Aneurisma: Kata aneurisma berasal dari bahasa yunani “aneurysma” berarti pelebaran.
Aneurisma adalah keadaan dimana pembuluh darah menjadi membesar secara abnormal atau
mengembang (over-inflated) seperti balon yang menonjol keluar. Pelebaran yang terjadi adalah
lokal dan lebih dari 50% diameter pembuluh darah. Aneurisma sering terjadi pada arteri di basis
otak (circulus Willisi) dan di aorta. Aneurisma adalah keadaan yang berbahaya karena dapat
ruptur dan menyebabkan kematian kapan saja.
Lapisan arteri yang kontak langsung dengan darah adalah tunica intima, sering disebut intima.
Lapisan ini dibentuk terutama oleh sel endothelial. Berdekatan dengan lapisan ini adalah tunica
media, disebut juga lapisan media terutama dibentuk oleh sel otot polos dan and jaringan elastik.
Lapisan paling luar disebut tunica adventitia atau adventitia, tersusun oleh jaringan ikat (gb. 9).
Aneurisma simptomatik—
Aneurisma asimptomatik—aneurisma ini biasanya ditemukan saat pemeriksaan fisik rutin
dengan dideteksinya pulsasi aorta yang prominen. Lebih sering aneurisma asimptomatik
ditemukan sebagai penemuan insidental saat pemeriksaan USG abdomen atau CT scan. Denyut
perifer biasanya normal, tetapi penyakit arteri oklusif pada renal atau ekstremitas bawah sering
ditemukan pada 25% kasus. Aneurisma arteri popliteal terdapat pada 15% kasus pasien dengan
aneurisma aorta abdominalis.
Ruptur aneurisma—pasien dengan ruptur menderita nyeri hebat pada punggung,
abdomen, dan flank serta hipotensi. Ruptur posterior terbatas pada retroperitoneal dengan
prognosis yang lebih baik daripda ruptur anterior ke rongga peritoneum. 90% meninggal
sebelum tiba di rumah sakit. Satu-satunya kesempatan untuk menolong adalah perbaikan bedah
emergensi.
Gejala ruptur antara lain:
- Sensasi pulsasi di abdomen
- Nyeri abdomen yang berat, tiba-tiba, persisten, atau konstan. Nyeri dapat menjalar ke
selangkangan, pantat, atau tungkai bawah.
- Abdominal rigidity
- Nyeri pada punggung bawah yang berat, tiba-tiba, persisten, atau konstan, dapat menjalar ke
selangkangan, pantat, atau tungkai bawah
- Anxietas
- Nausea dan vomiting
- Kulit pucat
- Shock
- Massa abdomen
Aneurisma aorta thoracica
Manifestasi klinisnya tergantung dari besarnya ukuran, posisi aneurisma, dan kecepatan
tumbuhnya. Sebagian besar adalah asimptomatik dan ditemukan dalam prosedur diagnostik
untuk keadaan lain. Beberapa pasien mengeluh nyeri substernal, punggung, atau leher. Yang
lainnya menderita dispneu, stridor, atau batuk akibat penekanan pada trakhea, disphagia akibat
penekanan pada esophagus, hoarseness akibat penekanan pada nervus laryngeus recurrent
sinistra, atau edema leher dan lengan akibat penekanan pada vena cava superior. Regurgitasi
aorta karena distorsi anulus valvula aortikus dapat terjadi dengan aneurisma aorta ascenden.
Pemeriksaan Penunjang
- Ultrasound (gb. 14—adalah pemeriksaan skrining pilihan dan bernilai juga untuk mengikuti
perkembangan aneurisma pada pasien dengan aneurisma yang kecil (<5 cm). Biasanya
aneurisma membesar 10% diameter per tahunnya; sehingga USG abdomen direkomendasikan
untuk aneurisma yang lebih besar 3,5 cm.
Gambar 14: USG abdomen pada aneurisma aorta
- CT scan (gb. 15)—tidak hanya tepat dalam menentukan ukuran aneurisma tetrapi juga
menentukan hubungan terhadap arteria renalis.
Gambar 15: CT scan abdomen pada aneurisma aorta
- Angiography aorta (aortography) (gb. 16)—diindikasikan sebelum repair aneurisma arterial
oclusive disease pada viseral dan ekstremitas bawah atau saat repair endograft akan dilakukan.
Gambar 16: Aortography aorta abdominalis pada aneurisma aorta
Terapi
Aneurisma aorta abdominalis
Terapi aneurisma secara tradisional adalah intervensi bedah atau observasi (watchful waiting)
dengan kombinasi pengawasan tekanan darah. Sekarang, endovascular atau teknik invasif
minimal telah dikembangkan untuk berbagai tipe aneurisma.
Jika aneurisma berukuran kecil dan tidak ada gejala (misalnya aneurisma yang ditemukan saat
pemeriksan kesehatan rutin), maka direkomendasikan pemeriksaan kesehatan periodik saja,
meliputi pemeriksaan ultrasonik tiap tahunnya, untuk memantau apakah aneurisma menjadi
besar.
Aneurisma yang menyebabkan gejala membutuhkan tindakan bedah untuk mencegah
komplikasi. Operasi direkomendasikan untuk pasien dengan aneurisma yang lebih dari 5 cm
diameternya dan aneurisma yan meningkat ukurannya secara cepat. Tujuan tindakan bedah
adalah melaksanakan operasi sebelum komplikasi terjadi.
Ada dua pendekatan tindakan bedah. Secara tradisional adalah membuka abdomen (gb. 18).
Pembuluh darah yang abnormal digantikan oleh graft yang dibuat dari material sintetis, seperti
Dacron (gb. 17). Pendekatan lain disebut endovascular repair (gb. 19). Tube tipis disebut
catheters dimasukkan lewat arteri ke inguinal. Tube ini memungkingkan graft diletakkan tanpa
membuat potongan besar di abdomen dan penyembuhan dapat lebih cepat.
Aneurisma aorta thoracica
Indikasi untuk pembedahan meliputi adanya gejala, ekspansi cepat, atau ukuran yang lebih besar
dari 5 cm. Risiko operasi dari kondisi komorbid harus dipertimbangkan jika merekomendasikan
repair aneurisma yang asimtomatik. Morbiditas dan mortalitas tinggi dibandingkan dengan
aneurisma aorta abdominal. Insisi aneurisma thoracoabdominal berasosiasi dengan risiko tinggi
komplikasi pulmonal dan manajemen nyeri postoperatif yang lebih ekstensif. Adanya nervus
laryngeus recurrent, nervus phrenicus, dan arteria subklavia membuat trauma terhadap bangunan
tersebut menjadi mungkin. Arteria radicularis major (artery of Adamkiewicz) muncul dari arteri
intercostalis antara T8 dan L1 dan sebagai arteri medulla spinalis yang dominan pada 80%
pasien, menunjukkan adanya risiko paraplegi selama repair aneurisma thoracica. Repair
endovascular dari aneurisma aorta thoracica mengurangi risiko kardiopulmonal, tetapi lokasi
aneurisma yang sulit dapat menggantikan repair endovascular dengan metode terkini. Penelitian
terbaru mengembangkan branched stent graft untuk perbaikan dari aneurisma arkus dan
thorakoabdominal.