Penyakit Cardiovascular
Penyakit Cardiovascular
Anatomi jantung:
Jantung adalah otot yang mampu bekerja seperti pompa, terbagi dalam 4 bilik
oleh katup jantung dan septum. Letak jantung diantara costae 3 dan 6 dan
sebagian besar ditutupi oleh paru paru. Pada sisi kanan terdapat daerah
berbentuk V cardiac notch dibentuk oleh bagian paru paru menempatkan
daerah pericardium yang berdekatan dengan dinding thorax lateral.
Fisiologi jantung
Katup jantung pada vena besar dan dalam jantung tetap bergerak satu arah . Katup
mitral dan tricupidus mencegah terjadinya regurgitasi/darah balik kembali dari
ventrikel ke atria. Katup aortic dan pulmonic mencegah regurgitasi dari pembuluh
besar arteri ke dalam ventrikel. Katup katup vena menjaga darah kapiler menuju
jantung.
Secara fisiologis, Cadangan /tampungan darah di tubuh lebih banyak dalam vena
sistemik , interfensi ke dalam aliran darah arteriole. Pada paru paru dan sistemik
capiler tampungan darah sangat sedikit .
Kapasitas vena untuk menampung darah dan mengalirkan darah melalui arteriole
ditentukan oleh derajat kontraksi dan relaksasi otot polos sekitar pembuluh darah.
Ketika otot pada dinding pembuluh darah konstriksi kapasitas vena menurun, tekanan
arteriole meningkat.
Volume darah dan tekanan darah pada sirkulasi pulmonary berada dalam kapiler dan
vena pulmonal, tergantung pada volume darah dalam vena sistemik.
Jika volume darah tetap, maka darah lebih banyak mengisi vena sistemik dan sedikit
darah berada dalam pembuluh darah paru paru. Tekanan darah Venous dan capiler
dalam paru paru distabilkan untuk mejadi menurun. Sebaliknya sedikit darah dalam
vena sistemik akan lebih banyak darah berada dalam pembuluh paru paru , semakin
banyak akan terjadi semakin tinggi tekanan dalam paru paru ( pulmonary
hypertension).
Jantung, pembulih darah, paru paru yang berfungsi mengatur pergantian oksigen dan
CO2, didalam jaringan. Distribusi darah ke system sirkuasi sitemik tergantung pada
factor factor diatas termasuk volume darah, pembuluh baik vena (venous return ) dan
pengisian jantung (cardiac filling).
Rata rata tekanan arteri pada systemic pada anjing dan kucing sekitar 90-100 mm Hg
dan terendah tekanan arteri rata rata 20 mm Hg.
Tekanan saat mengisi darah saat end diastole pada ventrikel kanan < 4 mm/hg dan
ventrikel kiri < 8 mm hg .
PRELOAD:
Jumlah darah kembali ke dalam ventrikel kiri disebut preload, dimana dinding otot
ventrikel saat meregang mengalami penekanan tinggi ( end-diastole wall stress),
akan tetap konstan dan seimbang dan tidak mengalami gangguan jika vena sistemik
juga dilatasi , ventrikel kiri after load meningkat . kondisi ini merupakan prinsip
dalam menentukan pengobatan.
Afterload:
Adalah kekuatan tenaga dan daya tahan dinding ventrikel (otot dan sel myocyt)
dalam mengerutkan ototnya (shortening) . Secara umum, jika otot halus dalam
vaskuler relaksasi ( arteri dan arteriole dilatasi) afterload juga akan menurun,
demikian sebaiknya jika otot halus dalam pembuluh darah kontraksi maka arteri dan
arteriole menjadi kaku ) sehingga menghambat ventrikel kiri mengosongkan darah
mengakibatkan afterload meningkat.
Terdiri dari SA –node, intermodal tract, AV-node , Bundle of His, right and left
Bundle branches dan serabut purkinje
SA –node terletak di bagian atas ventrikel kanan, sebagai alat pacu pertama,
intermodal menyalurkan impulse listrik yang dirangsang oleh SA-node ke AV node.
Letak AV-node di sisi kanan bagian bawah dari interatrial septum dan dilanjutkan ke
bundle His. Bundle His mempertahankan aliran listrik antara atria dan ventrikel, dan
diopenetrasi pada cincin atrioventricular. Bundle of His melanjutkan impuls listrik
sepanjang interventriculer septum dan bifurkasi dekat katup aortic . right bundle
melanjutkan turun ke bagian kanan interventricular septum ke otot anterior papillary .
cabang serabut kemudian menyebarkan impulse listrik ke seluruh dinding ventrikel
kanan. Left bundle juga memberikan reaksi yang sama dalam 2 sambungan besar
fascicles yang menggerakan dua otot pupillary muscle. Keduanya terbagi menjadi
jaringan serabut furkinje yang menetrasi di myocardium ventrikel.
Patofisiologi jantung
Pada saat Cardiac Output menurun , akan terjadi kompensasi tubuh melalui 2 sistem
yaitu sistem Sympathetic nerve dan RAAS ( Renin Angistensin Aldosteron System).
Sympathetic nerve
Pada keadaan normal baroreseptor mengirim impulse “tonic inhibitory” ke CNS untuk
menekan aktifitas sympatetic nervous system, sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah, meningkatnya contractility dan terjadi vasoconstriksi. Kondisi meningkatnya
kontraksi otot dan vasoconstiksi akan meningkatkan tekanan arterial dan vena , dan
pada ahirnya darah kembali ke jantung bertambah.
Pada kondisi akut pemindahan akan dikembalikan ke posisi normal lagi, namun pada
kondisi yang chronis, baroreseptor akan kehilangan sensitivitas, sehingga konstriksi di
atrial tetap berlanjut ( meningkatkan afterload) dan konstriksi Venous juga berlanjut
(meningkatkan preload).
Catecholamine (dopamine dan adrenalin) bekerja menstimulasi sel otot jantung,
dengan demikian kontraksi otot jantung juga akan meningkat, dalam jangka panjang
akan mengakibatkan dysrhythmia .
RAAS
Pada saat yang bersamaan dengan Cardiac Output yang turun, juga akan merangsang
sel granular pada juxtaglomerular aparatus(JGA) dalam ginjal melepaskan renin, JGA
akan berespon terhadap penurunan tekanan arteriolar afferent di ginjal , peningkatan
rangsangan syaraf sympatic ke ginjal dan menurunkan konsentrasi Na Cl dalam
tubulus distalis.
Hormon pengatur pada jantung yang bekerja bertentangan dengan system syaraf dan
RAAS adalah Prostaglandin, Natriuretic, Peptides dan Nitric oxide.
Preklinis jantung dikatakan sebagai “ cardiac disease” adalah suatu keadaan jantung
yang mengalami abnormal (melalui pemeriksaan fisik, mumur, x-ray pembesaran
jantung kiri, dan EKG )tetapi belum terlihat gejala klinis yang mengarah kepada
gangguan cardio vasicular.
kondisi seperti ini belum memerlukan pengobatan jantung, namun demikian dapat
dimulai dengan mengatur pola makan .
Jika penyakit jantung sudah mengalami serangkaian gejala klinis mengarah ke
gangguan cardiovascular, maka dikatakan gagal jantung /“cardiac failure”.
Umumnya hewan dengan gejala klinis mengarah pada gagal jantung memerlukan
pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tingkat kematian dan membuat kwalitas
hidup lebih baik.
Gagal jantung dapat terjadi karena kegagalan fungsi myocardium, katup jantung dan
pericardium, sehingga kebutuhan metabolisme tidak terpenuhi dalam tubuh, darah
banyak berkumpul di dalam vena dan capiler.
Masalah myocardium sangat umum pada pasien yang gagal jantung.
Ada 2 tipe gagal jantung myocardium yaitu concentric hypertrophy dan eccentric
hypertrophy.
Concentric hypertrophy terjadi karena pressure over load pada jantung maka
konsekwensinya terjadi penebalan ventrikel tetapi volume jantung sedikit.
Concentric hypertrophy seperti pada kasus valvular stenosis dan systemic hypertensi
Eccentric Hypertrophy terjadi volume over load dalam jantung sehingga terjadi
peningkatan masa dan volume bilik, kasus ini sering dijumpai pada mitral regurgitasi
dan PDA.
Gagal jantung dapat terkait karena gagal darah mengisi (cardiac filling)karena otot
jantung kaku (misalnya pada restricted dan Hypertropic cardiomyopathy pada
kucing ), restricted pericardial , mitral dan tricupidus valvular stenosis,
Gagal jantung lainnya terkait dengan myocardium adalah meningkatnya afterload
sehingga gagal dalam memompakan darahnya, karena otot menipis ,sehingga otot
ventrikel tidak kuat memompakan darah ( DCM, ischemic cardiomyopathy,
pulmonary thromboembolism, pulmonary
hypertention) .
gagal jantung ainnya adalah volume overload karena ada shunting L-R atau valvular
insuffesiensi.
Arrhythmia dan gangguan konduksi listrik pada jantung dapat menjadi syndrome
klinis dari gagal jantung
Heart rate yang sangat berlebihan (tachycardia) dan sangat lamban ( bardycardia)
yang chronis akan mengakibatkan gagal jantung
Arrythmia jantung adalah suatu gejala klinis yang didengar lewat auskultasi,
kelainannya bisa dilihat lewat pemeriksaan dengan EKG. Selain itu EKG juga dapat
dipergunakan untuk masalah masala dyspneu akut, kasus murmur, cardiomegaly
yang terditeksi via thorax X ray, fainting dan kejang/seizure, shock. monitoring
sewaktu operasi dan sesudah operasi (hewan tua) dan cyanosis
Anjing Kucing
Pada saat menempelkan stetoskop, perlu didengarkan suara jantung apakah (HR)
debarnya normal atau ada suara murmur. Jika ada suara mur mur apakah sistolik atau
diastolik atau continues , lalu dengarkan juga ritmenya apakah teratur atau tidak
teratur. Jika teratur dan normal debarnya maka jantungnya normal secara asukultasi.
Jika teratur ritmenya tapi terlalu cepat atau terlalu lamban debarnya bahkan tidak
teratur ritmenya , maka dikatakan kondisi arrythmia.
Murmur
Murmur adalah suara desiran abnormal jantung berdenyut yang nyata durasinya
disebabkan turbulen aliran darah sehubungan adanya stenosis atau insufisien pada
katup jantung saat pemeriksaan auskultasi. Sekitar 95% kejadian murmur terdengar
sebagai sistolik murmur.
Turbulensi aliran darah yang mensuarakan murmur teridentifikasi dalam 3 jenis
yaitu systolic murmur, diastolic murmur dan continuous murmur.
Perkiraan diagnosa kelaian pada katup jantung bisa di periksa lewat auskultasi dengan
mendengarkan suara murmur.
Suara sistolik mur mur sekitar hemithorax kiri apex kemungkinan gangguan pada
mitral valve regurgitation. Jika suara murmur terdengar pada sisi kiri hemithorax
dari basal jantung kemungkinan gangguan PDA dan pulmonary stenosis. Suara
murmur terdengar pada sisi kanan sekitar sternal border kemungkinan gangguan
karena Ventricular septal defect Suara murmur terdengar pada sisi cranial kanan
jantung kemungkinan kelainan pada katup tricupidus insufiesensia, atau aortic
stenosis
Electrocardiogram.
Dengan alat EKG dapat mengukur “heart rate” , menentukan perkiraan besar jantung
dan konduksi nya.
Normal HR Anjing dewasa 70 – 160 bpm , giant breed 60 – 140 bpm, Toy breed 70
s/d 180 bpm . anak anjing s/d 220 bpm . sedangkan HR kucing: 120 – 240 bpm
Keterangan:
Normal font = normal HR
Bold/tinta hitam = Tachycardia/debar jantung cepat
Italic merah = bradycardia
Secara kasar interpretasi EKG lewat lead II, bisa dipresentasikan sebagai P wave
tinggi menunjukan right atrial enlargement. P wave leba menunjukan left atrial
enlargement R wave tinggi menunjukan left ventricular enlargement, R wave melebar
menunjukan left Bundle branch block (LBBB), S wave tinggi (deep S wave)
kemungkinan right ventricular enlargement dan S wave lebar menunjukan right
bundle branch block (RBBB).
Tanda klinis yang dijumpai pada gagal jantung dikategorikan dalam kondisi tipe
“wet dan cold”.
Tipe Wet ditandai dengan gejala batuk, sesak nafas (Cardiogenic Pulmonary Edema,
akibat pembesaran jantung kiri yang menyebabkan tertekannya cabang bronkhus
utama),
Tipe cold ditandai dengan syncope, kejang, hypothermic (poor peripheral perfusion)
Secara rinci gejala klinis gagal jantung menurut Ware terbagi dalam :
Low cardiac output sign
Mudah letih, nampak letih, syncope, pre renal azotemia, cyanosis ( CRT lamban),
pucat , arrythmia
Congestive jantung kiri ( LV filling pressure ) akan terjadi pulmonary congestion
dan edema ( batuk, tachypnea, panting/ respirasi effort tinggi, orthopneu, sara
pcrackle pada paru paru, letih, hemoptysis, cyanosis)
Sekunder gagal jantung kanan dan arrhythmia.
Gejala Klinis
Untuk mengevaluasi keberadaan penyakit jantung kucing ada 3 type yang perlu
diamati berdasarkan derajat keparahannya:
Type 1.
Penyakit jantung yang menunjukan gejala klinis sesak nafas/ dispneu, tachypnoe,
letih, collapse dan syncope, umumnya sudah terjadi arrhythmia dan ”forward heart
failure”. Jika tanda klinis diikuti dengan ATE (arterial thromboembolism akan terlihat
kelemahan kaki,paresis atau paralyse.
Kondisi yang memperlihatkan gejala klinis seperti ini bisa bersifat parah akut yang
memerlukan tindakan emergency .
Type 2
Gejala yang asymptomatis, kondisi ini baru jelas terlihat jika dilakukan pemeriksaan
EKG dengan HR diatas normal/tachycardia, dan kecurigaan LAE. Dan pemeriksaan
lewat Echocardiografi M-mode ditemukan ratio LA:Ao >2,Left Ventricuklar
posterior wall in diastole/ LVPWd >8 mm, atau Inter ventricular septal in diastole
IVSd >10 mm)
Type 3
Gejala klinis yang asymptomatis dengan normal atrium kiri, hypertrofi ventrikel kiri
yang sedang dan arrhythmia ringan disertai premature beat ringan (diperiksa
berdasarkan hasiul X ray dan EKG)
Setelah ada kecurigaan dari pemeriksaan X ray dan EKG peneguhan akan lebih
sempurna dengan menggunakan echocardiograf
Sebanyak 86% kucing yang asymptomatis dengan tanda murmur, jika dilakukan
Echocardiography terbukti ada gangguan penyakit jantung.
Pada kondisi masalah kecurigaan penyakit jantung asymptomatis, disarankan pemilik
melakukan pengamatan dan reevaluasi.
Diharapkan ke depan ditemukan diagnosa yang lebih sederhana dengan biomarker
factor α dan Troponin -1
Diagnosis
Berdasarkan signalemen. anamnese, pemeriksaan umum, radiograph, EKG dan
echocardiography.
Hypertrophy Cardiomyopathy
Penyakit penyebab abnormal suara jantung dan pembengkakan pada ventrikel kiri
baik general maupun lokal.
Tanda klasik terdengar suara murmur, gallops, arrhythmia, sesak nafas, respiratory
distress, tidak pernah diikuti batuk, sekalipun ada edema dan LAE, kadang kadang
disertai muntah
Diagnosis .
Cardiac silhouette bervariasi dari normal sampai terlihat pembesaran ventrikel kiri
dan atrium kiri.Pembesaran pada vena pulmonalis menunjukan adanya vena
congestion.
Paru paru terlihat alveolar density pulmonary edema, jika ada pleural efusi.
Differensial diagnose
Congenital heart disease: murmur terjadi sejak lahir, umumnya suara murmur sangat
jelas dan eras.
DCM suara murmur lebih halus, kadang tidak terdengar, namun terdengar suara
gallop.
Pengobatan HCM
Pemberian obat propanolol/Inderal , dosis anjing dan kucing 0.2 – 1 mg/kg tid) baik
untuk tipe 2 dan tipe 3,Sinus tachycardia,Supra ventricular arrhythmia,Ventricular
arrhythmia, Hypertropic cardiomyopathy, Systemic hypertention,Hyperthyroidism
Kontra indikasi jika diberikan pada kondisi kondisi sinus bradycardia,AV block,CHF
yang parah dan penyakit pernafasan yang parah
Atenolol /Tenormin (klas beta 1 blocker) tidak dimetabolisme di hati, baik digunakan
dosisnya sehari 1 x,
dosis 0.2 -0.5 mg/kg atau maximal bisa diberikan 12.5 mg/cat sid-bid
Calcium channel blocker Diltiazem 7.5 – 15 mg/kg 3 x sehari.
Pustaka: