Anda di halaman 1dari 15

BETA FUNDAMENTAL

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) mengembangkan


penelitian Ball dan Brown dengan menyajikan perhitungan
Beta menggunakan beberapa variabel fundamental.
Variabel-variabel yang dipilih oleh mereka merupakan
variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan
risiko, karena Beta merupakan pengukur dari risiko.
Dengan argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan
menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari sekuritas
dan nilai-nilai fundamental perusahaan, maka kombinasi
ini akan banyak membantu mengerti Beta dan untuk
memprediksinya.
Beaver, Kettler dan Scholes menggunakan
7 macam variabel yang merupakan
variabel-variabel fundamental.
1. Dividend Payout

Dividend Payout diukur sebagai dividen yang


dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk
pemegang saham umum. Lintner (1956) memberikan
alasan rasional bahwa perusahaan-perusahaan enggan
untuk menurunkan dividen. Jika perusahaan
memotong dividen dianggap perusahaan
membutuhkan dana. Oleh karena itu, perusahaan yang
mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar
dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak
memotong dividen jika laba yang diperoleh turun.
2. Asset Growth
Variabel pertumbuhan aktiva (asset growth)
didefinisikan sebagai perubahan (tingkat
pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.
Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan
positif dengan Beta. Hubungan ini tidak
didukung oleh teori.
3. Leverage
Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total
utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva.
Leverage diprediksi mempunyai hubungan
positif dengan Beta Bownman (1980)
menggunakan dalam menghitung leverage dan
mendapatkan hasil yang tidak berbeda jika
digunakan dengan nilai buku.
4. Liquidity
Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio
yaitu aktiva lancer dibagi dengan utang lancer.
Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang
negatif dengan Beta, yaitu secara rasional
diketahui bahwa semakin likuid perusahaan,
semakin kecil risikonya.
5. Asset Size
Variabel ukuran aktiva diukur sebagai logaritma dari total
aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang
negatif dengan risiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil
pengukur besarnya perususahaan. Perusahaan yang besar
dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar yang
melaporkan laba berlebihan menarik politikus dan akan
diinvestigasi karena dicurigai melakukan monopoli, Dengan
menginvestasikan ke proyek dengan Beta yang akan menurukan
risiko dari perusahaan. Dengan demikian dihipotesiskan
hubungan antara ukuran perusahaan dengan Bet adalah negatif.
6. Earnings Variability
Variabilitas laba diukur dengan nilai deviasi
standar dari PER (price earnings ratio) atau rasio
P/E (harga saham dibagi dengan laba
perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap
sebagai risiko perusahaan, sehingga hubungan
antara variabel ini dengan Beta adalah positif.
7. Accounting Beta
Beta akuntansi (accounting Beta) diperoleh dari
koefisien regresi dengan variabel dependen
perubahan laba akuntansi dan variabel
independen adalah perubahan indeks laba pasar
untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena
Beta akuntansi dan Beta pasar keduanya
pengukur risiko yang sama, maka diprediksi
keduanya mempunyai hubungan positif.
Langkah selanjutnya untuk mendapatkan Beta
fundamental adalah mendapatka efek dari
variabel-variabel fundamental ini dengan Beta
pasar secara serentak menggunakan model
multivariat. Secara khusus, regresi cross-sectional­
untuk suatu periode tertentu dapat berupa :

bi = a0 + a1 X1i + a2 X2i + … + an Xni + ei


Dengan subskrip-I menunjukkan perusahaan ke-i. Secara khusus jika
menggunakan ketujuh variabel-variabel fundamental dapat dituliskan sebagai
berikut :
 
bi = a0 _ a1 DIVi + a2 GROWTHi + a3 LEVi + a4 LIKUIi + a5 SIZEi + a6 EVARi + a7
ABETAi + ei
 
Notasi :
bi = Beta pasar perusahaan ke-I
DIVi = dividend payout (pembayaran dividen) perusahaan ke-i
GROWTHi = asset growth (pertumbuhan aktiva) perusahaan ke-i
LEVi = leverage perusahaan ke-i
LIKUIi = liquidity (likuiditas) perusahaan ke-i
SIZEi = asset size (ukuran aktiva) perusahaan ke-i
EVARi = earnings variability (variabilitas laba) perusahaan ke-i
ABETAi = accounting Beta (Beta akuntansi) perusahaan ke-i
ei = residual error (kesalahan residual) perusahaan ke-i
Beta Pasar Dan Beta Fundamental
Beta return pasar dan beta fundamental masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dari
beta return pasar adalah beta ini mnegukur respon dari
masing-masing sekuritas terhadap pergerakkan pasar.
Kelemahan dari return pasar adalah tidak langsung
mencerminkan perubahan dari karakteristik perusahaan
karena beta return pasar dihitung berdasarkan hubungan
data pasar (return perusahaan yang merupakan perubahan
dari harga saham dengan return pasar) dan tidak dihitung
berdasarkan data karakteristik (fundamental) perusahaan,
seperti misalnya data fundamental pembayaran dividen.
Beta fundamental juga mempunyai kelemahan, yaitu
variabel-variabel karakterstik perusahaan mempunyai
efek terhadap beta fundamental yang sama untuk
semua perusahaan. Misalnya dari contoh 11.7 didapat
nilai Ini berarti bahwa perusahaan sebesar 1% dari
 
dividend payout akan mempengaruhi beta fundamental
sebesar -1,2% untuk beta semua perusahaan. Demikian
juga perubahan sebesar 1% dari asset growth akan
mempengaruhi secara sama sebesar 1,5% untuk beta
setiap perusahaan.
Rosenberg dan Marathe (1975) kemudian
menggabungkan data return pasar dan data
karakteristik perusahaan untuk menghitung
beta. Dengan penggabungan ini diharapkan
kelemahan masing-masing perhitungan beta
tertutup dan semua kebaikannya tergabung,
sehingga diharapkan daya prediksinya untuk
menghitung beta dimasa mendatang lebih
akurat.
Rosenberg dan Mckibben (1973)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
yang akurat antara beta untuk industry-
industri yang berbeda. Karena hasil ini,
maka Rosenberg dan Mckibben
menambahkan efek dari industry sebagai
variabel-variabel didalam perhitungan beta
yang sudah dilakukan oleh Rosenberg dan
Marathe sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai