Anda di halaman 1dari 59

Surabaya, 13 Maret 2020

Nomor : 17/MCE/III/2020
Lampiran : 1 (satu) berkas.

Kepada Yth.:
Panitia Pengadaan Barang / Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Banggai Laut

Di
Banggai Laut

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan


Kecamatan Banggai Kabupaten Banggai Laut

Sehubungan dengan Undangan Pengambilan Dokumen Pemilihan Nomor :


-, tanggal 10 Maret 2020 dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pemilihan,
Berita Acara Pemberian Penjelasan, dengan ini kami mengajukan penawaran Administrasi
dan Teknis untuk pekerjaan Perencanaan Jembatan.
Program : Pembangunan Jalan dan Jembatan
Kegiatan : Pembangunan Jembatan
Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Jembatan Mampaliasan
Lokasi : Kec. Banggai
Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan
yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas.

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender.


Penawaran ini berlaku selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak pembukaan
Penawaran sampul I.

Sesuai dengan persyaratan Dokumen Pemilihan, bersama Surat Penawaran Administrasi


dan Teknis ini kami lampirkan :
1. [Surat Kuasa] 1)
2. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri dari :
1) Data Organisasi Perusahaan;
2) Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir;
3) Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri dari:
1) Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja;
2) Uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja;
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4) Komposisi tim dan penugasan;
5) Jadwal penugasan tenaga ahli;
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, terdiri dari:
1) Daftar Riwayat Hidup personil yang diusulkan;
2) Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dari personil yang diusulkan;
d. [Dokumen lain yang dipersyaratkan]

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan
tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan.
A. DATA ORGANISASI PT. MITRA CIPTA ENGINEERING

A. Data Administrasi
1 Nama (Badan Usaha) : PT. MITRA CIPTA ENGINEERING

2 Status : √ Pusat Cabang

Alamat Kantor Pusat : Jl. Pandugo Baru XI Blok Z-08 Surabaya


No. Telepon : 031-8722095
3
No. Fax : 031-8722095
Email : mce_mitracipta@yahoo.com

Alamat Kantor Pusat : -


No. Telepon : -
4
No. Fax : -
Email : -

Bukti Kepemilikan/
Sertifikat Hak Milik
5 penguasaan tempat :
No. 12.01.03.14.1.00707
usaha/kantor

B. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1 Akta Pendirian Perusahaan/Anggaran Dasar Koperasi
a. Nomor : 13
b. Tanggal : 9 Januari 2008
c. Nama Notaris : Yatiningsih, SH.MM
d. Nomor Pengesahan :
Kementrian Hukum dan HAM
(untuk yang berbentuk PT)

2 Perubahan Terakhir Akte Pendirian/Anggaran Dasar


a. Nomor : 08
b. Tanggal : 12 Agustus 201/
c. Nama Notaris : Heru Pramudiarahma, SH
d. Nomor pengesahan :
Kementrian Hukum dan HAM
(untuk yang berbentuk PT)

C. Pengurus Badan Usaha


1. Komisaris untuk Perseroan Terbatas (PT)
Jabatan dalam Badan
No Nama No. Identitas
Usaha
1 NOVIA SARI SUSANTI, S.Si 3578285411820003 Komisaris

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha


Jabatan dalam Badan
No Nama No. Identitas
Usaha
1 SONNY ADINAWAN, ST 3578032304780002 Direktur Utama
2 ROESITA AMBARINI, S.Pd 3578036703850003 Direktur
D. Izin Usaha dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
1 Izin Usaha TDP : No. 530/675.B/436.7.5/2016 Tanggal 18-02-2016
2 Masa Berlaku Izin Usaha : 18/02/2021
Badan Koordinasi Pelayanan dan penanaman
3 Instansi pemberi izin usaha :
modal Pemkot Surabaya
4 Kualifikasi Usaha : Kecil
5 No. TDP : 13.01.1.70.32188

E. Izin Usaha Lainnya


 IUJK Perencana Konstruksi
No Surat Izin Usaha Jasa
1 : 188.4/458/436.7.5/2019 Tanggal 22-05-2019
Konstruksi Nasional (IUJK)
2 Masa Berlaku Izin Usaha : 13/09/2020
3 Instansi pemberi izin usaha Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
: Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang
Surabaya
4 Kualifikasi Usaha : Kecil
5 Klasifikasi Usaha : Perencanaan Rekayasa

 SBU Perencanaan Konstruksi


No Surat Izin Usaha Jasa 1-3578-02-008-1-13-
1 : Tanggal 20-05-2019
Konstruksi Nasional (IUJK) 021428
2 Masa Berlaku Izin Usaha : 13/09/2020
3 Instansi pemberi izin usaha : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
4 Kualifikasi Usaha : Kecil
Perencanaan Rekayasa (AR101,102, RE
5 Klasifikasi Usaha :
102,103,104,105, PR102)

 SIUP
No Surat Izin Usaha
1 : 503/197.A/436.7.5.2016 Tanggal 09-02-2016
Perdagangan
2 Masa Berlaku Izin Usaha : 09/02/2021
3 Instansi pemberi izin usaha : Badan Koordinasi Pelayanan dan penanaman
modal Pemkot Surabaya
4 Kualifikasi Usaha : Kecil

 Surat Keterangan Domisili


No Surat Izin Usaha
1 : 581/333/436.10.80/2019 Tanggal 06-05-2019
Perdagangan
2 Masa Berlaku Izin Usaha : 26/05/2020
3 Instansi pemberi izin usaha : Kelurahan Penjaringan Sari
4 Kualifikasi Usaha : Kecil

F. Data Keuangan
1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/ Susunan persero (untuk CV/Firma)
No Nama No. Identitas Alamat Persentase
Jl. Pandugo baru
1 SONNY ADINAWAN, ST 3578032304780002 90 %
Blok H-23, Surabaya
Jl. Pandugo Baru XIII
2 ROESITA AMBARINI, S.Pd 3578036703850003 5%
Blok V-20, Surabaya
Jl. Pandugo Baru XIII
3 NOVIA SARI SUSANTI, S.Si 3578285411820003 5%
Blok U-31, Surabaya

2. Pajak
a. Nomor Pokok Wajib Pajak : 74.628.131.0-615.000
b. Bukti Laporan Pajak : No. 83310406436194709711
Tahun terakhir Tanggal 09 April 2019
A. PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN
KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK

A. TANGGAPAN DAN SARAN

1. Latar Belakang

Jalan (termasuk jembatan) sebagai bagian dari sistem transportasi darat


mempunyai peranan sangat penting dalam mendukung bidang ekonomi, sosial
dan budaya serta lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan
pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan antar daerah. Disamping itu pembangunan prasarana transportasi
darat khususnya jembatan dapat memperkukuh kesatuan dan persatuan
nasional untuk memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta
membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan
nasional dalam menuju masyarakat yang adil dan sejahtera, sebagaimana yang
diamatkan dalam UU 38 Tahun 2004 tentang Jalan.
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak sungai besar maupun
sungai kecil. Hal inilah yang menjadi tantangan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah dalam mewujudkan pembangunan prasarana transportasi
darat, khususnya pembangunan jembatan. Dalam upaya mewujudkan sistem
transportasi darat yang andal, pemerintah pusat bersama dengan pemerintah
daerah terus berusaha mewujudkannya dengan menghubungkan ruas- ruas jalan
yang masih terputus dan juga meningkatkan kapasitas layan dari prasaranan
transportasi eksisting. Beberapa ruas yang masih terputus, terpisahkan oleh
sungai maupun lintasan basah yang lebar yang tentunya menuntut peran
teknologi dan teknik jembatan sehingga jembatan yang dibangun untuk
menghubungkan ruas tersebut aman secara teknik dan ekonomis
Sesuai tugas dan fungsinya, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai
Laut mempunyai fungsi untuk pembinaan perencanaan teknik (DED) jembatan,
dan juga dapat berperan dalam menyiapkan perencanaan jembatan untuk
jembatan non standar (khusus) dimana perencanaannya berbeda dengan
standar perencanaan umum jembatan yang biasa dipakai.
Dalam melakukan perencanaan teknis (DED) jembatan standar maupun
jembatan khusus harus memenuhi Kriteria Dasar Perencanaan Teknis berikut ini:
a. Kekuatan Unsur Struktural dan Stabilitas Keseluruhan
Setiap unsur harus mempunyai kekuatan memadai untuk menahan beban batas
ultimate sesuai ketentuan pembebanan. Struktur jembatan sebagai kesatuan dari
seluruh unsur struktur yang ada harus stabil pada pembebanan tersebut.
b. Kelayanan Struktur
Struktur harus berada dalam keadaan layan pada beban batasan kelayaan. Hal ini
berarti bahwa struktur tidak boleh mengalami retakan, lendutan atau getaran
sedemikian rupa sehingga pengguna jembatan dan masyarakat menjadi khawatir
atau jembatan menjadi tidak layak/nyaman untuk digunakan
c. Kesesuaian
Tipe struktur yang dipilih harus sesuai dengan lingkungan, kondisi alam
dan lokasi jembatan terutama untuk duplikasi jembatan harus
diperhatikan bangunan atas dan bawah dari jembatan existing.
d. Kemudahan Pelaksanaan
Konstruksi/pembangunan jembatan harus mudah dilaksanakan sesuai dengan
metode konstruksi yang tersedia. Metode konstruksi yang sulit dilaksanakan dan
kompleks dapat menyebabkan keterlambatan dan peningkatan biaya
e. Ekonomis
Alternatif desain termurah yang sesuai dengan pendanaan dan faktor faktor utama
lainnya adalah yang umumnya terpilih. Penekanan harus diberikan pada biaya
umur total struktur yang mencakup biaya pemeliharaan dan pembangunan.
f. Bentuk Estetika
Struktur jembatan harus menyatu dengan alam sekitarnya dan
menyenangkan untuk dilihat. Biasanya semakin tinggi nilai estetika
struktur jembatan semakin tinggi biaya yang akan dipergunakan
Tanggapan : Sebuah terobosan yang bagus telah dilakukan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Banggai Laut. Jembatan Mampaliasan dapat
membuka daerah yang terisolasi, selain dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat jembatan ini sebagai media penghubung
menuju antar daerah.
Saran : Segera direalisasi untuk perbaikan jembatan yang lain yang
mendukung pengembangan Pariwisata Kabupaten Banggai Laut.

2. Maksud dan Tujuan


Sudah jelas dan dapat dipahami untuk dilaksanakan..

3. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa


Sudah jelas dan dapat dipahami untuk dilaksanakan..
4. Sumber Dana
Sudah jelas dan dapat dipahami untuk dilaksanakan..

5. Lingkup Kegiatan
Secara teknis, meliputi :
a) Survey lapangan
b) Pengukuran : elevasi dan kontur.
c) Penyelidikan Tanah : Sondir.
d) Analisa Struktur : Jembatan atas (komposit), Jembatan bawah
(pondasi), Dinding penahan tanah, oprit jalan, dan kontrol keamana
elemen-elemen jembatan.
e) Gambar pra-desain dan gambar rencana.
f) Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
g) Penyusunan rencana kerja dan syarat-syaratnya.
h) Asistensi ke dinas teknis dan PPK.
i) Membantu penjelasan teknis saat pelelangan.

6. Jadwal Pelaksanaan Perencanaan


................................................................................................. ... Tetap

7. Kebutuhan Personil
Kebutuhan personil sesuai bill of quantity harusnya seperti berikut ini :
a) Tenaga Ahli
1 Team Leader
2 Bridge Engineer
3 Hidrologi Engineer
4 Geodetic Engineer
5 Geotechnic Engineer
6 Arsitek
Teknik Lingkungan
7 Teknik Lingkungan

b) Staf Teknik (Asisten)


1 Asisten Tenaga Ahli Cost/Quantity
2 Surveyor Topografi
3 Surveyor Hidrology
4 Surveyor Soil Material
5 Surveyor Sondir & Boring Test 1
6 Surveyor Sondir & Boring Test 2
7 CAD Operator 1

c) Tenaga Pendukung
1 Sekretaris / Administrator
2 Office Boy
3 Driver

8. Survey dan Analisa Data Lapangan

8.1. SURVEY PENDAHULUAN


Dalam survey pendahuluan, konsultan wajib mengumpulkan
sebanyak mungkin data-data yang diperlukan untuk perencanaan
lebih lanjut.
Untuk itu konsultan melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Mengumpulkan dan merekam data-data kondisi demografis,
termasuk di dalamnya konfirmasi lokasi yang akan ditangani.
 Mengumpulkan dan merekam data-data kondisi geografis.
 Mengumpulkan dan merekam data sumber air baku pada
lokasi dari Aparat setempat dan dari hasil wawancara dengan
penduduk yang disahkan oleh aparat setempat.
 Mengumpulkan dan merekam data topografis lokasi atau
daerah-daerah khusus yang diperkirakan banyak membantu
dalam tahap selanjutnya.
 Mengumpulkan dan mereview data mengenai bahan-bahan /
material maupun peralatan yang tersedia yang dapat
menentukan jenis konstruksi, termasuk data harga satuan
bahan dan material di lokasi.
 Mengumpulkan dan merekam data kondisi social economi
masyarakat setempat pada lokasi kegiatan.
 Membuat foto-foto dokumentasi mengenai kondisi lapangan
yang bersangkutan dan khusus untuk kepentingan perpipaan,
perlu direkam situasi lokasi sekitarnya.
 Memperhatikan usulan lainya baik dari DINAS PEKERJAAN
UMUM Kabupaten Banggai Laut maupun Pimpinan Kegiatan
di daerah.
 Menyusun jadwal pelaksanaan di lapangan.
 Mengumpulkan data-data sekunder lainnya yang diperlukan
dan dianggap penting.
Dari survey pendahuluan ini diharapkan konsultan sudah dapat
mengusulkan metode penilaian dan perencanaan yang akan
diterapkan dan mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin
timbul. Semua hasil survey harus dilaporkan lengkap dengan foto
(asli) untuk dikonsultasikan kepada pemberi tugas sebagai dasar
persiapan langkah selanjutnya.

8.2. PENGUKURAN TOPOGRAFI


Pengukuran topografi dilakukan pada daerah/lokasi sekitarnya
yang diperlukan dalam pembuatan rencana detail, meliputi daerah
rencana penempatan ditambah daerah sebelah kiri dan kanan
daerah, sesuai dengan kebutuhan untuk perencanaan teknis.
Pekerjaan pengukuran rencana perletakan pada lokasi kegiatan ini
dapat menggunakan alat ukur Theodolith atau Altimeter atau GPS

8.3. SURVEY KONDISI


Survey kondisi dilakukan untuk mengetahui jenis konstruksi,
struktur bangunan pelengkap dan kondisi lainnya, untuk
mendapatkan data yang diperlukan guna perencanaan lebih lanjut.
Pelaksanaan survey harus sesuai dengan pedoman yang
dikeluarkan oleh DINAS PEKERJAAN UMUM maupun peraturan-
peraturan lain yang berlaku serta sesuai dengan petunjuk pemberi
tugas.

8.4. SURVEY MATERIAL


Kegiatan yang dilakukan adalah menyelidiki/mencari lokasi sumber
material yang ada disekitar lokasi tersebut, menyangkut jenis,
komposisi, perkiraan kuantitas dan lain-lainnya, yang dapat
digunakan sebagai bahan konstruksi untuk pekerjaan struktur
bangunan yang dimaksud, dan harus diidentifikasi dan dibuat
petanya.

Tanggapan : survey topografi harus dilakukan dengan teliti. Hasil


pengukuran dengan alat elektronik perlu dikontrol secara
manual mengingat cuaca di lokasi agak redup.
Saran : Kroscek hasil pengukuran dan survey awal perlu
didiskusikan lebih lanjut dengan instansi terkait.

9. Perencanaan
................................................................................................. ...
Tetap

10. Laporan dan Dokumen Lelang


12.1. UMUM
Semua laporan ditulis dengan Bahasa Indonesia, kecuali
ditentukan oleh Pemberi Tugas dengan ukuran kertas A4 dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas, setelah dilakukan asistensi
dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
Laporan dimaksud meliputi :
1. Laporan :
 Laporan Pendahuluan
 Draft Laporan Akhir Perencanaan
 Laporan Akhir
2. Perkiraan biaya /Estimate Engineering (EE) dan Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
3. Dokumen Rencana Kerja dan Syarat / Spesifikasi Teknis
4. Gambar Rencana berupa gambar kalkir asli ukuran A3.

12.2. LAPORAN PENDAHULUAN


Laporan ini berisi data-data hasil survey lapangan dan hasil
analisa data,
12.3. LAPORAN AKHIR
Laporan ini berupa ‘’Laporan Teknis Perencanaan’’ yang berisi
perhitungan dan uraian dari rumus-rumus yang digunakan, sketsa
dan data-data perencanaan.
Tanggapan : sudah jelas.
Saran : bisa dipahami.

11. Produk Perencanaan Yang Dihasilkan


Dokumen perencanaan adalah laporan selama proses kegiatan
perencanaan yang dibuat menjadi Executive Summary kegiatan
perencanaan dan diserahkan kepada pengguna jasa dengan batas
waktu yang telah ditentukan dibuat 7 (tujuh) eksemplar yang terdiri dari :
1. Dokumen hasil survey.
2. Dokumen rencana teknis, terdiri dari :
 Laporan perencanaan teknis (executive summary).
 Dokumen perencanaan teknis, terdiri dari :
a. Gambar perencanaan.
b. Rencana kerja dan syarat (RKS).
c. Bill of Quantity (BQ).pembangunan sarana dan prasarana
d. Daftar analisa biaya.
e. Rencana anggaran biaya (RAB).
f. Foto dokumentasi 0%.

