Apabila N semakin besar, main kecillah nilai term kedua dari persamaan tersebut.
Karena term tersebut menunjukkan risiko sisa (residual risk atau unsystematic risk) maka ini
berarti bahwa sumbangan risiko sisa terhadap risiko portofolio menjadi makin kecil apabila
kita memperbesar jumlah saham yang ada dalam portofolio. Apabila kita mempunyai N yang
besar sekali, maka term tersebut akan menjadi sangat kecil dan mendekati nol. Sedangkan
term yang pertama disebut sebagai systematic risk. Penjumlahan kedua terms tersebut disebut
sebagai risiko total dari portofolio (σp2).
Risiko yang tidak bisa dihilangkan kalau kita membentuk portofolio yang terdiri dari
sekuritas yang makin banyak, merupakan risiko yang berkaitan dengan βp. Kalau kita
rnenganggap risiko residual mendekati nol, maka risiko portofolio mendekati
σp2 = [ β p2 σm2 ]1/2 = β p σm = [ ∑ Xi β i ]
Karena nilainya sama σm, tidak peduli saham apapun yang kita analisis, ukuran kontribusi
risiko suatu saham terhadap risiko portofolio yang terdiri dari banyak saham akan tergantung
pada βi.
ß
α
Rmt
Beta menunjukkan kemiringan (slope) garis regresi tersebut, dan α menunjukkan
intercept dengan sumbu Rit. Semakin besar beta, semakin cura kemiringan garis tersebut, dan
sebaliknya. Penyebaran titik-titik pengamatan disekitar garis regresi tersebut menunjukkan
risiko sisa (𝜎ei2) sekuritas yang diamati. Semakin menyebar titik-titik tersebut, semakin besar
risiko sisanya.
𝜎𝑖𝑚
Beta juga bisa dihitung dengan rumus 𝛽𝑖 = 2
𝜎𝑚
Tabel tersebut menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa apabila pada periode
pertama beta suatu portofolio kecil, yaitu di bawah satu, maka pada periode berikutnya akan
terjadi kenaikan. Sebaliknya untuk portofolio yang mempunyai beta tinggi, lebih besar dari
satu. Pada periode berikutnya beta portofolio tersebut menurun. Berdasarkan fenomena
tersebut Blume kemudian merumuskan teknik untuk menyesuaikan beta historis yaitu
meregresikan ke arah satu. Kalau beta-beta pada periode kedua diregresikan dengan beta-beta
pada periode pertama, akan diperoleh persamaan
βi2 =0,343 + 0,677 β91
Dalam hal ini βi2, menunjukkan beta untuk sekuritas i pada periode 2, dan βi2,
menunjukkan beta untuk sekuritas i pada periode 1. Jadi apabila kita menghitung beta suatu
sekuritas pada periode pertama sebesar 2, maka pada periode yang akan datang kita akan
rnemperkirakan bahwa beta sekuritas tersebut adalah 0,343 + 0,677 (2) = 1,697 , dan bukan
2. Persamaan tersebut bisa digambarkan sebagai berikut.
Beta periode 2
0,677
0,34
3
Beta periode 1
Dengan demikian, penggunaan beta bukan hanya mengurangi jumlah variabel yang
harus ditaksir, beta yang disesuaikanjuga relatif lebih akurat sebagai penaksir beta di masa
yang akan datang dibandingkan dengan beta historis yang tidak disesuaikan, dan juga dengan
koefisien korelasi historis. Yang terakhir ini nampaknya merupakan forecaster yang terburuk
untuk nilai-nilai di masa yang akan datang.
0,94
0,80
0,50
Rupiah (wealth)
0 +2.000 +3.600