Anda di halaman 1dari 3

NAMA : BAYANUL ARIFIN AGIL

NIM : 201991200016
PRODI : MPI A
SEMESTER : 3 ( TIGA)

1.) Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan
kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan
perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah.
Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang
berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan
yang cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan. Faktor
pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan
education fuunsi atau input-output analisis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen.
Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik
sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung
pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang
kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat. Faktor ketiga,
peran serta warga sekolah khususnya guru dan pran serta masyarakat khususnya orang tua
siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Berbagai kenyataan
tidak optimalnya mutu pendidikandipengaruhi oleh banyak faktor, ternyata sedikitnya ada
tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan secara merata
yaitu : Lebih menitik beratkan input dan output dari pada proses. Sentralisasi Pendidikan.
Kurangnya Peran serta Masyarakat. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, ketiga faktor diatas harus dirubah dengan cara : Lebih menekankan Proses
dalam pendidikan. Desentralisasi pendidikan Lebih meningkatkan peran serta masyarakat
dalam pendidikan Dengan terjadinya perubahan diatas maka diharapkan mutu pendidikan
akan dapat ditingkatkan.
2.) Esensi supervisi manajerial adalah pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan
dan administrasi sekolah. Dengan demikian fokus supervisi ini ditujukan pada pelaksanaan
bidang garapan manajemen sekolah, antara lain meliputi: (a) manajemen kurikulum dan
pembelajaran, (b) kesiswaan, (c) sarana dan prasarana, (d) ketenagaan, (e) keuangan, (f)
hubungan sekolah dengan masyarakat, dan (g) layanan khusus. Secara rinci, tujuan
supervisi akademik adalah sebagai berikut ini. Membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang dicanangkan bagi murid-muridnya.
Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas akademik yang dilakukan oleh guru semakin
meningkat. Pengembangan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara
sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan
mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan
(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan
motivasi kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat. Supervisi akademik harus
secara langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola
proses pembelajaran. Inilah karakteristik esensial supervisi akademik. Sehubungan dengan
ini, janganlah diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa
diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru.
3.) Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan makna kata “memimpin”. Kata
memimpin mengandung makna yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber
yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. . Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya
seseorang yang memainkan peran sebagai pemimpin guna mempengaruhi orang lain dalam
organisasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan. Menurut Wirawan, “mempengaruhi”
adalah proses dimana orang yang mempengaruhi berusaha merubah sikap, perilaku,
nilai-nilai, norma-norma, kepercayaan, pikiran, dan tujuan orang yang dipengaruhi secara
sistematis . Berbeda dengan pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga
berlangsung alamiah dan wajar serta disebut pendidikan informal. Sebaliknya, pendidikan di
sekolah adalah pendidikan yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan dengan
aturan-aturan yang ketat, seperti harus berjenjang dan berkesinambungan, sehingga disebut
pendidikan formal. Sedangkan, pendidikan di lingkungan masyarakat tidak dipersyaratkan
berjenjang dan berkesinambungan. Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat adalah salah satu unsur pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan
yang diberikan di lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas, di masyarakatlah orang
akan meneruskanya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan dan ketrampilan yang
diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan sekolah akan dapat
berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat. Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya( fisik, sosial, dan budaya ), utamanya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat dicapai tujuan pendidikan yang optimal. Berdasarkan
kurikiulum bagi penentu kebijakan dalam hal ini pemerintah agar dalam melakukan
perubahan kebijakan tidak didasarkan pada perubahan struktural birokrasi pemerintahan
(sehingga muncul istilah ganti menteri ganti kebijakan), tetapi hendaknya perubahan
tersebut lebih didasarkan para kebutuhan sebagai hasil dari analisa terhadap
perkembangan sosial dan ilmu pengetahuan serta didasarkan pada kajian yang mendalam
tentang pendidikan itu sendiri untuk melihat lebih mendalam karakteristik kurikulum tersebut,
kelemahan-kelemahannya dan upaya mencari alternatif pengembangan ke arah kurikulum
berbasis kompetensi, sebab itu peneliti lain dapat mengembangkan kajian tentang kurikulum
terutama tentang kurikulum berbasis kompetensi yang akhir-akhir ini sudah mulai
diimplementasikan di beberapa lembaga pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum juga
harus memiliki tujuan yang jelas dan ketentuan-ketentuan yang menjadi syarat utama dalam
pengembangan kurikulum tersebut sehingga meskipun dikembangkan sedemikian rupa
tetapi tidak keluar dari koridor yang telah ditetapkan pihak pemerintahan pusat agar bisa
mencapai tujuan pendidikan nasional dengan baik. Oleh karena itu, ada beberapa pemikir
dan pemerhati pendidikan yang memberikan ide dengan membuat unsur-unsur atau
prinsip-prinsip yang bisa dijadikan acuan atau pegangan dalam pengembangan kurikulum.
4.) Sejak semester pertama lalu saya mengetahui tentang Siakad. Sudah barang tentu
dipikiran saya, siakad adalah teknologi mutakhir yang digunakan fakultas ini. Mungkin
seperti jejaring sosial buatan pihak fakultas. Saya yang anak kemarin sore di fakultas ini
berdecak kagum, karena di SMA dulu belum. Tidak sia-sia saya bersusah payah menembus
dan menjadi bagian dari civitas academica-nya. siakad disebut para admin kampus adalah
sistem administrasi penilaian dan poros dari segala jenis akademik mahasiswa dan dosen,
serta karyawan kampus. Oleh karena itu, kita dijadikan semakin mudah dalam mengakses
kepentingan akademis. Dengan tampilan portal situs yang sederhana dan tidak sulit,
pengakses hanya tinggal mengetik username dan password (diberikan ketika resmi menjadi
mahasiswa unlam) di beranda situs tanpa dipersulit dengan registrasi, yang akan langsung
membawa user pada beranda khusus. Di dalamnya terdapat: Form Kartu Rencana Studi,
Kartu Hasil Studi, dan lain-lain. Rasanya sulit membayangkan keadaan siakad hari ini. Baru
saja saya membuka kembali siakad, namun yang terjadi tidak bisa diakses. Saya berpikir
posiitif, mungkin banyak yang menggunakan SIAKAD dan kesalahan koneksi.
5.) Sarana dan prasarana yang baik sangat membantu keberhasilan mutu pendidikan.
Semakin lengkap dan dimanfaatkan secara optimal, sarana dan prasarana suatu sekolah
tentu semakin mempermudah murid dan guru untuk mencapai target secara bersama-sama.
Namun perlu diingat sarana dan prasarana yang baik harus diiringi dengan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang mumpuni (guru yang siap), karena sarana dan prasarana yang
lengkap tidak akan bermanfaat apabila guru tidak siap atau tidak mampu mengoperasikan
secara optimal. Keberadaan sarana dan prasarana yang baik menunjukan kemitraan yang
serasi antara sekolah dan masyarakat (orang tua siswa), karena tanpa dukungan
masyarakat sarana dan prasarana tidak akan terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai