Anda di halaman 1dari 11

Matakuliah : Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling

Semester : I (satu)

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Sitti Ernawati, Sos.I.,M.Pd.I

Landasan bimbingan dan konseling.

a Landasan filosofis.1
Kata filosofi atau filsafat berasal dari yunani; philos berarti cinta dan shopos
bijaksana. Jadi filosofis adalah kecintaan terhadap kebijaksanaan. Dengan kata lain
filsafat merupakan pemikiran sedalam dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya,
selengkap-lengkapnya serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu.
Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan
yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Pemikiran dan
pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagio pelayanan bimbingan dan
konseling pada umumnnya dan khususnya bagi konselor yaitu membantu
konselordalam memahami situasi konseling dan dalam mengambil keputusan secara
tepat.
Disamping itu pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor
menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap,lebih fasilitatif seta lebih efektif dalam
penerapan upaya pemberian bantuanya.
Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling;2
1) Hakikat manusia
a) Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.

1
Prayitno dan Erman amti, Dasar-dasar Bmbingan dan Konseling. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), hlm. 137-144.
2
Ibid,.hlm. 138-144.
b) Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.
Khususnya apabila ia berusaha memanfaatkan kemampuan-
kemampuan yang ada pada dirinya.
c) Manusia terus menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya
sendiri, khususnya melalui pendidikan.
d) Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan
hidup berarti uapaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan
atau setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
2) Deskripsi manusia menurut agama.
a) Manusia adalah makhluk. Makhluk ialah terikat pada sangpencipta
(Tuhannya), manusia diciptakan untuk mengabdi dan mewujudkan
firman-firman Tuhan itu demi kebahagiaan manusia itu sendiri,
didunia dan akhirat.
b) Manusia adalah makhluk tertinggi dan termulia derajatnya dan paling
indah diantara segenap makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia
diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk menjadikan diri sehebat-
hebatnya, seindah-indahnya, semaksimal mungkin sesuai denngan
kemampuan yang ada pada dirinya.
c) Keberadaan manusia dilengkapi denngan 4 dimensi kemanusiaan.
Yaitu keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan.
Keempat dimensi tersebut diperkembangkan secara menyeluruh,
terpadu, selaras, serasi dan seimbang demi terwujudknya kehidupan
kemanusiaan yang seutuhnya.
3) Tujuan dan tugas kehidupan.
a) Spiritualitas
Kemampuan manusia memberikan arti kehidupannya, optimism
terhadap kejadian-kejadian yang akan datang, dan diterapkannya nilai-
nilai dalam hubungan antarperorangan serta dalam pembuatan
keputusan. Ketiga dimensi spiritualitas itu menjadi pendorong
sekaligus memberiakn kekuatan bagi pencapaian hidup yang bahagia
dan sejahtera.
b) Pengturan diri
Seseorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat
sejumlah ciri, termasuk rasa diri berguna, pengendalian diri,
pandangan realistic, spontanitas dan kepekaan emosional, kemampuan
berhumor kebugaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat.
c) Bekerja
Dengan berkerja seseorang akan memperoleh beberapa keuntungan
diantaranya;
 keuntungan ekonomis, termasuk sumber keuangan untuk biaya hidup
sehari-hari untuk mengejak sukses yang lebih tinggi dan modal bagi
pemanfaatan penggunaan waktu senggang, reaksi dan pemeliharaan
kesehatan.
 Keuntungan psikologis, menimbulkan rasa percaya diri, pengendalian
dan perwujudan diri, merasaberguna.
 Keuntungan social, merupakan sarana bertemu dengan orang lain,
memiliki status dsn persahabatan.
d) Persahabatan
Persahabatan memberiakn 3 keutamaan kepada hidup yang sehat yaitu;
 Dukungan emosional, kedekatan, perlindungan, rasa aman,
kegembiraan.
 Dukungan keberadaan, penyediaankebutuhan fisik sehari-hari,
bantuan keuangan
 Dukungan informasi, pemberian data yang diperlukan,
petunjuk, peringatan dan nasihat
e) Cinta.
Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang lain cenderung
menjadi amat intim, saling mempercayai, saling terbuka, saling
bekerjasama,dan saling memberikan komitmen yang kuat.

4) Prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut;3


3
Syamsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Bandung; PT Rosdakarya, 2008),
hlm. 107-108.
a) Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan
dan harga diri individu (konseli) dan atas hak-haknya untuk mendapat
bantuan.
b) Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan.
c) Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap konseli yang
meminta bantuan atau pelayanan.
d) Bimbingan bukan preogratif kelompok khusus profesi kesehatan
mental. Bimbingan dilaksanakan melalui kerjasama yangmasing-
masing bekerja berdasarkan keahlian dan kompetensinya sendiri,.
e) Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasiakan
potensi dirinya.
f) Bimbingan merupakan eleman pendidikan yang bersifat
individualisasi, personalisasi dan sosialisasi.
5) Beberapa hal yang penting dalam landasan filosofi;4
a) Landasan filosofi bimbingan terkait dengan cara pandang para ahli
berdasarkan olah fikirnya tentang hakikat manusia, tujuan dan
trugashidupnya didunia ini. Serta upaya-upaya untuk mengembankan,
mengangkat atau memelihara nilai-nilai kemanusiaan manusia.
b) Bimbingan merupakan kegiatan manusiawai yang terkait dengan
uapaya mengembangkan potensi insaniah manusia, sehingga manusia
senantiasa berada dalam alur kehidupan yang bermartabat dan
beradab.
c) Konselor seyogyanya memiliki pemahaman yang mendalam tentang
filsafat manusia agar memiliki pedoman yang akurat dalam
memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli kearah
kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki konseli.

b Landasan religius

4
Ibid.,hlm 114
Landasan relegius bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankantiga hal
yaitu;5
a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alamsemesta adalah makhluk
Tuhan.
b) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia
berjalan kearah dan sesuai kaidah-kaidahagama.
c) Upaya yang memungkinkan berkembang dann dimanfaatkannya
secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu
pengetahuan danbteknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupanberagama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.
 Hakikat manusia
a) Manusia sebagai makhluk Tuhan.
Keyakinan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan menekankan
pada ketingguian derajat dan keindahan makhluk manusia itu serta
perananya sebagai khalifah dimuka bumi. Derajat dan keberadaannya
yang paling mulia di antara makhluk-makhluk Tuhan itu perlu
dimuliakan oleh manusia itu sendiri.
Kemanusiaan yang pada dasarnya ada pada diri setiap individu
tihdak boleh dibiarkan begitu saja. Pembiaran atau ketidakpeduluan
terhadap kemanusiaan manusia itu justru akan
mengarahkanperkembangan manusia ke hal-hal yang negatif.
Kemanusiaan manusia perlu dikembangkan, dimuliakan. Pemuliaan ini
dilakukan dengan sengaja melalui berbagai upaya, seperti pendidikan
dan pengembangan kebudayaan dalam arti yang seluas-luasnya.
b) Sikap keberagamaan
Sikap keberagamaan menjadi tumpuan bagi keseimbangan
hidupdunia dan akhirat. Agama monoteistis, yang berketuhanan Yang
Maha Esa, yang firman –firman Ketuhananya memadukan secara
dinamis keterkaitan kehidupan dunia dan akhirat yang kaidah-

5
Prayitno dan Erman amti, Dasar-dasar Bmbingan dan Konseling. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1994), hlm. 146-153
kaidahnya mampu diterapkan oleh manusia dengan ciri-ciri
keberadaanya itu, agama seperti itulah hendaknya menjadi isi dari
sikap keagamaan.
c) Peranan agama
Untuk tetap memberikan peran positif agamadalam konseling
sambilo menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pertma-
tamakonselor hendaklah orang yang beragama dan mengamalkan
dengan baik keimanan dan ketaqwaanya sesuai dengan agamanya.
Kedua, konselor mampu menstranfer kaidah-kaidah agama secara
garis besar yang relevan dengan permasalahan konseli. Ketiga
konselor harus benar-benar memperhatikan dan menghormati agama
konseli.
c Landasan psikologis
Psikologi merupakan kajian tentang tingkah laku individu. Landasan psikologis
dalam BK berarti memberikan pemahaman tentang tingkah laku individu menjadi
sasaran layanan. Hal ini sangat penting karena bidang garapan BK adalah tingkah
laku konseli, yaitu tingkahlaku konseli yang perlu diubah atau dikembangkan
apabilaia hendak mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya atau ingin mencapai
tujuan-tujuan yang dikehendaki.
Di lingkungan pendidikan yang menjadi sasaran layanan BK adalah peserta didik.
Peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses
berkembang karah kematangan. Masing-masing peserta didik memilik karakteristik
pribadi yang unik. Dalam arti terdapat perbedaan individual diantara mereka, seperti
kecerdasan, emosi,sosiabilitas, sikap dan kebiasaan serta kemampuan penyesuaian
diri.
Agar perkembanngan pribadi peserta didikdapat berlangsung dengan baik, dan
terhindar dari munculnya masalah-masalah psikologis, maka mareka perlu diberikan
bantuan yang sifatnya pribadi. Bantuan yang dapat menfasilitasi perkembangan
peserta didik melalui pendekatan psikologis adalah layanan BK.
Bagi konselor memahami aspek-aspek psikologis pribadi konseli merupakan
tuntutan yang mutlak, karena padadasarnya layanan bimbingan dan konseling
merupakan upaya untuk memfasilitasi perkembangan aspek-aspek psikologis, pribadi
atau prilaku konseli, sehingga mereka memiliki pencerahan diri dan mampu
memperoleh kehidupan yang bermakna baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Kajian dalam landasan spikologi yang perlu dikuasai yaitu;
1. Motif dan motivasi
Motif adalah dorongan yang menggerakkan seseorang
bertingkahlaku. Dorongan ini hiduppada diri seseorang dan setiap kali
mengusik serta menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan apa yang terkandung didalam dorongan itu sendiri. Sedangkan
motivasi erat hubungannya dengan perhatian karena tingkahlaku yang
didasari motiftentu biasanya terarahpada suatu objek yang sesuai dengan
isi atautema kandungan motifnya.
2. Pembawaan dasar dan lingkungan
Setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa kondisi
mental fisik tertentu. Apa yang dibawa sejak lahir itu sering disebut
pembawaan. Demikian juga lingkungan. Ada individu yang
lingkungannya sangat baik, ada yang sedang sedang saja da nada pula
lingkungannya berkekurangan.
3. Perkembangan individu
Sejak dalam kandungan ibu individu telah ditakdirkan berkembang
menjadi janin kemudian menjadi bayi terus berkembangmenjadi anak,
remaja hingga dewasa dan masuk pada usia lanjut. Dengan demikian jelas
bahwa perkembangan individu itu tidak terjadi sekali saja melainkan
bertahap berkesinambungan.
4. Belajar.
Peristiwa belajar terentang dari bentuk-bentuk belajar yang
ditandai dengan perubahan tingkahlaku yang amat sederhana sebagai hasil
latihan singkat sampai dengan proses mental yang tinggi. Inti perbuatan
belajar adalah upaya untuk mnegatasi sesuatu yang baru dengan
memanfaatkan apa yang sudah ada pada diri individu.
5. Kepribadian.
Kepribadian adalah kaitannya dengan factor –faktor fisik, genetika,
berfikir dan pengamatan serta dinamika motivasi dan perasaan.
d Landasan sosial budaya
Salah satu dimensi kemanusiaan adalah dimensi kesosialan. Sebagai makhluk
social manusia tidak pernah hidup sendiri.dimanapun manusiahidup senantiasa
membentuk kelompok hidup terdiri dari sejumlah anggota guna menjamin baik
keselamatan, perkembangan maupun keturunan.
1. Individu sebagai produk lingkungan social budaya.
Setiap anak sejak lahirnya harus memnuhi tidah hanya tuntutan
biologisnya,tetapi juga tuntutan budaya ditempat is hidup, tuntutan budaya
itu menghendaki agar ia mengembangkan tinggkah lakunya sehingga
sesuai dengan pola-polayang diterima dalam budaya tersebut. Kegagalan
memnuhi tuntutan biologis individu akan mengakibatkan tersingkir dari
kehidupan bersama.
Individu yang berasal dari latar belakang social budaya yang sama
cenderung memiliki unsur subjektif yang sama. Sedangkan orang-orang
yang berasal dari latar belakanf budaya yang berbeda cenderung memiliki
caranya sendiri dalam menyikapi berbagai hal yang dihadapinya.
2. Bimbingan dan konseling antar budaya
Sesuai dengan dimensi kesosialannya, individu-individu saling
berkomunikasi dan menyesuaikan diri. Komunikasi dan penyesuaian diri
antar individu yang berasal dari latar belakang budaya yang sama
cenderung lebih mudah daripada antar mereka yang berasal dari latar
belakang yang berbeda. Ada lima macam hambatan yang mungkin terjadi
dalam komunikasi dan penyesuaian diri antar budaya yaitu.sumber-sumber
berkenaan dengan perbedaan bahasa. Komunikasi non verbal,
kecenderungan menilai dan kecemasan.
Karakteristik social budaya masyarakat majemuk itu tidak dapat
diabaikan dalam perencanaan dan penyelenggaraan BK. Pelayanan BK
yang bertujuan mengembangkan kemampuan dan meningkatkan mutu
kehidupan serta martabat manusia harus berakar pada budaya bangsa
Indonesia sendiri. Hal ini berarti penyelenggaraan BK harus dilandasi oleh
dan mempertimbangkan keanekaragaman social budaya yang hidup
dalam masyarakat, disamping kesadaran dan dinamika social budaya itu
menuju masyarakat yang lebih maju.

e Landasan ilmiyah dan teknologis


Pelayanan BK merupakan kegiatan profresional yang memiliki dasar-dasar
keilmuan, baik yang menyangkut teori-teorinya, pelaksanaan kegiatannya, maupun
pengembangan-pengembangan pelayanan secara berkelanjutan.
1. Keilmuan BK
Ilmu BK mempunyai objek kajiannya sendiri, metode penggalian
pengetahuan yang menjadi ruang lingkupnya dansistematika
pemaparannya. Objek kajian BK adalah upaya bantuan yang diberikan
kepada individu yang mengacu pada keempat fungsi pelayanan
(pemahaman, pencegahan,pengentasan dan pemeliharaan).segenap hal
tersebut termasuk (karakteristik individu yang memperoleh jenis-jenis
layanan dankegiatan, kondisi pelayanan) diungkapkan, dipelajari seluk
beluk dan sangkut pautnya,ditelaah latar belakang dan kemungkinan masa
depan dan akhirnya disusun secara logis dan sistematis pemaparan ilmu.
2. Peran ilmu lain dan teknologi dalam BK
BK sebagaimana juga pendidikan merupakan ilmu yang bersifat
multireferensial, artinya ilmu dengan rujukan berbagai ilmu yang
lain.dimuka telah diuraikan bahwa psikologi, filsafat, ilmu pendidikan dan
sosiologi antropologi,ilmu statistic dan biologi memberikan sumbangan
yang besar pada BK. Sumbangan berbagai ilmu lain tidak terbatas pada
pembentukan teori-teori BK, melainnkan juga pada praktek layanannya.
3. Pengembangan BK melalui penelitihannya
BK baik teori maupun praktik pelayanannya, bersifat dinamis dan
berkembang, seiring dengan berkembangnya ilmu-ilmu yang memberikan
sumbangan danseiring pula dengan perkembangan budaya
manusiapendukung layanan BK.
Penelitihan adalah jiwa dari perkembangan ilmudan teknologi.
Apabila pelayanan BKdiinginkan untuk berkembang dan maju, maka
penelitian tentang BK dalam berbagai bentuk penelitian dan aspek yang
diteliti harus terus menerusdilakukan sebagai pembuktian tentang
ketepatan keefektifan dan keefesienannya di lapangan.
f Landasan pedagogis
Setiap masyarakat, tanpa terkecuali senantiasa menyelenggarakan pendidikan
dengan berbagai cara dan sarana untukmenjamin kelangsungan hidup merteka. Bisa
dikatakan pendidikan itumerupakan salahsatu lembaga social yang universal dan
berfungsi sebagai sarana reproduksi social.
1. Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu, bimbingan merupakan
bentuk upaya pendidikan.
Dalam pengertian pendidikan secara eksplisit,disebutkan bimbingan
sebagai salahsatu bentuk upaya pendidikan.oleh karena itu segenap
pembicaraan kita tentang bk tidak boleh lepas dari pengertian pendidkan
yang telah dirumuskan secara praktis itu, dengan demikian dalam
pelayanan BKharus terkandung komponen-komponen tersebut, yaitu
 Merupakan usaha sadar
 Menyiapkan peserta didik (konseli)
 Untuk peranannya di masa yang akan datang (dalam hal ini
diwujudkan melalui tujuan-tujuan BK).
2. Pendidikan sebagai inti proses BK
BK mengembangkan proses belajar yang dijalani oleh konseli-
konselinya. Yakni; (a) peserta didik yang terlibat didalamya menjalani
proses belajar. (b)kegiatan tersebut bersifat normatif.
Mengenai sifat normative pada pelayanan BK harus didasarkan
pada norma-norma yang berlaku,baik isinya, prosesnya,tekniknya,
maupun instrumentasi yang dipergunakannya. Pelayananyang tidak
normative, bukanlah pelayanan BK dan bukan pula digolongan ke dalam
upaya pendidikan.
3. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan Bk.
Pendidikan merupakan upaya berkelanjutan.apabila suatu kegiatan
atau program pendidikan selesai, individu tidak hanya berhenti disana.ia
maju terus dengan kegiatan dan program pendidikan lainnya.
Bk memiliki tujuan khusus (jangka pendek)dan tujuan umum (jangka
panjang).
Tujuan khusus yang segera hendak dicapai (jangka pendek) dalam pelayanan bk ialah
membantu individu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya,sedangkan tujuan
akhir (jangka panjang) ialah bimbingan yang telah diberikan hendaknya dapat
mengembangkan kemampuan konseli untuk mengatasi masalah-masalahnya sendiri dan
mengembangkan dirisendiri tanpa bantuan pelayanan BK lagi.
g Landasan historis
Secara umum konsep BK telah lama dikenal manusia melalui sejarah.sejarah
tentang pengembanganpotensi individudapat ditelusuri masyarakat yunani kuno.
Mereka menekankan upaya-upaya untuk mengembangkan dan memperkuat individu
melalui pendidikan, sehingga mereka dapat mengisiperanannya di masyarakat.
Mereka meyakini bahwa dalam diri individu terdapat kakuatan-kekuatanyang
ddistimulasi dan dibimbing kearah tujuan-tujuan yang berguna dan bermanfaat atau
meguntungkan baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat.
Perkembangan gerakan BK di Amerika, bersifat buutom up, yaitu dari pihak
perorangan atau swasta kemudian menjadi program pemerintah. Sedangkan
diindonesia sedangkan perkembangan BK itu bersifat top down,yaitu dimulai dari
pihak pemerintah, melalui berbagai kebijakan, perundang-undangan atau program-
program ekperimentasi,kemuadian program tersebut dikembangkan oelh lembaga-
lembaga swasta atau perorangan.
Profesionalisme tenaga BK di Amerika sudah mencapai standarisasi yang
mantap.sedangkan di Indonesia masih berada dalam proses pengkajian, vasilidasi dan
pemantapan dalam berbagai aspek.
Secara organisatorisdan yuridis formal,profesi BK menunjukkan kondisi yang
semakin mantap namun, namun dalam tataran implementasi masih mengalami
kelemahan dalamberbagai aspek.

Anda mungkin juga menyukai