Anda di halaman 1dari 3

Disusun oleh kelompok 1 :

1. RAHMAWATY AT THAHIRAH (210102001)

2. RISKI WALLI (210102009)

3. ABDUL GANI KAREPESINA (210102008)

4. LA ODE WIRANTO (210102015)

JURUSAN HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON

2021/2022
SISTEM HUKUM

1. Sistem Hukum Eropa Kontinental

Prinsip dasar dari sistem hukum Eropa Kontinental adalah hukum yang mempunyai
kekuatan mengikat, diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk undang-undang dan
tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi atau komplikasi tertentu. Nilai dasar utama dari
prinsip dasar ini adalah kepastian hukum. Dan kepastian hukum hanya dapat diwujudkan kalau
tindakan-tindakan hukum manusia di dalam pergaulan hidup diatur dengan peraturan-peraturan
hukum yang tertulis.

2. Sistem Hukum Anglo Saxon

Prinsip dasar hukum Anglo Saxon bahwa sumber hukum adalah putusan-putusan hakim
atau pengadilan (judical decisions). Melalui putusan-putusan hakim yang mewujudkan kepastian
hukum, maka kaidah-kaidah hukum dibentuk dan menjadi kaidah-kaidah yang mengikat umum.
Selain putusan hakim, juga kebiasaan-kebiasaan hakim, peraturan-peraturan dan undang-undang
tertulis diakui, walaupun kebiasaan dan peraturan-peraturan tertulis berasal dari putusan hakim.
Beda dengan sistem hukum Eropa Kontinental, sistem hukum Anglo Saxon peraturan-peraturan
dari putusan hakim tidak tersusun secara sistematikdalam hierarki tertentu.

3. Sistem Hukum Adat

Sistem hukum adat bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang timbul
berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakat. Sifat hukum adat adalah
tradisional yang didasarkan pada ajaran-ajaran leluhurnya. Hukum adat juga dapat bersumber
dari kebiasaan-kebiasaan yang mengikat mereka. Peraturan-peraturan hukum adat dapat berubah
tergantung dari pengaruh kejadian-kejadian dan keadaan hidup yang silih berganti.

4. Sistem Hukum Islam

Perlu diketahui bahwa sistem hukum islam adalah elaborasi yang bersumber dari nilai-
nilai hukum dalam Al-qur’an, Sunnah Rasulullah, dan hasil pemikiran mujtahid berdasarkan
pada perkembangan masyarakat, yang dikenal dengan fiqih. Misalnya Fikih Ibadah (Pemahaman
Hukum Rohani), Fiqih Munakahat (Pemahaman Hukum Waris), Fikih Jinayah ( Pemahaman
Hukum Pidana), Hukum Muamalah (Pemahaman Hukum Perdata), Fiqih Siyasah ( Pemahaman
Hukum Pemerintahan/Ketatanegaraan). Bahkan dengan perkembangan teknologi yang begitu
pesat muncul Fikih Kontemporer ( Pemahaman Hukum Kontemporer). Fikih kontemporer lahir
sebagai jawaban atas masalah-masalah yang timbul akibat dampak dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dimana pada fikih-fikih sebelumnya belum membicarakannya.

Anda mungkin juga menyukai