Npm : 41180158
PRODI MANAJAMEN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak sekali perusahaan yang melakukan penjualan produk dengan cara kredit. Hal ini dilakukan
untuk memenuhi target penjualan atau meningkatkan omset penjualan yang menjadi kebijakan perusahaan.
Penjualan kredit memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia saat ini. Karena lemahnya
kehidupan ekonomi masyarakat Timor Tengah Utara, maka masyarakat lebih memilih membeli barang
dengan cara kredit. Hal ini akan menimbulkan piutang bagi perusahaan dan perusahaan harus mengeluarkan
biaya khusus untuk penagihan. Tentunya ini akan berdampak pada profitabilitas perusahaan manakala dalam
proses penagihan ada piutang yang tidak dapat tertagih atau terjadinya kredit macet. Karena itu untuk
mengantisipasi tidak terjadinya kredit macet maka perusahaan harus memiliki kebijakan penagihan.
Kebijakan penagihan yang bagaimana yang harus dipilih oleh perusahaan, itu tergantung pada trade-off yang
paling menguntungkan.
Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan setelah penyerahan barang dengan
jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan
dengan cara mengirimkan barang sesuai order yang diterima dari pembeli dan untuk jangk waktu perusahaan
mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Tagihan kepada pembeli itulah yang akan menimbulkan
piutang bagi perusahaan.
Menurut Mardiasmo (2016: 51), “ piutang adalah tagihan yang timbul dari penjualan barang
dagangan dan jasa secara kredit”. Menurut Efraim (2012: 129), “piutang adalah tuntutan kepada pelanggan
dan pihak lain untuk memperoleh uang, barang, dan jasa (asset) tertentu pada masa yang akan datang,
sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini”. Sedangkan menurtu Warren dkk
(2014:448), “piutang mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan,
perusahaan, dan organisasi lain. Piutang-piutang ini biasanya merupakan bagian yang signifikan dari total
asset lancar”. Untuk melakukan penagihan kepada pembeli, maka perusahaan harus memiliki kebijakan
penagihan.
Kebijakan yang harus dilakukan perusahaan adalah membuat sistem penagihan yang intensif serta
siap mengantisipasi konsekuensi biaya penagihan yang cukup besar. Untuk dapat melakukan penagihan
secara intensif, menggambarkan jumlah penagihan piutang yang besar dan kerugian disebabkan adanya bed
debt berkurang, serta periode waktu penagihan semakin cepat. Perusahaan yang menjalankan kebijakan
penagihan piutang secara aktif akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih banyak untuk membiayai
aktivitas pengumpulan piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini maka piutang yang ada akan lenih cepat
ditagih. Sebaliknya jika perusahaan menggunakan kebijakan secara pasif maka pengumpulan piutang akan
lebih lama, sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar. Jika kebijakan penagihannya baik maka
resiko terjadinya bad debt kecil dan hal ini akan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan yang baik
juga.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang” ANALISIS
PENGARUH PENJUALAN KREDIT, PIUTANG DAN KEBIJAKAN PENAGIHAN PIUTANG
TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN PADA DILER SUZUKI KEFAMENANU”.