Anda di halaman 1dari 16

Nama : Rizka Putri Armenia

Nim : 2002110940

Matkul : Investasi dan Manajemen Portofolio

BETA

1.PENGERTIAN BETA

Beta adalah ukuran volatilitas sekuritas atau pengembalian portofolio atas pengembalian pasar.
Keamanan Beta menggunakan pengembalian pasar untuk mengukur volatilitas pengembalian
sekuritas Portofolio Beta menggunakan pengembalian pasar untuk mengukur volatilitas
pengembalian portofolio. Oleh karena itu, beta adalah ukuran risiko sistematis atau sistematis dari
suatu sekuritas atau portofolio yang terkait dengan risiko pasar. Volatilitas dapat didefinisikan
sebagai fluktuasi sekuritas atau rekanan portofolio selama periode waktu tertentu. Jika populasi
sekuritas atau mitra portofolio mengikuti fluktuasi statistik dari riset pasar, selisih antara sekuritas
atau portofolio diwakili oleh 1. .. Ingatlah bahwa tarian Vietnam sebagai ukuran risiko adalah
ukuran volatilitas dan pengembalian yang diharapkan, karena populasi juga merupakan ukuran
risiko. Beta 1 menunjukkan bahwa risiko sistematis sekuritas atau portofolio sama dengan risiko
pasar. Beta = 1 menunjukkan apakah pengembalian pasar bergerak naik atau turun. Nilai beta 1
berarti pengembalian pasar berubah rata-rata sebesar x%, dan pengembalian sekuritas atau
portofolio juga berubah sebesar x%. Beta banyak digunakan oleh investor dan analis untuk meneliti
dan memilih ekuitas sebagai ukuran sistematis risiko ekuitas. Untuk membantu analis dan investor,
banyak perusahaan pialang menguji beta saham terdaftar, termasuk Merrill Lynch Investment
Services, Valueline Investment Surveys, Standard and Poor's Stock Report di AS, Risk
Measurement Services di Inggris, dan Keihin di Singapura. . Diterbitkan secara berkala dalam
bentuk beta book. Beta menunjukkan bagaimana pengembalian keamanan bereaksi terhadap
kekuatan pasar. Beta bisa positif atau negatif. Berdasarkan nilai beta, saham dapat dikategorikan
menjadi saham ofensif (>1) dan saham defensif (.

2.Stabilitas Beta Saham

Stabilitas beta ekuitas mengacu pada pertanyaan apakah beta saham memiliki nilai yang stabil dari
satu periode perkiraan ke periode berikutnya. Beta dikatakan stabil. “Misalnya, jika saham A
memiliki beta yang tinggi (>1) dalam satu periode perkiraan, maka beta akan tinggi pada periode
perkiraan berikutnya, tetapi itu tidak berarti. Fenomena ini terjadi selama periode estimasi jika beta
saham A lebih besar dari beta saham lain selama periode estimasi.Pada periode estimasi
berikutnya, beta saham A mungkin rendah.3.Macam-macam Bentuk Beta ( β )

Dikenal beberapa jenis beta (β) pada suatu sekuritas. Secara umum beta (β) sekuritas
dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

1. Beta Pasar (βm)

Adalah beta yang paling lazim digunakan dimana beta ini dihitung dengan menggunakan
data historis dari pasar saham.

2. Beta Akuntansi (βacc)

Adalah beta yang dihitung dari laporan keuangan emiten.

3. Beta Fundamental (βfund)

Adalah beta yang dihitung berdasarkan variabel fundamental perusahaan seperti


pertumbuhan penjualan, biaya , pendapatan, pangsa pasar dan lai sebagainya.

A. Beta Pasar (βm)

Beta ini dapat dengan dua pendekatan, yaitu dengan teknik :

1. Teknik Manual (plotting)

Penghitungan beta dengan teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan data pasar dari nilai-nilai
historis return suatu sekuritas selama periode tertentu, misal return bulanan digunakan data historis
selama 60 bulan (5 tahun) sedangkan untuk return bulanan minimum digunakan data historis
selama 180 hari ( 6 bulan)

Contoh Teknik penghitungan Beta (β) Manual (plotting) :

1. Contoh 10.1 ( Jogiyanto, 2003: 268 – 269)

Return-return sekuritas A (RA) dan return-return pasar (RM) selama 10 minggu tampak di
tabel berikut ini :
Minggu Return Saham A Return Pasar

Ke- (RA) (RM)

1. 7,5% 4,0%

2. 8,0% 4,5%

3. 9,0% 4,5%

4. 10,0% 5,5%

5. 10,5% 6,0%

6. 11,5% 7,0%

7. 11,0% 6,0%

8. 12,0% 6,5%

9. 12,0% 7,5%

10. 14,0% 8,0%

Secara manual, Beta sekuritas A dapat dihitung secara manual dengan cara sebagai berikut :

a. Buat diagram tersebar (scatter diagram), dimana sumbu horizontalnya adalah


Retrun Pasar (RM) dan sumbu vertikalnya adalah Return Saham A (RA)

b. Tarik garis lurus yang paling mendekati semua titik hubung diatas.

Scatter Diagram
15

Retu 14 X
rn
Sah
am 13

A
(RA)
12 X X
3 4 5 6 7 8 9

Return Pasar (RM)

c. Beta historis sekuritas A dapat dihitung berdasarkan slope dari garis lurus yang
ditarik paling mendekati semua titik diatas (garis merah). Besarnya beta A dapat
dihitung : (13,5% - 7,5%) = 1,5 ( 8 – 4 )
2. Teknik Regresi

Penghitungan beta dengan teknik ini dilakukan dengan mengunakan return-return pasar sebagai
variabel independen (mempengaruhi) dan return-return sekuritas sebagai variabel dependen
(dipengaruhi).

Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan menghasilkan koefisien beta yang
diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama periode observasi.

Contoh 10.2 (Jogiyanto, 2003: 270 -271)

1. Dari data di contoh 10.1, hasil perhitungan dengan teknik regresi adalah sebagai
berikut ini.

Teknik Regresi
Variabel Estimasi Parameter t-test p-value

Intercept 2,014638 2,468 0,0389

RM 1,434515 10,692 0,0001

F-value = 114,311

R-Square = 0,9346

Adj R-Sq = 0,9264


Dari hasil regresi diatas, persamaan regresi yang didapat adalah :

RA = Intercept variable + Variable Return Market (RM)

RA = 2,014638 + 1,434515 RM

Beta merupakan koefisien parameter dari variabel RM, yaitu sebesar 1,434515. Koefisien ini
adalah signifikan dengan p-value sebesar 0,0001 (signifikasi lebih kecil dari 1%). Beta yang
diperoleh dari teknik regresi ini tidak menyimpang jauh dari Beta yang dihitung dengan teknik
manual (plotting) sebesar 1,50.

B.Beta Akuntansi

Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi (accounting earnings) dapat juga digunakan
untuk mengestimasi beta. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan beta pasar (yang
menggunakan data return), yaitu dengan cara mengganti data return dengan data akuntansi.

Berikut ini adalah rumus untuk Beta Akuntansi :

σ laba, iM

hi =

σ 2
laba, M

Dimana :

hi = Beta akuntansi sekuritas ke-i

σ laba, iM = Kovarian antara laba perusahaan ke-i dengan indeks laba pasar

σ2 laba, M = Varian dari indeks laba pasar


Indeks laba pasar dapat dihitung berdasarkan rata-rata laba akuntansi untuk portofolio pasar.

Contoh : 10.5

Misalnya suatu pasar modal hanya mempunyai tiga (3) macam sekuritas, yaitu sekuritas A, B dan
C. Dengan demikian indeks laba pasar dapat dihitung dengan cara aritmatika laba perusahaan A, B,
dan C.

Laba akuntansi untuk perusahaan A, B, C dan indeks laba pasarnya selama 10 periode tampak di
tabel berikut ini :

Periode Earning A Earning B Earning C Earning Pasar

(t) (EA) (EB) (EC) (EM)

1 4,0 1,15 2,5 2,55

2 4,5 1,5 2,7 2,9

3 5,0 1,7 2,9 3,2

4 5,5 1,8 3,0 3,43

5 5,0 2,0 3,5 3,5

6 5,1 2,1 3,7 3,63

7 4,9 2,2 3,9 3,67

8 5,0 2,0 4,0 3,67

9 4,5 2,5 3,5 3,5

10 5,5 2,7 3,8 4,0

Rata-rata ( ¯ ) 4,9 1,965 3,35 3,405

Untuk mencari kovarian antara laba sekuritas i dengan laba pasar [Cov (Ei, EM)] setiap periode (t)
menggunakan rumus :

Cov (Ei, EM) = ( Ei – Ei ) ( EM – EM )


Dimana :

Ei = Earning sekuritas i

Ei = Rata-rata earning sekuritas i

EM = Earning market (pasar)

EM = Rata-rata earning market (pasar)

Untuk mencari kovarian antara earning A (EA) dengan earning pasar (EM)

Periode t 1 :

Cov (EA t1, EM t1) = (4,0 – 4,9) (2,55 – 3,405)

= (- 0,9) ( - 0,855 )

= 0,7695

Periode t 2 :

Cov (EA t2, EM t2) = (4,5 – 4,9) (2,9 – 3,405)

= (- 0,4) ( - 0,505 )

= 0,202

Dan seterusnya sampai dengan periode t 10

Demikian pula gunakan cara yang sama untuk mencari :

 kovarian (Cov) earning B (EB) dengan earning pasar (EM) [ Cov (EB,EM)]

 kovarian (Cov) earning C (EC) dengan earning pasar (EM) [ Cov (EC,EM)]
Untuk mencari Varian earning pasar ( Var (EM) )

Gunakan rumus :

Var (EM) = ( EM - EM ) 2

Untuk periode t 1 :

Var (EM) = ( 2,55 – 3,405 ) 2

= ( - 0,855) 2

= 0,731025

Untuk periode t 2 :

Var (EM) = ( 2,9 – 3,405 ) 2

= ( - 0,505) 2

= 0,255025

Dan seterusnya gunakan cara yang sama sampai dengan periode t 10.

Periode Cov (EA, Cov (EB, Cov (EC,


Var (EM)
(t) EM) EM) EM)

1 0,7695 0,731025

2 0,202 0,255025

5
6

10

Total

Sehingga Beta Akuntansi untuk sekuritas A, B dan C dapat dihitung sebagai berikut :

Rumus :

σ laba, iM Cov ( Ei, EM)

hi = =

σ 2
laba, M Var ( EM)

Untuk Beta A :

Cov ( EA, EM)

hA =

Var (EM)

Untuk Beta B :

Cov ( EB, EM)

hB =

Var (EM)
Untuk Beta C :

Cov ( EAC EM)

hC =

Var (EM)

Beta Akuntansi Dengan Model Regresi

Beta akuntansi pada model regersi ini menggunakan perubahan laba akuntansi (yaitu selisih antara
laba perusahaan tahun t dengan tahun t-1). Persamaan regresi untuk mengestimasi Beta
Akuntansinya adalah sebagai berikut :

∆ E it = g i + h i ∆E Mt + W it

Dimana :

∆ E it = Perubahan laba akuntansi perusahaan ke – i untuk periode ke t

∆E Mt = Perubahan indeks laba pasar untuk periode ke t

W it = Kesalahan residual (error term)

gi = Intercept

hi = Parameter regresi yang merupakan estimasi untuk Beta Akuntansi perusahaan ke-i

Contoh 10.6 :
Dari contoh 10.5 sebelumnya, perubahan laba akuntansi untuk perusahaan A dan perubahan indeks
laba pasar adalah sebagai berikut :

Periode ∆EA ∆EM

(t)

1 - -

2 0,5 0,35

3 0,5 0,30

4 0,5 0,23

5 - 0,5 0,07

6 0,1 0,13

7 - 0,2 0,04

8 0,1 0,0

9 - 0,5 - 0,17

10 1,0 0,50

Beta akuntansi dengan menggunakan data perubahan laba akuntansi dapat diestimasikan dengan
menggunakan teknik regresi berdasarkan persamaan (10.4) dengan hasil :

Variabel Estimasi Parameter t-test p-value

Intercept - 0,197841 -2,042 0,0804

∆EM 0,754153 5,868 0,0006

F-value = 34,428

R-Square = 0,8310

Adj R-Sq = 0,8069


Demikian laba akuntansi yang dihitung menggunakan teknik regresi di atas adalah sebesar
0,754153 yang secara statistik signifikan berbeda dengan nol (0).

C.Beta Fundamental

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) menggunakan 7 macam variabel fundamental yang
sebagian besar merupakan variabel akuntansi, yaitu sebagai berikut :

1. Dividen Payout

Deviden ini diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk
pemegang saham umum. Jika perusahaan memotong deviden, maka akan dianggap sinyal buruk
karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai
resiko tinggi cenderung untuk membayar devidend payout yang lebih kecil supaya nanti tidak
memotong deviden jika laba perusahaan turun.

2. Assets Growth

Variabel ini didefinisikan sebagai perubahan tingkat pertumbuhan tahunan dari aktiva total.
Variabel ini mempunyai hubungan positif dengan Beta, tetapi tidak ada teori yang mendukung.

3. Leverage

Variabel ini didefinisikan sebagai nilai buku total hutang jangka panjang dibagi dengan total
aktiva. Varibel ini memiliki hubungan positif dengan beta.

4. Liquidity

Variabel ini diukur sebagai current ratio dan diprediksi memiliki hubungan negatif dengan beta.
Semakin likuid perusahaan semakin kecil resikonya.

5. Assets Size

Variabel ini diukur sebagai logaritma dari total aktiva dan diprediksi memiliki hubungan yang
negatif dengan resiko. Ukuran ini dipakai sebagai wakil pengukur besarnya perusahaan. Semakin
besar perusahaan semakin kecil resikonya.
6. Earning Variability

Variabel ini diukur dengan niali deviasi standar dari PER atau rasio P/E dan memiliki hubungan
yang positif dengan beta.

7. Accounting Beta

Variabel ini diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi
dan variabel independen adalah perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar.
Sehingga beta akuntansi dan beta pasar memiliki hubungan yang positif.

Dimana rumus prediksi Beta akuntansi fundamental adalah sebagai berikut :

ĥ = â0 + â1DIV i + â2 GROWTH i + â3 LEV i + â4 LIQ i + â5 SIZE i + â6 EVAR i + â7 ABETAi

Dimana :

ĥ = Prediksi Beta akuntansi fundamental

DIV i = Dividen payout (pembayaran dividen) perusahaan ke-i

GROWTH I = Assets growt (pertumbuhan aktiva) perusahaan ke-i

LEV i = Leverage perusahaan ke-i

LIQ i = Liquidity perusahaan ke-i

SIZE i = Assets size (ukuran aktiva) perusahaan ke-i

EVAR i = Earnings variability (variabilitas laba) perusahaan ke-i

ABETA i = Accounting Beta (Beta akuntansi) perusahaan ke-i

Contoh 10.7 :

Misalnya dari hasil regresi multivariat ini didapatkan persamaan regresi dengan semua koefisien
secara statistik signifikan sebagai berikut :

ĥ = 0,05 + 1,2 DIV i + 1,5 GROWTH i + 1,05 LEV i + 0,07 LIQ i + 0,0085 SIZE i
+ 0,15 EVAR i + 0,35 ABETA i

Nilai-nilai variabel fundamental untuk suatu perusahaan pada periode ini adalah sebagai berikut :

1. Dividen Payout = 0,075

2. Assets Growth = 0,05

3. Leverage = 0,9

4. Liquidity = 1,8

5. Assets Size = 5,1

6. Earning Variability = 0,55

7. Accounting Beta = 1,5

Untuk mencari variabel fundamental digunakan laporan keuangan perusahaan serta laporan-laporan
pendukung lainnya.

Maka Beta fundamental dapat diprediksi sebesar :

ĥ = 0,05 + 1,2 (0,075) + 1,5 (0,05) + 1,05 (0,9) + 0,07 (1,8) + 0,0085 (5,1)

+ 0,15 (0,55) + 0,35 (1,5)

= 0,05 + 0,09 + 0,075 + 0,945 + 0,126 + 0,04335 + 0,0825 + 0,525

= 1,93685

Jika koefisien-koefisien hasil regresi mempunyai nilai yang secara statistik signifikan
berarti menunjukkan bahwa variabel-variabel fundamental yang keofisiennya signifikan
mempunyai akurasi (ketepatan) untuk memprediksi beta pasar.

D. BETA PASAR DAN BETA FUNDAMENTAL

Beta return pasar dan Beta fundamental masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dari Beta return pasar adalah Beta ini mengukur respon dari masing- masing sekuritas
terhadap pergerakan pasar sedangkan Kelemahan dari Beta return pasar adalah tidak langsung
mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan karena Beta return pasar dihitung
berdasarkan hubungan data pasar dan tidak di hitung berdasarkan data karakteristik (fundamental)
perusahaan. Kelebihan dari Beta fundamental adalah Beta ini secara langsung berhubungan dengan
perubahan karakteristik perusahaan, karena Beta ini dihitung menggunakan data karakteristik
tersebut. Sedangkan kelemahan dari Beta fundamental yaitu variable-variabel karakteristik
perusahaan mempunyai efek terhadap Beta fundamental yang sama untuk semua perusahaan.
Misalnya di dapat nilai â 1 = -1,2 dan â 2 = 1,5. Ini berarti bahwa perubahan sebesar 1% dari
dividend payout akan mempengaruhi Beta fundamental sebesar -1,2% untuk Beta semua
perusahaan. Demikian juga perubahan sebesar 1% dari asset growth akan mempengaruhi secara
sama sebesar 1,5% untuk Beta setiap perusahaan.

Beta pasar mungkin mencerminkan pembayaran dividen secara tidak langsung, yaitu lewat
perubahan harga saham jika ada. Berbeda dengan Beta fundamental yang mengukur perubahan
pembayaran dividen secara langsung. Rosenberg dan Marathe (1975) kemudian menggabungkan
data return pasar dan data karakteristik perusahaan untuk menghitung beta. Dengan penggabungan
ini diharapkan kelemahan masing-masing perhitungan beta tertutup dan semua kebaikannya
tergabung, sehingga diharapkan daya prediksinya untuk menghitung beta dimasa mendatang lebih
akurat.

E.BETA PORTOFOLIO

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan porporsi) dari masing-
masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai berikut:

βP = Notasi

βP = Beta portofolio

βi = Beta individual sekuritaske-i

wi = proporsisekuritaske-i

Beta portofolio umunya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap-tiap individual sekuritas.
Alasannya adalah sebagai berikut:
1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstantan dari waktu kewaktu. Kenyataanya
Beta individual sekuritas dapat berubah dari waktu kewaktu. Perbedaan Beta individual
sekuritas dapat berupa perubahan naik atau perubahan turun. Beta portofolio akan
meniadakan perubahan Beta individual sekuritas denngan perubahan Beta individual
sekuritas yang lainnya. Dengan demikian jka Beta tidak konstantan dari waktu kewaktu,
maka portofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.

2. Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran
(meansurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio akan
mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak ini, karena kesalahan acak satu
sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan
demikian, Beta portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta
individual sekuritas.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kesebelas. Yogyakarta:
BPFE.

Anda mungkin juga menyukai