B. Metode
a). Alat
1. Gelas kimia
2. Unit ekstraksi soxhlet
3. Gelas ukur
4. Corong kaca
5. Unit destilasi sederhana
6. Labu erlenmeyer
7. Pipet volume, ukur, tetes
8. Buret
9. Labu ukur
10. Statif, klem, dan klem buret
11. Alat pemanas
12. Piknometer
13. Termometer
b). Bahan
1. n-Hexane (C6H14)
2. Natrium Hydroxida (NaOH)
3. Indikator Phenolphtlaein (PP)
4. Aquadesh
5. Etanol (C2H5OH)
3. Cara Kerja
- Merangakai alat untuk ekstraksi biji wijen
- Haluskan biji wijen menggunakan mortal alu
- Setelah halus, timbang biji wijen menggunakan neraca digital gunakan kertas saring sebagai alasnya
- Ikat biji wijen yang telah halus lalu buat menjadi brongsong
- Masukkan brongsong kedalam soklet yang telah dirangkai
4. Data ekstraksi
NO Kebutuhan Hasil/Jumlah/Massa
1 Kertas saring 1,13 gr
2 Biji wijen hasil tumbuk 40 gr
3 Volume N Hexane 250 ml
4 Gelas kimia 250 ml 100,54 gr
kosong
5 Treeneck kosong 184,450 gr
6 Gelas ukur 10 ml kosong 17,65 gr
7 Pikno 5 ml kosong 13,95 gr
8 Gelas Kimia + N Hexane 259,16 gr
9 Treeneck N Hexane 340,25 gr
10 Gelas ukur isi Minyak 20,24 gr
11 Gelas kimia hexane Sisa 230,51 gr
12 Treeneck + Minyak 200,95 gr
13 Waktu mulai ekstraksi 07 : 38 WIB
14 Siklus 1 07 : 50 WIB
15 Siklus 2 07 : 53 WIB
16 Siklus 3 07 : 55 WIB
17 Suhu 650
18 Hasil residu basah Biji 45,07 gr
wijen
19 Hasil residu kering 39,91 gr
20 Volume minyak Biji 3,6 ml
wijen
21 Pikno isi N Hexane 17,42 gr
22 Pikno isi N Minyak 17,68 gr
23 p Minyak Biji wijen 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
massa jenis =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
17,68 − 13,95
massa kemiri =
5
= 0,746
24 p Hexane 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑖𝑠𝑖 − 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
massa jenis =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜
17,42 − 13,95
massa kemiri =
5
= 0,694
5. Data praktikum
- Perhitungan
Titrasi
V NaoH
V1). 5,4 – 6 = 0,6
V2). 6,8 – 7,6 = 0,8
V3). 7,6 – 8,3 = 0,7
2,1
=
3
= 0,7
1) Rendemen
(Treeneck + minyak) – (Treeneck kosong)
(200,95) – (184,450)
21,5
2) % Rendemen
𝑀. 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘(𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝐷𝑒𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑠𝑖)
× 100%
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙(𝑔𝑟)
3,6
× 100% = 9%
40
3) N – Hexane sisa
Gelas kimia N Hexane sisa – Gelas Kimia Kosong
230,51 – 100,54
129,97
4) Hasil Ekstraksi
(Treeneck + Hexane) – Treeneck Kosong
340,25 – 184,450
155,8
5) Definisi Destilasi
𝑚. 𝑁 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑎 129,97
= × 100% = × 100%
𝑚. 𝑁 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 155,8
= 83,24%
6) % Kesalahan minyak
Minyak p Teori = 0,927
𝑝 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑝 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 0,927 − 0,746
× 100% = × 100%
𝑝 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 0,927
= 19,52 %
7) % Kesalahan Hexane
N – Hexane p teori = 0,6548
𝑝 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖− 𝑝 𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘 0,6548−0,694
= 𝑝 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
× 100% = 0,6548
× 100%
= 5,9 %
- Uji % FFA
6. Analisis data
- Didapatkan minyak Biji wijen kurang dari 5 ml karena waktu yang digunakan pada proses hanya 20 menit yang
menyebabkan hasil minyak yang didapat terlalu sedikit
- Dalam mengkikat brongsong ada sedikit Biji wijen yang telah halus terjatuh, namun sudah ditambahkan agar
tidak mempengaruhi hasil minyak yang akan didapat
- Ketika memasukkan brongsong kedalam shoxlet ukuran brongsong terlalu besar sehingga tidak bisa masuk,
setelah di ikat ulang ukuran brongsong baru bisa dimasukkan
- Ketika ekstraksi dimulai suhu tidak diperhatikan, sehingga minyak yang dihasilkan terlihat sedikit kletik namun
tidak melewati dari standar yang ditentukan
- Hasil residu basah didalamnya sudah hampir tidak ada minyak yang tersisa, proses penghalusan Biji wijen sudah
tepat
- Kemungkinan pada proses dan penambahan Biji wijen pada saat pembuatan brongsong blum sesuai dengan
yang ditentukan sebagian besar disebabkan ada tumpahan yang tidak disadari dan ada bagian yang masi
mengeras ini berpengaruh pada minyak yang dihasilkan
- Persen kesalahan pada minyak Wijen yang besar disebabkan volume minyak untuk mengukur pada pikno
kurang yang berakibat pada besar persen kesalahan
- Persen kesalahan pada Hexane tidak terlalu tinggi di karenakan ketika mengukur pikno tidak terlalu berlebih
pada penambahan Hexane yang berpengaruh pada massa yang dihasilkan
- Pada titrasi titik ekivalen yang dihasilkan hampir keseluruhan tidak sesuai dengan konsenterasi hasil akhir juga
terbilang jauh dari standar
- Meski pada proses titrasi terjadi kesalahan pada penentuan titik ekivalen hasil pada FFA juga berpengaruh yang
berakibat pada kadarnya
- Kecilnya persen rendemen yang didapat karena pada proses ekstraksi minyak yang dihasilkan kurang dari
prosedur yang ditetapkan
- Agar tidak terjadi kesalahan pada perhitungan ada baiknya menggunakan labu destilasi treeneck yang berdasar
datar
- Didapatkan minyak yang masih terkandung sedikit Hexane karena pada proses pengambilan belum sepenuhnya
terambil
- Kemungkinan didapat minyak kecil juga di karenakan alat yang di pakai tidak di pastikan kebersihannya
sehingga ketika sudah menghasilkan minyak pada ekstraksi ada sedikit minyak yang menyangkut di kotoran
yang harusnya dibersihkan
- Dalam menimbang pikno harus benar benar teliti agar tidak ada kesalahan pada perhitungan data
- Penambahan alkohol pada proses titrasi harus tepat sesuai prosedur agar tidak terlalu pada proses titrasi yang
dilakukan
- Banyak kesalahan yang paling besar disebabkan karena kebersihan alat sebelum digunakan tidak di perhatikan
sama sekali
- Minyak yang hasilkan bisa lebih dari yang ditentukan jika waktu pada proses ekstraksi lebih luang dan suhu
pada proses tetap stabil
- Jika tidak ingin Hexane terbuang sia sia ada baiknya menutup bagian penyumbat dengan plastik warp agar uap
tetap terkunci didalam alat
- Penggunaan suhu yang terlalu tinggi dapat dilihat dari jeda waktu pada setiap siklus, sebaliknya jika suhu yang
digunakan stabil maka jeda waktu pada siklus cukup renggang
- Sebaiknya ketika brongsong sudah diangkat, buka ikatan secepatnya lalu disegerakan ditimbang agar akurat
sesuai prosedur
- Jika suhu terlalu tinggi pada proses ekstraksi jangan mematikan eating mentle cukup hanya dengan
menurunkan temperatur ini bertujuan agar suhu tetap terjaga.
7. Kesimpulan
- Didapat minyak biji wijen kurang dari 5 ml hanya didapatkan 3,6 ml
- %FFA adalah 0,009 %
- Massa jenis dari minyak Biji wijen adalah 0,88 gr
8. Daftar Pustaka
Karakter fisik minyak Biji bijian Suryani DKK jurnal pangan dan agro industri