Anda di halaman 1dari 5

JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (2) 134-138

dapat diakses melalui http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo

Aktivitas Penangkal Radikal Hidroksil Fraksi Flavonoid


dari Limbah Tongkol Jagung pada Tikus Wistar
Chaleb P. Maanari a* , Edi Suryanto a , Julius Pontoh a
a Jurusan Kimia, FMIPA, Unsrat, Manado

KATA KUNCI ABSTRAK


Flavonoid Penilitian telah dilakukan untuk menentukan kemampuan menangkal
Radikal hidroksil radikal hidroksil pada homogenat hati, jantung dan otak tikus wistar dari
Tongkol jagung fraksi flavonoid limbah tongkol jagung. Penelitian dimulai dengan
mengekstraksi serbuk tongkol jagung yang sudah dikering anginkan
menggunakan cara refluks selama dua jam dengan pelarut etanol 80%.
Ekstrak kemudian dipartisi berturut-turut menggunakan petroleum eter,
etil asetat, n-butanol dan air, selanjutnya ditentukan kandungan total
flavonoid serta aktivitas penangkal radikal hidroksil pada homogenat
jaringan hati, jantung dan otak tikus wistar. Hasilnya menunjukkan
ekstrak etil asetat yang memiliki kandungan total flavonoid yang paling
tinggi yaitu 41,926 mg/kg ekstrak, serta kemampuan menangkal radikal
hidroksil pada homogenat jaringan hati, jantung dan otak tikus wistar
sebesar 90,964%; 86,875% dan 68,235%.

KEYWORDS ABSTRACT
Flavonoid This research has been conducted to determine radical hydroxyl
Hydroxyl radical scavenging ability on a wistar rat tissue homogenate of liver, heart and
Corn cob brain from corn cob waste extract. Research started with with extracting
the powder of corn cob which had been air-dried using reflux method
during two hours with 80% ethanol solvent. Then the extract successively
partitioned with petroleum ether, ethyl acetate, n-buthanol and water, next
determined the flavonoid total content with activities of hydroxyl radical on
a wistar rat tissue homogenate. The result showed ethyl acetate extract
which has good result for flavonoid total content that is 41,926 mg/kg
extract, with ability of free radical scavenger on a rat tissue homogenate of
liver, heart and brain as much as 90,964%; 86,875% and 68,235%.
TERSEDIA ONLINE
22 Oktober 2014

tongkol jagung yang cukup banyak. Menurut


1. Pendahuluan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2013),
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu produksi jagung nasional tahun 2013 mencapai
jenis tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan 18.510.435 ton, dan dapat diperkirakan jumlah
dibudidayakan di negara-negara berkembang, tongkol jagung yang dihasilkan sekitar 13 juta ton.
khususnya di Indonesia. Pemanfaatan biji jagung Jenis radikal bebas yang paling banyak
sebagai sumber pangan dapat menghasilkan terdapat dalam sistem biologis tubuh adalah radikal
tongkol jagung yang pada umumnya dibuang yang berasal dari oksigen, dan dikenal sebagai
sebagai limbah atau hanya digunakan sebagai spesies oksigen reaktif (SOR), antara lain anion
pakan ternak dan bahan bakar dapur. Tongkol superoksida (O2-•), radikal hidroksil (•OH), radikal
jagung merupakan bagian terbesar dari buah alkoksil (RO•) dan radikal peroksil (ROO•) (Halliwel
jagung, sehingga produksi jagung pipilan dalam dan Gutteridge, 2001). Radikal hidroksil merupakan
jumlah yang besar dapat menghasilkan limbah senyawa radikal yang paling berbahaya karena

*Corresponding author: Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT, Jl. Kampus Unsrat, Manado, Indonesia 95115; Email address:
chalebmaanari@gmail.com
Published by FMIPA UNSRAT (2014)
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (2) 134-138 135
mempunyai tingkat reaktivitas sangat tinggi. Radikal trikloroasetat (TCA), yang diperoleh dari Merck
hidroksil dapat merusak tiga jenis senyawa yang (Darmstat, Germany). 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil
penting untuk mempertahankan intregritas sel yaitu, (DPPH) diperoleh dari Sigma (St. Louis, USA) serta
asam lemak tak jenuh, DNA dan protein (Halliwel & akuades. Tikus galur wistar sebanyak 2 ekor untuk
Gutteridge, 2001). diambil organ hati.
Salah satu senyawa yang dapat menangkal 2.2. Persiapan, Ekstraksi dan Partisi Sampel
radikal bebas atau bersifat antioksidan ialah Sampel tongkol jagung dikeringanginkan
senyawa golongan flavonoid, yaitu senyawa polifenol sekitar 1 bulan, kemudian dibersihkan dan dipotong
yang terdiri dari 15 atom karbon utama yang kecil-kecil untuk digiling sampai halus setelah itu
tersusun atas dua cincin benzena yang dihubungkan diayak (2 mes). Sebanyak 150 g serbuk tongkol
dengan tiga atom karbon yang juga dapat jagung diekstraksi dengan cara direfluks
membentuk cincin pyran. Flavonoid memiliki gugus- menggunakan pelarut etanol 80% sebanyak 1500
gugus hidroksil (-OH) sehingga dapat menetralkan mL, selama 2 jam pada suhu 80-90 oC. Filtrat hasil
radikal bebas dengan cara mendonorkan atom penyaringan diuapkan dan dikeringkan dalam oven
hidrogennya sehingga menjadi molekul non radikal hingga diperoleh ekstrak kental tongkol jagung.
yang stabil (Amic dkk., 2003). Contoh dari senyawa
Sebanyak 5 g ekstrak kental dilarutkan dalam
flavonoid yang telah diketahui mempunyai aktivitas
25 mL akuades. Larutan selanjutnya dipartisi
sebagai antioksidan adalah kuersetin dan katekin.
dengan menambahkan 50 mL petroleum eter,
Senyawa golongan flavonoid yang aktif sebagai
dikocok dalam labu pemisah dan didiamkan selama
penangkal radikal bebas kemungkinan besar dapat
10-15 menit hingga terdapat dua lapisan (akuades
diperoleh dari limbah jagung yaitu tongkolnya.
pada lapisan bawah dan petroleum eter pada
Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan lapisan atas). Kedua lapisan yang terbentuk
menyatakan bahwa limbah tongkol jagung kemudian dipisahkan. Proses penambahan
mengandung senyawa-senyawa fenolik, flavonoid petroleum eter pada lapisan bawah (akuades) yang
dan tanin yang mempunyai potensi sebagai sudah dipisahkan diulangi dua kali. Lapisan atas
antioksidan atau penangkal radikal bebas. (petroleum eter) yang terbentuk selama tiga kali
Lumempouw dkk. (2012a), Lumempouw dkk. partisi digabungkan dan disebut sebagai ekstrak
(2012b) dan Saleh dkk. (2012) melaporkan bahwa partisi petroleum eter (EPPE).
ekstrak etanol dari tongkol jagung dapat berperan
Lapisan akuades sisa dari proses partisi
sebagai antioksidan dan tabir surya (anti UV-B).
petroleum eter kemudian dipartisi lebih lanjut
Selain itu, hasil penelitian Wungkana dkk. (2013)
dengan etil asetat dan dilanjutkan dengan n-
menyatakan bahwa fraksi fenolik dari tongkol
butanol. Proses yang terjadi sama dengan proses
jagung dapat berperan sebagai penangkal radikal
partisi dengan pelarut petroleum eter. Lapisan etil
bebas DPPH dan sekaligus sebagai tabir surya.
asetat yang nantinya akan terbentuk selama tiga
Suryanto dkk. (2013) melaporkan bahwa tongkol
kali partisi digabungkan dan disebut ekstrak partisi
jagung mempunyai potensi sebagai penangkal
etil asetat (EPEA), begitu pula dengan lapisan n-
oksigen singlet dan dapat berperan sebagai tabir
butanol yang disebut ekstrak partisi n-butanol (EPB)
surya. Oleh karena itu tujuan penelitian ini untuk
dan sisa lapisan akuades disebut sebagai ekstrak
mengetahui kemampuan menangkal radikal
partisi akuades (EPA). Hasil partisi yaitu EPPE, EPEA,
hidroksil dari fraksi flavonoid dalam limbah tongkol
EPB, dan EPA diuapkan pelarutnya dan dikeringkan
jagung pada homogenat jaringan tikus wistar.
dalam oven hingga diperoleh ekstrak kering,
kemudian ekstrak EPA dilarutkan dalam etanol dan
2. Metode disebut ekstrak partisi etanol (EPE) lalu dikeringkan.
2.1. Material penelitian Setiap ekstrak dihitung rendemennya menggunakan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini rumus berikut:
adalah alat-alat gelas pyrex Iwaki dan Schott Duran,
ayakan 2 mes, mikropipet, penggiling, seperangkat % rendemen = x 100%
alat refluks dan alat evaporator, spatula stainless
stell, magnet stirrer, vorteks, desikator, neraca
2.3. Penentuan Kandungan Total Flavonoid
analitik ER-180 A, pompa air Aquila P-1800, vacuum
SMAF SXT-1A, oven Mammert, waterbath Kandungan total flavonoid ekstrak tongkol
Thermologic, centrifuge Eba Hettich, jagung ditentukan menurut metode Meda dkk.
spektrofotometer UV-Vis Thermo Scientific Genesys (2005). Sebanyak 2 mL larutan ekstrak 1 mg/mL
20. dimasukan dalam tabung reaksi lalu ditambah
dengan 2 mL AlCl3 2% yang telah dilarutkan dalam
Sampel tongkol jagung diperoleh dari
etanol, kemudian divorteks. Absorbansi ekstrak
perkebunan rakyat di kota Tomohon dan jenis
dibaca pada spektrofotometer visibel dengan
jagung yang digunakan ialah jagung manis varietas
panjang gelombang 415 nm. Kandungan total
hibrida. Bahan kimia yang digunakan yaitu, metanol,
flavonoid dinyatakan sebagai mg ekivalen
etanol, etil asetat, n-butanol, alumunium klorida,
kuesertin/kg ekstrak.
buffer fosfat pH 7, besi(II) sulfat, hidrogen
peroksida, asam tiobarbiturat (TBA), asam
136 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (2) 134-138
2.4. Uji Aktivitas Penangkal Radikal Hidroksil dalam metabolit sekunder dapat larut dalam etanol,
Homogenat Jaringan Tikus Galur Wistar khususnya untuk senyawa-senyawa yang banyak
Penentuan ini menggunakan metode Lai dkk. mengandung gugus hidroksil (-OH) dan yang bersifat
(2001). Hati, jantung dan otak dari tikus digiling dan polar. Menurut Shahidi & Naczk (1995) penambahan
ditimbang, hati 0,15 g, jantung 0,4 g dan otak 0,5 g. co-solvent seperti air dapat membantu dalam
Selanjutnya masing-masing organ dilarutkan dengan mengekstraksi semua golongan senyawa polifenol
larutan buffer fosfat pH 7 sebanyak 10 mL, divorteks dari dalam jaringan tumbuhan. Pemanasan pada
selama 15 menit kemudian disentrifugasi 3000 rpm proses refluks dapat membantu menghancurkan
selama 10 menit dan diambil supernatannya. membran-membran sel dari sampel, sehingga pelarut
dapat lebih mudah masuk ke dalam sel untuk proses
Setelah pembuatan homogenat selesai, dipipet
pengekstrakan (Miller, 1975). Senyawa-senyawa
0,5 mL supernatan (hati, jantung dan otak)
metabolit sekunder disintesis di dalam sel, untuk
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
flavonoid disintesis melalui jalur fenilpropanoid yang
ditambahkan 0,05 mL buffer fosfat pH 7, 0,03 mL
diaktivasi oleh kompleks multienzim sitosol, yang
FeSO4 5 mM, 0,03 mL H2O2 0,3 % dan 0,05 mL
dikenal sebagai flavonoid metabolon yang terhubung
ekstrak 1 mg/mL. Selanjutnya campuran divorteks dan
pada retikulum endoplasma pada permukaan
diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit dan siap
sitoplasma (Stafford, 1974).
diuji dengan metode TBA (Thiobarbituric Acid).
Rendemen ekstrak yang didapat dari proses
Uji menggunakan metode TBA dilakukan
partisi 15 g ekstrak awal tongkol jagung manis
dengan cara 0,5 g larutan ditambahkan dengan 4
dengan menggunakan pelarut petroleum eter, etil
mL TCA 10% divorteks kemudian disentsrifugasi
asetat, n-butanol, akuades dan etanol dapat dilihat
3000 rpm selama 10 menit lalu diambil
dalam Tabel 1.
supernatannya. Supernatan dimasukkan kedalam
tabung reaksi dan ditambahkan 2,5 mL TBA 0,02 M Tabel 1. Rendemen ekstrak partisi petroleum eter
lalu divorteks dan dipanaskan dalam waterbath (EPPE), ekstrak partisi etil aseatat (EPEA),
dengan suhu 100 oC selama 10 menit. Didinginkan ekstrak partisi n-butanol (EPB), ekstrak
dan dibaca absorbansinya pada panjang gelombang partisi akuades (EPA) dan ekstrak partisi
532 nm dengan menggunakan spektrofotometer etanol (EPE).
visibel dan dihitung persentase penghambatan
radikal hidroksil (•OH) dengan persamaan: Ekstrak Massa (g) Rendemen (%)
EPPE 2,323 15,487
Aktivitas penangkal radikal •OH (%) =
EPEA 3,081 20,540
[ ] x 100% EPB 2,124 14,160
EPA 7,351 49,007
3. Hasil dan Pembahasan EPE - -
3.1. Ekstraksi dan Partisi Keterangan: (-) tidak diperoleh
Proses refluks 600 g serbuk tongkol jagung Partisi yang dilakukan menggunakan pelarut
manis yang berwarna putih krem dengan yang berdasarkan tingkat kepolarannya, untuk
menggunakan pelarut 6 L etanol 80% selama 2 jam pelarut petroleum eter yaitu pelarut yang non polar
menghasilkan ekstrak berbentuk pasta sebanyak digunakan untuk mengekstrak senyawa-senyawa
28,810 g dengan warna coklat tua, sehingga non polar seperti minyak, karotenoid, streroid dan
menghasilkan rendemen sebesar 4,802%. triterpenoid. Sedangkan untuk pelarut semipolar
Pemilihan metode ekstraksi dengan cara refluks seperti etil asetat dan n-butanol menurut Markham
dan pelarut etanol 80% berdasarkan penelitian (1988) dapat mengekstrak senyawa flavonoid
sebelumnya yaitu penelitian Wungkana dkk. (2013) aglikon, sedangkan flavonoid glikosida dan glikosida
dan Lumempouw dkk. (2012a). lainnya lebih mudah larut dalam air. Rendemen
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dua yang tinggi dari ekstrak air disebabkan karena
atau lebih komponen yang diinginkan dengan adanya senyawa glikosida atau gula yang
menambahkan suatu pelarut untuk melarutkan strukturnya kompleks dengan berat molekul yang
komponen tersebut, prinsip ekstraksi pelarut yaitu tinggi. EPA tidak larut dalam etanol sehingga ekstrak
berdasarkan kelarutan komponen tersebut dalam EPE tidak diperoleh.
pelarut yang digunakan (Suryanto, 2012). Salah 3.2. Kandungan Total Flavonoid Ekstrak Hasil
satu metode ekstraksi adalah refluks, yaitu metode Partisi
ekstraksi komponen dengan cara mendidihkan Kandungan total flavonoid yang dinyatakan
campuran antara sampel dan pelarut yang sesuai sebagai mg kuersetin/kg ekstrak dari ekstrak partisi
pada suhu dan waktu tertentu, serta uap yang petroleum eter (EPPE), etil asetat (EPEA), n-butanol
terbentuk dapat diembunkan dalam kondensor agar (EPB) dan akuades (EPA) hasil partisi ekstrak awal
kembali ke labu. tongkol jagung dengan konsentrasi 1 mg/mL dapat
Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dilihat pada Gambar 1.
bersifat polar yaitu etanol, hampir semua produk
JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (2) 134-138 137

Gambar 1. Diagram kandungan total flavonoid Gambar 2. Grafik aktivitas penangkal radikal
dari ekstrak partisi petroleum eter hidroksil dari dari ekstrak partisi
(EPPE), ekstrak partisi etil asetat petroleum eter (EPPE), ekstrak partisi
(EPEA), ekstrak partisi n-butanol (EPB) etil asetat (EPEA), ekstrak partisi n-
dan ekstrak partisi akuades (EPA). butanol (EPB) dan ekstrak partisi
akuades (EPA).
Senyawa flavonoid dapat membentuk kompleks
dengan logam Al3+ yaitu pada gugus hidroksi (cincin Malondialdehida (MDA) adalah senyawa
A) dan keton (cincin C) yang bertetangga dan pada dialdehida (C3H4O2) yang merupakan produk akhir
orto-dihidroksi (cincin B) yang dapat menghasilkan peroksidasi lipid akibat adanya spesies oksigen
warna kuning. Semakin kuat intensitas warna reaktif (SOR) di dalam tubuh. Peningkatan radikal
kuning yang terbentuk menunjukkan kandungan bebas dalam tubuh, seperti OH• akan menyerang
flavonoid dalam ekstrak tersebut semakin banyak asam lemak tak jenuh ganda yang merupakan
(Meda dkk., 2005; Markham, 1988). penyusun membran sel, melalui pembentukan
Berdasarkan Gambar 1, kandungan total radikal karbon, radikal peroksil dan peroksidasi
flavonoid dari EPEA adalah yang paling tinggi lipid. Sebagai akibatnya rantai PUFA yang semula
dibanding ekstrak yang lain. Menurut Markham panjang, akan terputus menjadi senyawa-senyawa
(1988) dan Grotewold (2006) flavonoid aglikon sederhana seperti hidrokarbon (pentana, etana) dan
seperti isoflavon, flavanon dan flavon serta flavonol aldehida seperti malondialdehida (MDA) (Pribadi &
yang termetoksilasi cenderung lebih larut dalam Ernawati, 2010). MDA merupakan salah satu produk
pelarut yang semi polar seperti eter, kloroform, etil dari proses peroksidasi lipid yang bersifat toksik dan
asetat dan n-butanol, sedangkan flavonoid glikosida karsinogen yang dapat menyebabkan makrofag
lebih larut dalam pelarut yang lebih polar seperti air. dalam sel (Madhavi dkk., 1996).
Adanya gugus eter (R-O-R) dan gugus keton (R2C=O) Pengukuran MDA banyak dilakukan sebagai
pada struktur flavonoid yang menyebabkan indeks tidak langsung dari kerusakan oksidatif yang
menurunnya polaritas flavonoid. Untuk pelarut disebabkan oleh peroksidasi lipid. Prinsip pengukuran
petroleum eter yang bersifat non polar tidak terlalu MDA adalah reaksi satu molekul MDA dengan dua
efektif untuk melarutkan flavonoid. Jadi dari hasil ini molekul asam tiobarbiturat (TBA) membentuk
dapat menunjukkan bahwa dalam ekstrak etil asetat kompleks senyawa MDA-TBA yang berwarna merah
banyak mengandung senyawa flavonoid aglikon atau muda dan dapat dibaca dengan spektrofotometer UV-
flavonoid yang tidak terikat dengan gula. V d λ 532 Oz , 1997 .
3.2. Aktivitas Penangkal Radikal Hidroksil dalam Dilihat dari grafik pada Gambar 2, EPEA
Homogenat Jaringan Tikus Galur Wistar dari memiliki kemampuan menangkal radikal hidroksil
Ekstrak Hasil Partisi pada homogenat hati, jantung dan otak yang lebih
Aktivitas penangkal radikal hidroksil pada baik dari ekstrak-ekstrak yang lain yaitu sebesar
homogenat hati, jantung dan otak dari ekstrak 90,964%; 86,875% dan 68,235%, hal ini sejalan
partisi petroleum eter (EPPE), etil asetat (EPEA), n- dengan kandungan total flavonoid dari EPEA yang
butanol (EPB) dan akuades (EPA) hasil partisi juga lebih tinggi dibanding ekstrak-ekstrak yang lain.
ekstrak awal tongkol jagung dengan konsentrasi 1 Artinya senyawa-senyawa flavonoid dalam tongkol
mg/mL dapat dilihat pada Gambar 2. jagung dapat bertindak sebagai antioksidan primer
yang dapat menangkal radikal hidroksil sehingga
Radikal hidroksil dapat terbentuk dalam sistem
dapat melindungi organ-organ vital seperti hati,
biologis dari hidrogen peroksida (H2O2) yang
bereaksi dengan ion logam besi (Fe2+) yang disebut jantung dan otak. Selain itu, EPPE dan EPB juga
mempunyai potensi sebagai penangkal radikal
reaksi Fenton, H2O2 + Fe2+  Fe3+ + •OH + -OH.
hidroksil. Senyawa antioksidan seperti flavonoid
Selain itu, radikal hidroksil juga dapat dihasilkan
dapat mendonorkan atom hidrogen kepada radikal
dari reaksi antara hidrogen peroksida anion
hidroksil yang reaktif dan menghasilkan air, AH +
superoksida (O2•-) dengan katalis ion logam besi •OH  A• + H2O (Ali dkk., 2013).
yang dikenal dengan reaksi Haber-Weiss, H2O2 +
O2•-  •OH + -OH + O2 (Halliwel & Gutteridge, 1992). Dalam metode ini juga dapat dilihat
kemampuan senyawa flavonoid dalam EPEA sebagai
138 JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 3 (2) 134-138
pengkelat ion logam besi. Menurut Winarsi (2007), Analysis of Certain Phenolic. Journal of
beberapa logam atau mineral di dalam tubuh Agricultural and Food Chemistry. 33: 213-217.
manusia seperti besi dapat bertindak sebagai Lai. LS., ST. Chou, & WW. Chau. 2001. Studies on
katalis atau inisiator dalam terbentuknya radikal, the Antioxidative Activities of Hsian-tsao (Mesona
salah satunya adalah mengkatalis hidrogen procumberns Hemsl) Leaf Gum. Journal of
peroksida menjadi radikal hidroksil. Brown dkk. Agricultural and Food Chemistry. 49: 963-968..
(1998) menyatakan bahwa senyawa flavonoid dapat Lumempouw, L.I., E. Suryanto, & J.E. Paendong.
berinteraksi dengan ion logam besi dan tembaga 2012b. Aktivitas Anti UV-B Ekstrak Fenolik Dari
dengan membentuk kelat. Posisi o-dihidroksi dan Tongkol Jagung (Zea mays L.). JURNAL MIPA
adanya gugus hidroksi dan keton yang bertetangga UNSRAT ONLINE. 1: 1-4.
dapat membentuk kompleks dengan beberapa Lumempouw, L.I., J.E. Paendong, L.I. Momuat, & E.
logam menurut Markham (1988), sehingga dapat Suryanto. 2012a. Potensi Antioksidan dari
mencegah terbentuknya radikal bebas dan Ekstrak Etanol Tongkol Jagung (Zea mays L.).
peroksidasi lipid yang dapat menghasilkan MDA. Chemistry Proggres. 5: 49-56.
Madhavi, D.L., S.S. Desphande, & D.K. Salunkhe. 1996.
4. Kesimpulan Food Antioxidants: Technological, Toxicologocal and
Health Perspectives. Marcel Dekker, New York.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faksi Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi
flavonoid dalam ekstrak partisi etil asetat dari Flavonoida. Terjemahan Padmawinata, K. ITB
limbah tongkol jagung mempunyai kemampuan Press, Bandung.
sebagai penangkal radikal hidroksil pada Meda, A., C.E. Lamien, M. Romito, J. Milliogo, & O.G.
homogenat jaringan hati, jantung dan otak tikus Nacoulina. 2005. Determination of the Total
wistar yang lebih baik dibanding dengan ekstrak Phenolic, Flavonoid and Proline Content in Burkina
partisi petroleum eter, n-butanol dan akuades. Fasan Honey, as well as Their Radical Scavenging
Activity. Journal of Food Chemistry. 91: 571-577.
Daftar Pustaka Miller, J.M. 1975. Separation Methods in Chemical
Ali, H.M., A. Abo-Shady, H.A.S. Eldeen, H.A. Soror, Analytics. John Wiley Publisher, New York.
W.G. Shousha, O.A. Abdel-Barry, & A.M. Saleh. Molyneux, P. 2004. The Use of the Stable Free
2013. Structural Features, Kinetics and SAR Radical Diphenylpicrylhidrazyl (DPPH) for
Study of Radical Scavenging and Antioxidant Estimating Antioxidant Activity. Songklanakarin
Activities of Phenolic and Anilinic Compounds. Journal of Science and Technology. 26: 211-219.
Chemistry Central Journal. 7: 1-9. Ozben, T. 1997. Free Radicals, Oxidative Stress and
Amic, D., D. Beslo, N. Trinajstic, & Davidovic. 2003. Antioxidants: Pathological and Physiological
Structure-Radical Scavenging Activity Relationship of Significance. NATO ASI, Antalya.
Flavonoids. Croatia Chemica Acta. 76: 55-61. Pribadi, F.W., & D.A. Ernawati. 2010. Efek Cathecin Kadar
Brown, J.E., H. Khodr, R.C. Hider, & C. Rice-Evans. 1998. Asam Urat, C-Reaktive Protein (CRP) dan
Structural Dependence of Flavonoid Interactions with Malondialdehid Darah Tikus Putih (Rattus novergicus)
Cu2+ Ions: Implication for Their Antioxidant Hiperurisemia. Mandala of Health. 4: 39-46.
Properties. Biochemical Journal. 330: 1173-1178. Saleh, L.P., E. Suryanto, & A. Yudistira. 2012.
Burda, S., & W. Oleszek. 2001. Antioxidant and Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Tongkol
Antiradical Activities of Flavonoids. Journal of Jagung (Zea mays L.). PHARMACON. 1: 20-24.
Agricultural and Food Chemistry. 49: 2774-2779. Shahidi, F., & M. Naczk. 1995. Food Phenolics:
Conde, E.F., M.C.Cadahia, Garcia-Vallejo, B.F.D. Simon, Sources, Chemistry, Effects and Application.
& J.R.G. Adrados. 1997. Low Molecular Weight Technomic Publishing Co. Inc., Lancaster-Basel.
Polyphenol in Cork of Quercus Suber. Journal of Stafford, H.A. 1974. Possible Multienzyme Complexes
Agricultural and Food Chemistry. 45: 2695-2700. Regulating the Formation of C6-C3 Phenolic
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2013. Usaha Compounds and Lignins in Higher Plants. Recent
Tani: Statistik Pertanian. Menteri Pertanian Advances in Phytochemistry. 8: 53-79.
Republik Indonesia Suryanto, E. 2012. Fitokimia Antioksidan. Putra
Grotewold, E. 2006. The Science of Flavonoids. Media Nusantara, Surabaya.
Springer, New York. Suryanto, E., L.I. Momuat, A. Yudistira, & F.
Halliwel, B., & J.M.C. Gutteridge. 1992. Biologically Wehantouw. 2013. The Evaluation of Singlet
Relevant Metal Ion-Dependent Hydroxyl Radical Oxygen Quenching and Sunscreen Activity of
Generation An Update. FEBS Letter. 307: 108-112. Corncob Extract. Indonesian Journal of
Halliwel, B., & J.M.C. Gutteridge. 2001. Free Pharmacy. 24: 269-278.
Radicals in Biology and Medicine. Oxford Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal
University Press, New York. Bebas. Kanisius, Yogyakarta.
Julkenen-Titto, R. 1985. Phenolic Constituents in the Wungkana, I., E. Suryanto, & L. Momuat. Aktivitas
Leaves of Northern Willows: Methods for the Antioksidan dan Tabir Surya Fraksi Fenolik dari
Limbah Tongkol Jagung (Zea mays L.).
PHARMACON. 2: 149-155.

Anda mungkin juga menyukai