Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENILAIAN PKN DI SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH :

Nama : Arsyita Khairunnisa

Npm : 5018150

Mata Kuliah : Pembelajaran PKN SD

Dosen Pengampu : Aren Frima, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,syukur kepada allah yang telah memberikan hidayahnya


kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Subhanahu
WaTa’ala. Suri teladan yang telah membawa kita dari jaman kebodohan kejaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran PKN
SD di program studi pendidikan guru sekolah dasar, jurusan ilmu pendidikan
pada STKIP-PGRI Lubuklinggau. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Aren Frima,M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Pembelajaran PKN SD.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca.Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, Desember 2020

Arsyita Khairunnisa

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Pengertian Penilaian Pembelajaran.......................................................3


2.2 Tujuan dari Penilaian Pembelajaran.....................................................5
2.3 Fungsi Penilaian Pembelajaran.............................................................6
2.4 Prinsip-Prinsip Penilaian Pembelajaran................................................8
2.5 Instrumen Penilaian Pembelajaran....................................................10
2.6 Pengembangan Penilaian Hasil Belajar..............................................12

BAB III PENUTUP........................................................................................16

3.1 Kesimpulan.........................................................................................16
3.2 Saran...................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian pembelajaran PKn SD merupakan komponen pembelajaran yang
sangat penting. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh
mana siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi
guru, penilaian bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang
teleh disampaikan dan untuk laporan kepeda orang tua siswa dan guru sendiri
di setiap akhir semester, yang dituangkan dalam buku raport.
Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model
penilaian dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn karena penilaian
merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Penilaian
mengacu pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan, keputusan,
proses, orang dan objek. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses
pengukuran tetapi dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan
kriteria-kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih
dahulu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian penilaian pembelajaran?
2. Apa tujuan dari penilaian pembelajaran ?
3. Apa fungsi dari penilaian pembelajaran ?
4. Apa saja prinsip-prinsip penilaian pembelajaran?
5. Apa saja instrumen penilaian pembelajaran ?
6. Apa saja pengembangan penilaian hasil belajar PKn SD ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian penilaian pembelajaran.


2. Untuk mengetahui tujuan penilaian pembelajaran.
3. Untuk mengetahui fungsi penilaian pembelajaran.

1
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip penilaian pembelajaran.
5. Untuk mengetahui instrumen penilaian pembelajaran.
6. Untuk mengetahui penentu hasil belajar siswa.
7. Untuk mengetahui indicator hasil belajar.
8. Untuk mengetahui prosedur penilaian
9. Untuk mengetahui pengembangan penilaian hasil belajar PKn SD.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penilaian

2
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil
pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas
secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator keberhasilan guru
dalam proses pembelajaran (Supratiningsih dan Suharja, 2006). Menurut
Davies (1981), pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan
nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang
dan objek. Adapun Sujana (1990), membatasinya sebagai suatu proses
pemberian nilai terhadap objek tertentu berdasarkan suatu kriteria yang
tertentu pula. Untuk menentukan nilai suatu hasil pembelajaran, penilaian
tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran. Kegiatan penilaian dapat
dilakukan dengan membandingkan kriteria-kriteria yang berlaku tanpa perlu
melakukan pengukuran terlebih dulu.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tidak semua proses penilaian
dilakukan melalui pengukuran. Guru hendaknya mengetahui perbedaan antara
penilaian dan pengukuran. Pengukuran dalam kegiatan pembelajaran adalah
suatu proses membandingkan tingkat keberhasilan dengan ukuran
keberhasilan dalam pembelajaran yang telah ditentukan. Penilaian dalam
pembelajaranadalah proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan dalam
pembelajaran melalui kegiatan pengukuran atau pembandingan dengan
kriteria-kriteria yang berlaku. Maka dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat
diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek, dan yang lain).
Setelah memahami tentang pengertian penilaian dan proses penilaian
dalam kegiatan pembelajaran. Kita juga perlu memahami kedudukan
penilaian dalam proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan proses
memanusiawikan anak manusia. Proses pendidikan juga dapat dikatakan
sebagai proses transformasi budaya dan peradaban untuk mewujudkan tujuan
pendidikan.Transformasi dalam pendidikan adalah proses untuk
membudayakan dan memberadabkan siswa sebagai anak manusia agar
menjadi generasi penerus bangsa yang baik.

