Anda di halaman 1dari 18

NEGARA DAN

KONSTITUSI
Dosen Pengampu
I Wayan Latra S.Ag, M.si
Kelompok 3
Made Putri Dewi
2007511048
Ninin Eva Andika Rada
2007511051
Bq Nining Riskya Ramdhani
2007511054
Yustina Medy Rosila Chirsty
2007511056
Komang Ayu Cahyani
2007511075
Nasrani Ginting
2007511080
SUB MATERI
Pengertian Negara Unsur-unsur Sifat Negara
terbentuknya Negara

Pengertian Konstitusi
Kedudukan Konstitusi Klasifikasi Konstitusi

Unsur-unsur Tujuan
Sifat Konstitusi
Konstitusi Konstitusi

Fungsi Hubungan Negara


Konstitusi Pancasila dan
dengan Konstitusi
Konstitusi Negara
Pengertian Negara

Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau nagara yang berarti
wilayah atau penguasa. Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi tertinggi di antara
suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu
dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai konstitutif dari
sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah,
kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara:

Aristoteles Mac Iver

Logeman
Unsur-unsur terbentuknya negara

Rakyat Wilayah

Pemerintahan yang Pengakuan dari


berdaulat negara lain
Memaksa
Negara mempunyai kekuasaan
untuk memaksa kekerasan fisik
secara sah

Sifat negara Monopoli


hak negara guna melaksanakan
sesuatu sesuai dengan tujuan
bersama dari masyarakat

Mencangkup semua
semua peraturan perundang-undangan
(misalnya keharusan membayar
pajak) barlaku untuk semua orang tanpa
terkecuali.
Herman
E.C Wade KC. Wheare
Heller

CF. Strong Sri Soemantri


Sebagai Hukum
Sebagai Hukum Dasar
tertinggi
konstitusi memuat konstitusi memiliki
aturan-aturan pokok kedudukan yang lebih tinggi
mengenai penyelenggara terhadap peraturan-
negara, yaitu badan- peraturan yang lain dalam
badan/lembaga-lembaga tata hukum pada suatu
pemerintahan dan negara. Dengan demikian,
memberikan kekuasaan aturan-aturan di bawah
serta prosedur konstitusi tidak
penggunaan kekuasaan bertentangan dan harus
tersebut kepada badan- sesuai dengan aturan-aturan
badan pemerintahan. yang terdapat pada
konstitusi.
Dalam buku K.C. Wheare “Modern Constitution” (1975) mengklasifikasi konstitusi
sebagai berikut:

1. Konstitui tertulis dan konstitusitidaktertulis(Written Constitution And Unwritten Constitution).

2. Konstitusi fleksibel dan konstitusi rigid (Flexible And Rigid Constitution), memilikiciri-cir ipokok:
•Sifat elastis, artinya dapat disesuaika ndengan mudah.
•Dinyatakan dan dilakukan perubahan adalah mudah seperti mengubah undang-undang.

3. Konstitusi derajat tinggi dan konstitusi derajat tidak tinggi(Supreme And Not Supreme
constitution).

4. Konstitusi Negara Serikat dan Negara Kesatuan(Federal and Unitary Constitution).

5. Konstitusi Pemerintahan Presidensial dan pemerintahan Parlementer (President Executiveand


Parliamentary Executive Constitution).
Unsur-unsur Konstiitusi
menurut pendapat Lohman

1. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian dari kesepakatan antara
warga negara dengan pemerintah;
2. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu hak dan kewajiban warga
negara dan badan-badan pemerintah;
3. Konstitusi sebagai Forma Regiments, yaitu merupakan kerangka pembangunan pemerintah.
Sifat Konstitusi

Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu konstitusi dapat
bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah prosedur untuk mengubah
konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat undang-undang di negara yang
bersangkutan atau belum

sifat dari konstitusi


dapat dibedakan Konstitusi
menjadi dua, yaitu yang bersifat
kaku Konstitusi
sifat dari konstitusi yang bersifat
dapat dibedakan supel
menjadi dua, yaitu
Tujuan Konstitusi
Pada umumnya hukum bertujuan untuk mengadakan tata tertib untuk
keselamatan masyarakat yang penuh dengan konflik antara berbagai
kepentingan yang ada di tengah masyarakat. Tujuan hukum tata negara
pada dasarnya sama dan karena sumber utama dari hukum tata negara
adalah konstitusi atau Undang-Undang Dasar, akan lebih jelas
dapat dikemukakan tujuan konstitusi itu sendiri. Konstitusi juga memiliki
tujuan yang hampir sama dengan hukum, namun tujuan dari konstitusi
lebih terkait dengan:
• Berbagai lembaga-lembaga kenegaraan dengan wewenang dan
tugasnya masing-masing.
• Hubungan antar lembaga negara.
• Hubungan antar lembaga negara(pemerintah) dengan warga negara
(rakyat).
• Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
• Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan jaman.

13
Fungsi Konstitusi
• Membatasi atau mengendalikan
kekuasaan penguasa agar dalam
menjalankan kekuasaannya tidak
sewenang-wenang terhadap rakyatnya.

• Memberi suatu rangka dan dasar hukum


untuk perubahan masyarakat yang dicita-
citakan dalam tahap berikutnya.
• Sebagai landasan penyelenggaraan
negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung
tinggi oleh semua warga negaranya, baik
penguasa maupun rakyat (sebagai
landasan struktural).
Hubungan Negara dengan Konstitusi
Negara dan konstitus saling berhubungan sangat erat, konstitusi lahir merupakan u
saha untuk melaksanakan dasar negara. Dasar negara memuat norma-norma ideal,
yang penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal oleh UUD
(Konstitusi) Merupakan satu kesatuan utuh, dimana dalam Pembukaan UUD
45 tercantum dasar negara
Pancasila, melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Pancasila dan Konstitusi di
Indonesia
Pancasila disebut sebagai norma fundamental negara
dengan menggunakan teori Hans Kelsen dan Hans Nawiasky. Teori
Hans Kelsen yang mendapat banyak perhatian adalah hierarki nor
ma hukum dan rantai validitas yang membentuk piramida hukum
(stufentheorie).
Salah seorang tokoh yang mengembangkan teori tersebut adalah
murid Hans Kelsen, yaitu Hans Nawiasky. Teori Nawiaky disebut de
ngan Theorie Von Stufenufbau Der Rechtsordnung. Susunan norm
a menurut teori tersebut adalah:
• Norma fundamental negara.
• Aturan dasar negara.
• Undang-undang formal.
• Peraturan pelaksanaan dan peraturan otonom.
Berdasarkan teori Nawiaky tersebut, A. Hamid
S. Attamimi membandingkannya dengan teori Kelsen dan menerap
kannya pada struktur tata hukum di Indonesia. Attamimi menunjuk
kan struktur hierarki tata hukum Indonesia dengan menggunakan t
eori Nawiasky. Berdasarkan teori tersebut, struktur tata hukum Indo
nesia adalah:

• Staats fundamental norm: Pancasila (Pembukaan UUD


1945).

• Staats grund gesetz: Batang Tubuh UUD 1945, Tap MPR,


dan Konvensi Ketatanegaraan.

• Formell gesetz: Undang-Undang.

• Verordnung en Autonome Satzung: Secara hierarkis mulai d


ari Peraturan Pemerintah hingga Keputusan Bupati atau W
alikota.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai