NUZÛL AL-QUR’ÂN
STUDI AL-QUR’AN
Dosen :
Dr. H. JIRHANUDDIN, M.Ag
Oleh :
ABDUL MAJID
NIM : 16016002
A. Pendahuluan
Al-Qur’a>n adalah kitab suci yang berisi firman-firman Allah SWT
yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui Malaikat Jibril as. 1
Allah SWT menurunkan al-Qur’a>n kepada Nabi Muhammad SAW untuk
memberi petunjuk kepada manusia. Turunnya al-Qur’a>n merupakan
peristiwa besar bagi umat Islam, yang sekaligus menyatakan kedudukannya
bagi penghuni langit dan penghuni bumi.
Turunnya al-Qur’a>n secara bertahap, berbeda dengan kitab yang
sebelumnya, dimana kitab sebelumnya diturunkan secara sekaligus sehingga
sangat mengagetkan orang dan menimbulkan keraguan terhadapnya.
Rasulullah tidak menerima risalah agung ini sekaligus, melainkan
wahyu itu turun berangsur-angsur untuk menguatkan hati rasul dan
menghiburnya serta turunnya al-Qur’a>n itu mengikuti peristiwa dan
kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini dan
mencukupkan nikmat-Nya.
Selain itu turun secara berangsur-angsur lebih akurat, dari pada
sekaligus, untuk menegaskan kemukjizatan al-Qur’a>n. Penurunan secara
berangsur-angsur membuat al-Qur’a>n juga semakin asik untuk dikaji dan di
bahas sampai hari kiamat.2
Berbicara tentang Nuzu>l al-Qur’a>n (turunnya al-Qur’a>n) seakan
kita membicarakan suatu peristiwa yang sakral yang terjadi pada ratuasan
tahun yang lampau. Olehnya timbul pertanyaan eksistensi peristiwa tersebut,
bagaimana konsep tentang Nuzu>l al-Qur’a>n.
Maka untuk menjelaskan seputar nuzu>l al-Qur’a>n dalam makalah
ini akan dibahas tentang pengertian Nuzu>l al-Qur’a>n, Al-Qur’an
1
Syamsu Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, Bogor : LPKAI Cahaya Islam, 2010,
h.211
2
Anshori, Ulumul Qur’an Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta, PT.
Rajagrafindo Persada, 2013, h. 62.
1
diturunkan dalam bahasa Arab, cara dan fase Nuzu>l al-Qur’a>n, , fungsi
Nuzu>l al-Qur’a>n, Argumen dan Hikmah penurunan al-Qur’a>n secara
berangsur-angsur.
B. Pembahasan
1. Pengertian Nuzu>l al-Qur’a>n
Kata nuzu>l al-Qur’a>n terdiri dua kata yaitu kata nuzu>l berasal
Selanjutnya dalam bahasa Arab, kata nazala dapat berarti : اَهْلُب ْو ُط
rendah.6
Kadar M. Yusuf mengatakan nuzu>l al-Qur’a>n terdiri dari dua
kata, yaitu nuzu>l dan al-Qur’a>n. Nuzu>l artinya turun, maka ilmu
nuzu>l al-Qur’a>n secara harfiah berarti ilmu tentang turunnya al-
Qur’a>n. Akan tetapi, apakah yang dimaksud dengan “turun” di sini?
“Turun (nuzu>l)” mempunyai dua arti; pertama perpindahan tempat dari
atas ke bawah, seperti seseorang turun dari lantai dua ke lantai satu.
3
Anshori, Ulumul Qur’an..., h. 55.
4
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an 1, Bandung, CV. Pustaka Setia, 2000,
h. 31.
Acep Hermawan, ‘Ulumul Qur’an Ilmu untuk Memahami Wahyu, Bandung : PT. Remaja
5
2
Makna kedua adalah perubahan keadaan sesuatu dari yang
berkualitas menjadi yang kurang berkualitas seperti nilai ujian mahasiswa
turun dari A menjadi B.7
Sementara Abdul Djalal menjelaskan kata nuzu>l menurut bahasa
mempunyai beberapa arti. Menurutnya para ulama berbeda pendapat
mengenai arti kata nuzu>l antara lain sebagai berikut :
a. Imam Ar-Raghib Al-Asfihani dalam kitabnya Al-Mufrada>t, kata
nuzu>l itu mempunyai arti Al-Inhidar min ‘Uluwwin Ila Safalin
(meluncur dari atas ke bawah, atau berarti turun)
b. Imam Al-Fairuz Zabadi dalam kamusnya Al-Muthit Al-Hulul Fil
Maka>n, kata nuzu>l itu mempunyai arti bertempat di suatu tempat.
