Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Bab ini membahas berbagai hal yang berkaitan dengan pengolahan data

dalam upaya pengujian hipotesis, seperti hasil penyebaran kuesioner, profil

responden, hasil statistik deskriptif dan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan.

Penyebaran kuesioner dilakukan selama bulan Februari 2015. Kuesioner diberikan

baik secara langsung, dititipkan melalui perantara, melalui pos maupun melalui

email kepada responden.

Kuesioner yang telah dibagikan sebanyak 190 ekslempar dan dikembalikan

sebanyak 143 kuesioner. Respon ratenya adalah 75,26%. Respon rate yang cukup

tinggi diperoleh karena peneliti lebih banyak memberikan kuesioner secara

langsung dan menunggu responden mengisi kuesioner. Dari 143 kuesioner yang

dikembalikan, 8 (delapan) kuesioner tidak dapat diolah karena 1 (satu) kuesioner

tidak lengkap dan 7 (tujuh) kuesioner merupakan data bias sehingga kuesioner yang

dapat diolah lebih lanjut adalah sebanyak 135 kuesioner.

Tabel 1
Distribusi Kuesioner
Keterangan Jumlah
Kuesioner yang disebar 190
Kuesioner yang dikembalikan 143
Respon rate 75,26%
Kuesioner tidak dapat diolah 8
Kuesioner yang dapat diolah 135
Sumber: data primer yang diolah, 2015

35
36

Pengguna laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang menjadi responden

dalam penelitian ini terdiri dari 73 (54,07%) pria dan 62 (45,93%) wanita. Sebagian

besar responden berjenjang pendidikan Sarjana (64,44%), selebihnya berjenjang

pendidikan Pasca Sarjana (22,96%), Diploma (9,62%) dan SMA (2,22%).

Berdasarkan range usia, sebagian responden berusia 26-30 tahun (34,07%) dan 31-

35 tahun (31,85%). Profil lengkap responden terlampir (Lampiran 1).

4.2 Statistik Deskriptif

Hasil statistik deskriptif memuat nilai mean dan standar deviasi masing-

masing item pertanyaan setiap variabel. Perincian untuk variabel Pengguna

Laporan Keuangan sebanyak 135 responden dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2
Pengguna Laporan Keuangan
No. Kategori Pengguna Jumlah
1 Pembayar Pajak 21
2 Anggota DPR 1
3 Pengguna Jasa Pemerintah 29
4 Manajemen Internal K/L 46
5 Lembaga Pemeriksa 12
6 Pemasok Barang/Jasa Pemerintah 3
7 Konsultan 3
8 Akademisi/Peneliti 20
9 Lembaga Pemberi Hibah 0
Total 135
Sumber: data primer yang diolah, 2015

Statistik deskriptif dari variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan,

Kebutuhan Informasi, Keterpahaman (Understandability), dan Kegunaan-

Keputusan Laporan Keuangan disajikan pada Tabel 3 berikut.


37

Tabel 3
Statistik Deskriptif

Variabel dan Pertanyaan Mean Standar


Deviasi
Aksesisibilitas Laporan Keuangan 3,92 0,715
Ak1 Laporan keuangan Kementerian/Lembaga 3,93 0,975
dipublikasikan secara terbuka melalui media massa.
Ak2 Terdapat kemudahan bagi para pengguna laporan 3,98 0,833
keuangan dalam memperoleh informasi tentang
laporan keuangan Kementerian/Lembaga.
Ak3 Masyarakat dapat mengakses laporan keuangan 3,86 0,955
Kementerian/Lembaga melalui internet (website)
Kebutuhan Informasi dalam Laporan Keuangan 4,14 0,566
KI1 Ikhtisar Kegiatan Kementerian/Lembaga 3,97 0,828
KI2 Laporan Realisasi Anggaran 4,33 0,635
KI3 Neraca 4,09 0,902
KI4 Laporan Arus Kas 4,07 0,891
KI5 Catatan atas Laporan Keuangan 4,25 0,780
KI6 Laporan Auditor 4,31 0,728
KI7 Tinjauan dan Analisis Kondisi Ekonomi 4,01 0,855
KI8 Penjelasan Mengenai Perbedaan antara 4,09 0,868
Belanja/Pendapatan Aktual dan Anggaran
Keterpahaman Laporan Keuangan 3,89 0,718
Kp1 Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan 3,87 0,942
dapat dipahami oleh pengguna
Kp2 Informasi dinyatakan dalam bentuk yang 3,74 0,938
disesuaikan dengan batas pemahaman para
pengguna.
Kp3 Informasi dinyatakan dalam istilah yang disesuaikan 3,76 0,996
dengan batas pemahaman para pengguna.
Kp4 Neraca yang disajikan dalam laporan keuangan 3,98 0,777
dapat dipahami oleh pengguna
38

Lanjutan Tabel 3
Kp5 Laporan Realisasi Anggaran yang disajikan dalam 4,04 0,762
laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna
Kp6 Laporan Arus Kas yang disajikan dalam laporan 3,85 0,894
keuangan dapat dipahami oleh pengguna
Kp7 Catatan atas Laporan Keuangan dapat dipahami oleh 3,99 0,864
pengguna
Kegunaan-keputusan Laporan Keuangan 3,83 0,715
KK1 Untuk menentukan pembuatan representasi 4,24 0,637
pendanaan kembali program tertentu.
KK2 Untuk menentukan bagaimana menggunakan hak 3,28 1,124
pilih.
KK3 Untuk menentukan kemungkinan kenaikan harga 3,92 0,856
jasa pelayanan.
KK4 Untuk menentukan keputusan sebagai pemasok 3,86 0,963
barang, jasa atau keuangan untuk
Kementerian/Lembaga
KK5 Untuk memulai penggunaan jasa 3,84 0,899
KK6 Untuk memutuskan kelanjutan penggunaan jasa dari 3,87 0,921
Kementerian/Lembaga
KK7 Untuk menentukan kemungkinan kenaikan pajak 3,94 1,006
atau tarif jasa Kementerian/Lembaga
KK8 Untuk menentukan apakah akan mendukung 4,00 0,820
keputusan Kementerian/Lembaga atau tidak
Sumber: data primer yang diolah, 2015

4.2.1 Pengguna laporan keuangan kementerian/lembaga

Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat dilihat responden terbanyak merupakan

manajemen internal Kementerian/Lembaga. Selain itu, penelitian ini hanya mampu

mendapatkan 1 responden anggota DPR yang bersedia mengisi dan mengembalikan

kuesioner dari 25 anggota Komisi XI. Peneliti juga tidak mendapatkan responden

pada kategori Lembaga/Negara Pemberi Hibah karena terbatasnya akses terhadap

lembaga/negara pemberi hibah. Korespondensi melalui website Badan Perencanaan


39

Pembangunan Nasional (Bappenas) telah dilakukan peneliti namun tidak mendapat

tanggapan dari Bappenas sebagai pihak terkait yang mempunyai wewenang akses

terhadap lembaga/negara pemberi hibah/pinjaman/donasi.

4.2.2 Aksesibilitas laporan keuangan kementerian/lembaga

Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga diukur

menggunakan 3 (tiga) indikator mengenai kemudahan pengguna dalam mengakses

laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Berdasarkan Tabel 3 di atas, jawaban

responden untuk variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga

memiliki nilai mean 3,92 yang mengandung arti bahwa laporan keuangan

Kementerian/Lembaga cukup mudah terakses oleh penggunanya. Standar

deviasinya sebesar 0,715 yaitu sekitar 18,24% nilai mean menunjukkan variasi

jawaban responden yang cukup rendah. Skor rata-rata tertinggi untuk variabel ini

ada pada item pertanyaan nomor 2 yaitu sebesar 3,98.

4.2.3 Kebutuhan informasi dalam laporan keuangan kementerian/lembaga

Variabel Kebutuhan Informasi dalam Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga diukur dengan 8 (delapan) indikator mengenai penekanan

pengguna terhadap kebutuhan informasinya dalam laporan keuangan

Kementerian/Lembaga. Berdasarkan Tabel 3 di atas, jawaban responden untuk

variabel Kebutuhan Informasi Dalam Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga

memiliki nilai mean 4,14 yang mengandung arti bahwa kebutuhan informasi dalam

laporan keuangan Kementerian/Lembaga oleh penggunanya adalah tinggi. Standar

deviasinya sebesar 0,566 yaitu hampir 14% dari nilai mean menunjukkan variasi
40

jawaban responden yang rendah. Skor rata-rata tertinggi untuk variabel ini ada pada

item pertanyaan nomor 2 yaitu sebesar 4,33.

4.2.4 Keterpahaman (understandability) laporan keuangan kementerian/lembaga

Variabel Keterpahaman (Understandability) Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga diukur dengan 7 (tujuh) indikator mengenai kemudahan

laporan keuangan Kementerian/Lembaga untuk dipahami oleh penggunanya.

Berdasarkan Tabel 3 di atas, jawaban responden untuk variabel Keterpahaman

(Understandability) Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga memiliki nilai

mean 3,89 yang mengandung arti bahwa laporan keuangan Kementerian/Lembaga

cukup mudah dipahami oleh penggunanya. Standar deviasinya sebesar 0,718 yaitu

sekitar 18,46% dari nilai mean menunjukkan variasi jawaban responden yang

rendah. Skor rata-rata tertinggi untuk variabel ini ada pada item pertanyaan nomor

5 yaitu sebesar 4,04.

4.2.5 Kegunaan-keputusan laporan keuangan kementerian/lembaga

Variabel Kegunaan-Keputusan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga

diukur dengan 8 (delapan) indikator mengenai kegunaan laporan keuangan

Kementerian/Lembaga dalam pengambilan keputusan oleh penggunanya.

Berdasarkan Tabel 3 di atas, jawaban responden untuk variabel Kegunaan-

Keputusan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga memiliki nilai mean 3,83

yang mengandung arti bahwa kegunaan-keputusan laporan keuangan

Kementerian/Lembaga oleh penggunanya adalah cukup tinggi. Standar deviasinya

sebesar 0,715 menunjukkan variasi jawaban responden yang rendah. Skor rata-rata

tertinggi untuk variabel ini ada pada item pertanyaan nomor 1 yaitu sebesar 4,24.
41

4.3 Uji Kualitas Data

4.3.1 Uji reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang akan menghasilkan data

yang sama ketika digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama

(Sugiyono, 2014). Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui

konsistensi di antara item-item pertanyaan dalam suatu instrumen. Penelitian ini

menggunakan cronbach alpha untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen.

Suatu konstruk atau variabel dianggap reliabel jika memberikan nilai cronbach

alpha >0,60 (Nunnally, 1968). Hasil uji reliabilitas untuk setiap variabel dalam

penelitian ini menunjukkan nilai cronbach alpha > 0,60 (Lampiran 2). Hal tersebut

berarti bahwa setiap variabel dalam penelitian ini reliabel.

4.3.2 Uji validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji seberapa baik instrumen

pengukuran mengukur dengan tepat sesuatu yang akan diukur (Ghozali, 2011).

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan untuk menguji validitas konstruk

setiap tabel yaitu dengan melakukan analisa korelasi bivariate antara masing-

masing skor indikator dengan total skor konstruk. Suatu instrumen dikatakan valid

jika angka korelasi skor tiap-tiap item dengan skor total menunjukkan p < α yang

berarti bahwa skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk

(Ghozali, 2011). Hasil uji validitas menunjukkan bahwa korelasi skor tiap item

dengan skor total untuk semua variabel adalah signifikan. Hal ini berarti bahwa

instrumen dalam penelitian ini adalah valid. Hasil lengkap uji validitas terlampir

(Lampiran 3).
42

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi dalam

penelitian apakah ada korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2011).

Berdasar hasil pengujian diperoleh nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam

model regresi (Lampiran 4).

4.4.2 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan menunjukkan bahwa

semua variabel mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada semua variabel

(Lampiran 5).

4.4.3 Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas

ini dilakukan untuk memastikan terpenuhinya asumsi distribusi data normal.

Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara

normal karena nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah 1,260 pada tingkat signifikan

0,084 dan nilai tersebut lebih besar dari alpha 0,05 (Lampiran 6).
43

4.5 Uji Hipotesis

Hasil analisis regresi untuk pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 4 di

bawah ini:

Tabel 4
Hasil Analisis Regresi
Hubungan antar Jalur Nilai p-value Keterangan
Variabel (path) Beta
P  KK p1 0,426 0,042** H1 diterima
Ak  KK 0,446 0,030** H2 diterima
P  KI p2 0,521 0,005* H3 diterima
KI  KK p3 0,190 0,043** H4 diterima
P  Kp p4 -0,360 0,082 H6 ditolak
Kp  KK p5 0,352 0,000* H7 diterima
* Signifikan pada α =1%
**Signifikan pada α = 5%
Sumber: Data primer yang diolah (2015)

Pengujian peran variabel intervening dilakukan dengan analisis jalur yang

digambarkan pada diagram berikut:

Gambar 2
Model Analisis Jalur (Path Analysis)
e1 = 0,970

Kebutuhan Informasi p3 = 0,190


p2 = 0,521

Kegunaan-keputusan
p1 = 0,426 (decision-usefulness)
Pengguna
Laporan Keuangan

Keterpahaman
p4 = -0,360
(Understandability) p5 = 0,352 e2 = 0,901
Laporan Keuangan

e2 = 0,985
44

4.5.1 Pengujian Hipotesis Satu (H1) dan Hipotesis Dua (H2)

Persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesis satu (H1) dan

hipotesis dua (H2) adalah:

KK = b1P + b2Ak + e ……………………………………………….(H1 & H2)

Hasil analisis untuk persamaan regresi di atas secara lengkap terlampir pada

Lampiran 7. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk persamaan regresi

tersebut adalah 4,2%. Hal tersebut berarti bahwa 4,2% variabel kegunaan-

keputusan laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variabel pengguna laporan

keuangan dan variabel aksesibilitas laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Hasil

uji ANOVA atau F Test diperoleh angka 3,935 pada tingkat signifikansi 0,022

artinya bahwa pengguna dan aksesibilitas laporan keuangan secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kegunaan-keputusan laporan keuangan

Kementerian/Lembaga.

Hipotesis satu (H1) menyatakan bahwa pengguna berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kegunaan-keputusan laporan keuangan kementerian/lembaga.

Dengan kata lain, pemanfaatan informasi dalam laporan keuangan

Kementerian/Lembaga untuk pengambilan keputusan dipengaruhi oleh

penggunanya, baik itu karena peran maupun kepentingannya sebagai pengguna

laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Tabel 4 di atas menunjukan nilai

coefficient sebesar 0,426 dengan p-value sebesar 0,042. Hasil ini menunjukkan

bahwa hipotesis satu (H1) terdukung.

Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan

keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kegunaan-keputusan laporan


45

keuangan Kementerian/Lembaga. Temuan ini mendukung teori decision-usefulness

(Scott, 2009; Mack 2004) dan konsisten dengan penelitian Kober et al. (2010) dan

Noguiera et al. (2013). Sebagai analisis tambahan, di bawah ini disajikan mean

untuk Variabel Kegunaan-Keputusan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga

untuk setiap kelompok pengguna laporan keuangan kementerian/lembaga.

Tabel 5
Mean Variabel Kegunaan-Keputusan
Laporan Keuangan Kementerian Lembaga
Pengguna Laporan Keuangan K/L Mean
1 Wajib Pajak 3,57
2 Anggota DPR 3,25
3 Pengguna Jasa Pemerintah 4,09
4 Manajemen Kementerian/Lembaga 3,85
5 Lembaga Pengawas dan Pemeriksa 3,78
6 Pemasok Pemerintah 3,25
7 Konsultan 4,21
8 Peneliti/Akademisi 4,05
Sumber: data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 5 di atas, diketahui bahwa semua kelompok pengguna

laporan keuangan Kementerian/Lembaga mempunyai rata-rata skor di atas 3 untuk

variabel Kegunaan-Keputusan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga. Hal ini

berarti bahwa pengguna laporan keuangan Kementerian/Lembaga relatif setuju

bahwa laporan keuangan Kementerian/Lembaga digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Konsultan merupakan kelompok pengguna yang paling

merasakan kegunaan laporan keuangan Kementerian/Lembaga untuk pengambilan

keputusan.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata kegunaan-keputusan

laporan keuangan Kementerian/Lembaga yang signifikan antar pengguna

dilakukan uji beda melalui uji Kruskal-Wallis. Uji Kruskal-Wallis dilakukan karena
46

tidak terpenuhinya asumsi kesamaan varians. Oleh karena itu, uji ANOVA tidak

dapat dilakukan dan digantikan dengan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji Kruskal-Wallis

ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 6
Hasil Uji Kruskal-Wallis

Keterangan Nilai
Chi-Square 12,586
df 7
Asymp. Sig. 0,083
Sumber: data primer yang diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 6 di atas, hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan p-value

sebesar 0,083 lebih besar dari nilai kritis 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dari delapan kelompok pengguna dalam menilai kegunaan-

keputusan laporan keuangan Kementerian/Lembaga.

Hipotesis dua (H2) menyatakan bahwa aksesibilitas berpengaruh positif

terhadap kegunaan-keputusan laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Dengan

kata lain, semakin mudah laporan keuangan kementerian/lembaga terakses oleh

penggunanya, maka semakin tinggi kegunaan-keputusan laporan keuangan

kementerian/lembaga. Tabel 4 di atas menunjukan nilai coefficient sebesar 0,446

dengan p-value sebesar 0,030. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis dua (H2)

terdukung.

Hasil tersebut menegaskan bahwa semakin teraksesnya laporan keuangan

Kementerian/Lembaga maka akan semakin tinggi kegunaan-keputusan laporan

keuangan tersebut. Temuan ini konsisten dengan Steccolini (2002) dan Yentifa et

al. (2010).
47

4.5.2 Pengujian Hipotesis Tiga (H3)

Hipotesis tiga (H3) menyatakan bahwa pengguna berpengaruh positif

terhadap kebutuhan informasi dalam laporan keuangan. Dengan kata lain,

kebutuhan informasi dalam laporan keuangan dipengaruhi oleh siapa penggunanya.

Pengguna yang berbeda akan mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda pula.

Perbedaan kebutuhan informasi tersebut dikarenakan perbedaan peran dan

kepentingan di antara pengguna.

Persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesis tiga (H3)

adalah:

KI = b1P + e …………………………………………………… (H3)

Hasil analisis untuk persamaan regresi di atas secara lengkap terlampir pada

Lampiran 9. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien untuk jalur

Pengguna Laporan Keuangan ke Kebutuhan Informasi dalam Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga adalah 0,521 pada signifikansi 0,005. Hasil itu

menunjukkan bahwa hipotesis tiga (H3) terdukung. Pengguna laporan keuangan

berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap kebutuhan informasi dalam

laporan keuangan. Hasil ini konsisten dengan Martiningsih (2009) dan Yentifa et

al. (2010).

4.5.3 Pengujian Hipotesis Empat (H4) dan Hipotesis 5 (H5)

Persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian H4, H5, H7 dan H8

adalah:

KK = b1P + b2KI + b3Kp+ e ……………………………(H4, H5, H7 & H8)


48

Hasil analisis untuk persamaan regresi di atas secara lengkap terlampir pada

Lampiran 10. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) untuk persamaan regresi

tersebut adalah 16,9%. Hal tersebut berarti bahwa 16,9% variabel kegunaan-

keputusan laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variabel pengguna laporan

keuangan, variabel kebutuhan informasi dan variabel keterpahaman

(understandability) laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Hasil uji ANOVA

atau F Test diperoleh angka 10,111 pada tingkat signifikansi 0,000 artinya bahwa

pengguna, kebutuhan informasinya dan keterpahaman (understandability) laporan

keuangan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kegunaan-keputusan laporan

keuangan Kementerian/Lembaga.

