Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“ PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE “

Disusun Oleh Kelompok 4 :


Jessica Constantia
Tiara Deby Shafiyah
Adista Rani
Nurjannah Hasibuan
Dhea Putri Dinanti
Okta Anjelia Renopen
Rizka Hayu Aisyah
Bela Anjelita
Lala Paramita
Siti Hajar
Dosen pengampu:
Dara Himalaya, S.ST, M.Keb

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kehendak-Nya penyusun
dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar. Dengan ini penyusun bermaksud
memperluas pengetahuan mata kuliah KDPK dengan makalah yang berjudul “makalah
Pemenuhan Kebutuhan Personal Higiene ”. Dalam proses penyusunan materi ini, penyusun
berupaya untuk mengumpulkan bahan-bahan referensi dan diskusi ilmiah serta berbagai tulisan
dari media masa seperti internet.

Selesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,penyusun
menyampaikan terima kasih kepada Allah Yang Maha Esa.

Berbagai pihak yang telah membantu penyusun menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan
penyusun terima dengan baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 5
C. Tujuan .............................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAAN .......................................................................................................... 6

A. Konsep Dasar Personal Higiene ....................................................................................... 6


B. Tujuan Perawatan Personal Higiene ................................................................................ 8
C. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Higiene ................................................................ 8
D. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Pesonal Higiene ........................................ 9
E. Macam-Macam Pemenuhan Kebutuhan Personal Higiene .............................................. 9

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................14

A. Kesimpulan ......................................................................................................................14
B. Saran .................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Personal hygiene (kebersihan perorangan) salah satu upaya mengatasi masalah kesehatan.
Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan karena personal hygiene mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan
kesejahteraan” (Isro’in & Andarmoyo, 2012). Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko
terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan
dengan kebersihan diri yang buruk. Adanya masalah pada personal hygiene akan berdampak
pada kesehatan seseorang. Saat seseorang sakit, salah satu penyebabnya mungkin adalah
personal hygiene yang kurang. Ini harus menjadi perhatian kita bersama, sebab personal hygiene
merupakan faktor penting dalam mempertahankan derajat kesehatan individu. Sebagai contoh,
adanya perubahan pada kulit dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis.
Gangguan fisik yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan konsep diri. Sedangkan gangguan
psikologis dapat terjadi karena kondisi tersebut mungkin mengurangi keindahan penampilan dan
reaksi emosional. Personal hygiene itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan
kebiasaan. Selain itu, ada juga faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap personal hygiene
di antaranya: citra tubuh, kebudayaan, praktik sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang
terhadap kesehatan. (Isro’in & Andarmoyo, 2012)

Hal-hal yang muncul bila lansia kurang menjaga personal hygienenya diantaranya
penyakit kulit. Penampilan tidak rapi dan bau badan tidak sedap, serta kuku yang panjang dan
kotor dapat menjadi sarang kuman penyebab penyakit saluran pencernaan, pada gigi dan mulut
akan menyebabkan karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi, dan bau mulut, pada rambut terdapat
ketombe/kutu”. (dalam Wahyuni, 2013). Untuk itu, “personal hygiene menjadi penting bagi
lansia. karena personal hygiene yang baik merupakan langkah awal mewujudkan derajat
kesehatan. Selain itu, akan meminimalkan pintu masuk (portal of entry) mikroorganisme yang
ada dimana-mana, dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit” (dalam Listiyani,
2013).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar personal higiene?
2. Apa tujuan perawatan personal higiene?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi personal higiene?
4. Dampak apa saja yang sering timbul pada masalah personal higiene?
5. Apa saja macam-macam pemenuhan kebutuhan personal higiene?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar personal higiene
2. Untuk mengetahui perawatan personal higiene
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi personal higiene
4. Untuk mengetahui dampak yang sering timbul pada masalah personal higiene
5. Untuk mengetahui macam-macam pemenuhan kebutuhan personal higiene
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Personal Higiene


1. Definisi Personal Hygiene

Personal Hygiene (kebersihan diri) merupakan perawatan diri yang di lakukan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Tingkat
kebersihan diri seseorang umumnya di lihat dari penampilan yang bersih dan rapih serta upaya
yang di lakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapihan tubuhnya setiap hari
(Lyndon saputra,2013).

