SKOR NILAI :
Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Esa, karena telah memberikan rahmat serta
karunia Nya kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan tugas “Critical Book
Report” ini. Tugas ini dibuat semestinya untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen
saya Ibu Dra.Damaiwaty Ray, M.Pd. pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Critical Journal Review ini disusun dengan tujuan untuk menambah pengetahuan
serta melatih keahlian dalam berfikir maupun bertingkah laku agar lebih menguasai
tentang perkembangan peserta didik. Dengan kerendahan hati saya selaku penulis
memohon maaf jika di tugas ini sangat banyak kata-kata yang kurang tepat maupun
kesalahan dalam penulisan gelar. Oleh karenanya saya sangat menerima kritik dan
saran dari para pembaca yang sifatnya membangun guna menyempurnakan tugas
ini. Atas perhatiannnya saya ucapkan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
IDENTITAS BUKU……………......................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN
TUJUAN................................................................................................................................... 2
MANFAAT................................................................................................................................ 2
RINGKASAN BUKU.................................................................................................................... 3
KEUNGGULAN ....................................................................................................................... 16
KELEMAHAN ......................................................................................................................... 16
BAB IV PENUTUP
SIMPULAN.............................................................................................................................. 17
SARAN.................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 18
ii
IDENTITAS BUKU
1
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN
Critical Book Report ini bertujuan :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
2. Mengulas isi buku Perkembangan Karakter Pada Anak
3. Untuk memperdalam pengetahuan tentang Perkembangan Karakter Pada Anak
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari buku tersebut
Manfaat
Dengan melakukan Critical Book Report ini, kita dapat mengetahui apakah sebuah
buku sudah pantas digunakan sebagai buku panduan belajar. Selain itu dengan ini
kita akan lebih mampu lagi mengkritisi sebuah buku.
2
BAB II
ISI BUKU
RINGKASAN BUKU
BAB I
Pendahuluan
A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Dalam sebuah sistem
untuk mencapai tujuan maka ada bagian-bagian yang saling berkaitan. Bagian-bagian
tersebut sering kali menimbulkan masalah apabila tidak disinergikan dalam sebuah
pola perencanaan yang matang.
Manajemen Pendidikan bisa dilihat sebagai sebuah sistem. Dengan melihat
komponen-komponen yang saling berhubungan maka dapat diketahui kekurangan-
kekurangannya.
Komponen Pendidikan adalah hal-hal yang berpengaruh dalam proses Pendidikan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Komponen Pendidikan bisa dilihat pada
input dan proses. Input yang melibatkan sumber daya manusia (kepemimpinan
sekolah, guru, siswa, dan masyarakat). Komponen lain yang sangat menentukan
dalam pencapaian tujuan Pendidikan adalah proses Pendidikan. Proses Pendidikan
inilah yang meyebabkan suatu perubahan kearah yang lebih baik. Proses Pendidikan
yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan,
pengelolaan program, proses pembelajaran, proses monitoring dan evaluasi.
Beberapa pakar Pendidikan memberikan arti manajemen Pendidikan dengan
pengertian yang agak berbeda. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sergiovanni,
1987 dalam Ibrahim Bafadal bahwa manajemen merupakan proses pendayagunaan
sumber daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen Pendidikan di sekolah juga mempunyai beberapa makna dari berbagai
sudut pandang yang berbeda. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Sujipto dkk.
dalam B. Suryosubroto dengan sudut pandang yang berbeda :
1. Manajemen Pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai
tujuan Pendidikan. Tujuan Pendidikan dimulai dari yang sederhana sampai
dengan yang kompleks.
3
2. Manajemen Pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai
tujuan Pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pemantauan, dan penilaian.
3. Manajemen Pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem
adalah keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian berinteraksi dalam suatu
proses mengubah masukan menjadi keluaran.
4. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari segi efektivitas pemanfaatan
sumber. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana,
dan prasarana, maupun waktu.
5. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan.
Manajemen Pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk
menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki.
6. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan.
7. Manajemen Pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi
dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain
mengerti apa yang kita maksud.
8. Manajemen sering diartikan dalam pengertian dalam pengertian yang sempit,
yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-
mencatat, mendokumentasikan kegiatan, serta mempersiapkan laporan.
C. Organisasi Pembelajaran
Manajerial organisasi pembelajaran sudah mulai terjadi perubahan, hal ini sering
dengan perkembangan paradigma Pendidikan. Sebagaimana konsep Reigeluth dan
Garfinkle (1994) dalam Sudarwan Danim bahwa paradigma manajerial yang
dimaksud adalah :
Dari pola hubungan yang saling menafikan ke hubungan kooperatif.