Hipotesis empat (H4) menyatakan bahwa kebutuhan informasi dalam

laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kegunaan-keputusan

laporan keuangan kementerian/lembaga. Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai

koefisien untuk jalur Kebutuhan Informasi dalam Laporan Keuangan ke Kegunaan-

Keputusan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga adalah 0,190 pada

signifikansi 0,043. Hasil itu menunjukkan bahwa hipotesis empat (H4) terdukung.

Kebutuhan informasi dalam laporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kegunaan-keputusan laporan keuangan kementerian/lembaga. Temuan ini

mendukung teori decision-usefulness (Scott, 2009; Mack, 2004) dan konsisten

dengan penelitian Mack (2004).

Hipotesis lima (H5) menyatakan bahwa kebutuhan informasi pengguna

memediasi hubungan antara pengguna dan kegunaan-keputusan laporan keuangan

Kementerian/Lembaga. Besarnya pengaruh tidak langsung dalam hubungan antara


49

pengguna laporan keuangan dan kegunaan-keputusan laporan keuangan dapat

dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsung p2 dan p3 yaitu (0,521) x

(0,190) = 0,09899.

Signifikansi pengaruh tidak langsung tersebut diuji dengan Sobel test

(Ghozali, 2011) sebagai berikut:

𝑆𝑝2𝑝3 = √𝑝32 𝑆𝑝22 + 𝑝22 𝑆𝑝32 + 𝑆𝑝22 𝑆𝑝32

𝑆𝑝2𝑝3 = √0,1902 0,1812 + 0,5212 0,0932 + 0,1812 0,0932

𝑆𝑝2𝑝3 = √(0,001183) + (0,002348) + (0,0002833) = 0,003814

= 0,061755

Berdasarkan hasil standar eror dari koefisien indirect effect (Sp2p3) di atas,

dapat dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

𝑝2𝑝3 0,09899
𝑡= = = 1,60294
𝑆𝑝2𝑝3 0,061755

Karena nilai t hitung = 1,60294 < dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu

sebesar 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi 0,09899 tidak

signifikan. Pengaruh mediasi kebutuhan informasi dalam hubungan antara

pengguna laporan keuangan dan kegunaan-keputusan laporan keuangan

kementerian/lembaga tidak terdukung. Hal ini berarti pengaruh pengguna dan

kebutuhan informasinya terhadap kegunaan-keputusan laporan keuangan

merupakan hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel

dependen.
50

4.5.4 Pengujian Hipotesis Enam (H6)

Persamaan regresi yang digunakan untuk pengujian hipotesis enam (H6)

adalah:

Kp = b1P + e …………………………………………………… (H6)

Hipotesis enam (H6) menyatakan bahwa pengguna berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keterpahaman (understandability). Hasil analisis untuk

persamaan regresi di atas secara lengkap terlampir pada Lampiran 11. Tabel 4 di

atas menunjukkan bahwa nilai koefisien untuk jalur Pengguna Laporan Keuangan

ke Keterpahaman (Understandability) Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga

adalah -0,360 pada signifikansi 0,082. Hasil itu menunjukkan bahwa hipotesis enam

(H6) tidak terdukung. Pengguna laporan keuangan berpengaruh secara signifikan,

namun arah pengaruhnya negatif terhadap keterpahaman (understandability)

laporan keuangan. Hasil tersebut bertentangan dengan Paulsson (2006).

Berdasarkan hasil analisis lebih lanjut melalui crosstab, sebagian besar

responden mempunyai rata-rata keterpahaman di atas skala 3 artinya bahwa

sebagian besar responden berpendapat bahwa informasi dalam laporan keuangan

Kementerian/Lembaga dapat dipahami. Namun, diketahui juga terdapat beberapa

responden yang mempunyai rata-rata keterpahaman di bawah skala 3 dan sebagian

besarnya berasal dari manajemen internal dan lembaga pengawas/pemeriksa. Hal

tersebut dimungkinkan karena tuntutan pekerjaan untuk penggunaan informasi

yang lebih detail/terinci sehingga semakin menambah tingkat kerumitan dalam

memahami laporan keuangan Kementerian/Lembaga.


51

4.5.5 Pengujian Hipotesis Tujuh (H7)

Hipotesis tujuh (H7) menyatakan bahwa keterpahaman (understandability)

laporan keuangan berpengaruh positif terhadap kegunaan-keputusan laporan

keuangan kementerian/lembaga. Dengan kata lain, semakin laporan keuangan

mudah dipahami oleh pengguna, maka kegunaan-keputusan dari laporan keuangan

Kementerian/Lembaga akan semakin tinggi. Persamaan regresi yang digunakan

untuk pengujian hipotesis tujuh (H7) adalah:

KK = b1P + b2KI + b3Kp+ e ……………………………(H4, H5, H7 & H8)

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien untuk jalur

Keterpahaman (understandability) Laporan Keuangan ke Kegunaan-Keputusan

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga adalah 0,348 pada signifikansi 0,000.

Hasil itu menunjukkan bahwa hipotesis tujuh (H7) terdukung. Keterpahaman

(understandability) laporan keuangan berpengaruh positif terhadap kegunaan-

keputusan laporan keuangan kementerian/lembaga. Dengan kata lain, laporan

keuangan Kementerian/Lembaga yang semakin mudah dipahami maka akan

semakin banyak digunakan oleh penggunanya sebagai dasar pengambilan

keputusan. Temuan ini konsisten dengan Kapardis & Clark (2010).

4.5.6 Pengujian Hipotesis Delapan (H8)

Hipotesis delapan (H8) menyatakan bahwa keterpahaman

(understandability) laporan keuangan memediasi hubungan antara pengguna dan

kegunaan-keputusan laporan keuangan Kementerian/Lembaga. Persamaan regresi

yang digunakan untuk pengujian hipotesis delapan (H8) adalah:

KK = b1P + b2KI + b3Kp+ e ……………………………(H4, H5, H7 & H8)


52

Besarnya pengaruh tidak langsung dapat dihitung dengan mengalikan

koefisien tidak langsung p4 dan p5 yaitu (-0,360) x (0,352) = -0,12672. Signifikansi

pengaruh tidak langsung tersebut diuji dengan Sobel test (Ghozali, 2011) sebagai

berikut:

𝑆𝑝4𝑝5 = √𝑝52 𝑆𝑝42 + 𝑝42 𝑆𝑝52 + 𝑆𝑝42 𝑆𝑝52

𝑆𝑝4𝑝5 = √0,3522 0,2052 + 0,3602 0,0822 + 0,2052 0,0822

𝑆𝑝4𝑝5 = √(0,005207) + (0,000871) + (0,000283)

𝑆𝑝4𝑝5 = 0,079756

Berdasarkan hasil standar eror dari koefisien indirect effect (Sp4p5) di atas, dapat

dihitung nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

𝑝4𝑝5 0,12672
𝑡= = = 1,588839
𝑆𝑝4𝑝5 0,079756
Karena nilai t hitung = 1,588839 < dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu

sebesar 1,96 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien mediasi -0,12672 tidak

signifikan yang berarti tidak ada pengaruh mediasi keterpahaman

(understandability) dalam hubungan antara pengguna laporan keuangan dan

kegunaan-keputusan laporan keuangan kementerian/lembaga. Hal ini berarti

pengaruh pengguna dan keterpahaman terhadap kegunaan-keputusan laporan

keuangan merupakan hubungan langsung antara variabel independen dengan

variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai