Di dalam ilmu fisika, energi mekanis adalah hasil penjumlahan energi potensial dan energi
kinetis. Energi ini diasosiasikan dengan gerak dan posisi dari sebuah objek.
dengan :
m=massa benda (kg)
g=percepatan grafitasi(m/s^2)
h=ketinggian (m)
v=kecepatan benda (m/s)
Asas energi mekanik mengatakan bahwa dalam sebuah sistem terisolasi dimana hanya
ada gaya konservatif maka besarnya energi mekanik adalah konstan. Jika suatu benda bergerak
dalam arah berlawanan dari gaya konservatif, maka energi potensial naik dan
jika kecepatan (bukan kelajuan) objek berubah, maka energi kinetiknya juga berubah. Namun, dalam
semua sistem yang sesungguhnya, gaya non konservatif seperti gaya gesek akan muncul, tapi
seringkali nilainya diabaikan. Hal ini membuat nilai energi mekanik dapat dianggap konstan.
Dalam tumbukan elastis, energi mekanik akan disimpan namun dalam tumbukan nonelastis,
beberapa energi mekanik berubah menjadi panas. Hubungan antara hilangnya energi mekanik
(disipasi) dan naiknya suhu ditemukan oleh James Prescott Joule.
Contoh yang disebutkan di atas menunjukkan bahwa pada perpindahan energi selalu disertai
dengan adanya usaha. Air melakukan usaha pada turbin, karet ketapel melakukan usaha pada batu,
busur melakukan usaha pada anak panah. Hal ini menandakan bahwa usaha selalu dilakukan ketika
energi dipindahkan dari satu benda ke benda yang lainnya.
Hal yang luar biasa dalam fisika dan kehidupan kita sehari-hari adalah ketika energi
dipindahkan atau diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain, ternyata tidak ada energi yang hilang
atau lenyap dalam setiap proses tersebut. ini adalah hukum kekekalan energi, sebuah prinsip yang
penting dalam ilmu fisika.
Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda ke benda yang
lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak bertambah.
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial disebut Energi Mekanik. Ketika terjadi
perubahan energi dari EP menjadi EK atau EK menjadi EP, walaupun salah satunya berkurang, bentuk
energi lainnya bertambah. Misalnya ketika EP berkurang, besar EK bertambah. Demikian juga ketika
EK berkurang, pada saat yang sama besar EP bertambah. Total energinya tetap sama, yakni Energi
Mekanik. Jadi Energi Mekanik selalu tetap alias kekal selama terjadi perubahan energi antara EP dan
EK. Karenanya kita menyebutnya Hukum Kekekalan Energi Mekanik.
Misalnya sebuah benda bermassa m berada pada kedudukan awal sejauh h1 dari permukaan
tanah. Benda tersebut jatuh dan setelah beberapa saat benda berada pada kedudukan akhir (h2).
Benda jatuh karena pada benda bekerja gaya berat (gaya berat = gaya gravitasi yang bekerja pada
benda, di mana arahnya tegak lurus menuju permukaan bumi).
1. Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar EP1
(EP1 = mgh1). Ketika berada pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Potensial sebesar
EP2 (EP2 = mgh2). Usaha yang dilakukan oleh gaya berat (w = weight = berat — huruf w
kecil. Kalo huruf W besar = usaha = work) dari kedudukan awal (h1) menuju kedudukan akhir
(h2) sama dengan selisih EP1 dan EP2.
Secara matematis ditulis :
W = EP1 - EP2 = mgh1 - mgh2
2. Misalnya kecepatan benda pada kedudukan awal = v1 dan kecepatan benda pada
kedudukan akhir = v2. Pada kedudukan awal, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK1 (EK1
= ½ mv1²). Pada kedudukan akhir, benda memiliki Energi Kinetik sebesar EK2 (EK2 = ½ mv2²).
Usaha yang dilakukan oleh gaya berat untuk menggerakan benda sama dengan perubahan
energi kinetik (sesuai dengan prinsip usaha dan energi yang telah dibahas pada pokok
bahasan usaha dan energi-materinya ada di blog ini).
Secara matematis ditulis :
W = EK2 - EK1 = ½ mv2² - ½ mv1²
3. Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi :
W=W
EP1 - EP2 = EK2 - EK1
mgh1 - mgh2 = ½ mv2² - ½ mv1²
mgh1 + ½ mv1² = mgh2 + ½ mv2²
4. Jumlah total Energi Potensial (EP) dan Energi Kinetik (EK) = Energi Mekanik (EM). Secara
matematis kita tulis :
EM = EP + EK
5. Ketika benda berada pada kedudukan awal (h1), Energi Mekanik benda adalah :
EM1 = EP1 + EK1
6. Ketika benda berada pada kedudukan akhir (h2), Energi Mekanik benda adalah :
EM2 = EP2 + EK2
7. Apabila tidak ada gaya tak-konservatif yang bekerja pada benda, maka Energi Mekanik
benda pada posisi awal sama dengan Energi Mekanik benda pada posisi akhir.
Secara matematis kita tulis :
EM1 = EM2
Jumlah Energi Mekanik benda ketika berada pada kedudukan awal = jumlah Energi Mekanik
benda ketika berada pada kedudukan akhir. Dengan kata lain, apabila Energi Kinetik benda
bertambah maka Energi Potensial harus berkurang dengan besar yang sama untuk mengimbanginya.
Sebaliknya, jika Energi Kinetik benda berkurang, maka Energi Potensial harus bertambah dengan
besar yang sama. Dengan demikian, jumlah total EP + EK (= Energi Mekanik) bernilai tetap alias kekal
atau konstan. Ini adalah Hukum Kekekalan Energi Mekanik untuk gaya-gaya konservatif. Apabila
hanya gaya-gaya konservatif yang bekerja, maka jumlah total Energi Mekanik pada sebuah sistem
tidak berkurang atau bertambah. Energi Mekanik bernilai tetap atau kekal.
Pada bendungan (dam) pembangkit listrik tenaga hidro, air dibendung hingga mencapai ketinggian
(h) yang tinggi sehingga air di waduk memiliki energi potensial yang tinggi. Air masuk dari pintu air
melewati jalur air hingga ke turbin dan memutar turbin. Energi potensial air kemudian berubah
menjadi energi kinetik pada turbin sehingga turbin berputar. Karena turbin berputar, maka
generator pun ikut berputar. Energi kinetik pada turbin kemudian berubah menjadi energi listrik
pada generator. Listrik dari generator kemudian dialirkan melalui kabel tegangan tinggi jarak jauh.
Energi listrik inilah yang kita nikmati sehari-hari.
Pada mobil atau kendaraan bermotor, prinsipnya selalu sama. Energi kimia yang terdapat
dalam bahan bakar diubah menjadi energi kinetik pada mesin mobil. Energi kinetik tersebutlah yang
menggerakkan mobil. Besarnya energi kinetik yang menggerakkan mobil lebih kecil dari besarnya
energi kimia pada bahan bakar. Hal ini disebabkan karena tidak seluruh energi kimia berubah
menjadi energi kinetik. Sebagian besar energi yang tidak berubah menjadi energi kinetik tersebut,
akan tetapi berubah menjadi energi dalam bentuk lain seperti panas, getaran, dan lain-lain.
Selain itu, sebagian energi kinetik yang terbentuk hilang karena gesekan pada piston mesin
atau hilang karena hambatan lain. Sehingga, hanya sebagian kecil dari total energi awal pada mobil
yang digunakan murni untuk menggerakkan mobil (hanya sekitar 15%). Energi-energi yang tidak
termanfaatkan tersebut disebut kerugian-kerugian. Kerugian-kerugian tersebut tidak menghilangkan
energi, akan tetapi mengubah energi menjadi bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan, dan hal ini tak
dapat terelakkan.
Pada saat kita menggunakan teko pemanas air, kita sebenarnya melihat prinsip kekekalan energi.
Teko pemanas air mengubah energi listrik dari kabel menjadi energi panas pada element pemanas.
Elemen pemanas inilah yang kemudian memanaskan air sehingga energi panas berpindah ke air
pada teko. Terdapat pula beberapa kerugian-kerugian energi yang hilang dalam bentuk panas ke
lingkungan, suara, dan lain-lain.