Anda di halaman 1dari 6

Nama: M.

MAHFUD RIZKI

NIM: 2107101010063

Kelompok: 2

PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI: PEMERIKSAAN DAN ANALISIS


SEMEN MANUSIA

A. Tujuan Praktikum

mengevaluasi gangguan kesuburan (fertilitas) pada manusia yang disertai dengan atau tanpa
disfungsi hormon seks androgen.

B. Alat dan Bahan


a. Alat:
 Gelas beker
 Pengaduk
 Cover glass
 Objek glass
 Mikroskop
 Kertas ph
 Botol kaca

b. Bahan
 Cairan semen
 Larutan HOS

C. Prosedur Kerja

I. Pengumpulan dan pengiriman siapan

Penderita terlebih ahulu harus diberi penjelasan tertulis tentang cara


pengumpulan dan membawa semen ke tempat pemeriksaan.

a. Sediaan sebaiknya diambil setelah abstinensi paling tidak 48 jam dan tidak
lebih dari 7 hari. Nama, masa abstinensi dan waktupengambilan harus dicatat
pada formulir yang disediakan.
b. Pemeriksaan awal harus dilakukan 2 sediaan. Waktu antara 2 pemeriksaan
tersebut bergantung pada keadaan setempat, tetapi tidak boleh kurang dari 7
hari atau lebih dari pada 3 bulan. Bila variasinya cukup jauh, maka perlu
dilakukan pemeriksaan sediaan tambahan.
c. Sediaan sebaikknya dikeluarkan pada suatu kamar yang tenang dan bersih
yang dekat dengan laboratorium.
d. Sebaiknya dikeluarkan dengan cara masturbasi dan ditampung dalam botol
kaca atau plastik yang bermulut lebar.
e. Hindari menggunakan kondom karena kondom bersifat toksik terhadap sel
spermatozoa, sehingga mengganggu viabilitasnya.
f. Siapan harus dilindungi dari suhu yang ekstrim selama transportasi menuju
laboratorium (Sebaiknya suhu 20-40 derajat Celcius)
g. Botol harus diberi label dengan nama penderita, tanggal pengumpulan dan
lamanya abstensi.

II. Perhatian Bagi Tenaga Laboratorium / Praktikan :

Harus diberitahu kepada teknisi laboratorium/ praktikan bahwa semen dapt


menularkan suatu bahaya iologis karena dapat mengandung bakteri pahthogen
seperti virus hepatitis, Virus AIDS, Virus erpes, sehingga semen harus
diperlakukan dengan hati-hati.

III. Pemeriksaan Mikroskopis

1. Motilitas

• Teteskan menggunakan mikropipet sebanyak 10-15 ml semen


diatas objek glass yang bersih.
• Kemudian tutuplah menggunakan cover glass 24X24 mm, tetapi
jangan ditekan biarkan cover glass mengapung di atas semen.
• Siapan kemudian diamati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 10X40 dengan kondensor diturunkan agar didapat
cahaya lebih membias. Bila ada dianjurkan menggunakan
mikroskop fase kontas ( beda fase).
• Lapangan pandang diperiksa secara sistematis ( dilakukan 5-6
lapangan pandang dan dapatkan sel sperma sampai 100 sel yang
diamati) dan molitis sel sperma yang dilihat di catat.

b. Kategori yang dipakai untuk mengklasifikasikan motilitas sel spermatozoa


tersebut adalah sebagai berikut :

A). Jika sperma bergerak cepat dan lurus kedepan

B). Jika bergerak lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak
lusu

C). Jika tidak bergerak maju

D). Jika sel sperma tidak bergerak

2. Hypo Osmotic Swelling ( HOS ) Test

a. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengukur interitas sel spermatozoa

b. Pembuatan Larutan HOS

1. 2,7 gr fruktosa / 100 ml

2. Natrium sitrat 2H2O 1,47 gr / 100 ml

3. Ditambahkan 100 ml larutan a dan 100 ml dsb larutan HOS

c. Larutan Alternatif :
1. Aquabidest

Pemakaian aquabidest sebagai larutan HOS selama 5 menit


ternyata dapat melingkarkan ekor sel spermatozoa, tetapi
prinsipnya belum begitu tepat.

2. Aquadest

Penggunaan Aquadest dapat terjadi penggelembungan terlalu


besar, sehingga mengakibatkan membrane pecah. Sel
spermatozoa tadinya sempat melingkar ekornya akhirnya lurus
kembali.
a. Cara pengujian:
 Uji dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan HOS
pada 0,1 ml semen. 0,5 sampai 2 jam kemudian amati di
bawah mikroskop.
D. Hasil

Keterangan:

Energi untuk motilitas bersumber pada


bagian ekor spermatozoa. Dimana bagian
ekor spermatozoa terdiri dari dua bagian
ujung (end piece). Pada bagian pangkal
(middle piece) terdapat mitokondria yang
berfungsi dalam proses metabolism dari
spermatozoa dalam menghasilkan energi.
Energi yang digunakan untuk motilitas
spermatozoa ini berasal dari perombakan
ATP (adenosine trifosfat) di dalam selubung
mitokondria melalui reaksi-reaksi
penguraiannya menjadi ADP (adenosin
difosfat) dan AMP (adenosinmonofosfat),
dimana energi yang dihasilkan bagian ujung
(end piece) ini akan digunakan sebagai
pergerakan spermatozoa (energi mekanik).
Motilitas di lihat dari persentase spermatozoa
yang bergerak maju progresif ke depan.
Apakah spermatozoa menunjukkan: 1. Grade
a. Gerak cepat dan maju lurus 2. Grade b.
Gerak lambat dan sulit maju lurus 3. Grade c.
Tidak bergerak maju/gerak di tempat 4.
Grade d. Tidak bergerak (Yumte, dkk. 2013)
Keterangan:

Untuk menguji keutuhan mmbran plasma


spermatozoa dapat dilakukan uji khusus yang
disebut Hypo SweIling Test (HOS Test).
Kemampuan spermatozoa membengkak
dalam larutan hipoosmotik menunjukkan
membran tersebut berfungsi (Arifiantini, dkk.
1999). fluida diangkut melintasi membran
ekor sperma di bawah kondisi hipoosmotik
sampai tercapai keseimbangan. Karena
masuknya cairan ini, ekornya mengembang
dan menonjol dalam pola karakteristik yang
berbeda, dianggap respon hipoosmotik
(respon HOS), yang dapat mudah
diidentifikasi dengan mikroskop fase kontras.
Pada sperma yang rusak atau tidak aktif
secara kimiawi, cairan melewati membran;
Namun, berbeda dengan sperma sehat, tidak
ada akumulasi cairan yang dibutuhkan
tempat, dan akibatnya, pembengkakan
sitoplasma dan keriting ekor tidak terjadi,
pada gambar diatas dapat dilihat terdapat
beberapa sperma yang ekornya keriting, yang
menunjukan adanya akumulasi cairan
(Hossain, dkk. 1999).
E. Daftar Pustaka

Arifiantini, R. I., Purwantara, B., & Putra, W. W. (1999). Pengujian Keutuhan Membran
Plasma Spermatozoa Semen Cair Domba Menggunakan Larutan Hipoosmotik.

Hossain, A. M., Selukar, R., & Barik, S. (1999). Differential effect of common
laboratory treatments on hypoosmotic swelling responses of human spermatozoa.
Journal of assisted reproduction and genetics, 16(1), 30-34.

Yumte, K., Wantouw, B., & de Queljoe, E. (2013). Perbedaan Motilitas Spermatozoa
Sapi Jantan (Frisian Holstein) Setelah Pemberian Cairan Kristaloid-ringer Laktat.
eBiomedik, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai