Anda di halaman 1dari 15

Resume / Learning journal

Nama : Rizka Putri Armenia

Nim : 2002110940

Matkul : Investasi dan Manajemen fortopolio

Praktik Transaksi Saham dan Analisis Fundamental

Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami persaingan yang semakin ketat. Kondisi ini
menyebabkan perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dalam
jangka panjang. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, perusahaan harus berbenah diri
dengan menerapkan manajemen modern dan strategi bersaing (Ilmiyono, 2019) .

Harga saham yang tinggi adalah salah satu strategi bersaing yang menunjukkan value yang
lebih bagi perusahaan yang memilikinya. Harga saham merupakan salah satu indikator
keberhasilan manajemen perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu meningkat,
investor atau calon investor menganggap perusahan berhasil mengelola bisnisnya. Keyakinan
investor atau calon investor ini sangat menguntungkan bagi emiten, karena semakin banyak
masyarakat yang mempercayai emiten tersebut sehingga kemauan berinvestasi pada emiten
semakin kuat (Astuty, 2017).

Tanda ikut serta permodalan dalam suatu organisasi perseroan terbatas ditunjukkan pada
selembar kepemilikan atas saham. Bagi perusahaan penerbitnya, saham akan meningkatkan
nilai ekuitas perusahaan karena dapat memanfaatkannya sebagai sarana untuk memperoleh
pendanaan. Ada dua alternatif penting dalam keputusan pendanaan antara lain menggunakan
modal sendiri atau memperoleh hutang dalam menjalankan usahanya. Sumber pembiayaan
dari modal sendiri dapat dilakukan melalui penerbitan saham, sedangkan sumber pendanaan
utang dilakukan dengan menerbitkan obligasi, right issue atau utang ke bank. Kedua alternatif
pendanaan ini masing-masing memiliki perbedaan satu sama lain. Dalam memenuhi
kebutuhan keuangan perusahaan, tentunya akan menimbulkan biaya, baik yang terlihat
maupun tidak. Seiring dengan keputusan pendanaan bagi perusahaan dalam bentuk saham,
keberadaan pasar modal saat ini sangat diperlukan sebagai wadah untuk berinvestasi dalam
mendapatkan deviden bagi mereka yang menjadi pemilik atau pemegang saham. Selain
berinvestasi saham, investor juga dapat melakukan investasi pada beberapa instrumen yang
dapat mengurangi risiko (Purnamawati, 2016).
Dari sudut pandang investor, disarankan agar memiliki pengetahuan dan kesadaran potensial
tentang pergerakan pasar dan determinan dari pergerakan tersebut. Para ahli mengaitkan
beberapa faktor internal dan faktor eksternal sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham.
Faktor internal utama adalah kinerja perusahaan, tata kelola, aset dan posisi likuiditas,
dividen dan pendapatan. Faktor eksternal meliputi peraturan pemerintah, siklus bisnis, sikap
investor, kondisi pasar, bencana alam dan ketidakpastian politik seperti pemogokan, blokade,
dan lain sebagainya (Alam et al., 2016).

Investor diharapkan mendasarkan keputusan investasinya pada informasi kinerja keuangan


perusahaan. Informasi keuangan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk menganalisis
perubahan harga sahamnya yaitu faktor fundamental dan teknikal. Faktor fundamental ini
berhubungan dengan keseluruhan ekonomi atau industri atau perusahaan tertentu. Pemilihan
sebuah investasi akan dimulai dengan analisis fundamental. Analisis fundamental meneliti
lingkungan ekonomi, kinerja industri dan kinerja perusahaan sebelum membuat keputusan
investasi (Suresh, 2013).

Analisis fundamental menggunakan data masa depan dan sekarang untuk memperkirakan
saham wajar pasar dan untuk memprediksi nilai masa depan. Biasanya dimulai dengan
menganalisis file lingkungan ekonomi makro, menganalisis sektor dan kemudian laporan
keuangan secara berurutan untuk menentukan nilai riil perusahaan. Tujuan dari analisis tidak
hanya untuk menemukan sebuah perusahaan yang sukses; tujuannya adalah untuk
menemukan perusahaan yang bernilai lebih dari yang perkiraan investor. Analisis
fundamental bukan jaminan bahwa investor akan merealisasikan keuntungan tinggi atas
saham, tetapi pasti memiliki peran penting dalam mencapai tujuan ini (Baresa et al., 2013).

