Desember 1922 Uni Soviet pun secara resmi berdiri di bawah pimpinan Vladimir Lenin 1924 Kepemimpinan diteruskan oleh Josef Stalin. Di masa itu, banyak rakyat mati karena kelaparan, dibuang ke kamp Sirebia, dan ditembak mati karena dianggap sebagai pembangkang. 1953 Kepemimpinan dilanjutkan oleh Nikita Khrushchev. Ia berusaha memperbaiki hubungan negar-negara barat, tetapi rupanya konfrontasi di antara mereka masih ada. Dan terjadilah Perlombaan Angkasa dan Senjata Nuklir 1964 Kepemimpinan digantikan oleh Leonid Brezhnev. Ia memulai politik détente untuk mengurangi ketegangan dengan negara barat. 1980 Kebijakan détente berakhir saat terjadi Perang Soviet-Afganistan. 1985 Mikhail Gorbachev adalah pemimpin terakhir Uni Soviet. Ia mentepkan kebijakan glasnost (keterbukaan politik) yang menjamin kebebasan berpolitik dan berpendapat. Media juga diberikan kebebasan dalam menginformasikan keadaan negara. Dengan keadaan tersebut, diharapkan aparat pemerintah dapat bekerja secara jujur atau bebas dari korupsi. 1986 Terjadi peristiwa Chernobyl, sebuah kecelakaan nuklir. Mikhail pun sempat memotong beberapa anggaran militer, KGB (dinas intelijen Soviet, subsisi untuk negara pakta Warsawa, dan mulai mengurangi jumlah senjata nuklir. 1987 Mikhail berusaha untuk memperbaiki ekonomi dengan kebijakan Perestroika, yaitu mengubah ekonomi terpimpin menjadi ekonomi pasar. Kebijakan ini mengurangi kendali negara atas perusahaan. Namun, rupanya kebijakan ini tidak diikuti dengan insentif pasar sehingga terjadi penurunan drastis pada hasil produksi. 1990 Kekuasaan komunis mulai runtuh karena negara-negara bagian menganggap bahwa sistem komunisme tidak mempu beradaptasi dengan perkembangan zaman. 25 Desember 1991 Uni Soviet resmi bubar. Dapat disimpulkan bahwa penyebab Uni Soviet runtuh dari awal berdirinya negara tersebut adalah sebagai berikut: a. Banyak rakyat mati kelaparan, dibuang ke kamp di Siberia, dan ditembak mati. b. Perlombaan Angkasa dan Senjata Nuklir dengan blok barat menghabiskan banyak anggaran negara. c. Perang dengan negara lain juga menjadi penyebab Uni Soviet kekurangan biaya dalam pelaksanaan pemerintahannya. d. Terjadinta peristiwa Chernobyl yang memakan banyak biaya. e. Gagalnya kebijakan Gorbachev (Glasnost dan Perestroika) karena timbulnya pro dan kontra dalam masayarakat serta tidak didukungnya insentif pasar. f. Runtuhnya kekuasaan komunis.
2. Mengapa Tiongkok yang juga berideologi komunis mampu bertahan?
Keberlanjutan sistem komunisme di Tiongkok didukung oleh 5 faktor, sebagai berikut: a. Sejak masa tradisional sampai masa modern saat ini, pola hubungan penguasa dan rakyat di Tiongkok relatif tetap meskipun rezimnya berubah. Tiongkok yang pada era tahun 1950- 1960an lebih banyak dikenal dengan negara Komunis yang menjadi target containment policy Amerika Serikat, sekaligus juga menjadi ancaman bagi blok Barat, pada saat ini muncul dengan wajah yang berbeda. Sejak Reformasi Ekonomi yang dijalankan oleh Deng Xiao Ping pada tahun 1978, Tiongkok telah berkembang pesat secara ekonomi dan teknologi. Kemajuan ekonomi Tiongkok ini semakin terasa terutama pada akhir tahun 1990an ketika negara-negara di kawasan Asia Tenggara terkena krisis ekonomi. Tiongkok kemudian semakin “bermain” dikawasan dengan peaceful co-existence- nya, yaitu prinsip hidup berdampingan secara damai, utamanya dengan negara- negara tetangganya. b. Sistem politik komunisme ternyata relatif diterima oleh kelompok masyarakat intelektual dan pedagang yang dalam kacamata teori sebenarnya dapat menjadi agen perubahan kearah demokrasi. Loretta Napoleoni dalam bukunya yang popular, “Maonomics: Why Chinese Communist Make Better Capitalist Than We Do” menjelaskan bahwa para petinggi Partai Komunis Tiongkok sangat memahami secara dasar teori-teori Marx sehingga mampu menciptakan kebijakan yang mendasar dan menjitu untuk “menjinakkan “kapitalisme” sehingga tercipta kapitalisme yang jauh lebih baik yaitu kapitalisme untuk kepentingan masyarakat. Bentuk kapitalisme ini lebih baik daripada Kapitalisme Barat. c. Pengaruh dilihat dari sudut pandang filsafat Konfusianisme. Meskipun bukan menjadi faktor utama namun budaya Konfusianisme sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial politik masyarakat Tiongkok terutama pada permasalahan penghormatan kepada pemerintah dan negara. d. Dalam konteks tertentu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah melakukan berbagai perubahan dan penyesuaian xvi Politik di Negeri Tirai Bambu: Sebuah Analisa Sosiologi Politik terhadap kondisi masyarakat. Beberapa kebijakan PKT lebih mengakomodir tuntutan kebutuhan masyarakat dan jauh berbeda dengan kebijakan pada masa Mao Ze Dong. Partai Komunis China mampu tumbuh dan bertahan sebagai sebuah partai tunggal dengan sistem politik yang monolitik selama seratus tahun berkat kemampuan adaptasinya dengan tuntutan perkembangan keadaan dan kemampuan belajar dari berbagai pengalaman negatif yang dihadapi selama ini, serta belajar dari kesuksesan dan kegagalan partai lain. e. Pengaruh dunia internasional yaitu keruntuhan Uni Soviet pada tahun 1989 memberikan pelajaran kepada kelompok intelektual (ilmuwan dan cendekiawan) Tiongkok untuk melakukan perubahan kearah demokrasi secara pelan-pelan agar tidak mengalami nasib yang sama dengan Uni Soviet. Pasca kehancuran Uni Soviet, PKC daerah sampai pusat bertahun-tahun menggelar riset akbar menelusuri penyebabnya untuk dijadikan pelecut agar di kemudian hari tidak bernasib sama. Mereka menyimpulkan, penyebab utama kolapsnya Uni Soviet adalah gegabah meniru sistem politik dan ekonomi ala negara barat, tanpa memedulikan ketidaksamaan dirinya dengan panutannya. PKC berpendapat, mustahil satu macam sistem cocok dipakai untuk semua negara. Alasannya, kondisi domestik setiap negara berbeda-beda. Tapi, bukan berarti dilarang mengadopsi unsur baik dari negara lain untuk coba diterapkan di negeri sendiri. Asalkan, efek yang ditimbulkan sesudah diaplikasikan harus dijadikan tolok ukur baik-buruknya. Kemampuan adaptasi Partai Komunis China dengan tuntutan perkembangan keadaan sangat luar biasa. Bagi PKC, juga tak ada satu sistem apapun yang tak butuh koreksi. Bagaimanapun, suatu sistem harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.
3. Apa yang membedakan Uni Soviet dan Tiongkok?
Perbedaan utama komunis Uni Soviet dengan komunis RRC dapat dilihat pada bagian di bawah ini, yakni: a. Ideologi komunisme di Tiongkok yang dibawa oleh Mao Zedong menyatukan berbagai filsafat kuno dari Tiongkok seperti konfusianisme dengan Marxisme, Leninisme, Stalinisme yang kemudian ia sebut sebagai Maoisme. Sedangkan komunisme Uni Soviet memadukan unsur marxisme dan leninisme dan stalinisme, tanpa mengikut campur dengan filsafat tradisional di Uni Soviet. b. Objek atau kekuatan utama dalam Komunisme Tiongkok adalah kaum tani di pedesaan. Ini berbeda dengan Komunisme Uni Soviet yang menjadikan buruh atau proletar kota sebagai kekuatan utama revolusioner. c. Komunisme Tiongkok lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Ini disebabkan karena kondisi sektor ekonomi Tiongkok yang berbeda dengan Uni Soviet, di mana posisi buruh bagi Tiongkok (RRC) dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari kapitalisme. Adapun komunsime Uni Soviet seperti yang dijelaskan di atas, dibangun atas dasar kaum buruh kota sebagai tulang punggung di dalam perekonomian Uni Soviet d. Komunisme di Tiongkok membuka ekonomi pasar yang identik dengan kapitalisme agar terciptanya kesejahteraan bagi penduduk Tiongkok yang dimulai ketika Deng Xiaoping berkuasa di RRC. Ini berbeda Uni Soviet yang menerapkan sistem ekonomi komunisme murni di dalam kesejahteraan penduduk.