Anda di halaman 1dari 8

KESIMPULAN MATA KULIAH PSIKOLINGUISTIK

NAMA : Andini makhdi

KELAS : PBSD.B

DOSEN PENGAMPU : Dr. Asia M, S.S., M.Pd.

I. Pada awal perkembangannya, psikolinguistik sangat berbau


neobehaviorisme terutama yang mencoba menerangkan bahasa menurut kerangka
Stimulus-Respons yang tidak mentalis. Inilah tujuan utama psikolinguistik dewasa
ini yang bersifat kognitif, yang mengikuti satu evaluasi dalam pengkajian bahasa
1. Topik Pembahasan
Topik pembahasan yang akan didiskusikan yaitu “Sejarah Perkembangan
Psikolinguistik”
2. Pelaksanaan Diskusi
 Waktu Pelaksanaan : Kamis, 9 September 2021
 Tempat Pelaksanaan : Via WhatsApp
 Moderator : Syarifah Ramdana
 Penyaji : Kelompok 1
 Notulis : Ine Febrianty
 Diskusi : Anggota Kelas PBSD.B

3. Hasil Diskusi
 Sejarah Perkembangan Psikolinguistik.
 Psikologi dalam Linguistik
 Linguistik dalam Psikologi
 Kerja Sama Psikologi dan Linguistik
 Psikologi sebagai Disiplin Mandiri
 Tiga Generasi Psikolinguistik

A. Pertanyaan, Tanggapan serta Tambahan yang dalam diskusi


a. Sesi Pertama
1. Kelompok 2 : Ine Febrianty
Baik, Terima kasih. Saya Ine Febrianty dari kelompok 2 ingin
mengajukan pertanyaan kepada kelompok 1. Pertanyaan saya:
Mengapa dikatakan bahwa ilmu psikologi tidak mungkin dapat hidup
tanpa sebuah ilmu bahasa?
Jawaban : Perkenalkan saya St. Hajrah Febrina dari kelompok 1
Baik, Terima kasih. Saya St. Hajrah Febrina dari klp penyaji (1) saya
akan menjawab pertanyaan dari saudari Ine Febrianty.
Karena, seperti yang kita ketahui bahwa kata psikologis berasal dari
kata yunani kuno Psyche dan logos. Kata psyche bermakna jiwa, roh,
atau sukma, sedangkan kata logos bermakna ilmu. Jadi, psikologi
adalah ilmu atau suatu studi tentang jiwa. Kagan dan Havemann
( dikutip Pateda, 1990:79) menemukan bahwa Psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang secara sistematis mempelajari dan mncoba
Menjelaskan tingkah laku yang diamati dan hubungannya dengan
proses mental yang tidak Dapat dilihat yang berlangsung di dalam
organ dan menggejal ke luar dalam lingkungan. Dari Kedua batasan ini
tampak perasaaan bahwa yang menjadi obyek psikologi adalah tingkah
laku manusia yang dapat diamati.

1) Aktivitas gerak (motorick activity), yakni aktivitas yang mudah


diamati karena berwujud gerakan, baik disadari maupun tidak disadari.
2) Aktivitas kognitif (cognitive activity), yakni aktivitas yang
berhubungan dengan dorongan-dorongan, hasrat, perhatian, kemaun
untuk mencapai sesuatu. 3) Aktivitas efektif (af ective activity), yakni
aktivitas yang berhubungan dengan perasaan, sikap dan minat. Ketiga
kegiatan ini dapat dikaitkan dengan kegiatan kebahasaan. Seperti kita
ketahui aktivitas berbahasa merupakan objek linguistik, sedangkan
tingkah laku yang ditampakkan melalui aktivitas berbahasa itu adalah
objek psikologi. Di sini dapat dilihat hubungan antara linguistik
dengan psikologi. Hubungan ini tentu telah tampak sejak lahir.
Seseorang anak yang mengatakan “Mam”, dapatlah kita tafsirkan
dengan berbagai dugaan. Kita mungkin menafsirkan, (1) anak minta
makan, (2) mama, ke sini, (3) Mama, ada kucing, (4) mama, gendong
saya

Tambahan : Nuraliyah Syamsurya


Baik, terima kasih. Saya Nuraliyah Syamsurya dari kelompok 3 akan
memberikan tambahan jawaban mengenai pertanyaan yang terkait.

Mengapa dikatakan bahwa ilmu psikologi tidak mungkin dapat hidup


tanpa sebuah ilmu bahasa?

Karena, ilmu psikologi sebagai disiplin ilmu yang diorientasikan untuk


mengkaji proses berpikir manusia dan segala bentuk manifestasinya
yang mengatur perilaku manusia, dan ilmu bahasa atau dengan kata
lain, yaitu linguistik merupakan disiplin ilmu yang diorientasikan untuk
mengkaji seluk-beluk bahasa dari segi sejarah, struktur, kaidah,
penerapan, dan perkembangannya. Kedua disiplin ilmu tersebut saling
berkaitan, walaupun masing-masing mempunyai orientasi tersendiri
dan merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda.

