Anda di halaman 1dari 11

BETA AKUNTANSI

Data akuntansi seperti misalnya laba akuntansi (accounting earning) dapat juga
digunakan untuk mengestimasi Beta. Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan
Beta Pasar (yang menggunakan data return), yaitu dengan mengganti data return dengan data
laba akuntansi. Beta akuntansi dengan demikian dapat dihitung dengan rumus:

Notasi:

hi = Beta akuntansi sekuritas ke -i

= Kovarian antara laba perusahaan ke-i dengan indeks laba pasar

= Varian dari indeks laba pasar

Indeks laba pasar dapat dihitung berdasarkan rata-rata laba akuntansi untuk pasar portofolio.

Contoh:

Misalnya suatu pasar modal hanya mempunyai tiga macam sekuritas, yaitu sekuritas A, B
dan C. Dengan demikian indeks laba pasar dapat dihitung dengan cara rata-rata aritmatika
laba perusahaan A, B, dan C. Laba akuntansi untuk perusahaan A, B, C dan indeks pasarnya
selama 10 periode tampak dalam table berikut.

t EA EB Ec EM
1 4,0 1,15 2,5 2,55
2 4,5 1,5 2,7 2,9
3 5,0 1,7 2,9 3,2
4 5,5 1,8 3,0 3,43
5 5,0 2,0 3,5 3,5
6 5,1 2,1 3,7 3,63
7 4,9 2,2 3,9 3,67
8 5,0 2,0 4,0 3,67
9 4,5 2,5 3,5 3,5
10 5,5 2,7 3,8 4,0
Rata-rata 4,9 1,965 3,35 3,405
Kovarian antara laba sekuritas A dengan laba pasar (Cov(E A, EM)), kovarian antara laba
sekuritas B dengan laba pasar (COV(EB, EM)), kovarian antara laba sekuritas C dengan laba
pasar (Cov(EC,EM)) dan varian laba pasar (Var(EM)) dengan dihitung sebagai berikut.

t Cov(EA,EM) Cov(EB,EM) Cov(Ec,EM) Var (EM)


1 0,7695 0,696825 0,726750 0,731025
2 0,202 0,234825 0,328250 0,255025
3 -0,0205 0,054325 0,092250 0,042025
4 0,017 -0,004670 -0,009920 0,000803
5 0,00950 0,003325 0,014250 0,009025
6 0,04567 0,030825 0,079917 0,052136
7 0 0,061492 0,143917 0,068469
8 0,02617 0,009158 0,170083 0,068469
9 -0,038 0,050825 0,014250 0,009025
10 0,357 0,437325 0,267750 0,354025
Rata-rata 0,136833 0,1574255 0,182750 0,1590028

Beta akuntansi untuk sekuritas A, B, C dapat dihitung sebagai berikut ini.

hA =

= 0,860572

hB =

= 0,990077

hC =

=
= 1,149351

Beta akuntansi digunakan pertama kali di studi Brown dan Ball (1969) yang
menggunakan persamaan regresi untuk mengestimasinya. Brown dan Ball menggunkan
perubahan laba akuntansi, bukan tingkat laba akuntansi untuk menghitung Beta Akuntansi.
Persamaan regresi untuk mengestimasi Beta Akuntansi adalah sebagai berikut:

∆ Ei,t = gi + hi ∆EMt + Wi,t

Notasi:

∆Ei,t = perubahan laba akuntansi ke-i untuk periode ke-t

∆EMt = perubahan indeks laba pasar untuk periode ke-t

Wi,t = kesalahan residual (error term)

gi = intercept

hi = parameter regresi yang merupakan estimasi untuk Beta akuntansi


perusahaan ke-i

t ∆ EA ∆ EM
1 - -
2 0,5 0,35
3 0,5 0,30
4 0,5 0,23
5 -0,5 0,07
6 0,1 0,13
7 0,2 0,04
8 0,1 0,00
9 -0,5 -0,17
10 1,0 0,50

Beta akuntansi dengan meggunakan data perubahan laba akuntansi dapat diestimasi dengan
menggunakan Teknik regresi berdasarkan persamaan (11-4) dengan hasil:

Varibel Estimasi Parameter t-test p-value


INTERCEPT -0,197841 -2,042 0,0804
∆EM 0,754153 5,868 0,0006
F Value = 34,428
R-square= 0,8310
Adj R-sq = 0,8069
Dengan demikian, laba akuntansi yang dihitung menggunakan Teknik regresi di atas sebesar
0,754153 yang secara statistic signifikan berbeda dengan nol.

BETA FUNDAMENTAL

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) mengembangkan penelitian Ball dan Brown
dengan menyajikan perhitungan Beta menggunakan beberapa variabel fundamental.
Variabel-varibael yang dipilih oleh mereka merupakan variabel-varibale yang dianggap
berhubungan dengan risiko, karena Beta merupakan pengukur dari risiko. Dengan
argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari
sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi ini akan banyak membantu
mengerti Beta dan memprediksinya. Oleh karena itu, Beaver, Kettler dan Scholes
menggunakan 7 macam variable yang merupakan variabel-variabel fundamental. Sebagian
besar dari variabel-variabel tersebut adalah variabel-variabel akuntansi. Walaupun variabel-
variabel tersebut umum dianggap bervariasi dengan risiko, tetapi secara teori mungkin tidak
semuanya berhubungan dengan risiko. Ketujuh variabel-variabel adalah sebagai berikut.

1. Devidend Payout
Devidend payout diukur sebagai deviden yang dibayarkan dibagi dengan laba yang
tersedia untuk pemegang saham umum. Lintner (1956) memberikan alasan rasional
bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan deviden. Jika perusahaan
memotong dividen, maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena dianggap
perusahaan membutuhkan dana.Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai risiko
tinggi cenderung untuk membayar dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak
memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk perusahaan yang berisiko
tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi. Dari hasil
pemikiran ini, maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang negatif antara risiko
dan dividend payout, yaitu risiko tinggi, dividend payout rendah. Karena Beta
merupakan pengukur risiko, maka dapat juga dinyatakan bahwa Beta dan dividend
payout mempunyai hubungan yang negatif.
Alasan lain yang menyatakan hubungan negatif antara Beta dengan dividend payout
adalah bahwa pembayaran deviden dianggap lebih kecil risikonya dibandingkan
dengan capital gains (Elton dan Gruber, 1994). Dengan demikian perusahaan yang
membayar rasio deviden yang tinggi akan mempunyai risiko yang lebih kecil
dibandingkam dengan menahannya dalam bentuk laba yang ditahan. Argumentasi ini
sebenarnya didasarkan oleh bird in the hand theory oleh Lintner (1962), Gordon
(1963) dan Batthacharya (1979). Teori ini menjelaskan bahwa investor menyukai
deviden yang tinggi karena deviden yang diterima seperti burung ditangan yang
risikonya lebih kecil dibadingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.
2. Aset Growth
Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai perubahan (tingkat
pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan
positif dengan Beta. Hubungan ini tidak didukung oleh teori.
3. Leverage
Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan
total aktiva. Leverage diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. Bowman
(1980) menggunakan nilai pasar untuk total untuk menghitung leverage dan
mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika digunakan dengan nilai buku.
4. Liquidity
Likuiditas (liquidity) diukur dengan current ratio yaitu aktiva lancer dibagi dengan
utang lancer. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang negative dengan Beta,
yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil
risikonya.
5. Asset Size
Variabel ukuran aktiva (asset size) dikukur sebagai logaritma dari total aktiva.
Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negative dengan risiko. Ukuran
aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan. Perusahaan yang
besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil disbanding perusahaan yang lebih
kecil. Alasannya karena perusahaan yang besar dianggap mempunyai akses ke pasar
modal, sehingga dianggap mempunyai Beta yang lebih kecil (Elton dan Gruber,1994).
Anggapan ini merupakan anggapan yang umum tidak didasarkan pada teori.
Bagaimanapun juga Watts dan Zimerman (1978) mencoba membuktikan hipotesis
tentang hubungan ini untuk membentuk teori yang disebut dengan teori akuntansi
positif (positive accounting theory). Perusahaan besar merupakan subjek dari tekanan
politik. Perusahaan besar yang melaporkan laba berlebihan menarik perhatian
politikus dan akan diinvestigasi karena dicurigai melakukan monopoli (Na’im dan
Hartono, 1996; Hartono dan Na’im, 1997). Watts dan Zimerman selanjutnya
menghipotesiskan bahwa perusahaan besar cenderung menginvestasikan dananya ke
proyek yang mempunyai mempunyai varian rendah dengan Beta yang rendah untuk
menghitung dari laba yang berlebihan. Dengan menginvestasikan ke proyek dengan
Beta yang rendah akan menurunkan risiko dari perusahaan. Dengan demikian
dihipotesiskan hubungan antara ukuran perusahaan dengan Beta adalah negatif.
6. Earning Variability
Variabilitas laba (earnings variability) diukur dengan nilai deviasi standar dari PER
(price earnings ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba perusahaan).
Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko perusahaan, sehingga hubungan antara
variabel ini dengan Beta adalah positif.
7. Accounting Beta
Beta akuntansi (Accounting Beta) diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel
dependen perubahan laba akuntansi dengan variabel independent adalah perubahan
indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena Beta akuntansi dan
Beta pasar keduanya pengukur risiko yang sama, maka diprediksi keduanya
mempunyai hubungan yang positif.

Beaver, Kettler, dan Scholes menumpulkan 307 perusahaan yang tercatat di NYSE
(New York Stock Exchage) selama dua periode. Periode pertama adalah 1947-156 dan
periode yang kedua adalah 1957-1965. Mereka memprediksi hubungan antara Beta pasar
denga tujuh variabel-variabel fundamental di atas untuk portofolio yang terdiri dari sebuah
perusahaan dan portofolio yang terdiri dari 5 perusahaan. Portofolio dibentuk dengan
membuat ranngking berdasarkan nilai-nilai variabel fundamental. Lima perusahaan dengan
nilai terbesar dikelompokkan ke dalam portofolio kedua dan seterusnya sampai dibentuk 61
buah portofolio yang masing-masing berisi lima perusahaan. Tabel berikut ini menunjukkan
hasil korelasi Spearman Rank dan product-moment anatara Beta pasar dengan masing-masing
dari ketujuh variabel fundamental.
Dari hasil table 11.1, hanya sebuah koefisien korelasi (Spearman Rank) yang tidak
mempunyai tanda yang diprediksi, yaitu untuk variabel likuiditas di periode kedua. Dari ke
tujuh variabel, empat diantaranya mempunyai korelasi dengan tingkat signifikan 1% baik
untuk portofolio 1 perusahaan atau portofolio 5 perusahaan. Keempat variabel itu adalah
dividend payout, leverage, earnings variability dan accounting Beta. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara risiko perusahaan dengan yang
dikur dengan Beta Pasar dengan keempat variabel fundamental. Yang juga menarik perhatian
disini adalah ketiga variabel lainnya yang tidak signifikan merupakan variabel-variabel yang
tidak didukung dengan teori mengenai hubungannya dengan Beta Pasar.
Langkah selanjutnya untuk mendapatkan Beta fundamental adalah mendapatkan efek
dari variabel-variabel fundamental ini dengan Beta pasar secara serentak menggunakan
model multavariat. Secara khusus, regresi cross-sectional untuk suatu periode tertentu dapat
berupa:
bi = a0 + a1X1i + a2X2i +…+ anXni + ei
dengan subskrip-i menunjukkan perusahaan ke-i. Secara khusus jika menggunakan ketujuh
variabel-variabel fundamental dapat dituliskan sebagai berikut:
bi = a0 + a1.DIVi + a2GROWTHi + a3.LEVi + a4.LIKUIi + a5.SiZEi + a6. EVARi+ a7.
ABETAi + ei
Notasi:
bi = Beta pasar perusahaan ke-i
DIVi = dividend payout (pembayaran dividen) perusahaan ke-i
GROWTHi = asset growth (pertumbuhan aktiva) perusahaan ke-i
LEVi = Leverage perusahaan ke-i
LIKUIi = Liquidity (likuiditas) perusahaan ke-i
SiZEi = asset size (ukuran aktiva) perusahaan ke-i
EVARi = earnings variability (variabilitas laba) perusahaan ke-i

EVARi =accounting Beta (Beta akuntansi) perusahaan ke-i

ei = residual error (kesalahan residu) perusahaan ke-i\

Dari hasil koefisien-koefisien estimasi (â0, â1, â2,…,â7), maka Beta fundamental (ĥi) dapat
diprediksi dengan rumus sebagai berikut ini.

ĥi = a0 + a1.DIVi + a2GROWTHi + a3.LEVi + a4.LIKUIi + a5.SiZEi + a6. EVARi+


a7. ABETAi + ei

Contoh:
Misalnya dari hasil regresi multivariat ini didapatkan persamaan regresi dengan semua
koefisien secara statistik signifikan sebagai berikut ini.

ĥi = 0.05 – 1,2 DIVi + 1,5 GROWTHi + 1,05 LEVi – 0,07 LIKUIi – 0,0085 SiZEi
+ 0,15 EVARi+ 0,35 ABETAi

Nilai-nilai variabel fundamental untuk suatu perusahaan pada periodde ini adalah:

Devidend payout = 0,075

Asset growth = 0,05

Leverage = 0,9

Liquidity = 1,8

Log (Total Asset) = 5,1

Earnings variability = 0,55

Accounting Beta = 1,5

Selanjutnya Beta fundamental dapat diprediksi sebesar:

ĥi = 0.05 – 1,2 (0,075) +1,5 (0,05) + 1,05 (0,9) – 0l,07 (1,8) -0,0085 (5,1) + 0,15 (0,55)
+ 0,35 (1,5).

= 1,418

Jika koefisien-koefisien hasil regresi mempunyai nilai yang secara statistic signifikan
berarti menunjukkan bahwa variabel-varibel fundamental yang koefisiennya signifikan
mempunyai akurasi untuk memprediksi Beta pasar. Akibatnya, Beta fundamental yang
dihitung berdasarkan variabel-variabel akurat beta pasar. Beberapa studi seperti misalnya
Beaver, Kettler dan Scholes (1970), Bidersee (1975), Rossenberg dan Marathe (1975), Eskew
(1979), Bren dan Lerner (1973), Gonedes (1979), Melicher (1974) meneliti Beta fundamental
ini. Hasil dari studi-studi ini bervariasi. Beberapa mendukung bahwa Beta fundamental dapat
digunakan untuk memprediksi Beta pasar dimasa depan dan beberapa tidak mendukung.

Jumlah dari variabel yang diteliti untuk membentuk Beta fundamental juga bervariasi.
Seperti diketahui bahwa Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan tujuh buah variabel.
Thompson (1978) menggunakan 43 variabel dan Rosenberg dan Marathe (1975)
menggunakan 101 variabel (Sebagian besar dari variabel-variabel ini merupakan dummy
variables yang digunakan untuk mengontrol efek dari industri).

BETA PASAR DAN BETA FUNDAMENTAL

Beta pasar dan Beta fundamental masing-masing mempunyai kelebihan dan


kekurangan. Kelebihan dari Beta return pasar adalah Beta ini mengukur respon dari masing-
masing sekuritas terhadap pergerakan pasar. Kelemahannya dari Beta return pasar adalah
tidak langsung mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan Beta return pasar
dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan
dari harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik
(fundamental) perusahaan, seperti misalnya data fundamental pembayaran deviden. Beta
pasar mungkin mencerminkan pembayaran dividen secara tidak langsung, yaitu lewat
perubahan harga saham jika ada. Berbeda dengan Beta fundamental yang mengukur
perubahan pembayaran deviden secara langsung.

Di lain pihak, Beta fundamental mempunyai kebaikan bahwa Beta ini secara langsung
berhubungan dengan perubahan karakteristik perusahaan, karena Beta ini dihitung
menggunakan data karakteristik tersebut. Beta fundamental juga mempunyai kelemahan,
yaitu variabel-variabel karakteristik perusahaan mempunyai efek terhadap Beta fundamental
yang sama untuk semua perusahaan. Misalnya dari contoh 11.7 didapat nilai , â1 = -1,2 dan â2
= 1,5. Ini berarti bahwa perubahan sebesar 1% dari dividend payout akan mempengaruhi Beta
fundamental sebesar -1,2% untuk Beta semua perusahaan. Demikia juga perubahan sebesar
1% dari asset growth akan mempengaruhi secara sama sebesar 1,5% untuk Beta setiap
perusahaan.

Rosenberg dan Marathe (1975) kemudian menggabungkan data return pasar dan data
karakteristik perusahaan untuk menghitung Beta. Dengan penggabungan ini diharapkan
kelemahan masing-masing perhitungan Beta tertutup dan semua kebaikannya tergabung,
sehingga diharapkan daya prediksinya untuk menghitung Beta dimasa mendatang lebih
akurat.

Rosenberg dan McKibben (1973) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang kuat
antara Beta untuk industri-industri yang berbeda. Karena hasil ini, maka Rosenberg dan
Mckibben menambahkan efek dari industri sebagai variabel-variabel di dalam perhitungan
Beta yang sudah dilakukan oleh Rosenberg dan Maratahe sebelumnya. Hasil akhir dari
perhitungan Beta ini melibatkan 101 variabel sebagai berikut: 14 variabel untuk variabilitas
pasar (misalnya volume perdagangan dan range dari harga saham), 7 buah variabel
variabilitas laba, 8 buah variabel untuk evaluasi kesuksesan (ratio dari nilai buku dengan nilai
pasar, pertumbuhan laba dan lain sebagainya), 9 variabel mengukur rasio keuangan (misalnya
leverage dan likuiditas), 6 variabel karakteristik perusahaan (misalnya tipe dari bisnis) dan 39
variabel merupakan dummy variables. Variabel-variabel dummy menunjukkan sebanyak 40
industri yang ada di dalam sampel dan variabel ini bernilai 1 jika perusahan yang diobservasi
masuk ke dalam kategori industrinya dan bernilai 0 jika sebaliknya.

BETA PORTOFOLIO

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan


proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai
berikut.

Notasi:

= Beta Portofolio

= Beta individual sekuritas ke-i

= Proporsi sekuritas ke -i

Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan Beta tiap-tiap individual
sekuritas. Alasannya adalah sebagai berikut.

1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Kenyatannya


Beta individual sekuritas dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan Beta
individual sekuritas dapat berupa perubahan naik atau perubahan turun. Beta
portofolio akan meniadakan perubahan Beta individual sekuritas yang lainnya.
Dengan demikian jika Beta tidak konstan dari wkatu ke waktu, maka Beta portofolio
akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.
2. Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran
(measurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio
akan menurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak satu sekuritas mungkin
akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan demikian, Beta
portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan Beta individual sekuritas.

Anda mungkin juga menyukai