02
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014
Email : iqbalnash@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRACT
*
Makalah ini merupakan ringkasan dari Tugas Akhir yang disusun oleh penulis pertama dengan
pembimbingan penulis kedua dan ketiga. Makalah ini merupakan draft awal dan akan
disempurnakan oleh para penulis untuk disajikan pada seminar nasional dan/atau jurnal nasional.
Reka Integra - 121
Nashrulhaq, dkk.
1. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar
Elevator adalah alat transportasi yang digunakan untuk memindahkan orang-orang secara
vertikal antar lantai-lantai pada suatu bangunan. Sistem antrean elevator akan membentuk
suatu antrean jika terdapat satu atau beberapa penumpang yang belum dapat dilayani oleh
elevator. Permasalahan mengenai antrean dapat diselesaikan dengan menambah jumlah
elevator jika pemilik gedung bersedia berinvestasi. Antrean akan berkurang dan pengguna
tidak harus menunggu lama. Namun sebagai penyedia elevator, jika menambah unit elevator
dapat memunculkan pertanyaan baru yaitu apakah investasi tersebut sebanding dengan
besarnya utilisasi elevator yang diharapkan.
Telah ada usaha memodelkan sistem antrean elevator pada contoh aplikasi perangkat lunak
Arena (Rockwell Automation, 2012), tetapi terdapat keterbatasan yaitu model hanya terdiri
dari sistem satu elevator dengan satu antrean dan empat lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengembangan model simulasi yang dapat memodelkan elevator yang lebih dari satu unit
serta jumlah lantai yang lebih banyak.
Makalah ini menyajikan hasil penelitian mengenai model simulasi untuk menganalisis sistem
antrean elevator. Analisis tersebut berupa ekspektasi waktu pengguna menunggu elevator,
ekspektasi panjang antrean ketika menunggu elevator, dan ekspektasi tingkat utilisasi setiap
elevator.
2. STUDI LITERATUR
2.1 Sistem
Sebuah sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari entitas, seperti manusia atau mesin, yang
saling berinteraksi satu sama lain sehingga menghasilkasn suatu logika tertentu (Kelton et
al., 2007). Sistem dikategorikan menjadi dua tipe, yaitu diskrit dan kontinu. Sistem diskrit
terjadi ketika salah satu keadaan variabel berubah seketika dalam poin waktu tertentu.
Sistem kontinu terjadi ketika salah satu keadaan variabel berubah secara terus menerus
terhadap perubahan waktu.
Model didefinisikan sebagai suatu perwakilan atau abstraksi dari sebuah objek atau situasi
aktual (Daellenbach, 1994). Model dapat diklasifikasikan menjadi model ikonik, analog dan
simbolik. Model ikonik adalah mempresentasikan suatu sistem atau benda menjadi suatu
objek model yang wujudnya menyerupai sistem tersebut. Model analog adalah model yang
mampu mempresentasikan sifat suatu sistem menjadi lebih sederhana. Model simbolik atau
model matematis adalah representasi secara abstrak dari suatu sistem.
Model matematis atau simbolik memiliki dua tipe tujuan, yaitu deskriptif dan preskriptif
(normatif). Model deskriptif merupakan model yang menggambarkan suatu sistem.
Sedangkan model preskriptif merupakan model yang didekatkan dengan metode optimisasi
ataupun heuristik ataupun metode lainnya sehingga menghasilkan model yang optimal.
Simulasi merupakan tiruan proses operasi dari sebuah kondisi nyata atau sistem dari waktu
ke waktu (Bankset al, 2004). Simulasi digunakan untuk menggambarkan dan menganalisa
perilaku dari sebuah sistem, menanyakan pertanyaan bagaimana jika (“what if”) tentang
sistem nyata, dan membantu dalam proses design of real systems. Simulasi mengacu pada
kumpulan metode yang luas dan aplikasi dari pencitraan tingkah laku dari sistem yang
sesungguhnya.Model simulasi adalah alternatif yang tepat dalam menggambarkan suatu
sistem yang kompleks, terutama ketika model matematik analitik sulit dilakukan (Law, 2007).
Discrete event simulation adalah suatu jenis simulasi yang sistemnya berkembang dari waktu
ke waktu oleh representasi dimana status variabel berubah seketika pada titik-titik yang
terpisah dalam waktu. Titik waktu tersebut merupakan suatu peristiwa yang terjadi, dimana
peristiwa yang terjadi didefinisikan sebagai suatu kejadian yang dapat mengubah keadaan
dalam sistem.
3. METODOLOGI PENELITIAN
4. PENGEMBANGAN MODEL
Sebuah sistem antrean terdapat dua entitas yang saling berhubungan untuk mencapai suatu
tujuan, entitas tersebut terdiri dari penumpang dan elevator. Penumpang yang akan
menggunakan elevator dihadapkan pada dua pilihan, pertama yaitu langsung masuk, dan
kedua yaitu penumpang menunggu. Peluang penumpang menunggu elevator akan besar jika
jumlah lantai sangat banyak karena perjalanan elevator lebih lama. Akibatnya menghasilkan
satu kejadian yaitu terbentuknya satu antrean.Elevator akan melayani setiap penumpang
yang memasuki sistem dan berada dalam antrean.
Dalam penelitian ini, kedatangan pelanggan di setiap lantai dianggap independen (saling
bebas). Maksudnya adalah kedatang pelanggan di setiap lantai dibangkitkan secara sendiri-
sendiri. Kapasitas elevator dalam penelitian ini dinyatakan dalam banyak penumpang
maksimum yang bisa diangkut.
Sebagai langkah awal, model simulasi yang dikembangkan adalah model untuk sistem yang
terdiri dari 2 elevator dengan 4 lantai. Model tersebut selanjutnya disebut dengan “Model
Dasar”. Konsep model dasar yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 1.
SUBMODEL
SUBMODEL PENUMPANG SUBMODEL PENUMPANG
MEMILIH
MASUK ELEVATOR 1 ATAU MASUK ELEVATOR 2 ATAU
ANTREAN
ELEVATOR 1 BERHENTI ELEVATOR 2 BERHENTI
ELEVATOR
SUBMODEL SUBMODEL
PENUMPANG PENUMPANG MASUK
MASUK ELEVATOR 1 ELEVATOR 2
KETERANGAN PANAH
JALUR YANG DILALUI PENUMPANG
JALUR YANG DILALUI ELEVATOR
JALUR YANG DILALUI ELEVATOR (HANYA DILEWATI SEKALI)
Pengembangan model ini merupakan hasil imlementasi dari pengembangan konsep model
pada perangkat lunak Arena (Rockwell Automation, 2012). Model dikembangkan dari acuan
contoh model pada perangkat lunak Arena. Setiap submodel yang terlihat pada Gambar 1,
kerangka konsep model, akan dirinci menjadi suatu model flowchart Arena. Sebagai contoh,
logika untuk membangkitkan penumpang untuk keempat lantai. Skema submodel
membangkitan penumpang dapat dilihat pada Gambar 2.
Membangkitkan
Kedatangan Menentukan
Penumpang Lantai Tujuan dari Lantai
4 4
0
Membangkitkan
Kedatangan Menentukan
Penumpang Lantai Tujuan dari Lantai
3 3 Submodel Memilih
0
Antrean Elevator
Membangkitkan
Kedatangan Menentukan
Penumpang Lantai Tujuan dari Lantai
2 2
0
Membangkitkan
Kedatangan Menentukan
Penumpang Lantai Tujuan dari Lantai
1 1
0
Gambar 2. Submodel Membangkitkan Kedatangan Penumpang
Pembangkitan dilakukan pada setiap lantai dengan input interval waktu antar kedatangan
penumpang yang berdistribusi eksponensial. Setiap penumpang yang masuk sistem akan
diberikan atribut berupa lantai mana yang menjadi tujuan. Contoh logika yang
dikembangkan lainnya adalah pemilihan antrean antara elevator-1 dengan elevator-2. Skema
submodel memilih antrean elevator dapat dilihat pada Gambar 3.
Submodel Submodel
Membangkitkan Penumpang
Kedatangan Masuk
Penumpang Salah Satu
Elevator
Logika pemilihan antrean elevator adalah bagian ketika penumpang harus menentukan
elevator mana yang harus dipilih. Penentuan tersebut terjadi ketika penumpang akan masuk
elevator yang harus searah dengan arah perjalanan elevator. Selain itu, penumpang akan
memilih antrean berdasarkan kapasitas yang tersedia pada elevator.
Penjelasan model dasar secara lengkap dalam bentuk modul flowchart dan modul data Arena
dapat dilihat di Nashrulhaq (2013).
Verifikasi bertujuan untuk memeriksa apakah model simulasi konseptual (diagram alur dan
asumsi) yang dibuat telah berhasil diterjemahkan sesuai dengan logika yang direncanakan
oleh pemodel (Law, 2007). Salah satu cara adalah dengan menjalankan simulasi secara
breakpoint&step-by-step, kemudian memeriksa nilai-nilai pada variabel simulasi dan
memeriksa animasi model. Animasi model dasar dapat dilihat pada Gambar 4.
Selain dengan cara breakpoint, step-by-step, dan melihat animasi, verifikasi dapat dilakukan
dengan membandingkan perhitungan manual. Perhitungan manual dilakukan untuk mencari
nilai ukuran performansi dari rata-rata waktu tunggu, rata-rata panjang antrean, dan utilisasi
elevator. Tabel 1 adalah hasil perhitungan ukuran performansi yang dilakukan secara manual
dan oleh perangkat lunak Arena. Dari Tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa model simulasi
telah terverifikasi dibandingkan dengan perhitungan manual. Untuk mempermudah
perhitungan manual, maka model simulasi sistem antrean elevator diatur menjadi:
Kedatangan penumpang hanya 1 dari lantai 4.
Tujuan penumpang adalah lantai 1.
Posisi elevator berada di lantai 1.
Simulasi dijalankan selama 10 menit.
Pengujian pertama adalah pengujian perubahan parameter pada model dasar dengan tujuan
melihat kelogisan output yang dihasilkan model. Perubahan input parameter dilakukan dalam
empat scenario seperti terlihat pada Tabel 2.
Gambar 5. Diagram Rata-Rata Waktu Antar Kedatangan v.s. Rata-Rata Waktu Tunggu
Gambar 6. Diagram Rata-Rata Waktu Antar Kedatangan v.s. Rata-Rata Panjang Antrean
Gambar 7. Diagram Rata-Rata Waktu Antar Kedatangan v.s. Rata-Rata Utilisasi Elevator
Berdasarkan output yang dihasilkan dapat ditarik kesimpulan mengenai kelogisan output
yang dihasilkan model. Hubungan keterkaitan antara selang waktu antar kedatangan
penumpang yang berdistribusi eksponensial dengan besarnya ketiga ukuran performansi
adalah berbanding terbalik. Jika selang waktu antar kedatangan naik maka rata-rata waktu
tunggu, rata-rata panjangan antrean, dan utilisasi elevator akan turun.
Pengujian kedua adalah pengujian kemampukembangan model dasar dengan tujuan model.
Bagian ini berfungsi untuk menguji apakah ‘Model Dasar’ yang telah dibuat dapat diekstensi
(dikembangkan lagi) dari segi jumlah elevator dan jumlah lantai. Proses ekstensi dibagi
menjadi 3 tahap, yang terdiri dari:
Tahap I. Penambahan Jumlah Lantai
Misalkan model dasar yang lantainya berjumlah 4 akan ditambah menjadi 6
lantai.
Tahap II. Penambahan Jumlah Elevator
Misalkan model dasar yang elevatornya berjumlah 2 akan ditambah menjadi
3elevator.
Tahap III. Pelayanan ElevatorYang Tidak Identik (Setiap Elevatortidak melayani
lantai yang sama)
Misalkan model dasar akan dibuat menjadi tiga elevator dan delapan lantai.
Elevator-1 akan melayani lantai 1 hingga 4, elevator-2 melayani seluruh lantai,
dan elevator-3 melayani lantai 5 hingga 8.
Model simulasi hasil pengujian kemampukembangan telah berhasil dilakukan, sebagai bukti
disajikan pada Gambar 8 yang merupakan animasi dari model tahap II. Pada Gambar 8
terbukti bahwa model dasar yang pada awalnya memiliki 2 elevator diekstensi menjadi 3
elevator dengan jumlah lantai diekstensi menjadi 6 lantai.
5.2 Analisis
Model yang dikembangkan telah teruji karena berhasil dalam uji kelogisan dan
kemampukembangannya. Langkah selanjutnya adalah membuat contoh penggunaan model
untuk membandingkan dua buah alternatif rancangan sistem. Contoh kasusnya adalah
membandingkan alternatif kondisi sistem 2-elevator dengan sistem 3-elevator untuk
melayani gedung yang sama. Tabel 3 merupakan hasil pengujian menggunakan analisis
berpasangan 2-elevator dibandingkan dengan 3-elevator. Contoh penerapan lain yang
dilakukan misalnya membandingkan alternatif desain 2-elevator dengan kapasitas masing-
masing 15 orang dengan 3-elevator dengan kapasitas masing-masing 10 orang.
6. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini telah menghasilkan model simulasi untuk menganalisis sistem antrean elevator
yang bersifat paralel. Setelah dilakukan verifikasi dan pengujian dapat disimpulkan bahwa
model simulasi sistem antrean elevator telah menggambarkan perilaku yang sesuai dengan
kondisi nyata. Model ini dapat digunakan sebagai alat pembanding untuk membandingkan
alternatif mengenai jumlah elevator dan kapasitas elevator.
6.2 Saran
REFERENSI
Banks, J., J.S. Carson II, B.L. Nelson,D.M. Nicol. (2004). ‘Discrete-Event System Simulation,
4th ed.’, Prentice-Hall.
Kelton, W.D., R.P. Sadowski dan D.T. Sturrock. (2007). ‘Simulation with Arena, 4th ed.’.
McGraw-Hill.
Law, A.M. (2007). ‘Simulation Modeling and Analysis, 4th ed.’. McGraw-Hill.