1. Jelaskan sesuai pendekatan geomorfologi mengenai proses terbentuknya pulau
Papua, sehingga memiliki bentuk seperti saat ini. 2. Jelaskan sesuai dengan pemahaman saudara mengenai ekoregion Jawa Timur. 3. Jelaskan 3 pembagian zona di Jawa sesuai dengan pemahaman saudara.
Jawaban
1. Proses terbentunya pulau Papua
Pada mulanya, pulau Papua merupakan dasar lautan Pasifik yang apling dalam dan juga merupakan lempeng Australia (Lempeng Sahul) yang berada di bawah dasar lautan Pasifik. Tetapi, akibat adanya pertemuan/tumbukan lempeng (tektonik lempeng) antara lempeng benua Australia (Lempeng Sahul) dan lempeng Samudera Pasifik, sehingga terangkatnya lempeng Australia menjadi pulau di bagian Utara Australia. Pertemuan/tumbukan ini menyebabkan terbentuknya gugusan pegunungan tengah dan gugusan pegunungan di wilayah Kepala Burung. Proses pengangkatan pulau Papua dari dasar lautan Pasifik sehingga kini telah ditemukan berbagai kerang (bia) dan pasir laut di berbagai wilayah pegunungan Tengah dan Pegunungan Kepala Burung. Akibat pengangkatan ini akhirnya pulau Papua mulai terhubung dengan Benua Australia sehingga mulai terjadi migrasi hewan dan manusia dari daratan Australia ke wilayah Papua sebelum terjadinya pencairan es di kutub akibat adanya pemanasan global. Proses geologi Papua ini baru terjadi sekitar 60 jutaan tahun lalu sehingga masih bisa ditemukan kerang di wilayah daratan Papua. Menurut istilah geologi bahwa proses pertemuan lempeng disebut Convergent dan proses pemisahan lempeng disebut Divergent. Sehingga, Papua merupakan proses konvergen antara lempeng Samudera dan lempeng Benua.
Berdasarkan proses geologi tersebut sehingga 3 (tiga) ahli Geologi Wallace,
Weber dan Lydekker berusaha menarik garis batas antara lempeng Sahul dan lempeng Sunda seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Dari ketiga pendapat ahli geologi
tersebut, hanya Lydekker yang paling tepat membatasi perbatasan antara lempeng Sunda dan Sahul karena telah dibuktikan dengan kemiripan manusia, hewan, dan bebatuan yang ada di Papua mirip dengan Australia sedangkan wilayah Indonesia sangat berbeda dengan Papua. Sehingga secara otomatis dan sudah sepantasnya pulau ini harus dinamai Convergentland Island (Pulau Tanah Konvergen). a. Kepala Burung dan Leher Sejajar dengan pantai utara, pada bagian kepala terdapat rangkaian pegunungan yang membujur timur-barat antara Salawati dan Manokwari. Sehingga wilayah terbagi menjadi bagian utara dan selatan oleh depresi memanjang. Rangkaian utama tersusun dari batuan volkanis Neogen dan Kuarter yang diduga masih aktif atau volkan Umsini pada tingkat solfatar. b. Batang atau Daratan Utama Bagian barat pulau ini menunjukkan zone-zone yang arahnya barat laut- tenggara yang sejajar satu sama lain. Selanjutnya berupa zone memanjang dari tanah rendah dan bukit-bukit, yaitu depresi Memberamo-Bewani yang sebagian jalin-menjalin dengan jalur pantai utara daratan utama. Depresi tersebut membujur dari pantai timur teluk Geelvink di sepanjang danau Rambebai dan Sentani sampai ke pantai Finch dengan Aitape. Di sebelah selatan depresi ini terdapat rangkaian pegunungan kompleks yang disebut rangkaian Pembagi Utara. c. Bagian Ekor Bagian timur menunjukan beberapa bentang alam yang berbeda dengan dataran utama. Di antara rangkaian timur laut dan rangkaian tengah terbentang sebuah depresi yang ditandai oleh lembah-lembah Ramu dan Markham. Ke arah timur zona ini melintas sampai Teluk Huon dan rangkaian tengah, dimana rangkaian Victoi Emanuel merupakan bagian yang relatif sempit dari sistem Pegunungan Lengan Papua.
2. Ekoregion Jawa Timur
Ekoregion Jawa Timur dibagi menjadi 3, yaitu zona selatan, zona tengah dan zona utara: a. Zona Selatan: 1) Zona selatan Jawa Timur terjadi dari pengangkatan dataran nyaris atau peneplain yang tersusun dari batuan Gamping miosen muda dan miosen tua. 2) Zona selatan juga dipengaruhi oleh up warping sehingga menghasilkan zona selatan Jawa Timur paling barat berupa topografi karst sempurna dari daerah Wonosari dengan luas 1.400 m2. 3) Pegunungan Sewu di sebelah utara Pegunungan Sewu terdapat basin, Wono Sari dan Batu Retno yang dibatasi oleh fraktur atau tanah bungkuk terhadap daerah di selatannya kedua bahan tersebut mengalami dua kali pengangkatan atau up warping dengan formasi tegak lurus, sehingga kali Oya pernah mengalir ke timur tetapi pada proses pengangkatan yang kedua arahnya utara selatan sehingga kali Oya bermuara di Samudra Hindia atau ke arah selatan. 4) Batuan Batu Retno yang berarah utara-selatan menjadi ke timur barat karena arah pengangkatan kedua juga timur barat. Akibatnya, Bengawan Solo arah alirannya berbalik arah menjadi timur laut menuju laut Jawa. 5) Di sebelah selatannya muncul sebagai dangkalan yang merupakan selat antara daratan Lumajang dengan Nusa Barong (plato kapur). Karena sedimentasi yang cepat di bagian ini maka terbentuklah bagai variasi gosong pasir dan tambala. b. Zona Tengah: 1) Menurut Bammelen gunung tertua adalah volkan Anjasmoro yang merupakan deposit volkan tertua pada masa pleistosen (vulkan pertama) yang disusul vulkan arjuno (termasuk dalam generasi II, yaitu Arjuno muda dan Arjuno tua serta kelompok Ijen) yang terbentuk secara temporal. Bukti adanya gunungapi tua dan muda dapat dilihat dalam peta geologi. 2) Syarat terjadinya erupsi yaitu adanya tenaga, adanya jalur intrusi magma serta adanya magma, yang ketiganya merupakan syarat mutlak. Namun, beberapa gunung dapat mengalami reaktifasi atau gunung yang aktif kembali, seperti pada Gunung Panderman. Keaktifan gunungapi tidak dilihat dari usianya (tua dan muda), seperti pada Gunung Semeru yang merupakan gunungapi termuda namun teraktif. 3) Kelompok vulkan Tengger posisinya dipotong oleh celah tektonik yang terjadi akibat gabungan proses tektonik tektonik Vulkanisme yang berupa terban dan letusan hebat. Celah tersebut melintang terhadap posisi Jawa Timur selanjutnya pada celah itu ditempati oleh pusat-pusat erupsi. Bagian tertua dari kelompok ini adalah ikrar Jambangan yang terletak antara Tengger Semeru. Kawah yang terdapat dalam kawasan Gunung Bromo merupakan kawah pasir. Dalam peta geologi, daerah Bromo memiliki kesamaan dengan daerah diatasnya, sehingga dapat digambarkan, Gunung Bromo pernah menjadi satu kesatuan gunungapi yang lebih tinggi dari saat ini. 4) Gunungapi muda dan tua berhubungan dengan material tanah, dimana gunungapi muda lebih tipis dibandingkan dengan tua. Hal tersebut berpengaruh pada sifat fisika dan kimia tanah. Tanah muda memiliki agregat nya lebih bagus. c. Zona Barat: 1) Jawa Timur paling lebar yaitu 87 KM terdiri atas dua pegunungan lipatan Kendang dan dan Bukit Rembang. 2) Wilayah Kendeng terjadi down warping dari pantai utara dan berbentuk berupa pegunungan Karst. 3) Pada wilayah Bukit Rembang, Prof Eko diprotes oleh penduduk setempat karena hasil analisa beliau yang mendukung adanya produksi semen, karena lapisan karst tersebut tidak memiliki rongga, yang berarti tidak memiliki aliran air, sehingga cocok untuk aktivitas tambang semen. 4) Puncak tertinggi di Jawa Timur Puncak tertinggi ujung timur berkembang berupa Gunung Pandan merupakan runtuhan dan deposit dari Volkan wilis. 3. 3 pembagian zona di Pulau Jawa: a. Zona Barat, yang terdiri dari zona selatan, zona tengah dan zona utara: 1) Zona selatan, yang mayoritas berupa Jampang berupa plato yang miring ke selatan dengan gawir sesar, yang merupakan endapan muda dari Miosen yang tersusun atas Breksi andesit Seri Beser dan Tuff Laut Putih dan Batu Pasir Bed bentang. Plato tersebut antara lain Plato Lenkong, Gunung Malang (puncak tertinggi plato), Plato Rongga, dan Plato Karangnunggang. Selain itu, terdapat volkan juga seperti Malabar, Papandayan, dan Cikurai. 2) Zona tengah, yang mayoritas kelompok volkan yang letaknya tidak beraturan dan dihubungkan oleh igir-igir sempit. Volkan tersebut antara lain Sawal, Galunggung, Kracak Tua, Cikurai, Guntur, Tangkuban Perahu, Pegunungan Rajamandala, serta Halimun. 3) Zona utara, yang terdiri dari sedimentasi, peneplein (dataran rendah), serta kelompok volkan. Sedimentasi yang terjadi yaitu pada masa pliosen dan pleistosen. Peneplein Bantam yang berada di ujung barat Jawa yang mempunyai topografi bergelombang. Kelompok volkan tersusun dari massa andesit terdiri dari Cereme, Tangkuban Perahu, Burangrang serta Krakatau. b. Zona tengah, yang terdiri dari zona selatan dan zona tengah: 1) Zona selatan, yang umumnya berupa dataran pantai tenggelam yang tertimbun dataran alluvial. Terdapat tiga sub pegunungan, yaitu Pegunungan Kulon Progo Barat, Karangbolong, dan Gunung Selok Nusakambangan. Pegunungan Progo Barat berbentuk kubah (dome) yang tersusun dari batuan Andesit Oligosen, breksi yang tertutup batugamping Miosen, kecuali Formasi Nanggulan yang tersusun dari batuan Eosen. Karangbolong tersusun dari lipatankapur Miosen yang menutup batuan Andesitis Tua. Batas selatan Karangbolong berupa tebing curam (Cliff). Gunung Selok Nusakambangan berupa sembil (horst) dengan lapisan tanah terangkat, terlipat, dan bercampur dengan permukaan tererosi (erosional surface). 2) Zona tengah, ditempati oleh Pegunungan Serayu Selatan, bukan kelompok vulkan. Secara geomorfologis terjadi pelipatan dan mengalami pelenturan pada Miosen, sehingga terjadi penyingkapan batuan pretersier. Pegunungan Serayu Selatan memiliki morfologi yang rendah dan sempit, sebelah timur ditempati oleh dataran volkanis sumbing, serta sebelah utara terdapat lembah Serayu yang subsekuen karena gerakan tektonis. c. Zona timur, yang terdiri dari zona selatan, zona tengah, dan zona barat: 1) Zona selatan Jawa Timur terjadi dari pengangkatan dataran nyaris atau peneplain yang tersusun dari batuan Gamping miosen muda dan miosen tua. Zona selatan juga dipengaruhi oleh up warping sehingga menghasilkan zona selatan Jawa Timur paling barat berupa topografi karst sempurna dari daerah Wonosari dengan luas 1.400 m2. Pegunungan Sewu di sebelah utara Pegunungan Sewu terdapat basin, Wono Sari dan Batu Retno yang dibatasi oleh fraktur atau tanah bungkuk terhadap daerah di selatannya kedua bahan tersebut mengalami dua kali pengangkatan atau up warping dengan formasi tegak lurus, sehingga kali Oya pernah mengalir ke timur tetapi pada proses pengangkatan yang kedua arahnya utara selatan sehingga kali Oya bermuara di Samudra Hindia atau ke arah selatan. Batuan Batu Retno yang berarah utara-selatan menjadi ke timur barat karena arah pengangkatan kedua juga timur barat. Akibatnya, Bengawan Solo arah alirannya berbalik arah menjadi timur laut menuju laut Jawa. Di sebelah selatannya muncul sebagai dangkalan yang merupakan selat antara daratan Lumajang dengan Nusa Barong (plato kapur). Karena sedimentasi yang cepat di bagian ini maka terbentuklah bagai variasi gosong pasir dan tambala. 2) Menurut Bammelen gunung tertua adalah volkan Anjasmoro yang merupakan deposit volkan tertua pada masa pleistosen (vulkan pertama) yang disusul vulkan arjuno (termasuk dalam generasi II, yaitu Arjuno muda dan Arjuno tua serta kelompok Ijen) yang terbentuk secara temporal. Bukti adanya gunungapi tua dan muda dapat dilihat dalam peta geologi. Syarat terjadinya erupsi yaitu adanya tenaga, adanya jalur intrusi magma serta adanya magma, yang ketiganya merupakan syarat mutlak. Namun, beberapa gunung dapat mengalami reaktifasi atau gunung yang aktif kembali, seperti pada Gunung Panderman. Keaktifan gunungapi tidak dilihat dari usianya (tua dan muda), seperti pada Gunung Semeru yang merupakan gunungapi termuda namun teraktif. Kelompok vulkan Tengger posisinya dipotong oleh celah tektonik yang terjadi akibat gabungan proses tektonik tektonik Vulkanisme yang berupa terban dan letusan hebat. Celah tersebut melintang terhadap posisi Jawa Timur selanjutnya pada celah itu ditempati oleh pusat-pusat erupsi. Bagian tertua dari kelompok ini adalah ikrar Jambangan yang terletak antara Tengger Semeru. Kawah yang terdapat dalam kawasan Gunung Bromo merupakan kawah pasir. Dalam peta geologi, daerah Bromo memiliki kesamaan dengan daerah diatasnya, sehingga dapat digambarkan, Gunung Bromo pernah menjadi satu kesatuan gunungapi yang lebih tinggi dari saat ini. Gunungapi muda dan tua berhubungan dengan material tanah, dimana gunungapi muda lebih tipis dibandingkan dengan tua. Hal tersebut berpengaruh pada sifat fisika dan kimia tanah. Tanah muda memiliki agregat nya lebih bagus. 3) Jawa Timur paling lebar yaitu 87 KM terdiri atas dua pegunungan lipatan Kendang dan dan Bukit Rembang. Wilayah Kendeng terjadi down warping dari pantai utara dan berbentuk berupa pegunungan Karst. Pada wilayah Bukit Rembang, Prof Eko diprotes oleh penduduk setempat karena hasil analisa beliau yang mendukung adanya produksi semen, karena lapisan karst tersebut tidak memiliki rongga, yang berarti tidak memiliki aliran air, sehingga cocok untuk aktivitas tambang semen. Puncak tertinggi di Jawa Timur Puncak tertinggi ujung timur berkembang berupa Gunung Pandan merupakan runtuhan dan deposit dari Volkan wilis.