Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
I. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam mencapai tujuan belajar diperlukannya dorongan atau motivasi
dari dalam diri siswa. Motivasi merupakan dorongan psikologis untuk melakukan
sebuah tindakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Syachtiyani & T.,
2021).Motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan prestasi yang diperoleh
individu, motivasi belajar dapat dikatakan sebagai sebuah dorongan yang muncul
baik dari dalam diri maupun dari luar diri siswa untuk bertingkah laku dalam
mencapai keberhasilan belajar.Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan
disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak
adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengarahkan
segala kemampuannya.
Guru profesional harus bisa menggali apa saja yang mampu
membangkitkan minat dan motivasi peserta didik. Namun terkadang setiap mata
pelajaran berbeda-beda tingkat kesulitannya. Dan bakat siswa juga berbeda-beda.
Jadi untuk membangkit semua minat dan motivasi belajar dalam satu mata
pelajaran yang sama itu sulit, tetapi tugas seorag guru yang profesional harus bisa
melakukannya, agar proses pembelajaran berjalan baik dan aktif. Dengan adanya
dorongan belajar yang sangat kuat terutama dari guru, siswa semangat dan
bergairah untuk belajar. Dan siswa pun mampu menerima, memahami, dan
menguasai materi pelajaran yang harus dikuasainya. Siswa yang mampu
mengerjakan tugas-tugas akan mencapai prestasi belajar dengan baik.

II. Jenis-Jenis Motivasi Belajar


Dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran (Eveline & Hartini, 2017)
mengungkapkan bahwa motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
a. Motivasi Instrinsik merupakan motivasi yang berasal dari
dalam diri individu tanpa harus adanya diringan dari luar atau
lingkungannya,

4
b. Motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar
atau dari lingkukan seperti pemberian pujian,hadiah dan lain-lain.
Menurut teori teori kebutuhan,manusia bertindak senantiasa didorong
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu.Dalam buku Teori Belajar dan
Pembelajran Hartini dan Eveline (2017) mengungkapkan bahwa ada lima
kebutuhan dasar manusia yaitu,kebutuhan fisiologis,kebutuhan keamanan dan rasa
terjamin,kebutuhan sosial,kebutuhan ego,kebutuhan aktualisasi diri.Seseorang
yang sudah lama kebutuhanya tidak terpenuhi,dapat menjadi timbulnya sikap-
sikap destruktif,menentang dan bahkan frustasi.

III. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Berbagai hal yang dapat mempengaruhi adanya motivasi belajar siswa
(Mirza et al., 2021) :
a. Cita-cita merupakan suatu tujuan atau impian yang akan
digapai.Penentuan tujuan tersebut berbeda tiap siswa.
b. Kemampuan, kemampuan / skill tersebut merupakan sisi
psikologis dadi dalam individu, misalnya kecerdasan, mengamati,
perhatian dan daya pikir kritik.
c. Kondisi, meliputi kondisi psikis (emosi) dan fisik (kesehatan).
Kondisi tidak jarang mengganggu kegiatan siswa di sekolah,
misalnya saja siswa yang sedang sakit, maka motivasi belajarnya
akan menurun pada saat sakit berbeda jika sedang sehat – sehat
saja. Kemudian kondisi psikis siswa, misalnya dia sedang
mengalami putus cinta, maka akan mengakibatkan dampak
negatif bagi siswa yang tidak dapat menstabilkan emosinya
dengan stabil. Ia cenderung pendiam daripada mengerjakan tugas
sekolahnya.
d. Kondisi lingkungan, hal ini mencakup kondisi lingkungan
keluarga, teman sebaya, pergaulan, maupun lingkungan
sekolahnya.

5
e. Unsur dinamis dalam belajar,unsur dinamis pada proses belajar
merupakan unsur yang pada proses pembelajaran tidak stabil,
terkadang menguat, terkadang lemah dan bahkan dapat
menghilang khususnya kondisi yang bersifat kondisional
misalnya emosi pada siswa, keinginan belajar, kondisi belajar,
dan kondisi pada keluarga.
f. Kemudian yang terakhir yaitu cara mengajar guru. Cara mengajar
guru tersebut meliputi cara dalam mengajar, berinteraksi dengan
siswa, kedisiplinan dan yang lainnya.
IV. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Tujuan pembelajaran adalah untuk mencapai keberhasilan dengan
prestasi yang optimal.Untuk mencapai hasil belajar yang optimal dituntut
kreativitas guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Ada beberapa hal
yang bisa dilakukan guru dalam membangkitkan motivasi (Emda, 2017) ,yaitu:
a. Memperjelas tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang jelas dapat
menumbuhkan minat siswa untuk belajar. Semakin jelas tujuan yang ingin
dicapai, maka akan semakin kuat motivasi belajar siswa. Oleh sebab itu guru perlu
menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai sebelum proses
pembelajaran dimulai.
b. Membangkitkan minat siswa. Siswa akan terdorong untuk belajar,
manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan minat siswa diantaranya: 1) Hubungkan bahan
pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. 2) Sesuaikan materi
pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. 3) Gunakan
berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi.
c. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
d. Berilah pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa
e. Berikan penilaian
f. Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
g. Ciptakan persaingan dan kerjasama. Berbagai

6
B. Penelitiab yang Relevan
Penelitian yang relevan dideskripsikan sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh (Emda, 2017) yang mengungkapkan bahwa
motivasi memiliki kedudukan yang penting dalam mencapai tujuan
pembelajaranyang telah ditetapkan. Munculnya motivasi tidak semata-
mata dari diri siswa sendiri tetapi guru harus melibatkan diri untuk
memotivasi belajar siswa. Adanya motivasi akan memberikan semangat
sehingga siswa akan mengetahui arah belajarnya. Motivasi belajar dapat
muncul apabila siswa memiliki keinginan untuk belajar. Oleh karena itu
motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik harus ada pada diri siswa
sehingga tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan dapat tercapai
secara optimal.
2. Penelitian yang dilakukan oleh (Mirza et al., 2021) yang mengungkapkan
bahwa strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada saat
pandemic covid – 19 sekarang ini berbagai macam seperti, komunikasi
persuasif, Teknik ARCS, menggunakan media video animasi, Virtual
Laboratory, peran guru yang aktif, guru yang kreatif, Diskusi Kelas,
Metode Role Play, Media Komik, Media Audio Visual, Metode Blended
Learning, Strategi quantum learning, strategi pembelajaran lighteing the
learning climate, kemudian strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS),
Genius learning, Strategi Pembelajaran SAVI, strategi hembusan angin
kencang, strategi pembelajaran inquiri, Model Pembelajaran Kooperatif
strategi spotlight, melibatkan guru untuk membantu siswa, mengadakan
kompetisi, memberikan pujian, memberikan nilai, dan memberikan
penghargaan terhadap siswa. Pemahaman dari siswa seoptimal apapun
cara untuk meningkatkan motivasi akan tetapi jika tidak ada keinginan dari
dalam diri sendiri maka motivasi tersebut tidak akan pernah dapat tercapai.
3. Penelitian yang dilakukan oleh (Fetra B., S., Risda A., 2020)
mengungkapkan bahwa pendekatan RME mempengaruhi menghitung luas
trapesium dan layang-layang. Terdapat perbedaan motivasi siswa yang
diajar menggunakan pendekatan RME dengan motivasi siswa yang diajar

