Anda di halaman 1dari 4

Lampiran 2.

Bahan Bacaan Peserta Didik

Pengertian Hukum Kekekalan Energi

Pada dasarnya, hukum kekekalan energi ini adalah salah satu hukum Fisika yang menyatakan
bahwa energi itu kekal alias abadi sehingga tidak dapat berubah sepanjang waktu, dan memiliki
nilai yang sama baik sebelum terjadi sesuatu maupun sesudahnya. Nah, keberadaan energi
tersebut dapat juga diubah bentuknya dengan besaran yang akan selalu sama. Dalam hukum
kekekalan energi ini, energi yang dimaksud adalah energi kinetik, energi potensial, energi mekanik,
dan lainnya.

Hukum kekekalan energi ini ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris, James
Prescott Joule, yang berbunyi: “energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, namun dapat
berpindah dari satu bentuk ke bentuk lainnya….”. Maksudnya, suatu energi yang terlibat dalam
proses kimia dan fisika dapat mengalami perpindahan atau perubahan bentuk. Contoh: energi
radiasi dapat diubah menjadi energi panas, energi potensial dapat diubah menjadi energi listrik,
energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik.

Selain kekal alias abadi, keberadaan energi itu mempunyai beberapa sifat, yakni:

Transformasi energi, maksudnya energi tersebut dapat diubah menjadi bentuk yang lain.
Transfer energi, maksudnya energi panas dapat dipindah dari material satu ke material lainnya.
Energi dapat berpindah ke benda lain, terutama melalui suatu gaya yang menyebabkan
pergeseran, itulah yang disebut dengan energi mekanik.
Energi itu kekal alias abadi, tetapi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.

Rumus Hukum Kekekalan Energi


Sama halnya dengan hukum-hukum fisika lainnya, dalam Hukum Kekekalan Energi juga memiliki
rumus tersendiri, yakni:

Em1 = Em2
Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2
Keterangan:

Em1 = energi mekanik awal (J)


Em2 = energi mekanik akhir (J)
Ek1 = energi kinetik awal
Ek2 = energi kinetik akhir (J)
Ep1 = energi potensial awal

Ep2 = energi potensial akhir (J)


Jenis Hukum Kekekalan Energi

Menurut Harjono (2007), energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Sebuah benda akan
dikatakan memiliki energi apabila benda tersebut memang menghasilkan gaya yang dapat
melakukannya kerja. Sementara menurut Purwanti (2005), suatu benda dapat dikatakan memiliki
sebuah energi apabila benda tersebut dapat menghasilkan sesuatu (melalui gaya) yang dapat
melakukan kerja.

Dalam Satuan Internasional (SI), besaran energi itu dinyatakan dalam satuan Joule (J). Satu joule
itu sama dengan 1 Newton Meter (1 J= 1 Nm). Nah, dalam Hukum Kekekalan Energi ini ada beberapa
jenisnya, yakni:

1. Energi Kinetik

Sebuah benda yang bergerak itu cenderung memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah usaha,
jika demikian maka benda tersebut dapat dikatakan memiliki energi. Energi pada benda-benda
yang bergerak itulah yang disebut dengan energi kinetik. Misal: sebuah batu yang dilempar mampu
memecahkan kaca.

Untuk menghitung adanya energi kinetik yang terdapat di suatu benda, dapat diperoleh dengan
menghubungkan persamaan GLB (Gerak Lurus Beraturan) dengan persamaan GLBB (Gerak Lurus
Berubah Beraturan) untuk kecepatan awal (v0) = 0 m/s. Energi kinetik ini dapat dihitung
menggunakan rumus berikut:
Keterangan:

m = Massa benda (kg)


v = Kecepatan benda (m/s)
Ek = Energi kinetik (Joule)
2. Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena letak atau kedudukannya
dari acuan tertentu. Maksudnya, energi potensial ini merupakan energi yang memang dihasilkan
oleh gaya-gaya yang bergantung pada posisi sebuah benda terhadap lingkungannya. Salah satu
energi potensial yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari ini adalah energi
potensial gravitasi.

Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh suatu benda karena ketinggiannya
terhadap suatu acuan bidang tertentu. Semakin tinggi kedudukan suatu benda dari bidang
acuannya, maka akan semakin besar pula energi potensial gravitasi yang dimilikinya. Contoh:
buah kelapa yang ada di pohon memiliki energi potensial gravitasi, yang mana jika jatuh dan
mengenai genteng maka dapat menghasilkan usaha yang berupa pecahnya genteng tersebut.

Secara matematis, energi potensial ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

3. Energi Mekanik

Pada sifat energi yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat salah satu sifat yang menyatakan
bahwa energi itu tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Namun, energi tersebut dapat
berubah dari energi satu ke energi yang lainnya. Nah, energi yang dapat berpindah ke benda lain,
terutama melalui suatu gaya yang menyebabkan pergeseran itulah yang disebut dengan energi
mekanik.

Pada hukum kekekalan energi mekanik menyatakan bahwa “jumlah energi potensial dan energi
kinetik di titik manapun dalam medan gravitasi yang selalu sama…”. Selain itu, pada hukum
kekekalan energi mekanik juga akan berlaku apabila kita mengabaikan gesekan atau gaya-gaya
non-konservatif lainnya, atau jika hanya gaya-gaya konservatif saja yang bekerja pada sebuah
benda. Biasanya, energi mekanik akan dikaitkan dengan penjumlahan antara energi potensial
dengan energi kinetik, sehingga menghasilkan persamaan rumus berupa:
Perlu diketahui bahwa gaya konservatif ini adalah gaya yang dapat menghasilkan perubahan dua
arah, yaitu antara energi kinetik dan energi potensial. Contoh dari gaya konservatif yakni gaya
gravitasi dan gaya pegas. Nah, apabila hanya gaya-gaya konservatif saja yang bekerja pada
sebuah benda, maka energi mekanik secara total tidak akan berkurang maupun bertambah (dalam
hal ini berarti energi mekanik total akan konstan).

Jika energi kinetik bertambah, maka energi potensial harus berkurang dengan besaran yang sama
supaya dapat mengimbanginya. Dengan demikian, total energi potensial ditambah energi kinetik,
maka hasilnya akan tetap konstan. Itulah yang disebut dengan prinsip kekekalan energi mekanik
untuk gaya-gaya konservatif.

Contoh Penerapan Hukum Kekekalan Energi

1. Alat Musik
misalnya saat menggunakan alat musik gitar dengan cara dipetik, itu ternyata kita tengah
menerapkan energi kinetik dari otot tangan, yang kemudian diubah oleh gitar tersebut menjadi
energi bunyi. Banyak alat musik yang menerapkan hukum kekekalan energi, terutama energi kinetik
ini, yakni ada drum, piano, biola, hingga harpa.

2. Mesin Pemanas
Mesin pemanas itu ada beragam jenisnya, mulai dari teko pemanas air, solder, setrika, water-
heater, pemanggang roti, hingga mesin penghangat ruangan, yang ternyata sama-sama
menerapkan hukum kekekalan energi ini. Berbeda dengan alat musik yang menggunakan energi
kinetik, pada mesin-mesin pemanas ini justru cenderung menggunakan energi potensial, khususnya
energi potensial listrik. Energi potensial listrik tersebut nantinya diubah oleh elemen pemanas dari
mesin sehingga dapat menjadi energi pemanas.

3. Kendaraan Bermotor
Pada dasarnya, memang semua kendaraan bermotor yang ada di kehidupan kita ini, mulai dari
mobil, motor, truk, dan lainnya itu menggunakan bahan bakar fosil. Nah dalam hal ini, energi yang
digunakan adalah energi potensial kimia yang berasal dari bahan bakar fosil itu tadi, diubahlah
oleh mesin kendaraan menjadi energi kinetik sehingga dapat menggerakkan kendaraan. Maka dari
itu, tanpa adanya energi potensial kimia yang berasal dari bahan bakar fosil, kendaraan bermotor
tidak akan dapat melaju.

Anda mungkin juga menyukai