c. Imam Az-Zamakhsyari dalam tafsirnya Al-Kasysyaf, kata nuzu>l itu
berarti Al-Ijtima’ (kumpul).
d. Sebagian para ulama mangatakan, kata nuzu>l itu berarti turun secara
berangsur-angsur sedikit demi sedikit.8
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahawa arti kata nuzu>l
adalah turun dari tempat yang tinggi ke bawah.
Sedangkan secara istilah para ulama mempunyai beberapa arti
dalam mengertikan kata nuzu>l menurut istilah, antara lain sebagi berikut :
a. Jumhur ulama, arti kata nuzu>l dalam konteksnya dengan al-Qur’a>n
atau arti dari kalimat Nuzu>lul Qur’a>n tidak perlu menggunakan arti
yang hakiki, yaitu yang berarti turun atau bertempat maupun
berkumpul, melainkan perlu memakai arti yang majaz, atau arti
pinjaman atau tidak asli. Sebab, lafal al-Qur’a>n adalah Kala>m atau
Firma>n Allah SWT yang tidak relevan jika dikatakan meluncur dari
atas, atau turun. Hal ini dikarenakan Allah SWT itu tidak bertempat di
langit atau nun jauh di atas sana, sehingga wahyunya harus turun dari
atas ke bawah.
7
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, Jakarta : Amzah, 2014, h.15.
8
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, Surabaya : CV. Dunia Ilmu, 2013, h. 49.
3
b. Menurut sebagian ulama, yakni tokoh golongan Jahamiyah dan Ibnu
Taimiyah mengatakan bahwa dalam mengertikan kata nuzu>l itu tidak
perlu harus meninggalkan arti hakiki, yang berarti turun dan tidak harus
menggunakan arti majazi. Alasannya, kata nuzu>l dengan arti turun
dari tempat yang tinggi itu sudah menjadi bahasa kebiasaan orang
Arab.9
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
nuzu>l secara istilah adalah dilihat dari arti secara majaz tidak relevan
dikatakan meluncur dari atas atau turun, tetapi dilihat dari arti hakiki
nuzu>l tetap bisa di artikan turun.
Sedangkan arti nuzu>l al-Qur’a>n dapat diambil dari pendapat
para ulama antara lain :
a. Jumhur ulama, antara lain Ar-Razi, Imam As-Suyuthi, Az-Zarkasyi,
dan lain-lain mengatakan : arti nuzu>l al-Qur’a>n itu secara hakiki
tidak cocok untuk al-Qur’a>n sebagai kala>m Allah yang berada pada
Zat-Nya. Sebab dengan memakai ungkapan diturunkan menghendaki
adanya materi kalimat atau lafal atau tulisan huruf yang riel yang harus
diturunkan. Karena itu, arti kalimat Nuzu>l al-Qur’a>n itu harus
dipakai makna majazi, yaitu menetapkan/memantapkan/memberi
tahukan/memahamkan/menyampaikan al-Qur’a>n. Baik
disampaikannya al-Qur’a>n itu ke Lauh}il Mah}fu>z} atau ke Baitul
‘Izzah di langit dunia maupun kepada Nabi Muhammad SAW sendiri.
b. Sebagian ulama, antara lain Imam Ibnu Taimiyah dkk mengetakan :
pengertian nuzu>l al-Qur’a>n itu juga tidak perlu diahlikan dari arti
hakiki kepada arti majazi. Maka kata nuzu>l al-Qur’a>n itu berarti
turunnya al-Qur’a>n. Sebab, arti tersebut sudah biasa digunakan dalam
bahasa Arab.10
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
nuzu>l al-Qur’a>n secara majazi adalah menetapkan/
9
Ibid, h. 50-51.
10
Ibid, h. 52.
4
memantapkan/memberi tahukan/memahamkan/menyampaikan al-
Qur’a>n. Sedangkan secara hakiki adalah turunnya al-Qur’a>n.
5
d. Bahasa merupakan sarana yang paling sempurna bagi sebuah risalah.13
13
Ayatullah Muhammad Baqir Hakim, Ulumul Qur’an, h. 28-32.
14
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h. 53.
15
Al-Buru>j [85] : 21-22.
16
Lauh{ul Mah}fu>z} adalah catatan yang terpelihara dengan baik yang berisi catatan
mengenai segala sesuatu yang eksis dan ditulis sejak zaman azali. Ahsin W. Al-Hafidz,
Kamus Ilmu Al Qur’an, Jakarta: Amzah, 2012, h. 164.
17
Baitul ‘Izzah adalah rumah yang mulia. Sedangkan yang dimaksud yaitu di langit dunia,
tempat diturunkannya Al-Qur’an secara global (utuh) dari hadirat Allah.Ibid., h. 55.
18
Al-Qur’an makhluk atau ghairu makhluk? Mu’tazilah berpendapat bahwa Al-Qur’an itu
baru (diciptkan/makhluk); Al-Qur’an adalah manifestasi kalam Tuhan; Al-Qur’an
terdiri atas rangkaian huruf, kata, dan bahasa yang satunya mendahului yang lainnya.
Sementara menurut pandangan Mazhab Hanbali dan Zahiriyah yang menyatakan bahwa
Al-Qur’an adalah kalam Allah, (yang qadim dan tidak diciptkan/ghairu makhluk).
Abdur Rozak dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2010, h. 81
dan 122.
19
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h. 54.
20
Ad-Dukha>n [44] : 3.
6
Artinya : “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam
yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi
peringatan.”
21
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’a>n)
pada malam kemuliaan.”
22
...
Artinya : “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’a>n.”
21
Al-Qadr [97] : 1.
22
Al-Baqarah [2] : 185.
23
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h. 58.
7
berangsur-angsur pada momentum yang berbeda-beda pada semua
waktu.24
Adapun terkait dengan masa turunnya al-Qur’a>n dari Baitul
‘Izzah (langit dunia) ke bumi (Nabi Muhammad SAW), ada tiga
pendapat utama, yaitu :
1) Mengatakan bahwa masa turun al-Qur’a>n kepada Nabi
Muhammad SAW adalah 20 tahun.
2) Mengatakan 23 tahun
3) Mengatakan 25 tahun.25
Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan dalam menentukan
usia Nabi Muhammad SAW, ada yang mengatakan usia 60 tahun, ada
yang mengatakan 63 tahun dan ada yang mengatakan 65 tahun.
Sedangkan mengenai umur beliau pada saat diangkat menjadi Nabi
Muhammad SAW, atau pertama kali mendapat wahyu, para ulama
sepakat pada usia 40 tahun.
Namun mayoritas ulama memilih pendapat yang menyatakan
bahwa usia Nabi Muhammad SAW. adalah 63 tahun, berdasarkan satu
riwayat dari Ibnu Abbas, dua riwayat dari Aisyah dan dua riwayat dari
Said bin al-Musayyab.26
24
Anshori, Ulumul Qur’an..., h. 57-58.
25
Ibid, h. 58.
26
Ibid
27
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h. 64.
8
28
Artinya :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
28
Al-‘Alaq [96] : 1-5.
29
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h. 64.
30
Al-Ma>idah [5] : 3
9
10 tahun atau 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari awal Rabi’ul Awwal tahun 45
sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 atau 10 H.31
31
Abdul Djalal H.A., Ulumul Qur’an, h. 65.
32
Al-Baqarah [2]: 185
33
Abu Anwar, Ulumul Quran sebuah pengantar, Jakarta : Amzah, 2012, h. 17-18
34
Al-‘Araf [7]: 203.
10
35
Artinya : dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu Yaitu Al kitab
(Al Quran) Itulah yang benar, dengan membenarkan Kitab-Kitab yang
sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha mengetahui lagi
Maha melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.
c. Sebagai pelajaran dan penerangan, sebagaimana firman Allah swt.
36
Artinya : dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad)
dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain
hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.
d. Sebagai pembimbing yang lurus, sebagimana firman Allah swt.
37
Artinya : 1. segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada
hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan
kebengkokan di dalamnya;
2. sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang
sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada
orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa
mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
35
Fatir[35]: 31.
36
Ya> Si>n[36]:69.
37
Kahfi[18]:1-2.
38
Al Jatsiyah[45]: 20.
39
Al Qalam[68]: 52.
11
Artinya : dan Al Quran itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh
umat.
g. Sebagai petunjuk dan kabar gembira, sebagimana firman Allah swt.
40
Artinya : ... dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
h. Sebagai obat penyakit jiwa.41 Sebagimana firman Allah swt.
42
Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
6. Argumen dan Hikmah Penurunan al-Qur’a>n secara Berangsur-
angsur
Al-Qur’a>n tidak saja diturunkan sekaligus (jumlah wa>h}idah)
seperti kitab-kitab samawi sebelumnya. Namun ia juga diturunkan secara
berangsur-angsur (munajjaman).43 Di antara dalil penurunan al-Qur’a>n
kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dapat dilihat pada
dua ayat berikut :
44
Artinya : dan al-Qur’a>n itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur
agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian.
45
40
An Nahl[16]: 89.
41
Syamsu Rijal Hamid, Buku Pintar..., h. 213-214
42
Yunus[10]: 57.
43
Anshori, Ulumul Qur’an..., h. 58.
44
Al-Isra> [17] : 106.
45
Al-Furqa>n [25] : 32.
12
Artinya : Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa al-Qur’a>n itu
tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya
Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil
(teratur dan benar).
C. Penutup
46
Anshori, Ulumul Qur’an..., h. 61-62.
13
pertama (At-Tanazzulul Awwalu) al-Qur’a>n diturunkan atau ditempatkan ke
Lauh{ul Mah}fu>z}. Tahap kedua (At-Tanazzulu Ats-Tsani) al-Qur’a>n turun
dari Lauh{ul Mah}fu>z} ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Dan Tahap ketiga
(At-Tanazzulu Ats-Tsa>listu) al-Qur’an turun dari Baitul ‘Izzah di langit
dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian Permulaan turunnya al-Qur’a>n adalah pada malam qadar,
tanggal 17 Ramadan tahun keempat puluh dari kelahiran Nabi Muhammad
SAW. bertempat tanggal 6 Agustus 610 M, sewaktu beliau sedang berkhilwat
(meditasi) di dalam Gua Hira di atas Jabal Nur sebelah utara Kota Mekkah.
Dan al-Qur’a>n selesai diturunkan menjelang kewafaat Nabi
Muhammad SAW pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi
Muhammad SAW atau tahun 10 H yang bertepatan dengan tanggal 27
Oktober 632 M.
Selanjutnya Ada beberapa fungsi al-Qur’a>n itu diturunkan Allah
diantaranya adalah Allah menurunkan al-Qur’a>n kepada Nabi Muhammad
sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an sebagai pembawa berita yang
sangat menakjubkan bagi penghuni bumi dan langit. Dan Menjadi penawar
atau obat penenang jiwa yang gelisah.
Disamping menjelaskan fungsi al-Qur’a>n diturunkan dijelaskan juga
hikmah al-Qur’a>n secara berangsur-angsur sebagai berikut : Mengukuhkan
dan meneguhkan hati Nabi Muhammad SAW, agar al-Qur’an mudah dihafal
dan dipahami oleh kaum muslimin, menetepkan hukum secara bertahap,
untuk menjawab dan menjelaskan pertanyaan yang diajukan kepada Nabi
Muhammad SAW, diturunkan secara berangsur-angsur untuk mengetahui
mana ayat yang mansu>kh (dihapus) dan mana yang na>sikh (menghapus).
Dan penurunan secara berangsur-angsur lebih akurat daripada sekaligus,
untuk menegaskan kemukjizat al-Qur’a>n.
14
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, Jakarta : CV. Kathoda, 2005.
Hamid, Syamsu Rijal, Buku Pintar Agama Islam, Bogor : LPKAI Cahaya Islam,
2010.
Hakim, Ayatullah Muhammad Baqir, Ulumul Qur’an, terjemah Nashirul Haq dkk,
Jakarta : Al Huda, 2006.
Hermawan, Acep, ‘Ulumul Qur’an Ilmu untuk Memahami Wahyu, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2013.
Rozak, Abdur dan Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Syadali, Ahmad dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an 1, Bandung, CV. Pustaka
Setia, 2000.
15
16