KELOMPOK 3
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas ini. Atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Negara dan Konstitusi”
tepat waktu. Tugas ini ditulis dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Penulis berharap agar tugas ini dapat menambah wawasan pembaca
tentang Negara dan Konstitusi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover ..............................................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi ........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara......................................................................................................3
2.2 Unsur-unsur terbentuknya Negara ..............................................................................3
2.3 Sifat negara................................................................................................................5
3.1 Pengertian Konstitusi .................................................................................................6
3.2 Kedudukan konstitusi ................................................................................................7
3.3 Klasifikasi konstitusi .................................................................................................8
3.4 Unsur-unsur konstitusi ...............................................................................................9
3.5 Sifat Konstitusi ..........................................................................................................9
3.6 Tujuan Konstitusi .................................................................................................... 10
3.7 Fungsi konstitusi......................................................................................................10
3.8 Hubungan Negara dengan Konstitusi ....................................................................... 11
3.9 Pancasila dan Konstitusi Negara .............................................................................. 11
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 13
4.2 Saran ........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sekarang ini sebagian masyarakat Indonesia yang mengabaikan arti dari pancasila
sebagai dasar negara dan UUD 1945 sebagai konstitusi. Bahkan bukan hanya
mengabaikan, namun banyak juga yang tidak mengetahui makna dari dasar negara dan
konstitusi tersebut. Terlebih di era globalisasi ini masyarakat dituntut untuk mampu
memilah-milah pengaruh positif dan negatif dari globalisasi tersebut. Dengan pendidikan
tentang dasar negara dan konstitusi diharapkan masyarakat Indonesia mampu
mempelajari, memahami serta melaksanakan segala kegiatan kenegaraan berlandasakan
dasar negara dan konstitusi, namun tidak kehilangan jati dirinya.
Dasar Negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Dasar Negara menempati
kedudukan sebagai norma hukum tertinggi disuatu Negara. Sebagai norma tertinggi, dasar
Negara menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum dibawahnya. Konstitusi
adalah salah satu norma hukum dibawah dasar Negara. Dalam arti yang luas : konstitusi
adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum) yang
menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara, dalam arti sempit : konstitusi adalah
Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan
yang bersifat pokok. Dengan demikian, konstitusi bersumber dari dasar Negara. Norma
hukum dibawah dasar Negara isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar. Isi
norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita yang terkandung dalam dasar Negara. Dasar
Negara merupakan cita hukum dari Negara. Terdapat hubungan-hubungan yang sangat
terkait antara keduanya yang perlu kita ketahui.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.2 Unsur unsur apa saja yang di butuhkan untuk membangun suatu Negara?
1.3.2 Untuk mengetahui unsur unsur yang dibutuhkan untuk membangun Negara.
1.4.2 Untuk mengetahui unsur unsur yang dibutuhkan untuk membangun Negara.
3
minimal tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah, dan pemerintah berdaulat. Selain itu, ada
satu unsur tambahan, yaitu pengakuan dari negara lain.
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur terpenting
dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara.
Hal ini karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan
sebuah negara. Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu
negara serta tunduk pada kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat
bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam
hal ini meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah negara.
Wilayah merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami
oleh manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara
permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara. Wilayah memiliki
batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara sebagai
berikut.
a. Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-batas tertentu
dengan negara lain.
b. Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang
ditentukan menurut hukum internasional.
c. Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara
yang bersangkutan.
4
a. Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap ada
(berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.
b. Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi,
tetapi asli dari negara itu sendiri.
c. Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satusatunya kekuasaan
yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam negara hanya
ada satu kedaulatan.
d. Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun sebab
apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan tertinggi
akan hilang.
1. Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa kekerasan
fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan ditaati, ketertiban
dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam masyarakat dapat dicegah.
Alat pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi, tentara, dan berbagai persenjataan
lainnya.
5
Contohnya, setiap warga negara harus membayar pajak. Orang yang menghindari
kewajiban ini dapat dikenakan denda atau harta miliknya disita, bahkan dapat
dikenakan hukuman kurungan.
2. Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap warga
negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati, mewajibkan warga
negaranya untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang musuh, memungut pajak,
menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya, serta melarang aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
3. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini
memang diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya cita-cita negara.
6
1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur pemerintahan negara.
