Anda di halaman 1dari 21

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

CRITICAL BOOK REVIEW


PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
PROGRAM S1

SKOR NILAI :

Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen Pembelajaran Guru


Menuju Sekolah Efektif
(Drs. NAJIB SULHAN, M.A.2006)

NAMA : INDAH TRI NOVITA SARI


NIM : 2212431001
DOSEN PENGAMPU : Dra.Damaiwaty Ray, M.Pd
MATA KULIAH : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat serta
karunia Nya kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas “Critical Book
Report” ini. Tugas ini dibuat semestinya untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen
saya Ibu Dra.Damaiwaty Ray, M.Pd. pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Critical Journal Review ini disusun dengan tujuan untuk menambah pengetahuan
serta melatih keahlian dalam berfikir maupun bertingkah laku agar lebih menguasai
tentang perkembangan peserta didik. Dengan kerendahan hati saya selaku penulis
memohon maaf jika di tugas ini sangat banyak kata-kata yang kurang tepat maupun
kesalahan dalam penulisan gelar. Oleh karenanya saya sangat menerima kritik dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas
ini. Atas perhatiannnya saya ucapkan terimakasih.

Medan, 12 September 2021

INDAH TRI NOVITA SARI


NIM: 2212431001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

IDENTITAS BUKU……………......................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................................................ 2

TUJUAN................................................................................................................................... 2

MANFAAT................................................................................................................................ 2

BAB II ISI BUKU

RINGKASAN BUKU.................................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN

KEUNGGULAN ....................................................................................................................... 16

KELEMAHAN ......................................................................................................................... 16

BAB IV PENUTUP

SIMPULAN.............................................................................................................................. 17

SARAN.................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 18

ii
IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen


Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif
No. ISBN : 979.9415.84.5
Penulis : Drs. NAJIB SULHAN, M.A.
Penerbit : SURABAYA INTELEKTUAL CLUB
Tahun Terbit : 2006
Edisi : Pertama
Jumlah Halaman : 122
Bahasa : Indonesia

1
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH


“Pembangunan Karakter Pada Anak: Manajemen Pembelajaran Guru Menuju
Sekolah Efektif”. Menyadari bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda-
beda. Untuk itu buku ini memberikan solusi untuk mengetahui cara memahami
karakter anak dalam proses belajar mengajar. Selain itu untuk mengetahui
problematika belajar pada anak.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk membangun pendidikan
yang berkualitas. Maka muncullah berbagai macam konsep pendidikan, baik itu
pendidikan yang menekankan pada life skill, pendidikan yang berorientasi pada ujian
nasional, pendidikan yang inklusif, bahkan kini ada kecenderungan untuk menengok
ke luar negeri dengan sekolah bertaraf internasional. Namun, disisi lain terjadi
fenomena yang cukup membuat kekhawatiran orang tua, bahwa merebaknya kasus
pornografi, pornoaksi banyak terjadi di kalangan remaja.

TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Mengulas isi buku Perkembangan Karakter Pada Anak
3. Untuk memperdalam pengetahuan tentang Perkembangan Karakter Pada Anak
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari buku tersebut

Manfaat
Dengan melakukan Critical Book Report ini, kita dapat mengetahui apakah sebuah
buku sudah pantas digunakan sebagai buku panduan belajar. Selain itu dengan ini
kita akan lebih mampu lagi mengkritisi sebuah buku.

2
BAB II
ISI BUKU
RINGKASAN BUKU
BAB I
Pendahuluan
A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Dalam sebuah sistem
untuk mencapai tujuan maka ada bagian-bagian yang saling berkaitan. Bagian-bagian
tersebut sering kali menimbulkan masalah apabila tidak disinergikan dalam sebuah
pola perencanaan yang matang.
Manajemen Pendidikan bisa dilihat sebagai sebuah sistem. Dengan melihat
komponen-komponen yang saling berhubungan maka dapat diketahui kekurangan-
kekurangannya.
Komponen Pendidikan adalah hal-hal yang berpengaruh dalam proses Pendidikan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen Pendidikan bisa dilihat pada
input dan proses. Input yang melibatkan sumber daya manusia (kepemimpinan
sekolah, guru, siswa, dan masyarakat). Komponen lain yang sangat menentukan
dalam pencapaian tujuan Pendidikan adalah proses Pendidikan. Proses Pendidikan
inilah yang meyebabkan suatu perubahan kearah yang lebih baik. Proses Pendidikan
yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan,
pengelolaan program, proses pembelajaran, proses monitoring dan evaluasi.
Beberapa pakar Pendidikan memberikan arti manajemen Pendidikan dengan
pengertian yang agak berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sergiovanni,
1987 dalam Ibrahim Bafadal bahwa manajemen merupakan proses pendayagunaan
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen Pendidikan di sekolah juga mempunyai beberapa makna dari berbagai
sudut pandang yang berbeda. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Sujipto dkk.
dalam B. Suryosubroto dengan sudut pandang yang berbeda :
1. Manajemen Pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai
tujuan Pendidikan. Tujuan Pendidikan dimulai dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks.

3
2. Manajemen Pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai
tujuan Pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemantauan, dan penilaian.
3. Manajemen Pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem
adalah keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian berinteraksi dalam suatu
proses mengubah masukan menjadi keluaran.
4. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektivitas pemanfaatan
sumber. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana,
dan prasarana, maupun waktu.
5. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Manajemen Pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk
menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki.
6. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan.
7. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi
dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain
mengerti apa yang kita maksud.
8. Manajemen sering diartikan dalam pengertian dalam pengertian yang sempit,
yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-
mencatat, mendokumentasikan kegiatan, serta mempersiapkan laporan.

B. Pembelajaran dalam Sebuah Konsep


Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang hampir tidak dapat dipisahkan suatu
dari yang lainnya, terutama dalam pratiknya disekolah-sekolah. Selain konsep
tersebut, ada konsep lain dengan istilah pengajaran dan pembelajaran. Konsep
tersebut dibahas sebagai berikut :
1. Belajar
Belajar adalah proses penambahan pengetahuan. Konsep ini muncul pada
pengertian paling awal. Definisi lain yang dikemukakan oleh Gagne (1977)
bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku yang meliputi
perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan
perubahan kemampuannya, yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan
berbagai jenis performance (kinerja). Proses belajar bisa berlangsung secara
efektif apabila semua faktor internal (dari dalam diri siswa) dan factor
eksternal (dari luar diri siswa) diperhatikan oleh guru.
2. Mengajar
Siswa didudukan pada posisi yang pasif dan reseptif, yang hanya menerima.
Konsep itu membawa konsekuensi logis terhadap pengertian mengajar.
Mengajar dimaknai sebagai proses pemberian atau penyampaian
pengetahuan.
3. Pengajaran
Konsep pengajaran sebagaimana pandangan tradisional maka pengajaran
bersifat mekanistis dan otonomi guru untuk “mengajar” akan jauh lebih
dominan daripada otonomi siswa untuk “belajar”. Guru juga menganggap
bahwa dengan model seperti itu siswa sudah mampu belajar, artinya guru
menganggap bahwa cara demikian pasti menghasilkan siswa belajar. Konsep
pengajaran sebagaimana diatas, mendorong guru untuk menyampaikan
informasi yang sebanyak-banyaknya kepada siswa dengan menggunakan
pendekatan ekspositori.
4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajaran dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Proses pembelajaran dimulai dari merencanakan program pengajaran
tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (les-son plan)
berikut penyiapan perangkat kelengkapannya, antara lain berupa alat peraga,
dan alat-alat evaluasi.

C. Organisasi Pembelajaran
Manajerial organisasi pembelajaran sudah mulai terjadi perubahan, hal ini sering
dengan perkembangan paradigma Pendidikan. Sebagaimana konsep Reigeluth dan
Garfinkle (1994) dalam Sudarwan Danim bahwa paradigma manajerial yang
dimaksud adalah :
 Dari pola hubungan yang saling menafikan ke hubungan kooperatif.
 Dari organisasi birokratik ke organisasi tim.
 Dari gaya kepemimpinan yang otokratik ke kepemimpinan delegatif atau
shared leadership.
 Dari pengendalian terpusat ke otonomi dengan keseimbangan.
 Dari tradisi otokrasi ke tradisi demokrasi.
 Dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatif.
 Dari menunggu isyarat ke inisiatif.
 Dari komunikasi satu arah ke jaringan kerja.
 Dari kompartementalisasi atau divisi pekerjaan ke holism atau tugas-tugas
terintegrasi.

BAB II
MEMAHAMI KARAKTER ANAK
A. Potensi Anak
Setiap manusia oleh Allah SWT diberikan potensi yang beragam. Potensi itu bisa
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada potensi untuk berbuat jahat dan
ada pula potensi untuk berbuat baik. Potensi untuk berbuat jahat mudah
dikembangkan tanpa susah payah melalui Pendidikan. Namun untuk
mengembangkan potensi kebaikan, perlu strategi yang terencana. Tanpa
perencanaan, hal itu sulit untuk diwujudkan. Pendidikan merupakan jawaban yang
paling tepat dalam mengembangkan potensi yang ada pada setiap anak.
Potensi yang begitu besar pada diri anak tidak bisa diabaikan. Potensi harus
dikembangkan. Mengembangkan potensi kebaikan pada anak berarti menciptakan
tanggung jawab yang mulia kepada orang tua.
Rumah merupakan basis utama dalam Pendidikan. Dari rumah dibangun budaya
Pendidikan yang kondusif. Motivasi belajar senantiasa dipupuk terutama dalam
bentuk sikap dan perilaku anak. Potensi otak yang menjadi dasar dalam menentukan
masa depan seseorang perlu mendapat perhatian. Dari penelitian itu dapat diketahui
bahwa otak manusia memiliki potensi yang sangat luar biasa. Bahkan Gordon Dryden
menyatakan, “you’re the owner of the world’s most powerful computer.” (anda
adalah pemilik komputer paling hebat didunia-otak anda). Michael J. Gelb
memberikan komentar tentang potensi otak manusia. Menurutnya, “otak kita
memiliki potensi tak terbatas dalam menghasilkan ide. Otak dapat bekerja maksimal
apabila kita membiarkan ide mengalir bebas sebelum ada upaya-upaya untuk
menatanya.

B. Kecerdasan Anak
Banyak orang berpikir bahwa dengan mempunyai anak yang kecerdasannya
intelektual tinggi, akan merasa aman dan merasa yakin bahwa anak ini akan menjadi
orang sukses. Dalam studi empiris yang dilakukan oleh pakar Pendidikan, tampaknya
tidak cukup jika ingin menjadi sukses itu hanya dibekali dengan kecerdasan
intelektual atau intelektual quotient (IQ). Selain kecerdasan intelektual, ada juga
kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) dan kecerdasan spiritual atau
spiritual quotient (SQ).
Saat ini banyak dijumpai, seseorang yang mempunyai kecerdasan intelektual luar
biasa. Dari berbagai pengalaman psikologi, tampaknya semua perilaku manusia
tersebut tidak bisa dilepaskan dari masa kecil, terutama masa-masa disekolah dasar.
Kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan alami yang sudah diberikan oleh
sang khalik.
Kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri
dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri hubungannya dengan orang lain.
Secara sederhana diungkapkan oleh Daniel Goelman bahwa kecerdasan intelektual
(IQ) menentukan sukses seseorang sebesar 20%, sedangkan kecerdasan emosi (EQ)
memberikan kontribusi 80%. Ada 8 kecerdasan yang sudah dirumuskan oleh
Gardner. Delapan kecerdasan tersebut adalah :
1. kecerdasan linguistik
kecerdasan linguistik adalah kemampuan menulis atau berbicara dengan baik.
Kecerdasan ini meliputi kemampuan manipulasi tata bahasa, fonologi, atau
bunyi Bahasa, semantic atau tata makna Bahasa, dimensi pragmatic atau
keterampilan bahasa. Figur yang terkenal tata bahasa nya adalah J ohn F.
Kennedy, sukarno, rendra, kahlil gibran.
2. kecerdasan logis-matematis
kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan untuk menalar, menghitung
dan menangani pemikiran yang logis, proses yang digunakan dalam
kecerdasan logis-matematis ini antara lain:
kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan,
dan pengujian hipotesis. Figur yang diketahui melalui kecerdasan logis-
matematis cukup banyak. Diindonesia kita mengenal Ir. B.J Habibie,
sedangkan diluar negeri kita mengenal Bertrand Russell dan perdana Menteri
cina, Zhu Rongji.
3. Kecerdasan Visual-spasial
Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk melukis, memotret, atau
mematung. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan,
mempresentasikan diri secara tepat dalam matrik spasial. Figur kecerdasan
visual-spasial dari berbagai karya besar yang dibuat oleh para seniman.
4. Kecerdasan kinestetis-jasmani
Kecerdasan kinestetis-jasmani adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan anggota tubuh. kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang
spesifik , seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan,
kelenturan, dan kecepatan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal
yang berkaitan dengan sentuhan (tactile dan haptic).
5. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang dalam mengubah lagu,
bernyanyi, dan memainkan alat musik. Kita mengenal banyak tokoh yang
mempunyai kecerdasan musikal, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Di
Indonesia, misalnya kita mengenal Ebid G. Ade, Iwan Fals, Hari Rusli.
6. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal sering juga disebut dengan kecerdasan "sosial",
yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. kecerdasan ini
meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat.
orang yang punya kecerdasan ini adalah psikolog, profesi ini menuntut untuk
mengenali seseorang dari berbagai karakter.
7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengelola perasaan dan
kesadaran diri sendiri. Orang yang mempunyai kecerdasan ini mudah
mengenali dirinya sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
8. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan dan keahlian untuk mengenali dan
mengategorikan spesies, flora, dan fauna disekitar. kecerdasan ini meliputi
kepekaan pada fenomena alam lainnya misalnya, lingkungan perkotaan,
kemampuan, membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet,
kaset CD, dll.

C. Modalitas Belajar Anak


Modalitas belajar merupakan karakter alami yang kita miliki sejak lahir dan
merupakan anugerah dari tuhan dalam belajar. Modalitas belajar ini dapat melalui
kebiasaan yang kita lakukan dalam cara belajar keseharian, ada yang suka belajar
dengan cara menyendiri, ada yang pula suka belajar dengan cara berkelompok, dan
ada yang suka dengan kondisi sepi, ada pula yang suka belajar dengan iringan musik.
Cara belajar merupakan kombinasi dari keunikan kita dalam menyerap, mengatur,
dan mengelola informasi.
Untuk memperjelas pemahaman tiga gaya belajar, secara detail diuraikan sebagai
berikut :
1. Gaya Belajar Visual
Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan memanfaatkan indra
penglihatan, yaitu mata. Untuk mendeteksi gaya belajar setiap pelajar, banyak
perilaku lain yang menjadi ciri gaya belajar visual, antara lain :
 Mempunyai kebiasaan rapi dan teratur
 Berbicara dengan cepat
 Perencanaan dan pengetahuan jangka Panjang yang baik
 Teliti terhadap detail/hal-hal kecil yang harus dilakukan
 Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi
 Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
 Biasanya tidak terganggu oleh keributan
 Mengingat dengan asosiasi visual
 Lebih suka membaca daripada dibacakan
 Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
 Lebih suka seni daripada musik.
2. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar audotorial adalah gaya belajar dengan memanfaatkan indra
pendengaran, yaitu telinga. Pelajar yang mempunyai gaya belajar auditorial lebih
suka mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru atau instruktur. Ada beberapa
ciri yang bisa dipakai untuk mengetahui karakteristik gaya belajar auditorial, antara
lain :
 Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
 Mudah terganggu oleh keributan
 Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku Ketika membaca
 Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
 Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
 Berbicara dengan irama terpola
 Biasanya jadi pembicara yang fasih
 Lebih suka music dari pada seni
 Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
 Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

3. Gaya Belajar Kinestetik


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan memanfaatkan kelebihan berupa
tenaga/pergerakan. Pelajar yang mempunyai gaya belajar ini lebih suka dalam
aktivitas bergerak dan interaksi kelompok. Ada beberapa ciri yang perlu kita kenali
bahwa pelajar tersebut memeliki gaya belajar kinestetik. Ciri-ciri tersebut adalah :
 Berbicara dengan perlahan
 Menanggapi perhatian fisik
 Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
 Berdiri dekat Ketika berbicara dengan orang lain
 Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
 Mempunyai perkembangan otot-otot besar
 Belajar memanipulasi dan praktik
 Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
 Banyak menggunakan isyarat tubuh
 Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.