Dari organisasi birokratik ke organisasi tim.
Dari gaya kepemimpinan yang otokratik ke kepemimpinan delegatif atau
shared leadership.
Dari pengendalian terpusat ke otonomi dengan keseimbangan.
Dari tradisi otokrasi ke tradisi demokrasi.
Dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatif.
Dari menunggu isyarat ke inisiatif.
Dari komunikasi satu arah ke jaringan kerja.
Dari kompartementalisasi atau divisi pekerjaan ke holism atau tugas-tugas
terintegrasi.
BAB II
MEMAHAMI KARAKTER ANAK
A. Potensi Anak
Setiap manusia oleh Allah SWT diberikan potensi yang beragam. Potensi itu bisa
dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Ada potensi untuk berbuat jahat dan
ada pula potensi untuk berbuat baik. Potensi untuk berbuat jahat mudah
dikembangkan tanpa susah payah melalui Pendidikan. Namun untuk
mengembangkan potensi kebaikan, perlu strategi yang terencana. Tanpa
perencanaan, hal itu sulit untuk diwujudkan. Pendidikan merupakan jawaban yang
paling tepat dalam mengembangkan potensi yang ada pada setiap anak.
Potensi yang begitu besar pada diri anak tidak bisa diabaikan. Potensi harus
dikembangkan. Mengembangkan potensi kebaikan pada anak berarti menciptakan
tanggung jawab yang mulia kepada orang tua.
Rumah merupakan basis utama dalam Pendidikan. Dari rumah dibangun budaya
Pendidikan yang kondusif. Motivasi belajar senantiasa dipupuk terutama dalam
bentuk sikap dan perilaku anak. Potensi otak yang menjadi dasar dalam menentukan
masa depan seseorang perlu mendapat perhatian. Dari penelitian itu dapat diketahui
bahwa otak manusia memiliki potensi yang sangat luar biasa. Bahkan Gordon Dryden
menyatakan, “you’re the owner of the world’s most powerful computer.” (anda
adalah pemilik komputer paling hebat didunia-otak anda). Michael J. Gelb
memberikan komentar tentang potensi otak manusia. Menurutnya, “otak kita
memiliki potensi tak terbatas dalam menghasilkan ide. Otak dapat bekerja maksimal
apabila kita membiarkan ide mengalir bebas sebelum ada upaya-upaya untuk
menatanya.
B. Kecerdasan Anak
Banyak orang berpikir bahwa dengan mempunyai anak yang kecerdasannya
intelektual tinggi, akan merasa aman dan merasa yakin bahwa anak ini akan menjadi
orang sukses. Dalam studi empiris yang dilakukan oleh pakar Pendidikan, tampaknya
tidak cukup jika ingin menjadi sukses itu hanya dibekali dengan kecerdasan
intelektual atau intelektual quotient (IQ). Selain kecerdasan intelektual, ada juga
kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) dan kecerdasan spiritual atau
spiritual quotient (SQ).
Saat ini banyak dijumpai, seseorang yang mempunyai kecerdasan intelektual luar
biasa. Dari berbagai pengalaman psikologi, tampaknya semua perilaku manusia
tersebut tidak bisa dilepaskan dari masa kecil, terutama masa-masa disekolah dasar.
Kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan alami yang sudah diberikan oleh
sang khalik.
Kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri
dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri hubungannya dengan orang lain.
Secara sederhana diungkapkan oleh Daniel Goelman bahwa kecerdasan intelektual
(IQ) menentukan sukses seseorang sebesar 20%, sedangkan kecerdasan emosi (EQ)
memberikan kontribusi 80%. Ada 8 kecerdasan yang sudah dirumuskan oleh
Gardner. Delapan kecerdasan tersebut adalah :
1. kecerdasan linguistik
kecerdasan linguistik adalah kemampuan menulis atau berbicara dengan baik.
Kecerdasan ini meliputi kemampuan manipulasi tata bahasa, fonologi, atau
bunyi Bahasa, semantic atau tata makna Bahasa, dimensi pragmatic atau
keterampilan bahasa. Figur yang terkenal tata bahasa nya adalah J ohn F.
Kennedy, sukarno, rendra, kahlil gibran.
2. kecerdasan logis-matematis
kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan untuk menalar, menghitung
dan menangani pemikiran yang logis, proses yang digunakan dalam
kecerdasan logis-matematis ini antara lain:
kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan,
dan pengujian hipotesis. Figur yang diketahui melalui kecerdasan logis-
matematis cukup banyak. Diindonesia kita mengenal Ir. B.J Habibie,
sedangkan diluar negeri kita mengenal Bertrand Russell dan perdana Menteri
cina, Zhu Rongji.
3. Kecerdasan Visual-spasial
Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk melukis, memotret, atau
mematung. Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan,
mempresentasikan diri secara tepat dalam matrik spasial. Figur kecerdasan
visual-spasial dari berbagai karya besar yang dibuat oleh para seniman.
4. Kecerdasan kinestetis-jasmani
Kecerdasan kinestetis-jasmani adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan anggota tubuh. kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang
spesifik , seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan,
kelenturan, dan kecepatan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal
yang berkaitan dengan sentuhan (tactile dan haptic).
5. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal adalah kemampuan seseorang dalam mengubah lagu,
bernyanyi, dan memainkan alat musik. Kita mengenal banyak tokoh yang
mempunyai kecerdasan musikal, baik di Indonesia maupun diluar negeri. Di
Indonesia, misalnya kita mengenal Ebid G. Ade, Iwan Fals, Hari Rusli.
6. Kecerdasan interpersonal
Kecerdasan interpersonal sering juga disebut dengan kecerdasan "sosial",
yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain. kecerdasan ini
meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat.
orang yang punya kecerdasan ini adalah psikolog, profesi ini menuntut untuk
mengenali seseorang dari berbagai karakter.
7. Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan untuk mengelola perasaan dan
kesadaran diri sendiri. Orang yang mempunyai kecerdasan ini mudah
mengenali dirinya sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
8. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan naturalis adalah kemampuan dan keahlian untuk mengenali dan
mengategorikan spesies, flora, dan fauna disekitar. kecerdasan ini meliputi
kepekaan pada fenomena alam lainnya misalnya, lingkungan perkotaan,
kemampuan, membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet,
kaset CD, dll.
BAB III
MENGENALI PROBLEMATIKA BELAJAR ANAK
A. Kesulitan Belajar Anak
Anak kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam
tugas-tugas akademik khusus dan umum. Kesulitan tersebut disebabkan oleh adanya
disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga
prestasi belajarnya rendah dan anak tersebut berisiko tinggi dikelas.
Kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu kesulitan belajar
praakademik dan kesulitan belajar akademik.
1. Kesulitan belajar praakademik
Gangguan motorik dan persepsi
Adalah keadaan sebagai akibat adanya gangguan dalam intelegensi auditori-
motori. Manifestasinya dapat berupa disfasia verbal (bicara) dan non verbal
(menulis, Bahasa isyarat, dan pantonim).
Gangguan belajar kognitif
Kognitif mencakup berbagai aspek struktur intelektual digunakan untuk
mengetahui sesuatu.
Gangguan belajar perkembangan Bahasa (disfasia)
Adalah ketidakmampuan atau keterbatasan kemampuan verbal.
Gangguan penyesuaian perilaku sosial
Perilaku sosial banyak dijumpai di dalam keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
KEUNGGULAN
1. Penjelasannya sangat detail dan mudah dipahami.
2. Adanya pengantar atau rangkuman yang membuat pembaca mudah memahami
secara sederhana Perkembangan karakter pada anak.
3. Penyusunan paragraf dan kalimatnya sangat rapi.
4. Setiap Bab menggunakan kata baku.
5. Jika dilihat dari aspek tata bahasa, kelebihan buku tersebut tatanan bahasa mudah
dimengerti baik dari kalangan anak-anak hingga kalangan dewasa.
6. Cover buku sangan bagus dan menarik
KELEMAHAN
1. Selain itu dalam buku tersebut tidak ada gambaran dari pembahasan materi.
Sehingga contoh penerapannya dalam dunia nyata ini lebih sulit dipahamai untuk
pembaca.
2. Kualitas pencetakan buku kurang baik.
3. Ada beberapa bab yang mengulang kalimat.
16
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Perkembangan peserta didik memiliki arti suatu tahapan perubahan seorang peserta
didik baik fungsi-fungsi, pola pikir, moral, fisik, maupun psikisnya menuju tahapan
selanjutnya yang saling berkesinambungan. Tujuan perkembangan peserta didik
dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan norma yang sesungguhnya
dimulai dengan mengetahui pola norma perkembangan, memungkinkan para guru
untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi
pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
SARAN
Critical Book Report ini dapat dijadikan panduan dalam proses pembelajaran tentang
Perkembangan peserta didik karena isinya yang memiliki pengertian perkembangan
peserta didik, tujuan, memahami karakter pada anak, mengenali problem belajar
pada anak, model pembelajaran
17
DAFTAR PUSTAKA
18