3
Kegiatan penilaian dilakukan dengan memanfaatkan alat penilaian. Alat
penilaian yang baik adalah yang mampu mengukur keberhasilan proses
pendidikan secara tepat dan akurat. Syarat-syarat alat penilaian yang baik
adalah :
1. Kesahihan (validity)
Kesahihan (validity) adalah ketepatan alat penilaian dalam
mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan
kata lain, suatu alat penilaian dikatakan sahih apabila ia dapat menilai
apa yang seharusnya dinilai. Kesahihian suatu alat penilaian dapat
ditinjau dari 4 sisi, yaitu (a) kesahihan isi (content validation), (b)
kesahihan konstruksi (construction validity), (c) kesahihan yang ada
sekarang (concurrent validity), dan (d) kesahihan prediksi (prediction
validity) (Arikunto, 1990).
2. Keterandalan (reliability)
Keterandalan (reliability) biasanya disebut dengan keajegan atau
konsistensi. Keterandalan suatu alat penilaian penting untuk diperhatikan.
Alat penelitian yang handal akan memberikan skor yang relatif
sama/tetap pada setiap pelaksanaan penilaian. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat reliabilitas suatu alat penilaian adalah :
a. Jika alat penilaian yang diberikan kepada siswa terlalu mudah,
terlalu sukar, atau tidak jelas, maka akan berpeluang memberikan
skor yang tidak handal.
b. Jika siswa peserta penilaian tersebut memiliki karakteristik yang
terlalu beragam, maka hal ini juga berpeluang memberikan skor
yang paling handal.
c. Jika standar penilaian yang digunakan pada masing-masing
pelaksanaan kegiatan penilaian tidak seragam, maka skor yang
akan dihasilkan pun tidak handal.
d. Jika jumlah soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan
siswa terlalu sedikit, maka hal ini berpeluang memberikan skor
yang tidak handal.

4
Antara kesahihan dan keterandalan memiliki keterkaitan yang
sangat erat. Suatu alat penilaian yang sahih dapat dipastikan handal.
Namun, alat penilaian yang handal belum tentu sahih. Alat penilaian
yang tidak handal dipastikan tidak dapat mengukur apa pun, atau dengan
kata lain alat penilaian tersebut tidak sahih.
3. Kepraktisan
Alat penilaian yang praktis dapat membantu guru dalam
menyiapkan, menggunakan, dan menginterpretasikan hasil penilaian.
Kepraktisan ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu penskoran,
kemudahan dalam mengadministrasikan, waktu, dan bentuk alat
penilaian.
2.2 Tujuan Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran PKn SD memiliki tujuan tersendiri,
sehingga dalam menjalankan tugas anda tidak kehilangan arah atau tidak
lepas dari apa yang menjadi tujuan anda. Tujuan penilaian dalam proses
pembelajaran adalah :
1. Mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam
kelompok/kelasnya, apakah ia termasuk dalam kategori rendah, sedang,
atau tinggi.
2. Sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui kettepatan pemilihan
metode dan program yang digunakan.
Pada tujuan ini guru harus melakukan introspeksi diri. Hasil introspeksi
diri tersebut digunakan sebagai balikan pada diri anda sendiri untuk
melakukan perbaikan-perbaikan demi peningkatan kualitas
pembelajaran.
3. Mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran.
Selaku pendidik harus mampu mencari penyebab letidakberhasilan
siswa. Juga harus mampu menganalisis kendala apa saja yang dialami
sehingga ia tidak dapat berhasil secara optimal.

5
4. Mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
untuk menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap
siswa.
Sebagi guru harus supel dan komunikatif terhadap semua orang,
khusnya orang yang berada disekitar siswa. Supaya memudahkan dalam
mencari informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan siswa.
Sehingga kita mempunyai cukup bekal untuk membantu keberhasilan
siswa.
2.3 Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian dalam proses pembelajaran :
1. Sebagai bahan diagnosis dan pengembangan
Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar mendiagnosis kelemahan
dan keunggulan siswa, serta hambatan yang menyertainya. Hasil ini juga
dapat digunakan sebagai bahan pengembangan kualitas pembelajaran
siswa.
2. Sebagai bahan seleksi
Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar seleksi penempatan siswa
menurut jenis jurusan atau jabatannya.
3. Sebagai bahan pertimbangan kenaikan kelas
Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah
siswa yang bersangkutan dapat naik kelas atau tidak. Wujudnya adalah
nilai atau skor dalam rapor siswa.
4. Sebagai bahan pertimbangan untuk penempatan
Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar seleksi penempatan siswa
berdasarkan kemampuan yang mereka miliki.
Fungsi dari penilaian menurut Nana Sudjana, (1995: 4) adalah sebagai
berikut:
a. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.
Dengan demikian penilaian harus mengacu pada rumusan-rumusan
tujuan intruksional.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

6
Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan
belajar siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para
orang tua. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan
kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-
nilai prestasi yang dicapainya.
Sesuai dengan tujuan belajar, maka penilaian harus dapat
menggambarkan pencapaian kompetensi dari peserta didik.
Secara garis besar fungsi dari penilaian adalah sebagai berikut:
a) Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan beberapa penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu
sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain:
1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
2) Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya.
3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.
b) Penilaian berfungsi diagnostic
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui
kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab
kelemahan itu.Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya.
Dengan diketahuinya kelemahan ini akan lebih mudah dicari cara untuk
mengatasi.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah
sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara
mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul atau paket

7
belajar lain. sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya
pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak
lahirnya telah membawa kemampuan sendiri-sendiri sehingga pelajaran
akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan
tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang
bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.Pendekatan
yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran
secara kelompok.Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan, digunakan untuk penilaian.
Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan
berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui
sampai sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung
pada bagian-bagian sebelum ini, keberhasilan program ditentukan oleh,
beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana,
dan sistem administrasi.
2.4 Prinsip - prinsip Penilaian
Penilaian merupakan langkah terakhir untuk menentukan sejauh mana
tujuan pembelajaran dapat diukur. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai
prinsip-prinsip penilaian :
1. Penilaian hendaknya memiliki prinsip objektif
Dalam melakukan suatu penilaian, hendaknya guru bertindak adil dan
tidak pandang bulu. Terhadap siapa pun, standar penilaian yang
digunakan guru harus harus sama.
2. Penilaian hendaknya memiliki prinsip kejelasan
Dalam melakukan penilaian hendaknya guru memahami semuanya
dengan jelas. Supaya memudahkan guru dalam menyiapkan alat
penilaian yang akan digunakan.
3. Penilaian hendaknya dikerjakan dengan seksama

8
Semua komponen untuk menilai siswa sudah disiapkan oleh guru
secara cermat dan seksama. Alat penilaian afektif atau psikomotor
tidak sama dengan alat penilaian kognitif, sehingga kalau guru sudah
menyiapkannya dengan seksama maka tidak ada siswa yang dirugikan.
4. Penilaian hendaknya menggunakan prinsip representative
Dalam menilai hendaknya guru mampu melakukannya secara
menyeluruh. Semua materi yang telah disampaikan dalam kegiatan
pembelajaran di kelas harus dapat dinilai secara representatif.
5. Penilaian hendaknya dilaksanakan dengan menggunakan prinsip
terbuka
Apa pun bentuk soal yang dibagikan kepada siswa, hendaknya model
penilaiannya diinformasikan secara terbuka kepada siswa. Model
penilaian yang dimaksud adalah bobot skor masing-masing soal,
sehingga siswa tahu mana soal yang harus diselesaikaan terlebih
dahulu karena skor yang tinggi.
Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa penilaian
hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh guru merupakan salah satu komponen
yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang
berkepentingan.

9
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh guru
mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan
kemampuan peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari
segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
2.5 Instrumen Penilaian Pembelajaran
Jenis-jenis penilaian, diantaranya adalah:
a. Kuis, kuis ini berbentuk isian singkat biasanya menanyakan hal hal yang
bersifat prinsip. Kuis dapat dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Kuis ini
bertujuan untuk mengungkapkan kembali penguasaan pelajaran oleh
siswa.
b. Ulangan harian, yaitu ujian yang biasa dilakukan setiap saat. Bentuk soal
yang digunakan lebih baik jika uraian.
c. Pertanyaan lisan di kelas, yaitu guru menanyakan beberapa pertanyaan
kepada siwa dengan tujuan mnguatkan pemahaman terhadap konsep.
Teknik bertanya yang baik yaitu mengajukan pertanyaan dengan jelas,
lalu memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab.
d. Tugas Individu, yaitu suatu jenis penilaian yang berupa tugas bertujuan
untuk memperkaya materi pembelajaran siswa. Misalnya tugas
mengamati gejala atau fenomena di lingkungan tempat tinggal siswa.
e. Tugas kelompok, yaitu tugas untuk siswa yang dikerjakan oleh kelompok
siswa. Jenis tugas kelompok biasanya digunakan untuk menilai
kemampuan kerjasama di dalama sebuah kelompok. Bentuk soalnya
adalah uraian bebas dengan tingkat perpikir yang tinggi.
f. Ujian sumatif, yaitu ujian yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap
Standar Kompetensi. Ujian sumatif bisa disebut juga dengan ujian