7
menggunakan pendekatan konvensional pada pembelajaran Jurnal
matematika di kelas V SD Negeri 11 Kampung Jawa Kota Solok. Dengan
demikian pendekatan RME dapat meningkatkan motivasi siswa. Terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan RME
dengan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode konvensional
pada pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 11 Kampung Jawa
Kota Solok. Hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan
RME lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar
menggunakan pendekatan konvensional pada pembelajaran matematika di
kelas V SD Negeri 11 Kampung Jawa Kota Solok.
4. Penelitian yang dilakukan oleh (Ikhwandari et al., 2019) mengungkapkan
bahwa penggunaan model Numbered Heads Together (NHT) telah
berhasil meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika melalui
model Numbered Heads Together (NHT) serta pendekatan-pendekatan
yang disesuaikan dengan pembelajaran matematika serta karakteristik
pesera didik pada peserta didik kelas 4 SDN Gedong Biru terbukti.
Penerapan model Numbered Heads Together (NHT) dengan sintak
membagi peserta didik dalam kelompok, setiap kelompok mendapat
nomor, memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya,
mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/ mengetahui jawabannya, memanggil
salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil untuk
melaporkan hasil kerjasama mereka, Tanggapan dari teman yang lain,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain dan membuat kesimpulan,
berdampak pada meningkatnya antusias peserta didik ketika proses
pembelajaran dan hasil belajar matematika. Peserta didik aktif dalam
menggali informasi dan merefleksi pengetahuan sendiri untuk
menyelesaikan permasalah dalam mengerjakan soal matematika yang
diberikan oleh guru, aktif ketika membangun ulang pengetahuan melalui
kegiatan menyenangkan dalam berdiskusi secara individu ataupun

8
berkelompok serta lebih percaya diri ketika bertanya jawab dengan guru
ataupun ketika menyampaikan pendapat dalam kegiatan komunikatif.
5. Penelitian yang dilakukan oleh (Astuti, N., A., 2020) mengungkapkan
bahwa metode inkuiri berbantu media smart card (kartu pintar) efektif
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik.
6. Penelitian yang dilakukan oleh (Umifaiqoh, 2020) mengungkapkan bahwa
kepercayaan diri dan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN se-
Kecamatan Buluspesantren tahun ajaran 2018/2019 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: (1). Motivasi belajar berkorelasi positif
dengan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN se- Kecamatan
Buluspesantren.(2).Kepercayaan Diri berkorelasi positif dengan hasil
belajar matematika siswa kelas V SDN se-Kecamatan Buluspesantren. (3).
Motivasi belajar dan kepercayaan diri berkorelasi positif dengan hasil
belajar matematika siswa kelas V SDN se-Kecamatan Buluspesantren.
7. Penelitian yang dilakukan oleh (Fauziah et al., 2017) mengungkapkan
bahwa untuk menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan pada rumusan
masalah pada bab I maka berikut ini peneliti mencoba memberikan
kesimpulan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi
belajar dengan minat belajar siswa kelas IV SDN Poris gaga 05 Kota
Tangerang dengan nilai r hitung 0,889 lebih besar dari r tbel 0,264 atau
0,89 > 0,264 dengan tingkat hubungan sangat kuat. 2) Terdapat hubungan
yang positif antaar motivasi belajar dengan minat belajar siswa kelas IV
SDN Poris gaga 05 Kota Tangerang dengan koefisien determinasi yaitu
0,889 x 0,889 x 100 = 0,791%.
8. Penelitian yang dilakukan oleh (Ratnaningsih & N., 2018)
mengungkapkan bahwa adanya peningkatan motivasi peserta didik. Hasil
tersebut dapat dilihat pada analisis data aktivitas guru siklus I pertemuan 1
sebesar 73,75%, pertemuan 2 sebesar 75%, pertemuan 3 sebesar 75%.
Maka dapat disimpulkan rata-rata perolehan data aktivitas guru mengajar
peserta didik pada siklus I adalah 74,58%. Pada siklus II perolehan dari

9
hasil analisis data pada pertemuan 1 sebesar 86,25%, pertemuan 2 sebesar
90%, dan pertemuan 3 sebesar 93%. Maka dapat disimpulkan rata-rata
perolehan data pada siklus II adalah 89,75%. Sementara itu, pada analisis
data dari aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 sebesar 73,75%, siklus I
pertemuan 2 sebesar 71%, dan siklus I pertemuan 3 sebesar 76%, maka
dapat disimpulkan rata-rata perolehan data pada aktivitas siswa siklus I
73,58%. Pada siklus II perolehan dari hasil analisis data pada pertemuan 1
sebesar 78,75%, pertemuan 2 sebesar 89%, dan pertemuan 3 sebesar 91%.
Maka dapat disimpulkan rata-rata perolehan data dari aktivitas siswa pada
siklus II adalah 86,25%. Dengan demikian maka penggunaan media
gambar pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa di sekolah dasar SDN 01 Curug Kota Depok.
9. Penelitian yang dilakukan oleh (Fetra B., S., Risda A., 2021)
mengungkapkan bahwa Pada masa pandemic covid-19 insitusi pendidikan
dipaksa untuk merubah metode pembelajaran tatap muka menjadi metode
pembelajaran Daring (dalam jaringan), hal ini tentunya menimbulkan
beberapa pergeseran terhadap kualitas pendidikan di Indonesia, pada
penelitian ini ditemukan bahwa pembelajaran daring memiliki pengaruh
signifikan terhadap motivasi belajar siswa dan juga memiliki pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar siswa, artinya semakin baik pembelajaran
daring yang diberikan oleh guru, maka semakin baik pula motivasi belajar
dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru harus mencari cara untuk
membuat pembelajaran daring menjadi menarik sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar serta hasil belajar siswa.
10. Penelitian yang dilakukan oleh (U Hasanah I M., A., M Syarif S., 2021)
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan signifikan antara
parent involvement dengan student engagement pada siswa. Artinya,
semakin orang tua kurang terlibat dengan pendidikan anaknya disekolah,
maka siswa kurang mampu menjalankan pembelajaran disekolah, emosi
atau perasaan siswa menjadi tidak senang dan tidak nyaman dalam belajar,
siswa kurang dapat fokus dan konsentrasi terhadap proses pembelajaran,

10
dan kurang menunjukan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam
berpartisipasi pada kegiatan pembelajaran disekolah; 2) Parent
involvement pada siswa termasuk ke dalam kategori negatif. Artinya,
siswa mempersepsikan orangtuanya kurang terlibat pada kegiatan
pendidikan anaknya baik dirumah, disekolah, dan kurang dalam membantu
pengembangan pendidikan dan merencanakan cita-cita pekerjaan anak
dimasa depan; 3) Student enggagement pada siswa termasuk ke dalam
kategori rendah. Artinya, siswa kurang terikat dalam mengikuti
pembelajaran disekolah, baik perilakunya yang sering membolos, kurang
konsentrasi maupun fokus pada pembelajaran, juga siswa sering merasa
bosan dan tidak senang mengikuti pembelajaran disekolah; 4) Hubungan
antara Home Based Involvement dengan Student engagement memiliki
keserataan yang paling kuat dan signifikan diantara aspek-aspek parent
involvement lainnya. Artinya, membutuhkan kontrol yang kuat dari
orangtua dirumah mengenai mengenai aktivitas sekolah maupun tugas
sekolah anaknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa, perhatian orang tua
sangat berpengaruh terhadap kontribusi dalam memotivasi siswa saat
belajar. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mengembangkan
bentuk motivasi lain yang dapat memepengaruhi belajar siswa.
11. Penelitian yang dilakukan oleh (Ibtida et al., 2016) mengungkapkan bahwa
1. Terdapat pengaruh yang signifikan kecerdasan logik matematik
terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini berdasarkan pada hasil
analisis data yang diperoleh nilai Fhitung = 347,562 dan sig = 0,000. Nilai
sig lebih kecil dari 0,05. Maka hipotesis yang diajukan “terdapat pengaruh
positif antara Kecerdasan logik matematik dengan hasil belajar
matematika” dapat diterima.2. Terdapat pengaruh yang signifikan motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika. Hal ini berdasarkan pada hasil
analisis data yang diperoleh nilai Fhitung = 322,629 dan sig = 0,000. Nilai
sig lebih kecil dari 0,05. Maka hipotesis yang diajukan “terdapat pengaruh
positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika” dapat
diterima.3. Terdapat pengaruh yang signifikan interaksi kecerdasan logik

11
matematik dan motivasi belajar dengan hasil belajar matematika. Hal ini
berdasarkan pada hasil analisis data yang diperoleh Fhitung = 191,882 dan
sig = 0,000. Nilai sig lebih kecil dari 0,05. Maka terdapat pengaruh positif
antara kecerdasan logic matematik (X1) dan motivasi belajar (X2) secara
bersama-sama dengan hasil belajar matematika (Y)”, dapat diterima.
12. Penelitian yang dilakukan oleh (Ali., U., Syamsuar., A., 2018)
mengungkapkan bahwa: (a) Sekolah dapat memperhatikan motivasi
belajar status gizi siswa agar siswa mendapatkan hasil belajar yang baik.
(b) Siswa harus memiliki motivasi yang tinggi, agar dapat memperoleh
hasil belajar yang baik. (c) Siswa agar memperhatikan status gizi sehingga
dapat menghasilkan hasil belajar penjasorkes yang baik pula. (d) Siswa
agar dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
(e) Bagi para peneliti disarankan untuk dapat mengkaji faktor-faktor lain
yang berhubungan dengan hasil belajar.
13. Penelitian yang dilakukan oleh (Baloch, 2017) mengungkapkan bahwa
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Negeri 04 Bati Tahun Pelajaran 2016/2017 kategori rendah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika di Sekolah Dasar Negeri 04 Bati Tahun Pelajaran 2016/2017
meliputi faktor fasilitas sekolah,keluarga,psikologis,kemampuan siswa,
interaksi siswa,media elektronik dan kedisplinan siswa. Kemudian upaya
yang dilakukan guru mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika di Sekolah Dasar Negeri 04 Bati yaitu memberikan
remedial, menunjuk siswa untuk maju ke depan mengerjakan soal di papan
tulis, memberikan soal-soal latihan secara berulang-ulang dan pemberian
tugas rumah (PR).
14. Penelitian yang dilakukan oleh (Restiaji et al., 2020) mengungkapkan
bahwa perubahan motivasi belajar adalah pada faktor internal kesehatan,
berupa fungsi- fungsi fisik (terutama pancaindera), Faktor psikologis
berupa rasa ingin tahu dan medapat simpati dari guru dan teman. Faktor
ekternal yang mempengaruhi motivasi belajar adalah faktor non sosial

12
berupa waktu saat pembelajaran berlangsung dan faktor sosial berupa
kehadiran guru kelas.
15. Penelitian yang dilakukan oleh (Muflihah, 2021) mengungkapkan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran aktif tipe Index
Card Match mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi
lambang bilangan bulat pada siswa kelas VII MTs Negeri 1 Kabupaten
Tangerang Banten. Penelitian ini membuktikan bahwa siswa akan lebih
bersemangat dan memiliki motivasi lebih dalam mempelajari Matematika
ketika mereka dilibatkan secara langsung dan aktif dalam proses
pembelajaran. Pihak sekolah sepatutnya mendukung dan menganjurkan
para guru mata pelajaran apapun, terkhusus Matematika untuk
menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga
peserta didik akan lebih bersemangat, termotivasi, dan menikmati proses
pembelajaran yang pada akhirnya juga bisa meningkatkan hasil belajar
mereka di sekolah.
16. Penelitian yang dilakukan oleh (Eveline & Hartini, 2017) dalam buku
Teori Belajar dan Pembelajaran mengungkapkan bahwa optimalisasi
pengalaman maupun kemampuan pembelajaran juga perlu dilakukan
untuk memotivasi belajar.Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain: (1) biarkan pembelajar menangkap sesuai dengan kemampuan
dan pengalamanya, (2) kaitkan pengalaman belajar saat ini dengan
pengalaman belajar pada masa lalu dan kemampuan si pembelajar, (3)
lakukan penggalian pengalaman dan kemampuan yang dimiliki pembelajar
misalnya melalui tes lisan maupun tes tertulis, (4) berikan kesempatan
pembelajar untuk membandinhgkan apa yang sekarang dipelajari dengan
kemampuan dan pengalaman yang telah dimilikinya.

13
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digambar dalam bentuk skema berikut :

Motivasi belajar siswa SD masih kurang


Bakat dan minat siswa kurang tersalurkan
Masalah

Orang tua dan guru harus bekerja sama dalam mendorong atau
membangkitkan motivasi belajar dalam diri siswa
solusi Guru harus lebih memperhatikan bakat dan minat yang dimiliki oleh siswa

Siswa lebih termotivasi dalam belajar


Bakat dan minat siswa tersalurkan dan memiliki motivasi yang tinggi
Harpan

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
(Nurul Hafiza, 2021)

14

Anda mungkin juga menyukai