Anda di halaman 1dari 3

Kesulitan mengingat accent dalam penulisan bahasa Prancis

Ketika mempelajari bahasa terdapat empat keterampilan berbahasa yang akan dipelajari. Terdiri
dari keterampilan berbicara, menyimak, membaca dan menulis yang saling berhubungan. Hal ini
tentunya ditemukan dalam mempelajari bahasa asing, terutama bahasa Prancis, maka siswa
diharapkan mampu menguasai keterampilan ini baik secara teori maupun praktik.

Dalam penulisan bahasa Prancis, terkenal dengan accent-nya. Menurut Wikipedia, accent atau
logat adalah cara mengucapkan kata atau lekuk lidah yang khas, yang dimiliki oleh masing-
masing orang sesuai dengan asal daerah ataupun suku bangsa. Logat dapat mengidentifikasi
lokasi di mana pembicara berada, status sosial-ekonomi, dan lain lainnya. Menurut kamus bahasa
Inggris-Indonesia, accent adalah logat, aksen, tekanan, titik berat, tekanan ; memberi tekanan
pada, menekankan. Jadi accent dapat disimpulkan sebagai suatu logat dalam mengucapkan suatu
kata dengan memberi penekanan pada kata tersebut, dan merupakan ciri khas dari suatu daerah
atau suku bangsa.

Ada 5 accent yang dipakai dalam kata-kata bahasa Prancis yaitu : accent aigu, accent grave,
accent circonflexe, accent cédille, dan accent tréma.

1. Accent aigu (´)


 Digunakan hanya pada huruf “e”. Huruf é mempunyai bunyi yang sama dengan
“e” dalam kata meja, tema, besok.
EX : La vérité (kebenaran), parlé (yang dibicarakan), passé (masa lalu)

2. Accent grave (`)


 Digunakan terutama pada huruf “e”. Pengucapannya sama seperti ketika kita
mengucapkan kata kader, ember.
EX : le père (ayah), la mère (ibu), il lève (dia mengangkat)
 Accent grave juga digunakan pada a dan u (tanpa mengubah pengucapan) dalam
beberapa kata untuk membedakannya dari kata lain dengan ejaan yang sama

EX : à (kepada, pada) — a (mempunyai); là (di sana) — la (ini, itu, ia [feminin]) ; où


(di mana) — ou (atau)
3. Accent circonflexe (ˆ)
 Dapat digunakan pada setiap huruf hidup (â, ê, î, ô, û), dan biasanya
memperpanjang bunyi huruf hidup
EX : l’âge (umur), être (adalah), l’île (pulau), le Rhône (sungai Rhone), sûr (yakin),
Pâques (Paskah)

4. Accent cédille (ç)


 Tanda cédille diletakkan di bawah huruf c untuk memberikan bunyi “s” di depan
a, o atau u
EX : le français (Bahasa Perancis), le garçon (anak lelaki, pelayan), reçu (diterima),
façade (bagian muka dari sebuah gedung)

5. Accent tréma
Digunakan pada vokal kedua atau vokal yang berurutan
EX : Noël (Natal), Haïti (Negara Haiti), paranoïa (paranoia)

Dalam praktiknya sering kali siswa melakukan kesalahan dalam menulis kalimat berbahasa
Prancis. Bahasa Prancis sendiri mengenal penggunaan accent atau ortografi dalam beberapa kosa
kata kalimatnya, dan sering kali siswa mengabaikan ataupun melakukan kesalahan penulisan
bentuk accent yang terdapat dalam kalimat. Contohnya seperti berikut:

1) Je suis Indonesien.

‘Saya adalah orang Indonesia’

Pada kalimat tersebut terjadi kesalahan penulisan accent. Seharusnya penggunaan tanda accent
yaitu accent aïgu ada pada kata Indonesian, jadi kalimat yang benar adalah seperti ini Je suis
Indonésien.

Contoh kedua adalah:

2) Il se léve a 6h du matin.

‘Dia bangun jam 6 pagi’


Kalimat diatas juga terdapat kesalahan penulisan accent. Seharusnya pada kalimat léve accent
yang digunakan adalah accent grave, jadi kalimat yang benar adalah Il se lève a 6h du matin.

Dari beberapa contoh di atas dapat dilihat bahwa kesalahan penulisan penggunaan accent
dalam kalimat seringkali terjadi, terkadang siswa melupakan penggunaan accent dalam kalimat
ataupun terkadang penggunaan accent tertukar antara accent aïgu dan accent grave. Dapat dilihat
masih banyak siswa yang belum bisa memahami kaidah penulisan bahasa Prancis dengan tepat.
Hal ini merupakan salah satu kesulitan yang selalu kita temui ketika kita akan mempelajari kosa
kata bahasa asing.

Seperti yang dikemukakan oleh Fikria (2018:8) yang mengatakan bahwa accent atau
ortografi adalah sistem ejaan suatu bahasa atau gambaran bunyi bahasa yang berupa tulisan atau
lambung yang meliputi antara lain masalah ejaan, kapitalisasi, pemenggalan kata, tanda baca,
dan lain sebagainya.

Maka dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa ortografi atau merupakan ejaan yang
mempelajari kaidah-kaidah bahasa baik secara lisan atau tulisan seperti lambang atau bunyi
bahasa. Namun, hal ini sering terjadi pada hasil karangan siswa yang sering dilakukan dalam
penulisan bahasa asing salah satunya bahasa Prancis yang memiliki perbedaan dengan bahasa
Indonesia dalam aspek penulisan maupun pengucapan.

Kendala dalam penggunaan accent atau ortografi karena banyak siswa yang belum
mengerti dan hafal sepenuhnya penggunaan accent dari segi penempatan maupun
penggunaannya. Terlebih lagi dalam penggunaan accent aigu dan accent grave yang memiliki
kemiripan penempatannya maupun tanda ortografinya. Dan dalam penggunaan tréma maupun
cédille, juga cukup sulit karena terbilang sedikit kata yang menggunakan tanda tersebut.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya niat dan keinginan dari mahasiswa itu sendiri
untuk dapat mempelajari mengenai accent. Mengingat kata-kata yang mengandung accent
didalam nya harus dihapal di luar kepala. Perlunya pengulangan di luar jam belajar di kelas
sangat penting untuk menunjang dalam mengingat tentang materi ini. Mungkin dengan metode
“hapalan” dapat membantu mahasiswa mengingat kata apa saja yang termasuk dalam accent
grave, aigu dan yang lain. Terutama untuk kata yang menggunakan accent tréma dan cédille
yang cukup sedikit kosa katanya.

Anda mungkin juga menyukai