12. Penutup
Demikian tanggapan dan saran-saran kami sampaikan, atas perhatiannya
disampaikan terima kasih.

Surabaya, 13 Maret 2020


B.TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP PERSONIL/FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
Untuk personil dan fasilitas pendukung PPK sebaiknya ditingkatkan
baik kualitas maupun kuantitas agar didapakan hasil perencanaan
Jembatan yang maksimal.
Ruang kerja dan peralatan cukup memadai hanya papan data yang
berisikan pemaketan belum optimal ditampilkan dalam ruang
kepanitiaan.
Wifi sebagai media hotspot ases internet sudah cukup memenuhi
kebutuhan hanya diperlukan peningkatan bandwith dan tenaga
teknis internet bila terjadi gangguan teknis terkait internet.
E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

 PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI


Umum
Secara garis besar alur metodologi Perencanaan Teknik adalah
menciptakan suatu teknik desain pada kegiatan Pembangunan Jembatan
di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai Laut di Kecamatan
Banggai Tahun Anggaran 2020 selanjutnya untuk dapat di-aplikasikan di
lapangan, sedangkan uraian yang lebih detail akan diuraikan pada Sub
Bab berikut.
Metodologi dalam perencanaan ini merupakan rangkaian kegiatan
yang saling berkesinambungan dan terencana dan tahapan-tahapan
perencanaan bangunan gedung dengan mempergunakan standarisasi
umum maupun standart-standart Internasional yang disesuaikan dengan
kondisi di Indonesia yakni Standar Nasional Indonesia (SNI).

Perencanaan Teknik
Kegiatan Pembangunan Jembatan Balut untuk Pekerjaan
Perencanaan Teknik tersebut diatas serta pelaksanaannya memerlukan
adanya perencanaan awal yang detail seperti data lokasi pekerjaan, data
pemanfaatan lahan dan pengguna hasil pembangunan yang berfungsi
untuk menentukan titik pelaksanaan pembangunan atau dalam proses
pelaksanaan. Dalam hal ini pihak konsultan menggunakan Metode
perencanaan detail desain.
1. Konsultasi dan Konfirmasi
Sebelum memulai Survei guna mendukung perencanaan teknik, perlu
diadakan diskusi dan konfirmasi terlebih dahulu dengan relasi mitra kerja
dalam hal ini adalah pihak Dinas Pekerjaan Umum mengenai kriteria
bangunan, agar dalam pelaksanaan Survei nantinya dapat terlaksana
sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat terlaksana secara benar
dan lancar.
2. Kegiatan Metode Perencanaan Teknik

No Kegiatan Sub Kegiatan

I Konsultasi Konfirmasi dan diskusi perihal


rencana kegiatan
II Survei Pendahuluan a. Lokasi pekerjaan
b. Keadaan fasilitas
c. Pemanfaatan lahan
d. Foto Dokumentasi
III Survei Topografi dan a. Pengukuran Situasi
Penyelidikan tanah b. Pengukuran Penampang
Memanjang
c. Pengukuran Penampang
Melintang
d. Perhitungan dan Penggambaran
lokasi
e. Tes borlog di 2 titik ujung
jembatan
IV Survei Kondisi fasilitas a. Pencatatan jenis konstruksi
b. Pencatatan jenis Bangunan
Pelengkap
c. Pencatatan kebutuhan fasilitas
V Survei Inventarisasi a. Inventarisasi situasi bangunan
b. Inventarisasi Panjang dan Lebar
c. Inventarisasi Bangunan
Pelengkap
d. Inventarisasi Beda Tinggi
VI Survei hidrologi a. Mencari data curah hujan.
b. Mencari data cachment area.
c. Mencari data muka air
maksimum.
d. Cek lokasi stasiun curah hujan.
VII Perhitungan & Hasil a. Dokumen Perencanaan
Perencanaan Teknik  Konsep Perencanaan
bangunan
 Gambar Perencanaan Akhir
 Perhitungan Volume Fisik
 Analisa Biaya dan harga
satuan
 Dokumentasi
b. Dokumen Seleksi (RKS, BQ,
gambar)

Survei
Selama survey, konsultan mengecek dan mengumpulkan semua
data-data di lapangan, memberi koreksi-koreksi seperlunya serta
memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil untuk desain.
Sedangkan tugas dari tim survey antara lain:
- Menentukan tipe kontruksi yang paling baik.
- Menentukan letak dan Jumlah serta panjang bangunan, Elevasi dan
lokasi titik-titik kontrol atau fasilitas bangunan pelengkap lainnya.
- Membuat sketsa situasi dan profil dari Rencana lokasi yang akan
dibangun.
- Menentukan perlu tidaknya fasilitas Bangunan Pelengkap lainnya
disesuaikan dengan alignement horisontal dan vertikal dari lokasi
tersebut.
- Membuat sketsa dan ukuran yang ada di sekitar lokasi dan rencana
pembangunan.
Survei ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung sebelum
melaksanakan Survei detail dan pengumpulan data lainnya. Lingkup
Pekerjaan Survey Pendahuluan meliputi:
 Lokasi pekerjaan
 Keadaan fasilitas
 Pemanfaatan lahan
 Foto Dokumentasi
Data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan survey pendahuluan ini
meliputi:
a) Data Kondisi lokasi dilapangan.
b) Bahan-bahan yang tersedia yang dapat menentukan macam
konstruksi yang menguntungkan.
c) Data-data lain yang diperlukan dan dianggap penting.
d) Usulan lainnya dari Dinas terkait dan masukan warga sekitar lokasi.

a) Survey Topografi
Survei ini bertujuan untuk menghasilkan Peta Topografi yang
mempresentasikan data permukaan bumi, ketinggian daerah maupun
kemiringannya dengan skala tertentu. Sebelum melakukan pekerjaan
pengukuran dilakukan pekerjaan perintisan sebagai pembukaan daerah
pembangunan.

b) Perencanaan Teknik
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pembangunan,
bentukan dimensi bangunan dan tinggi bangunan harus ditetapkan
sedemikian rupa sehingga mempermudah proses perencanaan dan
pelaksanaan sesuai dengan fungsinya. Parameter yang digunakan dalam
perencanaan ini terdiri dari:
 Lokasi rencana Pekerjaan
 Daerah kebutuhan prioritas
 Pasang tertinggi dan surut terendah
 Kondisi bangunan / lahan yang ada
 Kebutuhan fasilitas pelengkap
 Jenis Bangunan Jembatan
 Tingkat keamanan rencana fasilitas
 Dimensi Jembatan.
Analisa Data Dan Penggambaran
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, konsultan
melakukan analisa data dengan menggunakan metode sebagai berikut:
a. Pengaturan fasilitas bangunan.
b. Analisa perhitungan kebutuhan.
c. Analisa data bangunan jembatan
d. Penentuan titik awal Bangunan.
e. Alternatif type bahan yang digunakan
f. Analisa kesesuaian landsekap.
g. Analisa biaya.
h. Penyiapan gambar-gambar standard dan detail.

Standart Perencanaan Teknik


Dalam perencanaan teknik ini adalah berisifat Full Design maupun
Simplified Design berdasarkan buku-buku manual maupun Standard yang
dikeluarkan oleh lembaga yang terkait dalam perencanaan teknik
bangunan jembatan.

BERIKUT PENJELASAN PROGRAM SURVEI LAPANGAN SESUAI PETUNJUK PADA


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
a) Survey Pendahuluan
(1) Tujuan
Tujuan survey pendahuluan adalah untuk mengumpulkan data-
data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan yang akan
digunakan sebagai dasar/referensi survey detail/ survey berikutnya
dan harus dilakukan oleh seorang ahli.
(2) Lingkup Pekerjaan
Survey pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan
desain yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey
recon dilapangan yang meliputi kegiatan:
(a) Studi literatur
Pada tahapan ini Tim harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi
Kelayakan (bila ada), laporan Studi Amdal (bila ada).
(b) Koordinasi dengan instansi terkait
Tim melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi/unsur- unsur terkait di daerah sehubungan dengan
dilaksanakannya survey pendahuluan.
(c) Diskusi perencanaan di lapangan
Tim bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya
dan membuat usul perencanaan dilapangan bagian demi bagian
sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing serta membuat
sketsa dilengkapi catatan -catatan dan kalau perlu membuat tanda
di lapangan berupa patok serta dilengkapi foto- foto penting dan
identitasnya masing-masing yang akan difinalkan di kantor sebagai
bahan penyusunan laporan setelah kembali.
(d) Survey pendahuluan upah, harga satuan dan peralatan
Tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga
satuan, dan data peralatan yang akan digunakan.
(e) Mengidentifikasi kondisi existing jembatan dan sungai, dengan
pengamatan secara visual atau menentukan jenis
pengujian dengan
peralatan yang sesuai.
(f) Menentukan jenis dan metoda penanganan yang sesuai.
(g) Menetapkan lokasi/posisi jembatan untuk penggantian jembatan/
pembangunan jembatan baru/duplikasi jembatan, setelah berdiskusi
dengan Bridge Engineer, Geoteknik Engineer, Hidrologi Engineer
dan Tenaga Ahli lain berdasarkan pengamatan lapangan.
(h) Menetapkan perkiraan elevasi, jenis dan susunan/konfigurasi
bentang jembatan serta teknik pelaksanaan atau ereksinya.
(i) Menetapkan jenis soil investigation yang diperlukan:
1. Menentukan perkiraan pondasi yang paling baik untuk lokasi
tersebut sehubungan dengan material dan kondisi tanah.
2. Memperkirakan letak, jumlah serta panjang bentang, elevasi
jembatan baru dan lokasi jembatan baru.
3. Mencatat banjir terbesar serta erosi yang pernah terjadi,
apabila survai pendahuluan ini dilaksanakan untuk
pekerjaan perencanaan teknis pada lokasi sulit, dimana
jembatan tersebut akan melintasi sungai.
4. Membuat sketsa situasi rencana jembatan baru serta profil
sungai pada lokasi jembatan baru.
5. Mencatat material yang tersedia di sekitar lokasi jembatan,
dan menyarankan jenis jembatan yang paling efisien sesuai
dengan material yang tersedia.
6. Mencatat harga-harga satuan yang ada pada daerah tersebut.
7. Memberikan rekomendasi untuk tahapan pekerjaan
selanjutnya serta menyarankan lokasi dan jumlah titik bor
yang harus dilaksanakan.
8. Survey pendahuluan Hidrologi/Hidrolika.
(j) Survey pendahuluan topografi
Kegiatan yang dilakukan pada survey topografi adalah
- Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan
patok beton Bench Mark diawal dan akhir Pelaksanaan.
- Mengamati kondisi topografi.
- Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran
khusus serta morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor.
- Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.
- Menyarankan posisi patok Benchmark pada lokasi/titik
yang akan dijadikan referensi.
(k) Survey pendahuluan drainase
Kegiatan survey pendahuluan drainase diantaranya :
1. Mengumpulkan datacurah hujan.
2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).
3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan
dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola
aliran.
4. Mengamati tata guna lahan.
5. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.
6. Membuat rencana kerja untuk survey detail.

7. Mengamati karakter aliran sungai/morfologi yang mungkin

berpengaruh terhadap konstruksi dan saran-saran yang


diperlukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan
berikut.
(l) Survey pendahuluan Geologi & Geoteknik
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi
dan geoteknik adalah:
1. Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah,
2. Mengidentifikasi lokasi/titik pengujian antara lain Bor, Sondir,
DCP, Test Pit;
3. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-
resiko, dan batasan-batasan proyek;
4. Mencatat pengamatan visual lokasi tudi.
(m)Survey Pendahuluan Geometri
Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan adalah:
- Mengidentifikasi/memperkirakan secara tepat penerapan desain
geometrik (alinyemen horisontal dan vertikal) berdasarkan
pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh
Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan
melakukan pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar
(jarak, azimut dan kemiringan dengan helling meter) dan
membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal
secara khusus untuk lokasi-lokasi yang dianggap sulit, untuk
memastikan trase yang dipilih akan dapat memenuhi persyaratan
geometrik yang dibuktikan dengan sketsa horizontal dan
penampang memanjang rencana trase jalan.
- Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan
vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan
kebutuhan perencanaan untuk lokasi-lokasi: galian dan timbunan.
- Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu
mengambil keputusan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan
anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini.
- Di lapangan harus diberi/dibuat tanda-tanda berupa patok dan
tanda banjir, dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah
rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim
pengukuran, serta pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan
dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya.
- Dari hasil survey recon ini, secara kasar harus sudah bisa dihitung
perkirakan volume pekerjaan yang akan timbul serta bisa
dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati desain final.
(n) Survey Pendahuluan Rencana Jembatan
Kegiatan yang dilakukan pada survey rencana jembatan adalah
- Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas
pembebanan jembatan, tipe konstruksi, dengan pertimbangan
terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai, kedalaman dasar
sungai, profil sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah
aliran, sifat-sifat sungai, scouring vertikal/horisontal, jenis
material bangunan atas yang tersedia dan paling efisien.
- Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe

abutmen, pilar, fondasi, bangunan pengaman (bila diperlukan)


dengan mempertimbangkan lebar dan kedalaman sungai, sifat
tebing, sifat aliran, endapan/sedimentasi material, benda
hanyutan, scouring yang pernah terjadi.
Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan
mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR
(rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi.
- Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan
dengan mempertimbangan situasi dan kondisi sekitar lokasi,
profil sungai, arah arus/aliran sungai, scouring, segi ekonomi,
sosial, estetika yang terkait dengan alinyemen jalan, kecepatan
lalu lintas rencana, jembatan darurat, pembebanan tanah
timbunan dan quarry.
- Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa
dihitung perkiraan volume pekerjaan yang akan timbul serta
bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan
diharapkan dapat mendekati desain final.
(3) Keluaran survey pendahuluan meliputi:
(a) Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep
desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan.
(b) Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang
didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan
termasuk batasan koridor pengambilan data.
b) Survey Topografi
(1) Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah
sepanjang rencana trase jalan dan jembatan didalam koridor yang
ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala1:500.
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Pemasangan patok-patok
- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75
cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton
dan di atasnya dipasang nut dari baut, ditempatkan pada tempat
yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang pada setiap lokasi
rencana jembatan dipasang minimal 4 (empat), masing-masing 1
(satu) pasang disetiap sisi sungai di sekitar sungai yang posisinya
aman dari gerusan air sungai.
- Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak
diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang
Kementerian Pekerjaan Umum, notasi dan nomor BM dengan
warna hitam.
- Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai
dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.
(b) Pengukuran titik kontrol horizontal
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem
poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik

- poligon.
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan
meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.

- Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan


ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan
Electronik Distance Metre/theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
- Penentuan Koordinat Awal dilakukan pada titik awal dan titik
akhir pengukuran dengan menggunakan alat GPS (Global
Positioning System Geodetic yang mempunyai presisi tinggi
maksimal sampai desimeter).
(c) Pengukuran titik kontro lvertikal
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali
berdiri/pembacaan pergi-pulang.
- Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran
(poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik,
berskala benar, jelas dan sama.
- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan
ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT),
dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap
pembacaan harus dipenuhi: 2BT=BA+ BB.
- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
(pengamatan) yang genap.
(d) Pengukuran situasi
- Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang
mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun
manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit,jembatan, rumah,gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman
penyebarandan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan
gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran
harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
(e) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan
dengan sungai atau jalan
- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing
minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah
sekitar sungai (hulu/hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang
melintang sungai sebesar 25 meter.
- Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-
masing minimum 250m dari garis tepi sungai/jalan atau sampai
pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan
sebesar 25 meter.
- Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang
melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan
sebesar 10m, 15m, dan 25m.
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang
dibentuk alam maupun manusia di sekitar

persilangan tersebut.
(3) Persyaratan
(a) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan
digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan
dilampirkan dalam laporan.
(b) Ketelitian dalam pengukuran
Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut:
1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10"√n, atau dari
pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang
mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS
berikutnya dalam desimeter.
2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5".
(c) Perhitungan
1. Perhitungan Koordinat.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi. Koreksi sudut
tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata- rata, tapi harus
diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih
pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus
dilakukan dilokasi pekerjaan.
2. Perhitungan SifatDatar.
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal
(ketelitian 0,5mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan
pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
3. Perhitungan Ketinggian Detail.
4. Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur
yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara
tachimetris.
5. Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim
komputerisasi.
(d) Penggambaran
- Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 500. -
Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga
absis (x) dan ordinat (y)-nya.
- Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang
gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara.
- Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan
dan tidak boleh dilakukan secara gratis.
- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan
diberi tanda khusus.
(e) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode
penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara
diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS
merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning
System. Metode yang digunakan adalah metode diferensial denga nmenggunakan lebih dari
satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi (base
station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang
akan diukur. Titik referensi yang digunakan adalah titik
referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan
Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol horisontal
dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode
poligon dengan menggunakan alat Total Station;
(f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan
adalah sebagai Sistem koordinat proyeksi
Universal Transverse Mercator (UTM)
Ketentuan proyeksi UTM:
Proyeksi adalah Transverse
Mercator Lebar zona adalah 6°
Titik awal setiap zona adalah
perpotongan meridian tengah dan
ekuator
Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996
Timur (T) didefinisikan dengan penambahan
500.000 meter kepada nilai x yang dihitung
dari meridian tengah
Utara (U) didefinisikan dengan penambahan
10.000.0000 meter kepada nilai y yang
dihitung dari ekuator selatan.
Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai
dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke arah
Timur sampai zona 60 untuk bujur 174° timur
sampai dengan 180° timur.
Satuan dalam meter
Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan.
Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan
Utara (U) Datum DGN-95

(g) Pengukuran dengan menggunakan GPS


dilakukan pada setiap titik (h) pengukuran.
Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus
menggunakan Jenis Total Station (TS) dengan
Ketelitian 10√n untuk sudut serta 10√D
(i) untuk jarak;
Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal harus
mengunakan peralatan Waterpass jenis auto level
dengan ketelitian 2 mm.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan
penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon,

sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian


(contour) 0,5 meter.
Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman
Pengukuran Topografi No.010/PW/2004, atau Pedoman yang
dipersyaratkan
(4) Keluaran survey Topografi meliputi:
(a) Laporan survey Topografi meliputi:
- Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang
telah diterima.
- Data Koordinat dan elevasi Bench Mark.
- Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark
(b) Peta topografi (peta transies)dengan skala yang disesuaikan dengan
jenis perencanaan yang akan dilakukan.
c) Survey Drainase
(1) Tujuan
Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah
untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air
pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna
keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi
muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman
terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.
(2) Lingkup
Survey hidrologi lengkap digunakan untuk melengkapi parameter-
parameter desain jembatan yang dalam hal ini jembatan yang dimaksud
adalah jembatan diatas lalu-lintas sungai atau saluran air. Untuk itu
pengumpulan data untuk analisa hidrologi yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik daerah aliran (Catchment Area) dari setiap gejala aliran
yang harus dipelajari dengan cermat dari peta topografi maupun
pemeriksaan langsung ditempat meliputi data curah hujan, tata guna
lahan, jenis permukaan tanah, kemiringan dan lain-lain.
b. Karakteristik sungai yang meliputi:
- Kecepatan aliran dan gejala arah
- Debit dan daerah pengaruh banjir
- Tinggi air banjir, air rendah dan air normal
- Lokasi penggerusan (scouring) serta jenis/sifat erosi
maupun pengendapan
- Kondisi aliran permukaan pada saat banjir
c. Analisa hidrologi yang diperlukan untuk jembatan yang melintas
sungai, sebelum tahap perhitungan/perencanaan hidrolika dari alur
sungai, adalah untuk menentukan:
- Debit banjir dalam alur sungai jembatan atau debit maksimum
sungai selama periode ulang banjir rencana yang sesuai.
- Perkiraan tinggi maksimum muka air banjir yang mungkin
- terjadi dan semua karakteristiknya.
Kedalaman air: air banjir,air rendah dan air normal.
d. Untuk menentukan elevasi tinggi muka jembatan diperlukan suatu
perkiraan tinggi maksimum banjir yang mungkin terjadi, ditetapkan
dan diperhitungkan dengan periode ulang banjir rencana atau dalam

kurun waktu rencana sebagai berikut:


- Untuk jembatan panjang/besar (konstruksi khusus)
diperhitungkan dengan periode ulang 100 tahunan.
- Untuk jembatan biasa/tetap termasuk gorong-gorong
diperhitungkan dengan periode ulang 50 tahunan.
- Untuk jembatan sementara, perlintasan saluran air dan jembatan
yang melintasdi atasnya diperhitungkan dengan periode ulang
25 tahunan.
- Untuk keperluan analisa hidrologi ditetapkan dengan
periode ulang 50 tahunan.
- Untuk perhitungan scouring berdasarkan jenis tanah dasar
sungai dan debit serta kecepatan aliran arus sungai.
- Dalam menentukan besar debit banjir maksimum dalam kurun
waktu rencana tersebut, dipakai pendekatan berdasarkan
analisa frekuensi dari suatu data curah hujan lebat. Disini perlu
ditinjau hubungan/korelasi antara curah hujan dan aliran
sungai.
- Metode untuk menentukan besar debit banjir tersebut
diklasifikasikan menjadi 3 cara yaitu
Cara statistik/kemungkinan-
kemungkinan Cara hidrograf/sintetik
Rumus empiris/metode rasional
e. Analisa drainase ditetapkan dengan kala ulang
(return period) 25 tahun dan 50 tahun yang
pemilihannya terlebih dulu dikonsultasikan dengan
pihak Pemberi Tugas.
Dari hasil survey dan analisa yang dilakukan,
antara lain dapat ditentukan elevasi jembatan
dan bangunan pengaman terhadap gerusan,
tumbukan air dan debris.
(3) Persyaratan
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994
atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-
1989 SKBl-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan
Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai),
Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02-2006-
B, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan
No.01/BM/05, serta pedoman lain yang
dipersyaratkan.
(4) Keluaran Survey Drainase
Keluaran yang dihasilkan dari survey Hidrologi berupa
Laporan Hidrologi yang didalamnya memuat:
Data ldentifikasi semua aliran air yang ada
dan lintasan-lintasan drainase;
Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta;
Lnformasi histori banjir yang tersedia
(tingkatan dan penanggalan); Lokasi-lokasi
drainase yang ada meliputi permasalahan
banjir, dan
Acuan banjir/sumber informasi drainase;
Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran
air yang akan diterima oleh drainase yang
akan direncanakan.
Data curah hujan yang digunakan dalam desain
drainase
Dimensi saluran dan gorong-gorong.
Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar
sungai/saluran baik erosi umum maupun lokal.
d) Survey Geologi dan Geoteknik
(1) Tujuan
Tujuan yang utama dari penyelidikan geoteknik
lapangan dan bawah permukaan adalah untuk
memberikan informasi tentang kondisi bawah
permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan
ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada lokasi
studi.
Sangat disarankan untuk menggunakan Geoguide
bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang
lunak (Soft Soil).
(2) Lingkup Pekerjaan
(a) Penyelidikan Geologi
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail
dengan peta dasar topografi skala 1:250.000 sampai
dengan skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik di
sepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 -
1000meter dan pada lokasi jembatan dilakukan
menggunakan lembar isian seperti terlihat pada daftar
lampiran.
(b) Penyelidikan lapangan
Meliputi pemeriksaan sifat tanah
(konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan
prosentase butiran kasar/halus)
sesuaidengan Metoda USCS.
(c) Penyelidikan Tanah
Penyelidikan geoteknik disini merupakan
bagian dari penyelidikan tanah yang mencakup
seluruh penyelidikan lokasi kegiatan
berdasarkan klasifikasi jenis tanah yang
didapat dari hasil tes dengan mengadakan
peninjauan kembali terhadap semua data
tanah dan material guna menentukan jenis/tipe
pondasi yang tepat dan sesuai tahapan
kegiatannya, sebagai berikut:
a) Mengadakan penyelidikan tanah dan material
di lokasi pelaksanaan jembatan yang akan
dibangun dengan menetapkan lokasi titik-titik
bor yang diperlukan langsung dilapangan.
b) Melakukan penyelidikan kondisi permukaan air (sub-
surface)
sehubungan dengan pondasi jembatan yang akan
dibangun.
c) Menyelidiki lokasi sumber material yang
ada di sekitar lokasi pelaksanaan,
kemudian dituangkan dalam bentuk
penggambaran peta termasuk sarana lain
yang ada seperti jalan pendekat/oprit,
bangunan pelengkap/ pengaman dan lain
sebagainya.
d) Pekerjaan pengambilan contoh dengan pengeboran
(umumnya terhadap undisturbed sampling)
dimaksudkan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut
di laboratorium untuk mendapatkan informasi yang
lebih teliti tentang parameter-parameter tanah dari
pengetesan Index Properties (Besaran lndeks) dan
Engineering Properties (Besaran Struktural
lndeks).
e) Penyelidikan tanah untuk desain
jembatan yang umum dilaksanakan di
lingkungan Bina Marga dengan bentang >
60m (relatif dari 25m s/d 60m tergantung
kondisi) digunakan bor-mesin (alat bor yang
digerakkan dengan mesin) dimana kapasitas
kedalaman bor dapat mencapai 40m disertai
alat split spoon sampler untuk Standar
Penetration Test ( SPT) menurut AASHTOT206-
74. Sedangkan untuk bentang <60m (relatif dari
25m s/d 60m tergantung kondisi) digunakan
peralatan utama lapangan yang terdiri atas:
- Alat sondir dengan bor tangan (digerakkan
dengan tangan). Pengeboran harus dilakukan
sampai kedalaman yang ditentukan (bila tidak
ditentukan lain) untuk mendapatkan letak
lapisan tanah dan jenis batuan beserta
ukurannya dan harus mencapai tanah
keras/batu dan menembus sedalam kurang
lebih 3.00 m.
- Boring dan sampling harus dikerjakan dengan
memakai "Manual Operated Auger" dengan
kapasitas hingga kedalaman
- 10 m.
Alat tes sondir type "Gouda" atau sejenisnya,
antara
lain "Dutch Cone Penetrometer" yang memakai
sistem
metrik dan harus dilengkapi dengan
"Friction Jacket Cone", kapasitas
tegangan konus minimum 250kg/cm2 dan
kedalamannya dapat mencapai 25 m.
f) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25-40
kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah
harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji,
lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji
dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang
berbeda atau maksimum 5km bila jenis tanah
sama, dengan kedalaman 1 -2 m. Setiap sumuran
uji yang digali dan contoh tanah yang diambil harus
difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas
nomor sumur uji,dan lokasi. Ukuran test pit panjang
1,5m (Utara-Selatan) lebar 1,0m, Log sumuran uji
digambarkan dalam 4 bidang, dengan deskripsi
yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan
batuan.(lihat daftar lampiran)
g) Pengambilan contoh tanah tak terganggu
Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan
dengan cara bor tangan menggunakan tabung contoh
tanah ("split tube" untuk tanah keras atau "piston
tube" untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus
diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi,
kedalaman) . Pemborantangan dilakukan pada setiap
lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk
perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan
lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang
diperkirakan akan digali (untuk perhitungan stabilitas
lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter;
dengan interval sekurang-kurangnya 100meter
dan/atau setiap perubahan jenis tanah dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter.
Setiap pemboran tangan dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus
terlihat jelas identitas nomor bor tangan,dan
lokasi.
Semua contoh tanah harus diamankan baik selama
penyimpanan dilapangan maupun dalam
pengangkutan ke laboratorium.

h) Pemboran Mesin
Tujuan pengeboran mesin ini adalah untuk mengetahui stratifikasi (lapisan) tanah
berdasarkan komposisi butiran dan nilai SPT nya. Survey pengeboran mesin meliputi
kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

- Penentuan Titik Bor


Titik bor mesin ditentukan setelah selesai dilakukan survey
pendahuluan, dengan jumlah titik bor disesuaikan dengan kondisi
longsoran. Titik bor harus ditempatkan pada daerah yang
terdampak longsoran sehingga dapat diketahui penyebab
terjadinya pergerakan tanah.
- Pelaksanaan Survey
Ketentuan – ketentuan dalam pengeboran mesin :
Pengeboran mesin tidak boleh menggunakan bor basah/wash
boring
Uji N-SPT diambil tiap kedalaman 2 meter
Undisturb Sample (UDS) diambil 3 tabung yaitu pada
kedalaman 2 meter, 4 meter dan 7 meter
Setiap sampel UDS dilakukan uji laboratorium sebagai
berikut:
Uji Properties Tanah
- Kadar air
- Berat isi
- Berat jenis
- Atterberg limits
- Analisa saringan ukuran butir
tanah Uji mekanis tanah
- Kuat geser langsung (direct shear)
- Triaxial test (Consolidated Undrained/CU)
Kedalaman pengujian bor mesin dihentikan setelah diperoleh 3
(tiga) kali SPT 60
Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan
berikut:
• Pada dasarnya mengacu pada ASTMD2113-94
• Pendalaman dilakukan dengan menggunakan system putar
(rotary drilling) dengan diameter matabor minimum75mm.
• Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan
maksimum 1 putaran per detik.
• Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm perdetik
• Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah
deposit yanglunak dilakukan dengan menggunakan bentonite
(drilling mud) atau casing dengan diameter minimum
100 mm
• Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin
bahwa tidak terjadi tekanan yangberlebih pada tanah
• Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2
m atau lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50cm dari

posisi pengambilan sampel berikutnya.

Pemboran mesin dilakukan pada


kondisi tanah ekspansif atau tanah
lunak.
i) Pemboran Tangan.
Pemborantangan dilakukan dengan
mengacu pada ASTM D-4719 j) Pengujian
Kompaksi Batu Gamping
Suatu studi untuk menilai kelayakan batu
gamping sebagai bahan timbunan dilakukan
dengan memperhatikan:
•Perilaku pemadatan laboratorium.
•Persyaratan material untuk timbunan
termasuk yang berkaitan dengan kekuatan
dan konsistensi material.
•Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh
lingkungan dan air terhadap durabilitas kinerja
timbunan.
k) Sondir (Pnutrometer Static)
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman
lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan
tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya
lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki, alat
ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir
halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium
yang mengandung komponen brangkal dan kerikil
serta batu gamping yang berongga, karena
hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah
keras yang salah.
Ada dua macam alat sondir yang digunakan:
1) Sondir ringan dengan kapasitas 2,5ton
2) Sondir berat dengan kapasitas 10ton
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa
sedalam 20cm, pekerjaan sondir dihentikan
apabila pembacaan pada manometer berturut-turut
menunjukkan harga >150kg/cm2, alat sondir
terangkat ke atas, apabila pembacaan manometer
belum menunjukan angka yang maksimum, maka
alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan
pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau
perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat
adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada
tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat
(JHP) secara kumulatif. Pemboran mesin
dilakukan pada kondisi tanah ekspansif atau
tanah lunak.
l) Pada setiap jembatan, penyelidikan tanah yang
dibutuhkan pada masing-masing lokasi rencana
pondasi harus sudah menetapkan penggunaan
jenis bor dan posisi lubang bor yang direncanakan
serta jumlah titik bor minimal satu titik boring, yaitu
satu titik bor mesin atau satu set bor tangan dan
sondir, tergantung bentang rencana jembatannya.
Hal ini tergantung pada kondisi area (alam dan
lokasi}, kepentingan struktur dan tersedianya
peralatan pengujian beserta teknisinya.
m) SPT dilakukan pada interval kedalaman 1,50 m s/d 2,00 m untuk diambil
contohnya (undisturbed dan disturbed).
n) Mata bor harus mempunyai diameter yang
cukup untuk mendapatkan undisturbed
sample yang diinginkan dengan baik, dapat
digunakan mata bor steel bit untuk tanah
clay, silt dan mata bor jenis core barrel.
o) Digunakan casing (segera) bilamana tanah
yang dibor cenderung mudah runtuh.
p) Untuk menentukan besaran index dan structural
properties dari contoh-contoh tanah, baik yang
terganggu (disturbed) maupun yang asli
(undisturbed) tersebut di atas dan contoh material
(quarry), maka pengujian di laboratorium dikerjakan
berdasarkan spesifikasi SNI, SK SNI, AASHTO,
ASTM, BS dengan urutan terdepan sebagai
prioritas pertamanya.
Laporan penyelidikan tanah dan material harus
pula berisi 'analisa dan hasil' daya dukung tanah
serta rekomendasi jenis pondasi yang sesuai
dengan daya dukung tanah tersebut dan hasil
borlog dituangkan dalam bentuk tabel/formulir
borlog dan form drilling log yang dilengkapi dengan
keterangan/data diantaranya tentang tipe bor yang
digunakan, kedalaman lapisan tanah, tinggi muka
air tanah, grafik log, uraian lithologi, jenis sample,
nilai SPT, tekanan kekuatan (kg/cm2), liquid/plastis
limit, perhitungan pukulan dan lain sebagainya.
(3) Keluaran survey Geologi/Geoteknik
Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa:
(a) Laporan penyelidikan tanah yang didalamnya
memuat:
- Tanah nilai SPT, berdasarkan Bor log
Properties Tanah berupa nilai Unconfined,
-
- Kadar air,

(b) - Berat Jenis.


-Peta penyebaran tanah yang di dalamnya
memuat:
Kondisi lapisan tanah
(c) Foto dokumentasi
3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail.
Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali
mutu pengambilan data, kendali mutu tersebut
diantaranya:
a. Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan
maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib
mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian
ditindaklanjuti dengan surat ijin melakukan survey baik
pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen.
b. Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib
diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses
survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja
atau Pejabat Pembuat Komitmen.
c. Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa
kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. Proses
desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail
sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
d. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan maupun survey detail
yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat
Pembuat Komitmen.
4) Proses Desain
a) Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan:
(1) Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
(2) Menetapkan desain sementara dari data
awal untuk dipakai sebagai panduan
survey pendahuluan.
(3) Menyiapkan dokumen perencanaan teknis
yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi,
engineering estimate.
b) Lingkup Pekerjaan
Hal yang menjadi lingkup pekerjaan adalah:
(1) Menetapkan kelas jembatan yang akan di Desain
(2) Membuat estimasi bentang dan lebar jembatan
(5) Merencanakan Bangunan Bawah secara benar terhadap
aspek kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat beban
struktur atas dan tekanan tanah vertikal ataupun horizontal dan
harus mengikuti aturan yang ditentukan dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan BMS '92.
(6) Menetapkan awal dan akhir rencana oprit pada peta,
serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/Alinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
medan yang memenuhi Standar mengenai
Perencanaan.
(7) Merencanakan pondasi jembatan secara benar terhadap
aspek kekuatan dukung dan stabilitas, sebagai akibat
beban struktur atas dan beban struktur bawah dan harus
mengikuti aturan yang ditentukan dalam Peraturan
Perencanaan Jembatan BMS '92.
(8) Merencanakan jalan pendekat jembatan dengan
memperhatikan kesinambungan ukuran dan
ketinggian jembatan.
(9) Merencanakan drainase, bangunan pelengkap dan pengaman
jembatan.
(10) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada
saatpelaksanaan.
(11) Melakukan perencanaan K3 konstruksi berkaitan
dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya
kegiatan konstruksi.
(12) Membuat konsep Metode pelaksanaan agar
memudahkan dalam mengantisipasi penggunaan
Teknologi dan pengamanan.
(13) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam
laporan perencanaan teknis yang didalamnya membuat
identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian resiko,
mitigasi resiko, alokasi resiko.
(14) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi
geologi
c) Persyaratan
Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman
yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada
acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam
Kerangka Acuan Kerja.
d) Penggambaran Penggambaran Desain Jembatan: Alinyemen
Horisontal dengan Skala 1:500
Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:50
Potongan Melintang Skala Horisontal 1:100,
Skala Vertikal 1:100 5) Pengendalian proses
perencanaan.
Pengendalian pada saat proses perencanaan
dilakukan agar desain yang dihasilkan
memenuhi persyaratan secara teknis, proses
pengendalian dilakukan terhadap:
a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus
mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat
pembuat komitmen.
b) Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan
survey detail yang merupakan review terhadap desain awal
harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala satuan kerja
atau pejabat pembuat komitmen. c) Pemeriksaan dan Asistensi
perencanaan secara bertahap wajib dilaksanakan oleh
pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja/Pejabat
Pembuat Komitmen.
d) Pengecualian terhadap desain yang tidak
memenuhi standar harus mendapat persetujuan
dari pejabat setingkat eselon I.
e) Penggunaan teknologi baru dapat digunakan apabila oleh
diterima tim yang dibentuk oleh pejabat elson II dan
mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga

 PROGRAM KERJA
Program kerja digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
kegiatan secara sistematik dan integratif. Didalamnya mencakup
penjadualan dan alokasi sumber daya manusia yang ada, misalnya bahan
baku, peralatan, tenaga kerja, SDM, dan durasi waktu. Juga digunakan
sebagai alat monitoring, yang bertujuan mengidentifikasi kemungkinan-
kemungkinan terjadinya penyimpangan selama proses kegiatan
berlangsung hingga menjadi suatu produk yang dapat diukur kemajuan
hasil pekerjaannya. Jika dalam proses kegiatan tersebut terjadi
penyimpangan, maka sedini mungkin dapat diantisipasi dengan
mengidentifikasi sumber permasalahan dan menindaklanjuti dengan solusi
tepat dengan cara taktis-integratif agar tidak mempengaruhi proses kerja
pelaksanaan program secara keseluruhan.
Dalam melaksanakan kegiatan diperlukan perencanaan program kerja,
pemilihan metode kerja yang tepat, serta pemahaman spesifikasi, sarana
dan prasarana yang ada. Dan sumber daya manusia yang menguasai
semua komponen diatas.
Secara global, Program Kerja Konsultan Perencana dapat dikelompokkan
dalam beberapa tahapan, antara lain sebagai berikut:
 Tahap Persiapan
 Tahap Pengumpulan Data
 Tahap Koordinasi dengan Pihak Kegiatan
 Tahap Analisa Dan Evaluasi Data
 Tahap Penyelesaian Akhir
Setiap Tahapan-tahapan diaplikasikan dalam bentuk penjadualan
pekerjaan perencanaan seperti yang diuraikan pada bab selanjutnya
tentang Jadual Pelaksanaan Pekerjaan.

 ORGANISASI PERSONIL
Bentuk struktur organisasi yang diusulkan meliputi Tenaga Inti terdiri
dari : Ketua Tim Perencana, Ahli Desain Struktur Jembatan, Ahli
Geoteknik, Ahli Hidrologi, Ahli Geodesi, Ahli Lingkungan, Ahli Arsitek, dan
Tenaga Pendukung terdiri dari : Asisten Tenaga Ahli, Surveyor, Juru
Gambar, dan bagian Administrasi Teknik. Masing-masing personil berkerja
secara simultan untuk melaksanakan tugas sesuai deskripsi masing-
masing. Secara garis besar Organisasi PT. Mitra Cipta Engineering adalah
:
PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI LAUT
DINAS BINA PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN BANGGAI LAUT

PPK / PPTK

KONSULTAN / Team Leader


(Kordinator Tim)

Ahli Geoteknik Ahli Jembatan Ahli Hidrologi


Ahli Geodesi Ahli Arsitek Ahli Lingkungan

Tenaga Pendukung :
Surveyor
Drafter
Administrasi
F. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

No Minggu ke Keterangan
Kegiatan
. I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Koordinasi Awal Minggu ke-1
2 Survey Lokasi Minggu ke-1
3 Pengumpulan Minggu ke-2 s/d 4
Data dan Tes
lapangan
4 Laporan Minggu ke-2
Pendahuluan
5 Laporan Antara Mg ke-3
6 Presentassi/Rapat Setiap 2 Mg Skali
/Diskusi
7 Laporan Akhir : Akhir Bulan
a) Gambar Rencana Mulai pertengahan
Mg ke-5
b) RAB/EE dan Minggu ke-5/6
Analis
c) BQ Minggu ke-6
d) Perhitungan Minggu ke-4 s/d 7
Analisis Struktur
e) Spesifikasi Minggu ke-8
Teknik/RKS
G. KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN

1. KOMPOSISI TIM (DAFTAR PERSONIL)

Tenaga Ahli
(Personil Inti)

Tenaga
Jumlah
Nama Perusahaa Ahli Lingkup Posisi Uraian
Orang
Personil n Lokal/Asin Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan
g
Ir. Pujo PT. Mitra Lokal Team Mengkoordina 1
Priyono., MT Cipta Ahli Leader si pelaksanaan
Engineering Jembatan perencanaan
Utama

Fandi Rahmat, PT. Mitra Lokal Analisa dan 1


ST. Cipta Perencanaa Tenaga Ahli desain jalan &
Engineering n Jemb Jembatan
Jembatan

Ir. Totok D PT. Mitra Lokal Analisa dan 1


Kuryanto, MT Cipta Analisa Tenaga Ahli desain
Engineering Sumber Hidrologi pada
Hidrolodi
Jembatan
Daya Air

Fathul Anam PT. Mitra Lokal Merencanakan 1


Cipta Analisa Tenaga Ahli elevasi pada
Engineering Geodesi lokasi
Geodesi
jembatan
Arief PT. Mitra Lokal Tenaga Ahli Perhitungan 1
Alihudien, ST., Cipta Ahli Pondasi
Geologi
MT. Engineering Geoteknik jembatan
Teknik
Farid PT. Mitra Lokal Tenaga Ahli Desain 1
Pettajama, ST Cipta Ahli Arsitek keindahan
Arsitektur
Engineering Jembatan
Jembatan secara
arsitektur
Achmad PT. Mitra Lokal Tenaga Ahli Desain 1
Fauzan, ST Cipta Ahli Jembatan
Lingkungan
Engineering Lingkungan yang
berwawasan
lingkungan

Tenaga Pendukung
(Personil lainnya)
Tenaga
Jumlah
Perusahaa Ahli Lingkup Posisi Uraian
Nama Personil Orang
n Lokal/Asi Keahlian Diusulkan Pekerjaan
Bulan
ng
Iswan PT. Mitra Lokal Asisten TA Membantu 1
Cipta Jalan dan Tenaga Ahli
Engineering Jembatan dalam
Mengukur
wilayah
jembatan, data
kontur dan
elevasi
Arpah PT. Mitra Lokal Surveyor Mengukur 1
Cipta Ukur wilayah
Topografi
Engineering Kontur jembatan, data
kontur dan
elevasi
Fahri PT. Mitra Lokal Surveyor Mencari data 1
Cipta Survey curah hujan,
Hidrologi
Engineering Curah hitung debit air
sungai
Hujan

Ahwar PT. Mitra Lokal Surveyor Data borlog 1


Cipta Ahli tes dan sondir
Soil
Engineering tanah
Material
Tri Sutrasul PT. Mitra Lokal Sondir n Desain 1
Cipta Ahli Sondir Pondasi
Bortest 1
Engineering Jembatan
Tri Sucipta PT. Mitra Lokal Sondir n Desain 1
Cipta Ahli Sondir Pondasi
Bortest 2
Engineering Jembatan
Fadil PT. Mitra Lokal Gambar Drafter Gambar 1
Cipta Jembatan jembatan
Engineering
Fenny PT. Mitra Lokal Acces data Adminitrasi Ases data dan 1
Cipta admin laporan
Engineering
M. Faris PT. Mitra Lokal OB 1
Cipta
Engineering
2. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI

Masukan Personil (dalam bentuk diagram balok)


Orang
No. Nama Personil
Minggu
1 2 3 4 7 8
Nasional
Ir. Pujo Priyono., MT
1
2 Fandi Rahmat, ST.

3 Ir. Totok D Kuryanto,


MT
4 Fathul Anam

5 Arief Alihudien, ST.,


MT.

6 Farid Pettajama, ST

7 Achmad Fauzan, ST

8 Iswan

9 Arpah

10 Fahri

11 Ahwar

12 Tri Sutrasul

13 Tri Sucipta
14 Fadil
15 Fenny
16 M. Faris

Subtotal

Asing

1
2
n
Subtotal

Total
Masukan Masukan Paruh-
Penuh- Waktu
Waktu

Ketentuan dan syarat Tenaga Ahli Perencanaan Teknik terdiri dari:


a. Ketua Tim (Team Leader)
Adalah seorang lulusan pasca sarjana (S2) dibidang teknik sipil
dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 4 (Empat)
Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli Teknik
Jembatan (SKA) Tingkat Utama yang dikeluarkan oleh Asosiasi
terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK) terkait, dimana tugas utama ketua tim adalah
bertanggung jawab pada hal-hal berikut:
- Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua
kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta
mencapai hasil yang diharapkan,
- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik
dalam tahap pengumpulan data, pengolahan, dan
penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan.

b. Ahli Jembatan (Bridge Engineer)

Adalah seorang lulusan sarjana (S1) dibidang teknik sipil dan


berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (Tiga) Tahun dan Memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli Teknik Jembatan (SKA) Tingkat Madya
yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) terkait Tenaga ahli tersebut tugas
utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim, merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis
jembatan, dan bangunan pelengkapyang diperlukan, serta harus menjamin
bahwa rencana Jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling
ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga.

c. Ahli Arsitek
Adalah seorang lulusan sarjana (S1) dibidang Arsitektur dan
berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) Tahun dan
Memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Arsitek (SKA) Tingkat Madya
yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh
Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) terkait Tenaga ahli
tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim,
Mendukung dan memberi input design arsitek, merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan beutifikasi, aksesoris, dan penataan
bangunan pelengkap pada jembatan.
d. Ahli Geoteknik
Adalah seorang sarjana (S1) atau strata yang lebih tinggi dibidang
geologi atau teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama
minimal 3 (tiga) Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli
Geoteknik/Jembatan (SKA) Tingkat Madya yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK) terkait, dimana tugas ahli teknik tanah dan bahan
adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang
mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan di
laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-
perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data,
analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah
benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai kondisi, sifat-sifat dan stabilitas jembatan untuk tahap
perencanaan teknik jalan dan jembatan.

e. Ahli Pengukuran (Geodetic Engineer)


Adalah seorang sarjana (S1) atau strata yang lebih tinggi dibidang
geodesi atau teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama
minimal 3 (tiga) Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli
Teknik Geodesi/ Jembatan (SKA) Tingkat Madya yang dikeluarkan oleh
Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa
Konstruksi (LPJK) terkait. Adapun tugas ahli teknik pengukuran adalah
merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan
pengukuran yang mencakup pelaksanaan survey pengukuran,
pengolahan data pengukuran, dan penggambaran data pengukuran,
serta harus menjamin bahwa gambar pengukuran yang dihasilkan
adalah benar, akurat, dan siap digunakan untuk tahap perencanaan
teknik jalan dan jembatan.

f. Ahli Hidrologi (Hydrology Engineer)


Adalah seorang sarjana (S1) atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik
sipil dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga) Tahun dan
Memiliki
Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli Hidrologi (SKA) Tingkat Madya yang
dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga
Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) terkait, dimana tugas ahli teknik
hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi,
pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan- perhitungan
hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi,
serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi
yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat
memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran
air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.
g. Ahli Lingkungan
Adalah seorang sarjana (S1) atau strata yang lebih tinggi dibidang
teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga)
Tahun dan Memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli Hidrologi (SKA)
Tingkat Madya yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan
dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) terkait,
dimana tugas ahli teknik hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan
pengumpulan data hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi,
dan perhitungan- perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan
dimensi bangunan hidrologi, serta harus menjamin bahwa data,
analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar,
akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci
mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap
perencanaan teknik jalan dan jembatan.

h. Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang dibutuhkan diantaranya Asisten Cost & Quantity,
Surveyor Topografi, Surveyor Hidrology, Surveyor Soil & Material, dan
Surveyor Sondir dan Boring. Ketentuan dan syarat Asisten Tenaga Ahli
dalam perencanaan teknik ini yaitu :
Merupakan lulusan Diploma (D3) atau Sarjana (S1) Teknik Sipil atau strata
yang lebih tinggi dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (tiga)
tahun yang mempunyai pengalaman dibidang perencanaan jembatan/jalan,
dimana tugas dan tanggung jawabnya sebagai asisten tenaga ahli secara
umum adalah sebagai berikut :
Membantu Tenaga Ahli dalam merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jembatan yang
mencakup perencanaan geometric jembatan dan bangunan
pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin bahwa rencana
jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan
sesuai dengan standar teknik.
Membantu Tenaga Ahli dalam merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jembatan yang mencakup
pelaksanaan survey, pemilihan tipe penanganan bangunan atas dan
bawah dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin
bahwa rencana jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling
ekonomis dan sesuai dengan standar teknik.
Membantu tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup
pelaksanaan survey pengukuran, pengolahan data pengukuran dan
penggambaran data pengukuran, serta harus menjamin bahwa
gambar pengukuran yang dihasilkan adalah benar, akurat, dan siap
digunakan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.
Membentu tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan yangmencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan
dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan
perhitungan-perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin
bahwa data, analisis dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan
adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan
untuk tahap perencanaan teknik jembatan.
Membantu tenaga ahli dalam merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi,
pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan
hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi,
serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi
yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan
masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan
untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan.
Selain itu diperlukan tenaga-tenaga pendukung untuk membantu kelancaran
kegiatan yang terdiri dari: Sekretaris/Administrator, Driver dan Office Boy

BERIKUT PRODUK YANG DIHASILKAN OLEH KONSULTAN PERENCANA:

I. PELAPORAN
Laporan Teknik yang dihasilkan dari jasa konsultansi ini, adalah sebagai berikut :
1. Laporan Perencanaan
Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing
laporan berisi:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap.
- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan
bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.

- Gambar rencana yang dibuat di atas kertas ukuran A3.


2. Laporan Perkiraan Kuantitas dan Biaya
Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item
pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan
perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan dengan isi sebagai berikut:
- Daftar isi.
- Peta lokasi proyek.
- Daftar bangunan pelengkap/jembatan.
- Perhitungan perkiraan kuantitas.
- Analisa biaya.
- Perkiraan biaya.
3. Laporan Penyelidikan Tanah
Laporan Akhir Penyelidikan tanah harus mencakup sekurang-kurangnya
pembahasan mengenai hal-hal berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap
- kota besar terdekat.
Kondisi morfologi daerah lokasi, sifat-sifat tanah yang terkait
dengan perancangan struktur yang dibangun diatasnya.
- Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan untuk perbaikan
hasil diskripsi secara visual.
- Analisis perhitungan pondasi jembatan dan bangunan perkuatan lainnya
(kapasitas dukung tanah menurut tipe fondasi yang dipilih, tipe dan
kedalaman fondasi) .
- Rekomendasi.
4. Laporan Topografi
Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal
berikut:
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap
kota besar terdekat.
- Kegiatan perintisan untuk pengukuran.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal.
- Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal.

- Kegiatan pengukuran situasi.

- Kegiatan pengukuran penampang melintang.


- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada).
- Perhitungan dan penggambaran.
- Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya.
- Dokumentasi foto mengenai kegiatan pengukuran
topografi termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan
BM, dan semua obyek yang dianggap penting untuk
keperluan perencanaan jalan.
- Deskripsi BM (sebagai lampiran).
- Data ukur hasil ploting harus diserahkan.
5. Laporan Hidrologi
Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :
- Data proyek.
- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas
lokasi proyek terhadap kota besar terdekat, pos
pencatat curah hujan.
- Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil.
- Analisis/ perhitungan (muka air banjir dsb)
- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air.
- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

Anda mungkin juga menyukai