3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
a. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
b. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam mayarakat.
c. Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan
pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-
sendi sistem pemerintahan negara. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ada dua pengertian konstitusi, yaitu:
a. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar (hukum
dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis yang
mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu
negara;
b. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen yang
berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.
7
3.2 Kedudukan Konstitusi
8
c. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak derajat tinggi (Supreme And
Not Supremeconstitution). Konstitusi derajat tinggi, konstitusi yang mempunyai
kedudukan tertinggi dalam negara (tingkatan peraturan perundang-undangan).
Konstitusi tidak derajat tinggi adalah konstitusiyang tidak mempunyai
kedudukan seperti yang pertama.
9
bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat dari konstitusi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu
1. Konstitusi yang bersifat kaku (Rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur yang
berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan;
2. Konstitusi yang bersifat supel (Flexible), sifat supel disini diartikan bahwa konstitusi
dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur membuat undang-undang
pada negara yang bersangkutan.
10
3.7 Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut:
1. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
2. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang dicita-
citakan dalam tahap berikutnya.
3. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem ketatanegaraan
tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya, baik penguasa maupun
rakyat (sebagai landasan struktural).
3. Undang-undang formal.
11
4. Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom.
Staats Fundamental Norm adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan
konstitusi atau Undang-Undang Dasar dari suatu negara. Posisi hukum sebagai syarat bagi
berlakunya suatu konstitusi. Staats Fundamental Norm ada terlebih dahulu dari konstitusi
suatu negara.
Berdasarkan teori Nawiaky tersebut, A. Hamid S. Attamimi membandingkannya dengan
teori Kelsen dan menerapkannya pada struktur tata hukum di Indonesia. Attamimi
menunjukkan struktur hierarki tata hukum Indonesia dengan menggunakan teori Nawiasky.
Berdasarkan teori tersebut, struktur tata hukum Indonesia adalah:
2) Staats grund gesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR, dan Konvensi
Ketatanegaraan.
12
persidangan-persidangan tersebut, yaitu Piagam Jakarta yang selanjutnya menjadi dan
disebut dengan Pembukaan UUD 1945, yang merupakan Philosofische Grondslag dan
Weltanschauung bangsa Indonesia. Seluruh nilai-nilai dan prinsip-prinsip dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara Indonesia, termasuk di dalamnya Pancasila.
13
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Negara adalah oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang
mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari sebuah
negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang membentuk,
mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis
sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis yang berupa
kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara.
4.2 Saran
Penulis berharap masyarakat mengetahui makna tentang Negara dan Konstitusi di
negara kita, penulis juga berharap informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar
terbentuk jiwa nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara. Kepada para pembaca
diharapkan agar lebih banyak membaca buku yang berkaitan dengan Negara atau
Konstitusi agar lebih memahami makna Negara dan Konstitusi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
NEGARA DAN
KONSTITUSI
Dosen Pengampu
I Wayan Latra S.Ag, M.si
Kelompok 3
Made Putri Dewi
2007511048
Ninin Eva Andika Rada
2007511051
Bq Nining Riskya Ramdhani
2007511054
Yustina Medy Rosila Chirsty
2007511056
Komang Ayu Cahyani
2007511075
Nasrani Ginting
2007511080
SUB MATERI
Pengertian Negara Unsur-unsur Sifat Negara
terbentuknya Negara
Pengertian Konstitusi
Kedudukan Konstitusi Klasifikasi Konstitusi
Unsur-unsur Tujuan
Sifat Konstitusi
Konstitusi Konstitusi
Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti
wilayah atau penguasa. Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara
suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu
dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara:
Logeman
Unsur-unsur terbentuknya negara
Rakyat Wilayah
Mencangkup semua
semua peraturan perundang-undangan
(misalnya keharusan membayar
pajak) barlaku untuk semua orang tanpa
terkecuali.
Herman
E.C Wade KC. Wheare
Heller
2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (Flexible And Rigid Constitution), memilikiciri-cir ipokok:
•Sifat elastis, artinya dapat disesuaika ndengan mudah.
•Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang.
3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak tinggi(Supreme And Not Supreme
constitution).
1. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari kesepakatan antara
warga negara dengan pemerintah;
2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak dan kewajiban warga
negara dan badan-badan pemerintah;
3. Konstitusi sebagai Forma Regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan pemerintah.
Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu konstitusi dapat
bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk mengubah
konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang
bersangkutan atau belum
13
Fungsi Konstitusi
• Membatasi atau mengendalikan
kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya.