PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu yang amat penting dalam melakukan aktifitas
yang mencakup fisik, mental, dan sosial. Selain itu dalam kehidupan kita, hal itu
ditunjukan dalam aktivita kita sehari-hari tanpa sehat kita tidak akan bisa
melakukan aktivitas. Selain itu dengan keadaan sehat kita bisa melaksanakan
Orang dikatakan tidak sehat itu apabila adanya suatu gangguan yang dirasakan
terhadap gerak dan fungsi tubuh. Salah satunya yang terjadi gangguan adalah pada
kaki dimana pada kaki dan pergelangan kaki merupakan penyanggah kuat badan
yang dinamis untuk melakukan gerak yang fungsional. Tetpi jika kaki kita
mngelami masalah hal tersebut dapat mengganggu kualitas kita dalam beraktivitas
dan berjalan dalam keseharian. Salah satu gangguanya adalalah Plantar Fasciitis.
Plantar Fasciitis adalah suatu peradangan pada plantar fascia. Pita tebal
Plantar fascia adalah jaringan serat pita tebal aponeurosis yang menempel dari
1
membantu mendukung lengkungan padakaki. Selama peregangan berlangsung ada
tarikan yang berulangdalam jangka waktu lama sehingga menurunkan rasa sakit
peradangan.
penyebab paling umum munculnya nyeri pada bagian tumit bawah. Diperkirakan
bahwa 11%-15% dari semua keluhan kaki yang membutuhkan perawatan medis
Data yang didapat dari National Health and Wellness Survey pada tahun 2013
bahwa prevalensi plantar fasciitis pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan
laki-laki, pada rentang usia 45-64 tahun didapatkan data 1,19% keluhan plantar
fasciitisdialami oleh wanita dan 0,47% pada laki-laki. Prevalensi angka kejadian
plantar fasciitis dilaporkan pada angka 8% sampai dengan 15% pada kategori
ankle and foot injury. Survey di Amerika Serikat menyebu tkan setiap tahun 2 juta
plantar fasciitis dimana keluhan mereka adalah nyeri yang memburuk saat
pertama kali berjalan pada pagi hari dan setelah duduk dalam jangka waktu yang
panjang. Pada umumnya nyeri tidak menjalar dan tidak berhubungan dengan
2
untuk menopang bagian bawah kaki, menggunakan sol sepatu khusus (orthotic)
Fisioterapi baik secara manual ataupun dengan penggunaan alat guna dapat di
aplikasikan pada pasient salah satu penanganannya bisa di aplikasikan pada kasus
plantar fasciitis. Beberapa modalitas yang dapat diberikan untuk penurunan nyeri
adalah Infra Red, Ultrasound, terapi latihan dan lainnya. Namun penulis memilih
sirkulasi darah dan akan mengurangi tekanan peradangan pada plantar fascia
latihan. Terapi latihan merupakan suatu teknik yang digunakan fisioterapi untuk
gerak tubuh baik secara aktif maupunpasif untuk memelihara dan memperbaiki
3
dariterapi latihan adalah meningkatkan aktifitas penderita danmeningkatkan
sebagai berikut :
plantar facitis.
4
BAB 11
TINJAUAN PUSTAKA
Plantar Fasciitis adalah suatu peradangan pada plantar fascia. Pita tebal
fascia ini terletak di permukaan plantar kaki, terletak pada calcaneus dan
calcaneus.
Plantar fascia adalah jaringan serat pita tebal aponeurosis yang menempel
dari tumit ke jari-jari kaki yang berasal pada medial calcanealis tuberkulum,
berlangsung ada tarikan yang berulang dalam jangka waktu lama sehingga
Lengkungan karena bentuk kaki, alas kaki yang tidak mendukung atau
5
peningkatan aktivitas, menekan fascia, menyebabkan perubahan pada
tarikan dari plantar fascia terkait dengan lengkungan yang berlebihan saat
penurunan diduga menyebabkan rasa sakit yang kronis dan peradangan pada
dan penekanan pada plantar fascia. Kelemahan dari otot-otot intrinsik kakidan
yang utama yaitu otot tibialis posterior pada tumit, penambahanberat badan
fascia mudah mengalami cedera. Aktifitas seperti berdiri atau berjalan yang
plantar fascia. Deformitas seperti pes cavus atau pes planus menimbulkan
6
plantar fascia. Berat badan yang berlebihan akan memberikan bebanyang
besar pada kaki terutama daerah tumit yang menerima persentase tekanan
2.2.1 Tulang
tulang tarsal pada pergelangan kaki yang membentuk struktur kaki. Yang
pada tangan. Dikarenakan menumpu beban yang besar maka bentuk dan
tulang tarsal, 5 tulang meta tarsal dan 14 tulang phalang yang menopang
7
2.2.2 Sendi
dimana kaki tengah dan depan berputar sebagai satu kesatuan pada kaki
dan 3) sendi lain pada kaki, yang memungkinkan platform pedal (kaki)
fibrosa ditambah topangan dinamis yang diberikan oleh otot intrinsik kaki
8
2.2.3 Otot
condyle) flekxi
2 Saleus Fibula (caput fibulae) Tendon calcaneus Gerak yang
flexi
3 Tibialis Anterior Tibialis Anterior Cuniform 1, Gerak yang
metatarsal 1 ditimbulkan
yaitu
dorsoflexi dan
inversi
4 Peroneus Longus Condylus lateral Metatarsal Gerak yang
ditimbulkan
yaitu
plantarflexi,
dosrsoflexi
daneversi
5 Peroneus Brevis Gerakan
dorsofleki
9
6 Extensor digitorum Ventral fibula, prox 4 tendonphalanx Gerakan
membraninterossea kaki 1
Secara anatomi struktur ligament dari sendi ankle adalah sebagai berikut :
dan calcaneus.
dan navicular.
10
Gambar 2.2 Ligament Sendi Ankle
2.2.5 Saraf
dan n. saphenus.
faktor tersebut antara lain yaitu faktor anatomi, faktor biomekanik, dan faktor
lingkungan. Contoh pada faktor anatomi termasuk arcus yang rendah atau pes
planus, arcus yang tinggi atau pes cavus, dan tekanan tubuh yang berlebih
11
Secara aktual patofisiologi dari plantar fasciistis berawal dari stress yang
otot-otot gastroc atau saleus. Lemah dari otot-otot instrunsik kaki dan yang
utama yaitu m.tibialis posterior pada ankle, penambahan berat badan atau
kaki, seperti : pes cavus dan flat foot. Hal tersebut akan mngekibatkan tarikan
pada fascia sehingga terjadi kerobekan dan timbul iritasi pada fascia
plantarisnya.
klasifikasi bagian dari tumit yang terasa nyeri yaitu penyakit pada calcaneus
fasciitis yaitu:
fasciasisi medial.
laseaa plantaris.
12
1. Obesitas menyebabkan penumpuan berat beban yang besar pada
berlebihan.
fascia plantaris.
Selain faktor di atas juga terdapat faktor berupa bentuk telapak kaki. Kaki
pes cavum memiliki tekanan yang berlebih pada fascia plantaris selama heel
penekananpada fascia selama midstanceke terminal stance dan juga pada saat toe
off.
Sedangkan bentuk pada kaki flat foot atau pronated flat dapat
plantaris dalam aktifitassaat menumpu berat badan ketika berdiri atau berjalan.
Bentuk kaki flat foot disebabkan otot-otot intrinsik plantaris tidak memadai yang
collaps. Bila hal ini teijadi, maka talus pronasi dan dapat tergeser ke medialis dari
calcaneus, Pada akhirnya dapat merubah bentuk susunan ossa tarsi yang terlibat
13
2.6 Tanda dan Gejala
fasciitis plantaris adalah nyeri tajam dibagian dalam telapak kaki di daerah
tumit. Nyeri tumit yang cenderung bertambah buruk pada beberapa langkah
pertama setelah bangun tidur, pada saat naik tangga atau pada saat jinjit, nyeri
tumit setelah berdiri lama kemudian bangkit dan berjalan. Area nyeri terdapat
di bagian medial atau lateral calcaneus atau dibagian lunak dari apponeurosis
yang biasanya bertambah buruk pada pagi hari karena fascia mengencang
saat, nyeri yang disebabkan oleh plantar fasciitis ini biasanya berkurang,
tetapi mungkin akan terasa nyeri kembali setelah berdiri beberapa lama atau
2.7 Pemeriksaan
pasien mengeluhkan ada nya nyeri dibagian medial atau lateral tumit. Setelah
itu dilakukan pemeriksaan fisik berupa tes cepat, positif nyeri gerak saat
gerakkan dorsal fleksi ankle. Dalam inspeksi dinamis diperoleh antalgic gait.
Tes khusus berupa stretch test dilakukan pada posisi dorsal fleksi ankle,
dan hasil didapat nyeri regang pada fascia plantaris. Palpasi dilakukan
didaerah fascia plantaris diperoleh titik nyeri tekan pada sisi medial atau
14
2.8 Nyeri
dalam, terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah suatu sensasi, nyeri
Banyak institusi sekarang menyebutnyeri sebagai tanda vital kelima (fifth vital
dan tekanan darah. Milton mengatakan “Pain is perfect miserie, the worst /of
evil. And excessive, overture / All patience”. Sudah menjadi kewajaran bahwa
manusia sejak awal berupaya sedemikian untuk mengerti tentang nyeri dan
mencoba mengatasinya.
nyeri :
15
korelasi postif antara kuatnya stimulasi dan persepsi nyeri.
yang dialami.
1. Transduksi
nosiseptif. Ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat dalam proses ini, yaitu
16
serabut A-beta, A-delta, dan C. Serabut yang berespon secara maksimal
nyeri, atau nosiseptor. Serabut ini adalah A-delta dan C. Silent nociceptor,
juga terlibat dalam proses transduksi, merupakan serabut saraf aferen yang
inflamasi
2. Transmisi
aktif dari sinyal elektrik dan kimiawi. Aksonnya berakhir di kornu dorsalis
spinal.
3. Modulasi
related neural signals). Proses ini terutama terjadi di kornu dorsalis medula
opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat ditemukan di kornu dorsalis.
frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya ke otak tengah (midbrain) dan
4. Persepsi
17
Persepsi nyeri adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi
organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh
yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam
kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secaara potensial
reseptor nyeri (nociseptor) ada yang bermiyelin dan ada juga yang tidak
Pengaturan nyeri pada tingkat saraf perifer, yaitu berupa sensasi yang
dihantarkan oleh serabut saraf nyeri yaitu serabut Aδ dan C. Rangsangan nyeri
ini bisa timbul akibat adanya gangguan metabolik dan penjepitan pada
iritasi pada jaringan lunak disisi tempat perlekatan plantar aponeurosis yang
letaknya dibawah tuberositas calcaneus. Pada kondisi ini akan terjadi iritasi
jaringan lunak pada kaki maka apabila teriritasi akan menimbulkan kerusakan
Adanya penekanan dan gaya regang yang konstan dan berulang menyebabkan
fascia mengalami iritasi pada tendon periosteal atau kerobekan pada tempat
18
perlekatannya sehingga timbul inflamasi. Inflamasi dapat dikatakan
afferen bermyelin tipis (serabut saraf A delta dan tipe C). Impuls tersebut
cornudorsalis medula spinalis dan dikirim ke level SSP yang lebih tinggi
melalui traktus spinothalamicus. Pada level SSP yang lebih tinggi (corteks
2.9.1 Ultrasound
1. Definisi Ultrasound
Terapi ultrasound (US) adalah salah satu jenis terapi dalam bidang
didengar oleh telinga manusia yaitu dengan frekuensi >20.000 kali per
dibagi menjadi:
19
b. Audiosonik (20-20,000 Hz)
masuk kedalam tubuh, maka akan terjadi efek termal dan mekanik
20
padajaringan berupa degranulasi sel mast, peningkatan kadar
selama kurang lebih 3-5 menit, tergantung dari luas area yang
Indikasi
21
6. Trauma pada sendi dan jaringan lunak sekitar sendi.
Syndrome (CTS).
secara pasti.
Kontraindikasinya meliputi:
2. Kehamilan.
cement atau sering disebut joint cement pada daerah sendi sebagai
organ reproduktif.
22
7. Pada penderita pasca operasi saraf tulang belakang atau HNP
pada fascia sehingga zat-zat iritan penyebab nyeri dapat terangkut dan
mungkin.
23
ultrasound pada terapi Ultrasound Phonophoresis, kemudian mulai
bawah ini :
3. Bila efek panas yang kita inginkan untuk tujuan terapi, lebih baik
kondisinya.
di jaringan.
ini.
24
setiap hari.Kondisi aktualitas rendah (kronis) diterapi 2 sampai 3 kali
perminggu.
beraktifitas normal.
a. Mengurangi nyerib.
panjang otot.
25
Tehnik terapi latihan yang digunakan dalam hal menurunkan rasa nyeri
Calf Raises. . latihan ini akan meregangkan tumit. Tahan posisi ini selama
satu otot betis yang disebut gastrocnemius tersebut. Posisi berdiri tepat
menghadap dinding yang kokoh, berdiri sekitar dua sampai dengan tiga
satu kaki yang mengalami nyeri tungkai bawah dibelakang dan yang
lainnya didepan seperti posisi kuda-kuda. Luruskan lutut (pada kaki yang
26
Gambar 2.9 walk streches
Duduklah di lantai atau di tempat tidur dan lutut tetap lurus. Lipat
dimana bagian tengah handuk ditelapak kaki dan bagia ujung kanan serta
27
3. Latihan Calf Raises
otot. Selain itu latihan calf raises juga mengaktivasi propioceptif. Latihan
Gerakan calf raises terdiri dari gerakan plantar fleksi dan dorso fleksi.
Pada saat melakukan gerakan calf raises, otot-otot ankleyang bekerja adalah
28
gerakan dorso fleksi ankle pada peregangan maksimal adalah m.Tibialis anterior.
Sedangkan otot yang menstabilisasi pada gerakan plantar fleksi anklepada saat
b. Siapkan blok kayu atau gunakan anak tangga sebai tempat untuk
yang dianggap paling efisien yang telah digunakan dalam penelitian dan
29
diberikan angka 0-10 yang masing-masing nomor dapat menunjukkan
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
30
2.11 Kerangka Berfikir
Plantar Fasciitis
Nyeri
Terapi latihan(wall
Ultrasound
strech, towel stretch,
- Untuk mengurangi calf raises)
nyeri
- Untuk mengurangi
nyeri
Penurunan nyeri
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan pada kasus ini adalah studi kasus.
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset
mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus
akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan
dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk
32
menyerupai NRS yang cara penyajiannya diberikan angka 0-10 yang
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
dalam sampel terdapat kriteria sampel dibagi menjadi dua yaitu : kriteria
1) Kriteria Inklusi
1. Responden menderita nyeri pada area plantar fascia yang telah dipilih
Stretch test.
terapi.
kali.
2) Kriteria Enklusi
33
2.Nyeri yang disertai dengan penyakit lain pada telapak kaki misal
Calf Raises).
data primer dan data sekunder. Adapun pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Anamnesis
34
orang paling dekat dengan pasien (Hetero anamnesis) tentang keadaan
pasien.
1) Anamnesis Umum
2) Anamnesis Khusus
3) Anamnesis Sistem
2. Kardiovaskuler
3. Respirasi
4. Gastrointestinalis
5. Urogenitalis
6. Nervorum
7. Musculoskeletal
2. PemeriksaanFisik
35
2. Inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat dan mengamati.
umum pasien, dengan cara melihat dan mengamati fisik pasien baik.
otot, ada tidaknya spasme, ada tidaknya kontraktur otot, nyeri tekan,
1. Gerak Aktif
dilakukan oleh pasien sendiri tanpa ada bantuan dari terapis. Dari
2. Gerak Pasif
gerakan yang dilakukan oleh pasien untuk melihat kelainan pada otot
36
1) Kognitif cara pemeriksaan pengetahuan pasien yang
rendah.
dan keluarga
– hari.
1) Strecth test
2) Nyeri
37
Diagnosa ditegakkan dari pemeriksaan dan evaluasi dan
1. Studi Dokumentasi
2. Studi Pustaka
dipecahkan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, G.A. Lareau, C.R. Mukand, J.A. 2012. Diagnosis and Management of
Heel and Plantar Foot Pain Vol. 95 No.4, tahun 2012.
Harsanti, Susi. 2014. “Efektifitas Terapi Masase dan Terapi Latihan Pembebanan
dalam Meningkatkan Range of Movement Pasca Cedera Ankle Ringan”.
MEDIKORA. Volume 13. Nomor 1
39
Yantika, Nindi dan Indra, Syahmirza. 2009. “ Perbedaan Pengaruh Pemberian
MWD, US, Latihan Eksentrik Quadriceps dengan MWD, US, Latihan
Statik Isometrik Quadriceps terhadap Peningkatan Kekuatan Otot
Quadriceps pada Tendinitis Patelaris “. Jurnal Fisioterapi. Volume 9.
Nomor 2
Dewi, Dina. 2009. “Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas dalam terhadap Penurunan
40
Bimaariotejo, 2008. Gambar Latihan Peregangan dengan Counter Top. Available
from:file:///H:/PLANTAR%20FASCITIS%20%C2%AB%20
Bimaariotejo%27s%20Blog.htmdiakses tanggal 30 Mei 2021.
41
LAMPIRAN A
Panitia ujian
(IntanHarared,S.Ft)
42
LAMPIRA B
NIM : 18803017
Jurusan : Fisioterapi
Peneliti
(Wahyuni Lestari)
43
44