3.1.2 Kebisingan
3.1.2.1 Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan
Kebisingan yang ada beberapa divisi yaitu divisi kendaraan khusus dan divisi TC – AP
(tempa, cor dan alat perkeretaapian). Suara bising berasal dari mesin serta alat-alat yang
digunakan dalam proses pembuatan komponen internal dan eksternal kendaraan, pengecetan,
dedusting, forging, dan hot forming yang menyebabkan bising secara kontinu maupun bising
yang terputus-putus.
Pengukuran kebisingan dilakukan menggunakan alat Sound Level Meter dengan merk
Lutron dengan tipe SL-4011 dan nomor seri O 07788. Berikut adalah hasil pengukuran intensitas
kebisingan pada PT Pindad Persero. Besarnya intensitas kebisingan dapat dilihat pada tabel
berikut dibawah ini.
Kebisingan dengan intensitas lebih dari 85 dBA dalam 8 jam ditemukan pada seluruh
proses proses produksi dengan kebisingan tertinggi pada divisi TC-AP bagian forging sebesar
108,2 dBA. Hal tersebut telah tercantum dalam Permenakertrans Nomor 13/Men/X/2011.
Namun seluruh pekerja telah menggunakan APD berupa ear plug selama proses produksi.
Bab iv
Hasil pengukuran tingkat kebisingan yang diukur dari delapan tempat di PT. Pindad
Persero adalah sebagai berikut:
Dengan demikian beberapa wilayah ruang produksi di PT. Trisua Textile Industries tidak
aman jika dilihat dari faktor kebisingan, karena melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan.
Hal tersebut dapat menimbulkan hazard fisik secara langsung kepada pihak pekerja. Pihak
perusahaan sudah menyediakan APD untuk para pekerja berupa earplug dan juga earmuff. Pihak
perusahaan juga telah memasang papan pengumuman untuk mengenakan APD. Namun dari hasil
pengamatan didapatkan kurangnya kesadaran dari para pekerja untuk menggunakan APD, para
pekerja mengatakan sudah terbiasa bekerja dalam situasi kerja dengan frekuensi kebisingan yang
tinggi, para pekerja juga ada yang mengatakan tidak nyaman saat menggunakan APD, ataupun
lupa untuk menggunakan APD.