Anda di halaman 1dari 59

BAB II

Kebutuhan energi dan bahan penunjang dalam suatu industri kimia


berdasarkan azaz kekekalan energi pada industri kimia:

Kebutuhan energi dan bahan penunjang dalam suatu industri kimia berdasarkan azaz kekekalan energi pada industri
kimia:

 Azaz kekekalan energi


 Sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi
 Hukum tehrmodinamika
 Rekasi eksoterm dan endoterm
 Dasar-dasar perhitungan neraca energi

Kebutuhan energi dan bahan penunjang dalam suatu industri kimia berdasarkan azaz kekekalan energi pada industri
kimia:

 Azaz kekekalan energi

Dalam ilmu fisika, hukum kekekalan energi menyatakan bahwa


jumlah energi dari sebuah sistem tertutup itu tidak berubah ia akan tetap
sama. Energi tersebut tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan oleh
manusia ; namun ia dapat berubah dari satu bentuk energi ke bentuk energi
lain. Contohnya, energi kimia dapat diubah menjadi energi kinetik dalam
ledakan dinamit.

Penemu dari Hukum Kekekalan Energi adalah James Prescott Joule, yaitu
seorang ilmuan dari Inggris yang lahir pada tanggal 24 Desember 1818 dan
meninggal pada tanggal 11 Oktober 1889. Ketika itu Hukum Kekekalan Energi
merupakan hukum pertama dalam termodinamika.

Manfaat dan Fungsi Kekekalan Energi


Dalam kehidupan kita sehari-hari terdapat banyak jenis energi. Selain energi
potensial dan energi kinetik pada benda-benda biasa (skala makroskopis),
terdapat juga bentuk energi lain. Ada energi listrik, energi panas, energi litsrik,
energi kimia yang tersimpan dalam makanan dan bahan bakar, energi nuklir,
setelah muncul teori atom, dikatakan bahwa bentuk energi lain tersebut
(energi listrik, energi kimia, dkk) merupakan energi kinetik atau energi
potensial pada tingkat atom (pada skala mikroskopis – disebut mikro karena
atom tu kecil.

Contoh lain adalah perubahan energi listrik menjadi energi panas (setrika),
energi listrik menjadi energi gerak (kipas angin) dll. Proses perubahan bentuk
energi ini sebenarnya disebabkan oleh adanya perubahan energi antara
energi potensial dan energi kinetik pada tingkat atom. Pada tingkat
makroskopis, kita juga bisa menemukan begitu banyak contoh perubahan
energi.

Bentuk-Bentuk Energi
Berdasarkan hukum ini, terdapat 3 bentuk energi yaitu:

1. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan
sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai
kecepatan tertentu. Jadi, Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki sebuah
benda karena pergerakannya. Kata “kinetik” itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “kinesis” yang artinya gerak. Secara umum terdapat dua jenis
energi kinetik, yaitu :

 Energi Kinetik Translasi, yaitu energi yang dimiliki oleh benda yang
mengalami gerak lurus (lintasannya berupa garis lurus).
 Energi Kinetik Rotasi, yaitu energi yang dimiliki oleh benda yang
berotasi (lintasannya berupa lingkaran).

Rumus Energi Kinetik


Ek =  mv2

Keterangan:
Ek = Energi Kinetik
m = Massa Benda (kg)
v = Kecepatan Benda (m/s)

2. Energi Potensial
Energi Potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisi (ketinggian)
benda tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi energi potensial dari
sebuah benda, tetapi tiga hal yang paling utama adalah massa benda
tersebut, gaya gravitasi dan ketinggian benda tersebut.

Rumus Energi Potensial


Ep = m.g.h

Keterangan:
Ep= Energi Potensial
m = Massa Benda (kg)
g = Gravitasi (m/s)
h =Ketinggian (m)

3. Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berhubungan dengan gerak dan posisi
dari sebuah benda. Oleh karena itu energi mekanik merupakan energi yang
didapatkan dari penjumlahan energi kinetik dan energi potensial dalam
melakukan suatu usaha.
Contoh energi mekanik adalah ketika kita memukul paku dengan sebuah
palu, nah palu itu akan kita angkat sehingga posisinya lebih tinggi (energi
potensial), kemudian kita gerakan ke arah paku dengan kecepatan tertentu
(energi kinetik), kemudian saat paku dan palu bersentuhan, paku akan
terdorong (energi mekanik) dan tujuan kita tercapai.

Rumus Energi Mekanik


Em = Ek  + Ep

Keterangan:
Em = Energi Mekanik
Ek  = Energi Kinetik
Ep  = Energi Potensial

Bunyi Hukum Kekekalan Energi


“Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan dimusnahkan, tetapi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
energi lain”.

Rumus Hukum Kekekalan Energi


Hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa besar energi mekanik
pada benda yang bergerak selalu tetap. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:
Em1 = Em2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2

Keterangan:
Em1, Em2 : energi mekanik awal dan energi mekanik akhir (J).
Ek1, Ek2 : energi kinetik awal dan energi kinetik akhir (J).
Ep1, Ep2 : energi potensial awal dan energi potensial akhir (J).

Contoh Soal Hukum Kekekalan Energi


1. Sebuah mangga bermassa 1,2 kg jatuh dari pohon dengan ketinggian 5 m
di atas tanah. (g = 10 m/s2).

1. Berapa energi potensial dan energi kinetik mula-mula?


2. Berapa energi potensial dan energi kinetik pada saat tingginya 4,8 m?
Berapa kecepatan mangga saat itu?
3. Berapa kecepatan saat menyentuh tanah?

Pembahasan
Diketahui:
m = 1,2 kg
h = 5 mg = 10 m/s2

Ditanya:
a. Ep dan Ek mula-mula = …?

1. Ep dan Ek saat h1 = 4,8 = …? v1 = …?


2. v saat menyentuh tanah = …?
2. Andi menjatuhkan sebuah batu dari ketinggian 20 meter sehingga batu
bergerak jatuh bebas. Jika percepatan gravitasi di tempat itu 10 m/s 2, maka
kecepatan batu setelah berpindah sejauh 5 meter dari posisi awalnya adalah
….
A. 10√3 m/s
B. 10 m/s
C. 8 m/s
D. 5√3 m/s
E.  5 m/s
Petunjuk penyelesaian:
Sebenarnya, soal di atas dapat kita selesaikan dengan konsep gerak jatuh
bebas. Tapi pada kesempatan ini, kita akan menyelesaikannya dengan
menggunakan hukum kekekalan energi mekanik.

Berdasarkan soal:
Dik : h1 = 20 m, v1 = 0, g = 10 m/s2, h = 5 m, h2 = 20 – 5 = 15 m
Dit : v2 = … ?

Sesuai dengan hukum kekekalan energi mekanik:

⇒ Em1 = Em2

⇒ Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2

⇒ m.g.h1 + ½ m.v12 = m.g.h2 + ½m.v22

⇒ m. 10 (20) + 0 = m. 10 (15) + ½m.v22

⇒ 200 m = 150 m + ½m.v22

⇒ 200 = 150 + ½ v22

⇒ 200 – 150 = ½ v22

⇒ 50 = ½ v22

⇒ 100 = v22

⇒ v2 = 10 m/s

Untuk memastikan jawaban, mari kita coba selesaikan soal di atas dengan
konsep gerak jatuh bebas. Sesuai dengan konsep gerak jatuh bebas,
kecepatan benda pada ketinggian tertentu dapat dihitung dengan rumus
berikut:
⇒ v22 = 2.g.h

⇒ v22 = 2. (10) (5)

⇒ v22 = 100

⇒ v2 = 10 m/s
Jawaban : B

3. Bola pejal bermassa 1 kg dilempar vertikal ke atas dari tanah dengan


kecepatan awal 40 m/s. Jika percepatan gravitasi di tempat itu adalah 10 m/s 2,
maka besar energi kinetik bola saat bola mencapai ketinggian 20 meter
adalah ….
A. 600 J
B. 500 J
C. 300 J
D. 200 J
E. 100 J

Petunjuk penyelesaian:
Jika dalam suatu sistem berlaku hukum kekekalan energi mekanik, maka
energi mekanik sistem akan selalu tetap. Dengan kata lain, jumlah energi
potensial dan energi kinetik sistem sama di segala titik. Secara matematis,
hukum kekekalan energi mekanik ditulis sebagai berikut:

⇒ Em1 = Em2

⇒ Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2

⇒ m.g.h1 + ½ m.v12 = m.g.h2 + ½m.v22


Keterangan :
Ep1 = energi potensial benda pada kondisi pertama (J)
Ep2 = energi potensial benda pada kondisi kedua (J)
Ek1 = energi kinetik benda pada kondisi pertama (J)
Ek2 = energi kinetik benda pada kondisi kedua (J)
h1 = ketinggian mula-mula (m)
h2 = ketinggian pada kondisi kedua (m)
v1 = kecepatan benda pada kondisi awal (m/s)
v2 = kecepatan benda pada kondisi kedua (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
m = massa benda (kg)

Berdasarkan soal:
Dik : m = 1 kg, h1 = 0, v1 = 40 m/s,  g = 10 m/s2, h2 = 20 m
Dit : Ek2 = … ?

Sesuai hukum kekekalan energi mekanik:

⇒ m.g.h1 + ½ m.v12 = m.g.h2 + Ek2

⇒ 1 (10) (0) + ½ 1 (40)2 = 1 (10) (20) + Ek2

⇒ 800 = 200 + Ek2

⇒ Ek2 = 800 – 200

⇒ Ek2 = 600 J
Jawaban : A
 Sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi
Sistem Terbuka adalah suatu sistem dimana terdapat perpindahan materi dan energi antara sistem tersebut dan
lingkungannya.

Contoh dari sistem terbuka yaitu:

Misalkan kita melakukan pembakaran dalam suatu baskom di halaman rumah, maka dalam proses pembakaran
tersebut dimungkinkan akan terjadi perpindahan dari materi hasil reaksi pembakaran seperti gas serta materi dari
lingkungan sekitar yang ikut masuk kedalam baskom selain pertukaran energi yang terjadi antara sistem dan
lingkungannya.

Sistem Tertutup adalah suatu sistem dimana tidak terdapat perpindahan materi melainkan hanya memungkinkan
adanya perpindahan energi antara sistem tersebut dan lingkungannya.

Contoh dari sistem tertutup yaitu:

Misalkan kita memiliki rumah hijau atau rumah kaca, maka yang memungkinkan terjadi adalah proses perpindahan
panas atau kalor dari lingkukan ke dalam rumah kaca/hijau (sistem) tanpa adanya materi dari dalam rumah
kaca/hijau yang terpindah atau keluar ke lingkungan.

Sistem Terisolasi adalah suatu sistem dimana tidak memungkinkan untuk terjadi perpindahan baik itu materi
ataupun enertgi antara sistem tersebut dan lingkungannya.

Contoh dari sistem terisolasi yaitu:

Misalkan kita memiliki Termos minuman, maka termos tersebut bisa kita kategorikan sebagai sistem terisolasi
karena materi maupun energi dari dalam termos tidak mungkin untuk keluar ke lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa sistem terbuka, tertutup, dan terisolasi
dikategorikan berdasarkan pada kemungkinan perpindahan antara materi dan energi dari sistem tersebut ke
lingkungan sekitarnya.

Pengertian Sistem dan Lingkungan dalam


Termokimia
By Muhammad Mahfuzh HudaPosted on August 30, 2018

Salah satu pokok bahasan paling penting di dalam ilmu kimia ialah mengenai
termokimia. Ilmu ini menjelaskan tentang aliran energi dan panas yang masuk dan
keluar dari sebuah reaksi kimia. Penggunaanya paling banyak dalam bidang industri
dan keteknikan (engineer). Sebagai pengantar dari ilmu kimia aku akan jelaskan
mengenai pengertian sistem dan lingkungan dalam termokimia. Silahkan simak:

Pengertian Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran dan perubahan panas yang
terjadi dalam suatu reaksi kimia. Termokimia memiliki hubungan yang sangat erat
dengan Termodinamika.

Untuk mendefinisikan kondisi panas suatu reaksi kimia, maka dibuatlah batasan yang
disebut dengan sistem dan lingkungan.

Pengertian Sistem dan Lingkungan dalam Termokimia

Pengertian Sistem dan Lingkungan


Dalam termokimia, memahami tentang definisi sistem dan lingkungan sangatlah
penting, sebab tanpa mengetahui batasan antara sistem dan lingkungan, kita tidak akan
bisa menerapkan konsep ilmu termokimia.

Sistem adalah bagian dari alam semesta yang dijadikan sebagai fokus pengamatan.
Sedangkan lingkungan adalah bagian di luar dari sistem yang memiliki pengaruh
terhadap sistem. Contohnya ialah dalam reaksi antara urea dan air di dalam sebuah
botol tertutup, maka air dan urea di dalam botol tersebut (serta sedikit udara)
merupakan sistem dan dinding botol (serta tutupnya) merupakan lingkungan.

Contoh lainnya ialah pada saat mengamati sup yang direbus hingga mendidih, maka isi
sup di dalam panci merupakan sistem sedangkan udara di bagian permukaan air dan
dinding panci merupakan lingkungan.
Pada ban mobil, jika pengamatan kita fokus pada udara di dalam ban mobil, maka karet
ban dan aspal merupakan lingkungan.

Sementara itu sistem sendiri terbagi menjadi tiga, yakni: sistem terbuka, sistem tertutup
dan sistem terisolasi. Berikut ini pengertiannya:

Pengertian Sistem Terbuka


Sistem terbuka adalah kondisi dimana memungkinkan terjadinya pertukaran materi dan
energi dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.

Contoh paling mudahnya dapat dipahami dari ilustrasi berikut ini:

Contoh Sistem Terbuka

Ketika kamu memasak sup dengan bagian atas panci terbuka, maka ini termasuk
dalam sistem terbuka. Sebab materi dapat bertambah (dengan penambahan bumbu
dan bahan sup) dan berkurang (dengan menguapnya air). Energi yang ada di dalam
panci juga dapat bertambah dan berkurang dengan bebas, baik itu hilangya panas
karena radiasi maupun karena terserap udara di permukaan panci.

Pengertian Sistem Tertutup

Sistem tertutup adalah kondisi dimana tidak mungkin terjadi pertukaran materi dari
sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya, tetapi masih mungkin terjadi pertukaran
energi dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.

Contoh sederhananya dapat dipahami dari ilustrasi berikut ini:


Contoh Sistem Tertutup

Ketika kamu memasak sup dengan bagian atas tertutup rapat, maka ini termasuk dalam
sistem tertutup. Sebab materi di dalam panci tidak dapat bertambah ataupun berkurang.
Sementara itu energi dapat bertambah ataupun berkurang melalui radiasi maupun
induksi panas.

Pengertian Sistem Terisolasi


Sistem Terisolasi adalah kondisi dimana tidak mungkin terjadi pertukaran materi dan
energi dari sistem ke lingkungan ataupun sebaliknya.

Contoh sederhananya bisa kamu pahami dengan ilustrasi berikut:

Contoh Sistem
Terisolasi

Ketika kamu menyimpan sup di dalam termos yang tertutup rapat, maka ini termasuk
dalam sistem terisolasi (sangat populer di negara 4 musim). Sebab pada kondisi ini
materi dan energi di dalam termos sup tidak akan dapat berkurang maupun bertambah.
Seperti yang kalian ketahui bahwa panas di dalam termos tidak akan berkurang
walaupun lingkungannya dingin pun tidak akan bertambah ketika temperatur di luar
tinggi.

Walaupun pada kenyataanya tidak ada sistem yang terisolasi sempurna, namun di
dalam ilmu kimia (dan fisika), kondisi dimana minimum energi yang keluar-masuk
seperti pada termos diasumsikan sebagai terisolasi.

Baca Juga: Bentuk-bentuk energi dan Perubahan

Aplikasi Konsep Sistem dan Lingkungan


Konsep Sistem dan Lingkungan sebenarnya tidak asing kita jumpai di dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa contoh yang sudah kita bahas di atas merupakan kejadian yang
ada di sekitar kita.

Penerapan dari konsep sistem dan lingkungan yang sederhana dapat kita lihat pada
termometer. Pada termometer, bagian dalamnya yang berisi merkuri (Hg) atau Alkohol
merupakan bagian yang diamati (sistem), sedangkan bagian luarnya merupakan
lingkungan.

Meningkatnya temperatur di lingkungan dapat menyebabkan perubahan pada kondisi


merkuri (volume meningkat), sehingga dapat disimpulkan bahwa energinya bertambah.
Maka ini merupakan sistem tertutup, dimana pertukaran energi dapat terjadi namun
pertukaran materi tidak dapat terjadi.

Jika termometer di desain dengan sistem terbuka ataupun sistem terisolasi, maka
pengukuran temperatur tidak akan akurat lagi. Hal inilah yang menyebabkan saintis
mendesain termometer seperti yang bisa kalian lihat saat ini.

Jadi pengertian sistem dan lingkungan dalam termokimia merupakan pokok bahasan


ilmu kimia yang penting karena aplikasinya pada berbagai bidang.

 Hukum tehrmodinamika

Hukum Termodinamika
Termodinamika mempunyai hukum-hukum pendukungnya. Hukum-
hukum ini menerangkan bagaimana dan apa saja konsep yang harus
diperhatikan. Seperti peristiwa perpindahan panas dan kerja pada
proses termodinamika.
Sejak perumusannya, hukum-hukum ini sudah menjadi hukum
penting dalam dunia fisika yang berhubungan dengan termodinamika.
Penerapan hukum-hukum ini juga digunakan dalam berbagai bidang
seperti bidang ilmu lingkungan, otomotif, ilmu pangan, ilmu kimaia
dan lain-lain. Berikut hukum-hukum termodinamika :

Hukum Termodinamika 1
(Kekekalan Energi dalam Sistem)
Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan. Manusia hanya
bisa mengubah bentuk energi dari bentuk energi satu ke energi
lainnya. Dalam termodinamika, jika sesuatu diberikan kalor, maka
kalor tersebut akan berguna untuk usaha luar dan mengubah energi
dalam.

 Bunyi Hukum Termodinamika 1


“untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan
sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi
dalam ΔU = Q – W”.

Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q


tidak. W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam
proses termodinamika yang bisa merubah keadaan. U merupakan
fungsi variabel keadaan (P,V,T,n). W bertanda positif bila sistem
melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika menerima
usaha lingkungan.
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan
negatif jika melepas kalor pada lingkungan. Perubahan energi dari
sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem
dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada
proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah
perubahan dan batasan-batasan lain.

Rumus Hukum Termodinamika 1


Secara matematis hukum I termodinamika dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Q = ∆U+W
Dengan ketentuan, jika:
Q(+) → sistem menerima kalor
OR → sistem melepas kalor
W(+) → sistem melakukan usaha
W(-) → sistem dikenai usaha
∆U(+) → terjadi penambahan energi dalam
∆U(-) → terjadi penurunan energi dalam
ΔU = Q − W

Keterangan :
ΔU = perubahan energi dalam (joule)
Q = kalor (joule)
W = usaha (joule)

Proses-proses
Isobaris → tekanan tetap
Isotermis → suhu tetap → ΔU = 0
Isokhoris → volume tetap (atau isovolumis atau isometric) → W = 0
Adiabatis → tidak terjadi pertukaran kalor → Q = 0
Siklus → daur → ΔU = 0
Persamaan Keadaan Gas
Hukum Gay-Lussac
Tekanan tetap → V/T = Konstan → V1/T1 = V2/T2
Hukum Charles
Volume tetap → P/T = Konstan → P1/T1 = P2/T2
Hukum Boyle
Suhu tetap → PV = Konstan → P1V1 = P2V2
P, V, T Berubah (non adiabatis)
(P1V1) / (T1) = (P2V2) / (T2)

Adiabatis
P1V1 γ= P2V2γ
T1V1 γ − 1= T2V2γ − 1
γ = perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap dan volum tetap
→ γ = Cp/Cv
Usaha
W = P(ΔV) → Isobaris
W = 0 → Isokhoris
W = nRT ln (V2 / V1) → Isotermis
W = − 3/2 nRΔT → Adiabatis ( gas monoatomik)
Keterangan :
T = suhu (Kelvin, jangan Celcius)
P = tekanan (Pa = N/m2)
V = volume (m3)
n = jumlah mol
1 liter = 10−3m3
1 atm = 105 Pa ( atau ikut soal!)
Jika tidak diketahui di soal ambil nilai ln 2 = 0,693
Mesin Carnot
η = ( 1 − Tr / Tt ) x 100 %
η = ( W / Q1 ) x 100%
W = Q1 − Q2
Keterangan :
η = efisiensi mesin Carnot (%)
Tr = suhu reservoir rendah (Kelvin)
Tt = suhu reservoir tinggi (Kelvin)
W = usaha (joule)
Q1 = kalor masuk / diserap reservoir tinggi (joule)
Q2 = kalor keluar / dibuang reservoir rendah (joule)

Contoh Soal
Suatu gas mempunyai volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan
kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Bila tekanan
gas yaitu 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut ??
(1 atm = 1,01 x 105 Pa)
Pembahasan
Diketahui :
V2 = 4,5 m3
V1 = 2,0 m3
P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa
Isobaris → Tekanan Tetap
Ditanya W ??
Dijawab :
W = P (ΔV)
W = P(V2 − V1)
W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule
Hukum Termodinamika 2
(Arah reaksi sistem dan batasan)
Hukum kedua ini membatasi perubahan energi mana yang bisa terjadi
dan yang tidak. Pembatasan ini dinyatakan dengan berbagi cara,
yaitu :

“Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalorKalor


mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannya”

Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor


Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu
siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan
mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.

Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran


termodinamika yang menyertai suatu perubahan setiap keadaan dari
awal sampai akhir sistem dan menyatakan ketidakteraturan suatu
sistem)
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi
dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.

Hukum Termodinamika 3
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai
temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum
ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

SIKLUS RANKINE
 
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah
panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran
tertutup, yang biasanyamenggunakan air sebagai fluida yang bergerak.
Siklus ini menghasilkan 80% dariseluruh energi listrik yang dihasilkan
di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan
Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.

Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara
umumditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama
untuk siklus Rankineadalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir,
dan panas matahari.

Siklus Rankine kadang kadang dikenal sebagai suatu Daur Carnot


praktis ketika suatuturbin efisien digunakan, T diagram akan mulai
untuk menyerupai Daur Carnot.Perbedaan yang utama adalah bahwa
suatu pompa digunakan untuk memberitekanan cairan sebagai
penganti gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih sedikitenergy
dibanding yang memampatkan suatu gas di dalam suatu penekan
( sepertidi Daur Carnot).
suatu siklus thermodynamic mengkonversi panas ke dalam pekerjaan.
Panas disediakan secara eksternal bagi suatu pengulangan
tertutup,yang pada umumnya menggunakan air sebagai cairan. Siklus
ini menghasilkansekitar 80% dari semua tenaga listrik yang
digunakan.

Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan


secarakonstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini,
namun air dipilihkarena berbagai karakteristik fisika dan kimia,
seperti tidak beracun, terdapatdalam jumlah besar, dan murah.

Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic,


yang berarti pompa dan turbin tidak menghasilkan entropi dan
memaksimalkan outputkerja. Dalam siklus Rankine yang sebenarnya,
kompresi oleh pompa dan ekspansidalam turbin tidak isentropic.

Dengan kata lain, proses ini tidak bolak balik dan entropi meningkat


selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkanoleh
pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara
khusus,efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik titik air
selama ekspansi keturbin akibat kondensasi.
Titik  titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosidan korosi,
mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah
dalammenangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada
temperatur yang sangattinggi.

Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan


temperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam
meningkatkan efisiensi siklusRankine. Siklus Rankine dengan
pemanasan ulang. Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara
bergantian.

Yang pertama menerima uap dari boiler pada tekanantinggi. Setelah


uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dandipanaskan
ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih
rendah.Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap
berkondensasi selamaekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan
turbin, dan meningkatkan efisiensiturbin.

Siklus Rankine regenerative Konsepnya hampir sama seperti konsep


pemanasan ulang. Yangmembedakannya adalah uap yang telah
melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan
sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi
dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan
pencampurantemperatur. Hal ini akan mengefisiensikan pemanasan
primer.

Proses Siklus Rankine


Siklus Rankine adalah suatu mesin kalori dengan uap air
menggerakkan siklus. Cairan Aktip yang umum adalah air. Siklus
terdiri dari empat proses, setiapsiklus mengubah keadaan fluida
(tekanan dan/atau wujud).
 

 Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan


tinggi dalam bentuk cair. Proses ini membutuhkan sedikit input
energi.

 Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana


fluida dipanaskanhingga menjad uap pada tekanan konstan
menjadi uap jenuh.

Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan


energi listrik. Hal inimengurangi temperatur dan tekanan uap,
dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi.

Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap


diembunkan dalamtekanan dan temperatur tetap hingga
menjadi cairan jenuh.

Contoh Soal Termodinamika


Contoh 1
Berikan penjelasan mengenai proses kuasistatik
Jawab:
Proses kuasistatik adalah suatu proses yang pada setiap saat atau pada
setiap tahap perubahan sistem secara keseluruhan selalu mencapai
keadaan kesetimbangan. Hal ini berarti bahwa sistem pada setiap
tahapan proses, tetap dapat dituliskan persamaan keadaannya.

Dapat dinyatakan juga bahwa proses kuasistatik adalah proses yang


merupakan rentetan keadaan setimbang tak terhingga banyak; setiap
saat keadaan setimbang itu hanya menyimpang sedikit dari keadaan
setimbang sebelumnya.

Contoh 2
Berikan penjelasan dan tuliskan komentar untuk pernyataan berikut
ini: Sebuah silinder yang dilenmgkapi dengan piston berisi sejumlah
gas. Di atas piston diletakkan 2 (dua) anak timbangan masing-masing
dengan massa 1 kg, jika satu anak timbangan diambil maka tekanan
dan volume sistem gas akan berubah.
Bagaimana pendapat anda, contoh ini merupakan proses kuasistatik
atau proses nonkuasistatik?

Jawab:
Jelas sistem ini mengalami proses nonkuasistatik, sebab bukan
merupakan rentetan keadaan setimbang tak terhingga banyak,
melainkan hanya dua keadaan setimbang yaitu setimbang awal dan
setimbang akhir.

Contoh 3
Bagaimana agar supaya proses yang dijalani pada contoh 2 menjadi
proses kuasistatik?
Jawab:
Agar proses yang dijalani sistem pada ontoh 2 menjadi proses
kuasistatik, maka salah satu anak timbangan itu harus diganti sejuta
pemberat kecil-kecil anak timbangan dengan massa total 1 kg dan satu
per satu pemberat kecil-kecil itu diambil, sehingga proses yang
dijalani sistem adalah proses kuasistatik.

Contoh 4
Berikan dan tuliskan penjelasan mengenai proses reversibel.
Jawab:
Proses reversibel adalah merupakan proses dari suatu keadaan awal
ke keadaan tertentu dan dari keadaan akhir tersebut dimungkinkan
terjadinya proses balik ke keadaan awal kembali melalui jalan yang
sama. Sedemikian rupa dengan mudah jika pada sistem dikenai
kondisi tertentu.

Contoh 5
Tuliskan 2 (dua) persyaratan agar proses dikatakan berbalik
(reversibel)
Jawab:
proses tersebut merupakan proses kuasistatik
dalam proses tersebut tidak terjadi efek-efek disipasi

Contoh 6
Berikan dan tuliskan penjelasan mengenai daur atau siklus.
Jawab:
Daur atau siklus adalah proses terus menerus yang merupakan
sederetan proses yang terdiri atas beberapa tahapan dari suatu
keadaan setimbang ke keadaan setimbang lain kemudian kembali
keadaan setimbang semula yang hasilnya adalah pengubahan kalor
menjadi kerja atau usaha luar.

Contoh 7
Apakah pengubahan kalor seluruhnya menjadi usaha dapat terjadi.
Jawab:
Pengubahan kalor seluruhnya menjadi tenaga/usaha dalam satu tahap
saja dapat terjadi; yaitu pada proses ekspansi isotermal sistem gas
ideal.
– pelajari lebih lanjut, apakah proses yang demikian dapat diambil
manfaatnya? (bacalah kembali uraian dengan seksama dan
kembangkan wawasan dan penalaran anda).

Contoh 8
Berikan penjelasan mengenai mesin kalor atau mesin pemanas,
lengkapi dengan contoh
Jawab:
Mesin kalor/mesin pemanas adalah suatu alat atau sistem yang
berfungsi untuk mengubah energi kalor atau energi panas menjadi
energy usaha atau energi mekanik. Sebagai contoh adalah motor bakar
atau motor letup.
(Lengkapi jawaban anda dengan membaca kembali dan memahami:
-I- 4 ciri mesin kalor/mesin pemanas
-I- Gambar skematis prinsip mesin kalor atau mesin pemanas).

Contoh 9
Berilah penjelasan mengenai mesin pendingin, lengkapi penjelasan
dengan contoh.
Jawab:
Mesin pendingin adalah suatu alat atau sistem yang berfungsi untuk
secara netto memindahkan kalor dari reservoar dingin ke reservoar
panas dengan menggunakan usaha luar. Sebagai contoh adalah lemari
es atau refrigerator.

Contoh: 10
Selama proses isokhorik (v = 1 m3), gas menerima kalor 1000 kalori
sehingga tekanan berubah sebesar 814 N/m2. Hitunglah perubahan
energi dalam gas selama proses tersebut Jawab:
Proses isokhorik: AV = 0 sehingga AW = P . AV = 0 AQ = AU + AW     
^ 1000 = AU + 0

Jadi perubahan energi dalam gas = 1000 kalori =1000 x 4.186 J =


4186J
Gas diatomik pada suhu sedang 200°C dan tekanan 105
N/m2 bervolume 4 lt. Gas mengalami proses isobarik sehingga
volumenya 6 liter kemudian proses isokhorik sehingga tekanannya 1.2
x 105 N/m2. Berapakah besar perubahan energi dalam gas selama
proses tersebut ?
Jawab:
PV = n R T—— ^ P AV + V AP = n R AT
Proses A – B (AP = 0):
P AV = n R AT = 105 . 2.10-3 = 200 J AUBC = 5/2 n R AT = 500 J
(diatomik 200°C)
Proses :B – C (AV = 0):
V AP = n R AT = 6.10-3.0,2. 105 = 1120 J AUBC = 5/2 n R AT = 300 J
(diatomik 200°C)
Jadi AU total = AUAB + AUBC = 800 J

Bila suatu gas dimampatkan secara isotermik maka tentukanlah


tekanan, energi dalam dan usaha yang dilakukan oleh gas!
Jawab:
Gas dimampatkan berarti volume gas bertambah kecil (AV < 0)
MODUL TERMODINAMIKA                    SMAN1
MATARAM                       BURHANUDIN, SPd
Proses gas secara isotermik berarti AT = 0 Jadi: PV = C——————— ^
P = C/V

Karena volume gas bertambah kecil maka tekanan gas akan


bertambah besar. Kenaikan tekanan gas ini disebabkan oleh makin
seringnya molekul-molekul gas menumbuk dinding tempatnya (jarak
tempuh molekul gas makin pendek) bukan karena kecepatannya yang
bertambah.

AU=3/2 n R AT
Karena proses isotermik (AT= 0), maka perubahan energi dalam sama
dengan nol Berarti energi dalam gas tidak berubah.
AQ = AU + AW———– ^ AW = P AV

Karena AU = 0 maka AQ = AW, berarti kalor yang diserap gas


seluruhnya diubah menjadi usaha gas. Karena volume gas bertambah
kecil (DV < 0) maka usaha yang dilakukan gas negatif(AW < O),
berarti gas menerima kerja dari luar.

Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi


sebesar 1000°K mempunyai efisiensi sebesar 50%. Agar efesiensinya
naik menjadi 60%, berapakah reservoir suhu tinggi harus dinaikkan ?
Jawab:
h = 1-T2/T1 —^ 0,5 = 1 T2/1000 jadi T2 = 500°K Apabila efesiensinya
dijadikan 60% (dengan T2 tetap), maka h = 1 – T2/T1 —^ 0,6 =1 –
500/T2 jadi T1= 12.50 °K
 Rekasi eksoterm dan endoterm

Untuk pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai Reaksi


Eksoterm yang dimana dalam hal ini meliputi pengertian, teori, perbedaan
dan contoh, nah agar dapat lebih memahami dan dimengerti simak ulasan
selengkapnya dibawah ini.
Membusuk dari kuku akan Mengapa apotek Jangan sampai dioperasi!
hilang dalam 2 hari, hanya menyembunyikan ini jika jamur Lancarkan dulu peredaran darah
beberapa tetes sederhana pada kuku takut ... dengan bahan utama dapur ini

Kesempatan langka! Tutup


2.5 jam seks dengan istri jika Melumpuhkan lawan selama 30
tahun, iPhone XS hanya 2 juta! 1
Anda mencoba pil ini! menit
tahun garansi

Pengertian Reaksi Eksoterm


Reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepaskan kalor. Pada
reaksi eksoterm, suhu campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari
zat-zat kimia yang bersangkutan akan turun sehingga sistem melepaskan
kalor ke lingkungannya.

Reaksi eksoterm ada yang terjadi secara alami dan ada yang terjadi secara
buatan. Reaksi eksoterm alami merupakan proses reaksi di alam yang
berlangsung spontan dengan melepaskan energi. Misalnya, besi berkarat, air
mengalir, ledakan bom, pertunjukan kembang api, dan pembakaran kayu.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Asam Sulfat – Pengertian,
Sifat, Rumus, Bahaya dan Proses

Rekasi eksoterm buatan merupakan reaksi eksoterm hasil percobaan di


laboratorium. Misalnya, reaksi natrium peroksida dengan air, reaksi HCL dan
serbuk Zn, pencampuran air dengan asam pekat, penambahan air kedalam
tembaga sulfat anhidrat, dan reaksi besi (III) oksida dengan logam aluminium
(reaksi termit).

Reaksi eksoterm pada umumnya berlangsung spontan, sedangkan reaksi


endoterm tidak.
Pada reaksi endoterm : DH = Hp – Hr > 0 ( bertanda positif )
Pada reaksi eksoterm : DH = Hp – Hr < 0 ( bertanda negatif )

Pada reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem


akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi.
Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif.

Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dapat dinyatakan dengan diagram


tingkat energi seperti berikut ini:
Teori-Teori Reaksi Eksoterm
Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi
logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari
material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori
empat elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun
itu tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad
pertengahan, transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka
mencoba, misalnya, mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan
timbal dengan campuran tembaga-timbal dengan sulfur.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Etanol – Pengertian, Msds,
Rumus, Struktur, Bahaya, pH & Pembuatannya

Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di


bumi telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfur
dan asam nitrat oleh alkemis Jābir ibn Hayyān. Proses ini dilakukan dengan
cara memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga sulfat,
alum dan kalium nitrat. Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber
memproduksi asam klorida dan natrium sulfat dengan mereaksikan asam
sulfat dengan natrium klorida.

Dengan adanya pengembangan lead chamber process pada tahun 1746 dan


proses Leblanc, sehingga memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan
natrium karbonat dalam jumlah besar, maka reaksi kimia dapat diaplikasikan
dalam industri. Teknologi asam sulfat yang semakin maju akhirnya
menghasilkan proses kontak di tahun 1880-an, dan proses Haber
dikembangkan pada tahun 1909–1910 untuk sintesis amonia.

Dari abad ke-16, sejumlah peneliti seperti Jan Baptist van Helmont, Robert
Boyle dan Isaac Newton mencoba untuk menemukan teori-teori dari
transformasi-transformasi kimia yang sudah dieksperimenkan. Teori plogiston
dicetuskan pada tahun 1667 oleh Johann Joachim Becher.

Teori itu mempostulatkan adanya elemen seperti api yang disebut “plogiston”,
yang terdapat dalam benda-benda yang dapat terbakar dan dilepaskan
selama pembakaran. Teori ini dibuktikan salah pada tahun 1785 oleh Antoine
Lavoisier, yang akhirnya memberikan penjelasan yang benar tentang
pembakaran.

Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay-Lussac akhirnya mengetahui bahwa


karakteristik gas selalu sama. Berdasarkan hal ini dan teori atom dari John
Dalton, Joseph Proust akhrinya mengembangkan hukum perbandingan tetap
yang nantinya menjadi konsep awal dari stoikiometri dan persamaan reaksi.

Pada bagian kimia organik, telah lama dipercaya bahwa senyawa yang
terdapat pada organisme yang hidup itu terlalu kompleks untuk bisa
didapatkan melalui sintesis kimia. Menurut konsep vitalisme, senyawa organik
dilengkapi dengan “kemampuan vital” sehingga “berbeda” dari material-
material inorganik.
Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Amonia – Pengertian,
Rumus, Proses, Sifat, Dampak dan Cara

Tapi pada akhirnya, konsep ini pun berhasil dipatahkan setelah Friedrich
Wöhler berhasil mensintesis urea pada tahun 1828. Kimiawan lainnya yang
memiliki kontribusi terhadap ilmu kimia organik di antaranya Alexander
William Williamson dengan sintesis eter yang dilakukannya dan Christopher
Kelk Ingold yang menemukan mekanisme dari reaksi subs.
Contoh Penulisan Persamaan Reaksi dalam
Termokimia
C(s) + O2(g) ® CO2(g) + 394 kJ
2 C(s) + H2(g) ® C2H2(g) – 226,8 kJ

Ditulis:

C(s) + O2(g) ® CO2(g) AH = –394 kJ


2 C(s) + H2(g) ® C2H2(g) AH = +226,8 kJ

Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm


Terdiri dari:

→ Reaksi Eksoterm
1. Membebaskan kalor
2. Suhu sistem lebih tinggi dibandingkan Suhu lingkungan
3. Kalor berpindah dari sistem ke lingkungan
4. Entalpi sistem akan berkurang
5. Mengalami kenaikan suhu

→ Reaksi Endoterm
 Memerlukan kalor
 Suhu sistem lebih rendah dibandingkan suhu lingkungan
 Kalor berpindah dari lingkungan ke sistem
 Entalpi sistem akan bertambah
 Mengalami penurunan suhu

Baca Juga Artikel yang Mungkin Berkaitan : Koloid adalah

Contoh Reaksi Eksoterm dalam Kehidupan


Sehari-Hari
Terdiri atas:

1. Letusan Kembang Api

2. Peledakan Bom
3. Pembakaran Kayu
4. Proses Besi Berkarat

Contoh Reaksi Eksoterm :


 Reaksi pembakaran
 Reaksi Respirasi
 Reaksi Pembentukan
 Reaksi Nuklir
 Reaksi netralisasi
 Reaksi karbit dengan air
 Reaksi alkana dengan asam
 Reaksi pembentukan molekul dari atom pada fase gas
 Batu kapur direndam dalam air
 Uap air menjadi hujan (kondensasi)
 Pencampuran air basa lemah
 Pencampuran air anhidrat
 Pembantukan air/salju di awan
 Uap air menjadi air
 Air menjadi Es

Contoh Reaksi Endoterm :


 Es menjadi air
 Air menjadi uap air
 Pelarutan urea dalam air
 Pembentukan kation dari sebuah atom dalam fase gas
 Pemanggangan ion
 Mencampurkan air dengan ammonium nitrat
 Memisahkan pasangan ion
 Mencairkan garam padat
 Karbon dipanaskan dengan uap Air

1. Reaksi Eksoterm
Istilah eksoterm berasal dari bahasa Yunani, eksos (luar) dan term (panas atau kalor), artinya
terdapat kalor yang keluar dari sistem ke lingkungan. Apa yang dimaksud sistem dan
lingkungan?
Dalam reaksi kimia, yang termasuk sistem adalah reaktan (pereaksi) dan produk (hasil reaksi).
Contohnya pada reaksi pembentukan NaCl.

HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

Dari reaksi di atas, reaktannya adalah larutan HCl dan NaOH, sedangkan
produknya adalah larutan NaCl dan H2O. (Ingat reaktan ada di sebelah kiri
tanda panah, sedangkan di sebelah kanan adalah produk).

Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar sistem yang
kita amati. Pada contoh di atas yang termasuk lingkungan adalah bagian
selain reaktan dan produk, misalnya udara di sekitarnya.

Nah, reaksi eksoterm merupakan reaksi pembebasan kalor dari sistem ke


lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah (mengalami kenaikan, T2 >
T1). Pada reaksi eksoterm, sistem yang melepaskan kalor akan mengalami
penurunan energi, sehingga energi sebelum reaksi (Hr) akan lebih besar
daripada energi setelah reaksi (Hp). Diagram reaksi eksoterm digambarkan
sebagai berikut.
Dengan demikian, besar perubahan entalpi (∆H) akan bernilai negatif, karena
Hp – Hr akan menghasilkan nilai negatif (∆H < 0).

Rumusnya
Penulisan persamaan termokimianya, yaitu:

Reaktan → Produk ∆H = – kJ

Yang termasuk proses eksoterm di antaranya sebagai berikut.


a. Reaksi pembakaran (bereaksi dengan O2).
b. Reaksi perkaratan besi,
c. Reaksi polimerasi.
d. Reaksi netralisasi, yaitu reaksi antara asam dan basa. Misalnya reaksi
antara asam HCl dan basa NaOH.
e. Respirasi.
f. Pembuatan api unggun.
g. Pelarutan batu kapur dalam air.
h. Dekomposisi sampah daun menjadi kompos.
i. Reaksi pembentukan senyawa.
j. Proses pengembunan (dari gas menjadi cair).
k. Proses pembekuan (dari cair menjadi padat).
l. Proses pengkristalan (dari gas menjadi padat).

Coba lihat poin j, k, dan l, ketiga poin tersebut merupakan proses perubahan
wujud zat. Perubahan wujud zat sendiri dibagi menjadi 6 bagian. Jika ketiga
bagian melepaskan kalor, bagaimana dengan 3 bagian yang lain?

2. Reaksi Endoterm
Reaksi ini berlawanan dengan reaksi eksoterm. Istilah endoterm juga berasal
dari bahasa Yunani, endon (dalam) dan term (panas atau kalor), artinya
terdapat kalor dari lingkungan yang masuk ke sistem.

Reaksi endoterm merupakan reaksi penyerapan kalor dari lingkungan ke


sistem sehingga suhu lingkungan berkurang (mengalami penurunan suhu, T2
< T1). Pada reaksi endoterm, sistem yang menerima kalor akan mengalami
kenaikan energi sehingga energi sebelum reaksi (Hr) akan lebih kecil
daripada energi setelah reaksi (Hp). Perhatikan diagram reaksi endoterm
berikut.

Dengan demikian, perubahan entalpi (∆H) akan bernilai positif karena Hp – Hr


akan menghasilkan nilai positif (∆H>0).

Persamaan termokimianya dapat ditulis sebagai berikut.

Reaktan → Produk ∆H = + kJ

Secara umum yang termasuk reaksi endoterm adalah reaksi penguraian


senyawa dan pemutusan ikatan. Contoh lainnya seperti berikut.
a. Proses pencairan (dari padat menjadi cair).
b. Proses penyubliman (dari padat menjadi gas).
c. Proses penguapan (dari cair menjadi gas).
d. Reaksi pelarutan urea dalam air.
e. Reaksi fotosintesis.

Jadi, proses perubahan wujud zat itu termasuk dalam termokimia, ada yang
melepas dan menyerap kalor.
Tanda panah berwarna biru menunjukkan bahwa proses perubahan wujud zat
melepaskan kalor dan tergolong dalam reaksi eksoterm. Sebaliknya tanda
panah berwarna merah menunjukkan proses perubahan wujud zat menyerap
kalor dan tergolong dalam reaksi endoterm.

Agar lebih memahami, berikut contoh soal terkait reaksi eksoterm dan reaksi
endoterm.

Contoh Soal
1. Beberapa persamaan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
Pasangan persamaan reaksi endoterm terjadi pada nomor …

A. (1) dan (2)


B. (2) dan (3)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

Jawaban: A

Pembahasan:

Nomor (1) : reaksi penguraian senyawa CaCO3,

Nomor (2) : reaksi fotosintesis,

Nomor (3) : reaksi pembakaran,

Nomor (4) : reaksi netralisasi asam H2SO4 dan basa NaOH,

Nomor (5) : reaksi pembentukan Ca(OH)2.

Dari reaksi-reaksi di atas, yang termasuk dalam reaksi endoterm adalah


nomor (1) dan (2).
2. Manakah proses yang bersifat endoterm:
A. Pembakaran bensin di dalam mesin mobil
B. Proses sublimasi CO2(s) → CO2(g)
C. Pembekuan air H2O(l) → H2O(s)
D. Pengembunan air menjadi hujan di awan H2O(g) → H2O(l)
E. Penggunaan molekul glukosa dalam tubuh manusia untuk memperoleh
energi

Jawaban: B

Pembahasan:

Proses sublimasi merupakan salah satu contoh reaksi endoterm yakni


menyerap kalor.

 Reaksi Fotosintesis

Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis yaitu suatu proses Biokimia yang terjadi karena dilakukan oleh tumbuhan,
alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi suatu Energi terpakai (Nutrisi),
dan memanfaatkan suatu energi cahaya.

Fotosintesis juga fungsi utama dari Daun yang terdapat pada tumbuhan. Proses
fotosintesis juga sangat penting untuk kehidupan di Bumi karena hampir semua
makhluk hidup tergantung pada proses fotosintesis ini.

Sebagian Oksigen Yang Terdapat Di Atmosfer Bumi Dihasilkan Dari Terjadinya


Proses Fotosintesis.

Organisme yang dapat menghasilkan energi melalui fotosintesis disebut sebagai


Fototrof yaitu Photos yang artinya Cahaya.

Fotosintesis merupakan suatu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 terikat (Difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpanan energi.

Cara lain yang bisa ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon ialah
melalui Kemosintesis, karena dilakukan oleh Bakteri Belerang.

Proses Fotosintesis pada Tumbuhan


Tumbuhan mempunyai sifat Autotrof yaitu, artinya tumbuhan dapat mensintesis
makanan yang terdapat pada Senyawa Anorganik.
Tumbuhan menggunakan karbondioksida dan air agar dapat menghasilkan gula &
oksigen yang diperlukan sebagai makanannya.

Energi yang diperlukan untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Berikut
adalah persamaan reaksi fotosintesis yang dapat menghasilkan glukosa :

Glukosa berguna untuk membentuk senyawa organik lainnya yaitu Selulosa dan


berguna juga sebagai bahan bakar. Prosesnya terjadi melalui respirasi seluler baik
pada tumbuhan maupun hewan.

Secara umum yang terjadi reaksi pada respirasi seluler berkebalikan dari persamaan di
atas. Pada respirasi, gula (Glukosa) & senyawa lainnya, akan bereaksi dengan oksigen
agar dapat menghasilkan karbondioksida, air, & energi kimia.

Tumbuhan juga menangkap cahaya dengan menggunakan pigmen yang


disebut Klorofil. Termasuk yang memberi warna hijau pada tumbuahan ialah peran
Pigmen klorofil. Klorofil juga terdapat dalam organel yang disebut Kloroplas.

Klorofil menyerap cahaya yang berperan penting dalam fotosintesis. Meskipun demikian
tetapi sebagian besar kloroplas di hasilkan berada di daun.

Di dalam daun mempunyai lapisan sel yang disebut Mesofil,  yang juga mengandung ½


juta kloroplas setiap Milimeter Perseginya.

Cahaya akan melewati lapisan epidermis yang tanpa warna & juga yang transparan,
menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar dalam proses fotosintesis.

Mahasiswa pintar
Kesempatan langka! Mengapa apotek Membusuk dari kuku
telah membuktikan
Tutup tahun, iPhone menyembunyikan ini akan hilang dalam 2
bahwa hipertensi
XS hanya 2 juta! 1 jika jamur pada kuku hari, hanya beberapa
dapat diobati di rumah
tahun garansi takut ... tetes sederhana
dengan mudah!

Permukaan daun akan dilapisi Kutikula dari lilin yang mempunyai sifat anti air agar
mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari dan juga penguapan air yang menjadi
berlebihan.

Fotosintesis akan berlangsung dari jaringan Palisade dan Jaringan Bunga Karang,


terutama pada jaringan palisade.

Reaksi Fotosintesis
Ada dua Reaksi Fotosintesis yang utama atau dua proses utama dalam proses
fotosintesis, yaitu Reaksi bergantung pada cahaya (Light Dependent Reaction)
& Reaksi Tidak Adanya Cahaya (Light Independent Reaction).

Kedua reaksi fotosintesis juga disebut Satu Kesatuan. Artinya proses fotosintesis


dimulai dari reaksi bergantung pada cahaya & kemudian lanjut ke reaksi  tanpa adanya
cahaya.

Kedua reaksi fotosintesis diatas dikenal juga dengan istilah reaksi terang


fotosintesis & reaksi gelap fotosintesis.

Reaksi Terang Fotosintesis :


Dalam reaksi terang fotosintesis, terdapat dua macam reaksi terang fotosintesis,
yaitu Reaksi Non Siklik atau Fotofosforilasi Non Siklik (Non- Cyclic
Photophosphorylation) & Reaksi Siklik (Cyclic Photophosphorylation).

A. Reaksi Terang Non Siklik Fotosintesis

Pada Gambar Skema Diatas, Reaksi Terang Fotosintesis yang terjadi pada kloroplas
tumbuhan.
Tempatnya terjadi pada Tilakoid. Salah satu proses fotosintesis pada tumbuhan.

Para Pembaca jangan pusing ya dengan melihat skema reaksi fotosintesis diatas,
admin akan menjelaskan langkah-langkah mulai dari membenturnya sinar matahari
terhadap daun.
Jadi kalian harus tahu bahwa cahaya atau Foton akan diambil & diserap oleh Dua
Fotosistem.

Fotosistem itu disebut Fotosistem 1 (PS I / Photosystem I) & Fotosistem 2 (PS II /


Photosystem II). Kalian juga bisa menyebutnya sebagai Fotosistem 700 & Fotosistem
680.

Pengertian fotosistem itu adalah kompleks protein yang terdapat mengandung klorofil &
pigmen aksesoris pada tilakoid sel tumbuhan.

Klorofil & pigmen itu juga adalah sumber protein kompleks yang amat penting &
bertanggung jawab terhadap Konversi Energi.

Klorofil pada fotosintesis 1 mampu menyerap cahaya hingga dengan lebar pita
(wavelenght) 700 nm sehingga dikenal dengan nama molekul p700

Klorofil pada fotosintesis 2 mampu menyerap cahaya dengan panjang pita


(wavelenght) 680 nm sehingga dikenal dengan nama molekul p680

Reaksi Terang Fotosintesis Di Mulai Dari Fotosistem II

Selanjutnya Mari kita akan membahas langkah-langkah pada gambar skema reaksi
terang fotosintesis diatas:

Foton (energi cahaya) “menabrak” permukaan pada daun


Foton (energi cahaya) akan diserap dengan Klorofil P680 pada Fotosistem II.
Energi yang akan dihasilkan cahaya matahari tersebut akan masuk dalam 1 Molekul
P680 ke Molekul P680 selanjutnya sehingga mencapai pusat reaksi Fotosistem II.

Dan dikenal juga dengan istilah Reaction Center (RC)


Lalu Pada RC atau pusat reaksi fotosistem II akan terdapat sepasang molekul
klorofil P680.

Elektron yang menjadi bagian dari molekul P680 tereksitasi (lepas dari orbitnya atau


berpindah orbit ke orbit yang lebih jauh dari inti), karena hadirnya tingkat energi
yang tinggi.

Dan Elektron itu akhirnya tidak stabil & akhirnya terlepas. Lalu kemudian dilepaskan lagi
satu elektron akan diikuti dengan masuknya foton yang lain ke dalam RC.

Kemudian, elektron tersebut akan dibawa oleh rantai protein kompleks & carrier
yang biasa disebut ETC (electron transport chain). Nama carrier elektron nya
ialah Plastoquinone.

Plastoquinone tersebut akan membawa elektron-elektron dari RC (pusat reaksi


fotosistem II) menuju kompleks Cytochrome b6f (Cytochrome b6f complex). Lalu
terjadilah pemecahan molekul air yang menggunakan bantuan energi cahaya
matahari.
Lalu dengan menggunakan bantuan energi matahari tersebut maka disebut Fotolisis.
Dengan kehilangan elektron dari PS II tersebut akan ditutupi dengan adanya fotolisis ini
yang akan memecah air menjadi ion hidrogen (H+ / Proton), elektron (e-) & oksigen
(O2).

Dari hasil pemecahan oksigen dan ion hidrogen tersebut akan terlepas ke lumen
tilakoid (rongga dalam tilakoid). Dan oksigen tersebut akan dibuang nanti sebagai
hasil fotosintesis.

Dengan menggunakan Plastoquinone, Ion hidrogen tersebut yang berada di stroma


yang akan diantar kemudian dilepas ke lumen tilakoid. Hal inilah yang
menyebabkan konsentrasi ion hidrogen (gradient proton) di daerah lumen
tilakoid.

Hal ini terjadi karena gradient proton yang terjadi dilumen tilakoid ini adalah ion-ion
hidrogen yang akan dibawa ke ATP synthase & menyediakan energi yang
berguna untuk penggabungan ADP + Pi untuk membentuk ATP Cytochrome b6f
kemudian membawa elektron ke Plastocyanin dan selanjutnya akan dibawahnya
ke Fotosistem I (PS I).

Kemudian Elektron yang sampai ke PS I (fotosistem I) akan kembali menerima


energi dari cahaya matahari (foton), tapi kemudian akan diserap oleh klorofil
P700.

Kemudian elektron-elektron yang ada kemudian akan dibawa oleh carrier


yaitu Ferredoxin yang akan membawanya ke Ferredixin NADp reductase (FNR).

Lalu ferredexin NADP reductase (FNR) yang membawa elektron untuk bergabung


dengan hidrogen & NADP+ untuk membentuk NADPH (sumber energi kimia untuk
reaksi gelap).

Agar lebih jelasnya kalian juga dapat melihat skema reaksi terang fotosintesis dibawah
ini :
Reaksi dari penjelasan diatas adalah reaksi terang non siklik yang menggunakan dua
jenis fotosistem.

B. Reaksi Terang Siklik Fotosintesis


Adapun reaksi terang siklik akan hanya menggunakan fotosistem I untuk
membentuk ATP.
Reaksi lain di dalam rangkaian fotosintesis tumbuhan adalah Fotofosforilasi Siklik.
Sesuai dengan namanya, reaksi ini Hanya berputar dari awal & akan kembali ke
awal reaksi.

Reaksi siklik tersebut pada reaksi terang fotosintesis hanya terjadi di fotosistem
I. Bukan seperti pada reaksi non-siklik yang terjadi pada kedua fotosistem yaitu :
fotosistem I dan fotosistem II.

Berikut adalah penjelasan proses reaksi siklik pada reaksi terang fotosintesis.

Energi matahari yaitu berupa foton “menabrak” suatu membran tilakoid, dan mengenai
pada Fotosistem I yang memiliki Klorofil tipe P700.

Dan Hal ini akan membuat Elektron tereksitasi (tingkat energi naik) hingga akhirnya
terlepas. Yaitu sebanyak 2 elektron terlepas.

Lalu kemudian elektron dimuat oleh Pastoquinone, lalu oleh Cytochrome bf6 yang


kemudian oleh plastocyanin akan dikembalikan lagi ke klorofil atau molekul P700.

Lalu Rangkaian perpindahan elektron itu (juga disebut rantai transport elektron) akan
menghasilkan kekuatan motif proton (proton motive force) yang menghasilkan ion
H+.

Kemudian Ion tersebut akan membuat suatu gradien konsentrasi pada membran
sehingga akan menjadi energi bagi ATP synthase selama kemiosmosis.
Proses tersebut akan kembali terulang ketika elektron kembali lagi ke fotosistem I.

Reaksi siklik dalam reaksi terang tumbuhan, tidak membutuhkan kehadiran air
atau fotolisis dan juga tidak menghasilkan energi buangan seperti Oksigen.
Mengapa apotek Membusuk dari kuku Kesempatan langka!
2.5 jam seks dengan
menyembunyikan ini akan hilang dalam 2 Tutup tahun, iPhone
istri jika Anda
jika jamur pada kuku hari, hanya beberapa XS hanya 2 juta! 1
mencoba pil ini!
takut ... tetes sederhana tahun garansi

Reaksi siklik hanya akan menghasilkan ATP yang digunakan dalam reaksi gelap
fotosintesis atau siklus Calvin Benson.

Namun Fosforilasi siklik sangat dominan pada bakteri & organisme anaerobik .

Reaksi Gelap Fotosintesis


Selanjutnya Setelah kita membahas suatu reaksi yang bergantung pada
cahaya (Light Dependent Reaction), ATP & NADPH, yang dihasilkan tersebut
kemudian akan dibawa & digunakan kedalam Reaksi Gelap atau Reaksi Tidak
Bergantung Cahaya (Light Independent Reaction) atau dikenal sebagai Siklus Calvin.

Siklus Calvin sendiri yaitu Proses kedua dari sebuah reaksi fotosintesis yang akan
dilalui oleh tumbuhan dalam membuat makanannya.

Di dalam siklus calvin inilah karbohidrat atau gula akan terbentuk dengan bantuan
NADPH & ATP yang telah dihasilkan oleh reaksi terang.

Reaksi kimia yang telah terjadi dalam siklus Calvin bisa kita lihat dibawah ini :

3 CO2 + 9 ATP + 6 NADPH + 6 H+ → C3H6O3-phosphate + 9 ADP + 8 Pi + 6 NADP+


+ 3 H2O

Dan Skema siklus Calvin kalian bisa lihat dibawah ini :


Skema siklus Calvin diatas : Adalah tahap kedua dari Reaksi Fotosintesis tumbuhan.
Sering disebut juga sebagai reaksi gelap fotosintesis.

Hasil Fotosintesis
Hasil dari Fotosintesis yaitu meliputi :

1. Hasil utama dari fotosintesis yaitu : amilum (makanan), sedangkan hasil


keduanya adalah oksigen (O2).
2. Kemampuan tumbuhan hijau dapat membuat makanannya sendiri, lalu disebut
organisme atau makhluk hidup sebagai autotrof.

Rumus Fotosintesis
Rumus dari fotosintesis adalah :
12H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O
Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis
1. Konsentrasi Karbondioksida

Konsentrasi karbondioksida adalah faktor eksternal yang paling mempengaruhi &


melancarkan proses fotosintesis pada tumbuhan. Ketersediaannya yang terbatas, yaitu
hanya sekitar 0,03% di atmosfer bumi yang membuat tumbuhan saling bersaing agar
dapat menyerapnya ke dalam klorofil melalui stomata. Semakin banyak konsentrasi
karbondioksida di udara, maka proses fotosintesis juga akan semakin besar.

2. Ketersediaan Air

Air adalah salah satu kebutuhan dasar untuk suatu tumbuhan agar dapat melakukan
proses fotosintesis. Air mempunyai fungsi utama sebagai salah satu bahan baku utama
dalam proses fotosintesis, selain dari karbondioksida. Dalam hal lainnya juga,
tumbuhan membutuhkan air untuk proses transpirasi. Jadi jika kekurangan air, stomata
yang ada pada daun akan menutup & membuat karbondioksida tidak bisa terserap dan
masuk ke dalam kloroplas.

3. Cahaya

Sesuai dengan fungsinya cahaya juga termasuk kebutuhan dalam salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi fotosintesis. Dengan Berdasarkan sifatnya, faktor cahaya
sendiri telah terbagi menjadi beberapa sub faktor, di antaranya yaitu, intensitas cahaya,
panjang gelombang cahaya, & lama penyinaran.
Dengan lamanya suatu penyinaran. Di beberapa belahan dunia ini, penyinaran
matahari akan dapat berlangsung lebih dari 12 jam sehari. Pada di daerah-daerah
tersebut, proses fotosintesis yang akan dilakukan tumbuhan ini juga akan berlangsung
secara terus menerus.

4. Klorofil

Klorofil atau zat hijau pada daun adalah pigmen warna yang terdapat di dalam kloroplas
daun & berfunsi sebagai katalisator dalam terbentuknya fotosintesis. Tanpa adanya
klorofil, fotosintesis akan berlangsung dengan sangat lambat & bahkan tidak dapat
terjadi karena tumbuhan kehabisan energi. Klorofil juga dapat disebut faktor internal
yang mempengaruhi fotosintesis.

5. Unsur Hara

Unsur hara yaitu adalah suatu sumber nutrisi utama yang dibutuhkan oleh suatu
tumbuhan dalam melakukan metabolisme. Unsur hara juga merupakan mineral maupun
bahan organik yang didapatkan melalui penyerapan yang dilakukan akar di dalam
tanah. Sebagai suatu contoh, dalam melakukan fotosintesis, klorofil sangat
membutuhkan ion magnesium yang hanya diperoleh akar dari dalam tanah.

6. Suhu

Suhu udara juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis. Suhu
yang terlalu tinggi dapat membuat daun menutup sebagian besar stomatanya lalu
meminimalkan proses transipirasi (penguapan). Proses ini mengakibatkan
karbondioksida tidak bisa diserap oleh daun & proses fotosintesis akan mengalami
perlambatan. Namun jika suhu terlalu rendah, air yang terdapat di dalam tumbuhan
akan membeku sehingga mengakibatkan sirkulasi hara dari akar ke ke daun tidak dapat
terjadi.

 Dasar-dasar perhitungan neraca energi


Neraca massa atau neraca bahan sangat penting dalam pengolahan pangan dan
hasil pertanian baik dalam proses pemisahan komponen maupun pencampuran
komponen. Neraca massa merupakan perhitungan secara kuantitatif aliran bahan
pada setiap tahap proses.

Neraca massa ini bermanfaat untuk mengetahui perubahan kuantitatif pada setiap
tahap proses, untuk pembuatan diagram alir kuantitatif, menentukan jumlah
kebutuhan bahan-bahan dalam pembuatan suatu produk hingga dapat digunakan
untuk menentukan formulasi campuran, menghitung komposisi akhir produk,
memperkirakan kebutuhan utilities (seperti steam, udara pengering, air dan lain-
lain), juga dapat digunakan untuk menentukan efisiensi pemisahan. Prinsip dasar
dalam neraca massa adalah hokum konservasi massa, yang menyatakan bahwa
jumlah bahan masuk sama dengan jumlah bahan keluar baik sebagai konstituen
individu maupun total, juga sebagai elemen- elemen kimia. Selisih bahan masuk 
dengan bahan keluar dari suatu proses sama dengan akumulasi, apabila terjadi
pada proses unsteady state, konsentrasi komponen berubah oleh perubahan waktu.

Apabila akumulasi sama dengan nol (terjadi pada proses steady state), maka bahan
masuk sama dengan bahan keluar. Langkah-langkah yang diperlukan dalam
pembuatan neraca massa meliputi:

a. Menggambar diagram proses dan dilengkapi dengan kecepatan aliran bahan

b. Memilih basis kalkulasi, dapat untuk bahan masuk maupun bahan keluar dari
proses

c. Memberi simbol terutama untuk jumlah bahan yang tidak diketahui

d. Menuliskan hubungan neraca massa dari konstituen-konstituen yang ada

e. Tahap akhir adalah penyelesaian/menghitung.

Neraca massa ada bermacam-macam yaitu neraca massa total, komponen dan
layout. Neraca massa total dinyatakan dalam satuan berat, sedangkan neraca
massa komponen (missal air, lemak, protein dan lain-lain) dinyatakan dalam fraksi
massa. Neraca massa layout digunakan untuk satu rangkaian proses. Contoh
neraca massa total pada proses pengupasan (gambar 1.1).
Gambar 1.1 Bagan neraca massa proses pengupasan

Neraca  massa : X  = Y + Z 
Berat bahan terkupas: Z = X – Y

Contoh neraca massa pada proses evaporasi (gambar 1.2)

Neraca massa total : F = M + P 


Neraca massa komponen (solid/padatan): 0,1 F = 0,4 P 
Neraca massakomponen (air): 0,9 F = 0,6 P + M

Contoh neraca massa layout  pada proses pembuatan chip  ketela pohon yang
terdiri dari dua tahap proses yaitu pengupasan dan pengecilan ukuran
(pemotongan) serta pengeringan (gambar 1.3).

Neraca massa total: 


B = C + K 
C = P + X 
B=K+P+X
Neraca komponen (air): 
X = berat  air B – berat  air P – berat air K 
X = berat  air C – berat air P

Kadar dan konsentrasi 


Kadar suatu komponen dari suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persen dan
ada dua macam yaitu persen dalam wet basis (wb) dan dry basis (db). Persen
dalam wb adalah berat komponen dibagi berat total bahan, sedangkan persen
dalam db merupakan berat  komponen  dibagi berat bahan tanpa air. 

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai satuan yaitu berat per berat (w/w);
berat per volume (w/v), konsentrasi molal (M) dan fraksi mol.

B. Kombinasi neraca massa dan neraca energi

Dalam proses pengolahan seperti evaporasi, pengeringan dan pendinginan, adanya


neraca massa masih kurang memberikan informasi. Oleh karena itu perlu
dikombinasi dengan neraca energi. Ini merupakan aplikasi hukum Thermodinamika
I. Neraca energi dapat dikalkulasi berdasarkan energi eksternal yang digunakan per
kilogram produk atau bahan mentah, dry solid ataupun beberapa komponen
penting. 

Dalam bahasan ini ada dua macam yang digunakan yaitu neraca panas yang
merupakan basis dari pindah panas dan neraca energi yang digunakan dalam aliran
fluida. Bagan neraca panas ditunjukkan pada gambar 1.4.

Dalam pengolahan pangan, yang penting adalah energi dalam bentuk energi panas
dan konservasinya dapat digambarkan seperti misalnya pada pengeringan. Dalam
hal ini entalpi (total panas) diperhitungkan sebgai neraca entalpi bersama neraca
massa. Entalpi ditentukan menggunakan suhu datum. Dalam perhitungan neraca
energi atau neraca panas ini dikenal untuk steam ada panas laten dan panas
sensibel, panas spesifik. 

Dalam proses steady state, panas yang masuk atau panas yang hilang sama
dengan panas yang keluar atau panas yang diserap. Misalnya pada proses batch
tekanan konstan,

 Q =∆h 

∆h merupakan selisih kandungan entalpi pada akhir proses dengan kandungan


entalpi pada awal proses 

∆h merupakan selisih jumlah entalpi yang meninggalkan proses dengan jumlah


entalpi pada awal proses. 

Besarnya entalpi air ataupun steam dapat dilihat pada tabel uap (steam table), yang
besarnya ditentukan oleh tekanan dan suhu serta fasenya. Entalpi untuk solid
(padatan pada bahan), merupakan panas spesifiknya dikalikan suhu di atas datum.
Untuk satuan internasional, satuan suhu dalam oC, datumnya nol.
contoh perhitungan neraca masa
Soal latihan:

Asam bekas dari suatu proses Nitrasi mengandung 23% HNO3; 57%H2SO4 dan 20%H20. Asam ini
dipekatkan lagi sampai menjadi 27% HNO3 dan 60% H2SO4 dengan cara menambahkan 93% H2SO4
dan 90% HNO3
Berapa asam bekas dan asam pekat diperlukan untuk mendapatkan 100 kg asam yang diinginkan
57%H2SO4
20%H20
(B)
23% HNO3 23% HNO3
57%H2SO4 (A) (D) 57%H2SO4 (D)
20%H20 20%H20

90% HNO3
57%H2SO4 dan 20%H20
(C)

NERACA MASSA DENGAN REAKSI KIMIA

Pada kuliah terdahulu telah diberikan contoh kasus neraca massa tanpa
reaksi kimia. Berikut ini akan dibahas neraca massa dimana reaksi terjadi di dalam sistem yang ditinjau.
Dalam reaksi kimia, stoikiometri reaksi kimia harus diperhatikan.

Contoh suatu persamaan reaksi :


aA+bBcC+dD

Reaksi di atas mempunyai arti:


1. Kualitatif, yaitu bahan apa yang direaksikan dan yang dihasilkan.
Bahan A dan B merupakan reaktan atau pereaksi.
Bahan C dan D merupakan produk atau hasil reaksi.
2. Kuantitatif, yaitu perbandingan mol-mol sebelum dan sesudah reaksi.

Jika 1 mol A bereaksi maka (b/a) mol B yang bereaksi.


Di dalam praktek, jarang terdapat peristiwa dimana reaksi berjalan secara stoikiometri tepat. Biasanya,
salah satu reaktan berada dalam jumlah yang berlebihan, sehingga reaksi tidak bisa berjalan
stoikiometris. Pada akhir reaksi masih ada sisa-sisa jenuh reaktan.

Dalam perhitungan kuantitatif sistem reaksi yang demikian, perlu diketahui beberapa istilah seperti di
bawah ini :

1. Limiting reactant (reaktan pembatas)


Reaktan yang jumlah molnya paling sedikit bila ditinjau dari segi stoikiometri.
Atau reaktan yang akan habis terlebih dulu dibanding reaktan lainnya.
2. Excess reactant (zat reaktan yang berlebihan).
3. Percent excess of reactant = persen kelebihan reaktan yang berlebih.

4. Konversi.

nilai konversi = 0 sampai dengan 100%( =1,00).

5. Yield/rendemen.
Yield = hasil berat x 100%
umpan berat

NM yang melibatkan reaksi kimia maka bekerjalah dengan satuan mol. Jika basis dinyatakan dalam
satuan massa, maka ubahlah terlebih dulu menjadi satuan mol.
Neraca masssa dengan sistim daur ulang dan jalan pintas

Untuk meyelesaikan soal dengan sistem recycle, diperlukan beberapa neraca massa:
1. Seluruh proses termasuk daur ulang
2. Titik pencampuran
3. Sistem disekitar proses
4. Titik pemisahan

Contoh Soal:
Suatu kolom distillasi digunakan untuk memisahkan 10,000 kg campuran benzene-toluene (50%-50%)
Produk atas mempunyai komposisi 95% benzene dan 5% Toluene.
Produk bawah mempunyai komposisi 4% benzene dan 96% Toluene
Uap masuk kondenser hasil atas dengan kecepatan 8000kg/jam, sebagian dari produk dikembalikan lagi
kedalam kolom sebagai refluks (R)
Tentukan perbandingan antar jumlah yang di refluks dengan produk

8000kg/jam D
95% Benzene
5% Toluene

(F)
10,000kg/jam

50% Benzene
50% Toulene
96% Benzene (W)
5% Toulene

Basis : 1 jam operasi


Keseluruhan proses:
F= D + W
10,000 = D + W……….….(1)

Benzene 0.5 (10,000) = 0.95D + 0.04 W


5,000 = 0.95D + 0.04 W …………(2)

Toluene 0.5 (10,000) = 0.05D + 0.96 W


5,000 = 0.05D + 0.96 W ………… (3)

Persamaan (1) 10,000 = D + W


D =10,000 – W

Substitusi ke persamaan (2) 5,000 = 0.95D + 0.04 W


5,000 = 0.95(10,000-W) + 0.04 W
5,000 = 9500-0.95W + 0.04 W
4,500 = 0.91W
W = 4945 kg

Substitusi ke persamaan (3) D = 10,000-W


D = 10,000-4945
D = 5,055 kg

Neraca massa sekitar condenser:

8000 = D + R
R = 8000 – D
R = 8000 – 5055
R = 2945

Perbandingan jumlah yang di refluks dengan produk = R/D


= 2945/5055
= 0.58

Anda mungkin juga menyukai