penelitian Ball dan Brown dengan menyajikan perhitungan Beta menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih oleh mereka merupakan variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena Beta merupakan pengukur dari risiko. Dengan argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi ini akan banyak membantu mengerti Beta dan untuk memprediksinya. Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan 7 macam variabel yang merupakan variabel-variabel fundamental. 1. Dividend Payout
Dividend Payout diukur sebagai dividen yang
dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Lintner (1956) memberikan alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan memotong dividen dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. 2. Asset Growth Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth) didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. Hubungan ini tidak didukung oleh teori. 3. Leverage Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva. Leverage diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta Bownman (1980) menggunakan dalam menghitung leverage dan mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika digunakan dengan nilai buku. 4. Liquidity Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancer dibagi dengan utang lancer. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan Beta, yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil risikonya. 5. Asset Size Variabel ukuran aktiva diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan risiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur besarnya perususahaan. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar yang melaporkan laba berlebihan menarik politikus dan akan diinvestigasi karena dicurigai melakukan monopoli, Dengan menginvestasikan ke proyek dengan Beta yang akan menurukan risiko dari perusahaan. Dengan demikian dihipotesiskan hubungan antara ukuran perusahaan dengan Bet adalah negatif. 6. Earnings Variability Variabilitas laba diukur dengan nilai deviasi standar dari PER (price earnings ratio) atau rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko perusahaan, sehingga hubungan antara variabel ini dengan Beta adalah positif. 7. Accounting Beta Beta akuntansi (accounting Beta) diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena Beta akuntansi dan Beta pasar keduanya pengukur risiko yang sama, maka diprediksi keduanya mempunyai hubungan positif. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan Beta fundamental adalah mendapatka efek dari variabel-variabel fundamental ini dengan Beta pasar secara serentak menggunakan model multivariat. Secara khusus, regresi cross-sectional untuk suatu periode tertentu dapat berupa :
bi = a0 + a1 X1i + a2 X2i + … + an Xni + ei
Dengan subskrip-I menunjukkan perusahaan ke-i. Secara khusus jika menggunakan ketujuh variabel-variabel fundamental dapat dituliskan sebagai berikut :
bi = a0 _ a1 DIVi + a2 GROWTHi + a3 LEVi + a4 LIKUIi + a5 SIZEi + a6 EVARi + a7 ABETAi + ei
Notasi : bi = Beta pasar perusahaan ke-I DIVi = dividend payout (pembayaran dividen) perusahaan ke-i GROWTHi = asset growth (pertumbuhan aktiva) perusahaan ke-i LEVi = leverage perusahaan ke-i LIKUIi = liquidity (likuiditas) perusahaan ke-i SIZEi = asset size (ukuran aktiva) perusahaan ke-i EVARi = earnings variability (variabilitas laba) perusahaan ke-i ABETAi = accounting Beta (Beta akuntansi) perusahaan ke-i ei = residual error (kesalahan residual) perusahaan ke-i Beta Pasar Dan Beta Fundamental Beta return pasar dan beta fundamental masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari beta return pasar adalah beta ini mnegukur respon dari masing-masing sekuritas terhadap pergerakkan pasar. Kelemahan dari return pasar adalah tidak langsung mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan karena beta return pasar dihitung berdasarkan hubungan data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan dari harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung berdasarkan data karakteristik (fundamental) perusahaan, seperti misalnya data fundamental pembayaran dividen. Beta fundamental juga mempunyai kelemahan, yaitu variabel-variabel karakterstik perusahaan mempunyai efek terhadap beta fundamental yang sama untuk semua perusahaan. Misalnya dari contoh 11.7 didapat nilai Ini berarti bahwa perusahaan sebesar 1% dari
dividend payout akan mempengaruhi beta fundamental sebesar -1,2% untuk beta semua perusahaan. Demikian juga perubahan sebesar 1% dari asset growth akan mempengaruhi secara sama sebesar 1,5% untuk beta setiap perusahaan. Rosenberg dan Marathe (1975) kemudian menggabungkan data return pasar dan data karakteristik perusahaan untuk menghitung beta. Dengan penggabungan ini diharapkan kelemahan masing-masing perhitungan beta tertutup dan semua kebaikannya tergabung, sehingga diharapkan daya prediksinya untuk menghitung beta dimasa mendatang lebih akurat. Rosenberg dan Mckibben (1973) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang akurat antara beta untuk industry- industri yang berbeda. Karena hasil ini, maka Rosenberg dan Mckibben menambahkan efek dari industry sebagai variabel-variabel didalam perhitungan beta yang sudah dilakukan oleh Rosenberg dan Marathe sebelumnya.