutif pemerintah
kemudian tidak bertanggung jawab kepada legislatif, tetapi, tidak dapat
membubarkan legislatif secara sepenuhnya.Dalam demokrasi presidensial, kepala
negara adalah kepala pemerintahan. Negara-negara seperti Amerika Serikat,
Argentina, dan Sudan telah menggunakan jenis demokrasi ini.
6. Prinsip-Prinsip Demokrasi
a)Negara Berdasarkan Konstitusi
Pengertian negara demokratis adalah negara yang pemerintah dan warganya
menjadikan konstitusi sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Konstitusi dapat diartikan sebagai undang-undang dasar atau seluruh
peraturan hukum yang berlaku di sebuah negara.Sebagai prinsip demokrasi, keberadaan
konstitusi sangat penting sebab dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara.Konstitusi
berfungsi membatasi wewenang penguasa atau pemerintah serta menjamin hak rakyat.
Dengan demikian, penguasa atau pemerintah kemudian tidak akan bertindak sewenang-
wenang kepada rakyatnya dan rakyat tidak akan bertindak anarki dalam menggunakan
hak dan pemenuhan kewajibannya.

b)Jaminan Perlindungan HAM


Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia
sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.Hak asasi manusia mencakup
hak untuk hidup, kebebasan memeluk agama, kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat, serta hak-hak lain sesuai ketentuan undang-
undang.Perlindungan HAM merupakan salah satu prinsip negara demokrasi karena
perlindungan terhadap HAM pada hakikatnya merupakan bagian dari pembangunan
negara yang demokratis.
c) Kebebasan Berpendapat dan Berserikat
Demokrasi memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berpikir dan
menggunakan hati nurani serta menyampaikan pendapat dengan cara yang
baik.Selain itu salah satu prinsip demokrasi adalah mengakui dan memberikan
kebebasan untuk berserikat atau membentuk organisasi.Setiap orang boleh
berkumpul dan membentuk identitas dengan organisasi yang ia dirikan. Melalui
organisasi tersebut setiap orang dapat memperjuangkan hak sekaligus memenuhi
kewajibannya.

d) Pergantian Kekuasaan Berkala


Gagasan tentang perlunya pembatasan kekuasaan dalam prinsip demokrasi
dicetuskan oleh LordActon. LordActon menyatakan bahwa pemerintahan yang
diselenggarakan manusia penuh dengan kelemahan. Pendapatnya yang cukup
terkenal adalah “powertendstocorrupt, butabsolutepowercorruptsabsolutely”.
Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung menyalahgunakan kekuasaan.
Pergantian kekuasaan secara berkala bertujuan membatasi kekuasaan atau
kewenangan penguasa. Pergantian kekuasaan secara berkala dapat meminimalisasi
penyelewengan dalam pemerintahan seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pergantian seorang kepala negara atau kepala daerah dapat dilakukan dengan
mekanisme pemilihan umum yang jujur dan adil.
e) Peradilan Bebas dan Tak Memihak
Peradilan bebas adalah peradilan yang berdiri sendiri dan bebas dari campur tangan
pihak lain termasuk tangan penguasa. Pengadilan bebas merupakan prinsip
demokrasi yang mutlak diperlukan agar aturan hukum dapat ditegakkan dengan
baik.Para hakim memiliki kesempatan dan kebebasan dalam menemukan kebenaran
dan memberlakukan hukum tanpa pandang bulu.Posisi netral sangat dibutuhkan
untuk melihat masalah secara jernih dan tepat. Kejernihan pemahaman tersebut akan
membantu hakim menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya Selanjutnya, hakim
dapat mempertimbangkan keadaan yang ada dan menerapkan hukum dengan adil
bagi pihak berperkara.

f) Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan


Persamaan kedudukan warga negara di depan hukum akan memunculkan wibawa
hukum. Setiap Warga Negara di Depan Hukum Hukum merupakan instrumen untuk
menegakkan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah hukum
tidak boleh berat sebelah atau pandang bulu.Setiap perbuatan melawan hukum harus
ditindak secara tegas. Saat hukum memiliki wibawa, hukum tersebut akan ditaati
oleh setiap warga negara.

g)Jaminan Kebebasan Pers


Kebebasan pers merupakan salah satu pilar penting dalam prinsip-prinsip demokrasi.
Pers yang bebas dapat menjadi media bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi
serta memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah dalam pembuatan
kebijakan publik.

D. WAWASAN NUSANTARA
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Kata Wawasan danNusantara. Wawasan berasal dari kata Wawas (bahasa jawa)
yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya
pulau atau kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu
benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik.
Berdasarkan pengertian modern, kata “nusantara” digunakan sebagai pengganti nama
Indonesia. Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai
berikut:

a. Menurut prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua
aspek kehidupan yang beragam.”

b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap.


MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional”.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara
berarti cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Hakikat Wawasan Nusantara


Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu
kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah
nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa
dan kesatuan wilayah.Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara
diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik,
ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan.

3. Ajaran Dasar Wawasan Nusantara


Untuk menjamin persatuan dan kesatuan Dalam kebhinekaan tersebut
merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang
dikenal dengan istilah Wawasan Kebangsaan yang diberi nama Wawasan
Nusantara.Ada dua landasan yang mengenai dasar wawasan nusantara :
1. Landasan Idiil Pancasila

Pancasila diakui sebagai ideology dan dasar Negara yang dirumuskan dalam
pembukaan UUD 1945. Yang telah mencerminkan nilai-nilai keseimbangan,
keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaa, kebersamaan
dan kearifan dalam membina kehidupan nasional.

2. Landasan Konstitusional : UUD 1945 UUD 1945 merupakan konstitusi dasar


yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara.

4. Unsur Dasar Konsepsi Wawasan Nusantara


Terdapa Tiga Unsur Dasar yaitu :
Wadah(Contour), isi ( Content), dan tata laku (Conduct)

1. Wadah
Setelah menegara dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa
Indonesia memiliki organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai
dalam wujud suprastruktur politik. Sementara itu wadah dalam kegiatan
bermasyarakat adalah berbagai lembaga dalam wujud infrastruktur politik-
suprastrukturpolitik.

2. Isi

Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang etrdapat dalam pembukaan UUD 1945.

3. Tata Laku

Tata laku merupakan interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari, tata laku
batiniah dan tata laku lahiriah.

5. Dasar Hukum Wawasan Nusantara


Dasar hukum wawasan nusantara diterima sebagai konsepsi politik
kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar hukum antara lain sebagai
berikut.
- Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973.

- Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN.

- Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

6. Kedudukan Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional
merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa
Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang
satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara
sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik Indonesia. Dalam paradigma
nasional, kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai berikut.

• Pancasila sebagai falsaah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai
landasan idil
• UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
• Sebagai visi nasional yang berkedudukan sebagai landasan visional
• Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional yang berkedudukan sebagai
landasan konsepsional
• GBHN (garis-garis besar haluan negara) sebagai politik dan strategi nasional
atau sebagai kebijakan dasar nasional yang berkedudukan sebagai landasan
operasioal.

7. Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Selain itu, terdapat berbagai fungsi wawasan nusantara yang baik secara
umum, menurut pendapat para ahli dan pembagiannya antara lain sebagai berikut.

Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum - Wawasan nusantara berfungsi


sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan
Negara di pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Fungsi Wawasan Nusantara
Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MHDKK - yang mengutarakan pendapatnya
dalam bukunya pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi antara lain
sebagai berikut.

a.Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara

Indonesia

b.Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi


pembagunan nasional.

-Fungsi Wawasan Nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan antara


lain sebagai berikut

- Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah


sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilahayan
- Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup
kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.
- Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah
dan segenap kekuatan negara.
- Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan
negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara
tetangga.

8. Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala
aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku bangsa ataupun daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingankepentingan individu, kelompok,
suku bangsa, ataupun daerah. Kepentingankepentingan tersebut tetap dihormati, diakui
dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat banyak.

9. Asas Wawasan Nusantara


Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan-ketentuan atau kaidahkaidah dasar
yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya
komponen pembentuk bangsa Indonesia (suku bangsa atau golongan) terhadap
kesepakatan bersama. Harus disadari bahwa jika asas wawasan nusantara diabaikan,
komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama
tersebut, yang berarti bahwa tercerai-berainya bangsa dan negara Indonesia.

Asas wawasan nusantara terdiri atas: kepentingan yang bersama, tujuan yang sama,
keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap ikrar atau
kesepakatan bersama demi terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

10. Peranan Wawasan Nusantara


Dalam kehidupan nasional, Wawasan Nusantara dikembangkan peranannya untuk :

- Mewujudkan serta memelihara persatuan dan kesatuan yang serasi dan selaras,
segenap aspek kehidupan nasional.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab atau pemanfaatan lingkungan-nya. Peranan
ini berkaitan dengan adanya hubungan yang erat dan saling terkait dan
ketergantungan antara bangsa dengan ruang hi-dupnya. Oleh karena itu
pemanfaatan lingkungan harus bertanggung jawab. Bila tidak, maka akan
menimbulkan kerusakan lingkungan yang pada akhirnya akan
merugikan bangsa itu sendiri.

- Menegakkan kekuasaan guna melindungi kepentingan nasional. Kepentingan


nasional menjadi dasar hubungan antara bangsa. Apabila satu bangsa kepentingan
nasionalnya sejalan atau paralel dengan kepentingan nasional bangsa lain, maka
kedua bangsa itu akan mu-dah terjalin hubungan persahabatan.Merentang
hubungan internasional dalam upaya ikut menegakkan perdamaian.

11. Sasaran Implementasi dan Perwujudan Wawasan Nusantara


Tantangan dalam Mengimplementasikan Wawasan Nusantarayaitu : Sikap
mental yang berarti kesukuan, ke daerahan, mementingkan golongan/partai.dan
Globalisasiyang berarti, Dunia tanpa batas, Kapitalisme baru, Pasar bebas/pasar
dunia.Sebagai cara pandang dan visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara harus
dijadikan arahan, pedoman, acuan, dan tuntutan bagi setiap individu bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa dan negara kesatuan
Republik Indonesia. Karena itu implementasi atau penerapan Wawasan Nusantara
harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia daripada
kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Dengan kata lain Wawasan Nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap,dan bertindak dalam rangka
menghadapi, menyikapi atau menangani berbagai permasalahan menyangkut
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

- Perwujudan Wawasan Nusantara

Konsepsi Wawasan Nusantara dituangkan dalam peraturan perundangundangan,


yaitu dalam ketetapan MPR mengenai GBHN. Secara berturut-turut ketentuan
tersebut adalah :

1. Tap MPR No. IV \ MPR \ 1973

2. Tap MPR No. IV \ MPR \ 1978


3. Tap MPR No. II \ MPR \ 1983
4. Tap MPR No. II \ MPR \ 1988
5. Tap MPR No. II \ MPR \ 1993
6. Tap MPR No. II \ MPR \ 1998
Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Wawasan dalam penyelenggaraan
pembangunan nasional dalam mencapai Tujuan Pembangunan Nasional adalah
Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara adalah wawasan nasional yang bersumber
dari pancasila dan UUD 1945. Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa
dan keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup :

1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik

2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi

3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya

4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan


Keamanan.

Masing-masing cakupan arti dari Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu


Kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, Pertahanan Keamanan
(POLEKSOSBUDHANKAM) tersebut tercantum dalam GBHN.

12. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia


Cara pandang suatu bangsa memandang tanah air dan beserta lingkungannya
menghasilkan wawasan nasional. Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan
atau visi bangsa dalam menuju tuannya. Namun tidak semua bangsa memiliki wawasan
nasional Inggris adalah salah satu contoh bangsa yang memiliki wawasan nasional yang
berbunyi” Britain rules the waves”. Ini berarti tanah inggris bukan hanya sebatas
pulaunya, tetapi juga lautnya. Adapun bangsa Indonesia memiliki wawasan nasional
yaitu wawasan nusantara.

Sebagai Wawasan nasional dari bangsa Indonesia naka wilayah Indonesia yang
terdiri dari daratan, laut dan udara diatasnya dipandang sebagai ruang hidup
(lebensraum) yang satu atau utuh. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasionalnya
bangsa Indonesia dibangunatas pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa
Indonesia didasarkan kepada konstelasi lingkungan tempat tinggalnya yang
menghasilakan konsepsi wawasan Nusantara. Jadi wawasan nusantara merupakan
penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan berasal
dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi.
Selanjutnya muncul kata mawas yang berarti memandang, meninjau atau melihat.
Wawasan artinya pandangan, tujuan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula
cara pandang, cara melihat. Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai visi bangsa.
Visi adalah keadaan atau rumusan umum mngenai keadaan yang dinginkan. Wawasan
nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi
bangsa Indonesia sesuaidengan konsep wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang
satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

E. OTONOMI DAERAH

1. Pengertian Otonomi Daerah

Istilah otonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Autos yang


berarti sendiri dan namos yang berarti aturan.Dengan begitu, otonomi dapat diartikan
pengaturan sendiri, mengatur, atau memerintah sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
mengatur serta mengurus rumah tangga sendiri sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Secara umum, pengertian otonomi daerah adalah kewenangan untuk
mengatur sendiri kepentingan masyarakat atau kepentingan untuk membuat aturan guna
mengurus daerahnya sendiri. Namun, secara harfiah pengertian otonomi daerah adalah
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai batas-batas wilayah.Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan
pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus
diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata
dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-
sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.

2. Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli


a) Menurut Rozali Abdullah
Pengertian otonomi daerah adalah sebagai pemerintahan sendiri (zelfregering) dan
terdiri dari membuat undang-undang sendiri (zelfwetgeving), melaksanakan
sendiri (zelfitvoering), mengadili sendiri (zelfrechtspraak) dan menindaki sendiri
(zelfpolftie).
b) Menurut Ubedilah
Pengertian otonomi daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c) Menurut Bhenyamin Hoessein
Pengertian otonomi daerah adalah tatanan ketatanegaraan yang berkaitan dengan
dasar-dasar negara dan susunan organisasi negara, yang mengandung makna
kebebasan yang dapat dipertanggung jawabkan bukan kemerdekaan
d) Menurut Philip Mahwood
Pengertian otonomi daerah adalah pemerintah daerah yang mempunyai
kewenangan sendiri di mana keberadannya terpisah dengan otoritas yang
diberikan oleh pemerintah untuk mengalokasikan sumber material yang bersifat
substansial mengenai fungsi yang berbeda.
e) Menurut Vincent Lemieux
Pengertian otonomi daerah adalah kebebasan untuk mengambil keputusan politik
maupun administrasi dengan tetap menghormati peraturan perundang-undangan.
3. Tujuan dan Prinsip Otonomi Daerah

Tujuan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalah sebagai berikut:

 Dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.


 Dapat mengembangkan kehidupan yang berasaskan demokrasi.
 Dapat mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat.
 Dapat mewujudkan pemerataan daerah.
 Dapat memelihara hubungan yang serasi dan baik antara pusat dan daerah serta
antardaerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
 Dapat mendorong upaya pemberdayaan masyarakat.
 Dapat menumbuhkan prakarsa sekaligus kreativitas, meningkatkan peran masyarakat,
serta mengembangkan peran dan fungsi dari pihak DPRD.

Selanjutnya, terdapat tiga prinsip dalam penyelenggaraan otonomi daerah, yakni:

 Prinsip otonomi seluas-luasnya. Berdasarkan prinsip ini, suatu daerah akan diberikan
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusan rumah tangga sendiri berikut
pemerintahannya, kecuali jika terdapat wewenang yang menurut peraturan
perundang-undangan memang menjadi kewenangan dari pemerintah pusat.
 Prinsip otonomi nyata. Berdasarkan prinsip ini, suatu daerah diberi kewenangan untuk
menangani urusan pemerintahan yang didasarkan atas tugas, wewenang, dan
kewajiban yang secara nyata sudah ada serta mempunyai potensi untuk dapat terus
tumbuh, berkembang, sekaligus hidup sesuai potensi suatu daerah tertentu.
 Prinsip otonomi yang bertanggung jawab. Prinsip ini bermakna dalam suatu sistem
penyelenggaraan pemerintahan, harus pula disesuaikan dan diperhatikan tentang
adanya tujuan dan maksud dari pemberian otonomi. Tujuan yang ingin dicapai
menurut prinsip ini adalah mampu memberdayakan masing-masing daerahnya dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan di masyarakat luas.

4. Asas otonomi daerah

Asas-asas untuk menyelenggarakan otonomi daerah pada dasarnya ada tiga, yaitu:

 Asas desentralisasi. Asas ini bermakna adanya penyerahan wewenang dari pemerintah
pusat kepada daerah-daerah otonomi berdasarkan struktur Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
 Asas dekonsentrasi. Asas ini bermakna adanya pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat kepadagubernur sebagai representasinya di tingkat daerah.
 Asas tugas pembantuan. Asas ini bermakna bahwa terdapat sebuah penugasan yang
dilakukan oleh pemerintah pusat kepada suatu daerah otonomi dan oleh kepala daerah
kepada kepala desa dalam rangka melaksanakan tugas tertentu yang disertai adanya
ketentuan tentang pembiayaan, sarana, dan prasarana, serta sumber daya manusia.

 
5. Pelaksanaan otonomi daerah

Dengan adanya pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat memperbaiki


kesehjateraan masyarakat. Pelaksanaan otonomi daerah cukup penting dalam rangka
pengembangan suatu daerah yang disesuaikan dengan potensi dan kekhasan masing-
masing.Melalui kebijakan sistem otonomi daerah bisa menjadi sebuah kesempatan yang
baik bagi pemerintah daerah untuk dapat membuktikan kemampuan secara maksimal
dalam melaksanakan kewenangan yang sejatinya adalah hak dari tiap tiap daerah.

6. Dasar hukum otonomi daerah

Pelaksanaan otonomi daerah mempunyai beberapa dasar hukum, yaitu:

 Pasal 18 ayat (1) sampai (7), Pasal 18A ayat (1) dan (2), serta Pasal 18B ayat (1)
dan (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi
Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang
Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka
NKRI.
 Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang merevisi
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Anda mungkin juga menyukai