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata personal yang artinya
perorangan, dan hygiene berarti sehat. Dapat diartikan bahwa kebersihan perorangan atau
personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan baik fisik maupun psikisnya (Is’roin dan Andarmoyo,2012).Personal
Hygiene (kebersihan diri) merupakan kebersihan diri yang di lakukan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental. Kebersihan diri
merupakan langkah awal dalam mewujudkan kesehatan diri karena tubuh yang bersih
meminimalkan risiko seseorang terjangkit suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan
dengan kebersihan diri yang buruk (Haswita,2017) .

2. Jenis Personal Hygiene

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk (2015) terdapat beberapa jenis Personal Hygiene , yaitu:

a. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan


Personal hygiene dapat dibagi menjadi 4 (empat) :
1) Perawatan dini hari

Merupakan perawatan dari yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan
tindakan seperti persiapan dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine/feses) dan
mempersiapkan pasien melakukan sarapan.
2) Perawatan pagi hari

Perawatan yang digunakan setelah melakukan sarapan pagi, perawat melakukan


pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (mandi,bab, dan bak)sampai merapihkan
tempat tidur pasien.

3) Perawatan siang hari

Setelah makan siang melakukan pearwatan diri antara lain, mencuci piring,
membersihkan tangan dan mulut. Setelah itu, Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan
berbagai tindakan pengobatan serta membersihkan tempat tidur pasien.

4) Perawatan menjelang tidur

Perawatan yang dilakukan saat menjelang tidur agar pasien dapat beristirahat dengan
nyaman seperti, mencuci tangan, membersihkan wajah dan menyikat gigi.

b. Berdasarkan Tempat
1) Personal Hygiene pada kulit

Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari berbagai
kuman, sehingga diperlukan perawatan yang baik dan bermanfaat sebagai:

a) Mengatur keseimbangan tubuh dan membantu produksi keringat serta penguapan.


b) Sebagai indra peraba yang membantu tubuh menerima rangsangan.
c) Membantu keseimbangan cairan dan elektrolit yang mencegah pengeluaran cairan
tubuh secara berlebihan.
d) Menghasilkan minyak untuk menjaga kelembapan kulit.
e) Menghasilkan dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberian vitamin
D dari sinar ultraviolet matahari.
B. Tujuan Perawatan Personal Higiene

Ada beberapa tujuan dalam personal hygiene menurut Yuni (2015), adalah sebagai
berikut :

1) Meningkatkan derajat kesehatan


2) Memelihara kebersihan diri
3) Memperbaiki personal hygiene
4) Pencegahan penyakit
5) Meningkatkan percaya diri
6) Menciptakan keindahan

Sementara itu Tarwoto dan Wartonah (2004), menjelaskan tujuan personal hygiene
adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajad
kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun
terhadap orang lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut tujuan dari personal hygiene adalah kebersihan seseorang
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kondisi kesehatannya yang meliputi memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta
meningkatkan derajad kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri
sendiri maupun terhadap orang lain.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Personal

Menurut Ambarwati & Sunarsih (2005), dan Depkes (2000) sikap seseorang melakukan
personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain :

1) Citra tubuh (body image), penampilan umum dapat menggambarkan pentingnya hygiene
pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat seringkali berubah. Citra tubuh mempengaruhi
cara mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat pembedahan atau
penyakit fisik .
2) Praktik sosial, kelompok-kelompok sosial wadah seorang pelayan berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
3) Status sosial ekonomi, sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan.
4) Pengetahuan, pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi
praktik higiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Seseorang
juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri.
5) Kebudayaan,kepercayaan kebudayaan seseorang dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan higienis. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda, mengikuti praktik
perawatan diri yang berbeda.
6) Kebiasaan dan kondisi fisik seseorang, setiap orang memiliki keinginan individu dan
pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.

D. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Higiene

Apabila seseorang tidak merawat diri atau seseorang memiliki personal hygiene yang
kurang, maka dirinya akan dengan mudah terkena penyakit. Penyakit merupakan dampak dari
kurangnya personal hygiene pada seseorang. Berikut dampak yang sering timbul pada masalah
personal hygiene menurut Tarwoto dan Wartonah 2010 :

1) Dampak fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, serta gangguan fisik pada kuku.
2) Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. Macam-Macam Pemenuhan Kebutuhan Personal Higiene

Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan


diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal
hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia,
serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Menurut Potter dan Perry (2006) macam-macam
personal hygiene adalah :

a. Perawatan kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi,ekskresi, pengatur


temperatur, dan sensasi. Kulit memilki tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan subkutan.
Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda
dari maturasi, melindungi jaringan yang berada di bawahnya terhadap kehilangan cairan dan
cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi
penyakit. Dermis, merupakan lapisan kulit yang lebih tebal yang terdiri dari ikatan kolagen dan
serabut elastik untuk mendukung epidermis. Serabut saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat,
kelenjar sebasea, dan folikel rambut bagian yang melalui lapisan dermal. Kelenjar sebasea
mengeluarkan sebum, minyak, cairan odor, kedalam folikel rambut. Sebum meminyaki kulit dan
rambut untuk menjaga agar tetap lemas dan liat. Lapisan Subkutan terdiri dari pembuluh darah,
saraf, limfe, dan jaringan penyambung halus yang terisi dengan sel-sel lemak. Jaringan lemak
berfungsi sebagai insulator panas bagi tubuh. Kulit berfungsi sebagai pertukaran oksigen, nutrisi,
dan cairan dengan pembuluh darah yang berada dibawahnya, mensintesa sel baru, dan
mengeliminasi sel mati, sel yang tidak berfungsi. Sirkulasi yang adekuat penting untuk
memelihara kehidupan sel. Kulit sering kali merefleksikan perubahan pada kondisi fisik dengan
perubahan pada warna, ketebalan, tekstur, turgor, temperatur. Selama kulit masih utuh dan sehat,
fungsi fisiologisnya masih optimal.

b. Mandi

Mandi adalah bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat dikategorikan sebagai
pembersihan atau terapeutik. Mandi di tempat tidur yang lengkap diperlukan bagi individu
dengan ketergantungan total dan memerlukan personal hygiene total. Keluasan mandi individu
dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan
kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan. Individu yang bergantung dalam kebutuhan
hygienenya sebagian atau individu yang terbaring di tempat tidur dengan kecukupan diri yang
tidak mampu mencapai semua bagian badan memperoleh mandi sebagian di tempat tidur.
Pada lansia, mandi biasanya dilakukan dua kali sehari atau lebih sesuai selera dengan air
dingin atau air hangat. Diusahakan agar satu kali mandi tidak dibawah pancuran atau
konsensional, tetapi merendam diri di bak mandi yang akan memberi kenikmatan, relaksasi dan
menambah tenaga serta kebugaran tubuh. Penting juga membersihkan alat kelamin dan kulit
antara dubur dan alat kelamin (perineum). Gosokan dimulai dari sisi alat kelamin kea rah dubur.
Bagi wanita, puting payudara jangan lupa dibersihkan dan kemudian dikeringkan. Setelah selesai
mandi keringkan badan, termasuk rongga telinga, lipatan-lipatan kulit dan celah-celah jari kaki
untuk menghindarkan timbulnya infeksi jamur, juga pada semua lipatan- lipatan kulit lainnya
(Setiabudhi, 2002).

c. Perawatan Mulut

Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir.
Menggosok membersihkan gigi dari partikel-partikel makanan, plak, dan bakteri, memasase gusi,
dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Beberapa penyakit yang muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies,
radang gusi, dan sariawan. Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan.

Golongan lansia sering mengalami tanggalnya gigi geligi. Salah satu sebab adalah karena
proses penuaan dan penyebab lain yang lebih sering adalah kurang baiknya perawatan gigi dan
mulut. Osteoporosis dan periodontitis pada lansia menyebabkan akar gigi agak longgar dan
dicelah-celah ini sering tersangkut sisa makanan. Inilah penyebab terjadinya peradangan. Karies
timbul antara lain akibat fermentasi sisa makanan yang menempel pada gigi oleh kuman yang
lambat laun mengakibatkan lobang pada enamel gigi dan bila tidak ditambal akan menyebabkan
radang dan kematian syaraf gigi karena infeksi. Setelah konsumsi makanan dan minuman yang
bersifat asam, gigi perlu dibersihkan yaitu kumur-kumur dengan air. Maka penting untuk
menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan sangatlah dianjurkan untuk berkumur-
kumur atau menggosok gigi setiap kali selepas makan (Setiabudhi, 2002). Perawatan mata,
hidung dan telinga Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk
membersihkan mata, hidung, dan telinga selama individu mandi. Secara normal tidak ada
perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air
mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata.
Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun, telinga yang serumen terlalu
banyak telinganya perlu dibersihlkan baik mandiri atau dibantu oleh keluarga. Hygiene telinga
mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul pada kanal
telinga luar, maka akan mengganggu konduksi suara. Hidung berfungsi sebagai indera
penciuman, memantau temperatur dan kelembapan udara yang dihirup, serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan.

d. Perawatan rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan
perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk
memelihara perawatan rambut sehari-hari. Menyikat, menyisir dan bershampo adalah cara-cara
dasar higienis perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan
umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit
tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian
dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan
status kesehatan diri dapat diidentifikasi.

Kerontokan rambut sering terjadi pada lansia. Jumlah rambut rata- rata adalah lebih
100.000 helai, 80% bersifat aktif tumbuh dan sisanya 20% berada dalam stadium tidak aktif.
Rambut membutuhkan perawatan yang baik dan teratur, terutama pada wanita. Agar tidak
mengalami banyak kerontokan, antara lain karena kurangnya sanitasi atau adanya infeksi jamur
yang lazim disebut ketombe. Rata-rata 50- 100 helai rambut dapat rontok dalam masa sehari.
Oleh itu rambut sebaik-baiknya perlu dicuci dengan shampo yang mengandung anti ketombe
yang cocok. Cuci rambut sebaiknya dilakukan tiap 2 atau 3 hari dan minimal sekali seminggu
(Setiabudhi, 2002).

e. Perawatan kaki dan kuku

Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untukmencegah infeksi, bau, dan
cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai
terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan
personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab
itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama
mandi atau pada waktu yang terpisah.

Ada lansia, proses penuaan memberi perubahan pada kuku yaitu pertumbuhan kuku
menjadi lebih lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah
karena agak keropos. Warnanya bisa berubah menjadi kuning atau opaque. Kuku bisa menjadi
lembek terutama kuku kaki akan menjadi lebih tebal dan kaku serta sering ujung kuku kiri dan
kanan menusuk masuk ke jaringan disekitarnya (ungus incarnates). Pengguntingan dilakukan
setelah kuku direndam dalam air hangat selama 5-10 menit karena pemanasan membuat kuku
menjadi lembek dan mudah digunting (Setiabudhi, 2002).Perawatan genitalia merupakan bagian
dari mandi lengkap. Seseorang yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah yang
beresiko terbesar memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan perawatan diri
dapat dibantu keluarga untuk melakukan personal hygiene.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi dari makalah yang kami susun didapatkan arti dari personal hygiene,Personal
hygiene berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat.Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan
dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri. Macam personal hygiene adalah perawatan
yang mencakup seluruh bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari,
menjelang tidur, dan dini hari.

B. Saran

Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Pemenuhan Kebutuhan Personal


Higiene sehingga masih diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah maupun
pembuatan tugas.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.stikesperintis.ac.id/503/1/45%20MUHIBRATA%20JEFRI%20MARDHAN.pdf

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/348/3/BAB%20II.pdf

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.mercubuana-
yogya.ac.id/4118/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwjMoZWFtYfzAhX76XMBHfzjCLcQFnoECAQQBg&usg=AOvV
aw1qRob2vTGzbiHKpOam-vkg

https://text-id.123dok.com/document/6zkeov8zx-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-personal-
hygiene-dampak-yang-sering-timbul-pada-masalah-personal-hygiene.html

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-hidayatulf-6572-3-babiis-h.pdf

Anda mungkin juga menyukai