Sedangkan Analisis teknis adalah salah satu metode paling umum yang digunakan investor
untuk membuat keputusan investasi yang menggunakan pengetahuan latar belakang harga
dan data terkait untuk meramalkan harga di masa depan (Ghobadi & Abdolbaghi, 2014).

Ketika investor memutuskan untuk berinvestasi di pasar modal, perlu mengetahui semua
variabel yang mempengaruhi investasi mereka dan apakah investasi ini menguntungkan atau
tidak. Tahun yang lalu para investor menggunakan "Strategi buy dan hold" berdasarkan
analisis fundamental untuk menganalisis investasi. Teknis analisis menggunakan harga masa
lalu dan statistik terkait dengan perkiraan investasi. teknis analisis dalam perbandingan untuk
analisis fundamental memiliki beberapa Keuntungan dan Kekurangan. Salah satu
keuntungannya adalah menemukan harga perdagangan terbaik yang tidak mungkin
ditemukan itu dengan strategi buy and hold. Negara Nepal membuktikan bahwa aksesibilitas
likuiditas, analisis fundamental dan analisis teknis merangsang kinerja pasar sahamnya. Lebih
pentingnya, pasar saham telah terbukti merespon secara signifikan terhadap perubahan
dividen dan suku bunga (Thapa, 2019).

Kondisi dan kinerja suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga sahamnya. Minat investor
akan semakin meningkat jika kinerja perusahaan semakin baik, sehingga terjadi kenaikan
harga saham. Current Rasio (CR) yang lebih besar dapat menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memberikan dividen yang dijanjikan terhadap investor dapat dipercaya
kemampuannya. Sehingga dengan demikian semakin banyak investor yang berminat ataupun
tertarik pada saham perusahaan sehingga akhirnya mempengaruhi harga secara positif. Jika
dilihat dari analisis leverage, Debt to Equity Ratio (DER) meningkat relatif kurang bagus,
karena perusahaan akan mengalami kebangkrutan jika terjadi likuidasi. Terdapat probability
harga saham perusahaan akan turun, jika DER perusahaan tinggi ketika perusahaan tersebut
mendapatkan laba perusahaan mengutamakan laba tersebut digunakan untuk membayar
hutang dari pada memberikan dividen pada pemegang saham. Kondisi ini kurang memicu
minat investor pada saham yang dipilih dan akhirnya mempengaruhi harga saham secara
negatif. Semakin tinggi Return On Asset (ROA) maka dapat dilihat bahwa semakin baik pula
produktivitas aset suatu perusahaan dalam memperoleh untung secara bersih. Maka
memberikan dampak yang sangat baik untuk harga saham perusahaan karena investor akan
menjadikan perusahaan tersebut sebagai tempat dimana menanamkan sahamnya, karena
tingkat return akan semakin tinggi. Rasio ini akan mempengaruhi positif pada harga saham
perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor utilitas dan transportasi karena
dengan banyaknya wilayah kepulauan di Indonesia, maka sarana transportasi dianggap aspek
penting bagi infrastruktur di Indonesia, namun ini menghabiskan anggaran Negara yang
diakibatkan karena kebutuhan yang sangat besar akan pembangunan sektor tersebut. Menurut
Badan Koordinasi Penanaman Modal pada awal Agustus 2019 sektor ini menjadi sektor yang
terunggul. Namun terdapat ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan data pada
perusahaan. Menurut Rambe et al., (2015) current ratio (CR) merupakan ukuran yang paling
umum dari kelancaran (solvency) jangka pendek, karena rasio tersebut menunjukkan
seberapa jauh tagihan para kreditor jangka pendek bisa ditutup oleh aktiva yang secara kasar
bisa berubah menjadi kas dalam jangka waktu yang sama dengan tagihan tersebut. Pengaruh
CR terhadap harga Samsuar & Akramunnas, (2017) yaitu Semakin baiknya rasio current
maka rasionya menunjukan semakin liquid suatu perusahaan. Kondisi ini menyebabkan harga
sahamnya positif. Jadi, CR diasumsikan memiliki hubungan yang searah pada peningkatan
harga sahamnya, artinya ketika CR meningkat, harga sahamnya juga bergerak mengikuti.
Menurut Arifannisa & Nugraha, (2017) CR yang rendah dapat menimbulkan keraguanpara
investor untuk menginvestasikan modalnya ke perusahaan.Yang dikaranekan perusahaan
dinilai tidak mempunyai kemampuan untukmelunasi kewajiban-kewajiban lancarnya,
sehingga dapat menurunkan permintaan saham sektor tersebut. Hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut. H1: current ratio berpengaruh positif terhadap harga saham pada
perusahaan utilitas dan transportasi. Menurut Jusuf, (2016) secara umum dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi rasio ini maka risiko kreditor (termasuk bank) semakin besar karena
DER yang tinggi berarti semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempatkan oleh
kreditor dalam bisnis tersebut. Pengaruh DER Terhadap Harga Saham Samsuar &
Akramunnas, (2017) semakin kecil DER, maka makin tinggi harga karena utang perusahaan
sedikit dan investor semakin tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan. Menurut
Arifannisa & Nugraha, (2017) apabila suatu perusahaan memiliki DER yang kecil ataupun
rendah maka menunjukan kemungkinan bahwa harga saham perusahaan akan tinggi karena
apabila perusahaan mendapat laba, perusahaan akan cenderung mengutamakan pembagian
deviden untuk para investor. Peningkatan DER tidak akan mempengaruhi kemampuan
perusahaan dalam membagikan deviden kepada pemegang saham. Hal ini menunjukkan
peningkatan rasio hutang tidak akan membuat perusahaan mengurangi pendapatan yang akan
diterima oleh pemegang saham. Perusahaan akan membayar dividen lebih banyak ketika laba
perusahaan naik dan pertumbuhan perusahaan stabil, artinya ketika perusahaan memperoleh
keuntungan yang besar, sedangkan kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan aset
rendah, maka perusahaan dapat meningkatkan pembayaran deviden kepada pemegang saham
(Fitri et al., 2016). DER adalah perhitungan lain yang menentukan entitas kemampuan
membayar utang jangka panjang." DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan
hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh pemilik perusahaan (Gibson, 2009).
CR dan DER tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil investasi (Komala & Nugroho,
2013). Hipotesis kedua pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. H2 : DER berpengaruh
negatif terhadap harga saham pada perusahaan utilitas dan transportasi. Semakin besar ROA,
berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah
aktiva yang sama bias dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya (Sudana, 2015).
Pengaruh ROA terhadap harga saham dalam perkataan dari Samsuar & Akramunnas, (2017)
harga saham di pengaruhi oleh ROA karena semakin tinggi ROA suatu perusahaan maka
menunjukan bahwa perusahaan tersebut menggunakan aktiva perusahaannya secara efektif
untuk mengghasilkan laba bersih. Hal ini dapat menimbulkan daya tarik investor untuk
berinvestasi. Menurut Alipudin & Oktaviani, (2016) semakin tinggi rasio dari ROA maka
produktivitas aktiva dalam mendapatkan laba bersih yang semakin bagus. hal ini yang
membuat daya tarik perusahaan kepada para investor semakin bagus dan hal ini membuat
perusahaan tersebut disukai oleh para investor karena tingkat pengembaliannya besar. Dalam
Sunday & Small, (2012) ROA menyatakan pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan
sebagai persentase dari total aset yang tersedia untuk digunakan oleh perusahaan tersebut.
ROA menunjukkan bahwa perusahaan dengan jumlah aset yang lebih tinggi harus dapat
memperoleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi. ROA mengukur kemampuan manajemen
untuk memperoleh laba atas sumber daya (aset) perusahaan. Jumlah pendapatan yang
digunakan dalam perhitungan ini diperoleh sebelum dikurangi biaya bunga, karena bunga
adalah pengembalian kepada kreditor atas sumber daya yang mereka sediakan untuk
perusahaan. ROA dihitung dengan membagi laba bersih ditambah beban bunga dengan
investasi rata-rata perusahaan dalam aset selama tahun tersebut. Dalam sebuah penelitian
bursa efek Saudi (Tawadul) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positf yang signifikan
antara ROA dan CR di perusahaan Arab Saudi (Rehman et al., 2015). Hipotesis selanjutnya
dari penelitian ini adalah sebagai berikut. H3: CR berpengaruh positif terhadap harga saham
pada perusahaan utilitas dan transportasi. Indeks harga saham merupakan faktor signifikan
awal yang mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan investor. Karena itulah
memprediksi pergerakan yang tepat dari indeks harga saham sangat dipertimbangkan (Moein
Aldin et al., 2012). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau biasa juga disebut dengan
Composite Share Price Index yaitu salah satu Indeks Pasar Saham yang ditetapkan untuk
mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (Harsono &
Wonokinasih, 2018). Naik atau turunnya IHSG mempengaruhi harga saham. Jika Indeks
Harga Saham Gabungan mengalami peningkatan maka mengakibatkan kondisi perekonomian
negara dan kondisi investasi dalam keadaan bagus (Samsuar & Akramunnas, 2017).
Hipotesis selanjutnya dari penelitian ini adalah sebagai berikut. H4: Indeks Harga Saham
Gabungan berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan utilitas dan
transportasi. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi harga saham yaitu Volume
Perdagangan.Volume perdagangan menggambarkan seberapa banyak lembar saham yang
diperjual belikan dalam satu periode waktu tertentu. Semakin sedikit lembar saham yang
diperjual belikan maka mengakibatkan semakin menurunnya juga harga saham (Arifannisa &
Nugraha, 2017).
Hal ini menunjukkan optimisme pasar terhadap sebuah saham. Dalam kutipan dari Nasution
et al., (2016) volume perdagangan saham itu adalah sarana yang dipergunakan untuk
mengetahui apakah individual atau investor menilai laporan secara informatif, dengan arti
dapatkah informasi tersebut digunakan untuk mengambil keputusan perdagangan dalam
kondisi umum. Volume dagang di pasar modal berguna sebagai informasi yang sangat
berguna bagi para investor. Volume perdagangan melonjak berdasarkan budaya dan
kelembagaan nasional lingkungan masing-masing negara. Investor cenderung berdagang
dalam masyarakat yang tingkat kepercayaan dan individualismenya lebih tinggi daripada
tingkat kepercayaan yang lebih rendah untuk menghindari ketidakpastian. Investor juga lebih
bersedia berdagang di negara-negara kaya, yang juga memiliki perlindungan hak hukum yang
lebih kuat, sistem tata kelola yang lebih baik, dan perjudian yang lebih besar (Chiah &
Zhong, 2020).

Hipotesis selanjutnya dari penelitian ini adalah sebagai berikut. H5: Volume perdagangan
berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan utilitas dan transportasi.

METODE PENELITIAN

Studi ini dilakukan pada perusahaan utilitas dan transportasi yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia/BEI dengan website www.idx.co.id.

Adapun metode penelitian yang kami gunakan dalam melakukan penelitian ini

yaitu metode penelitian deskriptif kuantitatif karena penelitian ini

menggunakan data kuantitatif maka untuk menggambarkan data yang telah

diolah maka akan di sajikan dalam bentuk deskriptif. Data yang dikumpulkan

menggunakan teknik dokumentasi yaitu mengumpulkan laporan keuangan Current Ratio


(X1) Debt to Equity Ratio (X2) Return on Asset (X3) Indeks Harga Saham Gabungan (X4)
Volume Perdagangan (X5) Harga Saham (Y) tahunan perusahaan utilitas dan transportasi
yang sudah diaudit dan diunduh dari website resmi www.idx.co.id serta mengumpulkan
literatur yang berkaitan dengan variabel dipilih. Jenis data dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang menggunakan sumber sekunder dari laporan keuangan sektor yang diteliti
yang dipublikasikan di situs BEI.
Populasi : 69 perusahaan yaitu semua perusahaan utilitas dan transportasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2019. Sampel dipilih
berdasarkan purposive sampling, berdasarkan pertimbangan 1. Perusahaan utilitas dan
transportasi yang sudah go publik selama tahun 2016-2019. 2. Perusahaan utilitas dan
transportasi yang sahamnya tercatat di BEI dari tahun 2016 - 2019 dan memiliki data sesuai
variabel penelitian. 3. Perusahaan utilitas dan transportasi yang memperoleh laba bersih
selama tahun 2016-2019 berturut-turut. Uji Asumsi Klasik yang digunakan untuk penelitian
initerdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, multikolinearitas, dan dimana
jika terpenuhi maka dapat dikatakan bahwa model regresi tersebut best linear unbiased
estimation. Pengujian hipotesis pada penelitian ini untuk mengetahui apakah variabel
independen berhubungan secara parsial maupun simultan terhadap variabel dependen
menggunakan uji F dan uji t. Adapun model regresi yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dengan rumus sebagai berikut.

Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4 + b5X5+ ε…………………………………..…….(1)

Keterangan:

Y = Harga Saham

α = constanta

X1 = Current Ratio

X2 = DER

X3 = ROA

X4 = Indeks Harga Saham Gabungan

X5 = Volume Perdagangan

b1,….,b5 = Koefisienregresi

ε = Variabel pengganggu

Berdasarkan hasil dari analisis regresi diamati Koefisien Determinasi, Uji F dan Uji t.
Meskipun dalam berinvestasi saham dapat memberikan keuntungan yang sangat besar kepada
para investor, namun sampai saat ini, jumlah investor asing masih terbilang cukup besar di
pasar modal Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan porsi kepemilikan saham di Bursa Efek
Indonesia baik saham konvensional maupun syariah yang dimuat dalam catatan Kustodian
Sentral Efek Indonesia pada tahun 2017 dimana jumlah kepemilikan efek asing di pasar
modal Indonesia sebesar 45,50% dan jumlah kepemilikan efek lokal di pasar modal Indonesia
sebesar 54,50%. Bahkan pada tahun 2015 pasar modal Indonesia didominasi oleh para
investor asing dengan kepemilikan efek 64 %.Sedangkan investor lokal hanya memegang
kepemilikan 36 %.17 Banyaknya jumlah investor asing di pasar modal Indonesia
menandakan bahwa, masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum berinvestasi di
pasar modal. Salah satu faktor tersebut adalah masih banyak masyarakat Indonesia yang
belum mengetahui manfaat dan caradalam berinvestasi saham, terutama cara dalam
mengatasi kerugian ketika berinvestasi saham. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan
oleh Nicky Hogan selaku mantan Direksi Pengembangan di BEI. Beliau pernah mengatakan
bahwa, masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak berinvestasi saham, dikarenakan takut
mengalami kerugian ketika berinvestasisaham.

Padahal dalam berinvestasi saham, ada berbagai cara yang dapat digunakan ketika ingin
mengatasi kerugian. Salah satu cara tersebut adalah dengan melakukan analisis saham. Ada
beberapa analisis yang dapat digunakan oleh investor agar dapat terhindar dari
kerugian.Diantaranya adalah dengan melakukan analisis teknikal dan fundamental. Analisis
teknikal adalah analisis sekuritas yang dalam praktiknya menggunakan grafik harga dan
volume perdagangan di waktu lalu. Sedangkan analisis fundamental merupakan analisis yang
didasarkan pada suatu anggapan bahwa tiap-tiap saham memiliki nilai intrinsik, yaitu
nilainyata suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental perusahaanseperti
aktiva, pendapatan, dividen dan prospek perusahaan. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian
dibandingkan dengan harga pasar sekarang. Analisis fundamental lebih banyak digunakan
oleh para investor dibanding dengan analisis teknikal.Karena analisis fundamental dianggap
memiliki 18I bid.

“Penggunaan Analisis”

Fundamental Dengan Pendekatan PER Untuk Menilai Kewajaran Harga Saham


danPengambilan Keputusan Invetasi”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 26 No. 1 (Sseptember
2015), perhitungan yang lebih mudah dipahami dan informasi yang diperoleh lebih akurat
dengan melihat kondisi perusahaan tersebut. Selain melakukan analisis fundamental, investor
juga dapat melakukan penilaian harga saham perusahaan guna mengetahui apakah harga
saham tersebut telah dalam kondisi mahal atau tidak.Dalam penilaian harga saham, terdapat
berbagai macam metode yang dapat digunakan, salah satu nya adalah metode Price Earning
Ratio (PER) dan Price to Book Vakue (PBV). Metode PER dan PBV merupakan metode
yang sering digunakan oleh para investor dalam menilai harga pasar saham (market price).
Karena kedua metode ini termasuk salah satu ukurandasar dalam melakukan

Pendekatan Penilaian Saham Dalam penentuan saham perusahaan yang layak dibeli,
digunakan beberapa alat analisis yaitu:

1. Pendekatan Teknis (Tehnical Approach)

Analisis teknis dapat didefinisikan sebagai suatu penggunaan pasar spesifik untuk
menganalisis saham-saham individual dari sejumlah saham di bursa. Analisis teknis ini biasa
disebut analisis internal atau analisis pasar (market of internal analysis), karena penggunaan
catatan-catatan harga pasar saham itu sendiri berusaha untuk menilai permintaan dan
penawaran suatu saham. Analisis teknikal iini didasari pada data pasar yang telah
dipublikasikan, termasuk laporan keuangan. Data pasar tersebut meliputi pula harga saham
atau indek harga saham, volume perdagangan dan sebagainya. Tujuan analisis teknis adalah
memprediksi pergerakan-pergerakan harga saham individu atau sejumlah saham di pasar
dalam jumlah waktu yang relatif pendek. Analisis teknis secara rasional menyatakan bahwa
nilai suatu saham merupakan fungsi dari permintaan dan penawaran saham. Jadi pendekatan
ini menekankan pada perilaku harga saham dan mungkin juga volume transaksi (trading)
yang timbul dari permintaan dan penawaran yang akan menentukan harga saham dimasa
mendatang. Pendekatan ini memusatkan perhatian investor pada pergerakan harga saham dan
menarik kesimpulan dari kecenderungan (trend) gerakan harga tersebut untuk meramal
tingkat harga yang akan datang. Dengan demikian penganut ini membuat strategi maupun
teknis analisis berdasarkan harga saham. Pendukung pendekatan analisis teknik sering
disebut Chartists. Para Chartist beranggaapan 90% pasar modal melakukan transaksi
berdasarkan psikologi dan 10% berdasarkan logika.

2. Pendekatan Fundamental

Analisis fundamental ini mengasumsikan adanya beberapa saham yang mempunyai nilai
intrinsik atau nilai tetap (true value) seperti yang diperkirakan investor. Nilai intrinsik ini
tergantung pada kemampuan menghasilkan laba (potensial earning). Kemampuan
menghasilkan laba akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain mutu manajemen, suku
bunga, rata-rata dan prospek industri sejenis, prospek ekonomi dan sebagainya. Jadi nilai
teoritis ini dalam praktiknya sering berbeda dengan nilai aktual seperti halnya dengan
harapan yang tidak selalu menjadi kenyataan. Implikasi yang dapat dijelaskan antara nilai
intrinsik dengan harga saham. pada saat ini (current market price) adalah:

a. Jika nilai intrinsik lebih besar daripada harga pasar saat ini, maka saham tersebut adalah
undervalued dan sebaliknya dibeli atau tetap disimpan / ditahan jika dimiliki.

b. Jika nilai intrinsik lebih kecil daripada harga saham saat ini, maka saham tersebut
overvalued dan sebaiknya dihindari, dijual bila dimiliki.

c. Jika nilai intrinsik sama dengan harga pasar saham saat ini berarti terjadi keseimbangan
dimana saham tersebut mempunyai nilai yang wajar (correctly valued).

Dengan analisis fundamental yang mendalam dan menyeluruh atas kondisi suatu perusahaan
yang emiten, investor akan memilih mana saham yang dinilai rendah dan mana saham yang
dinilai terlalu tinggi. Untuk menganalisis dan menyeleksi tersebut, investor dapat
menggunakan beberapa analisis, diantaranya:

(1) analisis ekonomik, (2) analisis industri, dan (3) analisis emiten.

Analisis Ekonomik

Menganalisis kondisi perekonomian suatu negara dan pengaruhnya terhadap perkembangan


pasar modal. Secara keseluruhan analisis ekonomik ini meliputi:

a. Analisis pertumbuhan (growth)

b. Analisis tingkat inflasi dan tingkat bunga

c. Analisis kebijakan pemerintah (APBN, Regulasi serta deregulasi)

1.Analisis Pertumbuhan Dalam analisis ini diharapkan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi
suatu negara maka perkembangan harga saham akan menunjukkan peningkatan yang positif.
Sebaliknya apabila pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah akan menimbulkan kelesuan
pasar modal yang ditandai dengan rendahnya volume perdagangan saham, harga saham
cenderung turun dan perusahaan yang go public relatif sedikit.

2.Analisis tingkat inflasi dan tingkat suku bunga


Tingkat inflasi dan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap
perkembangan pasar modal. Suatu negara dengan tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan
memburuknya situasi pasar modal. Namun sebaliknya tingkat inflasi yang semakin turun
maka pasar modal semakin berkembang. Hal sama terjadi pada tingkat suku bunga deposito,
karena deposito adalah salah satu alternatif keputusan investasi yang merupakan produk
substitusi dari pasar modal. Apabila rata-rata tingkat bunga deposito jauh lebih tinggi dari
tingkat dividen saham maka pasar modal sulit berkembang.

3.Analisis kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah mempunyai pengaruh langsung maupun tak langsung terhadap


perkembangan pasar modal. Adanya paket-paket deregulasi seperti paket deregulasi bulan
juni 1983 yang memberikan kebebasan kepada bankbank untuk menetapkan tingkat suku
bunga menyebabkan meningkatnya suku bunga deposito sehingga investasi pada deposito
menjadi lebih menarik dibandingkan saham.

Dengan dikeluarkannya paket deregulasi oleh pemerintah di bidang pasar modal pada bulan
Desember 1987 (Pakdes’87) yang menyangkut penyederhanaan dan persyaratan dan proses
emisi serta dibukanya kesempatan bagi investor asing untuk membeli dan memiliki saham
serta penyederhaan prosedur perdagangan di bursa merupakan kebijakan pemerintah yang
strategis dalam mengembangkan pasar modal. Pakto’87 yang memuat ketentuan pengenaan
pajak 15% atas bunga deposito dan penurunan batas likuiditas (RR) dari 15% menjadi 2%
secata tak langsung mendorong mengalirnya investasi ke pasar modal. Pakdes’88,
menitikberatkan usaha lebih memasyarakatkan pasar modal dan menyebarkan pemilikan
perusahaan ke masyarakat luas, Pakdes 1988 memberikan kesempatan kepada pihak swasta
untuk menyelenggarakan bursa efek di beberapa kota di luar Jakarta.

Di samping itu juga pakdes ’88 memperkenalkan calon emiten untuk menerapkan sistem
perusahaan terdaftar (lested company) selain sistem saham terdaftar (lested shared).
Rangkaian deregulasi menunjukkan tekad pemerintah untuk mengembangkan pasar modal
sebagai salah satu alternatif perluasan investasi, dan nampaknya usaha pengembangan pasar
modal masih akan terus berlanjut.

Analisis Industri

Dalam analisis ini diperlukan pengetahuan yang mendalam mengenai sektor utama aktivitas
ekonomi yang mempengaruhi jenis industri tertentu. Selain itu perlu pula diketahui kekuatan
dan kelemahan jenis industri tertentu. Jenis industri dimaksud adalah sekelompok perusahaan
produktif yang mempunyai struktur teknologi yang sama dan menghasilkan barang atau jasa
yang dapat saling mengganti. Beberapa karakteristik penting yang perlu dipertimbangkan
analisis efek seperti penjualan dan laba, permanensi industri, sikap dan kebijakan pemerintah
terhadap industri, kondisi perburuan dan terhadap industri, kondisi perburuan dan industri,
kondisi persaingan dan harga saham perusahaan industri yang sejenis. Dalam analisis ini
ditunjukkan untuk menganalisis sektor ini merupakan salah satu pertimbangan dalam
memilih saham yang akan dibeli. Yaitu saham-saham perusahaan yang bergerak pada sektor
yang mempunyai prospek cerah.

Analisis Emiten

Analisis perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten) merupakan unsur penting dalam
pendekatan fundamental, karena informasi dari perusahaan yang dianalisis inilah yang dapat
mengungkapkan “performance” perusahaan. Informasi yang diperoleh berupa informasi
intern dan ekstern, baik berupa perusahaan emiten itu sendiri maupun dari pihak lainnya.
Informasi tersebut seperti laporan tahunan dan laporan intern yang didalamnya terdapat
laporan keuangan periode tertentu. Selain laporan keuangan dapat dianalisis lebih mendalam
mengenai likuidas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan. Di samping informasi akutansi,
investor juga memerlukan informasi yang sifatnya ekspektasi (forecasting). Kebutuhan
informasi ini didasarkan pada pertimbangan bahwa harga saham ditentukan antara lain oleh
kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Ada beberapa model yang populer dalam
analisis fundamental antara lain:

1.Pendekatan Price Earning Ratio

(PER). PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada suatu saat dengan Earning

per Harga

PER =

Expected Earning per Share

Jika EPS suatu perusahaan adalah Rp 2.000 dan harga sahamnya Rp 40.000,

maka PER = 20 X. tidak ada ketentuan yang umum tentang besarnya PER yang wajar bagi
suatu saham. Investor dapat mengambil perbandingan PER dari perusahaan yang sejenis.
Investor yang konvensional sering menetapkan PER maksimum dengan menggunakan angka
inversi dari minimum required rate of return (ROR). Bila investor mempunyai ROR 10%
maka PER maksimum adalah 1 / 10% = 10 X.

2. Pendekatan Dividen Yield

Pendekatan ini didasarkan pada perkiraan dividen yang akan dibayarkan untuk satu tahun dan
hasilnya dibandingkan dengan tingkat bunga umum di pasar (Risk Free Rate). Dengan
formulasi sebagai berikut:

divident per Share

divident Yield =

Share price

3. Pendekatan Net Assets Value

Pendekatan ini menghitung nilai buku suau saham yang menggambarkan nilai klaim atas fisik
perusahaan. Dengan formulasi sebagai berikut:

Net Assets

Nilai =

Jumlah Saham Beredar

Dengan model-model fundamental di atas, investor atau calon investor dapat mengetahui
apakah suatu saham undervalued atau overvalued. Jika harga saham undervalued maka
saatnya untuk membeli, sebaliknya jika saham overvalued maka saham segera dijual. are
(EPS) periode tertentu. Dengan ketiga analisis ini dapat menetukan urut-urutan atau prioritas
saham

yang layak untuk dibeli.

4. Pendekatan Portfolio Saham

Dalam melakukan investasi pada sekuritas pemodal sering melakukan diversifikasi yang
disebut dengan portfolio.
Pendekatan portfolio menekankan pada aspek psikologis bursa dengan asumsi hipotesis
mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar efisien diartikan harga-harga saham
terefleksi secara menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di pasar saham. Bentuk pasar
yang efisien terbagi 3 yaitu, (1) lemah (weak), (2) semi kuat (semi strong), (3) kuat (strong).

Pasar efisien bentuk lemah. Bentuk ini menyatakan bahwa harga saham saat ini telah
mencerminkan semua informasi yang terdapat di dalam harga-harga masa lalu atau urutan
historis harga-harga saham. Bentuk ini lebih dikenal dengan nama “teori random walk”. Pasar
Efisien bentuk semi kuat (semi strong form market). Bentuk ini menyatakan bahwa harga
saham saat ini tidak hanya mencerminkan informasi harga historis, tetapi juga informasi yang
dapat dipublikasikan saat ini. Banyak peneliti melihat beberapa item spesifik yang dapat
dipakai sebagai indikator informasi saat ini, seperti pengumuman pendaftaran dari dividen.
Informasi ini akan cepat terefleksi dalam harga-harha saham. Pasar efisien bentuk kuat.
Dalam bentuk ini dinyatakan bahwa harga saham saat ini di pasar bursa secara menyeluruh
terefleksi baik informasi yang dipublikasikan. Jadi harga saham yang terjadi tidak saja
terefleksi dalam informasi yang telah yang telah dipublikasikan, tetapi semua informasi yang
dapat diperoleh dengan analisis fundamental secara seksama pada perusahaan atau kondisi
perekonomian.

Pada kondisi pasar bentuk kuat, harga saham yang terjadi selalu wajar (always be fair) dan
informasi tersebut tak dapat diramalkan secara superior terhadap saham secara konsisten.
Salah satu model yang sangat populer untuk menentukan tingkat keuntungan yang
disyaratkan adalah Capital Asset Pricing Mode (CAPM). Teori ini dikembangakan oleh
Harry Markowitz (Suad Husnan, 1992: 32).

Model tersebut bukan hanya berhasill merumuskan apa yang secara intuitif telah dirasakan
oleh para pemodal dalam mengambil keputusan investasi yang berisiko yang semakin tinggi
risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diinginkan. Tetapi juga bagaimana mengukur
risiko tersebut. Pada dasarnya menyatakan bahwa risiko ysng relevan dari suatu investasi
adalah bukan kemungkinan-kemmungkinan investasi tersebut menyimpang dari apa yang
diharapkan, tetapi harus dihubungkan dengan kontribusi marginalnya atau seluruh risiko dari
portfolio investasi.
Daftar Pustaka

file:///C:/Users/HP/Downloads/67533-97-199063-3-10-20210222.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/23336-ID-analisis-penentuan-saham-yang-akan-
dibeli-suatu-tinjauan-umum.pdf

Anda mungkin juga menyukai