Proses berpikir, perilaku manusia sebagai bagian dari psikologi dan


bahasa sebagai bagian dari linguistik merupakan dua hal yang berbeda
tetapi saling berkaitan. Dalam berpikir, orang menggunakan sistem
bahasa sebagai instrumen untuk (a) mengidentifikasi apa yang
dipikirkan, (b) mengurutkan butir-butir pokok pikiran, dan (c)
mengembangkan pikiran. Tanpa adanya sistem bahasa, proses berpikir
tidak dapat direalisasikan. Kebalikannya, dalam berbahasa orang perlu
berpikir. Tanpa berpikir, bahasa yang dihasilkan akan kacau dan sulit
dipahami. Hal yang demikian pada umumnya dihindari karena
menimbulkan banyak masalah sosial, misalnya salah paham dan
konflik interpersonal yang dapat menjurus pada pertikaian, perpecahan,
dan sebagainya. Bahasa tidak hanya berkaitan dengan proses berpikir,
tetapi juga perilaku manusia.

Selain itu menurut Searle (1983) dalam teorinya tentang tindak tutur
(speech act) menjelaskan bahwa bahasa merupakan salah satu bentuk
produk perilaku atau produk tindakan. Berbahasa, menurutnya, adalah
bertindak atau melakukan sesuatu. Hal itu berarti bahwa berbahasa
sejajar dengan menulis, membaca, belajar, mengajar, dan sebagainya.
Hubungan bahasa dan perilaku bersifat saling memengaruhi.
Itulah di antaranya alasan disiplin ilmu baru muncul yang merupakan
kombinasi atau hasil sinergi psikologi dan linguistik, yakni
psikolinguistik.

2. Kelompok 3 : Ummul Nurul Syuhada


Saya perwakilan Dari kelompok 3 ingin mengajukan pertanyaan kepada
kelompok penyaji .Pertanyaan saya ialah Mengapa Kita harus Mengetahui
dan mempelajari Sejarah Psikolinguistik .Jelaskan Menurut Pendapat
Kalian!
Jawaban : Kelompok 1 : Risma Nurfadillah
Karena tujuan kita mempelajari dan mengetahui sejarah
psikolinguistik agar kita mengetahui kejadian kejadian peristiwa
dimasa lampau, dan kita menjadi tahu asal usul nama
psikolinguistik. Karna kita tidak akan tahu darimana kata
psikolinguistik itu berasal, bagaimana perkembangannya ketika
kita tidak mempelajarinya.

Tambahan : Husnul Reskyani


Baik menurut pendapat saya mengapa kita harus mempelajari
sejarah psikolinguistik karena didalam sejarah psikolinguistik kita
dapat mengetahui banyak ilmu terutama ilmu bahasa, perilaku
bahasa yang tampak maupun tidak tampak dan sejarah
psikolinguistik itu juga mengajarkan bagaimana ilmu bahasa
jiwa ,bagaimana ilmu yang mempelajari hubungan antara bahasa
dengan perilaku akal Budi manusia.

 St. Hajrah Febrina


Mengapa kita harus mempelajari psikolinguistik, karena
psikolinguistik adalah ilmu bahasa yang dimana kita
mempelajari bahasa sejak kecil, waktu kita kecil mungkin
tidak mengetahui istilah psikolinguistik tetapi tanpa disadari
kita sudah terikat oleh psikolinguistik yang menggunakan
kalimat-kalimat berbicara. Jadi untuk mengetahui lebih
dalam tentang psikolinguistik tentu kita harus belajar, untuk
memperbaiki kosa kata kita saat berbicara dan bergerak.

3. Kelompok 9: Nita Purwanti


Jelaskan perbedaan dan persamaan antara psikolinguistik generasi
pertama, kedua dan ketiga.
Terima kasih
Jawaban : Hamrina Dwijaya Saputri
Baik saya Hamrina Dwijaya Saputri akan menjawab pertanyaan
dari saudari Nita Purwanti.
Perbedaan antara generasi pertama kedua dan ketiga ialah pada
generasi pertama memiliki tiga sifat yaitu reaktif, atomistik, dan
individualis. Psikolinguistik generasi pertama memandang bahasa
bukan satu tindakan atau perbuatan manusiawi melainkan sebagai
satu stimulus respon. Teori pemerolehan bahasa bahwa jumlah
bahasa adalah kemampuan untuk membedakan kata atau bentuk
yang berbeda. Pada Psikolinguistik generasi kedua berpendapat
bahwa proses berbahasa bukan butir-butir bahasa yang diperoleh
melainkan kaidah dan sistem kaidah nya. Psikolinguistik generasi
kedua menyatakan bahwa analisis mereka mengakui bahasa telah
melampaui batas kalimat. Namun pada kenyataannya analisis
mereka baru sampai pada tahap kalimat bukan wacana.
Kekurangan tersebut diperbaharui oleh psikolinguistik generasi 3.
Persamaannya yaitu: Sama-sama menganalisis bahasa,
kemampuan berbahasa.

Tambahan: Husnul Reskiyani


Perbedaan dan persamaan psikolinguistik di generasi
pertama,kedua dan ketiga yaitu Pada generasi pertama memiliki 3
kelemahan yaitu
1.Adanya sifat reaktif dari psikolinguistik tentang bahasa
2.Psikolinguistik bersifat atomistik
3.Bersifat individualis.
Pada generasi kedua dan ketiga tidak memiliki kelemahan dan ahli
yang meneliti psikolinguistik pada generasi pertama,kedua,dan
ketiga pun berbeda.sedangkan Persamaan psikolinguistik generasi
pertama,kedua,dan ketiga yaitu para ahli sama sama meneliti
tentang disiplin ilmu bahasa psikolinguistik.

4. Kelompok 6: Erni
Apa perbedaan antara pendeksripsian sebuah bahasa dan pendeksripsian
pemakai bahasa, beserta contohnya.
Jawaban: Risma Nurfadillah
Menurut saya sebuah bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia
lainnya contohnya seperti bahasa isyarat, bahasa menggunakan tanda, dan
menurut saya pemakai bahasa adalah dimana kita harus menggunakan
bahasa yang baik dan benar contohnya seperti menggunakan bahasa baku.
 Nuraliyah Syamsurya, Sebuah bahasa adalah suatu alat
komunikasi yang dimiliki manusia yaitu berupa sistem
lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut
manusia, sedangkan pemakai bahasa adalah orang yang
menggunakan bahasa tersebut, dan dalam penggunaannya
harus baik dan benar sesuai dengan kondisi atau keadaan.
Sanggahan: Erni
Seperti apa bahasa baku itu? Bisakah anda memberikan sebuah kata
atau kalimat?
Jawaban:
 Risma Nurfadillah, Contohnya seperti "Apakah kamu
ingin mengerjakan tugas psikolinguistik?”.
 St. Hajrah Febrina, J Kata baku digunakan untuk berbagai
hal yang berbau resmi. Entah itu surat-menyurat, perihal
kedinasan, penelitian akademik, atau yang lainnya.
Contohnya seperti Pembuatan Karya Ilmiah – Pembuatan
Surat Resmi – Pembuatan Laporan – Pidato Kedinasan –
Pembuatan Surat Lamaran Kerja.
 Hamrina Dwijaya Saputri, Kata baku adalah kata yang
cara pengucapan ataupun penulisannya sesuai dengan
kaidah-kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang
dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata bahasa
baku, dan kamus. Bahasa baku atau bahasa standar adalah
bahasa yang mempunyai nilai komunikatif yang tinggi,
yang digunakan dalam kepentingan nasional, dalam situasi
resmi atau dalam lingkungan resmi dan pergaulan sopan
yang terikat oleh tulisan, ejaan baku, istilah/kosa kata baku
tata bahasa baku, serta lafal baku.

Sanggahan: Sri Wahyuni

Tanggapan saya yaitu apakah jika kita tidak menggunakan


bahasa yang baku maka tidak disebut sebagai pemakai bahasa?

 Risma Nurfadillah, menurut saya, Tetap dikatakan


pemakai bahasa, tetapi dikatakan pemakai bahasa tidak
baku atau informal.
 Nuraliyah Syamsurya, Pemakai bahasa dapat disebut
juga pengguna bahasa, baik dalam menggunakan bahasa
baku maupun tidak baku. Jadi, pemakai bahasa adalah
orang yang menggunakan bahasa tersebut, dalam
bahasa maupun bentuk bahasa apapun. Namun,
sebaiknya dalam penggunanan bahasa harus baik dan
benar, serta disesuaikan dengan situasi ataupun kondisi.
 St. Hajrah Febrina, seperti yang saya jelaskan tadi
bahwa kata baku itu digunakan sebagai yang berbau
resmi saja, jika non baku digunakan saat berbicara
dengan teman, dan juga yang sudah di jelaskan oleh
saudari Nuraliyah Syamsurya dimana orang yang
menggunakan bahasa tersebut dalam penggunaannya
harus baik dan benar sesuai kondisi atau keadaan. Jika
kita menggunakan bahasa yang non baku itu masih
disebut berbahasa.
Kesimpulan:

Psikolinguistik adalah ilmu yang mempelajari proses-proses mental yang dilalui oleh
manusia dalam rangka berbahasa. Psikolinguistik mempelajari empat topik utama, yaitu : (a)
komprehensi, (b) produksi, (c) landasan biologis serta neurologis yang membuat manusia
bisa berbahasa, dan (d) pemerolehan bahasa.

Psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada psikologi, dan
adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam linguistik. Dilanjutkan dengan adanya
kerja sama antara pakar linguistik dan pakar psikologi, dan kemudian muncullah pakar-pakar
psikolinguistik sebagai disiplin ilmu.

Anda mungkin juga menyukai