DISUSUN OLEH :
NURHAYATI
J1B019080
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia teknik tentunya banyak bahan teknik yang digunakan dalam kegiatan produksi.
Terdapat banyak macam bahan teknik yang dapat diklasifikasikan dari logam hingga non-
logam. Bahan teknik non-logam sendiri dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu plastik,
karet, kayu dan lain-lain.
Bahan teknik non-logam sendiri banyak ditemukan di Indonesia. terutama karet, karena
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara produsen karet terbesar di dunia. Tanaman
karet kebanyakan hidup di negara beriklim tropis, tanaman ini memiliki nama ilmiah Havea
brasiliensis. Berdasarkan asalnya, karet dapat dibedakan menjadi karet alam dan karet sintesis
yang mana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun tertarik untuk mengkaji karet alam dan karet
sintesis dalam industri. Baik bagaimana cara memperolehnya dan cara pengolahannya dengan
judul "Karet Alam dan Sintesis".
5. Apakah pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam dunia teknik?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan penyusunan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet alam
5. Untuk mengetahui pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam dunia teknik.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknik didapatkan dengan cara
melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke
pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap
hari.
Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat
(PR). Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara
maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik
sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki
kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik
melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu
tertentu.
Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan
dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu
menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya
sangat bervariasi kualitas nya.
Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan pada tiap
penyadap. Dari hasil penyadapan dapat ditentukan.
1. Bobot atau isi lateks Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember pengumpul ke dalam
ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya
untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi
2. Kadar Karet Kering (KKK) Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam
usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap. Lateks sebagai bahan baku berbagai
hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas lateks, sebagai berikut.
1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain lain).
2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks
tidak stabil).
3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari
aluminium atau baja tahan karat).
7. Komposisi lateks.
Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang
telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian
disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi
Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk
proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering
2. Pengenceran
3. Pembekuan
Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan
yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam
asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet
kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah
ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut
didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga
yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan
dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga
lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini
ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan
muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.
Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara
merata serta membantu mempercepat proses pembekuan Pengadukan dilakukan dengan 6-10
kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang
dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan
mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut
juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses
selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum
dalam lembaran yang seragam.
Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi
Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman perang dunia II.
Negara negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis.
Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri
yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi minyak. pengaruh udara,
dan bahkan ada yang kedap air.
a . Polimerization Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik,
pada tahap ini ada tiga metode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and
suspension
polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow,
GE, Ausimont, Daikin and Dyneon
b. Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers disolasi, dikeringkan dan dibersihkan. Setelah tahap ini,
maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.
c. Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari
suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk
menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan Pengalaman dan pengetahuan
compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.
- Tidak mudah panas (low heat build up).dan Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap
keretakkan (groovecracking resistance)
Walaupun demikian,karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat
kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan
supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu,
maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Hal seperti
ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami
perubahan, bahkan kadang-kadang bergejolak. Harga bisa turun drastis sehingga merusak
pasaran dan merisaukan para produsennya. Kadang-kadang karena suatu sebab seperti
keluarnya peraturan pemerintah di negara produsen yang menginginkan suatu kondisi tertentu
terhadap industri karet dalam negrinya,maka akan mempengaruhi pasaran internasional.
Suatu kebijaksanaan
politik entah itu dari pihak penguasa maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar
terhadap usaha perkarettan alam secara luas.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan
tetapi menurut beberapa ahli, karet alam akan tetap mempunyai pngsa pasar yang baik.
Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet
alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana Indonesia sendiri menjadi
salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut bahan bakunya, karet dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku
lateks, yaitu hasil penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan
karet buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya memiliki
kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai berikut: memiliki daya
elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya mudah tidak mudah aus, tahan terhadap
keretakan memiliki daya lengket yang tinggi terhadap bahan, serta tidak mudah panas. Karet
alam biasanya digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap.
Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap berbagai zat
kimia, harganya cenderung stabil serta pengirimannya jarang mengalami kesulitan. Jenis
beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR. Proses
pengolahan karet alam adalah sebagai berikut: penerimaan lateks kebun-pengenceran-
pembekuan. Sedangkan proses pengolahan karet sintesis adalah sebagai berikut:
polymerization-isolation-compounding- extrusion-molding-flash removal-post curing
finishing & inspection-cleaning-packaging.
DAFTAR PUSTAKA