D. Perkembangan Jiwa Anak


Psikologi mencoba menjelaskan jiwa manusia dengan mempelajari gejala-gejala yang
tampak dari perilakunya. Tidak kalah pentingnya ternyata masa pranatal membawa
pengaruh yang luar biasa pada diri anak.
1. Masa dalam kandungan
2. Masa balita
3. Memasuki usia sekolah

BAB III
MENGENALI PROBLEMATIKA BELAJAR ANAK
A. Kesulitan Belajar Anak
Anak kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik khusus dan umum. Kesulitan tersebut disebabkan oleh adanya
disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga
prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut berisiko tinggi dikelas.
Kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kesulitan belajar
praakademik dan kesulitan belajar akademik.
1. Kesulitan belajar praakademik
Gangguan motorik dan persepsi
Adalah keadaan sebagai akibat adanya gangguan dalam intelegensi auditori-
motori. Manifestasinya dapat berupa disfasia verbal (bicara) dan non verbal
(menulis, Bahasa isyarat, dan pantonim).
Gangguan belajar kognitif
Kognitif mencakup berbagai aspek struktur intelektual digunakan untuk
mengetahui sesuatu.
Gangguan belajar perkembangan Bahasa (disfasia)
Adalah ketidakmampuan atau keterbatasan kemampuan verbal.
Gangguan penyesuaian perilaku sosial
Perilaku sosial banyak dijumpai di dalam keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.

2. Kesulitan belajar akademik


a. kesulitan belajar membaca (disleksia)
kesulitan membaca sering disebut disleksia. Kemampuan membaca tidak hanya
merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang akademik. Ada dua tipe
disleksia, yaitu disleksia auditoris dan disleksia visual.
b. kesulitan belajar menulis
kesulitan belajar menulis disebut juga disgrafia. Kesulitan belajar menulis yang berat
disebut agrafia. Ada tiga jenis pelajaran menulis yaitu (a) menulis permulaan, (b)
mengeja atau dikte, dan (c) menulis ekspresif.
c. kesulitan belajar berhitung (diskalkulia)
kesulitan belajar berhitung disebut juga diskalkulia. Kesulitan belajar berhitung yang
berat disebut akalkulia. Ada tiga elemen tersebut adalah (a) konsep, (b) komputasi,
(c) pemecahan masalah.

B. Problematik Kecerdasan Anak


Anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa bukan berarti tidak ada masalah
dalam belajar. Justru karan potensinya yang luar biasa, jika tidak diberi kesempatan
untuk berkembang secara optimum akan menjadi problem belajar tersendiri bagi
anak yang bersangkutan.
Renzulli dan Hartman mengembangkan skala penilaian karakteristik tingkah laku
anak berbakat berdasarkan empat kategori, yaitu karakteristik belajar, karakteristik
motivasi, karakteristik kreativitas, dan karakteristik kepemimpinan.

C. Gangguan Emosi dan Perilaku


Menjelaskan gangguan emosi dan perilaku tidak ada defenisi yang baku. Demikian
ciri-ciri umum yang menggambarkan tentang anak yang mempunyai gangguan emosi
dan perilaku banyak dipaparkan oleh para ahli. Hallahan dan Kuffman memaparkan
ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Anak yang mengalami gangguan perilaku
Mempunyai ciri-ciri khusus. Ciri-ciri tersebut adalah suka berkelahi, memukul,
menyerang, bersifat pemarah, tidak penurut/melawan peraturan, suka
merusak, baik milik sendiri maupun orang lain, kasar, tidak sopan, tidak mau
kerja keras, penentang, kurang perhatian pada orang lain, suka mengganggu,
suka ribut, mudah marah, murung, cemberut, dan mementingkan diri sendiri.
2. Anak yang mengalami kecemasan
Ciri-ciri khusus anak yang mengalami kecemasan adalah tegang, rasa takut
bersalah, cemas, pemalu, menyendiri, tidak punya teman, perasaan tertekan,
sedih, sensitive, mudah merasa disakiti hatinya, mudah frustasi, kurang
keyakinan, dan pendiam.
3. Anak yang agresif sosial
Mempunyai ciri khusus. Ciri-ciri tersebut adalah memiliki perkumpulan yang
tidak baik, berani mencuri, loyal terhadap temam yang suka melanggar
hukum, suka begadang sampai larut malam.
4. Anak yang tidak pernah dewasa
Mempunyai ciri khusus. Ciri-ciri tersebut adalah perhatiaannya terbatas
kurang konsentrasi, melamun, kaku, canggung, pasif, kurang inisiatif, lamban,
ceroboh, mudah bosan.

D. Identifikasi Problematik Belajar Anak


Identifikasi problematik belajar anak perlu dilakukan. Secara sederhana ada
beberapa aspek informasi yang perlu mendapatkan perhatian pada pelaksanaan
identifikasi oleh sekolah dalam rangka menanggulangi problem belajar. Contoh alat
identifikasi sederhana untuk membantu guru dan orang tua dalam rangka mengenali
anak yang mengalami problem belajar, adalah sebagai berikut :
1. Informasi riwayat perkembangan anak
2. Informasi/data orang tua/wali siswa
3. Informasi tentang profil anak yang mengalami problem belajar
BAB IV
MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran merupakan pola pembelajaran yang disesain sedemikian rupa,
diterapkan dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran yang efektif. Banyak model pembelajaran dengan sudut pandang yang
berbeda. Dalam buku ini, akan diuraikan sepuluh model pembelajaran.
A. Model pakem
Adalah model pembelajaran yang bertumpu pada empat prinsip, yaitu aktif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran ini sangat cocok untuk kurikulum
2004 berbasis kompetensi yang senantiasa berorientasi pada aktivitas siswa (student
centered learning). Model pakem berorientasi pada proses dan tujuan. Orientasi
tujuannya adalah agar anak belajar lebih mendalam, anak lebih kritis dan kreatif,
suasana belajar menjadi bervariasi serta meningkatkan kematangan emosional.
1. Makna aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
Beberapa pendidik masih kabur dengan makna ini. Makna tersebut masih perlu
dikembangkan lagi sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
a. Aktif
 Selalu mencoba
 Tidak ingin menjadi penonton
 Memanfaatkan modalitas belajar (visual, auditorial, atau kinestetik)
 Penuh perhatian dalam setiap proses pembelajaram
b. Kreatif
 Menginginkan adanya perubahan yang baru
 Ingin mengadakan inovasi
 Tidak cepat putus asa
 Mempunyai banyak acara
c. Efektif
 Memanfaatkan alat peraga yang ada disekitar
 Memanfaatkan waktu yang ada
 Membuat rangkuman yang tepat
 Mengoptimalkan panca indra
 Mengatur strategi pembelajaran
d. Menyenangkan
 Penampilan guru yang menarik
 Suasana belajar tidak searah
 Kaya dengan metode
 Desain kelas yang tidak membosankan
2. Pelaksanaan Pembelajaran PAKEM
1. Persiapan
a. Berpusat pada siswa
perubahan paradigma pembelajran sangat terasa saat ini. Saat ini pembelajaran
berorientasi pada aktivitas siswa (student centered learning).
b. Guru membuat persiapan matang
persiapan bagi seorang guru merupakan hal yang mutlak dikerjakan.
c. Skenario pembelajaran secara rinci dan matang
skenario merupakan salah satu dari persiapan yang harus dibuat oleh guru. Skenario
juga sering disebut dengan Langkah-langkah pembelajaran atau strategi
pembelajaran.
d. Menerapkan asas fleksibilitas
asas fleksibilitas artinya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan dihadapi.
e. Melayani perbedaan individual
semua memaklumi bahwa anak mempunyai perbedaan, baik perbedaan cara belajar
maupun perbedaan kecerdasan. Untuk itulah, dalam menangani anak sudah
dipersiapkan cara pelayanannya.
2. Proses
a. Mendengarkan pendapat siswa
b. Menggunakan bermacam-macam sumber belajar
c. Merangsa keberanian siswa untuk menyatakan dan menanyakan sesuatu
d. Pertanyaan terbuka, menantang, dan produktif
e. Pemecahan masalah (problem solving)
f. Menuntut hasil terbaik dari siswa
g. Membeikan umpan balik seketika
h. Siswa memajangkan hasil karyanya
i. Kompetitif dan kooperatif
3. Kegiatan PAKEM
Kegiatan model PAKEM haruslah bervariatif dan tidak monoton .

4. Ciri-ciri lulusan PAKEM


Proses model PAKEM dilaksanakan dengan benar, dengan asumsi dasar bahwa
belajar merupakan proses individual; belajar merupakan proses sosial; belajar harus
menyenangkan; belajar harus selalu aktif; dan belajar tak pernah berhenti.

B. Model Pembelajaran Tematik


Model pembelajaran tematik juga sering disebut dengan model pembelajaran
terpadu. Pembelajaran terpadu sebagai konsep yang merupakan pendekatan proses
belajar mengajar yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman yang bermakna kepada anak.

C. Model Pembelajaran Kolaborasi


Pembelajaran kolaboratif (colaborative learning) merupakan model pembelajaran
yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar (yufiarti:2003).
Pendekatan kolaboratif bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahuannya
melalui dialog, saling membagi informasi sesama siswa dan guru sehingga siswa
dapat meningkatkan kemampuan mental pada tingkat tinggi.

D. Model Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontektual merupakan model pembelajaran yang menggabungkan
materi pelajaran dengan pengalaman langsung sehari-hari siswa, masyarakat, dan
perkerjaan dilingkungannya.

E. Model Pembelajaran Quantum


Quantum mempunyai arti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan
demikian, pembelajaran quantum berarti suatu orchestra dari berbagai macam
interaksi yang terjadi didalam dan disekitar peristiwa belajar.
BAB III
PEMBAHASAN

KEUNGGULAN
1. Penjelasannya sangat detail dan mudah dipahami.
2. Adanya pengantar atau rangkuman yang membuat pembaca mudah memahami
secara sederhana Perkembangan karakter pada anak.
3. Penyusunan paragraf dan kalimatnya sangat rapi.
4. Setiap Bab menggunakan kata baku.
5. Jika dilihat dari aspek tata bahasa, kelebihan buku tersebut tatanan bahasa mudah
dimengerti baik dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa.
6. Cover buku sangan bagus dan menarik

KELEMAHAN
1. Selain itu dalam buku tersebut tidak ada gambaran dari pembahasan materi.
Sehingga contoh penerapannya dalam dunia nyata ini lebih sulit dipahamai untuk
pembaca.
2. Kualitas pencetakan buku kurang baik.
3. Ada beberapa bab yang mengulang kalimat.

16
BAB IV
PENUTUP

SIMPULAN
Perkembangan peserta didik memiliki arti suatu tahapan perubahan seorang peserta
didik baik fungsi-fungsi, pola pikir, moral, fisik, maupun psikisnya menuju tahapan
selanjutnya yang saling berkesinambungan. Tujuan perkembangan peserta didik
dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan norma yang sesungguhnya
dimulai dengan mengetahui pola norma perkembangan, memungkinkan para guru
untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi
pada tubuh, perhatian dan perilakunya.

SARAN
Critical Book Report ini dapat dijadikan panduan dalam proses pembelajaran tentang
Perkembangan peserta didik karena isinya yang memiliki pengertian perkembangan
peserta didik, tujuan, memahami karakter pada anak, mengenali problem belajar
pada anak, model pembelajaran

17
DAFTAR PUSTAKA

Najib.2004.Studi Komparatif Model Manajemen Sekolah Dasar Kreatif


Muhammadiyah 16 dan Al-Azhar Kelapa Gading Surabaya (tesis).Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai