Model arus kas yang digunakan dalam proses penilaian atas usaha Perseroan
adalah free cash flow to Firm (FCFF) atau arus kas bersih yang akan diterima
pemegang saham dan kreditor, dimana arus kas bersih yang akan diterima oleh
perusahaan didapat dari :
FCFF EAT D (1 t ) * i WC I
Dimana :
FCFF : arus kas bersih untuk Perusahaan
Tingkat diskonto yang relevan adalah biaya modal ekuitas yang ditentukan dengan
capital asset pricing model (CAPM) dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
E( Ri ) Rf ( RPm )
Dimana :
E(Ri) : balikan yang diharapkan dari suatu sekuritas tertentu
Rf : tingkat balikan yang tersedia untuk sekuritas bebas risiko (risk free
rate)
β : beta
RPm : premi risiko ekuitas untuk pasar secara keseluruhan (equity risk
premium)
RPm adalah selisih antara tingkat bunga investasi bebas risiko dengan tingkat
balikan investasi dalam bentuk penyertaan. Penentuan equity market risk premium
memasukkan premi untuk risiko spesifik negara (country-specific risk premiums)
seperti volatilitas harga saham untuk menghasilkan base equity market risk
premium. Dengan mengikutsertakan risiko-risiko ini, dihasilkan tingkat diskonto
yang mengakomodasi perubahan-perubahan sentimen jangka pendek di sekuritas
pada pasar negara berkembang (emerging market). Untuk penilaian ini, ESESCO
menggunakan tingkat premi risiko sebesar 9,13%, berdasarkan hasil riset Aswath
Damodaran (Stern Business School, New York University) tahun 2011, dimana
disebutkan bahwa tingkat premi risiko untuk pasar Indonesia adalah sebesar
9,13% ESESCO meyakini bahwa country risk telah tercover pada risk free,
sehingga risk premium yang ESESCO perhitungkan adalah sebesar 9,13%.
Beta (β) adalah faktor untuk meliput risiko sistematis dari suatu ekuitas. Beta akan
dikalikan dengan market risk premium untuk mendapatkan equity risk premium.
Untuk memperoleh faktor beta yang sesuai dan akan digunakan dalam
perhitungan nilai pasar wajar Obyek Transaksi ESESCO menggunakan
pembanding dari perusahaan Services pertambangan Emas.
dari rata-rata unlevered beta. Cara ini dilakukan untuk menetralisir pengaruh
leverage yang ada di masing-masing perusahaan terhadap beta. Perusahaan
yang sama dengan leverage yang berbeda akan memiliki cost of equity yang
berbeda pula, oleh karena itu pengaruh leverage yang ada di tiap perusahaan
perlu dinetralisir dengan cara menghitung unlevered beta.
Dari tabel di atas, tampak bahwa rata-rata dari unlevered beta dari perusahaan
Pembanding adalah 1,06.
Penentuan posisi tingkat leverage yang optimal adalah mencari titik dimana
tambahan penghematan pajak yang berasal dari tambahan hutang akan sama
dengan tambahan biaya bunga sebagai akibat dari risiko gagal bayar yang
diantisipasi dari keberadaan keseluruhan hutang.
Dalam penilaian ini, untuk biaya bunga untuk hutang digunakan tingkat bunga
pinjaman rata-rata dalam mata uang Dolar yang berlaku untuk Perseroan, yaitu
8,0%. Berdasarkan biaya bunga tersebut maka diperoleh biaya hutang sebesar
6,0% (dengan tarif pajak 25%) dengan perhitungan sebagai berikut :
Kd = i x ((1-T)
Kd = 8,0%x (1-25%) = 6,0 %
Untuk kepentingan penilaian, komposisi pendanaan dihitung berdasarkan kinerja
perbandingan interest bearing debt dengan ekuitas pasar pada 2011 yang akan
digunakan dalam proyeksi struktur keuangan jangka panjang Perseroan, yaitu
sebesar 12,32%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 87,68% akan dipenuhi dengan
modal sendiri. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan kekuatan /
kelebihan serta risiko yang dihadapi, ESESCO berpendapat bahwa tingkat
diskonto sebesar 18,56% untuk Perseroan adalah wajar untuk mendiskonto arus
kas bersih dengan perhitungan sebagai berikut :
5.1.7. Discount for Lack of Control (DLC) atau Control Premium (CP)
DLC merupakan diskon yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas
yang diperoleh dari aplikasi metode penilaian usaha yang menghasilkan nilai
saham mayoritas, bila obyek ekuitas yang dinilai bersifat minoritas (SPI
12.3.1.12.1).
Pengenaan diskon (DLOC) atau premi (CP) terhadap unsur kendali sangat
tergantung dari metode penilaian yang digunakan. Penilaian menggunakan
pendekatan pasar dan metode GPTC akan menghasilkan indikasi nilai minoritas.
Oleh karena itu indikasi nilai yang dihasilkan perlu dikenakan premi terhadap
ketiadaan saham dari unsur kendali.
DLOM merupakan potongan yang diaplikasikan kepada suatu indikasi nilai ekuitas
dari suatu perusahaan karena keterbatasan ekuitas tersebut untuk ditukarkan
secara cepat menjadi uang tunai (SPI 12.3.1.11.1).
Berdasarkan perhitungan seperti yang telah dipaparkan diatas maka, indikasi Nilai
Pasar Wajar 100% saham perseroan adalah sebesar 7.496.634 USD.
5.2.4. Discount for Lack of Control (DLC) atau Control Premium (CP)
Tabel. 5.7 Ringkasan Penilaian Saham Metode GPTC per 30 Juni 2011
Uraian Nilai (USD)
Indikasi nilai ekuitas 100% 10.332.817
CP (30%) 3.099.845
Indikasi Nilai Ekuitas Pasar
13.432.663
Saham
DLOM (30%) (4.029.799)
Indikasi Nilai Pasar Wajar
9.402.864
Saham
Berdasarkan perhitungan seperti yang telah dipaparkan diatas maka, indikasi nilai
pasar wajar saham perseroan untuk 100,0% kepemilikan adalah 9.402.864 USD.
Berikut ini adalah rekonsiliasi hasil penilaian untuk mendapatkan nilai pasar wajar
100,0% saham Perseroan.
Lampiran-lampiran :
► Lampiran 1
► Lampiran 2
► Lampiran 3
► Lampiran 4
► Lampiran 5
► Lampiran 6
► Lampiran 7
► Lampiran 8