10
semester. Bentuk soal yang digunakan sebaiknya berupa tes objektif
dengan seluruh variasi.
Bentuk instrumen Tes dan Non tes
Penilaian juga dapat dilakukan dengan instrumen dalam bentuk tes dan non
tes.
Bentuk Instrumen Testerbagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk soal uraian
dan objektif. Soal uraian dapat dibedakan:
a) Soal Uraian bebas, digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa
atau tanggapan terhadap suatu objek. Siswa yang mempunyai banyak
pengetahuan maka dapat mengembangkan jawabannya dengan luas,
sedangkan siswa yang kurang adanya pengetahuan maka akan kurang
dalam mengembangkan jawabannya.
b) Soal uraian terbatas, yaitu pertanyaan terbuka tetapi jawabannya sudah
ditentukan, Sebagai batasannya dapat berupa jumlah acuan, ataupun
aspek materi. Jadi dalam soal uraian terbatas siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan dengan kriteria lain.
c) Soal uraian terstruktur, yaitu soal yang mengharuskan siswa untuk
menjawab pertanyaan berdasarkan data yang tersedia.
d) Soal objektif juga memiliki variasi, yaitu: isian singkat, benar salah,
menjodohkan, pilihan ganda, melengkapi pilihan, hubungan antar hal,
tinjauan kasus, pilihan ganda komplek, dan membaca diagram.
Bentuk Instrumen Non Tes
1) Observasi
Observasi dapat dilakukan pada waktu siswa melakukan proses
pembelajara, baik sada saat di dalam kelas maupun pada saat study
lapangan. Ketika suatu kemampuan muncul maka akan menggambarkan
tingkat kemampuan yang dikuasai. Jika guru ingin meng-observasi maka
harus mempersiapkan lembar observasi.Observasi biasanya digunakan
untuk menilai perbuatan, terutama aspek keterampilan tertentu.
2) Penugasan

11
Penugasan dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok, biasanya
guru dalam memberikan penugasan, guru juga memberikan batas waktu
untuk mengerjakan tugasnya, baik mengerjakan tugas tersebut di sekolah
maupun di rumah.
3) Dokumentasi
Penilaian dilakukan dngan cara melihat karya siswa yang diperoleh
selama melakukan kegiatan pembelajaran. Dokumen hasil karya siswa
dapat berupa kliping, diskusi dalam sebuah kelompok, laporan
pengamatan di lapangan, makalah, dan lain-lain.
2.6 Penilaian Hasil Belajar PKn SD
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar
dari Bloom ,yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ranah kognitif berkenaan denga hasil belajar intelektual yang tediri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
Ranah afektif berkenaan sikap yang terdiri dari lima aspek , yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Terdapat enam aspek ranah psikomotoris, yakni:
gerakan reflex, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek dan gerakan
ekspresif.
Selain ketiga taksonomi Bloom diatas, penilaian hasil belajar PKn SD juga
perlu memperhatikan aspek psikologis, sosiokultural dan spiritual.Moral juga
memiliki peranan penting sebagai indicator penilaian hasil belajar PKn SD.
Berikut ini digambarkan pengembangan penilaian hasil belajar PKn SD:
Pengembangan Penilaian dengan Teknik Tes

12
Teknik tes merupakan salah satu alat, cara dan langkah-langkah yang
sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu
siswa. Bentuk tes terdiri dari:
1) Tes tertulis, yaitu penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan
secara tertulis. Salah satu diantaranya adalah: soal uraian bebas,
digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa atau tanggapan
terhadap suatu objek. Siswa yang mempunyai banyak pengetahuan
maka dapat mengembangkan jawabannya dengan luas, sedangkan siswa
yang kurang adanya pengetahuan maka akan kurang dalam
mengembangkan jawabannya.
2) Tes lisan, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaan dilakukan
secara lisan.
3) Tes perbuatan, yaitu penilaian dilakukan melalui perbuatan siswa.
Penilaian ini dirasa tepat untuk pembelajaran PKn SD karena terkait
dengan sikap dan perilaku yang bermoral dan berkarakter.
Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Non-Tes
Prosedurnya tidak sesistematis sebagaimana teknik tes.Bentuk tes ini
untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap atau
kepribadian siswa.
1) Penugasan, dapat berupa skala sikap (alat penilaian yang digunakan
untuk mengungkapkan sikap siswa melalui tugas tertulis). Dari jawaban
siswa, guru dapat melihat perwujudan sikap dan perilaku siswa)
2) Observasi, alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas
dasar pengamatan terhadap perilaku siswa. Observasi dapat dilakukan
dengan mengisi check list oleh guru dari beberapa daftar sikap dan
perilaku. Penilaian ini dapat juga berupa catatan harian mengenai
perilaku siswa, misalnya: keterlambatan, mengambil yang bukan
miliknya, suka menganggu dsb.
Pengembangan Alat Penilaian Kognitif
1. Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan dari apa yang telah
dipelajari, berkaitan fakta dan peristiwa.

13
2. Pemahaman, mencakup kemampuan menerima arti dan makna dari apa
yang telah diterima
3. Penerapan, menerapkan masalah pada yang nyata.
4. Analisis, kemampuan menganalisa apa yang dimengerti menjadi lebih
paham lagi.
5. Sintesis, kemapuan membentuk pola baru yang dianggap lebih tepat.
6. Evaluasi, kemampuan untuk menilai hasil ujian atau hal lain sesuai
standar.
Pengembangan Alat Penilaian Afektif
1)Penerapan, berhubungan dengan kesensitifan akan suatu peristiwa.
2)Partisipasi, kesediaan memperhatikan dan perduli untuk ikut serta.
3)Penilaian dan penentuan sikap, penerimaan mengakui penilaian atau
pendapat orang lain.
4)Organisasi,sistem nilai pedoman dan pegangan hidup.
5)Pembentukan pola hidup, terkait dengan kehidupan pribadi.
Pengembangan Alat Penilaian Psikomotorik
1. Persepsi, kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah
menyadari adanya perbedaan. Misalnya: pemilahan antara anak yang
pendiam dengana anak yang suka berbuat gaduh.
2. Kesiapan, kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani dengan
rohani. Dalam PKn misalnya mengamati perilaku seseorang.
3. Gerakan terbimbing, menirukan gerakan yang sesuai dengan contoh
yang diberikan oleh guru. Misalnya dalam PKn, guru memberi
contoh/suri tauladan cara mengucap salam yang baik, perilaku yang
sopan di depan murid.
4. Gerakan kompleks, melakukan sikap moral cara membantu teman yang
membutuhkan bantuan sikap yang menyenangkan, terampil dan cekatan.
5. Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan kebiasaan
yang baik. Contohnya: kebiasaan mengucapkan salam, jabat tangan dsb.
6. Penyesuaian pola gerakan, menyesuaikan dengan keadaan lingkungan
sekitar.

14
7. Kreativitas, kemampuan berperilaku yang disesuaikan dnegna sikap
dasar yang dimilikinya sendiri. Misalnya: cara bergaul, cara menolong
teman yang membutuhkan.

15
BAB III
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang
hasil pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa
dalam kelas secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indikator
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah mengetahui kedudukan siswa
dalam kelompok di kelasnya. Selain itu, sebagai umpan balik bagi guru
untuk mengetahui ketepatan pemilihan program dan metode yang
digunakan, untuk menganalisis kendala siswa dalam proses pembelajaran,
serta menempatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan
langkah selanjutnya.
Penilaian berfungsi sebagai (a) bahan diagnostik kesulitan siswa dan
bahan pengembangan kualitas pembelajaran siswa, (b) bahan seleksi, (c)
bahan pertimbangan kenaikan kelas, dan sebagai (d) bahan pertimbangan
penempatan siswa selanjutnya.
1.2 SARAN
Guru sekolah dasar merupakan ujung tombak pendidikan di tingkat dasar.
Oleh karena itu, marilah kita mulai meningkatkan penilaian sesuai dengan
taksonomi Bloom dkk, sehingga baik kognitif, afektif, maupun psikomotor
dapat terukur perubahannya secara menyeluruh.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta:


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

http://irawidyastuti94.blogspot.com/2014/10/makalah-pengertian-tujuan-fungsi-
dan.html?m=1

Dimyati,Mudjiono.2002.BelajardanPembelajaran.Jakarta:PT.RinekaCipta.

Widyastuti,Ira.2014.Pengertian.(Online),
(http://irawidyastuti94.blogspot.com/2014/10/makalah-pengertian-tujuan-fungsi-
dan.html),diaksestanggal1oktober2016

http://blog-kumpulan-makalah.blogspot.com/2017/10/makalah-konsep-dasar-
penilaian.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai