DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat serta hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “konsep Dan Jurnl Fraktur” dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Kegawatdaruratan. Meskipun banyak hambatan dan
kendala dalam proses pengerjaannya,tetapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan Terimakasih atas bantuan dari banyak pihak yang telah ikut serta
dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga mengucapkan Terimakasih kepada Dosen bidang
study keperawatan kegawatdaruratan yang telah membantu dan membimbing kami dalam
mengerjakan Makalah ini, serta tidak terlepas juga kami mengucapkan Terimakasih kepada
orang tua yang telah memberikan segala fasilitas dan sarana untuk pengerjaan makalah ini
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat
keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sebagai masukan bagi kami. Akhir kata kami berharap
karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami sebagai penulis pada
khususnya.Atas segala perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
D. Manfaat........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Fraktur..............................................................................................
B. Etiologi Fraktur..............................................................................................
C. Manifestasi Klinis.........................................................................................
D. Klasifikasi Fraktur..........................................................................................
E. Proses Penyembuhan Tulang........................................................................
F. Konsep Dasar Penanganan Fraktur...............................................................
G. Komplikasi.....................................................................................................
H. Penatalaksanaan ..........................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Fraktur adalah suatu keadaan dimana terjadi putusnya kontinuitas tulang atau jaringan
tulang rawan sebagian atau seluruhnya yang menyebabkan nyeri dari ringan sampai berat. Selain
rasa pasca operasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti karakteristik pasien, riwayat
operasi sebelumnya, kecemasan dan penggunaan obat pereda nyeri.
Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 50% dari patah tulang paha
(femur fractures) akan menyebabkan kecacatan dan menyebabkan kematian mencapai 30% pada
tahun pertama akibat komplikasi imobilisasi (WHO, 2015). Data ini tidak termasuk patah tulang
belakang dan lengan bawah serta mereka yang tidak menerima perawatan medis di rumah sakit.
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2015, angka
kejadian patah tulang tercatat sekitar 240 / 100.000 kasus pada wanita dan pria di atas40
tahun(Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Provinsi Papua (8,3%). Nyeri patah tulang pasca operasi dapat menyebabkan ketidaknyamanan
(Ratnasari, 2012). Bentuk nyeri yang dialami pasien pasca operasi adalah nyeri akut (Wake &
Nuaraeni, 2013). Nyeri pada fraktur disebabkan oleh peningkatan tekanan interstisial di ruang
tertutup, yang mengakibatkan penurunan perfusi jaringan dan tekanan oksigen jaringan. Gejala
utamanya adalah nyeri yang semakin parah terutama pada gerakan pasif dan nyeri tidak hilang
akibat narkotika. Hal ini terjadi karena sel lemak masuk ke aliran darah dan menyebabkan kadar
oksigen darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tekanan nadi cepat, hipertensi,
sesak nafas, demam. Serangan nyeri biasanya 2-3 hari setelah cedera (Reliance, 2012).
B. RUMUSAN MASALAH
1
D. Apa Klasifikasi Fraktur ?
E. Bagaimana Proses Penyembuhan Tulang ?
F. Bagaimana Konsep Dasar Penanganan Fraktur ?
G. Apa Komplikasi fraktur ?
H. Bagaimana penatalaksanaan ?
C. TUJUAN
A. Untuk Mengetahui Definisi Fraktur
B. Untuk Mengetahui Etiologi Fraktur
C. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis
D. Untuk Mengetahui Klasifikasi Fraktur
E. Untuk Mengetahui Proses Penyembuhan Tulang
F. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Penanganan Fraktur
G. Untuk Mengetahui Komplikasi fraktur
H. Untuk Mengetahui penatalaksanaan
D. Manfaat
A. Agar Mahasiswa Mengetahui Definisi Fraktur
B. Agar Mahasiswa Mengetahui Etiologi Fraktur
C. Agar Mahasiswa Mengetahui Manifestasi Klinis
D. Agar Mahasiswa Mengetahui Klasifikasi Fraktur
E. Agar Mahasiswa Mengetahui Proses Penyembuhan Tulang
F. Agar Mahasiswa Mengetahui Konsep Dasar Penanganan Fraktur
G. Agar Mahasiswa Mengetahui Komplikasi fraktur
H. Agar Mahasiswa Mengetahui penatalaksanaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORI
Fraktur adalah suatu kondisi dimana ada kerusakan kelangsungan jaringan tulang atau
tulang rawan baik sebagian atau seluruhnya (Mansjoer,dkk., 2012; Martha., Et al, 2013).
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan
dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak disekitar tulang
akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. (Price and Wilson,
1995 : 1183)
Fraktur menurut Rasjad (1998 : 338) adalah hilangnya konstinuitas tulang, tulang rawan
sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.
B. ETIOLOGI
Penyebab patah tulang bisa disebabkan oleh trauma yang menyebabkan patah tulang berupa
trauma langsung (cedera dan kecelakaan) dan bisa juga trauma tidak langsung akibat
pengeroposan tulang (osteoporosis) akibat kekurangan kalsium dan usia tua (Kementerian.
Kesehatan, 2010).
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Nyeri lokal
b. Pembengkakan
c. Eritema
d. Peningkatan suhu
e. Pergerakan abnormal
D. KLASIFIKASI FRAKTUR
1
a) Fraktur komplet : Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
pergeseran dari posisi normal.
b) Fraktur tidak komplet : Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah
tulang.
c) Fraktur tertutup : Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi fragmen frakturnya
tidak menembus jaringan kulit.
d) Fraktur terbuka : Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur (Fragmen
frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa menimbulkan infeksi pada tempat
fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)
1) Grade I : Luka bersih, panjang <>
2) Grade II : Luka lebih besar / luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
3) Grade III : Sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan jaringan lunak yang
ekstensif, merupakan yang paling berat.
e) Jenis khusus fraktur
1) Greenstick : Fraktur dimana salah satu sisi tulang patah, sedang sisi lainnya membengkok.
2) Tranversal : Fraktur sepanjang garis tengah tulang.
3) Oblik : Fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.
4) Spiral : Fraktur memuntir seputar batang tulang
5) Kominutif : Fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen
6) Depresi : Fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam (sering terjadi pada tulang
tengkorak dan tulang wajah)
7) Kompresi : Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
8) Patologik : Fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, penyakit
pegel, tumor)
9) Avulsi : Tertariknya fragmen tulang oleh ligament atau tendon pada perlekatannya
10) Epifiseal : Fraktur melalui epifisis
11) Impaksi : Fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
1
Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periostcum, disekitar lokasi fraktur sel-sel ini menjadi
precursor osteoblast dan aktif tumbuh kearah fragmen tulang. Proliferasi juga terjadi dijaringan
sumsum tulang, terjadi setelah hari kedua kecelakaan terjadi.
c. Stadium Pembentukan Kallus
Osteoblast membentuk tulang lunak / kallus memberikan regiditas pada fraktur, massa kalus
terlihat pada x-ray yang menunjukkan fraktur telah menyatu. Terjadi setelah 6 – 10 hari setelah
kecelakaan terjadi.
d. Stadium Konsolidasi
Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi, fraktur teraba telah menyatu, secara bertahap-
tahap menjadi tulang matur. Terjadi pada minggu ke 3 – 10 setelah kecelakaan.
e. Stadium Remodelling
Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada kondisi lokasi eks fraktur. Tulang yang
berlebihan dibuang oleh osteoklas. Terjadi pada 6 -8 bulan.
F. PENATALKSANAAN
Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan kerjasama antara dokter dan
perawat yang menekankan pada pemberian obat yang mampu menghilangkan sensasi nyeri,
sedangkan penatalaksanaan non farmakologis adalah penatalaksanaan untuk menghilangkan
nyeri dengan menggunakan teknik penatalaksanaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mendapat obat nyeri jenis non narkotik
lebih rendah merasakan nyeri dibandingkan dengan responden yang mendapat obat nyeri jenis
narkotik.
Tatalaksana dari fraktur terbuka setelah melakukan stabilisasi ABCDE adalah dengan
imobilisasi yang sesuai dengan lokasi fraktur. Beri suntikan anti tetanus sebagai profilaksis
dengan dosis 250 U tetanus imunoglobulin. Semua pasien dengan fraktur terbuka harus
diberikan antibiotik intravena sesegera mungkin.
Saat ini cephalosporin generasi pertama diberikan pada semua pasien fraktur terbuka dan
aminoglikosida atau antibiotik untuk bakteri gram negatif lainnya dapat diberikan pada luka
yang lebih berat. Antibiotik diberikan setelah berkonsultasi dengan ahli bedah
Pada fraktur tertutup penatalaksanaan awal tetap sama yaitu stabilisasi ABCDE,
kemudian lakukan imobilisasi pada lokasi fraktur. Imobilisasi dengan pembidaian dapat
dilakukan pada secondary survey kecuali bila luka tersebut mengancam nyawa.
1
Namun, setiap fraktur harus diimobilisasi sebelum transportasi pasien. Selalu evaluasi status
neurovaskular dari ekstremitas setelah melakukan reduksi dan pembidaian.
1
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fraktur adalah suatu keadaan dimana terjadi putusnya kontinuitas tulang atau jaringan
tulang rawan sebagian atau seluruhnya yang menyebabkan nyeri dari ringan sampai berat. Selain
rasa pasca operasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti karakteristik pasien, riwayat
operasi sebelumnya, kecemasan dan penggunaan obat pereda nyeri. Penyebab patah tulang bisa
disebabkan oleh trauma yang menyebabkan patah tulang berupa trauma langsung (cedera dan
kecelakaan) dan bisa juga trauma tidak langsung akibat pengeroposan tulang (osteoporosis)
akibat kekurangan kalsium dan usia tua
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuan agar dapat
melahirkan inovasi-inovasi terbaru dalam askep kegawatdaruratan pada klien dengan fraktur.
2. Bagi dosen
Bagi dosen untuk membimbing dan mengarahkan serta memfasilitasi mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu asuhan keperawatan kegawatdaruratan
khususnya askep kegawatdaruratan fraktur.
1
DAFTAR PUSTAKA
Purwadianto, Agus, dkk. (2000). Kedaruratan Medik. Jakarta Barat. Binarupa Aksara.
1
The Factors Affecting Pain Intensity to Patient Post Operative Fracture at
Jayapura Public Hospital
WempiOswoldJanggo1, Yermia Msen2, A.L. Rantetampang3, Anwar Mallongi41Magister
Based on Table 3, it shows that out of 13 e. Job relationship with pain intensity of
people with low education 8 people (61.5%) post-fracture surgery patients in
experienced pain and as many as 5 people Jayapura GeneralHospital
(38.5%) had no pain. Whereas from 58 Table 5. Employment Relationships with pain intensity in post-
highly educated people as many as 45 fracture surgery patients in Jayapura General Hospitalmprove
people (77.6%) experienced pain and as this
4. DISCUSSION
Relationship of age with Pain Intensity
after fracture surgery
REFERENCES
2012.http://www.stikesmuhamadiyah.co.i
d.diakses 23 Februari2018.
Judha M., Afroh, F., Sudarti(2012).
TeoriPengukuranNyeri&Persalinan.
NuhaMedika,Yogyakarta.
Kemenkes RI (2010). Kemenkes RI
AjakMasyarakatLakukanPencegahanOsteo
porosis.
http://www.kemenkesri.co.id.diakses 23
Februari2018.
Martha A., Febrianana A., DewiM,
(2013). ManajemenFrakturPadaTrauma
Muskuloskeletal.
http://www.fk.udayana.co.id. diakses
23 Februari2018.
Mansjoer A., Dewoto.,Darsono,(2012).
Nurhafizah (2014). StrategiKoping Dan Rachmat (2012). BukuAjarBiostatistika.
IntensitasNyeriPasien Post Operasi di ApilkasiUntukPenelitianKesehatan. EGC,
RuangRindu B2A RSUP H. Adam Malik Jakarta.
Medan. http://www.usu.co.id.diakses 20 Ratnasari. (2012). PengaruhPemberian
maret2018. Guided Imagery
Nurhayati (2011). Pengaruh TerhadapNyeriPadaPasienPaskaoperasifrak
tur di RSUD Penembahan
TeknikDistraksiRelaksasiTerhadapPenurun Senopati Bantul.
anIntensitasNyeriPadaPasien Post http://www.fik.unres.co.id.diakses 23
OperasiLaparatomi Di Pku Februari2018.
MuhammadiyahGombong. Reliance. (2012). Komplikasi Dan
http://www.stikesmuhammadiyah.co.id.dia RehabilitasiPadaPatahTulang.
kses 23 Februari2018. http://www.reliance.co.id.diakses 23
Notoatmodjo, S. (2010). Februari2018.
MetodePenelitianKesehatan. Susanti (2012).
RinekaCipta,Jakrta Studikasusasuhankeperawatannyeriakutpa
Novita, S. (2012), dany. D denganpaskaoperasifrakturphalanx
PengaruhTerapiMusikTerhadapNyeri Post distal di
Operasi Open Reduction And Internal ruangcempakarspantiwaluyosurakarta.http
Fixation (ORIF) di RSUD DR. H. Abdul ://www.stikeshusada.co.id.diakses 23
MoeloekPropinsi Lampung. Februari2018.
FakultasIlmuPerawatan.http://www.fk- Sugiyono. (2013).
ui.co.id.diakses 23 Februari 2018. MetodePenelitianManajemen.
Nikita, M. (2012). Alfabeta,Bandung.
PengaruhTeknikRelaksasiTerhadapPerubah Swarjana. (2013).
anIntensitasNyeriPadaPasienPost MetodologiPenelitianKesehatan.
OperasiApendektomi. Andi,Yogyakarta.
http://www.usu.co.id.diakses 23
Wibowo. (2012).
Februari2018.
AsuhanKeperawatanNyeriAkutPada NN. I
Pasaribu, R. (2012). DenganCideraKepalaBerat di
IntensitasNyeridanPerilakuNyeripadapasien RuangCempakaRS PantiWaluyo Surakarta.
PaskaoperasiORIF di http://www.stikeshusada.co.id.diakses23
RumahSakitumumPusat Haji Adam Malik
Medan. http://www.usu.co.id.diakses 23 Februari 2018.
Februari2018.
Patasik, G. 2013). Yusrizal (2012).
EfektifitasTeknikRelaksasiNafasDalamDan PengaruhTeknikRelaksasiNafasDalam Dan
Guided Imagery MasaseTerhadapPenurunanSkalaNyeriPad
TerhadapPenurunanNyeriPadaPasien Post aPasienPascaApendiktomi Di
OperasiSectioCaesaredi Irna di blursupprof. RuanganBedahRSUD
Dr. R. D. KandouManado. Dr.M.ZeinPainanTahun 2012.
http://www.unsrat.co.id.diakses 23 http://www.universitasandalas.co.id.diakse
Februari2018. s 23 Februari2018.
Rabial. (2013).
EfektivitasTerapiPerilakuKognitif (Cognitive How to cite this article: Janggo WO, MsenY,
Behaviour Therapy) RantetampangAL et.al. The factors affecting
RelaksasidanDistraksipadaPasienKankerde pain intensity to patient post operative fracture
nganNyeriKronis di
at Jayapura public hospital. International
RumahSakitUmumPusat Haji Adam Malik
Medan. http://www.usu.co.id.diakses 23 Journal of Science & Healthcare Research. 2018;
Februari2018. 3(4): 81-90.